Als pdf oder txt herunterladen
Als pdf oder txt herunterladen
Sie sind auf Seite 1von 21

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen

Volume 6, Nomor 7, Juli 2017


e-ISSN : 2461-0593

PENGARUH CAR, NPL, BOPO, DAN LDR TERHADAP ROA PADA BUSN
DEVISA

Jordi Suwandi
[email protected]
Hening Widi Oetomo

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT
Developments in the banking world very rapidly have a high level complexity and the effect on the
performance of a bank. This research is meant to test the influence of CAR, NPL, BOPO, and LDR to
the return on asset (ROA) which is listed at Indonesia Stock Exchange. The population is 20 foreign
exchange national private commercial banks. The data is the secondary data which has been obtained
from the banking annual financial statements which have been published at indonesia stock exchange
in 2010-2015 periods. The sample collection technique has been carried out by using purposive
sampling with 3 criteria and the samples are 5 banks. The analysis method has been done by using
multiple linear regressions analysis. The hypothesis test which has been done by using t test shows
that CAR variable has negative and insignificant influence to the ROA, and NPL has negative and
significant influence to the ROA, and BOPO has negative and significant influence to the ROA, and
LDR has negative and significant influence to the ROA. NPL shows its dominant influence upon all
independent variable i.e. CAR, BOPO, and LDR.

Keywords: CAR, NPL, BOPO, LDR, ROA

ABSTRAK
Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat mempunyai tingkat kompleksitas
yang tinggi dan berpengaruh terhadap kinerja suatu bank. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap return on asset (ROA) yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum swasta
nasional devisa yang berjumlah 20 bank. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perbankan yang
terpublikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan 3 kriteria dan sampel dalam
penelitian ini berjumlah 5 bank. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi
linier berganda. pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan variabel CAR
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA, NPL berpengaruh negatif signifikan
terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh
negatif signifikan terhadap ROA. NPL menunjukkan pengaruh dominan dari semua
variabel bebas CAR, BOPO, dan LDR.

Kata kunci: CAR, NPL, BOPO, LDR, ROA.

PENDAHULUAN
Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan
pertumbuhan yang terjadi diantara negara maju dan negara berkembang khususnya pada
tahun 2015 dimana perekonomian negara maju tumbuh 1,9% naik sedikit dibandingkan
dengan tahun sebelumnya sebesar 1,8% sedangkan perekonomian negara berkembang
melambat menjadi 4,0% pada tahun 2015 dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2014
Pengaruh Car, Npl... - Suwandi, Jordi; Oetomo, Hening W 2

sebesar 4,7% perlu adanya suatu tindakan dari pemerintah untuk melakukan pertumbuhan
ekonomi dan stabilisasi di bidang ekonomi dengan melalui berbagai pihak yaitu perbankan.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari berkembangnya sistem
ekonomi yang terbuka antara negara satu dengan negara lain. Perekonomian terbuka ini
biasa disebut dengan perdagangan internasional. Untuk menunjang sistem ekonomi
terbuka, bank indonesia selaku bank sentral perlu memberi ijin kepada pihak bank untuk
mendukung perdagangan internasional yaitu memberi label devisa kepada beberapa pihak
bank yang telah ditunjuk. Menurut Taswan (2010:9) bank devisa yaitu bank yang
memperoleh ijin dari bank indonesia untuk menjual, membeli dan menyimpan devisa serta
menyelenggarakan lalu lintas pembayaran dengan luar negeri.
Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, yang mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya
(Booklet Perbankan 2016). Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai
penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian
stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan. Bank adalah lembaga yang berperan sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan
dana (surplus spending unit) dengan mereka yang membutuhkan dana (deficit spending unit),
serta berfungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran giral. Taswan (2010:07). Dalam
melakukan operasionalnya, pihak bank lebih menggunakan dana dari masyarakat
dibanding dana dari pemilik maupun dari para pemegang saham.
Krisis perbankan tahun 1997-1998 memberikan pelajaran sangat serius dalam bisnis
perbankan. Bank mengalami kesulitan dalam likuiditas, kualitas aset memburuk, bank tidak
mampu menciptakan earning dan akhirnya modal terkuras dalam waktu yang sangat cepat.
Kondisi yang memprihatinkan ini berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh
return on asset (ROA) yang negatif, terjadinya negative spread, sangat sedikit bank yang
membagi dividen, likuiditas rendah, kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) relatif
tinggi dan rasio kecukupan modal bank dibawah 15% bahkan beberapa bank mengalami
capital adequacy ratio (CAR) negatif. (Direktori perbankan indonesia dan direktori pasar
modal indonesia 1997 sampai dengan 2004).
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004
yang berisi tentang panduan dalam menilai tingkat kesehatan bank digunakan analisis
CAMELS (capital, asset quality, management, earning, liquidity, sensitivity to market risk). Dalam
penelitian ini aspek capital meliputi capital adequacy ratio (CAR), aspek asset quality
meliputi non performing loan, aspek management meliputi bopo dan aspek liquidity meliputi
loan to deposit ratio (LDR). Dalam penelitian ini digunakan return on assets (ROA) sebagai
ukuran kinerja perbankan.
Berdasarkan latar belakang didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: (1)
Apakah capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh terhadap return on assets (ROA) pada bank
umum swasta nasional devisa yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) ? (2) Apakah
non performing loan (NPL) berpengaruh terhadap return on assets (ROA) pada bank umum
swasta nasional devisa yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) ? (3) Apakah BOPO
berpengaruh terhadap return on assets (ROA) pada bank umum swasta nasional devisa yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) ? (4) Apakah loan to deposit ratio (LDR)
berpengaruh terhadap return on assets (ROA) pada bank umum swasta nasional devisa yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) ? (5) Rasio manakah yang paling dominan
berpengaruh terhadap return on assets (ROA) pada bank umum swasta nasional devisa yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) ?. Tujuan penelitian ini dikemukakan sebagai
berikut: (1) Mengetahui pengaruh dari capital adequacy ratio (CAR) terhadap return on assets
(ROA) pada bank umum swasta nasional devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). (2) Mengetahui pengaruh dari non performing loan (NPL) terhadap return on assets
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Volume 6, Nomor 7, Juli 2017 3
e-ISSN : 2461-0593

(ROA) pada bank umum swasta nasional devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). (3) Mengetahui pengaruh dari BOPO terhadap return on assets (ROA) pada bank
umum swasta nasional devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). (4) Mengetahui
pengaruh dari loan to deposit ratio (LDR) terhadap return on assets (ROA) pada bank umum
swasta nasional devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). (5) Mengetahui rasio
manakah yang paling dominan terhadap return on assets (ROA) pada bank umum swasta
nasional devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

TINJAUAN TEORETIS
Bank
Menurut Taswan (2010:6) bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang
aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain
dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menempatkannya kembali
kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit) melalui penjualan jasa
keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.

