Sci-Fi Indonesia discussion

133 views
Sains dalam Sci-Fi > Sains dalam sci-fi

Comments Showing 1-47 of 47 (47 new)    post a comment »
dateDown arrow    newest »

message 1: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Gunakan folder ini untuk mendiskusikan sains yang terkait dengan sci-fi. Ingat, sains tidak hanya ilmu alam tetapi juga termasuk di dalamnya ilmu sosial.


message 2: by Jokoloyo, Waldo (new)

Jokoloyo | 880 comments Mod
Jokoloyo Ilmu sosial ya? Saya ingin tahu, sistem sosial yang ada di The Dispossessed apa berdasarkan ilmu sosial tertentu. Sepertinya bukan persis sistem tatanan masyarakat komunis/sosialis yang sudah ada di dunia nyata.


message 3: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Ursula K. Le Guin emang jagonya sci-fi ilmu sosial. Aku belum baca Dispossessed.

Karangannya yang lain yang juga menarik menurutku adalah The Left Hand of Darkness. Isinya tentang gender.


message 4: by Jokoloyo, Waldo (new)

Jokoloyo | 880 comments Mod
Keduanya ada di satu universe, Hainish Cycle. Tapi memang dapat kita baca terpisah.
Untuk plot, LHOD lebih seru. Untuk membangkitkan pemikiran "what-if" pembaca, TD lebih menyentil.

Struktur sosialdi TD begitu kompleks, saya tidak yakin 100% hasil pemikiran penulis sendiri. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada sang penulis yang telah menelurkan karya yang bagus ini.


message 5: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Kayaknya mesti buru2 baca Dispossessed nih. Baru kutransfer ke ebook.

Gimana kalau kita buka diskusi buku Dispossessed?


message 6: by Jokoloyo, Waldo (new)

Jokoloyo | 880 comments Mod
Wkkk... saya sudah banyak lupa, dan buku pinjaman. Saya sudah coba invite pemiliknya untuk join Group ini, tapi beliau sedang agak jarang logon ke GR. :(


message 7: by Manikmaya (new)

Manikmaya | 54 comments #Nanya dong

Kira2 tahun 2115 mobil dan motor di Indonesia bentuknya kayak apa? Apa sudah menerapkan kendaraan anti-gravitasi atau kendaraan beroda tetap dipakai? Lalu bagaimana kondisi sarana transportasinya? Baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa?

Terima kasih.


message 8: by Oni, The Dispossessed (last edited Sep 02, 2013 04:31AM) (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Pertanyaan yang sulit.

Mungkin kita bisa lihat seperti ini. Bayangkan kita hidup di saat Model-T baru dibuat oleh Ford. Seratus tahun kemudian, yaitu saat ini, mobil sudah berkecepatan sampai 200 km/jam, atau sekitar tiga kali lipat dari kecepatan maksimal Model-T (sekitar 70 km/jam). Seratus tahun kemudian, lahir juga sebuah model mobil revolusioner yang secara penuh menggunakan batere, yaitu Model S, buatan Tesla (silakan klik di sini http://www.teslamotors.com/models), dengan kecepatan maksimum 190 km/jam, dan zero emission.

Setelah seratus tahun, kita sudah punya mobil listrik, tapi belum punya mobil magnetik. Kendaraan magnetik masih terbatas pada kereta, seperti Maglev. Kecepatan tampaknya masih terkendala daya hambat udara yang belum bisa diakali, dan juga daya cengkeram ban. (Untuk urusan dua hal ini lebih baik tanya kepada para penggemar F1).

Lalu bagaimana dengan 100 tahun ke depan? Silakan berkhayal sendiri. Apa pun sah2 saja, namanya juga khayalan toh...


message 9: by Manikmaya (new)

Manikmaya | 54 comments Oni wrote: "Pertanyaan yang sulit.

Mungkin kita bisa lihat seperti ini. Bayangkan kita hidup di saat Model-T baru dibuat oleh Ford. Seratus tahun kemudian, yaitu saat ini, mobil sudah berkecepatan sampai 200 ..."


