2607 8812 1 PB
2607 8812 1 PB
Abstract
The role of energy in meeting the basic needs of human life in national development, especially in educational institutions is very
important, especially electrical energy. The increase or decrease in activities carried out by educational institutions can have an impact
on electricity consumption, such as the Sumatra Institute of Technology campus. Therefore, this study focuses on analyzing and
analyzing the profile of the consumption of electrical energy and lighting systems in Building C of the Sumatra Institute of Technology
which is used as a lecturer and administration room. The method used is qualitative with field observations and interviews with related
parties. The data obtained is then processed so that the IKE value and lighting system information are obtained. The results obtained
indicate that (1) Building C is included in the efficient category (2) The lighting system consumes 7% of the total electricity consumption,
and the lighting level of Building C is in accordance with the SNI 6197: 2011 standard (4) Conservation programs that have been
carried out namely by using intermittent lights, turning off the lights at 10pm and above and only using the lights on the 1st floor at
night, all activities are carried out before 10pm.
Abstrak
Peran energi dalam memenuhi kebutuhan dasar kehidupan manusia dalam pembangunan nasional khususnya dalam lembaga pendidikan
sangat penting, khususnya energi listrik. Peningkatan maupun penurunan kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dapat
memberikan dampak pada konsumsi energi listrik, seperti kampus Institut Teknologi Sumatera. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus
untuk mengetahui dan menganalisis profil konsumsi energi listrik dan sistem pencahayaan di Gedung C Institut Teknologi Sumatera
yang digunakan sebagai ruang dosen dan administrasi. Metode yang digunakan adalah secara kualitatif dengan observasi lapangan dan
wawancara dengan pihak terkait. Data yang diperoleh kemudian diolah sehinggan diperoleh nilai IKE dan informasi sistem pencahayaan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa (1) Gedung C termasuk dalam kategori efisien (2) Sistem pencahayaan mengkonsumsi energi
listrik 7% dari total konsumsi listrik, dan tingkat pencahayaan Gedung C sudah sesuai dengan standard SNI 6197:2011 (4) Program
konservasi yang sudah dilakukan yaitu dengan menyalakan lampu selang seling, mematikan lampu saat jam 10 malam keatas dan hanya
menggunakan lampu pada lantai 1 ketika malam hari, semua kegiatan pembersihan dilakukan sebelum jam 10 malam.
tendik atau dosen. Sehingga, gedung ini terdiri dari 3 lantai Menurut Pedoman Pelaksanaan Konservasi Energi dan
dan memuat ribuan mahasiswa. Gedung ini beroperasi pada Pengawasannya di Lingkungan Departemen Pendidikan
hari kerja senin-jumat dari pukul 07.00-18.00. Adapun jam Nasional nilai IKE dari suatu bangunan gedung
operasional tambahan diberlakukan berdasarkan kebutuhan digolongkan dalam dua kriteria, yaitu untuk bangunan ber-
tertentu. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus untuk AC dan bangunan tidak ber- AC. Tabel 1. menunjukkan
mengetahui dan menganalisis profil penggunaan kriteria IKE bangunan berdasarkan Kriteria IKE
energi/konsumsi energi listrik pada gedung C dan program Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
konservasi energi yang sudah dan/atau harus dilakukan 2004.
khususnya pada sistem pencahayaan gedung C ITERA. Tbl 1 IKE standar pada bangunan AC dan non-AC [4]
Ruangan AC Ruangan non AC
II. KAJIAN PUSTAKA Kriteria
(kWh/m2/bulan) (kWh/m2/bulan)
A. Konservasi Energi
Sangat Efisien 4,17 – 7,92 0,84 – 1,67
Regulasi dari program Konservasi Energi telah
ditetapkan pada Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 Efisien 7,92 – 12,08 1,67 – 2,5
tentang Konservasi Energi yang merupakan suatu upaya Cukup Efisien 12,08 – 14,48 -
sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan Agak Boros 14,48 – 19,17 -
sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan
efisiensi pemanfaatannya. Sehingga, konservasi energi Boros 19,17 – 23,75 2,5 – 3,34
lebih mengarah pada upaya yang dilakukan oleh manusia Sangat Boros 23,75 – 37,75 3,34 – 4,17
untuk meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan energi
pada suatu sistem dengan tetap menggunakan energi secara C. Sistem Pencahayaan
rasional tapi tetap mempertahankan produktifitas. Sistem pencahayaan pada suatu bangunan terdiri atas
Peluang konservasi energi menurut Standar Nasional sistem pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami
Indonesia (SNI) 6196:2011 diartikan sebagai peluang yang adalah pencahayaan yang berasal dari cahaya matahari dan
mungkin bisa diperoleh dalam rangka penghematan energi harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
dengan cara perbaikan dalam pengoperasian dan mengurangi energi listrik pada bangunan [5]. Pencahayaan
pemeliharaan, atau melakukan tindakan konservasi energi alami memiliki dampak terhadap meningkatnya suhu
pada fasilitas energi. Peluang konservasi energi merupakan ruangan dikarenakan radiasi matahari. Pencahayaan buatan
langkah lanjutan dalam penghematan energi yang mengatur merupakan pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber
kinerja enmulai dari pengadaan, pemeliharaan operasional, cahaya buatan manusia. Pencahayaan buatan diperlukan
sampai pada titik penggantian energi ulang. apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami.
B. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Kualitas pencahayaan pada suatu permukaan atau bidang
Teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya kerja dinyatakan dengan satuan lux. Tingkat pencahayaan
konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali minimum yang direkomendasikan pada lembaga
cara-cara untuk penghematannya. Intensitas Konsumsi pendidikan ditunjukkan pada tabel 2.
Energi (IKE) Listrik adalah pembagian antara konsumsi Tbl 2 Tingkat pencahayaan minimum pada lembaga pendidikan [6]
energi listrik pada kurun waktu tertentu dengan satuan luas Tingkat
bangunan gedung. Indikator utama penghematan energi di Fungsi Ruangan
Pencahayaan (lux)
sebuah gedung umumnya menggunakan Intensitas Ruang Kelas 350
Konsumsi Energi (IKE). IKE menunjukkan besarnya
Laboratorium 500
konsumsi energi (kwh) per meter persegi (m2) setiap bulan.
Angka IKE (kwh/m2/bulan) diperoleh dengan membagi Ruang praktek komputer 500
jumlah kwh penggunaan listrik selama sebulan dengan luas Ruang laboratorium bahasa 300
bangunan yang digunakan. Perhitungan nilai IKE bangunan Ruang guru 300
Gedung disesuaikan dengan jenis gedung tersebut apakah Lobby 350
tergolong kedalam bangunan gedung ber-AC, tanpa AC,
atau ber-AC dan tanpa AC [3]. Sehingga perhitungan Standar ini memuat ketentuan pedoman pencahayaan
IKE/Konsumsi Energi Spesifik gedung tersebut dapat pada bangunan gedung untuk memperoleh sistem
terlihat pada pers (1) dan (2). pencahayaan dengan pengoperasian yang optimal sehingga
penggunaan energi lebih efisien tanpa harus mengurangi
a. Lantai ber-AC dan atau mengubah fungsi bangunan, kenyamanan dan
𝑎 𝑐−𝑎
𝐼𝐾𝐸 = 𝑥 (1) produktivitas penghuni, serta mempertimbangkan aspek
𝑏 𝑑
ramah lingkungan.
