Jump to ratings and reviews
Rate this book

Arus Balik

Rate this book
Semasa jayanya Majapahit, Nusantara merupakan kesatuan maritim dan kerajaan laut terbesar di antara bangsa-bangsa beradab di muka bumi. Arus bergerak dari selatan ke utara, segalanya: kapal-kapalnya, manusianya, amal perbuatannya dan cita-citanya, semua bergerak dari Nusantara di selatan ke 'Atas Angin' di utara. Tapi zaman berubah...

Arus berbalik -- bukan lagi dari selatan ke utara tetapi sebaliknya dari utara ke selatan. Utara kuasai selatan, menguasai urat nadi kehidupan Nusantara... Perpecahan dan kekalahan seakan menjadi bagian dari Jawa yang beruntun tiada hentinya.

Wiranggaleng -- pemuda desa sederhana, menjadi tokoh protagonis dalam epos kepahlawanan yang maha dahsyat ini. Dia bertarung sampai ke pusat kekuasaan Portugis di Malaka, memberi segala-galanya -- walau hanya secauk pasir sekalipun -- untuk membendung arus utara.

Masih dapatkah arus balik membalik lagi?

Karya Pramoedya Ananta Toer
Sebuah epos besar dari seorang penulis besar

760 pages, Paperback

First published January 1, 1995

Loading interface...
Loading interface...

About the author

Pramoedya Ananta Toer

98 books2,865 followers
Pramoedya Ananta Toer was an Indonesian author of novels, short stories, essays, polemics, and histories of his homeland and its people. A well-regarded writer in the West, Pramoedya's outspoken and often politically charged writings faced censorship in his native land during the pre-reformation era. For opposing the policies of both founding president Sukarno, as well as those of its successor, the New Order regime of Suharto, he faced extrajudicial punishment. During the many years in which he suffered imprisonment and house arrest, he became a cause célèbre for advocates of freedom of expression and human rights.

Bibliography:
* Kranji-Bekasi Jatuh (1947)
* Perburuan (The Fugitive) (1950)
* Keluarga Gerilya (1950)
* Bukan Pasarmalam (1951)
* Cerita dari Blora (1952)
* Gulat di Jakarta (1953)
* Korupsi (Corruption) (1954)
* Midah - Si Manis Bergigi Emas (1954)
* Cerita Calon Arang (The King, the Witch, and the Priest) (1957)
* Hoakiau di Indonesia (1960)
* Panggil Aku Kartini Saja I & II (1962)
* The Buru Quartet
o Bumi Manusia (This Earth of Mankind) (1980)
o Anak Semua Bangsa (Child of All Nations) (1980)
o Jejak Langkah (Footsteps) (1985)
o Rumah Kaca (House of Glass) (1988)
* Gadis Pantai (The Girl from the Coast) (1982)
* Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (A Mute's Soliloquy) (1995)
* Arus Balik (1995)
* Arok Dedes (1999)
* Mangir (1999)
* Larasati (2000)

Ratings & Reviews

What do you think?
Rate this book

Friends & Following

Create a free account to discover what your friends think of this book!

Community Reviews

5 stars
914 (60%)
4 stars
375 (24%)
3 stars
165 (10%)
2 stars
39 (2%)
1 star
28 (1%)
Displaying 1 - 30 of 155 reviews
Profile Image for Gianti.
13 reviews7 followers
October 17, 2008
paraaahh... keren bangeeetttt... a must read!

gue baca buku ini wkt menjelang UAS SMA, trus ceritanya mlm menjelang UAS Sejarah, gue mls bgt bljr krn ga tahan pgn ngelanjutin baca buku ini.. Akhirnya gue tinggalin belajar n baca buku ini aja..

and guess what happened..
besoknya, di ujian Sejarah gue muncul pertanyaan esai ttg kerajaan Demak, dan gue jwb persis seperti apa yg gue baca di novel Arus Balik mlmnya!!

kalo gue ga baca ni novel gue ga akan bs jwb tu, soalnya gue sm skali ga baca buku pljrn bag kerajaan Demak..
Profile Image for mahatmanto.
530 reviews38 followers
May 14, 2015
jarang yang mau [dan berani] memasuki masa antara jatuhnya majapahit dengan maraknya kota-kota islam di pantai utara jawa. dan novel ini salah satu dari yang mau dan berani itu.
beda dari tetraloginya yang sarat dengan data, maka di sini imajinasi pengaran sangat kuat berperan. sindiran-sindiran tajam menusuk-nusuk pada para tokoh agama dan bangsawan yang tidak mereka sadari telah memerosotkan peradaban jawa: dari pengekspor kebudayaan ke utara, jadi pengimpornya.
arus sudah berbalik.
Profile Image for  Δx Δp ≥ ½ ħ .
387 reviews154 followers
June 20, 2015
ehem, harus nulis apaan yak?

Curhat dulu kalau begitu. Salah satu buku terlama yg saya habiskan untuk bisa tamat. 3 bulan. Tebal dan berat, jadi gak bisa dibawa2 kemana-mana. Keselang ma buku lain juga

Hmm.. secara umum saya masih menganggap Tetralogi Pulau Buru adalah karya terbaik Pram. Untuk karya ini, meski SANGAT tebal, masih terasa kurang. Masih banyak hal-hal yg bisa dieksplor sebenernya. Kisah si Syahbandar itu misalnya, atau Sang Adipati, terasa sangat kurang latar belakangnya. Cuma diceriatakan sekilas.

