Etika Lingkungan Hidup Dan Pengembangan Permukiman
Etika Lingkungan Hidup Dan Pengembangan Permukiman
Pengembangan Permukiman
______________________________________________________________________________________________
___
UNIVERSITAS INDRAPRASTA
PGRI
Semester IV
Pendidikan matematika
IV-D
Disusun oleh:
200813500370
IRFAN IRSANI
200813500394
ANNISA ISNAINI
200813500411
SRI WIDYASTUTI
200813500424
MAYA KUSFITRI YANA
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
senantiasa memberikan kita berbagai nikmat, sehingga saat ini kita masih diberi
kesempatan untuk terus menuntut ilmu dan mengembangkan wawasan kita.
Semoga kita dapat mensyukuri segala nikmat yang di berikan-Nya dan
menjadikannya sarana untuk selalu beribadah kepada-Nya.
Adapun makalah ini bertujuan untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah
Pendidikan Lingkungan Hidup. Makalah yang diberi judul “Etika Lingkungan
Hidup dan Pengembangan Permukiman” ini mengulas tentang bagaimana sikap
yang seharusnya dilakukan oleh manusia terhadap lingkungannya, agar
lingkungan tetap terjaga kelestarian, keindahan, serta keseimbangannya. Selain
itu, makalah ini juga mengulas tentang pengembangan permukiman pada kota dan
desa.
Satu yang tidak dapat kami lupakan, bahwa penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai sumber. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Oleh karena kami merasa ada kekurangan dalam makalah ini, untuk itu
kami mengharapkan segala kritik dan saran serta masukan-masukan yang bersifat
membangun dari teman-teman.
Semoga apa yang kami sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dalam pembelajaran maupun sebagai wawasan dalam
menjalani kehidupan sehari-hari.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
PENDAHULUAN. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Antroposentrisme. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
Biosentrisme. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
Ekosentrisme. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..3
Pengembangan Permukiman. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Permukiman. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
PENUTUP. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .16
Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .16
Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
DAFTAR PUTAKA
http://aprillins.com/2010/1428/tiga-teori-etika-lingkungan-egosentris-homosentris-
ekosentris/
http://pipitkecilku.blogdrive.com/archive/95.html
http://riveryogya.wordpress.com/2008/02/27/pembangunan-berwawasan-
lingkungan/
http://soera.wordpress.com/2009/02/12/ekologi-etika-pembangungan/
http://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2009/08/12/deep-ecology/
http://www.scribd.com/doc/18661173/Lingkungan-hidup
http://www.scribd.com/doc/6330078/Manusia-Dan-Lingkungan-Hidup
PENDAHULUAN
Alam yang indah dan lestari merupakan jaminan bagi kelangsungan hidup
manusia dan segala lapisan kehidupan yang ada didalamnya. Untuk menjamin
kelangsungan hidup kita dan generasi mendatang diharapkan agar tetap memiliki
kehidupan dan lingkungan dalam suasana yang baik dan menyenangkan, banyak
hal yang dilakukan untuk menjamin kelangsungan hidup alam semesta, setidaknya
kita harus merubah sikap dalam memandang dan memperlakukan alam sebagai
hal, bukan sebagai sumber kekayaan yang siap dieksploitasi, kapan dan dimana
saja.
PEMBAHASAN
Etika Lingkungan Hidup
Antroposentrisme
Biosentrisme
Ekosentrisme
Dengan ini bisa dikemukakan bahwa krisis lingkungan global yang kita
alami saat ini sebenarnya bersumber pada kesalahan pemahaman atau cara
pandang manusia mengenai dirinya, alam, dan tempat manusia dalam keseluruhan
ekosistem. Manusia keliru memandang dan keliru menempatkan diri dalam
konteks alam semesta seluruhnya. Dan inilah awal dari semua bencana lingkungan
hidup yang kita alami sekarang. Oleh karena itu, pembenahan harus pula
menyangkut pembenahan cara pandang dan perilaku manusia dalam berinteraksi
baik dengan alam maupun dengan manusia lain dalam keseluruhan ekosistem.
Kesalahan cara pandang ini bersumber dari etika antroposentrisme, yang
memandang bahwa manusia sebagai pusat alam semesta, dan hanya manusia yang
mempunya nilai, sementara alam dan segala isinya sekedar alat bagi pemuasan
kebutuhan dan kepentingan hidup manusia. Manusia dianggap berada diluar,
diatas dan terpisah dari alam. Bahkan, manusia dipahami sebagai penguasa atas
alam yang boleh melakukan apa saja. Cara pandang seperti ini melahirkan sikap
dan perilaku eksploitatif tanpa kepedulian sama sekali terhadap alam dan segala
isinya yang dianggap tidak mempunyai nilai pada diri sendiri.
Oleh karena itu, dapat disampaikan beberapa prinsip yang relevan untuk
lingkungan hidup. Prinsip-prinsip ini yang dilatar belakangi oleh krisis ekologi
yang bersumber pada cara pandang dan perilaku manusia.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulain terhadap Alam (Caring for Nature)
Prinsip ini juga muncul dari kenyataan bahwa sesama anggota komunitas
ekologis mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan
dirawat. Prinsip kasih sayang dan kepedulian adalah prinsip tanpa
mengharapkan balasan yang tidak didasarkan atas kepentingan pribadi tetapi
semata-mata karena kepentingan alam. Semakin mencintai dan peduli kepada
alam, manusia semakin berkembang menjadi manusia yang matang, sebagai
pribadi yang identitasnya kuat. Manusia semakin tumbuh berkembang
bersama alam, dengan segala watak dan kepribadian yang tenang, damai,
penuh kasih sayang, luas wawasannya seluas alam.
Apabila dikaji dari segi makna, permukiman berasal dari terjemahan kata
human settelments yang mengandung pengertian suatu proses bermukim. Dengan
demikian terlihat jelas bahwa kata permukiman mengandung unsur dimensi waktu
dalam prosesnya. Melalui kajian tersebut terlihat bahwa pengertian permukiman
dan pemukiman berbeda. Kata pemukiman mempunyai makna yang lebih
menunjuk kepada objek, yang dalam hal ini hanya merupakan unit tempat tinggal
(hunian), contohnya seperti: rumah susun, apartemen, dan perumahan.
1. Survival Needs
Tingkat kebutuhan yang paling dasar ini merupakan kebutuhan yang harus
dipenuhi pertama kali. Pada tingkatan ini hunian merupakan sarana untuk
menunjang keselamatan hidup manusia.
2. Safety and Security Needs
Kebutuhan terhadap keselmatan dan keamanan yang ada pada tingkat
berikutnya ini terkait dengan keselamatan dari kecelakaan, keutuhan anggota
badan, serta hak milik.
3. Affilitation Needs
Pada tingkatan ini, hunian merupakan sarana agar dapat diakui sebagai
anggota dalam golongan tertentu. Hunian disini berperan sebagai identitas
seseorang untuk diakui dalam golongan masyarakat.
4. Esteem Needs
Kebutuhan berikutnya terkait dengan aspek psikologis. Manusia butuh
dihargai dan diakui eksistensinya. Terkait dengan hal ini, hunian merupakan
sarana untuk mendpatkan pengakuan atas jati dirinya dri masyarakat dan
lingkungan sekitarnya.
5. Cognitive and Aesthetic Needs
Pada tingkatan ini, produk hunian tidak hanya sekedar untuk digunakan tetapi
juga dapat memberi dampak kenikmatan (misalnya dinikmati secara visual)
pada lingkungan sekitarnya.
Kesimpulan
Saran