Kinerja Keuangan Bank


Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu
periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana.
Secara umum kinerja keuangan bank merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank
dalam melakukan kegiatan usahanya. Kinerja perusahaan maupun lembaga perbankan
dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi
keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai pedoman untuk
memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal lain yang langsung
menarik perhatian stakeholders dan shareholders seperti pembayaran dividen, upah,
pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya
ketika jatuh tempo.

Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2012:1) laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan, catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.
Laporan keuangan mengungkapkan informasi empat aktivitas utama perusahaan
yaitu perencanaan, pendanaan, investasi, dan operasi. Laporan keuangan terdiri atas neraca
(balance sheet), laporan laba rugi (income statement), sumber dana penggunaan dana (source
and use of founds), dan laporan sumber dan penggunaan kas (cash flow statement). Moeljadi
(2006:43).

Analisis Laporan Keuangan


Analisa laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi
unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data
non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat
penting dalam proses mengahasilkan keputusan yang tepat. Harahap (2007:190).
Menurut sitanggang (2012) terdapat 6 kategori pengukuran yaitu likuiditas, tingkat
utang, aktivitas, profitabilitas, pertumbuhan dan nilai tambah yang masing-masing
mempunyai makna yang berbeda dan sangat berguna untuk pihak pemangku kepentingan
seperti pemilik saham, kreditor, pemerintah, manajemen dan pihak-pihak lain yang potensil
sesuai dengan kepentingannya atas eksistensi perusahaan.
Pengaruh Car, Npl... - Suwandi, Jordi; Oetomo, Hening W 4

Kesehatan Bank
Dalam melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan bank, bank sentral biasanya
menggunakan kriteria CAMELS yaitu capital adequacy, asset quality, manajemen quality,
earnings, liquidity, sensitivity to market risk (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:516).

Return On Assets (ROA)


Menurut bank indonesia, return on assets (ROA) merupakan perbandingan antara
laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset dalam suatu periode. Return on assets (ROA)
merupakan salah satu analisis dari analisis rasio rentabilitas. Analisis rasio rentabilitas
adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha atau profitabilitas
yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.
Menurut surat edaran bank indonesia nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
standar return on assets (ROA) yang ditetapkan untuk bank bank di indonesia adalah
minimal 1,5%. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2009:118). Semakin besar
return on assets (ROA) suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

Capital Adequacy Ratio (CAR)


Menurut Dendawijaya (2009:121) capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio kinerja
bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.
Bank indonesia menetapkan angka rasio CAR minimal sebesar 15%. Kesimpulannya
semakin tinggi CAR (capital adequacy ratio) maka akan semakin tinggi pula modal sendiri
yang digunakan untuk mendanai aktiva produktif, dan semakin rendah pula biaya dana
(bunga dana) yang dikeluarkan bank. Semakin meningkatnya laba bank maka akan semakin
rendah pula bunga dana suatu bank. Demikian pula dengan semakin meningkatnya biaya
dana (bunga dana) maka dana sendiri serta laba bank akan semakin rendah.

Non Performing Loan (NPL)


Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2011:420) Non perfoming loan (NPL) merupakan
suatu kondisi di mana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh
kewajibannya kepada bank. Non performing loan (NPL) mencerminkan risiko kredit. Bank
indonesia telah menetapkan angka untuk rasio non performing loan (NPL) adalah sebesar
5%.
Semakin tinggi rasio NPL maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar sehingga dalam hal ini semakin besar NPL akan
mengakibatkan menurunnya ROA dan jika NPL turun dan semakin kecil ROA akan
semakin meningkat dan kinerja keuangan bank semakin membaik.

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)


Menurut Dendwaijaya (2009:120) rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Bank yang efisien
dalam menekan biaya operasionalnya dapat mengurangi kerugian akibat ketidak efisienan
bank dalam mengelola usahanya sehingga laba yang diperoleh juga akan meningkat.
Bank indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%,
karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati 100% maka bank tersebut dapat
dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Semakin kecil rasio ini berarti
semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Volume 6, Nomor 7, Juli 2017 5
e-ISSN : 2461-0593

Loan to Deposit Ratio (LDR)


Loan to deposit ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya 2009:118).
Bank indonesia menetapkan angka rasio Loan to deposit ratio (LDR) minimal sebesar
80% dan maksimum 110%, karena jika nilai rasio diatas 110% maka bank tersebut dapat
dikatakan likuiditas bank kurang baik karena jumlah DPK tidak mampu menutupi jumlah
kredit yang telah diberikan.

Perumusan Hipotesis
Dari latar belakang masalah, landasan teori dan kerangka konseptual yang telah
tertulis serta diuraikan, dapat disusun bebarapa hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1 : Capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return on assets (ROA) pada
bank umum swasta nasional devisa
H2 : Non performing loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap return on assets (ROA) pada
bank umum swasta nasional devisa.
H3 : Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh negatif terhadap
return on assets (ROA) pada bank umum swasta nasional devisa.
H4 : Loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap return on assets (ROA) pada
bank umum swasta nasional devisa.
H5 : Non performing loan (NPL) beperngaruh paling dominan terhadap return on assets
(ROA) pada bank umum swasta nasional devisa.

METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis kuantitatif. Analisis
kuantitatif merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mengamati aspek-aspek tertentu
secara lebih spesifik untuk memperoleh data sesuai dengan masalah yang ada dan sesuai
dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini adalah kausal komparatif (causal-comparative
research) tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara
dua variabel atau lebih dan merupakan tipe penelitian ex pos facto, yaitu tipe penelitian
terhadap data-data yang dikumpulkan setelah terjadinya fakta atau peristiwa.
Menurut Sugiyono (2008:61) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang di tetapkan
oleh peniliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh bank umum swasta nasional devisa yang terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan rangkuman yang telah tercantum diatas berikut
merupakan populasi yang mendukung penelitian ini bank umum swasta nasional devisa
yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) periode 2010-2015 yang berjumlah 20 bank.
ditunjukkan oleh Tabel 1.
Pengaruh Car, Npl... - Suwandi, Jordi; Oetomo, Hening W 6

Tabel 1
Populasi Penelitian BUSN Devisa Periode 2010-2015
No Bank Kode Bank
1 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN
2 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII
3 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA
4 Bank Permata Tbk BNLI
5 Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC
6 PT Bank OCBC NISP Tbk NISP
7 PT Bank Jtrust Indonesia Tbk BCIC
8 Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA
9 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN
10 Bank Bumi Arta Tbk BNBA
11 Bank Mega Tbk MEGA
12 Bank Central Asia Tbk BBCA
13 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP
14 Bank of India Indonesia Tbk BSWD
15 PT Bank MNC Internasional Tbk BABP
16 PT Bank QNB Indonesia Tbk BKSW
17 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO
18 Bank Bukopin Tbk BBKP
19 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk MCOR
20 Bank Sinarmas Tbk BSIM
Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016

Teknik Pengambilan Sampel


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2010:73). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling
yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut: (1) Bank umum swasta nasional devisa yang tercatat
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2015. (2) Tersedia data laporan keuangan
yang teraudit oleh auditor pada bursa efek indonesia (BEI) Periode 2010-2015. (3)
Merupakan bank yang mengalami peningkatan laba per saham yang tercantum dalam
laporan keuangan. Dari kriteria yang telah ditetapkan, terdapat 5 bank yang memenuhi
kriteria tersebut ditunjukkan oleh Tabel 2:

Tabel 2
Sampel Penelitian BUSN Devisa periode 2010-2015
No Nama Bank Kode Bank
1 Bank Central Asia Tbk BBCA
2 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk MCOR
3 PT Bank QNB Indonesia Tbk BKSW
4 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII
5 PT Bank OCBC NISP Tbk NISP
Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Volume 6, Nomor 7, Juli 2017 7
e-ISSN : 2461-0593

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peniliti
untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2013:100). Teknik pengumpulan data untuk
penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu
menelusuri data historis dari data sekunder yang tersimpan dalam bentuk dokumen atau
file (catatan konvensional maupun elektronik) laporan keuangan perusahaan yang
tercantum di dalam laporan keuangan yang diambil dari publikasi laporan keuangan bursa
efek indonesia.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
adalah data yang telah telah dikumpulkan oleh para peneliti (Sekaran, 2011:117). Data
sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan 2010-2015 yang telah diterbitkan
oleh pihak-pihak yang mempunyai integritas tinggi serta berkompeten dalam bidangnya
khususnya bidang ekonomi dan keuangan yaitu bursa efek indonesia (BEI) melalui data
yang tercetak maupun data yang terdownload dalam internet.

Variabel dan Definisi Operasional Variabel


Variabel-variabel yang digunakan adalah variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen merupakan variabel utama yang menjadi faktor berlaku
dalam investigasi (Sekaran, 2011:116). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return
on assets (ROA). Variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi variabel
terikat, entah secara positif atau negatif (Sekaran, 2011:117). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah capital adequacy ratio (CAR), non performing loan (NPL), operating expenses
to operating income (BOPO), loan to deposit ratio (LDR).
Return on assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang menunjukan kemampuan
suatu bank dalam memperoleh keuangan atau laba secara keseluruhan. Rasio ini dapat
diukur dengan rumus laba sebelum pajak dibandingkan terhadap total aset dikali 100%.
Capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko. Rasio ini dapat diukur dengan rumus (SEBI No 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober
2011) modal bank dibandingkan terhadap total ATMR dikali 100%.
Non perfoming loan (NPL) merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank dalam
mengatasi kredit bermasalah karena nasabah tidak sanggup membayar sebagian atau
keseluruhan kewajibannya. Rasio ini dapat diukur dengan rumus (SEBI No 13/24/DPNP
tanggal 25 Oktober 2011) kredit bermasalah dibandingkan terhadap total kredit dikali 100%.
Operating expenses to operating income (BOPO) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatannnya.
Rasio ini dapat diukur dengan rumus (SEBI No 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011)
biaya operasional dibandingkan terhadap pendapatan operasional dikali 100%.
Loan to deposit ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan bank
dalam dalam menyediakan dana kepada debitur dengan modal yang dimiliki oleh bank
maupun dari dana pihak ketiga. Rasio ini dapat diukur dengan rumus (SEBI No
13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011) total kredit dibandingkan terhadap total dana pihak
ketiga dikali 100%.

Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui variabel-variabel independen yang mempengaruhi variabel
dependen dalam penelitian ini, maka dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:
Pengaruh Car, Npl... - Suwandi, Jordi; Oetomo, Hening W 8

Tabel 3
Instrumen Penelitian
No Variabel Indikator Sumber
1 Return on assets ROA = % Neraca dan
(ROA) laporan laba
rugi periode
2010-2015
2 Capital CAR = Neraca dan
adequacy ratio laporan laba
(CAR) rugi periode
2010-2015
3 Non performing NPL = Neraca dan
loan (NPL) laporan laba
rugi periode
2010-2015
4 Operating BOPO = Neraca dan
expenses to laporan laba
operating rugi periode
income (BOPO) 2010-2015
5 Loan to deposit LDR = Neraca dan
ratio (LDR) laporan laba
rugi periode
2010-2015
Sumber : Data sekunder, diolah tahun 2016.

Teknik Analisis Data


Metode Kuantitatif
Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah lebih dari dua
sehingga untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dan seberapa besar pengaruh variabel-
variabel independen terhadap variabel dependen maka menggunakan model analisis
regresi linier berganda. Selain itu untuk mendapatkan hal yang pasti peneliti melakukan
analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan skala numeric (angka) dan data yang diolah
menggunakan metode statistik berupa perangkat lunak statistic (statistic software) yang
dikenal dengan SPSS (statistic product and service solution).