Sebagai novel yg menceritakan "upaya seorang nusantara untuk membalikan arus" dari selatan ke utara, novel ini terkesan ambisius. Banyak hal yg dirasa kurang menggigit, meski pesan utama yg ingin disampaikan sudah tersampaikan dengan amat baik.

Dan segi plot. aduh, meloncat-loncat dimana setiap kali meloncat cerita dipotong begitu saja dengan adegan "kebetulan" yg ujung2nya terkesan dramatis ala sinetron. Heuheu, maap menyamakan karya Pram dg sinetron.

Tapi, satu yg tak bisa disangkal. Pram adalah seorang storyteller yg amat hebat--salah satu yg terhebat. Dengan kosakata bahasa Indonesianya yg begitu kaya dan menakjubkan--membuat sy merasa selalu kehabisan kosakata di setiap halamannya-- Pram menjadikan karya ini begitu renyah dan sellau memikat di setiap halamannya. Untuk itu, bintang 4 saya berikan.
Profile Image for Nadia Fadhillah.
Author 2 books42 followers
January 22, 2012
Buatku, Arus Balik merupakan salah satu karya terhebat Pramoedya Ananta Toer, selain Tetralogi Buru dan Arok Dedes. Karena keenam-enamnya menggunakan latar belakang sejarah Bangsa Indonesia yang diriset secara teliti oleh Pram dan dimasukkan secara penuh, seakan-akan buku sejarah yang dinovelkan.

Berbeda dengan buku-buku Pram yang menokohkan seseorang yang terkesan membosankan, misalnya kumpulan tulisan Minke asli sang tokoh utama dalam Tetralogi Buru, maupun kumpulan tulisan dan pemikiran Kartini.

Buku-buku Pram lah yang membuatku sadar bahwa terlalu banyak kemenangan, kekalahan, perjuangan, maupun penghianatan yang telah dilakukan di Bumi Nusantara, namun manusia-manusia sekarang tidak mengambil pelajaran apapun dari masa lalu. Sayang sekali.

Dibanding Tetralogi Buru maupun Arok Dedes, buku Arus Balik inilah yang paling dekat dengan apa yang aku rasakan sekarang; raja-raja yang memanfaatkan rakyatnya, rakyat yang selalu menjadi korban di tengah-tengah peperangan dan ambisi raja-raja, raja-raja yang saling menyerang untuk melupakan siapa sebenarnya musuh utama yang harus dilawan bersama, dan pahlawan yang mencoba sekuat tenaga namun tidak mampu menahan kemerosotan yang terjadi pada zaman itu. Terdengar tidak asing ya dengan kondisi Nusantara saat ini?

Kata-kata penutup novel Pram yang aku suka;
"Demikianlah cerita tentang seorang anak desa lain yang mengemban cita-cita menahan arus balik. Berbeda dari anak desa lain, yang seorang ini tidak berhasil, patah di tengah jalan, namun ia telah mencoba.

Dan kata-kata penutup dariku:
Untuk yang mau belajar dari buku ini, bisa menghubungiku dimana bisa mendapatkannya, karena saat ini setahuku Arus Balik tidak dicetak ulang.
Profile Image for Sita Dewi.
20 reviews8 followers
July 22, 2008
Arus Balik..adalah novel pertama Pram yang saya baca, dan tanpa susah payah mencuri hati saya. Novel epic ini mencatat kejayaan Nusantara berabad-abad silam. Arus Balik, sesuai namanya berkisah tentang betapa arus baik kekuasaan hingga perdagangan terjadi dari Timur ke Barat. Kuat betul nenek moyang kita dulu.. Tapi kejayaan itu tidak berlangsung lama.. karena kelemahan kita juga maka arus berbalik dari Barat menuju Timur. Seperti juga yang mungkin terjadi di abad-abad berikutnya.

Bekas kolonial itu rupanya nggak mudah hilang.. budaya korup, feodalisme, hipokrit, ngaret, adu domba, penjilat, bahkan sesimpel kebiasaan tidur siang sisa penjajahan kongsi dagang Belanda itu yang lebih sulit dimaafkan.

Buku ini menyadarkan saya akan banyak hal. Terutama, dengan kenyataan bahwa saya sangat mencintai tanah air saya, yang diatasnya berlangsung berbagai macam kejahatan yang destruktif!
Profile Image for Mujib Burahman.
12 reviews1 follower
July 31, 2007
first thing that you'll find out about this amazing saga is ... goshhh what a hell literally study you made to such create this amazing book ... but after that you will speechless to know that this opus made in Buru Island when you are prisoner there .. just count on your memory and imagination .. from what i know .. only two people ever do that in this nation .. you and tan malaka with his MADILOG... salute for you Pak, we are the youngster will always remember you as 'glittering resonance soliloquy' that this country ever have...
October 28, 2012
Tuban..
Tuban sebuah kota kabupaten disebut Pramoedya untuk menggambarkan keadaan maritim negeri kita tercinta ini..Indonesia..bukan Sriwijaya..bukan Majapahit..tapi Tuban..sebuah kerajaan kecil..dan dari sinilah cerita kita mulai..

