2017 - Nommensen Journal of Medecine Volume 3 No 2 November 2017 - Untitled4
2017 - Nommensen Journal of Medecine Volume 3 No 2 November 2017 - Untitled4
ABSTRACT
ABSTRAK
Diterima: Juli 2017
Direvisi: Agustus 2017 Latar belakang: Penggunaan refleksi sebagai metode pembelajaran
Disetujui: Oktober 2017 semakin banyak digunakan. Penulisan refleksi dapat
mentransformasi pengalaman yang diperoleh mahasiswa menjadi
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
refleksi tertulis mahasiswa selama menjalani skills lab anamnesis
pada blok Gangguan Kesehatan Jiwa.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.
Data dikumpulkan dari refleksi tertulis mahasiswa yang ditulis
menggunakan refleksi yang dipandu. Terdapat empat sesi skills lab
anamnesis pada blok Gangguan Kesehatan Jiwa. Seluruh mahasiswa
tahun ketiga yang menjalani blok tersebut diminta menulis refleksi
segera setelah pelaksanaan setiap sesi skills lab. Data dikumpulkan
dan dianalisis dengan menggunakan content analysis.
1
Zaluchu, Nommensen Journal of Medicine. November 2017, 3(2), hal. 69-
2
Nommensen Journal of Medicine. November 2017, 3(2), hal. 69-
Pasien sebenarnya di klinik jiwa terdiri dari pada seluruh proses analisis data didiskusikan
pasien yang mengalami gangguan jiwa mayor sampai dengan terjadi kesepakatan antar koder.
dan minor, yang sudah dalam pengobatan. Setelah hasil analisis didapatkan, mahasiswa
Penulisan refleksi dilakukan segera sesudah akan dimintai pendapat secara tertulis mengenai
sesi pembelajaran ketrampilan anamnesis. akurasi dari hasil tersebut.
Mahasiswa diharuskan menuliskan refleksi
dengan panduan berdasarkan model refleksi HASIL
Boud et al9 dengan pertanyaan-pertanyaan Terdapat 172 set tulisan refleksi dari total 43
sebagai berikut: mahasiswa yang bersedia menjadi partisipan
1. Gambarkan apa saja yang Anda lakukan dalam penelitian ini dan mengikuti keseluruhan
saat pembelajaran ketrampilan sesi pembelajaran ketrampilan anamnesis di
anamnesis tadi? skills lab maupun di klinik jiwa. Dari 43
2. Apa yang Anda rasakan /lihat/alami tadi mahasiswa tersebut, 26 % (11 orang)
pada saat saat melakukan pembelajaran merupakan mahasiswa laki-laki dan 74% (32
ketrampilan anamnesis?Apakah hal orang) merupakan mahasiswa perempuan.
tersebut sudah baik atau masih kurang Dari hasil analisis, didapatkan empat tema
baik menurut Anda? utama yang muncul yaitu ketrampilan anmnesis,
3. Menurut pengalaman atau menurut pengetahuan mengenai penyakit jiwa, sikap
teori yang Anda baca, bagaimana terhadap pasien dengan gangguan jiwa, dan
seharusnya hal yang kamu perasaan mahasiswa terkait pelaksanaan
rasakan/lihat/alami tadi? pembelajaran ketrampilan anamnesis.
4. Apakah rencana Anda ke depan untuk
memperbaiki atau mempertahankan hal
Ketrampilan Anamnesis
tersebut?
Hampir seluruhmahasiswa menuliskan bahwa
Satu sesi refleksi berdurasi 40-60 menit dan
mereka mengalami kesulitan dalam melakukan
mahasiswa diminta untuk mengumpulkan
anamnesis. Kesulitan ini dialami mahasiswa
refleksi segera setelah sesi berakhir. Penulisan
karena baru pertama kali melakukan anamnesis
refleksi dipandu oleh peneliti dan umpan balik
di bagian psikiatri.
lisan diberikan apabila ada mahasiswa yang
“Saya merasakan bingung, serta nervous,
bertanya. Dengan alasan mahasiswa baru
karena belum mahir dalam melakukan
pertama kali mengerjakan penulisan refleksi,
anamnesis psikiatrik.”
maka peneliti melakukan satu sesi khusus
Mahasiswa kesulitan dalam melakukan
berdurasi 2x50 menit untuk mengajarkan
anamnesis karena kesulitan menjalin rapport
pengertian refleksi, komponennya, dan pelatihan
“Saat bertanya, saya merasa kesulitan untuk
penulisan refleksi. Tulisan refleksi mahasiswa
tetap menjalin rapport, karena sibuk dengan
akan dibandingkan dengan observasi yang
daftar pertanyaan.”
dilakukan oleh peneliti pada saat pelaksanaan di
dan atau karena tidak bisa melakukan
laboratorium ketrampilan medik dan dengan
improvisasi dari respons pasien, baik pasien
dokumen hasil pemeriksaan pasien di klinik jiwa.
simulasi maupun pasien jiwa
Tulisan refleksi mahasiswa dibaca secara
“Saya memiliki banyak ide cara bertanya
keseluruhan oleh dua orang koder secara
dan mengarahkan alur pembicaraan untuk
independen. Analisis dilakukan dengan teknik
lebih baik, namun saat saya melakukan
thematic analysis, dimulai dari pembentukan
sendiri, pikiran saya seakan blank atau
koding dari seluruh tulisan yang ada dalam
kosong karena cara pasien menjawab
refleksi, dilanjutkan sampai dengan
pertanyaan saya, tidak terduga.”
