Korelasi Antara Lama Studi Dan Tingkat Kecemasan Mahasiswa
Korelasi Antara Lama Studi Dan Tingkat Kecemasan Mahasiswa
Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
Abstract
Background: Medical students face many changes when they entered higher education. These changes of learning occurred
in competency based curriculum compared to at high school learning such as approach of problem based learning and
skills lab. The changes create anxiety for them. However, theoretically, anxiety decreases with longer exposure.
Objectives: The aims of this study were to find out the different of students’ anxiety status when they were at semester 1
and 2. It was also to find out the correlation between the length of study and anxiety level.
Methods: This was a descriptive study involving UNLAM medical students. 73 students were involved in this study at
semester 1 and 88 students were involved in semester 2. Anxiety status was defined by using ADS questionnaire. Afterward
the data were analysed using Chi-square and Coefficient of Correlation at 95% level of confident.
Results: There was 20 students (37.4%) experiencing anxiety at semester 1 and 11 students (12.5%) at semester 2, the
different was statistically different (p=0.000). The correlation between the length of study and anxiety level was also
statistically different (p=0.008), with very weak negative correlation (p=0.188).
Conclusion: There is a significant difference of anxiety level among medical students at semester 1 and 2. There is also
significantly negative correlation between anxiety level and the length of study on medical students.
Abstrak
Latar Belakang: Mahasiswa kedokteran menghadapi berbagai perubahan ketika memasuki jenjang pendidikan
tinggi. Perubahan ini adalah perubahan pada kurikulum berbasis kompetensi dibandingkan dengan waktu mereka
masih di sekolah menengah atas, seperti adanya pembelajaran berdasar masalah dan skills lab. Perubahan ini
dapat memunculkan kecemasan, meski secara teori, semakin lama mereka berada pada sistem ini, semakin rendah
kecemasannya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status kecemasan ketika mahasiswa berada di
semester 1 dan 2, serta untuk mengetahui korelasi antara lama studi dengan status kecemasan pada mahasiswa
pada kurikulum berbasis kompetensi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif terhadap 91 mahasiswa kedokteran angkatan 2010. Sebanyak
73 mahasiswa terlibat pada penelitian di semester 1, sedangkan di semester 2 sebanyak 88 orang. Status kecemasan
ditentukan dengan menggunakan kuesioner ADS. Data selanjutnya dianalisis menggunakan uji Chi-square dan
Koefisien Korelasi dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil: Terdapat 20 mahasiswa (37,4%) yang mengalami kecemasan di semester 1 dan 11 mahasiswa (12,5%) di
semester 2. Angka ini menunjukkan perbedaan yang bermakna (p=0,000). Korelasi antara lama studi dengan
status kecemasan secara statistik juga berbeda (p=0,008), tetapi korelasinya sangat lemah (p=0,188) dan arahnya
negatif.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan status kecemasan yang bermakna antara mahasiswa ketika berada di semester
1 dan semester 2 dan terdapat korelasi yang sangat lemah antara lama studi dengan status kecemasan.
Korespondensi: [email protected]
PEMBAHASAN
Pendidikan dokter dianggap menjadi sumber kecemasan
dan stres. Stres dan kecemasan meningkat secara
bermakna pada mahasiswa terutama di tahun pertama
pendidikan.10 Selain masalah interpersonal yang dialami,
masalah kesehatan mental seperti kecemasan, stres,
depresi dan gangguan afektif sementara sangat
mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa.11
Pada penelitian ini terdapat 14 (37,4%) dari 73
mahasiswa yang mengalami kecemasan di semester I.
Prevalensi ini mengalami penurunan pada semester II
menjadi 11 (12,5%) dari 88 mahasiswa. Paparan yang
Gambar 1. Grafik persentase (%) perubahan kecemasan
pada mahasiswa program studi pendidikan dokter lebih lama terhadap sumber kecemasan akan
FK UNLAM semester I dan II menurunkan tingkat kecemasan yang dialami subyek
penelitian.9 Hal tersebut sesuai dengan temuan pada
penelitian ini. Jadi dapat diasumsikan bahwa mahasiswa
Penelitian di PSPD FK UNLAM ini melibatkan rata-
memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap
rata 80,5 mahasiswa untuk masing-masing tahap. Pada
perubahan metode belajar yang dijalankan di PSPD FK
penelitian tahap I di semester 1 terdapat drop out rate
UNLAM. Kecemasan merupakan reaksi kejiwaan yang
sebesar 20,00%, sedangkan pada penelitian tahap II di
muncul akibat adanya permasalahan. 12 Gejala
semester 2 drop out rate berkurang menjadi 3,30%.
