Pengujian Dan Evaluasi Alat Tanam Jagung
Pengujian Dan Evaluasi Alat Tanam Jagung
D.A.Budiman
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
Situgadung, Legok, Tromol Pos 2, Serpong, Tangerang, Banten
*e-mail: [email protected], [email protected]
ABSTRACT
As population growth in Indonesia, demand for corn crops, growing (good for food, feed and
industrial). To meet the needs of the corn, the Ministry of Agriculture in 2015 will increase
corn production at 20.67 million tons, an increase of 1.66 million tons (up 8.72%) from the
production of 19.01 million tons in 2014 to increase the area corn harvest of 160.48
thousand hectares (an increase of 4.18%). While land productivity strived rose to 2.16
quintals per hectare (up 4.36%). To achieve these targets, it is necessary to support
components of appropriate technologies, efficient and productive in the cultivation of corn
seeds.Cropping tools technology with Hand Push Corn Planters (HPCP)-01Models, Hand
Push Type and Roll Injection System is expected to accelerate the time of planting, especially
applied to land a narrow, irregular and hill with the pattern of cropping index rice-paddy-
rice-crops or crops-crops. The corn seed cropping tool operated manually. The capacity of
the field work for corn planting an average of 11.8 hours / ha (0.08 ha / h) with a spacing of
105 x 19.70 cm, working speed 0,38m / sec (1.36 km / h).The number of seeds of 1.73 grain/
hole with an empty hole (missing hill) 1.27% to 4.56 cm planting depth.
Keywords: Corn, Manual seed planting, injection system,especially applied toland a narrow,
irregular and hill.
PENDAHULUAN
Jagung merupakan komoditas tanaman pangan nasional kedua setelah padi untuk tetap dipertahankan
swasembada oleh pemerintah, karena jagung di Indonesia mempunyai peran pokok sebagai pemenuhan
kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri. (Renstra, 2015). Walaupun produksi jagung tahun
2014 telah mencapai 19,5 juta ton pipilan kering, 921,34 ribu ton biji kering untuk benih dan berada diatas
kebutuhan jagung nasional sebesar 15,2 juta ton atau sudah mengalami surplus sebesar 4, 3 juta. Namun
kemampuan berswasembada jagung tersebut tetap mendapat ancaman dalam produksi jagung oleh karena
adanya pertambahan jumlah penduduk 1,14%/tahun, kelangkaan tenaga kerja tani, perubahan iklim
(Climate change) dan alih fungsi lahan pertanian. (BPS, 2015).
Pemerintah mempunyai program percepatan swasembada berkelanjutan maka Kementerian Pertanian
Republik Indonesia (Kementan RI) menetapkan sasaran produksi tahun 2015 untuk jagung menjadi 25,03
juta ton pipilan kering yang diperoleh dengan meningkatkan luas tanam, bantuan benih dan pupuk. Oleh
Budiman, D.A., : Pengujian dan Evaluasi Alat Tanam Jagung Model HPCP-01 Tipe Dorong Sistem …
karena itu diperlukan perhatian dari berbagai pihak, mengingat banyak kendala yang harus diatasi, seperti
kelangkaan tenaga kerja tani, meningkatkanpercepatan tanam jagung untuk menghindari cekaman iklim dan
tantangan yang harus diantisipasi, seperti kesepakatan perdagangan Masyarakat Ekonomi ASEAN /MEA
2015. (Kementan, 2015).
Dalam mendukung pencapaian swasembada jagung berkelanjutan, maka perlu dilakukan upaya
peningkatan efisiensi dan efektivitas tenaga kerja lapang, produktivitas lahan, perluasan lahan tanam dengan
mengoptimalkan dana untuk penggunaan peralatan pertanian.
Peran BBP Mektan adalah mendukung peningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja
tersebutdengan menggunaan peralatan pertanian, antara lain penggunaan alat tanam benih jagung (corn
seeder). Khusus untuk lahan –lahan yang sempit dan bentuknya tidak beraturan, maka pilihan peralatan
pertanian adalah kecil, ringan dan mudah dibawa kemana-mana. Salah satu tugas BBP Mektan adalah
melakukan pengujian alat pertanian untuk mengevaluasi kinerja alat pertanian sebelum digunakan di
Indonesia. Oleh karena itu BBP Mektan akan menyampaikan hasil pengujian dan evaluasi kinerja lapang
terhadap penggunaan Alat Tanam Benih Jagung Merek Galaxy, Model Hand Push Corn Planters (HPCP)-01
Tipe Dorong (Hand Push) Sistem Injeksi, termasuk syarat-syarat penggunaannyadalamkegiatan tanam
jagung. (BBP Mektan, 2016).
