Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Brenner, M., & Klein, P. (2008). Discovering the library with google earth. Information
Technology and Libraries, 27(2), 32-36. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/215828875?accountid=34643
Cardona, J. C., Francois, P., Decraene, B., Scudder, J., Simpson, A., & Patel, K. (2015).
Bringing high availability to BGP: A survey.Computer Networks, 91788-803.
doi:10.1016/j.comnet.2015.09.005
Conover, J. (2001). 802.11a: Making space for speed. Network Computing, 12(1), 81-83.
Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/215406171?accountid=34643
Darrell Dunn and, B. G. (2001). Start-ups place their hopes on next-gen wireless standard
-- atheros, resonext target 5GHz 802.11a. EBN, (1277), PG3. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/228221236?accountid=34643
Herlambang, M.L. (2008). Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan
Menggunakan Mikrotik RouterOS™. Yogyakarta: ANDI.
https://id.wikipedia.org/wiki/ (Wikipedia). Diakses pada 25 November 2015.
http://kbbi.web.id/ (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online). Diakses pada 25 November
2015.
http://wiki.mikrotik.com/wiki/Main_Page (MikroTik Wiki). Diakses pada 25 November
2015.
Irawan. (2013). Jaringan Komputer untuk Orang Awam Edisi ke-2. Palembang: Maxikom.
Kamus Lengkap Jaringan Komputer (2004). Jakarta: Salemba Infotek.
Musajid, A. (2015). Border Gateway Protocol (BGP) Teori dan Konsep. Jakarta:
Indonetwork.
Sivabalan, M., & Mouftah, H. T. (2001). On the design of link-state routing protocol for
connection-oriented networks. Journal of Network and Systems Management, 9(2),
223-242. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/201341178?accountid=34643
Stallings, W. (2007). Komunikasi Dan Jaringan Nirkabel. Jakarta: Erlangga.
Towidjojo, R. (2012). Konsep Routing Dengan Router Microtik : 100% Connected.
Jakarta: Jasakom.
Towidjojo, R. (2016). Mikrotik Kung Fu : Kitab 4. Jakarta: Jasakom.
109
http://digilib.mercubuana.ac.id/
110
Towidjojo, R & Eno, M. (2015). Router Mikrotik : Implementasi Wireless LAN Indoor.
Jakarta: Jasakom.
Wilkins, S. (2011). Cisco's PPDIOO Network Cycle. Diakses pada 25 November 2015,
dari http://www.ciscopress.com/articles/article.asp?p=1697888
Yani, A. 2007. Panduan Membangun Jaringan Komputer. Jakarta: Kawan Pustaka.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
LAMPIRAN
Konfigurasi Perangkat
111
http://digilib.mercubuana.ac.id/
112
http://digilib.mercubuana.ac.id/
113
http://digilib.mercubuana.ac.id/
114
http://digilib.mercubuana.ac.id/
115
WAWANCARA
Rumus:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
116
At / APt = An1+An2+An3
Bt = Bn1+Bn2+Bn3
BPa = At – Bn1
BPt = BPa + Tl
http://digilib.mercubuana.ac.id/
117
dapat lebih tinggi (mencapai ketinggian maksimal tower dan bangunan) atau kurang
sesuai kebutuhan di lokasi.
BPa = titik pemasangan antena station pada tower atau bangunan sebelum di
tambahkan nilai toleransi.
BPt = titik akhir pemasangan antena station pada tower atau bangunan setelah di
tambahkan nilai toleransi.