Saya lagi riset buat novel saya. Dan saya kebingungan sendiri soal ini. Mengingat banyak desa-desa di Indonesia yang sampai saat ini tidak punya jalan aspal ... kira2 100 tahun ke depan masih kayak gitu juga nggak ya?


message 10: by Ahmad (new)

Ahmad Alkadri (alkadrii) | 7 comments Manikmaya wrote: "Saya lagi riset buat novel saya. Dan saya kebingungan sendiri soal ini. Mengingat banyak desa-desa di Indonesia yang sampai saat ini tidak punya jalan aspal ... kira2 100 tahun ke depan masih kayak gitu juga nggak ya? "

Menurut saya, dari sisi ekonomi dan sosial, di masa depan nantinya desa-desa akan semakin ditinggalkan. Pertanian akan diambil alih oleh mesin dan robot-robot, dialihkan dari lahan-lahan yang luas di pedesaan yang jauh ke bangunan-bangunan sempit dengan kapasitas produksi tinggi di kota. Kemungkinan, makanan dan minuman sintetik juga akan dipergencar produksinya untuk memenuhi kebutuhan penduduk dunia (perhitungan: 16 milyar penduduk di tahun 2100, menurut wikipedia).

Pembangunan di desa akan ditinggalkan... dan penduduknya akan lebih terisolir... menghasilkan kekontrasan yang sangat tinggi antara peradaban kota yang terus maju dengan peradaban desa yang lambat majunya (kecuali jika desa tersebut dikonversi menjadi kota, yang berarti lain kasus lagi). Jalanan di desa mungkin sudah diaspal, tapi jika dibandingkan dengan di kota-kota 100 tahun lagi, mungkin akan jauh lebih kuno.

Mengenai mobil terbang: sebagai perbandingan, di buku Old Man's War, I, Robot, dan Ender's Game, mobil beroda masih digunakan. Alasannya: simpel, efektif, efisien. Mobil terbang mungkin tampak keren, namun apakah ia hemat energi, mengingat di masa depan masalah energi mungkin cukup penting? Apakah ia ergonomis, nyaman dan mudah untuk dikendarai?

Tapi sekali lagi, itu cuma pendapat... :)


message 11: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Jangan lupa masukkan asumsi dasar tentang apa yang akan terjadi dalam 100 tahun mendatang. Kalau global warming jadi kenyataan, misalnya, bisa jadi kita gak lagi pake busway, tapi waterway... :)


message 12: by Jokoloyo, Waldo (new)

Jokoloyo | 880 comments Mod
Manikmaya,

jika boleh kasih masukan, tidak apa-apa berkhayal liar. Siapa yang melarang? Riset perlu, tapi untuk hal-hal yg masih bolong, boleh masukkan ide gilamu. Cerita yang bagus bukan cuma ide sains, tapi ada juga plot & karakter (oops, mulai melenceng dari judul tret)

Dari tulisan anda, saya mengkhayal begini:
di Indo msh banyak jalan yg belum beraspal. Di masa depan, itu menjadi aset wisata, karena dgn anti-grav, tidak perlu aspal. Daerah yg belum beraspal dianggap alami. Penduduk lebih tersebar, tidak berpusat ke kota (ok... ini bukan orisinil ideku :P sdh tercampur ide sebuah buku SF klasik)


message 13: by Manikmaya (new)

Manikmaya | 54 comments Uhm nanya lagi, dalam sci-fi yang pernah agan-agan baca, gimana mereka mendeskripsikan sebuah mobil sekelas sedan, urban car, dan station wagon atau SUV?


message 14: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Maksudnya di masa depan? Belum pernah baca.


message 15: by Jokoloyo, Waldo (new)

Jokoloyo | 880 comments Mod
tergantung peran van dalam cerita. jika plot kisah ini bergantung pd faktor bahwa van ini berwarna merah maroon, jelaskan hal itu.
sering penulis menjelaskan hal2 (yg sepertinya) tdk penting utk plot cerita, tapi ternyata hal2 tsb berperan utk klimaks.