Tujuan melakukan pengujian dan evaluasi terhadap alat tanam benih jagung Model HPCP-01 tipe
dorong (hand push) sistem injeksi bergulir (rolling injection) ini adalah : 1. Untuk mengetahui kinerja Alat
tanam benih jagung untuk lahan kering dan sempit., 2. Melakukan evaluasi teknis alat tanam benih
jagungdalam rangka meningkatkan kinerja tenaga kerja lapang secara efisien dan efektif.
METODE
Lokasi penerapan uji alat tanam benih jagung dilakukan pada lahan kering dan sempit di KP BBP
Mektan, Serpong, Tangerang. Banten dan waktu pelaksanaannya pada musim kemarau (MK) tahun 2016,
yaitu tanggal 4 Juli - 17 November 2016 (± 135 hari).
Kondisi iklim di KP BBP Mektan termasuk tipe iklim C, artinya mempunyai iklim basah dengan
bulan basah dengan curah hujan > 200 mm sebanyak 6 bulan secara berturut turut dalam satu tahun (April
2016 s.d. November 2016. (Oldeman, et al, 1980).
Bahan yang digunakan adalah benih jagung umur panen (± 135 hari)yang sudah dipipil dan dalam
keadaan kering dan peralatan alat tanam benih jagung untuk menghasilkan pola penanaman benih jagung
dengan jarak antar (larikan atau alur) dan dalam tanam yang digunakan 70 x 30 cmdiatas lahan yang telah di
olah secara sempurna dengan menggunakan alat tanam benih yang digerakan oleh tenaga manual. (Sukirno,
1999)
Peralatan standar ukur yang digunakan selama pengujian adalah: a. penyiapan data sheet pengukuran
untuk entry data yang dilakukan denganmenggunakan perangkat komputer secara langsung dengan output
model program excel. b.Alat ukur dimensi dan bobot, menggunakan: mistas ukur, roll meter, sigmat
(vernier califer), gelas ukur dan timbangan analog.
Instrumen ukur (standart instrument) yang digunakan untuk pengujian di lapangan: stopwatch, digital
balance (timbangan elektrik halus & kasar).
Menurut Vetsch, et. Al., (2007), untuk mencapai kesempurnaan kinerja alat tanam benih jagungyang
digunakan, yaitu pada lahan dengan kegiatan pengolahan tanah, penggaruan sampai pada kegiatan perataan
tanah (kegiatan penyiapan lahan sampai lahan siap tanam)dilakukan secara sempurna dengan tujuan agar
kegiatan penanaman baik dilakukan secara manual maupun dengan alat tanam benih jagung dapat dilakukan
dengan baik dengan jarak dalam dan kedalaman tanam dapat seragam serta jarak antar tanam/ jarak antar
baris/ jarak antar larikan menjadi seragam. Kesempurnaan lahan dan kesiapan lahan sampai siap tanam
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian V Polinela 2016 273
Budiman, D.A., : Pengujian dan Evaluasi Alat Tanam Jagung Model HPCP-01 Tipe Dorong Sistem …
ditandai dengan kerataan pada lapisan permukaan tanah mulai dari lapisan top soil sampai pada lapisan
kedalaman penanaman.
Alat tanam benih jagung yang digunakan untuk pengujian dan evaluasi kinerja lapang di KP BBP
Mektan iniadalahalat tanam benih jagung model HPCP-01 tipe dorong (hand push) sistem injeksi bergulir
(rolling injection), dimana pada alat tanam ini mempunyai hopper/kotak, yaitu hopper benih dan mempunyai
delapan mulut/lubang pengeluaran benih berbentuk paruh yang dapat terbuka dan tertutup.Ketika alat tanam
di dorong, maka hopper akan berputar, kemudian paruh akan menancap membuat lubang di permukaan tanah
dan membuka paruh untuk mengeluarkan benih dan meletakkannya pada kedalaman tertentu.
