Artikeljurnal 130724201856 Phpapp01
Artikeljurnal 130724201856 Phpapp01
DI UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT
FITNESS LEVEL IN STUDENTS WITH TAEKWONDO SPORT
at AIRLANGGA UNIVERSITY
by:
AGUSTIAN SAQURIN
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga 2013
Students with their activities and bustle are required to have a good physical fitness in
order to not disrupt their daily activities. Some sources say that sport, is one ways to improve
fitness. One of popular sports lately and good for fitness is Taekwondo. This study is expected to
be able to describe the fitness level of students with Taekwondo sport at Airlangga University
briefly and clearly.
This is a descriptive research with evaluation study design. Samples were taken from
students of Airlangga University who are members of the UKM Taekwondo UNAIR using
purposive sampling method. From that, it is obtained 20 respondents. Fitness can be measured by
looking at the Harvard Step Test, 15 minutes run test, and measurement of the vital signs for each
respondent.
As a result, there is relationship between fitness level in students with Taekwondo sport at
Airlangga University. Majority of the respondents showed a good fitness level indicated by VO2
max, fitness index, also vital signs involve heart rate, respiratory rate, and blood pressure.
From the result of the research, it can be concluded that the physical fitness of students
with Taekwondo sport at Airlangga University are in a good level. This research found that
Taekwondo training provides fitness benefit to its members. Further research is expected to be
able to explain the short-term effects of practicing Taekwondo for its members with different and
larger respondents
Keywords: level of fitness, sport, Taekwondo
baik dalam posisi bergerak maupun duduk
dengan aman dan efektif dan masih dapat
memnuhi fungsinya dalam keluarga maupun
masyarakat serta menikmati kegiatan
pilihannya tanpa mengalami kelelahan
(Siregar, 2010). Dengan demikian setiap
orang mutlak memerlukan kebugaran agar
bisa menjalankan kehidupannya dengan
nyaman tanpa keluhan.Namun karena
kesibukan aktifitas dan tugas kuliah,
dimungkinkan
seorang
mahasiswa
menjadikan olah raga bukan sebagai
prioritas yang harus dilaksanakan, yang pada
akhirnya
mempengaruhi
kebugaran
tubuhnya. Penelitian Taylor mengatakan
bahwa ujian, praktikum, tugas memicu
timbulnya gangguan yang berhubungan
dengan peristiwa akademik, yang dalam
tingkat keparahan tinggi dapat menekan
ketahanan tubuh (Ariana, 2006).
Sebagai mahasiswa, kebugaran
mutlak diperlukan agar dapat menjalankan
setiap kewajiban di kampus dengan baik dan
agar
dapat
berkembang
secara
akademis.Lain halnya dengan makan dan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mahasiswa adalah murid pada
perguruan tinggi yang memulai jenjang
kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa
dalam tahap perkembangannya digolongkan
sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu
usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun (Knoers,
F.J, & Haditono, 2001). Fase tersebut
merupakan masa yang penuh dengan
masalah dan ketegangan emosional, periode
isolasi sosial, periode komitmen dan masa
ketergantungan
perubahan
nilai-nilai,
kreatifitas dan penyesuaian diri pada pola
hidup yang baru (Indarjo, 2009). Mahasiswa
merupakan bagian dari civitas akademika
yang berperan untuk mengembangkan diri,
sebab mahasiswa adalah calon pemimpin
bangsa di masa mendatang. Untuk itu
seorang mahasiswa harus memilki cara
pandang yang baik, jiwa kepribadian serta
mental yang sehat dan kuat dalam
menghadapi masalah apapun.