Wiranggaleng..seorang pemuda biasa..yang mencintai gadis penari..Idayu..harus terpelencat masuk ke tengah kekuasaan Adipati Tuban, Wilwatikta (keturunan Rannggalawe) adalah seorang yang disinyalir ikut terlibat dalam kejatuhan Majapahit..dan jabatan yang disandang Wiranggeleng menjadi syahbandar muda Tuban.

Tahun 1511 adalah sebuah tahun yang penting bagi maritim nusantara karena disekitar tahun tersebut Malaka yang dikenal sebagai salah satu bandar besar di Asia..jatuh ketangan Peranggi (orang-oranng Eropa; Prancis ,Portugis, dan lainnya) dan bagi Tuban ini adalah sebuah ancaman besar..lalu lintas perdagangan menjadi terputus karena kapal-kapal dagang yang akan berlabuh ke Tuban..tidak berani berhadapan dengan Portugis..

Beberapa tahun berselang setelah kejatuhan Malaka..Adipati Unus..anak Raden Fatah dari kerajaan Demak mencoba untuk merebut Malaka kembali. Dengan tanpa bantuan Tuban (karena Demak merampas Jepara yang merupakan wilayah kekuasaan Tuban)..Adipati Unus menyerang Malaka dibantu oleh kerajaan-kerajaan kecil dari Sumatera (pecahan kerajaan Samudera Pasai.. maaf lupa detailnya ;p )..tapi gagal..telak..! Pasukan mereka di tumpas oleh persenjataan Portugis yang lebih tangguh. Kekalahan kerajaan nusantara ini, diperparah dengan adanya konflik internal yang terjadi dalam dalam diri mereka sendiri..mereka masing-masing kerajaan ini..ingin menguasai Malaka hanya untuk kepentingan kerajaan mereka sendiri.

Sementara itu..Trenggono adik dari Adipati Unus juga berambisi merebut Malaka dan kota-kota pelabuhan di Jawa Termasuk juga Tuban didalamnya..Wiranggeleng yang kini menjadi senapati Tuban dikirim oleh sang Adipati untuk menyerang Malaka..padahal pada saat yang sama pasukan Trenggono tengah menyerang Tuban..pecah perang saudara..Trenggono melawan kakaknya sendiri Adipati Unus..dan ibu mereka..Ratu Aisah..ada dipihak kerajaan Tuban.

Senapati Wiranggaleng cepat-cepat kembali ke Tuban..dan berhasil menghalau serangan Demak..pasukan Demak terusir. ..Trenggono mati!! Sementara itu..Portugis telah berhasil membinasakan armada laut kerajaan nusantara termasuk Tuban didalamnya..armada Portugis telah berhasil menguasai perairan nusantara sebelah timur (Maluku) dan mulai masuk kewilayah Jawa dengan mendirikan benteng pertahanan..

Arus telah berbalik..kita bukan lagi tuan untuk tanah dan air kita sendiri..karena mereka (orang –orang Eropa) yang kinilah menguasainya.. babak baru kolonialisme dimulai dari sini..

Bagaimana dengan nasib Wiranggaleng..??
Ia bosan berperang..ia menyerah untuk menahan arus balik..ia memilih tidak untuk jadi raja..ia ingin kembali jadi penduduk biasa jadi petani..

(jujur aku baca novel ini lompat..lompat...skip..dan skip lagi.. di bagian-bagian yang kuanggap tidak penting..panjang..panjang sekali percakapan yang ada dalam buku ini..sungguh sebuah novel yang amat melelahkan..dan juga amat bernilai..terima kasih Pramoedya!!!)

28 Oktober 2012
Memperingati Hari Sumpah Pemuda Ke-84
Profile Image for Imas.
514 reviews1 follower
April 2, 2018
Akhirnya selesai sebelum tahun 2017 berakhir.

Berkisah sekitarc awal kedatangan Peranggi alias Portugis ke Nusantara demi rempah-rempah. Jatuhnya Majapahit dan tumbuhnya kerajaan Islan. Diawali dengan kejatuhan Malaka, kemudian satu-persatu kerajaan Nusantara juga takluk. Pram menulis dari sisi yang berbeda dari apa yang pernah aku baca pada buku sejarah.

Tokoh-tokohnya Wiranggaleng juara gulat yang kemudian menjadi Senopati. Idayu, perempuan cantik juara tari. Syahbandar Tuban Tholib Sungkar Az-Zubaid, seorang Moro yang lahir dan besar di Ispanya. Gelar, anak sulung Idayu, Pada, pengurus harem Adipati dan lainnya.

Wiranggaleng, anak desa juara gulat yang kemudian menjadi seorang Senopati yang disegani bukan hanya di Kerajaan Tuban tapi dikenal oleh Kerajaan-kerajaan lain bahkan oleh Peranggi sebagai seorang pejuang tangguh.

Jatuh bangunnya kerajaan di Nusantara, perang,masuknya agama Islam dan Nasrani, juga kisah cinta Wiranggaleng dengan Idayu, asmara dua juara, gulat dan tari. Idayu yang memesona banyak laki-laki termasuk Adipati Tuban, Syahbandar bahkan Pari adik angkat Wiranggaleng. Kecantikan yang membawa petaka bagi Idayu.

Salah satu adegan yang paling menarik adalah saat Syahbandar dihajar oleh istrinya Nyi Gede Kati . Istri yang selama ini penurut dan melayani semua kebutuhannya, secara mengejutkan berbalik menghajar dengan ilmu beladiri karena tindakan Syahbandar yang sudah kelewat batas. Sungguh sangat memuaskan pembaca saya kira.

