Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 13 Nomor 1, Januari 2022

p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

DOI: http://dx.doi.org/10.33846/sf13104
Peran Perawat pada Pasien Sepsis di Unit Critical Care: A Narrative Review
Regina Saragih Turnip
Prodi Sarjana Terapan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Jambi; [email protected] (koresponden)
Nur Fadilla Bahri
Prodi Sarjana Terapan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Jambi; [email protected]
Irmawati
Prodi Sarjana Terapan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Jambi; [email protected]
Mashudi
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Jambi; [email protected]
Amelia Ganefianty
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Jambi; [email protected]
Ismail Fahmi
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Jambi; [email protected]
ABSTRACT
Sepsis is a medical emergency that describes the body's systemic immunological response to infectious processes that
can lead to end-stage organ dysfunction and death. The role of nurses in tackling sepsis patients is critical to identifying
the initial condition of sepsis and reducing the continuation of even more severe sepsis. This narrative review aims to
identify the role of nurses in treating sepsis patients in critical care units. This research method was the narrative review
by analyzing online search databases namely Pubmed, Google Scholar, and Science Direct. The search inclusion
criteria were an English-language article, published in 2008-2021, full text, the keywords used were "sepsis", "the role
of nurses", "critical care". Our search found 11 articles showed that the role of nurses in treating sepsis patients is early
introduction to sepsis to start treatment, team training to ensure a safe and effective approach and the implementation
of infection prevention and control measures as prevention of sepsis. So the role of nurses in tackling sepsis patients is
critical to identifying the early conditions of sepsis, controlling and preventing sepsis, preventing the progression of the
disease and contributing to decreased morbidity and mortality.
Keywords: sepsis; the role of nurses; critical care
ABSTRAK

Sepsis merupakan keadaan darurat medis yang menggambarkan respons imunologi sistemik tubuh terhadap proses
infeksi yang dapat menyebabkan disfungsi organ stadium akhir dan kematian. Peran perawat dalam
menanggulangi pasien sepsis sangatlah penting untuk mengidentifikasi kondisi awal sepsis serta mengurangi
kelanjutan sepsis yang lebih berat lagi. Tinjauan naratif ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran perawat dalam
merawat pasien sepsis di unit critical care.Metode penelitian ini adalah narrative review dengan menganalisis
database online pencarian yaitu Pubmed, Google Scholar, dan Science Direct. Kriteria inklusi pencarian adalah
artikel berbahasa inggris, terbit tahun 2008-2021, full text, dengan kata kunci pencarian “sepsis”, “the role of
nurses”, “critical care”. Dari hasil penelusuran kami menemukan 11 artikel yang menunjukkan bahwa peran
perawat dalam merawat pasien sepsis yaitu adanya pengenalan dini terhadap sepsis untuk memulai pengobatan,
pelatihan tim untuk memastikan pendekatan yang aman dan efektif serta penerapan langkah-langkah pencegahan
dan pengendalian infeksi sebagai pencegahan sepsis. Sehingga peran perawat dalam menanggulangi pasien sepsis
sangatlah penting untuk mengidentifikasi kondisi awal sepsis, pengendalian dan pencegahan sepsis, mencegah
perkembangan penyakit dan berkontribusi pada penurunan morbiditas dan mortalitas.
Kata kunci: sepsis; peran perawat; perawatan kritis

PENDAHULUAN
Sepsis merupakan keadaan darurat medis yang menggambarkan respons imunologi sistemik tubuh
terhadap proses infeksi yang dapat menyebabkan disfungsi organ stadium akhir dan kematian(1). Meskipun ada
kemajuan yang signifikan dalam pemahaman tentang patofisiologi sindrom klinis ini, kemajuan alat pemantauan
hemodinamik, dan tindakan resusitasi, sepsis tetap menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas
pada pasien sakit kritis(2). Insiden tahunan sepsis berat dan syok septik di Amerika Serikat mencapai 300 kasus
per 100.000 orang. Sepsis telah menjadi masalah ekonomi kesehatan utama didunia, terhitung dari banyaknya
pasien meninggal di rumah sakit karena komplikasi terkait sepsis. Selain itu sepsis juga merupakan masalah
perawatan kesehatan termahal di Amerika Serikat, terhitung lebih dari $20 juta (sekitar 5,2% dari total biaya
rumah sakit) pada tahun 2011(1,2).
Angka kejadian sepsis diperkirakan lebih dari 30 juta orang terkena sepsis setiap tahun di seluruh dunia,
yang berpotensi menyebabkan 6 juta kematian setiap tahun. Tingkat kematian akibat sepsis, sesuai data dari
Surviving Sepsis Campaign 2012, adalah sekitar 41% di Eropa dibandingkan sekitar 28,3% di Amerika Serikat.
Namun perbedaan ini menghilang ketika disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit.(2)
Sindrom respons inflamasi sistemik (SIRS) didefinisikan oleh empat variabel: suhu, detak jantung,
lajupernapasan,danjumlahseldarahputih. Hanyakelainankecilpadavariabeliniyang dibutuhkan pasien untuk
memenuhikriteria SIRS(3). SIRS dapat disebabkan oleh banyak proses klinis non-infeksi, seperti trauma parah, luka
bakar, pankreatitis, dan kejadian reperfusi iskemik. Jika sepsis ditentukan oleh adanya kriteria SIRS ditambah
infeksi, dan hampir setiap pasien yang sakit akut memenuhi kriteria SIRS, maka sepsis secara efektif sama dengan
infeksi(3). Sepsis sekarang didefinisikan sebagai disfungsi organ yang mengancam nyawa yang disebabkan oleh

