06 Ahmad Yani
06 Ahmad Yani
Abstract
PVC pipe (polyvinyl chloride), galvanized, and stainless steel are types of pipes that are widely used,
especially for delivering clean water to people's homes or in the industrialized world. This research was conducted
by collecting data such as: flow rate (Q), pressure height (h), pipe flow velocity (v), time (s), and head loss (H),
data were collected and calculated to determine pressure loss, effect variations in discharge changes and loss
coefficients. From the experimental results, it was found that for the narrowing of the cross section at a discharge
of 25 liters / second the value of the head loss was greater, which was located in the galvanic pipe, namely
0.09568, then followed by a discharge of 20 liters / second the value was 0.06454 and a discharge of 15 ltr /
second the value was 0 , 03723. While the smallest value in panampang narrowing lies in PVC pipe, at a discharge
of 25 ltr / second the value is 0.05957, at a discharge of 20 ltr / second the value is 0.03989 and at a discharge of
15 ltr / second the value is 0.02303. Likewise in the expansion of the cross-section, the greatest value lies in the
galvanized pipe. For a debit of 25 ltr / second the value obtained is 0.03526, a debit of 20 ltr / second the value
is 0.02355, a debit of 15 ltr / second the value is 0.01352. While the smallest value is located on the stainless steel
pipe, the value is 0.02688 for the flow rate of 25 liters / second, the value for 20 liters / second is 0.01811, the
value for 15 liters / second is 0.01044.
Key words: elbow connection (experiment) with (theory), loss coefficient, head loss, and reynolds number
Abstrak
Pipa PVC (polivinil chloride), galvanis, dan stainless stell merupakan jenis-jenis pipa yang banyak
digunakan terutama untuk mengalirkan air bersih kerumah-rumah penduduk ataupun didunia industri. Penelitian
ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data seperti : debit aliran (Q), tinggi tekanan (h), kecepatan aliran pipa
(v), waktu (s), dan kerugian head (H),data dikumpulkan dan dihitung untuk mengetahui kehilangan tekanan,
pengaruh variasi perubahan debit dan koefisien kerugian. Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa untuk
penyempitan penampang pada debit 25 liter/detik nilai kerugian headnya lebih besar terletak pada pipa galvanis
yaitu 0,09568, kemudian diikuti dengan debit 20 liter/detik nilainya adalah 0,06454 dan debit 15 ltr/detik
nilainya adalah 0,03723. Sedangkan nilai yang paling kecil pada penyempitan panampang terletak pada pipa
PVC, pada debit 25 ltr/detik nilainya adalah 0,05957, pada debit 20 ltr/detik nilainya adalah 0,03989 dan pada
debit 15 ltr/detik nilainya adalah 0,02303. Begitu pula pada perluasan penampang, nilai yang paling besar terletak
pada pipa galvanis. Untuk debit 25 ltr/detik nilai yang didapat adalah 0,03526 , debit 20 ltr/detik nilainya adalah
0,02355 , debit 15 ltr/detik nilainya adalah 0,01352. Sedangkan nilai yang paling kecil terletak pada pipa stainless
steel, pada debit 25 liter/detik nilainya adalah 0,02688 , debit 20 liter/detik nilainya adalah 0,01811 , debit 15
liter/detik nilainya adalah 0,01044.
Kata kunci: sambungan elbow (eksperimen) dengan (teori), koefisien kerugian, kerugian head, dan bilangan
reynolds.
Pendahuluan
Ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang apabila dibarengi dengan
mengadakan penelitian, pengujian dan analisa pada berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
46
Jurnal Teknik JAGO Vol. 1 No. 1. Juni 2021 e-ISSN: XXXX-YYYY-ZZZZ
Jurnal Teknik Juara, Aktif, Global, Optimis STTI Bontang URL: https://sttibontang.ac.id/jurnal/index.php/jago
Mekanika fluida sebagai bagian dari ilmu pengetahuan merupakan salah satu contoh yang
perlu mendapat perhatian karena penerapannya luas.