kecemasan yang sering dialami oleh seseorang yaitu
Untuk menilai perbedaan status kecemasan di semester memandang diri rendah, sulit untuk merasa senang atau
1 dan 2 pada mahasiswa PSPD FK UNLAM angkatan pemurung, mudah menangis, tidak ada kepercayaan diri,
2010 dan korelasi antara lama studi dengan status mudah tegang dan gelisah, menghindari hal-hal yang
kecemasan pada mahasiswa tersebut digunakan berturut- tidak menyenangkan, jantung sering berdebar-debar,
turut uji Chi-square dan Korelasi Pearson dengan tingkat mulut terasa kering, berkeringat dan merasa takut mati.13
kepercayaan 95%. Berdasarkan uji Chi-square terlihat
Berbagai sumber kecemasan yang dialami mahasiswa
bahwa nilai p=0,000. Hal ini menunjukkan bahwa fakultas kedokteran dapat muncul dari berbagai metode
terdapat perbedaan yang bermakna pada status
pembelajaran. Sistem pembelajaran dengan
kecemasan mahasiswa angkatan 2010 PSPD FK
menggunakan PBL akan menguatkan munculnya
UNLAM di semester 1 dan 2. Pada uji Koefisien Korelasi
kecemasan karena kurangnya arahan dalam belajar, tidak
terlihat bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara
efektifnya sistem pembelajaran dan informasi yang
lama studi dengan status kecemasan (p = 0,008), tetapi kurang akurat, kelompok diskusi yang kurang dinamis
korelasi yang muncul bersifat sangat lemah (r=0,188)
dan tidak terdapat sikap saling membantu antar peserta
dengan arah korelasi yang negatif (-). Artinya, semakin
juga menjadi pemicu dalam timbulnya kecemasan.7
lama mahasiswa menempuh masa studi, maka semakin
Pembelajaran dengan sistem PBL dapat menjadi sumber
sedikit yang mengalami kecemasan. Data hasil pengujian
dari ketegangan, frustasi, kelemahan dan kecemasan bagi
statistik ini lebih jelas ditunjukkan pada Tabel 1 di bawah mahasiswa.8 Kemudian siswa yang mengikuti sistem PBL
ini.
memiliki tingkat yang lebih tinggi terhadap orientasi
tujuan intrinsik, nilai tugas, menggunakan strategi
Tabel 1. Hasil analisis statistik kecemasan pada elaborasi pembelajaran, berpikir kritis, metakognitif
mahasiswa PSPD FK UNLAM angkatan 2010 regulasi diri, pengaturan usaha, dan rekan belajar
di semester 1 dan 2 dibandingkan dengan siswa lain. Sebaliknya, tingkat
kecemasan yang lebih tinggi didapatkan pada pelajaran
Analisis statistik p Interpretasi
tersebut.14
Chi-square 0,000 Berbeda bermakna
Koefisien korelasi (Pearson) 0,008 Korelasi bermakna
Hasil ini selaras dengan beberapa penelitian yang telah 1. Penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah.
dilakukan di beberapa negara, seperti di Malaysia, Mahasiswa tahun pertama menghadapi masalah-
Pakistan, Arab Saudi, dan Republik Macedonia. Depresi masalah seperti lepas dari keluarga dan teman
dan kecemasan adalah hal yang lazim ditemukan pada serta adaptasi dengan lingkungan belajar yang
mahasiswa fakultas kedokteran dari negara-negara Arab baru yang penuh tuntutan. Selain itu faktor lain
sama halnya dengan mahasiswa kedokteran di negara yang berperan adalah diseksi cadaver, beban
lain.15 Pada penelitian di Malaysia, 41,9% dari 396 kuliah yang berat dan kekhawatiran terhadap
mahasiswa pada fakultas kedokteran satu universitas lokal performa akademiknya. Usaha untuk menguasai
mengalami depresi.16 Di Nishtar Medical College Multan informasi yang luas dan berada di kelompok yang
Pakistan, dari 482 mahasiswa ditemukan ada 43,89% memiliki motivasi dan tingkat kecerdasan yang
mahasiswa yang mengalami kecemasan dan depresi.17 sama dapat mengintimidasi mahasiswa.
