Kebijakan Pajak Selama Pandemi Covid-19 Di Kawasan Asia Tenggara
Kebijakan Pajak Selama Pandemi Covid-19 Di Kawasan Asia Tenggara
ABSTRAK
Adanya pandemi COVID-19 yang melanda banyak negara di dunia telah
mendorong pemerintah di berbagai negara untuk merespon dan
menanggulangi permasalahan tersebut, termasuk melalui kebijakan
pajak. Penelitian ini bertujuan untuk mengulas dan membandingkan
kebijakan pajak selama pandemi COVID-19 di antara negara-negara yang
berada di Kawasan Asia Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan analisis isi dan telaah literatur. Objek penelitian ini
adalah sembilan negara di Kawasan Asia Tenggara yang meliputi Filipina,
Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan
Vietnam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas negara di
Kawasan Asia Tenggara berfokus pada kebijakan pajak terkait pajak
penghasilan badan. Selain itu, mayoritas negara di Kawasan Asia
Tenggara mengeluarkan kebijakan pajak yang berfokus pada
peningkatan arus kas perusahaan melalui pemberian insentif pajak
berupa penangguhan pembayaran pajak pada masa awal pandemi dan
pengurangan pajak pada masa pemulihan ekonomi. Adapun sektor
usaha yang menjadi fokus utama kebijakan pajak selama pandemi di
Kawasan Asia Tenggara adalah sektor penyumbang produk domestik
bruto terbesar dan sektor yang paling terdampak akibat adanya
pembatasan sosial atau lockdown.
Page | 1
KEBIJAKAN PAJAK SELAMA PANDEMI COVID-19 Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.1-9
DI KAWASAN ASIA TENGGARA
Amardianto Arham, Amrie Firmansyah
Amardianto Arham1
Amardianto Arham1
Page | 2
KEBIJAKAN PAJAK SELAMA PANDEMI COVID-19 Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.1-9
DI KAWASAN ASIA TENGGARA
Amardianto Arham, Amrie Firmansyah
Amardianto Arham1
Amardianto Arham1
Gambar 1, ada empat fase atau tahap dalam kerangka stimulus fiskal yang dapat mendukung investasi dan
acuan kebijakan pajak yang dapat diterapkan selama konsumsi. Menumpuknya utang perusahaan dan rumah
masa pandemi COVID-19. Fase pertama merupakan fase tangga, meningkatnya penutupan bisnis dan
ketika pemerintah memberikan respon awal terhadap pengangguran, serta meningkatnya ketidakpastian
terjadinya kondisi pandemi. Pada fase ini, kebijakan ekonomi dapat mengurangi investasi dan konsumsi di
pajak perlu menjadi bagian dari keseluruhan paket masa depan. Stimulus fiskal yang diberikan oleh
kebijakan pemerintah. Kebijakan pajak perlu pemerintah perlu diatur waktunya dengan hati-hati dan
diselaraskan dengan kebijakan pemerintah lainnya perlu dikawal dengan baik agar tepat sasaran. Di
terutama yang berkaitan dengan belanja pemerintah, samping itu, kebijakan pajak yang dikeluarkan oleh
aspek kesehatan, bidang keuangan, dan bidang pemerintah perlu menyesuaikan dengan kondisi khusus
moneter. Selain itu, pada fase ini, kebijakan pajak dapat negara yang bersangkutan. Pada tahap ini, koordinasi
difokuskan pada pemberian dukungan dalam rangka dalam penyusunan dan implementasi kebijakan
menjaga likuiditas dan pendapatan baik bagi merupakan kunci untuk mewujudkan kebijakan pajak
perusahaan atau sektor bisnis maupun rumah tangga. yang efektif.
