Analisis Quantity Take-Off Menggunakan BIM Pada Proyek Jalan Tol "X"
Analisis Quantity Take-Off Menggunakan BIM Pada Proyek Jalan Tol "X"
php/JACEIT
JOURNAL OF APPLIED CIVIL ENGINEERING
AND INFRASTRUCTURE TECHNOLOGY
(JACEIT)
Vol. 2 No. 2 (2021) 23-31 ISSN Media Elektronik: 2723-5378
Analisis Quantity Take-Off Menggunakan BIM Pada Proyek Jalan Tol “X”
Karina Travis1, Nunung Martina2, Safri3
1,2,3Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta
[email protected]*, [email protected] , [email protected]
Abstract
In large and complex construction projects, Building Information Modelling (BIM) is important in the globalization of
construction technology. Through the implementation of BIM, it is hoped that the “X” Toll Road Project can minimize
errors. The problems that occurs in the field is that the QTO calculation using AutoCAD with Microsoft Excel tools in the
initial estimate is less accurate so that it results in a miss calculation in the implementation, BIM is expected to be a solution
to this problem. A case study was conducted to compare the quantity take-off in toll road construction on Overpass
Interchange “X” and Access Roads using BIM and conventional. Data analysis was obtained from carrying out quantity take-
off work using BIM and Conventional CAD as well as conducting interviews with BIM experts. Based on the research
conducted, there are differences in the calculation of the take-off quantity between BIM and conventional, the percentage
difference in the calculation obtained is the difference in earthworks ±4,375%, structural excavation difference ± 1,7%,
pavement difference ± 4.4%, structural concrete difference ± 0.1%, and other work 0% difference. BIM can streamline more
actual volume, but it takes a long time for beginners to get accurate. BIM is influenced by the level of modeling detail, if the
modeling is not modeled properly, it will give wrong volume calculation results. Compared to conventional methods, using
BIM at the beginning of planning is very effective in preventing re-design as well as inefficient designs and miss
calculations.
Keywords: BIM, conventional CAD, quantity take-off
Abstrak
Pada proyek konstruksi besar dan kompleks, BIM (Building Information Modelling) merupakan hal penting dalam globalisasi
teknologi konstruksi. Melalui penerapan BIM diharapkan pada Proyek Jalan Tol “X” dapat meminimalisir kesalahan.
Masalah yang terjadi dilapangan terdapat perhitungan QTO menggunakan AutoCAD dengan alat bantu Microsoft Excel
dalam estimasi awal kurang akurat sehingga menghasilkan miss kalkulasi pada pelaksanaan, BIM diharapkan dapat menjadi
solusi untuk masalah ini. Dilakukan studi kasus untuk mengetahui perbandingan quantity take-off pada konstruksi jalan tol
pada Overpass Interchange “X” dan Jalan Akses menggunakan BIM dan konvensional. Data analisis diperoleh dari
melakukan pekerjaan quantity take-off dengan berbasis BIM dan CAD Konvensional serta melakukan wawancara kepada
pakar BIM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat perbedaan perhitungan quantity take-off antara BIM dan manual
menggunakan CAD konvensional, Persentase perbedaan perhitungan yang didapatkan yaitu pada pekerjaan tanah selisih
±4,375%, galian struktur selisih ± 1,7%, perkerasan selisih ± 4,4%, struktur beton selisih ± 0,1%, dan pekerjaan lain-lain
selisih 0%. BIM dapat mengefisienkan volume lebih aktual, namun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pemula
dalam mendapatkan keakuratan. BIM dipengaruhi oleh tingkat ke-detailan pemodelan, jika pemodelan tidak dimodelkan
dengan benar maka akan memberikan hasil perhitungan volume yang salah. Menggunakan BIM pada awal perencanaan
sangat efektif dalam mencegah terjadinya re-desain serta desain yang tidak efisien dan miss kalkulasi.