18 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 13 Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

respon penjamu yang tidak teratur terhadap infeksi. Diagnosis klinis sepsis didasarkan pada pasien yang mengalami
infeksi dan peningkatan Sequential (Sepsis-related) Organ Failure Assessment Score (SOFA)(4)
Sepsis terjadi dikarenakan adanya suatu proses infeksi yang mendasari yang mana respon imun tubuh yang
berlebihan dengan melepas zat kimia ke dalam aliran tubuh untuk melawan penyebab infeksi dan memicu infeksi
lain(5). Dalam menangani pasien sepsis yaitu dengan cara memperhatikan infeksi invasi, dikarenakan sepsis
merupakan penyakit kritis yang mana jika terjadi keterlambatan dalam mendiagnosa dan terapi akan berakibat
fatal(6). Mengingat sepsis adalah penyakit kritis dan bila terjadi keterlambatan diagnosis serta terapi dikaitkan
dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Oleh karena itu peran perawat dalam memberikan manajemen
sepsis sangat di butuhkan untuk memperhatikan pengenalan dini sepsis dan mengenal perubahan pada pasien pada
tiap jam awal untuk mengantisipasi kondisi perkembangan pasien(3,6). Dengan memberikan asuhan keperawatan
yang baik pada pasien maka dapat mendukung fungsi vital, mengurangi komplikasi dan mencegah kecacatan
menuju kesembuhan total(6).Maka, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran perawat dalam
merawat pasien sepsis di unit critical care.

METODE
Metode penelitian ini merupakan narrative review dengan menganalisis database online pencarian yaitu
Pubmed, Google Scholar, dan Science Direct. Kriteria inklusi pencarian adalah artikel berbahasa inggris, terbit tahun
2008-2021, full text, dengan kata kunci pencarian “sepsis”, “the role of nurses”, “critical care”. Dari hasil pencarian
literature, kami menemukan 11 artikel yang akan di analisis, proses pencarian artikel dapat dilihat pada Gambar 1.

Jumlah jurnal yang diidentifikasi melalui pencarian data di 3 database (10 tahun terakhir) : (n= 343)

Jumlah diduplikat dihapus (n=47)

Jumlah jurnal setelah duplikat dihapus (n= 296)

Jumlah dikeluarkan berdasarkan


judul dan abstrak (n= 285)

Artikel teks lengkap dinilai untuk kelayakan (n= 11)

Artikel yang dikecualikan


berdasarkan kriteria inklusi (n= 0)

Artikel yang termasuk dalam analisis (n= 11)