OECD (2020a) juga memberikan gambaran mengenai Pada fase keempat, fokus kebijakan pajak dapat
beberapa kebijakan pajak yang diambil oleh negara- beralih kepada kebijakan untuk memulihkan keuangan
negara anggota OECD maupun negara-negara anggota negara. Keuangan negara mengalami tekanan yang
G20 selama masa awal terjadinya pandemi COVID-19. cukup besar sebagai akibat dari berbagai kebijakan
Fokus utama kebijakan pajak di beberapa negara pajak dalam bentuk dukungan yang diberikan kepada
anggota OECD maupun beberapa negara anggota G20 sektor bisnis dan rumah tangga pada fase-fase
adalah pemberian dukungan kepada perusahaan- sebelumnya. Setelah pulihnya perekonomian,
perusahaan agar tetap dapat menjaga ketersediaan arus pemerintah perlu menyusun langkah-langkah untuk
kas yang memadai (OECD, 2020a). Di negara-negara meningkatkan pendapatan negara yang mengarah pada
anggota OECD dan G20, bentuk dukungan pemerintah kesinambungan fiskal jangka panjang. Hal tersebut
tersebut mayoritas diwujudkan dalam bentuk perlu dilakukan karena pemerintah membutuhkan
pemberian insentif pajak berupa penangguhan pendanaan untuk memulai atau melanjutkan investasi
pembayaran pajak. pemerintah, meningkatkan sistem pelayanan
Selanjutnya, fase kedua merupakan fase lanjutan kesehatan, serta mengantisipasi berbagai risiko jangka
dari fase pertama. Pada fase ini, upaya pemerintah panjang lainnya. Akan tetapi, upaya peningkatan
untuk menjaga likuiditas dan melakukan mitigasi masih pendapatan negara perlu diatur waktunya dengan baik
berlangsung sehingga respon kebijakan pajak yang dan dilakukan dengan hati-hati agar konsisten dengan
berkelanjutan sangat diperlukan. Pada fase ini, aspek pertumbuhan, aspek inklusivitas, serta aspek
pemerintah perlu selalu melakukan penyesuaian dan keberlanjutan.
dimungkinkan untuk memperluas rangkaian kebijakan
pajak yang sudah diterapkan. Lamanya pembatasan
sosial atau lockdown yang diterapkan oleh pemerintah
dapat berdampak pada kondisi keuangan perusahaan
meskipun pemerintah telah memberikan dukungan
likuiditas. Terkait hal tersebut, kebijakan pajak yang
dapat diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan
pada fase ini tidak hanya terbatas pada perpanjangan
waktu untuk penangguhan pembayaran pajak tetapi
juga dapat meliputi pengurangan tarif pajak.
Pengurangan tarif pajak yang diberikan oleh pemerintah
dapat bersifat temporer. Pemerintah juga dapat
mempertimbangkan untuk memberikan pembebasan
atas jenis-jenis pajak tertentu, seperti pajak atas
properti. Selain itu, pemerintah juga dapat
mempertimbangkan untuk mempercepat proses
pengembalian pajak pertambahan nilai (PPN) yang
dapat meningkatkan arus kas perusahaan. Seiring
dengan berlanjutnya krisis, yang juga tidak kalah
penting adalah penguatan dukungan bagi sektor rumah
tangga yang memiliki risiko yang lebih besar untuk
kehilangan pekerjaan dan pendapatan.
Fase ketiga merupakan fase pemulihan. Pada fase
ini, kebijakan pajak dapat difokuskan pada pemberian
Page | 3
KEBIJAKAN PAJAK SELAMA PANDEMI COVID-19 Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.1-9
DI KAWASAN ASIA TENGGARA
Amardianto Arham, Amrie Firmansyah
Amardianto Arham1
Amardianto Arham1
Jenis Pajak
Negara Pajak Pajak Konsumsi
PIT CIT VAT Lainnya
Properti Lainnya
Filipina √ √
Indonesia √ √ √ √ √
Kamboja √ √ √ √ √
Laos √ √ √
Malaysia √ √ √
Myanmar √ √ √
Singapura √ √ √
Thailand √ √ √ √
Vietnam √ √ √
Sumber: Diolah dari OECD (2020b)
Page | 4
KEBIJAKAN PAJAK SELAMA PANDEMI COVID-19 Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.1-9
DI KAWASAN ASIA TENGGARA
Amardianto Arham, Amrie Firmansyah
Amardianto Arham1
Amardianto Arham1
Keterangan: Tabel 3. Pemetaan Kebijakan Pajak Berdasarkan
PIT: Personal Income Tax (PPh Orang Pribadi) Bentuk Respon terhadap Krisis
CIT: Corporate Income Tax (PPh Badan) Bentuk Respon terhadap Krisis