Kata kunci: BIM, CAD konvensional, quantity take-off
23
Karina Travis1, Nunung Martina2, Safri3
Journal of Applied Civil Engineering and Infrastructure (JACEIT) Vol. 2 No. 2 (2021) 23–31
kurangnya daya saing serta kelayakan harga keunggulan serta kendala dari software Autodesk Civil
penawaran. Dampak kesalahan dalam quantitiy 3D dan Autodesk Revit, sebagai salah satu tools BIM
surveying berdampak signifikan pada biaya proyek agar dapat melakukan keakurasian dan mempermudah
[2][3]. Beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya analisis quantity take-off.
keakuratan perhitungan QTO berbasis CAD
2. Metode Penelitian
konvensional yaitu kesalahan dalam pemindahan data
antar file, resiko perhitungan ganda dan elemen yang Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hilang, gambar 2D mengandung banyak kesalahan yang metode kuantitatif. Lokasi peneltian ini dilakukan di
menyebabkan masalah lebih lanjut [4]. Dengan Proyek Pembangunan Jalan Tol “X”. Penelitian ini
mengimplementasikan BIM merupakan salah satu cara dilakukan untuk membandingkan perhitungan quantity
untuk mendukung pertumbuhan infrastruktur dinegara take off menggunakan berbasis BIM dan CAD
ini karena dapat meminimalisir kesalahan dalam proyek konvesional serta melakukan wawancara untuk
konstruksi [5][6]. Pada proyek Jalan Tol “X” ini menemukan kendala dalam penggunaan BIM.
merupakan jenis pekerjaan konstruksi jalan dan Berdasarkan kajian pustaka diperoleh kerangka
jembatan yang wajib untuk menerapkan BIM hal ini diagram alir yang digunakan dalam penelitian ini pada
sesuai dengan Surat Edaran No. 11/SE/Db/2021 tentang Gambar 1.
Penerapan Building Information Modelling Pada
Perencanaan Teknis, Konstruksi Dan Pemeliharaan
Jalan Dan Jembatan Di Direktorat Jenderal Bina Marga
[7].
2. Lalu buat New Family dari setiap elemen yang 4. Membuat elemen upper-structure (girder,
akan dibuat yang selanjutnya akan di plot ke diafragma, deck slab, pavement, dan barrier, plat
dalam gambar plan. Untuk membuat elemen sub- injak, bearing pad) yang terlihat pada Gambar 10.
structure (pondasi tiang, kepala pondasi / footing,
kolom pier, kepala pier / pier head), elemen
upper-structure (girder, diafragma, deck slab,
pavement, dan barrier, plat injak, bearing pad),
struktur tanah (granular backfill) dan utilitas
railing. pilih template sesuai dengan elemen
struktur yang akan dibuat. Selanjutnya placing
family masing-masing elemen yang sudah dibuat
ke project sesuai dengan gambar plan. Tampilan
New Family seperti pada Gambar 8 Gambar 10 Tampilan Placing Permodelan Upper Structure Sesuai
dengan Elevasi
3. Membuat elemen sub-structure (pondasi tiang, Gambar 11 Tampilan Permodelan Granular Backfill Sesuai dengan
kepala pondasi / footing, kolom pier, kepala pier / Elevasi
pier head) seperti yang terlihat pada Gambar 9.
6. Membuat utilitas railing yang terlihat pada
Gambar 12.
1. 5D QTO pada at grade pada menu Generate Volume yang dihitung berdasarkan dari panjang
Volume Report menggunakan Autodesk Civil 3D konstruksi sesuai dengan gambar rencana dengan
seperti yang terlihat pada Gambar 13. memperhatikan skala pada gambar.
1,489.82 1,500.00
1,490.00
1,480.00
1,470.00
GALIAN STRUKTUR
BIM 1,515.40
CAD Konvensional 1,489.82
Dari gambar 5 didapat persentase perbedaan selisih bisa lebih teliti jika interval jarak antar
1,7% jika dibandingkan dengan metode perhitungan penampang irisan diperkecil , tetapi akan
berbasis CAD konvensional. memakan waktu perhitungan yang lebih lama
dan pada potongan memanjang gambar
terkadang terdapat kesalahan proyeksi gambar.
Perbandingan QTO Perkerasan Sedangkan perhitungan menggunakan Autodesk
4,400.00 Civil 3D menghasilkan QTO yang sangat teliti
4,284.68
4,300.00 karena mendekati keadaan asli di lapangan.