message 16: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Pada intinya, sesuaikan saja dengan cerita yang ingin anda buat.
Misalnya:
1. Kendaraan pakai tenaga nuklir, karena cerita yang anda buat settingnya jaman tenaga nuklir dipakai di semua lini kehidupan.
2. Kendaraan kembali pakai tenaga kasar, entah binatang atau malah tenaga manusia (kayak Flintstone) karena peradaban hancur.
3. Atau lihat di trilogi The Golden Compass, dimana ada sebuah dimensi yang tanahnya mulus kayak aspal, sehingga berevolusi makhluk hidup yang berjalan di atas roda! Mereka bahkan tidak butuh kendaraan.


message 17: by Septian (new)

Septian Rahman (SeptianDR) | 14 comments Dalam novel pendek saya Karutmen, ada mobil terbang, tapi cuma untuk pamer-pameran saja kok hehe


message 18: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Wah, bagus sekali sudah menulis


message 19: by Manikmaya (new)

Manikmaya | 54 comments Eh saya butuh bantuan.

Kalau semisal Titan (bulan Saturnus) dan Enceladus (bulan Saturnus) dijadikan koloni manusia, kira-kira bentuk pemerintahannya gimana dan peran koloni di Mars jadi kayak gimana (penyedia bahan industri, tambang, atau pertanian)?


message 20: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Kalau bentuk pemerintahan mah suka2 pengarangnya. Memang kadang konfigurasi planet bisa mempengaruhi, misalnya planet yang beriklim terran (mirip bumi maksudnya) bisa jadi sangat berbeda karakter manusianya dengan planet beriklim gurun (seperti di film Dune).

Kalau soal peran bulan2 besar di tata surya, lihat saja detilnya di wikipedia tentang kandungan apa yang ada di bulan yang mana. Pertambangan memang agak gampang, tapi kalau pertanian mesti agak berpikir keras. Posisi bulan2 tersebut jauh banget dari matahari, gak bisa dapat cahaya yang cukup untuk fotosistesis. Mesti rada kreatif. Hanya planet2 dan bulan lingkar dalam (dari Merkurius sampai Mars) yang bisa punya cahaya matahari yang cukup.


message 21: by Manikmaya (new)

Manikmaya | 54 comments @Mas Oni

Ada ilustrasi bagaimana melakukan terrraforming?


message 22: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Baca ini deh:
Red Mars
2312


message 23: by Manikmaya (new)

Manikmaya | 54 comments Oni wrote: "Baca ini deh:
Red Mars
2312"


Wooo Makasih Mas :D


message 24: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Manikmaya wrote: "Oni wrote: "Baca ini deh:
Red Mars
2312"

Wooo Makasih Mas :D"


Cek ini deh, ada animasinya.
http://www.orbitbooks.net/2312/


message 25: by Jokoloyo, Waldo (new)

Jokoloyo | 880 comments Mod
Kim Stanley Robinson memang mantab! XD

Oni, terima kasih banyak untuk link terraforming asteroid.


message 26: by Manikmaya (new)

Manikmaya | 54 comments Eh nanya ...

Di film 'City of Ember' itu kan ada makanan-makanan kaleng seperti nanas kalengan dan selai kacang yang disimpan dalam vault. Setelah puluhan (atau ratusan?) tahun berlalu kok masih dimakan saja sama penduduk-penduduk kota?

Apa mereka ga pada sakit perut ya?


message 27: by Magdalena Amanda (new)

Magdalena Amanda | 30 comments @Manik: Aku menanyakan hal tersebut kepada temanku yg lulusan teknologi pangan.

"Berapa lama makanan kaleng bisa tahan?"

Jawabannya adalah "Selamanya."

Dengan syarat kalengnya nggak bocor.

Begitulah.

Hehe.


message 28: by Manikmaya (new)

Manikmaya | 54 comments Magdalena wrote: "@Manik: Aku menanyakan hal tersebut kepada temanku yg lulusan teknologi pangan.

"Berapa lama makanan kaleng bisa tahan?"

Jawabannya adalah "Selamanya."