VAT: Value Added Tax (Pajak Pertambahan Nilai) Negara
A B C D E F
Tabel 1 menunjukkan bahwa selama pandemi
COVID-19, sebagian besar negara di Kawasan Asia Filipina √
Tenggara mengeluarkan kebijakan pajak yang Indonesia √ √ √ √
berkaitan dengan pajak penghasilan (PPh) bagi Kamboja √ √ √ √
korporasi atau badan. Sementara itu, kebijakan pajak
Laos √ √ √
yang paling sedikit diterapkan di negara-negara yang
berada di Kawasan Asia Tenggara di tengah pandemi Malaysia √ √ √
COVID-19 adalah kebijakan pajak yang berkaitan Myanmar √
dengan pajak properti. Singapura √ √ √
Berikutnya, penelitian ini memetakan kebijakan
pajak di Kawasan Asia Tenggara berdasarkan fase Thailand √ √ √
kebijakan pajak yang mengacu pada kerangka OECD Vietnam √
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2. Sumber: Diolah dari OECD (2020b)
Tabel 2. Pemetaan Berdasarkan Fase Kebijakan Pajak
Keterangan:
Fase Kebijakan Pajak
A: Peningkatan arus kas perusahaan
Negara Respon terhadap Pemulihan B: Peningkatan arus kas rumah tangga
Krisis Ekonomi C: Dukungan terhadap sistem kesehatan
Filipina √ D: Dukungan terhadap konsumsi
Indonesia √ E: Dukungan terhadap pekerja
Kamboja √ √ F: Dukungan terhadap investasi
Berdasarkan Tabel 3, pada fase respon terhadap
Laos √
krisis (fase pertama dan fase kedua), mayoritas negara
Malaysia √ √ di Kawasan Asia Tenggara memilih untuk menerapkan
Myanmar √ kebijakan pajak yang dapat meningkatkan arus kas
Singapura √ perusahaan di tengah situasi pandemi COVID-19. Hal
ini sesuai dengan panduan yang diberikan oleh OECD
Thailand √
dan juga sejalan dengan praktik yang dilakukan di
Vietnam √ √ negara-negara anggota OECD dan G20 (OECD, 2020a).
Sumber: Diolah dari OECD (2020b) Sementara itu, bentuk respon terhadap krisis yang
paling sedikit diterapkan di Kawasan Asia Tenggara
Tabel 2 memberikan informasi bahwa mayoritas adalah pemberian kebijakan pajak untuk mendukung
negara di Kawasan Asia Tenggara masih berada pada kegiatan konsumsi masyarakat.
fase pertama dan fase kedua sehingga masih berfokus Di Kawasan Asia Tenggara, kebijakan pajak dalam
pada kebijakan pajak yang bertujuan untuk merespon rangka meningkatkan arus kas perusahaan diberikan
dengan segara kondisi krisis yang sedang terjadi akibat kepada perusahaan yang bergerak di sektor-sektor
pandemi COVID-19. Hal ini berarti bahwa pada tertentu. Pemerintah Filipina memberikan keringanan
umumnya negara-negara di Kawasan Asia Tenggara pajak pada industri yang memproduksi alat-alat
masih berkutat pada upaya penanggulangan penularan kesehatan (Bureau of Internal Revenue, 2020). Di
wabah COVID-19 di masing-masing negara. Indonesia, pemerintah memberikan keringanan pajak
Adapun bentuk respon terhadap krisis akibat terhadap perusahaan yang bergerak di sektor
pandemi COVID-19 yang dilakukan oleh negara-negara perdagangan, industri, jasa, akomodasi, serta makanan
di Kawasan Asia Tenggara dapat dilihat pada Tabel 3. dan minuman (Kementerian Keuangan Republik
Indonesia, 2020). Di Kamboja, keringanan pajak
diberikan oleh pemerintah untuk meningkatkan arus
kas pada perusahaan yang bergerak di sektor
perhotelan, restoran, dan agen perjalanan (Kurniati,
2020). Adapun pemerintah Laos memberikan
keringanan pajak terhadap perusahaan di sektor
pariwisata (VDB Loi, 2020). Sementara itu, Malaysia
memilih sektor perhotelan untuk diberikan keringanan
pajak dalam rangka mendorong peningkatan arus kas
perusahaan (EY, 2020). Adapun pemerintah Myanmar
memberikan keringanan pajak bagi sektor pariwisata
dan perhotelan (KPMG, 2020). Di Singapura,
pemerintah memberikan keringanan pajak terhadap
Page | 5
KEBIJAKAN PAJAK SELAMA PANDEMI COVID-19 Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.1-9
DI KAWASAN ASIA TENGGARA
Amardianto Arham, Amrie Firmansyah
Amardianto Arham1
Amardianto Arham 1