Gambar 1. Hasil pencarian artikel yang terkait dengan peran perawat pada pasien sepsis
HASIL
Artikel penelitian yang terpilih dan sesuai dengan tujuan dari tinjauan naratif ini adalah sebanyak 11 artikel,
yang selanjutnya kami jabarkan dalam tabel ekstraksi.
Tabel 1. Hasil ekstraksi artikel terkait dengan peran perawat pada pasien sepsis
Penulis (tahun) Judul artikel Metode penelitian Hasil Simpulan
Gyawali B, Sepsis: The Penelitian ini merupakan Hasil dari tinjauan ini Upaya dalam menyusun pedoman
Ramakrishna evolution in penelitian narrative review menunjukkan bahwa perawat untuk manajemen yang efektif
K, Dhamoon definition, yang bertujuan berperan dalam melakukan pada pasien sepsis, seperti
AS (2019)(2) pathophysiolo memaparkan definisi, manajemen resusitasi cairan penggunaan antibiotik dan
gy, and patofisiologi dan awal pada pasien sepsis, resusitasi hemodinamik yang tepat,
management manajemen pasien sepsis. monitoring vasopressor, penggunaan ventilator yang tepat,
pembersihan laktat, transfusi dan transfusi produk darah, telah
darah, serta penatalaksanaan memainkan peran penting
infeksi pada pasien sepsis. dalam menurunkan morbiditas dan
mortalitas pasien.
Keeley A, The Penelitian ini merupakan Perawat berperan melakukan Dalam melakukan perawatan
Hine P, recognition penelitian narative review manajemen pada pasien sepsis pasien sepsisyang optimal, perawat
Nsutebu E and yang bertujuan dalam waktu 1 jam pertama akan terus memainkan peran dalam
(2017)(4) management memaparkan pembaharuan setelah terdiagnosis sepsis, mengidentifikasi awal dan
of sepsis and terbaru dalam perawatan yaitu pemberian oksigen untuk manajemen pasien sepsis. Oleh
septic shock: pasien sepsis. mempertahankan SpO2 >94%, karena itu penting bagi semua staf
A guide for pengambilan kultur darah, medis dalam pengenalan dan
non- pemberikan antibiotik pengelolaan sepsis pada sistem
intensivists intravena, resusitasi cairan yang ada untuk mengurangi

19 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 13 Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

Penulis (tahun) Judul artikel Metode penelitian Hasil Simpulan


intravena, pemeriksaan seri kelanjutan sepsis yang lebih berat
laktat, serta pengukuran output lagi.
urin setiap jam.
Branco MJC, The role of Penelitian ini merupakan Intervensi keperawatan Perawat berperan penting dalam
Lucas APM, the nurse in penelitian integrative dipusatkan pada mengidentifikasi awal sepsis,
Marques caring for the review yang bertujuan pembuatan/implementasi pencegahan
RMD, Sousa critical mengidentifikasi intervensi protokol untuk pengenalan dan pengendalian sepsis pada
PP (2020)(6) patient with keperawatan dalam awal sepsis, pelatihan tim untuk pasien kritis. Kemudian perawat
sepsis intervensi, pencegahan dan memastikan pendekatan yang juga dapat memanfaatkan
kontrol pasien di ruang aman dan efektif dan penerapan protokol/alat skrining yang dapat
rawat intensive. langkah-langkah pencegahan membantu mengenali
dan pengendalian infeksi untuk masalah,memastikan intervensi
mencegah sepsis. yang aman, benar, dan tepat
sasaran. Sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup
pasien sepsis serta meminimalkan
kejadian disfungsi organ multipel.
Moore WR, Improving 3- Penelitian ini merupakan Perawat berperan dalam Protokol yang di terapkan oleh
Vermuelen A, Hour Sepsis penelitian kuasi melakukan pengukuran serum perawat untuk melakukan
Taylor R, Bundled Care eksperimen dengan laktat dalam 6 jam yang intervensi pengobatan yang tepat
Kihara D, Outcomes: pengembangan EBNP yang bertujuan untuk memantau akan berdampak positif pada masa
Wahome E Implementati bertujuan meningkatkan perfusi jaringan dikarenakan rawat inap yang lebih pendek pada
(2019)(7) on of a kemampuan perawat dalam pada pasien sepsis terjadi pasien sepsis.
Nurse-Driven menerapkasn Bundle sepsis gangguan hemodinamik, Mengingat sepsis adalah penyakit