4,200.00 3. Pada perhitungan struktur beton tidak banyak
4,050.64 4,100.00 perbedaan yang signifikan karena mengacu pada
4,000.00
gambar yang sama. Penafsiran dan asumsi yang
3,900.00
PERKERASAN digunakan saat melakukan perhitungan volume
BIM 4,284.68 sama dengan yang digunakan Autodesk Revit.
CAD Konvensional 4,050.64 Perhitungan berbasis CAD konvensioal
Gambar 21 Grafik Perbandingan Rata-rata QTO Perkerasan mengikuti asumsi dari Autodesk Revit yaitu
dengan menghitung luas area tiap elemen
Dari gambar 6 didapat persentase perbedaan selisih struktur lalu dikalikan dengan ketebalannya.
4,4% jika dibandingkan dengan metode perhitungan Namun untuk perhitungan manual berbasis CAD
berbasis CAD konvensional. konvensional membutuhkan waktu yang cukup
lama jika ingin mendapatkan hasil perhitungan
yang akurat karena terdapat beda kemiringan
Perbandingan QTO yang mempengaruhi perhitungan.
4. Proses perhitungan berbasis BIM dan CAD
Struktur Beton
konvensional dipengaruhi oleh faktor human
673.72
673.75 error yang tinggi dan faktor individu yang
673.70
673.65 masih ikut berperan.
673.56 673.60 5. Secara keseluruhan pengujian yang dilakukan
673.55
673.50 menghasilkan selisih perbedaan perhitungan
673.45
STRUKTUR BETON antara BIM dan konvensional dibawah 10%, dan
BIM 673.56 hasil penelitian ini sesuai dengan ke akuratan
Konvensional 673.72 yang berdasarkan dari penelitian sebelumnya.
Gambar 22 Grafik Perbandingan Rata-rata QTO Struktur Beton
3.4. Hasil Wawancara
Dari gambar 7 didapat persentase perbedaan selisih Dari hasil wawancara dengan seorang pakar BIM yang
±0,1% jika dibandingkan dengan metode perhitungan didapatkan, dapat disimpulkan kendala dalam
berbasis CAD konvensional. penerapan BIM yaitu:
1. Kemampuan dari pihak yang akan menggunakan
Berdasarkan hasil rekapitulasi tabel perhitungan, BIM saat akan melakukan permodelan, apabila
terdapat beberapa hal penting yang mempengaruhi hasil model yang dikerjakan tidak sesuai maka akan
perhitungan, khususnya untuk permodelan BIM 3D memberikan hasil perhitungan yang salah.
yaitu: 2. Pada proses QTO sering terjadi glitch pada
1. Karena keterbatasan waktu perhitungan dan pekerjaan galian dan timbunan yang
kurangnya pemahaman tentang metode mengandalkan data ukur, jika kesalahan dalam
perhitungan yang akurat, perhitungan yang pengambilan data ukur maka pemodelan akan
dilakukan secara manual menggunakan metode salah. Kendala saat proses calculate QTO
average end area di Microsoft Excel memliki terkadang terdapat model yang menduplikasi jika
akurasi yang lebih rendah. pada saat memodelkan kurang teliti. Dan jika saat
2. Pada extract QTO menggunakan Autodesk Civil memodelkan tidak memasukkan informasi dengan
3D untuk pekerjaan tanah memiliki perbedaan lengkap, maka akan saat export quantity tidak bisa
perhitungan ±5,4%, pekerjaan perkerasan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
perbedaan perhitungan sekitar ±5,47%, dan 3. Waktu pemodelan yang cukup lama dalam
galian struktur memiliki perbedaan perhitungan mengoreksi model dengan data yang salah/tidak
± 1,7% dari perhitungan manual berbasis CAD sesuai dengan desain rencana dan kesalahan
konvensional dan Microsoft Excel yang pendetailan gambar yang diberikan oleh konsultan
disebabkan pada metode berbasis CAD juga merupakan salah satu kendala saat
konvensional data ukur yang diambil tidak memodelkan BIM. Dibutuhkan ketelitian yang
sesuai dengan keadaan dan kondisi lapangan sangat tinggi dalam modelling agar mendapatkan
sehingga sulit untuk mendapatkan hasil hasil yang didapatkan sama dengan aktual.