Dengan syarat kalengnya nggak bocor.

Begi..."


Terus kenapa ... sarden kalengan dikasih tanggal kadaluwarsa dan ... seminggu setelah lewat kadaluwarsanya jadi tidak enak dimakan? :v


message 29: by Xeno (last edited Oct 14, 2014 12:25AM) (new)

Xeno Prasetyo (princexeno) | 12 comments Join grup setelah lihat postingan Juu dan langsung nimbrung gak pake permisi. Moga-moga gak di-kick sama momod. XD

Err... Aku dulu pernah ambil mata kuliah bahan pangan. Tapi, karena sudah lama, jadi aku mungkin salah.

Cmiiw, klo gak salah ingat, gak semua produk kalengan bisa tahan lama untuk layak makan. Terutama produk-produk yang mengandung protein hewani. Bahan lain pun bisa berubah kandungannya dalam jangka waktu lama karena kondisi di luar kemasan yang gak terjaga. Bagaimanapun juga di dalam makanan kaleng ada bahan kimia seperti pengawet, gas, dan logam lapisan kaleng yang bisa bereaksi pada suhu dan jangka waktu tertentu. Itu belum kemungkinan adanya kontaminasi prapengemasan.

Klo nanas kalengan dan selai kacang sih, selama tidak ada perubahan bahan kimia di dalamnya karena temperatur dll yang mengarah ke toxic, kurasa masih bisa. Gak jauh beda sama minuman anggur.

Klo di City of Ember, kurasa ada bagian di mana tokoh-tokohnya memeriksa kelayakan makanan kaleng kadaluarsa itu yang tidak ditulis karena efisiensi. ^^7


message 30: by Magdalena Amanda (new)

Magdalena Amanda | 30 comments @Xeno: Nggak ada bagian itu, tapi sepenangkapan gw di City of Ember itu teknologi sebelum terjadi apocalypse jauh lebih maju daripada teknologi kita sekarang, jadi asumsi gw adalah teknologi pengalengannya pun sudah lebih maju.

@Manik: Seandainya kondisi idealnya terpenuhi dan makanan kaleng bisa tahan sampe ratusan tahun, maka perusahaan yang membuatnya akan tetap mencantumkan tanggal kadaluwarsa sih.

Dengan alasan supaya dikonsumsi dan barang habis dan barang bisa diproduksi lalu distok lagi di toko ... Karena kalo semua orang ngeborong dalam satu waktu lalu gak pernah beli lagi, ntar tokonya bangkrut. :v

Hehe.


message 31: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Ada teman yg bilang kalau daun teh (dalam bentuk kering) itu gak ada kedaluarsanya. Bener gak sih?


message 32: by Magdalena Amanda (new)

Magdalena Amanda | 30 comments Oni wrote: "Ada teman yg bilang kalau daun teh (dalam bentuk kering) itu gak ada kedaluarsanya. Bener gak sih?"

Kalo kita bicara teori sih kayaknya itu terdengar sebagai sesuatu yang benar. :-? (besok nanya ke temen teknologi pangan lagi)

... Lain cerita lho ya kalo somehow si daun teh berjamur ...

Hehe.


message 33: by Xeno (last edited Oct 14, 2014 10:59AM) (new)

Xeno Prasetyo (princexeno) | 12 comments @Juu:
Hehehe... Bisa jadi juga. XD

@Oni:
Kalau tanpa proses pengemasan/penyimpanan khusus, tehnya bakal 'berubah' dalam jangka waktu lama seperti dedaunan lainnya di udara terbuka. Bisa jadi karena jamur, seperti kata Juu. Atau juga bakteri, suhu dan kelembaban udara, dan faktor2 lain. Kalau soal bisa dikonsumsi atau gak, sih, aku juga gak tahu. Soalnya ada aja yang minum teh basi dan bilang itu berkhasiat. Beberapa mikroorganisme ada yang bersifat baik dan juga buruk untuk makanan. ^^a