Sepsis di ruang emergency. kemudian melakukan kritis dan apabila terjadi
Protocol in pengambilan sampel kultur keterlambatan diagnosis serta
the darah sebelum memberikan terapi dikaitkan dengan
Emergency antibiotik, bertujuan untuk peningkatan morbiditas dan
Department mengetahui jenis patogen mortalitas.
penyebab harus dilakukan pada
pasien sepsis tanpa melakukan
penundaan substansial terhadap
pemberian antibiotik.
Harley A, Emergency Penelitian ini merupakan Penting untuk melatih perawat Peran perawat dalam mengenali
Johnston nurses’ penelitian kualitatif study terhadap masalah sepsis dengan dan menangani pasien dengan
ANB, Denny knowledge yang bertujuan untuk adanya kemampuan perawat sepsis tidak dapat diremehkan.
KJ, Keijzers and mengetahui pengetahuan untuk dapat mengenali kondisi Penelitian, pendidikan, dan
G, Crilly J, understandin perawat dan peran nya pasien sepsis serta menangani penyedia layanan kesehatan perlu
Massey D g of their role dalam melakukan pasien dengan tepat. Pelatihan memastikan bahwa program
(2019)(8) in pengkajian dan response perawat yang berkelanjutan pendidikan keperawatan dapat
recognising terhadap pasien sepsis di tidak hanya sebagai bentuk mempromosikan agar perawat
and unit emergency. pengembangan pribadi dan dapat menangani pasien sepsis
responding to profesional, tetapi juga dengan baik.
patients with berfungsi sebagai dukungan Hal ini memungkinkan untuk
sepsis untuk praktik, berkontribusi mengidentifikasi, mengontrol dan
pada peningkatan perawatan mencegah kejadian sepsis dengan
yang diberikan pada pasien. benar.
Rosini JM, The 2012 Penelitian ini merupakan Perawat berperan dalam Respon inflamasi sistemik akibat
Srivastava N guidelines for penelitian narrative review pemenuhan dukungan infeksi harus dikenali dengan
(2013)(9) severe sepsis yang bertujuan untuk hemodinamik yaitu, pemberian cepat.Pendekatan sistematis yang
and septic highlights emergency resusitasi cairan, pemberian terorganisir telah terbukti
shock: An medicine nursing vasopresor, dan terapi bermanfaat dalam mengurangi
update for implications guidelines inotropik. Kortikosteroid hasil yang buruk. Pengobatan
emergency sepsis. direkomendasikan pada pasien yang optimal untuk pasien sepsis
nursing yang tidak dapat mencapai terus berkembang seiring dengan
target tekanan darah setelah semakin banyak penelitian yang
diberikan terapi cairan dan dikumpulkan. Perawat harus
vasopresor. Disarankan agar menyadari rekomendasi dan
infus terus menerus digunakan perubahan intervensi untuk
untuk menghindari peningkatan membantu dalam pengelolaan
yang signifikan dalam kadar pasien sepsis.
glukosa darah dan natrium.
Makic MBF Surviving Penelitian ini merupakan Kesadaran perawat perianestesi Penting bagi perawat untuk
(2013)(10) sepsis expert analysis yang terhadap gejala sepsis dan mengenali pasien bedah yang
campaign bertujuan untuk pemantauan perubahan tanda beresiko sepsis dan menerapkan
guideline menganalisis bagaimana vital umum pasien, penanda strategi untuk pencegahan infeksi
update 2012: peran perawat inflamasi, parameter yang dapat menyebabkan sepsis.
What does it perianesthesia. hemodinamik dan perfusi Perawat dapat merespon dengan
mean for jaringan, serta disfungsi organ cepat melalui penerapan paket
perianesthesi sangat penting untuk sepsis yang merupakan langkah
a nursing? identifikasi dini pasien sepsis. pertama dalam menangani pasien
dengan sepsis secara efektif.
Mylotte JM What is the Penelitian ini merupakan Dalam artikel ini perawat Ada intervensi yang lebih penting
(2020)(11) Role of narrative review yang berperan dalam menyiapkan pada kasus sepsis ini dengan cara
Nursing bertujuan menganalisis kateter intravena, melakukan peran perawat melakukan skrinning
Homes in the peran Nursing Homes pengecekan kultur darah, karena sepsis bukanlah penyakit
Surviving dalam SSC. pemberian antibiotik dan infark miokard yang dapat dikenali
Sepsis resusitasi cairan. secara klinis melalui diagnosis.
Campaign?