Kebugaran adalah kapasitas tubuh
secara umum dalam menghadapi kerja fisik
Identifikasi masalah
Melhim (2001)
Taekwondo
memiliki potensi
untuk menaikkan
detak jantung yang
cukup untuk
meningkatkan
kebugaran
kardiorespirasi
mahasiswa
Olah raga
Taekwondo
Kebugaran tubuh
Tirtawirya
(2005)
Taekwondo
mengembangkan
komponen
biomotor
antara lain koordinasi,
keterampilan, kecepatan,
fleksibilitas,
kekuatan
otot,
keseimbangan,
postur, power, dan daya
tahan
Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara tingkat
kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga
Taekwondo di Universitas Airlangga?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Menjelaskan hubungan tingkat kebugaran
pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
di Universitas Airlangga.
Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi kebugaran fisik pada
mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
dengan indikator VO2 max dan fitness
index.
2. Mengidentifikasi TTV pada mahasiswa
dengan olah raga Taekwondo.
3. Mengidentifikasi
faktor
yang
mempengaruhi kebugaran fisik mahasiswa
dengan olah raga Taekwondo.
Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini akan membantu
mengembangkan penelitian tentang peningkatan
kebugaran melalui olahraga Taekwondo dengan
proses latihan dan pembinaan mental. Sehingga
dapat digunakan sebagai rujukan dalam penelitian
selanjutnya.
Manfaat praktis
1. Memberikan alternatif pilihan olah
raga
yang
menarik
untuk
meningkatkan kebugaran tubuh.
2. Sebagai alternatif aktifitas dalam
bentuk kegiatan olahraga untuk
mengelola kebugaran mahasiswa
sehingga dapat meningkatkan kualitas
belajar.
3. Bagi club/institusi Taekwondo akan
memberikan nilai positif untuk
dikembangkan
sebagai
program
latihan peningkatan kebugaran bagi
mahasiswa
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep kebugaran
Pengertian kebugaran
Sumosardjuno
mendefinisikan
kebugaran/kesegaran jasmani sebagai kemampuan
seseorang untuk melakukan pekerjaan/tugasnya
sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa kelelahan
yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau
cadangan tenaga untuk menikmati waktu
senggangnya dan untuk keperluan - keperluan yang
mendadak (Suharjana & Purwanto, 2008).
2.
Komponen kebugaran
Komponen-komponen kesegaran jasmani
menurut
Roji (2002) meliputi beberapa hal
meliputi daya tahan jantung/peredaran darah dan
paru-paru,kemampuan adaptasi biokimia seperti
enzim-enzim dalam darah dan konsentrasi asam
laktat dalam plasma darah, bentuk tubuh,kekuatan
otot,tenaga
ledak
otot,daya
tahan
otot,kecepatan,kelincahan,kelentukan,kecepatan
reaksi,koordinasi (Maselah, 2012)
Menurut Morehouse dan Miller dalam
Nurhasan, (2006) kesegaran/kebugaran jasmani
merupakan bagian dari total fitnes. Dalam total
fitnes terdapat beberapa komponen yaitu :
1.
Anatomi fitness
Adalah
hal
yang
sukar
dapat
dikembangkan
oleh
karena
untuk
pengembangannya harus dimulai sejak
masa pertumbuhan anak-anak, sehingga
Sedangkan
komponen-komponen
kesegaran
jasmani menurutSajoto (1995) terdiri dari :
1.
Kekuatan (Strenght)
Komponen kondisi fisik
tentang
kemampuannya
seseorang
dalam
2.
3.
4.
5.
6.
7.
.
Adalah
kemampuan
seseorang
mengintegrasikan
bermacam-macam
gerakan yang berbeda kedalam pola
gerakan tunggal secara efektif.
8. Keseimbangan ( balance )
Kemampuan
seseorang
untuk
mengendalikan organ-organ syaraf otot,
seperti dalam hand-stand atau dalam
mencapai
keseimbangan
sewaktu
seseorang sedang berjalan kemudian
terganggu(misalnya tergelincir dan lainlain).
9. Ketepatan ( accuracy )
Ketepatan adalah kemampuan seseorang
mengendalikan
gerak-gerak
bebas
terhadap suatu sasaran-sasaran, ini dapat
merupakan suatu jarak atau mungkin
suatu objek yang langsung yang harus
dikenai dengan salah satu bagian tubuh.