Jaringan pop1
Router pop1
202.69.98.123/30
192.168.1.1/24
Converter FO ISP A
Fiber optik
5 MBps
Pada topologi diatas terlihat bahwa koneksi ISP menjadi satu-satunya pintu
yang menghubungkan site tersebut ke site lain melalui internet. Sebagai contoh
apabila site pop1 ingin mengirim data ke site pop3, maka data akan melewati
internet dan mencari IP publik milik router pop3, kemudian data di terima oleh
router pop3 dan kemudian di sampaikan ke tujuan yang berada di dalam jaringan
pop3. Apabila koneksi ke pop3 terputus maka tidak akan ada jalur koneksi lain yang
dapat digunakan, begitu juga sebaliknya. Jaringan yang berada di pop3 tidak akan
bisa mengakses ke jaringan lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
118
Jaringan pop1
Router pop2 – RID 10.10.5.1 Radio pop2 – RID 10.10.2.1 Radio pop3 – RID 10.10.3.1 Router pop3 – RID 10.10.6.1
ASN 64595 ASN 64592 ASN 64593 ASN 64596
Ether1 172.16.2.2/30 Wlan2 10.10.1.2/30 Wlan2 10.10.2.2/30 172.16.3.2/30
Ether2 192.168.2.1/24 Wlan1 10.10.2.1/301 Wlan1 10.10.3.1/30 192.168.3.1/24
Ether1 172.16.2.1/30 Ether1 172.16.3.1/30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
119
http://digilib.mercubuana.ac.id/
WAWANCARA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rumus:
At / APt = An1+An2+An3
Bt = Bn1+Bn2+Bn3
BPa = At – Bn1
BPt = BPa + Tl
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tl = nilai toleransi, diperlukan untuk menambahkan ketinggian agar menghindari
halangan dan struktur permukaan bumi yang menghalangi view LOS. Nilai toleransi
dapat lebih tinggi (mencapai ketinggian maksimal tower dan bangunan) atau kurang
sesuai kebutuhan di lokasi.
BPa = titik pemasangan antena station pada tower atau bangunan sebelum di
tambahkan nilai toleransi.
BPt = titik akhir pemasangan antena station pada tower atau bangunan setelah di
tambahkan nilai toleransi.
Jaringan pop1
Router pop1
202.69.98.123/30
192.168.1.1/24
Converter FO ISP A
Fiber optik
5 MBps
Pada topologi diatas terlihat bahwa koneksi ISP menjadi satu-satunya pintu
yang menghubungkan site tersebut ke site lain melalui internet. Sebagai contoh
apabila site pop1 ingin mengirim data ke site pop3, maka data akan melewati
internet dan mencari IP publik milik router pop3, kemudian data di terima oleh
router pop3 dan kemudian di sampaikan ke tujuan yang berada di dalam jaringan
pop3. Apabila koneksi ke pop3 terputus maka tidak akan ada jalur koneksi lain yang
dapat digunakan, begitu juga sebaliknya. Jaringan yang berada di pop3 tidak akan
bisa mengakses ke jaringan lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Bagaimana topologi baru yang akan diimplementasi?
Jaringan pop1
Router pop2 – RID 10.10.5.1 Radio pop2 – RID 10.10.2.1 Radio pop3 – RID 10.10.3.1 Router pop3 – RID 10.10.6.1
ASN 64595 ASN 64592 ASN 64593 ASN 64596
Ether1 172.16.2.2/30 Wlan2 10.10.1.2/30 Wlan2 10.10.2.2/30 172.16.3.2/30
Ether2 192.168.2.1/24 Wlan1 10.10.2.1/301 Wlan1 10.10.3.1/30 192.168.3.1/24
Ether1 172.16.2.1/30 Ether1 172.16.3.1/30
Dengan topologi sistem baru seperti diatas, apabila pop1 ingin mengirim
data ke pop3, maka data tidak akan melewati internet. Karena sudah ada routing
yang dibuat pada router pop1, maka pop1 akan langsung mengirimkan data ke pop3
melalui media wireless yang sudah dibuat. Jalur yang digunakan untuk dilewati data
sudah secara otomatis dipilih oleh dynamic routing protocol yang akan digunakan,
yaitu BGP. BGP akan mencari best path untuk mengirimkan data tersebut, sehingga
walaupun koneksi dari ISP sedang bermasalah, proses transfer data antar site dapat
berjalan normal.
Pada topologi diatas setiap site minimal memiliki 2 link ke site lain, apabila
main link-nya bermasalah data akan dilewatkan backup link secara otomatis oleh
BGP. Kapasitas transfer data dari pop1 ke pop2 ataupun pop3 tidak bergantung
pada bandwidth yang disewa dari ISP, melainkan bergantung pada kapasitas radio
wireless yang menghubungkan site-site tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Berikut beberapa tabel data hasil perencanaan, desain dan implementasi :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IP dan Routing
No Radio Interface IP Address Subnet Mask Keterangan Router ID AS Number
1 pop1 wlan1 10.10.1.1/30 255.255.255.252 IP PTP ke pop2 10.10.1.1 64591
wlan2 10.10.3.2/30 255.255.255.252 IP PTP ke pop3
ether1 172.16.1.1/30 255.255.255.252 IP PTP router pop1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/