perhitungan yang akurat. Metode konvensional Tingkat keakuratan dalam pekerjaan QTO
Journal of Applied Civil Engineering and Infrastructure (JACEIT)
29
Karina Travis1, Nunung Martina2, Safri3
Journal of Applied Civil Engineering and Infrastructure (JACEIT) Vol. 2 No. 2 (2021) 23–31
dipengaruhi oleh tingkat kedetailan dari BIM disebabkan kurangnya ketelitian, diperlukan waktu
Model. yang lama dan ketelitian yang tinggi untuk
4. Penggunaan software yang sulit yang menghasilkan perhitungan QTO yang akurat, tingkat
membutuhkan kualifikasi keahlian yang tinggi, keakuratan dalam pekerjaan QTO dipengaruhi oleh
serta membutuhkan spesifikasi perangkat yang tingkat kedetailan dari BIM Model tersebut, output
tinggi untuk penggunaannya. yang dikeluarkan BIM perlu untuk dikeluarkan lagi.
5. Lisensi software yang mahal, tetapi hasil yang
didapatkan dari penggunaan BIM dapat Daftar Rujukan
memberikan kefisiensian yang cukup besar [1] M. S. Alshabab, U. Al-baath, and A. Revit, “BIM-Based
khususnya untuk perhitungan QTO dan juga dapat Quantity Takeoff. Construction of Unique Buildings and
memberikan keuntungan dari segi biaya, mutu, Structures,” vol. 4, no. 55, pp. 124–134, 2017.
waktu, visualisasi, dll. [2] M. H. U. Akbar, “Comparison Between the BOQ of
Conventional and BIM Method on BPJS Building in Central
6. Output yang dikeluarkan oleh BIM masih Jakarta,” Log. J. Ranc. Bangun dan Teknol., vol. 21, no. 1, pp.
berantakan dan perlu diolah lagi agar sesuai 31–30, 2021, doi: 10.31940/logic.v21i1.2260.
dengan format yang ada. [3] A. Monteiro and J. Poças Martins, “A survey on modeling
7. Semakin rumit permodelan maka akan semakin guidelines for quantity takeoff-oriented BIM-based design,”
Autom. Constr., vol. 35, pp. 238–253, 2013.
sulit BIM memproses data pada model tersebut. [4] H. S. J. and K. A. T. O. R. Gemunu Kulasekara, “Comparative
Hal ini mempengaruhi waktu dari pengerjaan Effectiveness Of Quantity Surveying In A Building Information
permodelan sampai dengan hasil final. Jika Modelling Implementation,” Second World Constr. Symp. 2013
pemodelan BIM tidak dimodelkan dengan benar Socio-Economic Sustain. Constr., vol. 5, no. 14-15 June, pp.
101–107, 2013.
maka akan memberikan hasil perhitungan volume [5] O. P. S. Ardianto, T. A. Kristianto, C. A. Budianto, A. A.
yang salah karena tingkat keakuratan dalam Rucitra, and A. Wardoyo, “Evaluasi Media Presentasi
pekerjaan QTO dipengaruhi oleh tingkat Perancangan Interior Rumah Air Surabaya Berbasis Virtual Tour
kedetailan dari BIM Model tersebut. Dibutuhkan sebagai Usaha Penerapan Building Information Modelling pada
Perancangan Interior,” J. Desain Inter., vol. 4, no. 1, p. 11, 2019.
pemahaman yang tinggi kepada seluruh BIM [6] R. Raflis, B. E. Yuwono, and R. Rayshanda, “Manfaat
engineer tentang jalan tol. Penggunaan Building Information Modelling (Bim) Pada Proyek
Konstruksi Sebagai Media Komunikasi Stakeholders,” Indones.