Analisis Deskriptif
Pengujian statistik deskriptif bertujuan memberikan gambaran atau deskripsi data
yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean (rata-rata) dan standar deviasi
dari masing-masing variabel penelitian yang meliputi variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, dan
ROA.

Uji Kelayakan Model


Analisis Koefisien Determinasi Multiple (R2)
Menurut Kuncoro (2011:108) Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Volume 6, Nomor 7, Juli 2017 9
e-ISSN : 2461-0593

amat terbatas. Dasar untuk menentukan nilai R2 adalah (a) Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. (b) Nilai koefisien determinasi nol menunjukan
variabel independen tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk variasi
variabel dependen.

Pengujian Signifikansi Secara Multiple (Uji F)


Menurut Kuncoro (2011:106-107) uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah
semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Adapun prosedur pengujian yang digunakan
dengan ketentuan taraf nyata 0,05 kriteria pengujian adalah sebagai berikut: (a) Jika nilai sig.
F > 0,05, menunjukkan bahwa model persamaan yang dihasilkan dikatakan tidak layak. (b)
Jika nilai sig. F < 0,05, menunjukkan bahwa model persamaan yang dihasilkan dikatakan
layak.

Analisis Regresi Linier Berganda


Menurut Uyanto (2009:243) Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat
pengaruh sejumlah variabel independen (X) dengan sebuah variabel dependen (Y) atau juga
untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen (Y) berdasarkan nilai veriabel
independen (X). selain itu menurut Gudono (2014:133) dengan teknik analisis regresi
seorang peneliti dapat melihat dengan segar dampak perubahan nilai variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh capital adequacy ratio (CAR), non performing loan
(NPL), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan loan to deposit ratio
(LDR) terhadap return on assets (ROA) pada bank umum swasta nasional devisa yang
terdaftar di bursa efek indonesia periode 2010-2015.
Formulasi persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Keterangan:
Y = Return on assets (ROA)
α = Konstanta
β1 - β4 = Koefisien regresi
X1 = Capital adequacy ratio (CAR)
X2 = Non performing loan (NPL)
X3 = Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
X4 = Loan to deposit ratio (LDR)
e = Error term

Uji Asumsi Klasik


Salah satu metode pendugaan parameter dalam regresi linear adalah ordinary least
square (OLS) yang berlandaskan pada beberapa asumsi tertentu. Mengingat data penelitian
yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk memenuhi syarat yang ditentukan
perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi (normalitas, multikolinearitas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi). Asumsi tersebut tidak boleh menyimpang dari asumsi
BLUE (best, linear, unbiased, dan estimator).

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis regresi
berganda, yaitu variabel – variabel independen dan dependen harus berdistribusi normal
Pengaruh Car, Npl... - Suwandi, Jordi; Oetomo, Hening W 10

atau mendekati normal. Proses uji normalitas data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk melihat normalitas residual dengan cara
analisis grafik dapat dilakukan dengan cara pertama yaitu melihat grafik histogram dan
yang kedua dengan melihat normal p-plot of regression standardized dari variabel terikat. Uji
statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas adalah dengan
menggunakan uji normalitas dari kolmogorov smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan
membuat hipotesis Ho = data berdistribusi normal, Ha = data tidak berdistribusi normal
dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut: (a) Apabila
probabilitas nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel residual > 0.05 maka Ho diterima. (b) Apabila
probabilitas nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel residual < 0.05 maka Ho ditolak.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
tidak kesamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastistas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastistas. Pengujian dilakukan dengan grafik
scatterplot yaitu meregresi masing-masing variabel independen dengan absolute residual
sebagai variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan dari grafik scatterplot adalah (a)
Jika ada pola, seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. (b) Jika
tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain melalui grafik scatterplot dapat digunakan uji
glejser. Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji glejser adalah (a) Jika nilai
signifikansi > 0.05 maka data tidak terjadi heteroskedastisitas. (b) Jika nilai signifikansi <
0.05 maka data terjadi heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi
Menurut Gudono (2014:153) untuk mendeteksi adanya autokorelasi digunakan
durbin-watson. Uji durbin-watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan
tidak ada variabel lain diantara variabel independen. Dasar pengambilan keputusan ada
tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut (a) Bila nilai DW terletak diantara batas atas
atau upper bound (du) dan (4–du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada
autokorelasi. (b) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl)
maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif. (c) Bila nilai DW lebih besar
dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.

Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji model regresi yang terdapat korelasi
antar variabel capital adecuacy ratio (CAR), operating expenses to operating income
(BOPO), non performing loan (NPL), loan to deposit ratio (LDR). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel bebas. Menurut Santoso
(2010:206), pedoman suatu model regresi yang bebas mulikolinearitas adalah (a) Jika nilai
tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variable independen dalam model regresi. (b) Jika nilai tolerance <
0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Volume 6, Nomor 7, Juli 2017 11
e-ISSN : 2461-0593

Pengujian Hipotesis
Uji t
Menurut Kuncoro (2011:105) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel
terikat. Dasar penilaian uji t adalah (a) Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig <
0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat. (b) Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh tidak signifikan
terhadap variabel terikat.

Uji Koefisien Determinasi Parsial (r2)


Koefisien determinasi (r2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
secara individu dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi
adalah diantara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi-variabel dependen.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Statistik Deskriptif
Pengujian statistik deskriptif bertujuan memberikan gambaran atau deskripsi data
yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean (rata-rata) dan standar deviasi
dari masing-masing variabel penelitian yang meliputi variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, dan
ROA. Berikut hasil pengujian yang ditunjukkan oleh Tabel 4.

Tabel 4
Hasil Output SPSS 22
Pengujian Statistik Deskriptif
Descriptive Statistic
` N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CAR 30 9,92 46,49 16,6620 6,51280
NPL 30 ,23 3,66 1,5550 ,93678
BOPO 30 43,45 120,39 63,8010 18,47066
LDR 30 54,05 113,15 83,7823 12,31782
ROA 30 ,05 3,81 1,5650 1,11212
Valid N (listwise) 30
Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016.