perusahaan perhotelan dan pelayaran (Inland Revenue yang paling terdampak akibat adanya pembatasan
Authority of Singapore, 2020). Sementara itu, di sosial atau lockdown. Sementara itu, hal yang berbeda
Thailand, pemerintah memberikan keringanan pajak dapat dilihat pada negara Filipina yang mengandalkan
terhadap usaha kecil dan menengah (Krailadsiri & PDB-nya pada sektor jasa. Selama pandemi COVID-19,
Chaisechotes, 2020). Adapun di Vietnam, pemerintah ternyata Filipina tidak memilih sektor tersebut sebagai
memberikan keringanan pajak untuk meningkatkan penerima insentif pajak, tetapi memilih sektor
arus kas perusahaan yang bergerak di sektor pertanian, manufaktur, khususnya produsen alat-alat kesehatan.
kehutanan, manufaktur, pariwisata, dan transportasi Kemungkinan, hal yang mendasari pengambilan
(Orbitax, 2020). kebijakan pajak di negara tersebut adalah
Berdasarkan uraian di atas, secara umum, pertimbangan mengenai upaya untuk memaksimalkan
mayoritas negara di Kawasan Asia Tenggara peran perusahaan domestik dalam mendukung
memberikan keringanan pajak pada sektor perhotelan pengadaan alat-alat kesehatan sebagai penunjang
dan pariwisata. Kedua sektor ini dapat diduga menjadi percepatan penanggulangan wabah COVID-19 di
fokus utama kebijakan pajak selama pandemi COVID- negara tersebut.
19 karena merupakan sektor yang terdampak cukup Selanjutnya, penelitian ini menelusuri lebih lanjut
signifikan akibat adanya pemberlakuan pembatasan jenis insentif pajak yang telah diberikan oleh negara-
aktivitas masyarakat di luar rumah. Adanya negara di Kawasan Asia Tenggara sebagai bentuk
pembatasan sosial atau lockdown menyebabkan respon terhadap krisis akibat pandemi COVID-19.
operasional bisnis kedua sektor tersebut terganggu Tabel 4. Pemetaan Jenis Insentif Pajak sebagai
bahkan terhenti dalam waktu yang cukup lama Respon terhadap Krisis
sehingga kedua sektor tersebut mengalami Jenis Insentif Pajak sebagai
pengurangan pendapatan, berkurangnya arus kas, Negara Respon terhadap Krisis
bahkan dapat memicu pengurangan jumlah karyawan A B C D E F
atau terjadinya pemutusan hubungan kerja. Dengan
Filipina √
demikian, hal tersebut juga telah selaras dengan fungsi
pajak sebagai pengatur (regulerend) yang diwujudkan Indonesia √ √ √ √
melalui pemberian kebijakan pajak dalam rangka Kamboja √ √
stabilisasi ekonomi di suatu negara. Di Asia Tenggara, Laos √ √
bentuk konkret hal tersebut adalah pemberian
Malaysia √
keringanan pajak terhadap sektor usaha yang
terdampak selama pandemi COVID-19 untuk menjamin Myanmar √
keberlangsungan sektor usaha tersebut. Singapura √ √ √ √
Selanjutnya, penelitian ini membandingkan Thailand √ √
sektor yang menjadi fokus utama kebijakan pajak
Vietnam √
selama pandemi COVID-19 di masing-masing negara
Sumber: Diolah dari OECD (2020b)
dengan sektor penyumbang terbesar produk domestik
bruto (PDB) di masing-masing negara di Kawasan Asia Keterangan:
Tenggara. Sektor manufaktur dan jasa merupakan dua A: Percepatan penyusutan
sektor utama yang menjadi penyumbang terbesar B: Pengurangan tarif PPh Badan
dalam PDB di Kawasan Asia Tenggara (Trading C: Pengurangan tariff PPh Orang Pribadi
Economics, 2020). Negara-negara yang mengandalkan D: Percepatan pengembalian pajak
sektor manufaktur dalam PDB-nya adalah Indonesia, E: Penangguhan pembayaran pajak
Myanmar, Singapura, dan Thailand. Sementara itu, F: Pembebasan pajak
Filipina, Kamboja, Laos, dan Vietnam bertumpu pada Berdasarkan Tabel 4, jenis insentif pajak yang
sektor jasa dalam PDB. paling banyak diberikan di Kawasan Asia Tenggara
Jika dikaitkan dengan kebijakan pajak selama adalah penangguhan pembayaran pajak. Hal ini sejalan
pandemi COVID-19 yang telah diambil oleh masing- dengan praktik kebijakan pajak yang juga telah
masing negara, mayoritas negara di Kawasan Asia diterapkan oleh negara-negara anggota OECD dan G20.