Demikianlah cerita tentang seorang anak desa lain yang mengemban cita-cita menahan arus balik. Berbeda dari anak desa lain, yang seorang ini tidak berhasil, patah di tengah jalan, namun ia telah mencoba.
Profile Image for Aldythtryingtoread.
29 reviews1 follower
March 24, 2024
INI BUKU GILA BROOOOOO

Bayangin nyeritain keruntuhan Majapahit dan mulai besarnya pengaruh Demak, tapi karakter utamanya adalah anak desa perbatasan di TUBAN. Dan sebenarnya semua ceritanya berkisar di keluarga orang Tuban ini.

Ending yang anti-klimatik, sama seperti tetralogi buru, tokoh utama tidak mendapatkan kejayaan di akhir ceritanya. IMO better than tetralogi karena dalam satu buku saja bisa merangkum sangat banyak peristiwa penting di Nusantara pada saat itu.

Bajigur juga Trenggono ini, bisa jadi dia alasan yang menyebabkan akhirnya Indonesia lama dijajah oleh asing. Andaikan Adipati Unus tidak mangkat sebelum ekspedisi kedua ke Malaka...
Profile Image for Pandasurya.
177 reviews110 followers
April 6, 2011
Lupakah kau pada ajaran, hewan takkan mengubah apalagi alamnya? Tetapi manusia tanpa cipta merosot, terus merosot sampai ke telapaknya sendiri, merangkak, melata, sampai jadi hewan yang tak mengubah sesuatu pun. Untuk mempunyai ekor pun manusia demikian tak berdaya (h. 5)

Berbahagialah kau yang bisa bersakit hati, pertanda masih ada hati, dan ada cinta di dalamnya. Tapi macam cinta apa kau kandung dalam hatimu? Cinta pada kebebalan adalah juga kebebalan (h. 5)

Mari aku ceritai kau: jaman ini adalah jaman kemerosotan. Raja-raja kecil bermunculan pada berdiri sendiri, karena rajadiraja tiada. Kekacauan dan perang akan memburu kalian silih-berganti. Lelaki akan pada mati di medan perang. Perempuan akan dijarah-rayah dan kanak-kanak akan terlantar. Kalian takkan ditumpas karena kata-kataku. Kemerosotan jaman dan kemerosotan kalian sendiri yang akan menumpas kalian selama kalian tak mampu menahan kemerosotan besar ini (h.10)

Bukankah mandala kalian pernah mengajarkan: kebenaran tak dapat diadili, karena dialah pengadilan tertinggi di bawah Hyang Widhi. Kalian tahu kelanjutannya: barang siapa mengadili kebenaran, dia memanggil Sang Hyang Kala, dia akan dilupakan orang kecuali kedunguannya (h.14)

Ketakutan selalu jadi bagian mereka yang tak berani mendirikan keadilan. Kejahatan selalu jadi bagian mereka yang mengingkari kebenaran maka melanggar keadilan. Dua-duanya busuk, dua-duanya sumber keonaran di atas bumi ini (h.14)

Pahami pergantian jaman, biar kalian tidak didera oleh perang. Tinggalkan kebebalan. Dengarkan kebijaksanaan. Kalau perang sudah pecah, tak selembar daun dapat kalian jadikan pengayoman. Kalau kemerosotan ini tak dapat dicegah, takkan lama lagi, dan perang akan pecah di mana-mana. Dari desa dan kota petani-petani akan digiring, mati untuk raja-raja kecil yang tak pernah berbuat apa-apa untuk kalian (h.15)

Ketahuilah, tanpa cinta hidup adalah sunyi, karena raga telah mati dan dunia tinggal jadi padang pasir (h.94)

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang-orang lain pandai (h. 246)

Perang bukanlah keinginan untuk membunuh sesama, dia dalah bentrokan dari dua keinginan. Jangan jadi pembunuh! Dan kalian prajurit-prajurit Tuban yang perwira dan stria, hargailah juga keperwiraan dan kesatriaan, sekalipun itu ada pada musuhmu. (h. 351)

Barang siapa tak kenal kesetiaan dan kecintaan, dikodratkan untuk menjadi budak dari kehawanafsuan, dari orang-orang yang lebih kuat daripada yang punya hawa nafsu yang lebih besar lagi. Begitu ningrat Jawa, begitu pula nasib Jawa. (h. 415)

Barang siapa kehilangan air, dia kehilangan tanah, barang siapa kehilangan laut dia kehilangan darat. Jangan lupa, Unus yang mengatakan itu (h. 469)

Tak ada yang lebih sia-sia daripada kekecilan, kekerdilan. Raja kecil dengan kerajaan kecil, apalah artinya dilihat oleh burung-burung dari langit dan oleh ular di darat? Burung segan hinggap dan ular pun segan melatai untuk tempat bercengkerama pun kerajaan itu tidak aman. Bukankah kalian tahu juga rawa kecil hanya menghasilkan ikan kecil? (h. 472)

Profile Image for Askell.
81 reviews67 followers
February 23, 2021
Sudah lama tidak baca Pram. Saya selalu ingat bagaimana sewaktu masih sekolah saya begitu gandrung dengan sejarah, terutama kisah-kisah tentang kerajaan-kerajaan kuno di Nusantara. Semua saya baca-baca sendiri, karena dibangku sekolah minat saya pada sejarah serasa dimatikan dengan pekerjaan menghafal nama, tanggal, dan peristiwa. Saya kehilangan minat pada sejarah yang dibuat hitam-putih.