Sementara itu, dari 142 mahasiswa di Medical College 2. Konflik etik. Interaksi interpersonal antara
Karachi, 70% mengalami depresi dan kecemasan.18 Di mahasiswa dengan dosen dapat mempengaruhi
College of Medicine, Qassim UniversitySaudi Arabia, terdapat mahasiswa. Sebagian besar interaksi ini terjadi
rata-rata 55% dari 393 mahasiswa yang mengalami pada suasana yang informal. Kurikulum informal
kecemasan dan depresi. Meskipun demikian belum ini menjadi pesan yang baik tentang nilai
ditemukan adanya ide untuk bunuh diri.19 Sementara profesionalisme, karakter dan norma. Sayangnya
itu pada mahasiswa pendidikan dokter di sekolah swasta depresi, dan stres merupakan hal yang lazim pada
di Malaysia, dari 252 mahasiswa yang terlibat penelitian, supervisor sehingga dapat menjadi sikap yang tidak
terdapat 46,2% mahasiswa yang mengalami gangguan sesuai dengan etik dan berlawanan dengan
emosi.20 Dari 354 mahasiswa FK di Republik Macedonia kurikulum formal.
yang terlibat penelitian, ditemukan ada 10,4% yang 3. Paparan terhadap kematian dan penderitaan
mengalami depresi dan 65,5% yang mengalami umat manusia.
kecemasan. Bahkan, pada penelitian ini mahasiswa
4. Pelecehan oleh mahasiswa atau staf lain. Korban
ditemukan menyalahgunakan obat dan zat aditif, seperti
pelecehan banyak terjadi pada wanita terutama
alkohol, rokok, dan obat penenang. Penyalahgunaan
pada fase profesi, sedangkan yang paling sering
alkohol paling banyak ditemukan, sedangkan prevalensi
melakukan pelecehan adalah perawat dan staf.
merokok ditemukan pada 25% mahasiswa, dan
Wujud pelecehan yang sering terjadi adalah
penggunaan obat penenang golongan benzodiazepine
pelecehan secara verbal.
sebesar 13,1% mahasiswa.21
5. Masalah pribadi. Masalah pribadi ini meliputi
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang kematian anggota keluarga, cedera atau sakit, atau
telah dilakukan oleh Zaid et al yang menyatakan bahwa perubahan status kesehatan dari keluarga.
gangguan emosional yang terjadi pada mahasiswa Kondisi ini sangat mempengaruhi kualitas hidup
kedokteran berhubungan dengan lama studi, tekanan mahasiswa dan perkembangan sikap professional
yang dihadapi sebelum ujian, dan tidak memiliki mereka. Sebaliknya, pernikahan dapat menjadi
hubungan cinta. Namun, hasil penelitian ini pelindung terhadap stres.
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
6. Hutang untuk pendidikan. Meski belum ada
Inam dan Jadoon et al, yang menyatakan bahwa tidak
penelitian khusus hubungan kesehatan mental
ada pola tertentu pada status kecemasan dan depresi
mahasiswa fakultas kedokteran dengan efek hutang,
pada mahasiswa ditinjau dari lama studi.17, 19
masalah finansial merupakan sumber stres utama.22
Sementara itu, berdasarkan analisis statistik korelasi Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
antara lama studi dengan status kecemasan pada dilakukan oleh Zaid et al. Mereka tidak menemukan
penelitian ini adalah sangat lemah. Hal ini adanya perbedaan yang bermakna secara statistik antara
mengindikasikan bahwa banyak faktor lain yang lebih riwayat gangguan medis sebelumnya, hubungan dengan
berpengaruh terhadap status kecemasan yang dialami orangtua, saudara, teman kuliah dan dosen terhadap
oleh mahasiswa. Penyebab gangguan emosional baik
gangguan emosional. Tidak juga ditemukan hubungan
berupa depresi, kecemasan, dan stres pada mahasiswa
dengan keragaman etnis, jenis kelamin, usia, jumlah
kedokteran bersumber dari:
ujian, dan hasil ujian.20
Beberapa hal dapat dilakukan baik oleh mahasiswa perceived mistreatment in medical students. J Health
maupun oleh dosen untuk menurunkan stres. Mencipta- Psychol. 2001;3(1):125-36.
kan lingkungan pembelajaran yang mendukung, 9. Parsons T, Rizzo AA. Affective outcomes of virtual reality
mengidentifikasi dan membantu mahasiswa untuk dapat exposure therapy for anxiety and specific phobias: a
bertahan dengan berbagai kondisi yang mengganggu meta-analysis. Journal of Behavior Therapy and
kejiwaan, mengajarkan keterampilan untuk penanganan Experimental Psychiatry. 2008;39:250-261.