Setiap hari kita semua selalu berhubungan dengan fluida hampir tanpa sadar. Banyak
gejala alam yang indah dan menakjubkan, seperti bukit-bukit yang dalam, terjadi akibat gaya-
gaya yang ditimbulkan oleh aliran fluida. Semua fluida mempunyai atau menunjukkan sifat-
sifat atau karateristik yang penting dalam dunia rekayasa.
Penerapan pinsip-prinsip mekanika fluida dapat dijumpai pada bidang industry,
transportasi maupun bidang keteknikan lainnya. Namun dalam penggunaannya selalu terjadi
kerugian energi. Dengan mengetahui kerugian energi pada suatu sistem yang memanfaatkan
fluida mengalir sebagai media, akan menentukan tingkat efesiensi penggunaan energi.
Bentuk-bentuk kerugian energi pada aliran fluida antara lain dijumpai pada aliran dalam
pipa. Kerugian-kerugian tersebut diakibatkan oleh adanya gesekan dengan dinding, perubahan
luas penampang, sambungan, katup-katup, belokan pipa dan kerugian-kerugian khusus
lainnya. Pada belokan pipa atau lengkungan, kerugian energi aliran yang terjadi lebih besar
dibandingkan dengan pipa lurus.
Dengan mengetahui kehilangan atau kerugian energi dalam suatu sistem atau instalasi
perpipaan yang memanfaatkan fluida mengalir sebagai media, efisiensi penggunaan energi
dapat ditingkatkan sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal. Salah satu bagian
dari instalasi perpipaan yang dapat menyebabkan kerugian-kerugian adalah belokan pipa
dengan sudut-sudut tertentu misalnya sudut 450, sudut 900 dan sudut 1800
Tinjauan Teori
Fluida merupakan suatu zat/bahan yang dalam keadaan setimbang tak dapat menahan
gaya atau tegangan geser (shear force). Dapat pula didefinisikan sebagai zat yang dapat
mengalir bila ada perbedaan tekanan dan atau tinggi. Suatu sifat dasar fluida nyata, yaitu
tahanan terhadap aliran yang diukur sebagai tegangan geser yang terjadi pada bidang geser
yang dikenai tegangan tersebut adalah viskositas atau kekentalan/kerapatan zat fluida tersebut
[1].
Berdasarkan wujudnya, fluida dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1. Fluida gas, merupakan fluida dengan partikel yang renggang dimana gaya tarik antara
molekul sejenis relatif lemah dan sangat ringan sehingga dapat melayang dengan bebas
serta volumenya tidak menentu.
2. Fluida cair, merupakan fluida dengan partikel yang rapat dimana gaya tarik antara
molekul sejenisnya sangat kuat dan mempunyai permukaan bebas serta cenderung untuk
mempertahankan volumenya.
Penentuan aliran fluida cair laminer atau turbulen ditentukan oleh Reynolds number
(bilangan Reynolds). Teori Reynolds merumuskan bahwa untuk aliran internal (internal flow)
atau aliran yang mengalir dalam pipa, jenis aliran yang terjadi dapat diketahui dengan
mendapatkan bilangan Reynoldsnya [1] dari persamaan:
VxD
Re = (1)
v
Dimana : V = kecepatan aliran (m/s)
D = diameter hidraulik (m)
v = viskositas kinematis (m2/s)
Jenis aliran berdasarkan bilangan Reynolds untuk aliran internal :
1. Re < 2300, aliran adalah laminar
2. Re > 4000, aliran adalah turbulen
3. 2300 < Re < 4000, aliran adalah transisi
47
Jurnal Teknik JAGO Vol. 1 No. 1. Juni 2021 e-ISSN: XXXX-YYYY-ZZZZ
Jurnal Teknik Juara, Aktif, Global, Optimis STTI Bontang URL: https://sttibontang.ac.id/jurnal/index.php/jago
Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi hilangnya energi di dalam pipa
Jenis-jenis sambungan ikut mempengaruhi hilangnya energi pada pipa. Dengan adanya
sambungan dapat menghambat aliran normal dan menyebabkan gesekan tambahan. Pada pipa
yang pendek dan mempunyai banyak sambungan, fluida yang mengalir di dalamnya akan
mengalami banyak kehilangan energi [2].