Kemudian saya membaca Bumi Manusia, dan minat saya yang dorman pada sejarah kembali bangkit. Buku-buku Pramoedia yang saya dapat saya lahap habis. Lewat Pram saya diperkenalkan kembali pada sejarah yang tidak hitam-putih, tapi ada bagian abu-abu (atau mungkin bagian berwarna) diantaranya yang membuat pelaku-pelaku sejarah tersebut, adalah juga seperti saya manusia yang punya pikiran, perasaan, pergulatan, cinta dan segala hal menjadikan manusia sebagai manusia.

Membaca Arus Balik, adalah bagaimana seharusnya membaca sejarah yang baik dan benar. Arus Balik bercerita tentang keadaan Nusantara—utamanya pulau Jawa—paska keruntuhan Majapahit, dimana terjadi kemerosotan sosial-moral dan kemunduran ekonomi-politik ditandai berbaliknya arus dari utara menuju ke selatan dengan masuk-masuknya negeri-negeri utara dengan membawa pengaruhnya. Semua dibalut dengan kisah dengan tema-tema sentral yang identik dengan Pram; orang kecil melawan orang besar, perubahan sosial dan pergeseran nilai-nilai, perjuangan antara kebenaran melawan kekuasaan yang lalim, kedunguan yang lahir karena tidak adanya cita-cita, cipta dan kerja.

Pram bercerita, yah, seperti Pram. Siapa tidak kenal. Dengan gaya bahasanya khas dan lawas, tapi enak dan mengalir sekalipun tetap mempertahankan realismenya yang kental, tidak sentimentil. Detail, padat, akurat (?), fakta sejarah diolah dengan imajinasi yang liar dan saling terjalin dengan baik dalam sebuah kisah yang penuh intrik, drama dan konflik. Membaca Pram, selalunya, dapat paket kombo; kenyang dengan kisah yang kaya dan menghibur, sekaligus belajar sejarah secara mendalam. Pram sejatinya menulis sejarah manusia. Orang yang mau bilang novel Pram adalah cerita yang dibalut dengan sejarah, bisa saja. Dan orang yang mau bilang, sejarah yang dibalut cerita juga bisa.

Saya suka ketika Pram melukiskan kemunduran manusia akibat tidak adanya cipta dan cita-cita yang luhur. Orang-orang yang benar dipersalahkan, dan orang-orang besar berusaha mengejar kekuasaan dan kekayaan semata. Mereka yang melawan akan ditumpas. Ini misal, bisa dilihat dengan bagaimana Pram melukiskan watak-watak Raja jawa yang kelihangan cipta dan cita-cita tersebut, semetara Galeng dilukiskan sebagai orang biasa yang berusuha bertindak benar namun dibungkam. Pengaruh yang datang dari negeri-negeri utara, yang menyebabkan pergolakan dan konflik di dalam tubuh masyarakat Jawa adalah karena kesalahan manusia-manusianya sendiri yang kehilangan nilai tersebut; cipta dan cita-cita.

Profile Image for May.
49 reviews3 followers
July 31, 2024
Arus Balik adalah sebuah novel coming of age bertemakan sejarah. Novel ini secara gamblang menceritakan nasib Jawa yang besar tanpa cita-cita luhur dan hanya hidup di bawah kebesaran Majapahit. Terombang-ambing layaknya Gelar, anak laki-laki yang dibesarkan oleh Wiranggaleng. Lewat apa yang dialami Wiranggaleng, dia sadar jika Jawa tak akan jaya dan bermartabat jika tak bisa bersatu, saling berkhianat, dan terus-terusan membina konflik agama.

Selengkapnya silakan Baca ulasan saya di sini:

https://potentiahappy.wordpress.com/2...
Profile Image for an.
764 reviews22 followers
December 2, 2009
kalo boleh dirata".. rhe kasih point 4,3 d..
5 point di bagian awal, 3 point di akhir tengah, 5 point lagi di hampir akhir.

kenapa? cz dibagian awal tu berat, buat mikir. apa lagi orang" seperti rhe yang kurang memahami sejarah. ilmu lama yang kembali ditemukan cz selama ni rhe ga pernah mencari or mencoba tau. sayang... ternyata di balik taktik" perang itu, hanya kisah manusia biasa. pada umumnya..
dengan alur yang maju mundur, maju mundur tanpa penjelasan settingan waktu terlebih dahulu..

tapi.. sayang banyak keterangan" yg sebenar na ga perlu ada ditulis juga. ntah apa maksudkan oleh penulis na.

terlepas dari itu semua.. novel ini hanyalah kisah sepasang sejoli semata tanpa ada kisah arus balik yang sesungguh na, permainan taktik, tipu muslihat, intrik dan sebansa na jika.. ga ada 1 tokoh (yg bisa dibilang malah pennyokong cerita)..