Tenggara (Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2, per 30
Thailand, Vietnam) telah memilih sektor penyumbang Juli 2020, telah ada tiga dari sembilan negara di
terbesar PDB di tiap negara untuk menjadi fokus Kawasan Asia Tenggara (Kamboja, Malaysia, Vietnam)
pemberian insentif pajak. Sementara itu, Myanmar dan yang sudah memasuki fase ketiga atau fase pemulihan
Singapura yang memiliki sumber PDB terbesar dari ekonomi. Selanjutnya, penelitian ini memetakan
sektor manufaktur ternyata tidak menjadikan sektor bentuk pemulihan ekonomi yang dilakukan beserta
tersebut sebagai fokus utama pemberian insentif pajak jenis insentif pajak yang diberikan oleh ketiga negara
di masa pandemi COVID-19. Kedua negara tersebut tersebut sebagaimana ditampilkan pada Tabel 5.
memilih untuk memberikan insentif pajak selama
pandemi COVID-19 terhadap sektor jasa yaitu sektor
pariwisata, sektor perhotelan, dan sektor transportasi.
Hal yang mendasari kebijakan kedua negara tersebut
dapat diduga adalah pertimbangan mengenai sektor
Page | 6
KEBIJAKAN PAJAK SELAMA PANDEMI COVID-19 Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.1-9
DI KAWASAN ASIA TENGGARA
Amardianto Arham, Amrie Firmansyah
Amardianto Arham1
Amardianto Arham1
Tabel 5. Pemetaan Jenis Insentif Pajak sebagai terhadap pertumbuhan ekonomi, seperti pajak
Bentuk Pemulihan Ekonomi berulang atas harta tak bergerak dan pajak atas
Bentuk konsumsi umum. Analisis lebih lanjut perlu dilakukan
Jenis Insentif
Negara Pemulihan oleh pemerintah termasuk otoritas pajak di masing-
Pajak
Ekonomi masing negara yang berada di Kawasan Asia Tenggara
Peningkatan Pengurangan tarif mengingat bahwa upaya untuk memulihkan keuangan
Kamboja
investasi pajak negara belum dimulai dan mungkin akan memakan
Peningkatan Pengurangan dan waktu yang cukup lama. Hal tersebut seharusnya juga
Malaysia konsumsi & pembebasan dapat menjadi dasar untuk mengkaji secara mendalam
investasi pajak terkait kemungkinan perlunya sebuah reformasi pajak
Peningkatan arus Pengurangan tarif di Kawasan Asia Tenggara.