10. Reaksi (reaction)
Reaksi adalah kemampuan seseorang
untuk segera bertindak secepatnya dalam
menghadapi
rangsangan
yang
ditimbulkan lewat indera, syaraf atau
feeling
lainnya.
Seperti
dalam
mengantisipasi datangnya bola yang harus
ditangkap dan lain-lain. (Maselah, 2012)
Dari beberapa pendapat para ahli tentang
komponen-komponen kebugaran jasmani dapat
disimpulkan
bahwa
komponen-komponen
kebugaran jasmani terdiri dari: kekuatan otot, daya
tahan otot, kecepatan, kelincahan, koordinasi.
Pengukuran tingkat kebugaran
1. Nadi sewaktu istirahat
Potter & Perry (2005) menuliskan, nadi adalah
aliran darah yang menonjol dan dapat diraba di
berbagai tempat pada tubuh. Nadi merupakan
indicator status sirkulasi.Sirkulasi merupakan
alat sel menerima dan membuang sampah yang
dihasilkan dari sisa metabolisme. Supaya sel
berfungsi normal, harus ada aliran darah yang
kontinyu dan dengan volume sesuai yang
didistribusikan darah menuju sel yang
membutuhkan nutrien (Marniyah, 2007).
Cara mengetahui tingkat kebugaran dan
mengukur kemajuan latihan adalah dengan
mengawasi kecepatan denyut jantung waktu
istirahat, yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu
istirahat. Prinsipnya adalah semakin rendah
kecepatan nadi sewaktu istirahat, maka
semakin baik bentuk jantung (Marniyah, 2007)
Tabel 2.1 Hubungan antara umur, jenis kelamin, nadi istirahat bedasarkan tingkat latihan menurut Carol &
Smith (1992)
Umur (tahun)
Laki laki
Perempuan
2.
Sangat baik
Baik
Sedang
Kurang
Sangat baik
Baik
Sedang
Kurang
20-29
<60
60-69
70-85
>85
<70
70-77
78-94
>94
50-59
<68
68-75
76-91
>91
<76
76-83
84-100
>100
Tekanan darah
Potter & Perry (2005) menuliskan tekanan
darah sebagai kekuatan dinding arteri tubuh
oleh darah yang didorong dengan tekanan dari
jantung.Tekanan arteri darah adalah indikator
yang baik tentang kesehatan jantung
(Marniyah, 2007).
Potter & Perry (2005) juga menuliskan faktor
yang turut mempengaruhi tekanan darah
adalah genetic, usia, stres, dan gaya hidup.
Ansietas, nyeri, takut, dan stres emosi
menimbulkan
stimulasi
simpatik yang
3.
Tekanan
Darah
Sistol (mmHg)
Tekanan
Darah
Diatol (mmHg)
< 120
< 130
130-139
140-159
140-149
160-179
180
140
< 80
< 85
85-89
90-99
90-94
100-109
110
< 90
140-149
<90
Frekuensi napas
Kelangsungan hidup manusia bergantung pada
kemampuan oksigen untuk mencapai sel tubuh,
dan sel mengeluarkan CO2.frekuensi, kedalaman,
dan irama napas menandakan kualitas dan
efisiensi ventilasi (Marniyah, 2007). Ventilasi
diatur oleh kadar O2 , CO2 dan konsentrasi ion H+
(pH) dalam darah (Potter & Perry, 2005).
Guyton & Hall (1997) mengatakan latihan fisik
yang berulang akan merangsang otak secara
progresif menjadi lebih
mampu untuk
lama naik turun bangku dalam detik x 100
=
5,5 x denyut nadi selama 30 detik
Standart nilai menurut Liebenson (2007):
>90
= baik sekali
80 89 = baik
65 79 = diatas rata-rata
55 64 = rata - rata
<55
= jelek
2. Tes lari 15 menit
Tes lari selama 15 menit merupakan salah
satu tes untuk mengetahui tingkat kebugaran
jasmani terutama daya tahan (endurance)
(Irwansyah, 2007).