Tholib Sungkar A-Zubaid

ya... dia mungkin adalah tokoh sebenar na yang pegang alur cerita. segala usaha, segala pertempuran dan taktik yang muncul ga akan pernah ada klo bukan gara" ulah syahbandar tuban ini. bahkan kisah itu sendiri ga akan diturunkan, diketahui orang banyak kalo ga ada dia, ga akan ada gelar atau paulus... 'n ga da tokoh pencerita itu.

ya itulah ... walo gagal kisah ini telah tersampaikan dengan sukses kepada generasi" di bawah na yg ga sempat tau apalagi mengalami semua kejadian tersebut.

nb: gara" ni rhe akhir na tau kenapa di alkid jogja da gajah..
binatang yg serinng rhe tonton i sore hari ketika kecil saat tak ada lagi hiburan lain..

mereka yang dulu merupakan lambang kekuasaan majapahit... sekaranng hanya sekedar peliharaan dan hiburan semata di mata rakyat kebanyakan tanpa tau alasan sebelum na....

gajah..
(tanpa mada)

:)
108 reviews8 followers
March 19, 2012
Tak percuma memburu buku ini sejak lama. Ceritanya menarik. Menggugah. Seperti biasa, Pramoedya menyajikan sejarah dalam balutan intrik dan kritik yang menarik.

Pusat cerita dalam novel ini adalah Kadipaten Tuban, Jawa Timur pada abad XV dengan senapatinya, Wiranggaleng. Berada di tepi pantai utara Jawa, kadipaten ini berperan penting dalam lalu lintas perdagangan hasil bumi kala itu. Dia penghubung Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali. Portugis pun mengincaranya.

Wiranggaleng si anak desa jadi tokoh utama yang melawan arus besar dari utara yang dibawa Portugis, Arab, Spanyol, dan negara-negara lain itu. Galeng, nama aslinya, mewakili watak desa melawan kota, jelata melawan priyayi, Selatan melawan Utara.

Seperti juga tokoh utama lainnya dalam karya-karya Pram, Galeng adalah korban yang melawan. Seperti juga hampir semua karya Pram, novel sejarah ini pun dikemas dengan amat menawan dan akhir yang menyesakkan.

Profile Image for Dhanadi.
13 reviews1 follower
April 22, 2018
Arus Balik or "Reverse Current" is perhaps PAT's most ambitious work thus far. Arus Balik takes place in one of the most tumultuous era of Indonesian history--the period of transition between Hindu Java and Islamic Java and the dawn of the colonial era, the so called reversing of the currents whereby Java's prestige in the classical era begin to diminish as the spectre of colonialism rises. In typical Pram's flair characterized by his imaginative, but nonetheless well researched approach, Pram chronicles this period from the eyes of the kawula (common masses), the psyches of Java's conflicting rulers and foreigners who see Java as an object of lust. According to Pram, The reversing of the current at the end was a tragic consequence primarily brought up by the blinding of Java's rulers to the incoming colonial spectre due to their incessant internal power games and greed.
63 reviews4 followers
March 19, 2015
Risalah yg terangkum dalam novel sejarah ini benar-benar menunjukan kemutlakan si pengarang yg berdaulat, umpama dalang yg menggemgam lakon-lakon yg sama sekali tak berdaulat. Namun interpretasi historis pram memberikan suatu keabsahan peristiwa yg benar-benar terjadi mengenai musabab runtuhnya MajaPahit adalah bukan serta merta tak mampu melakukan resistansi terhadap ajaran baru (Islam) yg memasuki Nusantara. Melainkan disebabkan pada memudarnya cita2 awal yg mengantar Majapahit pada masa kejayaannya yg gilang-gemilang sebagaimana yg dicanangakan Sang Patih Gajah Mada yakni membangun imperium besar yg akan menyatukan puluhan ribu pulau di Nusantara. Menjelang keruntuhannya tanah jawa lebih disibukkan dengan peperangan antar daerah kerajaan-kerajaan kecil. Dimana-mana tanah jawi pada kurun waktu itu telah terjadi kemerosotan nilai-nilai.
Profile Image for Edlin.
36 reviews4 followers
June 29, 2013
Akhirnya, saya menyelesaikan novel 760 halaman dalam waktu 6 hari. Inilah novel terbaik Pram (menurut versi saya). Pram selalu memberi judul dengan pilihan kata yang simbolik tapi dalam. Jika dulu pada jaman kejayaan nusantara (Majapahit) arus kekuasaan dan budaya berjalan dari selatan ke negeri-negeri di utara (Atas angin), setelah runtuhnya arus itu berbalik dari utara ke selatan. Sejak masuknya Portugis ke Malaka. Wiranggaleng ingin membendung arus itu, tapi dia kalah sebelum akhirnya menyerah.
Profile Image for Wiranggeni.
10 reviews
October 14, 2008
buku ini menceritakan keadaan Majapahit dan Tuban khususnya menjelang runtuhnya kejayaan mereka. Berisi masa peralihan dari kerajaan Hindu ke permulaan masuknya Islam di Jawa serta masuknya kolonial ke bumi Indonesia. Setelah baca buku ini, terpampang sejarah bangsa yang banyak diketahui. Buku ini berisi pesan moral tentang keteguhan pendirian, nilai-nilai keberanian dan mempertahankannya, kesetiaan dan cita-cita.
Profile Image for Indriyatno Banyumurti.
9 reviews1 follower
January 26, 2008
Sebuah kisah komprehensif tentang sejarah Indonesia di era runtuhnya Majapahit dan mulai masuknya penjajah Eropa ke Indonesia. Alur ceritanya agak lambat sehingga bisa membuat bosan orang-orang yang biasa membaca novel instant, tapi semakin dekat ke akhir jalan cerita semakin menarik... salah satu masterpiece dari Pramoedya...
Profile Image for nia kirana.
26 reviews
September 16, 2016
Semoga cerminan penguasa akan sikapnya terhadap Wira(ng)Galeng tidak menjadi sebuah kebiasaan yang membudaya di tanah republik sekarang ini(Semoga). Dan kisah epos yang ditulis begitu empuk, tapi menyayat. Apalagi secuil kehidupan tokoh Gelar, tokoh yang serba salah, yang ditakdirkan menderita. Getir sekali.
Profile Image for Andriati.
6 reviews
February 12, 2010
"Telah aku baktikan masa mudaku dan tenagaku dan kesetiaanku. Biarpun hanya secauk pasir untuk ikut membendung arus balik dari utara..."
(hal. 748)
13 reviews1 follower
July 20, 2014
Apa yang menjadi daya tarik Rama Cluring sehingga ajarannya melekat pada keluarga Wiranggaleng?
Profile Image for Probo Darono Yakti.
84 reviews5 followers
June 1, 2018
Buku ini sejatinya menggariskan definisi penting mengenai pengenalan sejarah bangsa ini yang terlalu timpang ke salah satu sisi. Menurut PM Inggris Winston Churchill, history is only for the winner. Artinya, sejarah Indonesia selama ini dikuasai oleh sudut pandang dari seorang penguasa, baik itu raja, adipati, pangeran, dan kiai. Buku ini membalikkan paradigma tersebut dengan memunculkan sosok Wiranggaleng dan Idayu yang keduanya merupakan orang desa biasa.