Untuk makanan kaleng, aku cuma pesan jangan langsung pukul rata kalau semua makanan kalengan bisa tahan 'selamanya'. Kalau di dunia fantasi, sih, boleh-boleh aja asal dengan argumen yang tepat. Tapi di dunia nyata, jangan sampai pikiran itu dianggap 100% benar deh. Setidaknya untuk zaman sekarang, teknologi kemasan makanannya belum cukup canggih. ^^7


message 34: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Dalam dunia ini, apa sih yang abadi. Bahkan alam semesta aja gak abadi...


message 35: by Ds (new)

Ds Goh | 197 comments Kalo kata dosen saya, change is permanent, and that includes death.


message 36: by Idan (new)

Idan (wmhadjri) | 36 comments Tadinya saya mau tanya ini di thread alternate history tapi kayaknya lebih pas di sini. Mohon maaf kalau salah thread ya.

Begini, kalau misalnya saya bikin cerita di mana Homo sapiens bukan satu-satunya spesies "cerdas" produk evolusi, kira-kira sampai sejauh mana perbedaan antara masa sekarang dengan proyeksi skenario tersebut?

Misalnya, jenis spesies cerdas lain seperti Canis sapiens dan Felis sapiens juga ikut meramaikan biodiversitas Bumi, masing-masing dengan jalur evolusinya sendiri.

Pendapat?


message 37: by Jokoloyo, Waldo (new)

Jokoloyo | 880 comments Mod
Idan wrote: "kalau misalnya saya bikin cerita di mana Homo sapiens bukan satu-satunya spesies "cerdas" produk evolusi, kira-kira sampai sejauh apa saya bisa beb..."

pertanyaan anda tidak berani saya jawab sekarang, karena masih membaca Guns, Germs, and Steel: The Fates of Human Societies. Bagus bukunya untuk spekulasi perkembangan budaya dan evolusi. Apalagi jika kamu ingin membuat spesies cerdas ini dengan setting di Bumi.
Kalau terjadi konflik antar spesies, mugkin bukan hanya faktor kecerdasan, tetapi juga faktor sumber daya menjadi penentu hasil dari konflik.

Oh ya, untuk konflik evolusi yang mana manusia bukan satu2nya "yang superior", bisa juga cek West of Eden

Untuk sementara, itu dulu deh dari saya.


message 38: by Idan (new)

Idan (wmhadjri) | 36 comments Wah, makasih referensinya mas. Sejauh ini saya baru baca A Different Flesh karya Harry Turtledove sama You Shall Know Them karya Vercors.

Keduanya pesimis manusia bisa hidup co-exist dalam damai dengan makhluk cerdas lain. Saya sepakat.


message 39: by Jokoloyo, Waldo (new)

Jokoloyo | 880 comments Mod
coexist ya?
Ada SF yg mana manusia yang meningkatkan kecerdasan bebrapa spesies mamalia Bumi dan hubungannya lebih harmonis lah, bukan berseteru antar spesies. Tetapi itu space opera, bukan distopia. Yaitu Startide Rising.


message 40: by Idan (last edited Apr 13, 2015 04:13AM) (new)

Idan (wmhadjri) | 36 comments Iya mas, saya sedang baca buku non fiksi Less Than Human: Why We Demean, Enslave, and Exterminate Others dan kalau manusia memperlakukan manusia lain dengan cara sebrutal itu, kemungkinannya kecil kita bisa co-exist. Dus, setting yg ada di bayangan saya distopia. Isu-isu sosio-politik yang mau saya angkat seperti diskriminasi, perbudakan dan xenophobia. Tapi, tiap negara punya kebijakan dalam negeri yang berbeda2, tergantung budaya dan sistem politik yang dianut masing-masing.

Saya baru cek buku yg mas sebutin tadi. Gile, West of Eden premisnya keren! Yang ada di bayangan saya begini juga mas. Cuman settingnya urban masa sekarang.


message 41: by Anny (new)

Anny | 559 comments Menakjubkan sekali bahwa apa yg masih sci-fi di 2013, tiba2 suda jadi real dalam waktu kurang dari 5 tahun. Di 2017 ini tiba2 kita sudah punya self driving electric car (Waymo, Tesla and many others), flying car (air taxi di dubai by uber?), and hyperloop (musk and the boring company).