20 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 13 Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

Penulis (tahun) Judul artikel Metode penelitian Hasil Simpulan


Tromp M, The role of Penelitian ini merupakan Dari penelitian ini peran Dari penelitian ini menunjukkan
Hulscher M, nurses in the prospektiv study yang perawat dalam pengobatan bahwa penggunaan 6 rekomendasi
Bleeker- recognition bertujuan untuk k pasien sepsis dengan cara perawatan pasien sepsis dengan
Rovers CP, and treatment menentukan efek dari mengukur cairan laktat, SSC untuk pengenalan dini dan
Peters L, van of patients program implementasi memeriksa kultur darah, pengobatan pasien sepsis dengan
den Berg with sepsis in multifaset termasuk melakukan pemeriksaan begitu yang dilakukan perawat
DTNA, Borm the pengenalan protokol sepsis rontgen, mengambil urine, untuk pasien dan dikombinasikan
GF, et al emergency berbasis perawatan yang memberikan antibiotik dan dengan pelatihan dan feedback
(2010)(12) department digerakkan oleh perawat pasien rawat inap diberikan kinerja dapat secara signifikan
diikuti dengan pelatihan waktu keluar ruangan untuk meningkatkan pengenalan pasien
dan umpan balik kinerja. refreshing. dengan sepsis.
Jain S Sepsis: An Penelitian ini merupakan Penatalaksanaan sepsis pada Pada artikel ini menjelaskan
(2018)(13) Update on penelitian case study dan artikel ini dengan melakukan definisi dari sepsis, dan pedoman
Current literature review yang intervensi resusitasi dini, pengobatan pada pasien sepsis, dari
Practices in bertujuan mengulas definisi, melakukan pengendalian hasil peran perawat memberikan
Diagnosis diagnosis, dan pedoman infeksi dengan memberikan terapi antibiotik dan melakukan
and pengobatan di praktek saat terapi antibiotik, dan resusitasi dini yang berguna agar
Management ini dalam pengelolaan melakukan terapi yang telah pasien lebih mengenal sepsis.
pasien dengan sepsis. ditargetkan.
Tedesco ER, Interprofessio Penelitian ini adalah Pada artikel ini dapat dilihat Melalui artikel ini diterapkan
Whiteman K, nal penelitian cohort study bahwa pendidikan mengenai pendekatan kolaboratif
Heuston M, Collaboration yang bertujuan untuk sepsis dan kolaborasi tim interprofessional untuk menyaring
Swanson- to Improve meningkatkan quality merupakan bagian integral dari dan mengidentifikasi pasien
Biearman B, Sepsis Care improvement di rumah mengidentifikasi dan merawat dengan kemungkinan sepsis.
Stephens K and Survival sakit. pasien dengan sepsis. Edukasi diberikan tentang gejala
(2017)(14) Within a dan pengobatan pasien sepsis, serta
Tertiary Care manajemen yang terdiri dari
Emergency mengidentifikasi awal pemicu
Department sepsis dan cara perawatan sesuai
rekomendasi Surviving Sepsis
Campaign.

Artikel-artikel ini memuat tentang perkembangan sepsis didunia dan peran perawat dalam merawat pasien
sepsis di unit critical care. Tingginya angka kematian pasien kritis akibat sepsis setiap tahun di seluruh dunia
menjadikannya fokus utama bagi perawat dalam menanggulangi pasien sepsis di unit critical care(2).
Bukti terbaru menunjukkan keefektifan sistem peringatan dini untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko
atau yang kondisinya memburuk. Mengingat sepsis adalah penyakit kritis dan bahwa keterlambatan diagnosis
serta terapi dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas, peran perawat dalam pengenalan dini
perubahan sangat penting(4). Pengenalan dini dari sepsis, intervensi yang tepat di jam-jam awal dapat mencegah
kondisi yang semakin berkembang. Oleh karena itu, perawat harus mengembangkan keterampilan khusus,
menanggapi kebutuhan pasien dengan sepsis, yang akan meningkatkan hasil dan biaya kesehatan(2).
Penting untuk melatih perawat tentang masalah sepsis, dengan kebutuhan akan perspektif yang kritis dan
terspesialisasi. Hal ini memungkinkan untuk mengidentifikasi, mengontrol dan mencegah kejadian sepsis dengan
benar(15). Pelatihan perawat yang berkelanjutan tidak hanya sebagai bentuk pengembangan pribadi dan
profesional, tetapi juga berfungsi sebagai dukungan untuk praktik, berkontribusi pada peningkatan perawatan
yang diberikan pada pasien.(6)
Pencegahan infeksi terkait perawatan kesehatan merupakan area sentral dalam perawatan, di mana perawat
memiliki peran utama. Tidak semua infeksi ini dapat dihindari, tetapi dapat dicegah bila profesional kesehatan
mematuhi praktik yang baik dalam konteks pencegahan dan pengendalian infeksi(4). Tenaga profesional harus
memiliki pengetahuan rinci tentang mekanisme penularan infeksi: mengidentifikasi kemungkinan sumber
kontaminasi, menggunakan teknik aseptik dalam prosedur invasif, melakukan asepsis permukaan dan peralatan,
persiapan di lingkungan yang sesuai, memakai alat pelindung diri bila perlu dan mencuci tangan sebelum dan
sesudah prosedur apa pun(6)
Beberapa artikel membahas bagaimana peran perawat melakukan asuhan keperawatan pada pasien
sepsis(6,8,9,16), Semua perawat diharapkan menunjukkan pengetahuan yang memadai tentang konsep sepsis, namun
33,3% menunjukkan kurangnya pengetahuan ilmiah tentang tanda-tanda infeksi, sindrom respons inflamasi
sistemik, sepsis berat, syok septik, dan bentuk pengobatan. Hanya 11,1% perawat yang mengenali hipotermia
sebagai tanda sepsis, perawat menunjukkan perlunya mendukung pendidikan berkelanjutan dan
membuat/menerapkan peran perawat pada pasien sepsis, meningkatkan kualitas perawatan dan mengurangi angka
kematian, pedoman baru menunjukkan bahwa kurangnya pengenalan dini dari sepsis merupakan hambatan utama
untuk memulai pengobatan, penting untuk mengelola harapan pasien/keluarga, menetapkan pengobatan yang
realistis, dan meningkatkan komunikasi pada pasien maupun keluarga, identifikasi awal sepsis oleh perawat
berkontribusi pada hasil yang lebih baik bagi pasien agar tidak terjadinya kelanjutan sepsis yang lebih berat lagi,
perawat memiliki peran penting dalam mengkoordinasikan komunikasi antar sesama tim dan dengan
pasien/keluarga. Kurangnya komunikasi dapat menunda diagnosis dan pengobatan pada pasien, berfokus untuk
mengoptimalkan pemberian oksigen kejaringan disertai dengan melakukan pengukuran dan pemantauan saturasi
oksigen vena, pH, atau kadar laktat arteri pasien, memperbaiki hemodinamik, mencegah agar tidak terjadi
komplikasi dengan cara berkolaborasi interprofesional setiap perbaikan dan perburukan kondisi pasien.
Selain itu, adapula beberapa tatalaksana sepsis yang direkomendasikan oleh Surviving Sepsis Campaign
kepada perawat dalam memberikan pengobatan kepada pasien sepsis, yang terdiri dari, mengukur serum laktat
dalam 6 jam, bertujuan untuk memantau perfusi jaringan dikarenakan pada pasien sepsis terjadi gangguan
hemodinamik, sehingga pemantauan perfusi jaringan ini menjadi langkah yang esensial untuk mencegah
kegagalan sirkulasi akut yang dapat berujung pada kerusakan organ-organ vital seperti jantung,ginjal,dan otak(9) ,
pengambilan sampel kultur darah sebelum memberikan antibiotik(7). Tujuan dilakukan untuk mengetahui jenis