4. Kesimpulan J. Constr. Eng. Sustain. Dev., vol. 1, no. 2, p. 62, 2019.
[7] SURAT EDARAN Nomor: 11/SE/Db/2021, “PENERAPAN
Autodesk Revit dan Autodesk Civil 3D dapat BUILDING INFORMATION MODELLING PADA
PERENCANAAN TEKNIS, KONSTRUKSI DAN
melakukan permodelan elemen-elemen struktur dengan
PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN DI
baik dan dapat mempermudah perhitungan QTO karena DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA,” no. 20, 2013.
dapat menghitung secara otomatis setelah pemodelan [8] H. Berlian, Cinthia Ayu ; Adhi, Randy Putranto ; Nugroho,
BIM 3D dibuat. Dengan permodelan yang berbentuk “Perbandingan Evisiensi Waktu,Biaya dan Sumber Daya
Manusia Antara Metode BIM dan Konvensional (Studi
3D memudahkan banyak pihak untuk menganalisa dan
kasus :Perencanaan Gedung 20 Lantai),” J. Karya Tek. Sipil, vol.
mengkoreksi apabila terjadi perbedaan volume baik 5, no. 2, pp. 220–229, 2016.
dari konsultan maupun owner, sehingga mencegah [9] H. P. Rizal Maulana Rizqy, Nunung Martina, “Perbandingan
terjadinya perselisihan. Semakin rumit permodelan Metode Konvensional Dengan Bim Terhadap Efisiensi Biaya,
Mutu, Waktu,” vol. 3, no. 1, pp. 15–24, 2021.
maka akan semakin sulit BIM memproses data pada
[10] A. N. Hasan and S. M. Rasheed, “The Benefits of and
model tersebut. Hal ini mempengaruhi waktu dari Challenges to Implement 5D BIM in Construction Industry,”
pengerjaan permodelan sampai dengan hasil final. Civ. Eng. J., vol. 5, no. 2, p. 412, 2019.
[11] R. Stanley and D. Thurnell, “The benefits of, and barriers to,
implementation of 5D BIM for quantity surveying in New
Pada item pekerjaan struktur overpass yang dihitung Zealand,” Australas. J. Constr. Econ. Build., vol. 14, no. 1, pp.
sebanyak 20 item. Pada item pekerjaan jalan akses yang 105–117, 2014.
dihitung sebanyak 7 item. Ditemukan perbandingan [12] Y. Marizan, “Studi Literatur Tentang Penggunaan Software
hasil perhitungan quantity take off dengan Autodesk Revit Studi Kasus Perencanaan Puskesmas Sukajadi
Kota Prabumulih,” J. Ilm. Bering’s, vol. 06, no. 01, pp. 15–26,
menggunakan BIM dan konvensional. Persentase 2019.
perbedaan perhitungan yang didapatkan yaitu pada [13] D. Laorent, P. Nugraha, and J. Budiman, “Analisa Quantity
pekerjaan tanah selisih ±4,375%, Galian struktur Take-Off Dengan Menggunakan Autodesk Revit,” Dimens.
selisih ± 1,7%, Perkerasan selisih ± 4,4%, struktur Utama Tek. Sipil, vol. 6, no. 1, pp. 1–8, 2019.
[14] Y. Arayici, P. Coates, L. Koskela, M. Kagioglou, C. Usher, and
beton selisih ± 0,1%, dan pekerjaan lain-lain 0% jika K. O’Reilly, “Technology adoption in the BIM implementation
dibandingkan dengan metode perhitungan for lean architectural practice,” Autom. Constr., vol. 20, no. 2,
konvensional. Hal ini disebabkan kurangnya ketelitian pp. 189–195, 2011, [Online].
dalam melakukan perhitungan volume berbasis CAD [15] K. Nyberg, “Possibilities with BIM in relation to cost estimation
and scheduling,” BIM-cost Estim., 2014.
konvensional, sehingga volume yang dihasilkan tidak [16] D. Olsen and J. M. Taylor, “Quantity Take-Off Using Building
akurat. Information Modeling (BIM), and Its Limiting Factors,”
Procedia Eng., vol. 196, pp. 1098–1105, 2017.
Kendala yang ditemukan dalam penerapan BIM yaitu [17] Lu, W., Pexng, Y., Shen, Q., & Li, H. “Generic model for
measuring benefits of BIM as a learning tool in construction
kurangnya pemahaman, kurangnya kompatibilitas tasks. Journal of Construction Engineering and Management.”
perangkat lunak, terdapat glitch saat extract QTO yang 139(2), 195-203. 2012
Journal of Applied Civil Engineering and Infrastructure (JACEIT)
30
Karina Travis1, Nunung Martina2, Safri3
Journal of Applied Civil Engineering and Infrastructure (JACEIT) Vol. 2 No. 2 (2021) 23–31
DEV.