Cara melakukan tes tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Sebelum
tes,
responden
harus
melakukan pemanasan dan peregangan
yang cukup.
2. Setelah siap dan diberi aba-aba untuk
lari selama waktu 15 menit dan dicatat
waktunya.
3. Standar patokan untuk subjek yang
mampu melakukan lari sejauh 2500 m
dalam 15 menit adalah memiliki VO 2
max = 39,00 ml/kg BB/menit.
4. Standar hitungan untuk lebih atau
kurang dari jarak 2500 adalah 1,22
ml/kg BB/menit untk tiap 100 meter.
5. Dapat juga menggunakan rumus :
Laki laki
Perempuan
Usia
< 29
30 39
40 49
50 59
60 69
>70
< 29
30 39
40 49
50 59
60 69
>70
Jelek
< 24,9
< 22,9
< 19,9
< 17,9
< 15,9
< 12,9
< 23,9
< 19,9
< 16,9
< 14,9
< 12,9
< 11,9
Konsep Olahraga
Pengertian Olahraga
Olahraga adalah aktivitas fisik yang
terencana, terstruktur, berulang dan bertujuan
memperbaiki atau menjaga kesegaran jasmani
(Adiwinanto, 2008). Sedangkan dalam deklarasi
Sangat baik
> 53
>50
>45
>43
>41
> 38
> 49
> 45
> 42
> 40
> 37
> 35
4.
Konsep Taekwondo
Pengertian Taekwondo
Yoyok Suryadi mendefinisikan Taekwondo
adalah seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni
beladiri yang menggunakan teknik kaki dan
tangan kosong. Taekwondo adalah olahraga
beladiri Korea yang populer dan juga merupakan
olahraga Nasional Korea (Rasyono, Rahayu, &
Soegiyanto, 2012).
Taekwondo merupakan cabang olahraga
beladiri yang menggunakan tangan, kaki dengan
disiplin diri, sehingga taekwondo bermanfaat besar
dalam kehidupan bermasyarakat (Tirtawirya, 2005).
Taekwondo berasal dari Korea dan bermarkas besar
di Kukkiwon seoul Korea, sekarang mempunyai
anggota lebih dari 165 negara dan berkembang di
Indonesia sekitar tahun 1970. Taekwondo
mengembangkan komponen-komponen biomotor
yang sangat berguna bagi para anggota taekwondo
yang latihan rutin. Komponen-komponen biomotor
yang dikembangkan cabang olahraga Taekwodo
antara lain koordinasi, keterampilan, kecepatan,
fleksibilitas,kekuatan otot, keseimbangan, postur,
power, daya tahan. Taekwondo yang cenderung
sebagai olah raga fisik secara psikologis sangat
berperan dalam proses pelatihan maupun dalam
kehidupan bermasyarakat. Berkaitan dengan
psikologis ada dua hal yang diberikan saat belajar
taekwondo, yaitu moral dan mental (Tirtawirya,
2005).
Sejarah Taekwondo di Indonesia
Taekwondo mulai berkembang di Indonesia
pada tahun 1970-an, dimulai oleh aliran Taekwondo
yang berafiliasi ke ITF (International Taekwondo
Federation) yang pada waktu itu bermarkas di
Toronto Kanada
dan dipelopori
oleh
GenChoHonHi. Kemudian berkembang juga aliran
Taekwondo yang berafiliasi ke WTF yang berpusat
di Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan dengan presider
Dr. Un Yong Kim. Pada 28 Maret 19 musyawarah
nasional Taekwondo berhasil menyatukan kedua
pihak dan berubah menjadi Taekwondo Indonesia
yang berkiblat WTF dan dipimpin oleh Leo
Lopolisa, dan kini Taekwondo Indonesia telah
berkembang di seluruh propinsi Indonesia (Bassa,
2009).