Dari hasil Tabel 4 diatas dengan jumlah sampel (n) sebanyak 30 terlihat bahwa nilai
rata-rata (mean) lebih besar dari nilai standar deviation. Hasil pengujian statistik deskriptif
diatas dapat dijelaskan sebagai berikut (a) Data CAR terendah (minimum) yaitu 9,92%
dialami oleh PT Bank QNB Indonesia Tbk pada tahun 2010 sedangkan data CAR yang
tertinggi (maximum) yaitu 46,49% dialami oleh PT Bank QNB Indonesia Tbk pada tahun
2011. (b) Data NPL terendah (minimum) yaitu 0,23% dialami oleh PT Bank QNB Indonesia
Tbk pada tahun 2013 sedangkan data NPL tertinggi (maximum) yaitu 3,66% dialami oleh
Bank Internasional Indonesia Tbk pada tahun 2015. (c) Data BOPO terendah (minimum)
yaitu 43,45% dialami oleh Bank Internasional Indonesia Tbk pada tahun 2013 sedangkan
data BOPO tertinggi (maximum) yaitu 120,39% dialami oleh PT Bank QNB Indonesia pada
tahun 2012. (d) Data LDR terendah yaitu 54,05% dialami oleh Bank Central Asia Tbk pada
tahun 2010, data LDR tertinggi (maximum) yaitu 113,15% dialami oleh PT Bank QNB
Pengaruh Car, Npl... - Suwandi, Jordi; Oetomo, Hening W 12

Indonesia Tbk pada tahun 2013. (e) Data ROA terendah (minimum) yaitu 0,05% dialami
oleh PT Bank QNB Indonesia Tbk pada tahun 2013, data ROA tertinggi yaitu 3,81% dialami
oleh Bank Central Asia Tbk pada tahun 2015.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel tersebut terlihat bahwa dari 5 bank umum
swasta nasional devisa yang menjadi sampel penelitian, variabel independen capital adequacy
ratio (CAR) mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 16,6620 besarnya CAR sesuai dengan
aturan bank indonesia (BI) yaitu CAR yang baik minimum adalah 15%. Variabel
independen non performing loan (NPL) mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 1,5550
besarnya NPL sesuai dengan aturan bank indonesia (BI) yaitu NPL yang baik dibawah 5%.
Variabel independen biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 63,8010 besarnya BOPO sesuai dengan aturan
bank indonesia (BI) yaitu BOPO yang baik dibawah 100%. Variabel independen loan to
deposit ratio (LDR) mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 83,7823 besarnya LDR sesuai
dengan aturan bank indonesia (BI) yaitu LDR yang baik antar 80% sampai 100%. Variabel
dependen return on assets (ROA) mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 1,5650 besarnya
ROA sesuai dengan aturan bank indonesia (BI) yaitu batas minimum ROA sebesar 1,5%.

Uji Kelayakan Model


Analisis Koefisien Determinasi Multiple (R2)
Angka koefisien determinasi yang mendekati satu semakin baik variabel capital
adequacy ratio, biaya operasional terhadap pendapatan operasional, non performing loan, dan
loan to deposit ratio menerangkan dan menjelaskan variabel return on assets. Hasil dari uji
koefisien determinasi multiple (R2) terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5
Hasil Output SPSS 22
Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,873a ,762 ,724 ,58393
a. Predictor: (Constant), LDR, CAR, NPL, BOPO
b. Dependent Variabel: ROA
Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016.

Berdasarkan output SPSS terlihat bahwa dari hasil pengujian diperoleh nilai
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,762 atau 76,2%. Hal ini menunjukkan bahwa dari
variabel CAR, NPL, BOPO dan LDR hampir memberikan semua informasi terhadap ROA
sedangkan sisanya sebesar 0,238 atau 23,8% dijelaskan oleh faktor lain diluar model.
Koefisien korelasi berganda dengan (R) sebesar 0,873 atau 87,3% mengindikasikan
bahwa korelasi atau hubungan antara CAR, NPL, BOPO, dan LDR memiliki hubungan yang
sangat kuat terhadap ROA.

Uji F
Pengujian uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model penelitian berpengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Hasil dari uji F terlihat pada Tabel 6.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Volume 6, Nomor 7, Juli 2017 13
e-ISSN : 2461-0593

Tabel 6
Hasil Output SPSS 22
Pengujian Uji F
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1. Regresion 27,343 4 6,836 20,047 ,000b
Residual 8,524 24 ,342
Total 35,868 29
a. Dependent Variabel: ROA
b. Predictors: (Constant), LDR, CAR, NPL, BOPO
Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016

Berdasarkan hasil output SPSS 22, diketahui hasil pengujian uji F mempunyai nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang artinya secara bersama-sama variabel independen CAR,
NPL, BOPO, dan LDR memiliki pengaruh yang signifikan dan layak terhadap variabel
dependen ROA. Hal ini dibuktikan dengan nilai signfikansi 0,000 < 0,05 sesuai dengan teori
bahwa jika nilai signifikansi F < 0,05 maka model persamaan yang dihasilkan dikatakan
layak.

Analisis Regresi Linier Berganda


Pengujian dengan analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui
pengaruh sejumlah variabel independen dengan sebuah variabel dependen. Hasil uji
analisis regresi linier berganda terlihat pada Tabel 7.

Tabel 7
Hasil Output SPSS 22
Uji Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Coeficcients Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1. (Constant) 6,854 ,792 8,650 ,000
CAR -,002 ,019 -,014 -,121 ,905
NPL -,581 ,119 -,490 -4,874 ,000
BOPO -,032 ,007 -,533 -4,541 ,000
LDR -,027 ,009 -,304 -2,895 ,008
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016.