Vietnam
kas perusahaan pajak
Sumber: Diolah dari OECD (2020b) 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan informasi pada Tabel 5, pada fase Penelitian ini bertujuan untuk mengulas dan
pemulihan ekonomi, negara-negara di Kawasan Asia membandingkan kebijakan pajak selama pandemi
Tenggara berfokus pada pemberian kebijakan pajak COVID-19 di Kawasan Asia Tenggara yang meliputi
berupa pengurangan pajak. Hal ini sejalan dengan negara Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia,
kebijakan pajak yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Hasil
federal Amerika Serikat, yang juga memberikan penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas negara di
kebijakan pengurangan pajak baik bagi orang pribadi Kawasan Asia Tenggara berfokus pada kebijakan pajak
maupun perusahaan (Pomerleau, 2020). yang berkaitan dengan pajak penghasilan badan. Pada
Dalam penelitian ini, analisis kebijakan pajak masa awal pandemi COVID-19, mayoritas negara di
selama pandemi COVID-19 di Kawasan Asia Tenggara Kawasan Asia Tenggara mengeluarkan kebijakan pajak
hanya dilakukan sampai dengan fase ketiga. Untuk fase yang berfokus pada peningkatan arus kas perusahaan
keempat atau fase pemulihan keuangan negara, melalui pemberian insentif pajak berupa penangguhan
analisis belum dapat dilakukan karena hingga pembayaran pajak. Adapun pada masa pemulihan
penelitian ini dilakukan dan merujuk pada data ekonomi, mayoritas negara di Asia Tenggara berfokus
publikasi OECD yang digunakan per tanggal 30 Juli pada pemberian insentif pajak berupa pengurangan
2020, belum ada negara di Asia Tenggara yang berada pajak. Sektor usaha yang menjadi fokus utama
di fase keempat. Akan tetapi, sebagaimana praktik kebijakan pajak selama pandemi di Kawasan Asia
pada fase-fase sebelumnya, praktik kebijakan pajak Tenggara adalah sektor penyumbang produk domestik
yang dikeluarkan oleh negara-negara di Asia Tenggara bruto terbesar dan sektor yang paling terdampak
juga diperkirakan sejalan dengan panduan kerangka akibat adanya pembatasan sosial atau lockdown.
kebijakan pajak yang dikeluarkan oleh OECD (2020a). Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu hanya
Pada fase keempat atau fase pemulihan keuangan mengulas mengenai kebijakan pajak selama pandemi
negara, negara-negara di Kawasan Asia Tenggara dapat COVID-19 di Kawasan Asia Tenggara berdasarkan
mengeksplorasi berbagai pilihan untuk melakukan kerangka acuan yang dipublikasikan oleh OECD
reformasi kebijakan pajak (OECD, 2020a). Beberapa (2020a). Penelitian selanjutnya dapat menambahkan
akademisi dan para pemangku kepentingan telah beberapa acuan atau panduan kebijakan pajak lainnya
memberikan rekomendasi langkah-langkah agar dapat membandingkan dan merekomendasikan
peningkatan pendapatan pajak yang tidak biasa panduan kebijakan pajak yang tepat bagi setiap negara
(Guvenen et al., 2019; Landais et al., 2020). Marron di Kawasan Asia Tenggara. Selain itu, penelitian ini
(2020) dan Mankiw (2020) telah merekomendasikan hanya menggunakan beberapa negara di Kawasan Asia
penggunaan sistem pajak untuk memajaki kembali Tenggara sebagai objek penelitian. Penelitian
penghasilan tambahan yang diperoleh selama masa berikutnya dapat menggunakan negara-negara lainnya
krisis akibat pandemi. Selain itu, isu untuk mengenakan di luar di Kawasan Asia Tenggara sebagai objek
pajak atas emisi karbon juga menguat sebagai salah penelitian atau menggunakan beberapa kawasan di
satu cara untuk mengkombinasikan tujuan pencapaian dunia agar dapat membandingkan penerapan
penerimaan pajak dengan suatu hal yang bersifat lebih kebijakan pajak selama pandemi COVID-19
fundamental dan merupakan bentuk reformasi jangka antarkawasan di dunia. Penelitian selanjutnya juga
panjang (OECD, 2020a). dapat menambahkan ulasan mengenai kebijakan pajak
Pemerintah di negara-negara yang berada di yang tepat selama pandemi yang diperoleh dari hasil
Kawasan Asia Tenggara juga dapat wawancara terhadap para pakar baik yang berasal dari
mempertimbangkan untuk menambah basis pajak masing-masing negara yang berada di Kawasan Asia
baru maupun mengoptimalkan penggalian potensi Tenggara maupun negara-negara lainnya di dunia.Hasil
pajak pada basis pajak yang sudah ada. Dalam hal penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi
pemerintah setempat perlu untuk meningkatkan pemerintah maupun otoritas pajak baik di negara-
pendapatan pajak, upaya yang dilakukan dapat negara yang berada di Kawasan Asia Tenggara.