Ket. Selain tingkat pencahayaan, renderasi warna juga perlu
a = Konsumsi energi dari AC (kWh) untuk diketahui. Renderasi warna atau color rendering
b = Luas Ruangan ber AC (m2) index (CRI) merupakan efek psikofisik suatu sumber
c = Total Konsumsi energi listrik (kWh) cahaya atau lampu terhadap warna objek yang diterangi
d = Total Luas Ruangan (m2) (SNI 03-6575-2001). CRI dinyatakan dalam suatu angka
indeks yang diperoleh berdsarkan perbandingan dengan
b. Lantai tanpa-AC efek warna sumber cahaya referensi pada kondisi yang
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 (𝐾𝑤ℎ)
𝐼𝐾𝐸 = 2 (2) sama. Nilai maksimum teoritis dari indeks renderasi warna
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐴𝐶(𝑚 )
dalah 100 dan dinyatakan dengan Ra. Ada empat kelompok IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
renderasi warna yang dapat dipakai. Tabel 3 A. Hasil
memperlihatkan pengelompokkan CRI [7]. 1) Data Bangunan Gedung
Tbl 3 Pengelompokkan renderasi warna Tbl 4 Fungsi dan orientasi bangunan gedung C
Kel. Indeks Aplikasi Nama
Saat CRI yang akurat sangat Fungsi Gedung Orientasi
Gedung
1A Ra > 90 diperlukan, seperti inspeksi Ruang kelas, dosen dan
pencetakkan warna Gedung C Utara
administrasi
Saat CRI yang baik
dipertimbangkan untuk
1B 80 > Ra > 90 Tbl 5 Luas bangunan gedung C
keperluan tampilan, seperti
display lighting Ruangan Total
No. Lantai
2 60 > Ra >80
Saat rendering warna yang AC (m2) Non AC (m2) (m2)
sedang diperlukan 1 1 665 423 1088
kapan pun rendering warna tidak 2 2 354.4 698.6 1053
3 40 >Ra > 60 terlalu penting tetapi distorsi warna
3 3 851.2 180 1031.2
yang ditandai tidak dapat diterima
Total 1870.6 1301.6 3172.2
kapan pun rendering warna tidak
4 20 > Ra > 40 penting sama sekali dan distorsi
warna yang ditandai dapat diterima 2) Data Pemakaian Energi Listrik Gedung C
Tbl 6 Pemakaian energi listrik bangunan gedung C
III. METODE Total Konsumsi Konsumsi Energi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah No. Lantai Energi Listrik Listrik dari AC
secara kualitatif dengan observasi secara langsung di (Kwh/bulan) (Kwh/bulan)
lapangan dan wawancara dengan pihak terkait. Obyek 1 1 7452.4 6229.8
dalam penelitian ini adalah konsumsi energi listrik dan 2 2 3955.6 3454.2
program/upaya konservasi energi pada sistem pencahayaan 3 3 335.1 -
pada bangunan gedung C bulan Desember 2020. Flowchart Total 11743.1 9684
penelitian ini terlihat pada Gambar 1.
Dari Gambar 1. Dapat dilihat bahwa Penelitian dimulai 3) Data Sistem Pencahayaan Aktif Gedung C
dengan start dengan kegiatan studi literature, lalu
Tbl 7 Lighting level of C Building
dilanjutkan dengan pengumpulan data bangunan melalui
observasi langsung di lapangan berupa luas bangunan, Lighting
orientasi bangunan, daya alat elektronik, dan intensitas Lantai Fungsi Luas (m2) Level CRI
cahaya (lux). Kemudian, dilanjutkan dengan wawancara (Lux)
dengan pihak terkait agar dapat dihasilkan data konsumsi Dosen C104 112.5 260 85
1
energi listrik. Data dikumpulkan secara kolektif tiap lantai Dosen C110 151.8 260 85
pada gedung C ITERA. Instrumen atau alat yang digunakan Dosen C204 112.5 260 85
untuk mengumpulkan data diantaranya adalah kompas, 2
Dosen C210 151.8 260 85
meteran, luxmeter, dan Microsoft excel. Data yang
dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis sehingga B. Pembahasan
diperoleh kesimpulan dan selesai. 1) Karakteristik Bangunan Gedung
Secara orientasi, bangunan gedung C sebagaimana
terdapat pada Table 3. yaitu menghadap utara
yangmana orientasi ini memiliki faktor radiasi
matahari yang cukup besar sehingga dapat dengan
mudah memperoleh sinar matahari secara langsung.
Fungsi bangunan gedung C sebagai tempat
perkuliahan, ruang dosen, dan administrasi. Secara
rinci dari fungsi ruangan. yaitu sebagian besar adalah
ruang dosen, ruang kelas, dan ruang lab. Namun, untuk
kondisi saat ini hanya ruang dosen yang sering
digunakan karena perkuliahan dilakukan secara daring.
Adapun tampak depan dan belakang dari bangunan
gedung C dapat dilihat pada Gambar 2.
BIOGRAFI PENULIS
Khoirun Naimah, Lahir di Sumber
Agung, 7 Juni 1996. Riwayat
Pendidikan D4 Teknik Energi
Politeknik Negeri Sriwijaya dan S2
Ketahanan Energi Universitas
Pertahanan Indonesia. Saat ini bekerja
sebagai Dosen Teknik Sistem Energi
Institut Teknologi Sumatera, dengan
fokus penelitian pada kelompok
keilmuan manajemen dan audit energi
(konservasi energi). Paper ini ditulis bersama dengan
Gbr 4 Salah satu program konservasi energi
Mahasiswa Teknik Sistem Energi Institut Teknologi
Sumatera.