What's the next big revolution? Rasanya si 5 tahun ke depan kt akan lihat lebih banyak Artificial Intelligence (Zuckerberg's Jarvis?), Augmented Realty and Virtual Reality. Apakah manusia akan memindahkan kesadarannya ke VR world (ala Ghost in the Shell)?


message 42: by Oni, The Dispossessed (last edited Jun 26, 2017 07:54AM) (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Sementara itu secara sosial kita semakin runtuh. Peradaban semakin goblok dari hari ke hari. Penganut bumi datar jaman sekarang jangan-jangan lebih banyak daripada penganut bumi datar di abad ke-18.


message 43: by Anny (new)

Anny | 559 comments Welcome to post-truth era :)

Kayanya bumi bakalan menuju worst case scenario, climate change hell kalo situasinya ga berubah sesegera mungkin (water world anyone?)


message 44: by Oni, The Dispossessed (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Makanya aku suka skenarionya Foundation. Kita harus buat kaum ensiklopedis. Kumpulkan pengetahuan, simpan baik-baik, sukur2 dipelajari. Kita harus mempertahankan ilmu yang ada menuju masa kegelapan yang baru. Hingga bumi cukup siap menerima era pencerahan yang baru. Atau kita mungkin harus hengkang ke planet atau bulan lain.


message 45: by Anny (new)

Anny | 559 comments Foundation aq uda nemu audiobook nya di librivox. Cuma yg versi ori banyak noise nya, lg cari versi yg lebih bagus kualitas suaranya.

So far setahuku kt punya seedbank dan dna bank, tp knowledge bank ini yg masi tanda tanya. Hampir semua data kita sekarang disimpan dalam bentuk digital yg ga tahan lama, paper jg sami mawon. Mau nulis pake prasasti batu? Batu di seluruh bumi ga bakal cukup dan paling hanya tahan ratusan tahun. Trus gimana caranya preserve semua ilmu yg ada?


message 46: by Oni, The Dispossessed (last edited Jul 03, 2017 07:46AM) (new)

Oni (onisur) | 464 comments Mod
Paper masih lebih baik daripada digital. Digital kena EMP blast bisa rusak kali ya. Tapi paper tetap harus dirawat. Cuma kalau paper takut kebakar. Udah pengalaman beberapa kali perpustakaan dunia terbakar dan kita kehilangan banyak pengetahuan :(
Satu-satunya cara kupikir multiple location. Belum perlu sampai ekstrem sih kayak dihapalin seperti di Fahrenheit 451. Ilmu aplikasi bisa dikembangkan belakangan karena gak muat kalau dipreserve semua, kecuali dengan digital.

Satu lagi. Kita gak mungkin preserve semua. Kita hanya perlu preserve yang paling penting, misalnya matematika, kamus, fisika, kimia, dll. Itu pun hanya bisa preserve ilmu dasarnya. Ilmu aplikasi bisa dikembangkan belakangan. Karena gak muat kalau dipreserve semua, kecuali secara digital.


message 47: by Chasm (last edited Dec 09, 2017 06:27AM) (new)

Chasm Myth | 33 comments Oni wrote: "Makanya aku suka skenarionya Foundation. Kita harus buat kaum ensiklopedis. Kumpulkan pengetahuan, simpan baik-baik, sukur2 dipelajari. Kita harus mempertahankan ilmu yang ada menuju m..."

Knowledge means nothing without wisdom, without actually able to think. Any idiot who knows a lot is still an idiot.

Segala information dan misinformation yang ada mengaburkan ide-ide esensial yang mungkin bisa mengganti arah ke mana peradaban melaju. Ancaman bencana alam, bencana teknologi Super AI gone rogue, dan lain-lainnya itu memang ngeri, tapi saya lebih takut sama bencana yang disebabkan sifat manusia sendiri. Kesenjangan ekonomi yang semakin dalam, kriminalitas tinggi, kezaliman agraria, dan lainnya. *emot sedih*


back to top