NO URAIAN PEKERJAAN SAT. VOL. MANUAL VOL. BIM
(%)
DIV.4 PEKERJAAN TANAH
Galian Biasa untuk Timbunan max 5
4.03(1) a M3 281594 283447 0,7%
km
Common Borrow Material 0 - 5 km
4.05(1) a M3 169533 175961 3,7%
(Jalan Akses)
Common Borrow Material 0 - 5 km
4.05(1) a M3 1427,33 1617,59 11,8%
(Khusus Overpass)
Urugan Material Berbutir (Granular
4.09 M3 872,45 860,97 1,3%
Backfill) (struktur Overpass)
DIV.5 GALIAN STRUKTUR
5.01(1) Galian Struktur kedalaman >0 – 2 m M3 1489,82 1515,4 1,7%
DIV.9 PERKERASAN
Asphalt Concrete Wearing Course
9.07(3) M3 147,34 147,24 0,1%
(Struktur OP)
Perkerasan Beton (Jalan Akses) STA
9.08(1) M3 8104,26 8580 5,5%
0+000 - 1+775.00
Lean Concrete (Jalan Akses) STA
9.09(1) M3 2768,96 2931,5 5,5%
0+000 - 1+775.00
Lapis Drainase(Jalan Akses) STA 3
9.10 M 5813,72 6152,4 5,5%
0+000 - 1+775.00
Tanah Rounding (Jalan Akses) STA
M3 3418,91 3612,24 5,4%
0+000 - 1+775.00
DIV. 10 STRUKTUR BETON
Beton Struktur Kelas B-1-1a (Lantai
10.01(4a) Beton Bertulang dari Gelagar Beton M3 719,43 722,2 0,4 %
Pratekan U/I)
Beton Struktur Kelas B-1-2
10.01(5) (Diafragma dari Gelagar Beton M3 93,60 92,64 1,0 %
Pratekan U/I)
Beton Struktur KelasB-1-3 (Kepala
10.01(5a) M3 475,84 475,51 0,1 %
Pier Beton Bertulang)
Beton Struktur KelasB-1-4f (Kolom
10.01(7f) M3 275,13 275,13 0,0 %
Beton Bertulang dari Pier)
Beton Struktur Kelas B-1-6 (Beton
10.01(9) M3 255,91 254,23 0,7 %
Penghalang/ Barrier)
Beton Struktur Kelas B-1 (Abutments,
Item Baru Telapak Pier, Dinding Penahan M3 1060,26 1058,2 0,2 %
Tanah, Pelat Injak)
10.01(14) Beton Struktur Kelas E M3 50,27 50,27 0,0%
Gelagar PC-I CTC 2.4 m bentang
10.03(15a) nominal 35,8m to 32.00m,H= 1.85m, Bh 28 28 0,0 %
penyediaan
Gelagar PC-I CTC 2.4 m bentang
10.03(15b) nominal 35,8m to 32.00m,H= 1.85m, Bh 28 28 0,0 %
pemasangan
Penyediaan tiang pancang Tipe B
10.05(1) M1 3164 3164 0,0%
beton bulat pretensioned, dia. 60 cm
Pemancangan tiang pancang Tipe B
10.05(2) M1 3164 3164 0,0%
beton bulat pretensioned,dia. 60 cm
Sambungan Ekspansi Strip Seal Joint
10.10(1a) M1 61,6 61,6 0,0%
Tipe heavy duty (≤80 mm)
10.11(26) Anchor Bar dengan Perlengkapannya KG 2915,75 2915,75 0,0%
Elastomeric Bearing Pad 400x500x45
Item Baru Bh 28 28 0,0 %
(fix)
Elastomeric Bearing Pad 400x500x45
Item Baru Bh 28 28 0,0 %
(move)
DIV. 12 PEKERJAAN LAIN-LAIN
Concrete Barrier, tipe – B (Jalan
12.15(2) M1 1800 1800 0,0 %
Akses)