Selama pengujian dan evaluasi penerapan alat tanam benih jagung tersebut tetap dapat memenuhi
persyaratan/ pertimbangan teknis yang telah ditetapkan dalam standar pengujian (RNAM Test Code
Prosedur 1995). (DE BRUIN, et.al., 2007).
Alat tanam benih jagung yang digunakan untuk pengujian dan evaluasi di KP BBP Mektan, seperti
pada gambar 1.
1. Dalam penyiapan lahan pada lahan tanah bertekstur berat dibutuhkan kegiatan pengolahan tanah
sempurna, sedangkan jikatanahbertekstur ringan, maka dapat dilakukan kegiatan tanpa olah tanah
(TOT).
2. Ukuran dosis pemupukan nitrogen (N) yang diberikan ke lahan, dilakukan berdasarkan stadia
pertumbuhan tanamandan hasil pengamatan terhadap warna daun dengan menggunakan
baganwarna daun (BWD). Jumlah pemupukan P dan K sesuai kebutuhan berdasarkan status hara
tanahdari hasil analisis laboratorium.Bahan organik (pupuk kandangdari kotoran kuda diberikan ke
lahan sebanyak 1,5-2,0 ton/ha) diberikan sebagaipupuk dasar.
3. Pembuatan saluran drainase dibuat (khusus untuk pertanaman jagung lahan
kering dengan topografi datar disaat musim kemarau dengan banyak terjadi hujan (La-
Nina).Sedangkan pemberian air tanaman dilakukan melalui penyemprot besar (Big gun sprinkler)
dandisesuaikan dengan kebutuhan air tanaman.
4. Pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan secara terpadu(Gulma dan PHT). Sedangkan
benih yang digunakan merupakan hasil proses panen jagung yang dilakukan tepat waktu danproses
pemipilan dilakukan dengan menggunakan mesin pemipil jagung (corn sheller).
Untuk mendapatkan tingkat keseragaman penanaman benih jagung dan efisiensipenggunaan tenaga
kerja tanam yang tinggi, maka sejak awal lahan untuk penanaman jagung harus dipersiapkan secara
sempurna, dimulai dari pengolahan tanah, penggaruan, perataan tanah sampai pada penyiapan benih tanam
dan teknik budidayajagung secara standar. Sedangkan untuk mendapatkan produksi yang maksimal, maka
perlu diperhatikan karakter tanah, air, iklim dan varietas jagung yang diusahakan. Persiapanlahan yang telah
dilakukan untuk uji kinerja alat tanam benih jagung Model HPCS-01Tipe Dorong di BBP Mektan, meliputi :
1. Melakukan olahtanah sempurna (OTS), pemberian pupuk dasar & pertumbuhan.
2. Melakukan penyiapan benih jagung sesuai jenis tanah, iklim dan air.
3. Menetapkan jarak tanam, sesuai dengan alat tanam yang diujikan, yaitu50 x 20 cm.
4. Menetapkan Jadwal Tanamuntuk memanfaatkan curah hujan secara maksimal.
5. Selama pemeliharaan tanaman jagung, maka dilakukan pola pemupukan seimbang dengan
mengkaitkan hubungan antara tanah, air, tanaman dan pupuk.
Benih yang digunakan untuk uji alat tanam ini adalah benih bersertifikat dan sudah terseleksi
sebelumnya dengan mutu benih yang dapat menghasilkan produksi maksimal. Beberapa sifat fisik benih
yang mempengaruhi terhadap kinerja alat penanam benih jagung adalah sebagai berikut: ukuran, bentuk,
jumlah dan keseragaman benih persatuan volume dan ketahanan benih terhadap tekanan dan gesekan
Tabel 1. Keragaan Unjuk kerja Alat Tanam Benih Jagung Model HPCP-01
No. Keragaan di Lapang Jagung
1 Kondisi lahan uji
Lokasi KP BBP Mektan
Penyiapan lahan tanam Bajak 1x; garu 1x
Olah tanah I 23Juni 2016
Jenis tanah Podsolik merah kuning tua
Tanggal uji tanam 2Juli 2016
2 Kondisi benih:
Varietas Pioneer 1
Bobot per 1000 butir, gram 283
Kadar air, % 12
KESIMPULAN
Alat tanam benih jagung Model HPCP-01ini merupakan alat tanam biji-bijian untuk lahan kering dan
dapat digunakan untuk menanam biji-bijian, seperti: jagung, kedelai dan kacang tanah.; Alat tanam benih
jagung ini berperan sebagai berikut:
a. Membuat dan membuka alur benih dengan kedalaman yang ditentukan (4,5 – 5,5 cm).