Selain itu, dalam buku yang tebalnya 760 halaman ini akan banyak kita jumpai bagaimana seorang pemimpin agama pada masa itu menyebarkan Islam di reruntuhan Majapahit. Hal ini ditunjukkan dengan kehadiran Sunan Rajeg, yang berhasil merangkul grassroot. Tentunya dengan catatan massa yang berhasil ia kuasai, mereka merupakan pelarian dari Tuban yang hendak belajar padanya. Tokoh ini begitu kontradiktif dari pejabat Syahbandar Tuban, yang mengemban tugas tersebut sepeninggalnya dari Kota Pelabuhan tersebut.

Pram begitu panjang lebar dalam menginternalisasikan isi buku ini pada para pembacanya. Tak ayal di dalamnya akan dijumpai plot yang cenderung melompat-lompat. Memastikan kita mengerti secara keseluruhan apa yang terjadi pada Kadipaten Tuban, yang mana pada masa itu merupakan pecahan dari Kekaisaran Majapahit dan pengaruh dari Kesultanan Demak. Adipati Wilwatikta yang pada saat itu menjabat, merupakan seorang penguasa yang sama sekali tidak bijak. Di tengah masyarakatnya yang relatif majemuk, campuran antara Budha dengan Islam, ia seringkali terkesan kurang tegas.

Arus Balik tidak serta merta terlalu fokus pada Galeng yang kemudian Wiranggaleng, bagaimana kariernya sebagai seorang jawara gulat yang kemudian dikawinkan dengan jawara tari Idayu, kemudian diberi amanah sebagai seorang wakil syahbandar, menjadi kepala pasukan laut, hingga akhirnya berhasil menjadi Senapati Tuban. Namun juga bagaimana nasib Gelar anaknya yang masih harus memecahkan teka-teki siapakah sesungguhnya Bapaknya. Putra sang senapati ini di sisi lain juga berhasil menjelma menjadi seorang prajurit Tuban yang tangguh. Di usia yang sangat muda pun, ia menjadi perwira pemimpin pasukan khusus yang bertugas untuk mencari minyak tanah di daerah Bojonegara.

Selama memaca karya Pram yang terbit pertama pada tahun 1995 ini, anda akan sangat kesal pada tokoh Sayid Habibullah Almasawa yang merupakan Syahbandar Tuban. Betapa tidak, sikapnya yang begitu 'menjilat', baik pada Sang Adipati maupun Pernaggi (Portugis), dan terus menyimpan teka-teki tentang anak siapakah Gelar. Selain itu, memang pihaknya adalah kontradiksi dari seorang Wiranggaleng sendiri. Selain itu, banyak lagi bagian-bagian dalam buku yang akan menguras perhatian anda ketika membaca. Anda akan menemukannya sendiri.