Dalam sistem pipa salah satu konstruksinya adalah menggunakan sambungan yang
berfungsi untuk membelokan arah aliran fluida ke suatu tempat tertentu. Salah satu efek
yang muncul pada aliran ketika melewati suatu sambungan yang berkaitan dengan pola
aliran adalah adanya ketidakstabilan aliran atau fluktuasi aliran. Fluktuasi aliran yang terjadi
terus menerus pada belokan pipa akan memberikan beban impak secara acak pada
sambungan tersebut. Akibat pembeban impak secara acak yang berlangsung terus menerus
bisa menyebakan getaran pada pipa.
Cara Penyambungan Pipa :
a. Pengelasan
Jenis pengelasan yang dilakukan adalah tergantung pada jenis pipa dan penggunaannya,
misalnya pengelasan untuk bahan stainless steel menggunakan las busur gas wolfram, dan
untuk pipa baja karbon digunakan las metal.
b. Ulir (threaded)
Penyambungan ini digunakan pada pipa yang bertekanan tidak terlalu tinggi.
Kebocoran pada sambungan ini dapat dicegah dengan menggunakan gasket tape pipe.
Umumnya pipa dengan sambungan ulir digunakan pada pipa dua inci ke bawah.
c. Menggunakan Flens (flange)
Kedua ujung pipa yang akan disambung dipasang flens kemudian diikat dengan baut.
Persamaan kontinuitas diperoleh dari hukum kekekalan massa yang menyatakan
bahwa untuk aliran yang stasioner massa fluida yang melalui semua bagian dalam
arus fluida tiap satuan waktu adalah sama, dan dinyatakan [3] dengan :
/0
m = 𝜌" . 𝑄" = 𝜌& . 𝑄& = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 ( 1 ) (2)
Untuk aliran yang tidak termampatkan (ρ = konstan) maka persamaan di atas menjadi
:
Q1 = Q2
A1 . V1 = A2 . V2 (3)
Akibat dari gerakan fluida maka dapat menimbulkan atau menghasilkan energi,
terutama energi mekanik yaitu sebagai akibat dari kecepatan fluida (energi kinetis) dan
dari tekanannya (energi potensial) serta elevasi (energi potensial dari elevasi).
Dalam mekanika fluida terutama bila memperhatikan sifat-sifat fluida dengan mengabaikan
compressibility, , maka akan didapatkan energi spesifik atau energi per satuan berat fluida
(E) sebagai berikut [4]:
V2 P
E= + +Z (4)
2 g pg
Jika aliran tetap/tenang pada suatu fluida ideal yang terletak antara 2 titik pada suatu
aliran lanar akan mempunyai energi spesifik yakni E 1 dan E2 dari persamaan diatas maka
dapat juga dituliskan sebagai berikut :
E1 = E2
48
Jurnal Teknik JAGO Vol. 1 No. 1. Juni 2021 e-ISSN: XXXX-YYYY-ZZZZ
Jurnal Teknik Juara, Aktif, Global, Optimis STTI Bontang URL: https://sttibontang.ac.id/jurnal/index.php/jago
V12 P1 V22 P2
+ + Z1 = + + Z 2 (m) (5)
2 g rg 2 g rg
Menurut [3], hukum kedua Newton yang menyatakan perubahan momentum suatu
benda itu sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Dengan kata lain
momentum aliran fluida terjadi karena adanya perubahan kecepatan aliran
F = ρ . Q . (V2 – V1) (N) (6)
Untuk setiap sistem pipa, selain kerugian tipe moody yang dihitung untuk seluruh
panjang pipa, ada pula yang dinamakan kerugian kecil (kerugian minor). Kerugian kecil
ini disebabkan hal antara lain lubang masuk atau lubang keluar pipa, pembesaran atau
pengecilan secara tiba – tiba, belokan, sambungan, katup dan pengecilan dan pembesaran
secara berangsur- angsur.
Karena pola aliran dalam katup maupun sambungan cukup rumit, teorinya sangat lemah.