10. Tooth D, Tonge K, McManus IC. Anxiety and study
stres dan memicu kesadaran diri akan adanya gangguan,
methods in pre clinical students: causal relation to
serta membantu mahasiswa untuk meningkatkan
examination performance. Med Ed. 1989;23:416-21.
kesehatan individu merupakan contoh hal-hal yang dapat 11. Kernan WD, Wheat ME. Linking learning and health:
mengurangi stress.22 a pilot study of medical students’ perceptions of the
academic impact of various health issues. Academic
KESIMPULAN Psychiatry. 2008;32:61-4.
12. Trismiati. Perbedaan tingkat kecemasan antara pria dan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka
wanita akseptor kontrasepsi mantap di RSUP Dr.
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Sardjito Yogyakarta. Jurnal Psyche. 2004;1:1.
1. Kecemasan dialami oleh mahasiswa UNLAM 13. Mary A Bell, Paula S Smith, James J Brokaw dan Herbert
dengan prevalensi menurun pada semester yang E Cushing. A family day program enhances knowledge
lebih tinggi. about medical school culture and necessary supports.
BMC Med Ed. 2004;4(3):1-3.
2. Terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,000) status 14. Sungur S, Tekkaya C, and Geban O. Improving
kecemasan pada mahasiswa PSPD FK UNLAM achievement through problem based learning. Journal
angkatan 2010 saat semester 1 dan semester 2. of Biological Education. 2006;40:155-60.
3. Terdapat korelasi yang bermakna (p=0,008) 15. Elzubeir MA, Elzubeir KE, and Magzoub ME. Stress
antara lama studi dengan status kecemasan pada and coping strategies among Arab medical students:
mahasiswa PSPD FK UNLAM angkatan 2010, towards a research agenda. Educ for Health.
dengan arah korelasi negatif dan keeratan 2010;23(1):1-16.
hubungan yang sangat lemah (r=0,188). 16. Sherina MS, Rampal L, and Kaneson N. Psychological
stress among undergraduate medical students. Med J
DAFTAR PUSTAKA Malaysia. 2004;59(2):207-11.
17. Jadoon NA, Yaqoob R, Raza A, Shehvad MA, and
1. Anonim. Kurikulum berbasis kompetensi. Jakarta: Choudry ZS. Anxiety and depression among medical
Depdiknas, 2002. students: a cross sectional study. J Pak Med Assoc.
2. Sidi ID. Strategi pendidikan nasional. Malang: IKIP 2010;60:699-702.
Malang, 2001. 18. Khan MS, Mahmood S, Badshah A, Ali SU, and Jamal
3. Anonim. Buku panduan fakultas kedokteran. Y. Prevalence of depression, anxiety and their associated
Banjarbaru: FK UNLAM, 2008. factors among medical students in Karachi, Pakistan.
4. Kurniawan B. Studi deksriptif mengenai kemandirian JPMA. 2006;56:583-6.
mahasiswa kedokteran UKM. FK UKM 2007; [online].
19. Inam SNB. Anxiety and depression among medical
Diunduh di: URL: http: //www.indoskripsi.com.
students of a medical college in Saudi Arabia. Int. J.
Diakses 5 Maret 2010.
Health Sciences. 2007; 1(2):295-300.
5. Anonim. Standar kompetensi dokter. Jakarta: Konsil
20. Zaid ZA, Chan SC, and Ho JJ. Emotional disorders
Kedokteran Indonesia, 2006.
6. Smith T, Renk K. Predictors of academic-related stress among medical students in a Malaysian private medical
in college students: an examination of coping, social school. Singapore Med J. 2007;48(10):895-9.
support, parenting, and anxiety. Naspa Journal. 21. Mancevska S, Bozinovska L, Tecce J, Pluncevik-
2007;44(3):405-31. Gligoroska J, and Sivevska-Smilevska E. Depression,
7. Treloar C, McCall N, Rolfe I, Pearson SA, Garvey G, anxiety and substance abuse in medical student in the
Heatcote A. Factors affecting progress of Australian and Republic of Macedonia. Bratisl Lek Listy.
international students in a problem-based learning 2008;109(12);568-72.
medical course. Med Ed. 2000;34:708-15. 22. Dyrbye LN, Thomas MS, and Shanafelt TD. Medical
8. Wolf TM, Scurria PL, Webster MG. A four-year study student distress: causes, consequences, and proposed
of anxiety, depression, loneliness, social support and solutions. Mayo Clinic Proc. 2005;80(12):1613-22.