Tirtawirya (2005) menjelaskan Taekwondo
adalah suatu ungkapan fisik dari kehendak manusia
untuk survival dan suatu aktivitas untuk memenuhi
keinginan rohani dari seorang laki-laki.Pada
dasarnya semua tindakan dalam taekwondo
dikembangkan dari naluri manusia untuk pertahanan
diri diperkuat dengan unsur yang positif, dan pada
akhimya menjangkau status yang absolut untuk
2.
3.
4.
Kriteria Eksklusi :
1. Anggota yang melakukan aktifitas olah raga
selain Taekwondo secara rutin dalam hal ini
melakukan olah raga diluar Taekwondo lebih dari
satu kali dalam seminggu.
2. Mahasiswa yang mempunyai kelainan jantung
bawaan dan penyakit pernapasan (asma, ISPA)
baik akut maupun kronis.
3. Anggota yang merupakan atlet profesional.
Adapun besar sampel pada penelitian ini yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah
sejumlah 20 responden
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Student Center
Kampus C Universitas Airlangga pada tanggal 7-15
Mei 2013.
Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan
instrumen berupa observasi dan tes fisik untuk
Data umum
1. Hasil observasi responden berdasarkan usia
19
tahun
4
20%
24
tahun
1
5%
21
tahun
4
20%
22
20
tahun
tahun
4
7
20%
35%
Gambar 5. 1 Karakteristik responden penelitian di
student center universitas airlangga berdasarkan usia
Dari diagram dapat dilihat dari 20 responden jumlah
subjek terbanyak adalah usia 20 tahun 35%.
2. Hasil observasi responden berdasarkan
jenis kelamin
perempu
an
40%
laki-laki
60%
Hasil penelitian
Gambaran umum lokasi penelitian
UKM Taekwondo Universitas
Airlangga
merupakan salah satu dari 7 UKM beladiri yang
dikembangkan di UNAIR. UKM ini didirikan sejak
31 tahun yang lalu oleh beberapa sabeumnim sabuk
hitam, yang merupakan pelopor dari pengenalan
Taekwondo di Universitas Airlangga. UKM ini
awalnya bermarkas di student center kampus B
Universitas Airlangga yang pada tahun 2010
dipindahkan ke kampus C menempati gedung baru
sekretariat kampus C Universitas Airlangga
Jl.Mulyorejo, Surabaya. Setiap tahunnya UKM ini
melakukan rekrutmen anggota yang dalam 5 tahun
terakhir merupakan UKM dengan peminat tertinggi
daripada UKM lainnya dengan jumlah pendaftar lebih
dari 200 peserta.
3 tahun
30%
2 tahun
60%
Data khusus
Tabel 5. 1 Hasil observasi VO2 max responden
tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga
Taekwondo di Universitas Airlangga
Interpretasi
Jenis kelamin
nilai VO2 max
%
L
P
%
kebugaran
1 2 3 5
Sangat baik
Baik
Diatas rata-rata
N
p = 0,006
Sangat baik
0 0 1 1
2
0%
Baik
0 12 5 0
17
60%
Diatas rata-rata 1 0 0 0
1
40%
20
100%
N
p = 0,036
Dari tabel menunjukan indeks kebugaran responden
penelitian mayoritas berada pada level baik, sebagian
kecil pada level sangat baik dan diatas rata-rata.
0
9
3
12
0
3
5
8
0
12
8
20
0%
60%
40%
100%
%
1 2 3 5
Sangat baik
0 0 0 0
0
10%
Baik
0 6 5 1
12
85%
Diatas rata-rata 1 6 1 0
8
5%
20
100%
N
p = 0,569
Dari tabel menunjukan indeks kebugaran
responden penelitian mayoritas berada pada level baik,
sebagian kecil pada level sangat baik dan diatas ratarata.