Dari hasil pengujian data menunjukkan persamaan regresi linier berganda yang
menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel independen terhadap variabel
dependen sebagai berikut:
ROA = 6,854 - 0,002 CAR - 0,581 NPL - 0,032 BOPO - 0,027 LDR
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa (a) Koefisien CAR mempunyai arah negatif
dan tidak signifikan sebesar -0,002. Nilai tesebut berarti bahwa setiap peningkatan CAR
sebesar 1%, maka ROA perbankan turun sebesar 0,002 dengan asumsi NPL, BOPO,dan LDR
konstan. Hal ini tidak sesuai dengan teori dan kerangka pemikirian. (b) Koefisien NPL
mempunyai arah negatif dan signifikan sebesar -0,581. Nilai tersebut berarti bahwa setiap
peningkatan NPL sebesar 1% maka akan menurunkan ROA sebesar 0,581 dengan asumsi
Pengaruh Car, Npl... - Suwandi, Jordi; Oetomo, Hening W 14

CAR, BOPO, dan LDR konstan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yaitu apabila terjadi
peningkatan kredit bermasalah akan menyebabkan penurunan profitabilitas. (c) Koefisien
BOPO mempunyai arah negatif dan signifikan sebesar -0,032. Nilai tersebut berarti bahwa
setiap peningkatan BOPO sebesar 1% makan akan menurunkan ROA sebesar 0,032 dengan
asumsi CAR, BOPO, dan LDR konstan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yaitu apabila
biaya operasional meningkat sedangkan pendapatan operasional tidak, akan menyebabkan
bank tidak efisien dan menyebabkan penurunan profitabilitas. (d) Koefisien LDR
mempunyai arah negatif dan tidak signifikan sebesar -0,027. Nilai tesebut berarti bahwa
setiap peningkatan LDR sebesar 1%, maka ROA perbankan turun sebesar 0,027 dengan
asumsi NPL, BOPO,dan LDR konstan. Hal ini tidak sesuai dengan teori dan kerangka
pemikirian. Hal ini disebabkan jumlah kredit yang diberikan oleh bank lebih kecil dengan
dana yang diterima kembali oleh pihak bank.

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Pengujian data dengan uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak.
Hasil uji normalitas terlihat pada Gambar 1.

Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016.

Gambar 1
Hasil Output SPSS 22
Uji Normalitas

Dari hasil uji normalitas menggunakan normal p-plot of regression standarized yang
terlihat pada gambar 1 diketahui bahwa titik-titik menyebar dan mengikuti garis diagonal
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Untuk lebih
memastikan apakah data tersebut benar-benar normal maka digunakan uji statistik dengan
menggunakan kolmogrov smirnov (K-S). Hasil uji normalitas terlihat pada Tabel 8.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Volume 6, Nomor 7, Juli 2017 15
e-ISSN : 2461-0593

Tabel 8
Hasil Output SPSS 22
Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa Mean ,0000000
Std. Deviation ,54216931
Most Extreme Differences Absolute ,139
Positif ,139
Negatif -,076
Kolmogrov-Smirnov Z ,139
Asymp. Sig. (2-tailed) ,143
a. test distribution is Normal
b. calculated from data
Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016.

Dari hasil uji normalitas menggunakan uji kolmogrov smirnov yang terlihat pada
Tabel 8 terlihat data residual berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
mempunyai signifikansi lebih dari 0,05. Hal ini mendukung dari beberapa uji normalitas
yang dilihat dari grafik.

Uji Heteroskedastisitas
Pengujian data dengan uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi tidak kesamaan dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Pengujian dilakukan dengan grafik scatterplot yang terlihat pada Gambar 2.

Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016.

Gambar 2
Hasil Output SPSS 22
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari hasil uji heteroskedastisitas menggunakan scatter plot yang terlihat pada
Gambar 2 diketahui bahwa scatter plot membentuk titik-titik yang menyebar secara acak
tidak membentuk pola tertentu serta berada diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. Selain menggunakan scatter plot
digunakan uji glejser yang terlihat pada Tabel 9.
Pengaruh Car, Npl... - Suwandi, Jordi; Oetomo, Hening W 16

Tabel 9
Hasil Output SPSS 22
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Coeficcients Standardized
B Std. Error Coefficients
Model Beta T Sig.
1. (Constant) ,056 ,464 ,120 ,906
CAR ,005 ,011 ,107 ,484 ,633
NPL -,070 ,070 -,199 -1,004 ,325
BOPO ,000 ,004 -,025 -,110 ,913
LDR ,005 ,006 ,184 ,890 ,382
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016.

Dari hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser yang terlihat pada Tabel 9
nilai signifikansi dari variabel CAR sebesar ,633, variabel NPL sebesar ,325, variabel BOPO
sebesar ,913, dan variabel LDR sebesar ,382 yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari
masing-masing variabel > 0,05 maka data tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi digunakan untuk menguji apakah ada kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t sebelumnya yang terjadi pada
suatu regresi linier. Alat ukur yang digunakan adalah uji durbin watson (D-W). Hasil uji
autokorelasi terlihat pada Tabel 10.

Tabel 10
Hasil Output SPSS 22
Uji Autokorelasi
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 ,873a ,762 ,724 ,58393 1,841

a. Predictor: (Constant), LDR, CAR, NPL, BOPO


b. Dependent Variabel: ROA
Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016.

Dari hasil uji autokorelasi menggunakan uji durbin watosn yang terlihat pada tabel 10
diketahui bahwa nilai durbin watson yang diperoleh sebesar 1,841 sedangkan besarnya upper
bound (du) diperoleh 1,739, besarnya dl adalah 1,143, dan besarnya 4-du diperoleh 2,261.

Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Hasil uji multikolinieritas terlihat
pada Tabel 11.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Volume 6, Nomor 7, Juli 2017 17
e-ISSN : 2461-0593

Tabel 11
Hasil Output SPSS 22
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coeficcients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF
1. (Constant) 6,854 ,792
CAR -,002 ,019 -,014 ,748 1,337
NPL -,581 ,119 -,490 ,943 1,061
BOPO -,032 ,007 -,533 ,691 1,448
LDR -,027 ,009 -,304 ,862 1,160
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016.

Dari hasil uji multikolinieritas yang terlihat pada Tabel 11 diketahui bahwa besarnya
nilai tolerance variabel independen CAR sebesar 0,748, NPL sebesar 0,943, BOPO sebesar
0,691, dan LDR sebesar 0,862 sedangkan nilai variance influence factor (VIF) independen CAR
sebesar 1,337, NPL sebesar 1,061, BOPO sebesar 1,448, LDR sebesar 1,160. Hal ini sesuai
dengan ketentuan yang telah di tetapkan berarti model yang digunakan dalam penelitian
bebas dari multikolinieritas sehingga variabel dapat digunakan dalam penelitian.

Pengujian Hipotesis
Uji t
Pengujian uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara parsial mampu menerang menerangkan variabel terikat. Hasil uji t
terlihat pada Tabel 12.