21 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 13 Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

patogen penyebab harus dilakukan pada pasien sepsis tanpa melakukan penundaan substansial terhadap pemberian
antibiotik(10), mengambil foto thorax, mengambil urin untuk urinalisis dan kultur, memulai antibiotik dalam 3 jam
dari awal diagnosis. Resusitasi cairan awal sangat penting untuk stabilisasi hipoperfusi jaringan sepsis atau syok
septik. Mengingat keadaan darurat medis ini, resusitasi cairan awal harus dimulai segera setelah mengenali pasien
dengan sepsis dan atau hipotensi dan peningkatan laktat, dan selesai dalam 3 jam dari awal diagnosis. Pedoman
merekomendasikan harus terdiri dari minimal 30 mLkg intravena cairan kristaloid(9), oleskan vasopressor jika
pasien hipotensi selama atau setelah resusitasi cairan untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata > 65 mmHg.
Obat-obatan vasoaktif yang direkomendasikan SSC 2016 yaitu, norepinefrin sebagai vasopresor lini pertama,
penambahan vasopressin ( sampai dengan 0,03 U/min ) atau epinefrin dengan norepinefrin untuk meningkatkan
MAP sesuai target, atau menambahkan vasopressin ( sampai dengan 0,03 U/min ) untuk menurunkan dosis
norepinefrin, menggunakan dopamine sebagai vasopresor alternatif pada norepinefrin hanya pada pasien tertentu
( misalnya pasien dengan takiaritmia resiko rendah dan bradikardi absolut atau relatif ), menggunakan dopamine
dosis rendah untuk melindungi ginjal, menggunakan dobutamin pada pasien yang menunjukkan hipoperfusi
persisten meskipun sudah diberikan cairan yang adekuat dan menggunakan vasopresor dan semua pasien yang
membutuhkan vasopresor memiliki kateter arteri yang sudah terpasang segera bila tersedia(11), dan rawat inap atau
keluar dari pasien dalam waktu 3 jam(12).
PEMBAHASAN