Kerugian ini biasanya diukur secara eksperimental dan dikorelasikan dengan parameter –
parameter aliran dalam pipa. Kerugian kecil terukur biasanya diberikan sebagai nisbih
kerugian hulu
49
Jurnal Teknik JAGO Vol. 1 No. 1. Juni 2021 e-ISSN: XXXX-YYYY-ZZZZ
Jurnal Teknik Juara, Aktif, Global, Optimis STTI Bontang URL: https://sttibontang.ac.id/jurnal/index.php/jago
Belokan pada pipa menghasilkan kerugian head yang lebih besar dari pada jika pipa
lurus. Kerugian-kerugian tersebut disebabkan daerah-daerah aliran yang terpisah didekat
sisi dalam belokan (khususnya jika belokan tajam) dan aliran sekunder yang berpusar
karena ketidak seimbangan gaya- gaya sentripetal akibat kelengkungan sumbu pipa.
Gambar 1. Efek bilangan bilangan Reynolds terhadap koefisien kerugian pada elbow 90 o
Berikut adalah grafik untuk menentukan koefisien kerugian untuk diffusers
Aliran yang melalui pengecilan kerucut tidak serumit dibandingkan aliran pada
perbesaran kerucut. Koefisien kerugian yang khas berdasarkan pada kecepatan (laju tinggi) di
sisi hulu bisa cukup kecil dari KL = 0,02 untuk θ = 30o sampai KL = 0,07 untuk θ = 60o.
Metode Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan :
1. Pompa digunakan untuk memompa air.
2. Pipa yang digunakan terdiri dari tiga jenis bahan yaitu stainless steel, galvanes, dan
PVC .
3. Sambungan elbow 90o 3/4’’ dimana pada ujungnya dipasang Reducer 3/4’’x1/2”
4. Lem pipa digunakan untuk melekatkan pipa dengan sambungan.
5. Lem besi digunakan untuk melekatkan tapping pada pipa serta menutupi jika terjadi
kebocoran.
50
Jurnal Teknik JAGO Vol. 1 No. 1. Juni 2021 e-ISSN: XXXX-YYYY-ZZZZ
Jurnal Teknik Juara, Aktif, Global, Optimis STTI Bontang URL: https://sttibontang.ac.id/jurnal/index.php/jago
1
Aout = p (d out ) 2
4
1
= * 3.14 * (1.89992 ´ 10 -2 ) 2(m 2 )
4
= 2.83361 ´ 10 -4 m 2
b). Perbedaan tinggi aktual
Dh1-act = h1 - h2
= 3,80 – 3,705
= 0,155 m
51
Jurnal Teknik JAGO Vol. 1 No. 1. Juni 2021 e-ISSN: XXXX-YYYY-ZZZZ
Jurnal Teknik Juara, Aktif, Global, Optimis STTI Bontang URL: https://sttibontang.ac.id/jurnal/index.php/jago
345 .645
Re out =
7
1.470445 * (1.89992 * 10 -2 )
=
0,8832 * 10 -6
= 31631.8825
Berdasarkan bilangan Reynold yang telah didapat dari perhitungan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa baik aliran masuk maupun keluar alirannya adalah turbulent
Pembahasan
Dari hasil pengujian yang telah kami lakukan yaitu mengenai karakteristik aliran fluida
akibat penyempitan dan perluasan pada sambungan elbow 90o, maka dalam bab ini kami akan
memberikan analisis berdasarkan data-data pengukuran dan hasil perhitungan serta grafik
dengan tujuan mempelajari kemungkinan- kemungkinan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Metode yang digunakan yaitu dengan membandingkan parameter yang satu dengan
yang lainnya
1. Hubungan antara kerugian head aktual akibat penyempitan penampang elbow dengan
perubahan kecepatan.
52
Jurnal Teknik JAGO Vol. 1 No. 1. Juni 2021 e-ISSN: XXXX-YYYY-ZZZZ
Jurnal Teknik Juara, Aktif, Global, Optimis STTI Bontang URL: https://sttibontang.ac.id/jurnal/index.php/jago
Semakin besarnya debit yang diikuti dengan kenaikan kecepatan aliran fluida akan
memperbesar bilangan reynolds yang besar pengaruhnya untuk menambah kerugian head
pada instalasi. Dengan naiknya kecepatan akibat penambahan debit maka kerugian viskos
akan semakin berkurang sebaliknya kerugian head yang timbul akibat gesekan fluida
dengan dinding pipa semakin besar pula.