Tabel 5. 3 Hasil observasi indeks kebugaran
responden tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan
olah raga Taekwondo di Universitas Airlangga
Interpretasi
Jenis kelamin
nilai indeks
%
L
P
kebugaran
Sangat baik
2
0
2
10%
Baik
10
7
17
85%
Diatas rata-rata
0
1
1
5%
12
8
20
100%
N
p = 0,387
Dari tabel menunjukan VO2 max responden
penelitian mayoritas berada pada level baik, sebagian
kecil pada level diatas rata-rata.
.
HR/
menit
RR/
menit
TD
<60
60 80
> 80
12 20
>20
Sistole
<130
130-139
Distole
<85
85-89
0
20
0
20
0
0%
100%
0%
100%
0%
19
1
95%
5%
20
0
100%
0%
Pembahasan
Kebugaran fisik pada mahasiswa
dengan olahraga Taekwondo
Hasil pemeriksaan fisik ditemukan
mayoritas kebugaran responden berada
pada level baik. Peneliti menggunakan
indikator VO2 max dan indeks
kebugaran untuk pengukuran dalam
penelitian ini.
Indikator pertama adalah VO2
max,
merupakan
pengukuran
kebugaran jasmani terutama daya
tahan. Nilai VO2 max menunjukan
efisiensi
jantung
dan
sistem
pernapasan dalam mensuplai O2 dalam
tubuh seseorang (Irwansyah, 2007).
Hasilnya
VO2
max
terbanyak
ditemukan pada level baik. Level
terendah ditemukan pada perempuan
yaitu diatas rata-rata.
Dalam teorinya Kordi (2009) yang
menuliskan taekwondoin tidak hanya
berlatih tentang kekuatan, tetapi juga
melatih komponen aerobic dan
anaerobic pada latihan rutinnya, serta
baik pada pria dan wanita usia 20
tahun memiliki VO2 max yang berada
pada level sangat baik.
Namun menurut peneliti kondisi
ini masih belum tercapai sepenuhnya
dengan ditemukannya 40% responden
memiliki level diatas rata-rata. Faktor
yang bisa menyebabkan perbedaan
tersebut antara lain jenis kelamin,
dimana menurut Amstrong (2006)
bahwa VO2 max juga dipengaruhi jenis
kelamin, dan terbukti berada dalam
level terendah yaitu diatas rata-rata
adalah perempuan.
Indikator kedua adalah indeks
kebugaran responden, merupakan
pengukuran kebugaran seseorang
berdasarkan
kemampuan
kardiovaskuler,
yaitu
dengan
mengukur kemampuan menyesuaikan
terhadap beban kerja dan nadi pulih
asal dari kerja tersebut (Sibson &
Taylor, 2004).
Hasilnya mayoritas responden
juga memiliki kebugaran baik,
sebagian kecil ditemukan pada level
sangat baik dan diatas rata-rata.
Darmayanti
(2007)
menjelaskan
manfaat dari olah raga adalah dapat
menurunkan tekanan darah, sehingga
meningkatkan
efisiensi
jantung.
Selain itu terdapat juga teori yang
menyatakan
bahwa
latihan
Taekwondo memiliki potensi yang
cukup untuk menaikan detak jantung
3.
Daftar Pustaka
Adiwinanto, W. (2008). Pengaruh Olahraga di
Sekolah terhadap Indeks Masa tubh dan
Tingkat Kesegaran Kardiorespirasi
Pada Remaja Obesitas. Semarang:
Tesis Universitas Diponegoro.
Amstrong, N. (2006). Aerobic fitness of childreen
and adolescent. Jornal de Pediatria ,
82.
Anggrawati, H. (2009). The corelation between
physical fitness and study performance
in high school students after 1200 M
run. media majalah ilmu faal Indonesia
vol.9 no.1 , 1.
Ariana, A. (2006). Efektifitas terapi humor terhadap
penurunan
tingkat
stres
pada
mahasiswa baru. Surabaya: Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga.
Bassa,
A.
N. (1998). Keperawatan
masyarakat. Jakarta: EGC.
kesehatan
remaja.
M.
Nursalam.
Suryanto.