Seluruh dunia menganggap sepsis sebagai penyakit yang sangat mematikan dan mempunyai angka
kematian yang tinggi(13). Terdapat beberapa cara untuk mencegah masalah ini, banyak studi yang mencoba
menganalisis dengan cara memberikan kuesioner kepada beberapa orang yang tujuannya untuk membuat
penerapan perawatan menjadi lebih baik dan bisa mengenal gejala sepsis dengan cepat dan aman serta mencegah
terjadinya komplikasi pada pasien(1).
Pemberian antibiotik sangat penting dan harus di berikan secepatnya jika terdeteksi adanya infeksi. Sudah
dibuktikan bahwa penundaan pemberian antibiotik setiap jamnya akan berkaitan dengan peningkatan mortalitas
sebesar 7,6%(6). Maka dari itu peran perawat penting dalam melakukan komunikasi baik dengan tim medis untuk
menghindari kegagalan dan penundaan selama proses berlangsung. Dengan adanya komunikasi baik dan efektif
akan meningkatkan kualitas hidup pasien dan membuat kepuasan dan kenyamanan yang profesional. Salah satu
studi juga menunjukan bagaimana komunikasi yang tidak efektif dapat membahayakan diagnosis dan pengobatan
pada perkembangan sepsis(14). Oleh sebab itu perawat perlu melakukan pendekatan secara holistik untuk
menjawab masalah sepsis kemudian melakukan pencarian informasi terkait perawatan kesehatan yang sangat
penting untuk mencegah dan menanggulangi sepsis(6).
Perawat yang profesional harus dapat mengetahui secara teliti bagaimana cara penularan sebuah infeksi.
Perawat juga harus melakukan pencegahan infeksi dengan cara melakukan teknik aseptik dalam setiap melakukan
tindakan keperawatan, melakukan asepsis terhadap permukaan dan peralatan, dan melakukan cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah melakukan prosedur apapun(6). Perawat juga harus mengambil peran dalam mempromosikan
suatu program pencegahan infeksi di rumah sakit untuk memberitahu antara tindakan kesehatan yang profesional
dan masyarakat juga bisa berkontribusi untuk melakukan peningkatan keselamatan dan pencegahan tindakan(6).
Selain itu peran perawat pada pasien sepsis yaitu melakukan pemantauan cairan atau resusitasi cairan awal
yang sangat penting untuk stabilisasi hipoperfusi jaringan sepsis atau syok septik(9). Mengingat keadaan darurat
medis ini, resusitasi cairan awal harus dimulai segera setelah mengenali pasien dengan sepsis dan atau hipotensi
dan peningkatan laktat, dan selesai dalam 3 jam dari awal diagnosis(10). Pedoman merekomendasikan harus terdiri
dari minimal 30 mLkg intravena cairan kristaloid. Setelah resusitasi cairan awal, penatalaksanaan cairan lebih
lanjut harus dipandu oleh penilaian klinis berdasarkan evaluasi ulang status hemodinamik yang sedang
berlangsung (denyut jantung, tekanan darah, saturasi oksigen arteri, laju pernapasan, suhu, keluaran urin, dan lain-
lain jika tersedia)(2). Kemudian perawat melakukan monitoring vasopressor yaitu ketika resusitasi cairan awal
gagal untuk memperbaiki hipotensi, maka vasopresor digunakan. Vasopresor yang paling umum digunakan pada
syok septik adalah norepinefrin, epinefrin, dopamin, fenilefrin, dan vasopresin. Terapi vasopressor diberikan
mulai dosis rendah secara titrasi untuk mencapai MAP 60 mmHg, atau tekanan sistolik 90 mmHg(9). Kemudian
perawat juga dapat memberikan terapi inotropik kepada pasien sepsis yang menunjukkan keadaan hipoperfusi
setelah pemberian cairan adekuat, inotropik yang dapat digunakan yaitu dobutamine. Dobutamine adalah
inotropik yang merangsang reseptor 1-adrenergik, meningkatkan kontraktilitas dan denyut jantung. Ini bermanfaat
pada pasien sepsis dengan disfungsi miokard (misalnya, penurunan curah jantung )(9).
Menjadi hal yang penting juga bagi perawat dalam menanggulangi pasien sepsis yaitu dengan adanya
penerapan alat skrining sepsis oleh perawat akan mempermudah dalam mengidentifikasi sepsis pada pasien dan
memungkinkan mulainya pengobatan yang tepat(6).Penggunaan protokol ini memungkinkan untuk
mengidentifikasi awal melalui penilaian yang lebih ketat dan pemantauan yang sesuai serta memfasilitasi
pendekatan keperawatan dan mencegah perkembangan penyakit. Kemudian pentingnya untuk melatih perawat
terhadap masalah sepsis, dengan kebutuhan akan perspektif yang kritis dan terspesialisasi(10). Hal ini
memungkinkan untuk mengidentifikasi, mengontrol dan mencegah kejadian sepsis dengan benar. Pelatiham
perawat yang berkelanjutan tidak hanya sebagai bentuk pengembangan pribadi dan profesional, tetapi juga
berfungsi sebagai dukungan untuk praktik, berkontribusi pada peningkatan perawatan yang diberikan(14).
KESIMPULAN
Seluruh dunia menganggap sepsis merupakan penyakit yang sangat mematikan dan mempunyai angka
kematian yang tinggi.Peran perawat dalam menanggulangi pasien sepsis sangatlah penting untuk mengidentifikasi
kondisi awal sepsis serta mengurangi kelanjutan sepsis yang lebih berat lagi.Mengetahui pasien lebih spesifik