terbentuknya tema-tema. Perbedaan yang terjadi
7
Zaluchu, Nommensen Journal of Medicine. November 2017, 3(2), hal. 69-
Kurangnya persiapan belajar sebelum datang ke “Saya harus belajar menunjukkan rasa
sesi skills lab juga dijadikan mahasiswa sebagai empati dan kepedualian saya terhadap
alasan. orang-orang seperti mereka, dan saya
“Pada saat melihat teman saya melakukan menyadari bahwa tidak semua keluarga
anamnesis, memang agak susah, begitu juga yang dimiliki saya dengan orang lain sama.”
dengan saya, mungkin dikarenakan Pada observasi, didapatkan bahwa memang
persiapan yang kurang.” mahasiswa, terutama pada sesi pertama, masih
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh tampak kesulitan dalam memulai proses
peneliti pada saat berlangsungnya skills lab, anamnesis, yang ditandai dengan jeda yang lama
sebagian besar mahasiswa memang tampak saat melakukan anamnesis. Beberapa mahasiswa
seperti masih kesulitan dalam melakukan juga tampak kebingungan ketika pasien simulasi
anamnesis. Sama seperti yang dituliskan menunjukkan berbagai respons.
mahasiswa dalam refleksinya, terlihat adanya
kesulitan dalam menjalin rapport dan
membangkitkan respons dari pasien. Tidak Pengetahuan mengenai penyakit jiwa
jarang dijumpai mahasiswa tampak tidak tahu Tema ini terutama muncul pada saat melakukan
harus bersikap seperti apadan kebingungan. anamnesis dengan pasien jiwa sebenarnya dan
Hanya sebagian kecil mahasiswa yang tampak baru muncul pada refleksi ke empat.
terampil dalam menjalankan perannya sebagai Pengetahuan baru yang didapatkan terutama
seorang dokter serta mampu menunjukkan sikap mengenai stressor psikososial dan gejala awal
profesionalisme saat berhadapan dengan pasien gangguan jiwa. Namun ada juga mahasiswa yang
simulasi. melakukan refleksi mengenai pentingnya
petugas kesehatan untuk memberikan
pemahaman mengenali tanda-tanda gangguan
Sikap terhadap pasien jiwa jiwa.
Tema ini muncul pada seluruh sesi, baik saat “Saya pikir ada pasien yang sebenarnya
melakukan anmnesis dengan pasien simulasi, harus dirawat dari awal karena udah
maupun dengan pasien sebenarnya. Respons menunjukkan gejala. Mungkin pemahaman
yang paling sering timbul adalah persepsi negatif masyarakat, termasuk saya sendiri, yang
terhadap pasien jiwa sehingga timbul respons masih kurang paham apa saja tanda-tanda
berupa rasa cemas, takut, dan perasaan tidak penyakit jiwa, kayak tidak bisa tidur, malas
yakin akan respons atau jawaban pasien. bersosialisasi dsb. Mungkin lain kali petugas
“Awalnya saya merasa bingung dan takut- kesehatan harusnya lebih aktif
takut, karena takut kalau pasien tersinggung mensosialisasikan tentang penyakit jiwa
dan marah. Saya juga bingung, apakah pada masyarakat.”
harus percaya dengan apa yang dikatakan
pasien atau tidak.”
Namun ada juga persepsi negatif yang disertai Sikap terhadap pelaksanaan
dengan antusiasme pembelajaran ketrampilan anamnesis
“Saya merasa bingung dan takut, namun Selain masalah yang berkaitan dengan pasien,
senang, karena lucu. Saya seperti mahasiswa juga melakukan refleksi atas
mewawancarai pasien gangguan jiwa pelaksanaan skills lab. Tema ini menariknya
aslinya.” muncul pada seluruh sesi skills lab, terutama
Persepsi negatif ini terutama dijumpai pada saat sebagai respons atas pasien simulasi yang
berinteraksi dengan pasien simulasi dan pada dirasakan tidak kooperatif.
awal wawancara dengan pasien sebenarnya. “Ternyata, pasien asli justru lebih mudah
Tetapi selain persepsi negatif, sebagian besar diajak berkomunikasi dibanding dengan
mahasiswa juga menunjukkan sikap empati pasien simulasi saya yang kemarin. Pasien
terhadap kondisi pasien. Hal ini timbul terutama simulasinya berlebihan dalam memerankan
pada saat berjumpa dengan pasien sebenarnya. perannya. Mungkin bisa dijadikan perbaikan
Empati muncul dari dampak penyakit jiwa untuk pelaksanaan skills lab berikutnya.”
terhadap pasien, Hal ini juga diamati oleh peneliti pada saat
“Pelajaran yang paling berkesan ialah melakukan observasi. Ada pasien yang berakting
bagaimana saya mulai dapat merasakan tidak sesuai dengan skenario dan tidak
kesedihan yang dialami oleh pasien sehingga memberikan respons atas pertanyaan
memacu saya untuk berfikir apa masalah mahasiswa.
yang dialami oleh pasien agar dapat
membantu proses penyembuhan.”
Empati juga muncul dari dampak penyakit jiwa
karena stressor psikososial dari keluarga.
7
Nommensen Journal of Medicine. November 2017, 3(2), hal. 69-
7
Zaluchu, Nommensen Journal of Medicine. November 2017, 3(2), hal. 69-