b. Mampu menakar dengan jumlah pengeluaran benih 1 – 2 butir/lubang.
c. Menempatkan benih dalam alur dengan suatu pola yang sesuai.
d. Menutupi benih dengan tanah dengan unit penutup lubang pengeluaran benih, menyebabkan tanah di
sekitar benih akan menutup lubang benih.
Besar pembukaan lubang pengeluaran benih oleh seed matering device (SMD) secara seragam selama
didorong, akan menyebabkan jumlah benih yang keluar seragam. Untuk benih yang digunakan pada uji
lapang, maka setelan pembukaan lubang pengeluaran benih (SMD) untuk benih jagung diatur pada sebesar
10 – 12 mm untuk mengeluarkan 1 - 2 benih/lubang. ; Kapasitas kerja lapang rata-rata 11,8 jam/ha(0,08
ha/jam) dengan jarak tanam 105 x 19,70 cm dan bekerja pada kecepatan maju 0,38m/detik (1,36 km/jam).
Jumlah benih tertanam 1,73 butir/lubang dengan lubang kosong (missing hill) 1,27 % dan kedalaman tanam
rata-rata sebesar 4,56 cm.
SARAN
Alat penanam benih ini hasil impor untuk memenuhi kebutuhan alat tanam benih di Indonesia.
Padabagian matering device masih perlu dimodifikasi untuk meningkatkan ketepatan jumlah benih jagung
sebesar 2 biji tiap penjatuhan. Alat penanam benih jagung ini mempunyai kemampuan kinerja yang baik dan
seragamdalam penempatan benih di dalam tanah, harus Indonesia harus mampu memproduksinya dengan
kualitas yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad shodik, 2010. Pengenalan Dasar Alat Dan Mesin Penanam Biji-bijian. (http://materikuliahq.
blogspot.com/2010/02/pengenalan-dasar-alat-dan-mesin-penanam benih jagung dan kedelai.html)
Jumat, 12 maret 2010.
Anonim, 2015. Kesepakatan Dagangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA 2015). Kementerian Pertanian
Republik Indonesia.Jl Harsono RM No. 3, Ragunan, PS Minggu Jakarta.
Anonim, 2015. Melongok Program Kerja Kementan 2015 dan DukunganPendanaannya. Kementan
Republik Indonesia.
BBP Mektan, 2016. Laporan Bulanan pada Bulan Agustus 2016 Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian. Situgadung, Tromol Pos 2, Serpong, Tangerang , Banten.
BPS, 2015. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi 2015 Edisi 57.Biro Pusat Statistik.Jl. Dr. Sutomo No. 6 –
8 Jakarta 10710.
Budiarti. 1993. Viabilitas benih jagung dan kedelai yang berpengruh pada produksi. Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
DE BRUIN, Jason L.; PEDERSEN, Palle. Effect of row spacing and seeding rate on soybean yield.
Agronomy journal, 2008, 100.3: 704-710.
Irwanto, A.K., 1983. Alat dan Mesin Budidaya Jagung dan Kedelai, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.Oldeman, L.R., Irsal Las, dan Muladi, 1980. The Agroclimatic Map of
Kalimantan, Irian Jaya, and Bali, West and East Nusa Tenggara. CRIA. Bogor. Indonesia.
Purwadi, T., 1999, Mesin dan Peralatan utama tanam benih, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Gadjah Mada, Jogjakarta.
Renstra Kementan, 2015. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 19 /Permentan/Hk
140/4/2015 Tentang Rencana Strategis Kemeterian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2015 –
2019.Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Jl Harsono RM No. 3 PS Minggu, Ragunan, Jakarta.
Vetsch, Jeffrey A., Gyles W. Randall, and John A. Lamb. "Corn and soybean production as affected by
tillage systems." Agronomy Journal 99.4 (2007): 952-959.
end