22 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF


Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------------- Volume 13 Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778

dengan cara mengevaluasi fungsi organ vital dan derajat disfungsi organ. Salah satu studi juga menunjukkan
bagaimana komunikasi yang tidak efektif dapat membahayakan diagnosis dan pengobatan pada perkembangan
sepsis. Sehingga peran perawat dalam menanggulangi pasien sepsis sangatlah penting untuk mengidentifikasi
kondisi awal sepsis, pengendalian dan pencegahan sepsis, mencegah perkembangan penyakit dan berkontribusi
pada penurunan morbiditas dan mortalitas.
DAFTAR PUSTAKA

1. László I, Trásy D, Molnár Z, Fazakas J. Sepsis: From Pathophysiology to Individualized Patient Care. J
Immunol Res. 2015;2015.
2. Gyawali B, Ramakrishna K, Dhamoon AS. Sepsis: The evolution in definition, pathophysiology, and
management. SAGE Open Med. 2019;7:205031211983504.
3. Vincent PJ, Hospital E, Opal PSM, Division ID, Hospital M, Marshall PJC, et al. HHS Public Access.
2015;381(9868):774–5.
4. Keeley A, Hine P, Nsutebu E. The recognition and management of sepsis and septic shock: A guide for non-
intensivists. Postgrad Med J. 2017;93(1104):626–34.
5. Hagel S, Brunkhorst F. Sepsis. Intensivmed und Notfallmedizin. 2011;48(1):57–73.
6. Branco MJC, Lucas APM, Marques RMD, Sousa PP. The role of the nurse in caring for the critical patient
with sepsis. Rev Bras Enferm. 2020;73(4):e20190031.
7. Moore WR, Vermuelen A, Taylor R, Kihara D, Wahome E. Improving 3-Hour Sepsis Bundled Care
Outcomes: Implementation of a Nurse-Driven Sepsis Protocol in the Emergency Department. J Emerg Nurs
[Internet]. 2019;45(6):690–8. Available from: https://doi.org/10.1016/j.jen.2019.05.005
8. Harley A, Johnston ANB, Denny KJ, Keijzers G, Crilly J, Massey D. Emergency nurses’ knowledge and
understanding of their role in recognising and responding to patients with sepsis: A qualitative study. Int
Emerg Nurs [Internet]. 2019;43(July 2018):106–12. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.ienj.2019.01.005
9. Rosini JM, Srivastava N. The 2012 guidelines for severe sepsis and septic shock: An update for emergency
nursing. J Emerg Nurs [Internet]. 2013;39(6):652–6. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jen.2013.07.012
10. Makic MBF. Surviving sepsis campaign guideline update 2012: What does it mean for perianesthesia
nursing? J Perianesthesia Nurs [Internet]. 2013;28(4):239–43. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jopan.2013.05.002
11. Mylotte JM. What is the Role of Nursing Homes in the Surviving Sepsis Campaign? J Am Med Dir Assoc
[Internet]. 2020;21(1):41–5. Available from: https://doi.org/10.1016/j.jamda.2019.07.022
12. Tromp M, Hulscher M, Bleeker-Rovers CP, Peters L, van den Berg DTNA, Borm GF, et al. The role of
nurses in the recognition and treatment of patients with sepsis in the emergency department: A prospective
before-and-after intervention study. Int J Nurs Stud. 2010;47(12):1464–73.
13. Jain S. Sepsis: An Update on Current Practices in Diagnosis and Management. Am J Med Sci [Internet].
2018;356(3):277–86. Available from: https://doi.org/10.1016/j.amjms.2018.06.012
14. Tedesco ER, Whiteman K, Heuston M, Swanson-Biearman B, Stephens K. Interprofessional Collaboration
to Improve Sepsis Care and Survival Within a Tertiary Care Emergency Department. J Emerg Nurs
[Internet]. 2017;43(6):532–8. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.jen.2017.04.014
15. Schmidt K, Worrack S, Von Korff M, Davydow D, Brunkhorst F, Ehlert U, et al. Effect of a primary care
management intervention on mental health-related qualityof life among survivors of sepsis a randomized
clinical trial. JAMA - J Am Med Assoc. 2016;315(24):2703–11.
16. Khilnani P. Severe sepsis and septic shock. ICU Protoc A Stepwise Approach. 2012;703–7.

23 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------ http://forikes-ejournal.com/index.php/SF

Anda mungkin juga menyukai