berfokus pada penggalian potensi pajak pada basis Penelitian ini juga dapat menjadi indikasi bagi
pajak atau sektor yang paling tidak berdampak negatif Direktorat Jenderal Pajak selaku otoritas pajak di
Page | 7
KEBIJAKAN PAJAK SELAMA PANDEMI COVID-19 Jurnal Pajak dan Keuangan Negara Vol.3, No.1, (2021), Hal.1-9
DI KAWASAN ASIA TENGGARA
Amardianto Arham, Amrie Firmansyah
Amardianto Arham1
Amardianto Arham1
negara-negara-asia-tenggara-yang-lakukan- 19 on Neurosurgical Training in Southeast
lockdown-lagi. Asia. World Neurosurgery, 1-14.
OECD. (2020a). Tax and fiscal policy in response to the World Economic Forum. (2016). The ASEAN Economic
coronavirus crisis: Strengthening confidence and Community: What you need to know. Diakses dari
resilience. Diakses dari https://www.weforum.org/agenda/2016/05/asea
http://www.oecd.org/ctp/tax-policy/tax-and- n-economic-community-what-you-need-to-know/
fiscal-policy-in-response-to-the-coronavirus-crisis-
Zhu, N., Zhang, D., Wang, W., Li, X., Yang, B., Song, J.
strengthening-confidence-and-resilience.htm
and Niu, P. (2020). A novel coronavirus from
OECD. (2020b). Overview of country tax policy patients with pneumonia in China, 2019. New
measures in response to Covid-19 crisis. Diakses England Journal of Medicine, 382(8), 727-733
dari http://www.oecd.org/tax/tax-policy/country-
reviews-advice/ pada 22 Oktober 2020.
Orbitax. (2020). Vietnam provides tax payment relief
for COVID-19. Diakses dari
https://www.orbitax.com/news/archive.php/Viet
nam-Provides-Tax-Payment-R-41797.
Pomerleau, K. (2020). Tax policy and the federal
response to COVID-19. American Enterprise
Institute (AEI).
Putri, G. S. (2020). WHO resmi sebut virus corona Covid-
19 sebagai pandemi global. Diakses dari
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/1
2/083129823/who-resmi-sebut-virus-corona-
covid-19-sebagai-pandemi-
global?page=all#:~:text=KOMPAS.com%20%2D%2
0Organisasi%20Kesehatan%20Dunia,%2C%20AS%
2C%20hingga%20Afrika%20Selatan
Sohrabi, C., Alsafi, Z., O'Neill, N., Khan, M., Kerwan, A.,
Al-Jabir, A., & Agha, R. (2020). World Health
Organization declares global emergency: A review
of the 2019 novel coronavirus (COVID-
19). International Journal of Surgery, 76, 71-76.
Tan, W. J. Z. X., Zhao, X., Ma, X., Wang, W., Niu, P., Xu,
W., & Wu, G.Z. (2020). A novel coronavirus
genome identified in a cluster of pneumonia
cases—Wuhan, China 2019-2020. China CDC
Weekly, 2(4), 61-62.
Trading Economics. (2020). Indikator ekonomi negara-
negara di dunia. Diakses dari
https://tradingeconomics.com/countries
VDB Loi. (2020). COVID-19: The Lao PDR government
announces new economic policy measures. Diakses
dari http://www.vdb-
loi.com/laos_publication/covid-19-the-lao-pdr-
government-announces-new-economic-policy-
measures/
Xu, Z., Shi, L., Wang, Y., Zhang, J., Huang, L., Zhang, C.,
& Tai, Y. (2020). Pathological findings of COVID-19
associated with acute respiratory distress
syndrome. The Lancet Respiratory Medicine, 8(4),
420-422.
Wittayanakorn, N., Nga, V. D. W., Sobana, M., Bahuri,
N. F. A., & Baticulon, R. E. (2020). Impact of COVID-
Page | 9