Tabel 12
Hasil Output SPSS 22
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Coeficcients Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1. (Constant) 6,854 ,792 8,650 ,000
CAR -,002 ,019 -,014 -,121 ,905
NPL -,581 ,119 -,490 -4,874 ,000
BOPO -,032 ,007 -,533 -4,541 ,000
LDR -,027 ,009 -,304 -2,895 ,008
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016.

Dari hasil uji t yang terlihat pada Tabel 12 diperoleh: (a) Pengujian pengaruh CAR
terhadap ROA menghasilkan nilai t sebesar -,121 dengan nilai signifikansi sebesar ,905.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai signifikansi CAR lebih besar dari
nilai taraf ujinya ( 0,905 > 0,05) maka Ho ditolak dan Hi diterima. (b) Pengujian pengaruh
NPL terhadap ROA menghasilkan nilai t sebesar -4,874 dengan nilai signifikansi sebesar
0,000. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai signifikansi NPL lebih kecil
Pengaruh Car, Npl... - Suwandi, Jordi; Oetomo, Hening W 18

dari nilai taraf ujinya ( 0,000 < 0,05) maka Ho diterima dan Hi ditolak. (c) Pengujian
pengaruh BOPO terhadap ROA menghasilkan nilai t sebesar -4,541 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai
signifikansi BOPO lebih kecil dari nilai taraf ujinya ( 0,000 < 0,05) maka Ho diterima dan Hi
ditolak. (d) Pengujian pengaruh LDR terhadap ROA menghasilkan nilai t sebesar -2,895
dengan nilai signifikansi sebesar 0,008. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
nilai signifikansi LDR lebih kecil dari nilai taraf ujinya ( 0,000 < 0,05) maka Ho diterima dan
Hi ditolak.

Uji Koefisien Determinasi Parsial (r2)


Pengujian koefisien determinasi parsial (r2) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Semakin besar nilai
r2 maka variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh yang dominan. Tingkat koefisien
determinasi parsial dari masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13
Hasil Output SPSS 22
Uji Koefisien Determinasi Parsial (r2)
Coefficientsa
Variabel R r2
CAR -,024 ,0006
NPL -,698 ,4872
BOPO -,672 ,4516
LDR -,501 ,2510
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data sekunder, diolah tahun 2016.

Dari uji koefisien determinasi parsial (r2) yang terlihat pada Tabel 13 diperoleh: (a)
Koefisien determinasi parsial variabel capital adequacy ratio (CAR) sebesar 0,0006 artinya
sekitar 0,06% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel CAR terhadap return on assets
(ROA). Hal ini menunjukkan kecukupan modal yang dimiliki bank untuk meminimumkan
suatu resiko di masa yang akan datang sebesar 0,06%. (b) Koefisien determinasi parsial
variabel non performing loan (NPL) sebesar 0,4872 artinya sekitar 48,72% yang
menunjukkan besarnya kontribusi variabel NPL terhadap return on assets (ROA). Hal ini
menunjukkan upaya bank dalam menangani besarnya kredit bermasalah sebesar 48,72%. (c)
Koefisien determinasi parsial variabel biaya operasional terhadap pendapatan operasional
(BOPO) sebesar 0,4516 artinya sekitar 45,16% yang menunjukkan besarnya kontribusi
variabel BOPO terhadap return on assets (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa bank dalam
melakukan efisiensi biaya operasional untuk meningkatkan profitabilitas sebesar 45,16%. (d)
Koefisien determinasi parsial variabel loan to deposit ratio (LDR) sebesar 0,2510 artinya
sekitar 25,10% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel LDR terhadap return on
assets (ROA). Hal ini menunjukkan bank dalam mengembalikan dana dari pihak ketiga
dengan mengandalkan kredit dimasa datang sebesar 25,10%.

Pembahasan
Pengaruh Capital Adequacy Ratio Terhadap Return On Assets
Berdasarkan hasil hipotesis yang diuji dengan uji t maka dapat diketahui untuk
variabel capital adequacy ratio dengan hasil nilai t hitung sebesar -0,121 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,905 yang berarti tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
return on assets bank umum swasta nasional devisa yang terdaftar di bursa efek indonesia
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Volume 6, Nomor 7, Juli 2017 19
e-ISSN : 2461-0593

periode 2010-2015. Hasil Penelitian ini tidak sesuai hipotesis dan teori bahwa semakin besar
CAR maka ROA yang diperoleh akan meningkat dikarenakan kecukupan modal yang
dimiliki oleh bank lebih leluasa untuk mendanai aktiva-aktiva yang mengandung resiko
dan pengembangan usaha. Ketidaksesuaian antara hasil penelitian dan hipotesis ini
kemungkinan disebabkan dengan CAR tinggi yang digunakan untuk menutupi risiko
kerugian atau aktiva-aktiva yang mengandung resiko dapat mengurangi kemampuan bank
untuk melakukan ekspansi usahanya. Terhambatnya ekspansi usaha akibat tingginya CAR,
maka berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank.

Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Return On Assets


Berdasarkan hasil hipotesis yang diuji dengan uji t maka dapat diketahui untuk
variabel non performing loan dengan hasil nilai t hitung sebesar -4,874 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang berarti berpengaruh signifikan dan negatif terhadap return on
assets bank umum swasta nasional devisa yang terdaftar di bursa efek indonesia periode
2010-2015. Hasil Penelitian ini sesuai dengan hipotesis dan teori bahwa semakin besar NPL
maka ROA yang diperoleh akan menurun dikarenakan semakin buruknya kualitas kredit
menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar. Hal ini menunjukkan semakin
banyak jumlah kredit bermasalah membuat bank tidak berani untuk meningkatkan
penyaluran kredit apalagi total dana pihak ketiga yang diterima bank tidak optimal maka
menyebabkan likuiditas bank terganggu.

Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional Terhadap Return On


Assets
Berdasarkan hasil hipotesis yang diuji dengan uji t maka dapat diketahui untuk
variabel biaya operasional terhadap pendapatan operasional dengan hasil nilai t hitung
sebesar -4,541 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti berpengaruh signifikan
dan negatif terhadap return on assets bank umum swasta nasional devisa yang terdaftar di
bursa efek indonesia periode 2010-2015. Hasil Penelitian ini sesuai dengan hipotesis dan
teori bahwa semakin besar BOPO maka ROA yang diperoleh akan menurun dikarenakan
semakin buruknya kinerja manajemen bank dalam mengelola sumber daya yang tersedia.
Hal ini menunjukkan semakin banyak biaya operasional yang tidak diimbangi dengan
kenaikan pendapatan operasional maka bank tidak efisien dalam mengelola pendapatan
operasional yang telah diterima karena biaya operasional mempunyai hubungan langsung
dengan kegiatan usaha bank seperti biaya bunga, biaya valuta asing, biaya tenaga kerja,
penyusutan, serta biaya lainnya.

Pengaruh Loan to Deposit Ratio Terhadap Return On Assets


Berdasarkan hasil hipotesis yang diuji dengan uji t maka dapat diketahui untuk
variabel loan to deposit ratio dengan hasil nilai t hitung sebesar -2,895 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,008 yang berarti berpengaruh signifikan dan negatif terhadap return on
assets bank umum swasta nasional devisa yang terdaftar di bursa efek indonesia periode
2010-2015. hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis dan teori bahwa semakin tinggi
ldr maka ROA yang diperoleh akan tinggi. Hal ini mungkin disebabkan oleh kenaikan LDR
yang tinggi hingga melebihi batas maksimum menyebabkan return on assets mengalami
penurunan, kemungkinan lain yaitu jumlah pinjaman yang diberikan bank yang terlalu
sedikit maka tingkat kepercayaan masyarakat turun, dengan penurunan tersebut ROA akan
turun karena tidak adanya pemasukan sumber modal dari masyarakat maupun dana pihak
ketiga.
Pengaruh Car, Npl... - Suwandi, Jordi; Oetomo, Hening W 20

Pengaruh Dominan Dari Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Biaya
Operasional Pendapatan Operasional dan Loan to Deposit Ratio
Dari uraian yang telah dikemukakan variabel bebas yang meliputi CAR. NPL,
BOPO, dan LDR masing-masing menunjukkan nilai dan pengaruh yang berbeda satu sama
lain. Dari beberapa pengaruh tersebut NPL mempunyai pengaruh yang paling dominan.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai uji t sebesar -4,874 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 serta
hasil analisis regresi linier berganda yang ditunjukkan oleh nilai B sebesar -0,581.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian data, pembahasan dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa variabel bebas capital adequacy ratio berpengaruh positif terhadap
variabel terikat return on assets adalah ditolak. (2) Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
variabel bebas non performing loan berpengaruh negatif terhadap variabel terikat return on
assets adalah diterima. (3) Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa variabel bebas biaya
operasional terhadap pendapatan operasional berpengaruh negatif terhadap variabel terikat
return on assets adalah diterima. (4) Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa variabel
bebas loan to deposit ratio berpengaruh positif terhadap variabel terikat return on assets adalah
ditolak. (5) Hipotesis kelima yang menyatakan bahwa variabel bebas non performing loan
paling berpengaruh dominan terhadap variabel terikat return on assets adalah diterima.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disarankan sebagai berikut: (a) Sebelum
melakukan investasi hendaknya investor mempertimbangkan faktor non performing loan
karena mempunyai pengaruh dominan negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan
bank yang diukur dengan return on assets karena apabila pengaruh negatif tersebut bisa
diminimalisasi maka kemungkinan bank akan mengalami kinerja yang baik. (b) Pihak
manajemen bank hendaknya memperhatikan total kredit yang akan diberikan kepada
nasabah agar terjadinya kredit bermasalah bisa diminimalisir, meningkatkan dan mengatur
modal yang dimiliki agar tidak berpengaruh negatif terhadap kinerja bank. (c) Bagi peneliti
selanjutnya sebaiknya menambahkan rasio-rasio keuangan lainnya sebagai variabel
penelitian serta memperpanjang periode penelitian agar diperoleh hasil penelitian yang
lebih baik, bervariatif dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2013. Manajemen Penelitian. Cetakan keduabelas. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Booklet Perbankan Indonesia. 2016. Otoritas Jasa Keuangan. http://www.ojk.go.id. Diakses
tanggal 10 November 2016.
Dendawijaya, L. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi ketiga. PT. Ghalia Indonesia. Bogor.
Direktori Perbankan Indonesia dan Direktori Pasar Modal Indonesia. 2004. Perbankan
Indonesia. http://www.bi.go.id/id/publikasi.dpi.default.aspx. 18 November 2016
(11.05).
Gudono. 2014. Analisis Data Multivariat. Edisi keempat. BPFE. Yogyakarta.
Hanafi M. H. dan A. Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. UPP STIM
YKPN. Yogyakarta.
Harahap, S. S. 2007. Teori Akuntansi. Cetakan Ketujuh. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.
Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan keempatbelas. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Volume 6, Nomor 7, Juli 2017 21
e-ISSN : 2461-0593

Kuncoro, M. 2011. Metode Kuantitatif. Edisi keempat. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
__________, dan Suhardjono. 2011. Manajemen Perbankan. Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta
Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Pendekatan Kualitatif.
Edisi pertama. Bayumedia. Malang.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
12 April 2004. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 7.
Puspitasari, D. 2009. Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan Suku
Bunga SBI Terhadap ROA Pada Bank Devisa di Indonesia Perioda 2003-2007. Tesis.
Program Pasca Sarjana S2 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Semarang.
Rohmah, M. 2013. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),
Net Interest Margin (NIM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2011. Skripsi.
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Romantin, M. 2015. Pengaruh CAR, LDR, BOPO Terhadap ROAA Pada Bank Swasta Yang
Terdaftar BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen 4(6).
Santoso, S. 2010. SPSS Statistik Parametrik. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Saputri, S. F. H. 2016. Pengaruh CAR, BOPO, NPL, DAN LDR Terhadap ROE Pada Bank
Devisa. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen 5(5): 2461-0593.
Sekaran, U. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketiga. Alfabeta. Bandung.
_______. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keempat. Alfabeta. Bandung.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
25 Oktober 2011. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 1.
Jakarta.
Taswan, C. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Uyanto, S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Werdaningtyas, H. 2002. Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over
Pramerger di Indonesia. Jurnal Manajemen Indonesia 1(2): 26-42.

Das könnte Ihnen auch gefallen