Kesan ketika membaca buku ini, tidak seperti halnya membaca novel tebal lainnya. Di awal, tidak ada sangkaan bahwa novel ini kemudian akan menceritakan kejayaan maritim Demak di bawah Pati Unus. Karena alurnya di awal menceritakan kehidupan bersifat pribadi dan mendayu-dayu ala bahasa kerajaan zaman dahulu. Namun seiring dengan pertengahan dari cerita, perhatian anda akan terkuras penuh pada bagian buku ini. Di dalamnya anda juga akan menemukan betapa pentingnya memerhatikan aspek laut dalam mempertahankan Nusantara. Di situlah peran Trenggono yang tidak begitu dominan daripada kakaknya Unus, kemudian berhasil bekerja sama dengan seorang Fathillah. Perwira angkatan laut (laksamana) dari negeri Pasai yang telah berhasil dikuasai Peranggi.
Profile Image for Shidiq Thoha.
29 reviews
July 23, 2017
"Mengesankan"
Novel setebal 800 hal ini diantara karya Pram yang pernah saya baca, Arus Balik membuat saya benar-benar tak bisa lepas untuk membuka dan melihat halaman demi halaman yang ada terus menerus tanpa henti. Berbeda dari tetralogi buru yang membuat bosan ketika masuk sequel ke tiga dgn tokoh yang terpusat pada Minke. Arus Balik menawarkan sebuah imajinasi yang liar, intim, membongkar pasang kembali ingatan kita tentang kejayaan dan keruntuhan, narasi agama-politik yang penuh dengan pelucutan, pengkhianatan kesetiaan dan peliknya detil yang ada. Meskipun menurut saya Novel ini berkahir anti-Klimaks, dengan kembalinya Senapati Wiranggaleng menjadi seorang petani, kegilaan "Sultan Trenggono yang berhasil diunuh oleh pengawalnya bersama prajurti yang merupakan anak tiri Wiranggaleng, dan masih tetap bertahannya Portugis di Malaka, tapi Pram berhasil menggambarkan awal mula kesadaran persatuan sebagai sebuah bangsa dengan segala komplesitasnya pasca jatuh atau runtuhnya kerajaan Majapahit.
Bermula dari penyerangan Adipati Unus ke Malaka yangdikhianati oleh Tuban dimana Galeng (panggilan Wiranggaleng) menjadi salah satu panglimanya, novel ini mencertakan secara pelik juga hubungan antara islam, hindu budha dan kristen yang terjadi. Semenjak awalnya, Islam selalu memiliki nrasi anti-otoritas. Demikian ditunjukan oleh tokoh Ki Aji Benggala atau Sunan Rajeg itu. Tapi hal itu dikapitalisasi oleh Sunan Rajeg demi ambisi pribadinya semata mengalahakan asumsi demak sebagai kerajaan islam pertama dimana Raden fattah sendiri mendaku kturunan Majapahit tapi beribukan seorang Putri Tionghoa. Tokoh Sunan Rajeg, Demak, Musafir Demak, Unus Trenggono, dan Sayyid Habibulloh Al Musawa yang telik Peranggi itu membuat Pram berani menggambarakan dengan hati-hati dan berani pluralnya agama yang menjadi kekuatan baru itu, ditengah padam-senjanya kekuatan dan keganasan Hindu-Buddha. Pun dengan datangnya Fathillah yang kemudian merebut Sunda Kelapa menambah rumit untuk mengatakan satu pandangan yang sama.
Tentu Wiranggaleng memiliki kompleksitasnya sendiri. Pertemanannya dengan M Firman, Cintanya pada Idayu, masuknya dia ke Demak dan Rajeg dan memaksanya berkenalan dengan agama baru itu. Semua perlawanan selalu memiliki nuansa melawan kafir. Tapi Adipati Unus setelh mangkatnya Sultan Al Fattah, mmelakukan sutau hal yang revolusioner : Apalah artinya membela dan menyebarkan agama ini jika pada khirnya bumi dimana kita berpijak hancur dikuasai oleh Peranggi, maka aku Titahkan seluruh Raja Nusantara bersatu membangun Armada melawan Peranggi.
Demikianlah kisah dimana arus sekarang sudah berbalik. Jika dulu orang selatan menyebru ke utara, kini utara menyerbu ke selatan dengan serbuan yang tak bisa dielakkan. Majapahit runtuh, jawa terpecah belah dengan mentalnya. Munculnya agama baru tak memberi harapan baru jika mental para pemimpin dan rajanya tak juga baru. Dan apakah arus bisa berbalik.
Profile Image for Jihan Davincka.
Author 2 books7 followers
September 5, 2019
Sempat kuberprasangka di awal membaca novel Arus Balik ini, apakah penulis hendak mendiskreditkan Islam?

Settingnya di awal-awal berdirinya Kerajaan Islam saat Majapahit sudah surut.

Berbagai scene yang ditulis, misalnya pembuangan patung-patung gajah yang dianggap “keramat” buat Hindu ke pesisir laut saat tentara muslim Demak menyerbu pesisir Jepara, yang merupakan wilayah Tuban.

Sebagian besar tentara Demak muslim tadinya beragama Hindu. Tergambar mereka enggan melempar patung-patung tersebut.

Tapi cerita terus bergulir dengan banyaknya kisah perubahan tatanan hidup masyarakat ke arah lebih baik sejak Islam merambah ke Pulau Jawa (y).

Penulis mengkritisi dengan cukup imbang:). Kritikan kepada praktik-praktik agama Hindu, ketidaksetujuan dengan beberapa praktik ala umat muslim, pujian kepada legowonya sebagian masyarakat Hindu menyambut kedatangan Islam, serta sanjungan kepada tokoh muslim yang benar-benar menggelorakan semangat Islam untuk melawan penindasan <3.

Sangat-sangat-sangat laaaaaffffff <3.

Novel Arus Balik, versi cetaknya sekitar 760 halaman. Diterbitkan oleh Hasta Mitra di tahun 1995. Membaca bukunya cukup 5 hari saja. Sungguh kutakjub dengan diriku sendiri hahahahaha.

Read more --> http://jihandavincka.com/2019/09/05/n...
Displaying 1 - 30 of 155 reviews

Join the discussion

Can't find what you're looking for?

Get help and learn more about the design.