53
Jurnal Teknik JAGO Vol. 1 No. 1. Juni 2021 e-ISSN: XXXX-YYYY-ZZZZ
Jurnal Teknik Juara, Aktif, Global, Optimis STTI Bontang URL: https://sttibontang.ac.id/jurnal/index.php/jago
2. Hubungan antara kerugian head aktual akibat penyempitan penampang elbow dengan
koefisien kerugian
Kesimpulan
Kerugian akibat perluasan penampang elbow lebih besar dibanding dengan kerugian
yang timbul akibat pengecilan penampang elbow 90o. Dimana K-act pada debit 25
liter/detik untuk pipa Stainless Steel yaitu penyempitan = 0,8494 dan perluasannya =
1.2719, untuk pipa Galvanes yaitu penyempitan = 1,3340 dan perluasannya = 1,6510, dan
untuk pipa PVC yaitu penyempitannya = 1,4050 dan perluasannya = 1,3029. Perluasan
penampang masuk terjadi pemisahan aliran serta pola aliran berubah-ubah yang
menyebabkan pemisahan lapisan batas pada dinding. Hal ini merupakan gradien yang kurang
menguntungkan meskipun tekanan statisnya naik
Perubahan debit juga mempengaruhi besar dari koefisien kerugian yang timbul
dimana makin besar debit aliran maka kecepatan dan kekentalannya juga bertambah sehingga
kerugiannya akan semakin kecil. Koefisien kerugian untuk pipa Stainless Steel pada debit 25,
20, 15 liter/detik yaitu penyempitannya = 0.8494, 0.92907, 1.10112 dan perluasannya =
1.272, 1.49057, 1.7666. Untuk pipa Galvanes pada debit 25,20,15 liter/detik yaitu
penyempitannya = 1.3341, 1.54073, 1.8529 dan perluasannya = 1.6511,1.82104, 2.15826.
Dan untuk pipa PVC pada debit 25, 20, 15 liter/detik yaitu penyempitannya = 1.405,
1.55802, 1.8885 dan perluasannya = 1.3029, 1.52685, 1.8096. Penyempitan maupun
perluasan penampang terjadi penurunan kerugian seiring bertambahnya debit, sehingga dapat
disimpulkan bahwa koefisien kerugian berbanding terbalik dengan dengan debit.
Bilangan Reynolds dengan koefisien kerugian selalu berbanding terbalik.
Meningkatnya bilangan Reynolds disebabkan oleh diameter pipa/sambungan, debit dan
kecepatan aliran dan viskositas fluida. Dengan bertambahnya debit aliran dapat menyebabkan
naiknya kecepatan aliran serta bilangan Reynoldnya sehinnga koefisien kerugiannya menurun.
Adapun nilai untuk Re dan K-act pada pipa Stainless Steel masing-masing yaitu Re =
54
Jurnal Teknik JAGO Vol. 1 No. 1. Juni 2021 e-ISSN: XXXX-YYYY-ZZZZ
Jurnal Teknik Juara, Aktif, Global, Optimis STTI Bontang URL: https://sttibontang.ac.id/jurnal/index.php/jago
Referensi
[1] Raswari. 1986. Teknologi dan Perencanaan Sistem Perpipaan. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta
[2] Franzini Joseph B, Finnemore E. John. 2002. Fluid Mechanics. The McGraw- Hill
Companies, Inc, New York.
[3] Haruo Tahara, Sularso, 2000. Pompa dan Kompresor. Pemilihan Pemakaian dan
Pemeliharaan (Terjemahan). Cetakan ketuju, Pradnya Pramita, Jakarta
[4] Miller, D.S. 1978. Internal Flow Systems. BHRA Fluid Engineering, Cranfield,
England
[5] White, Frank M., Manahan Hariandja. 1988. Mekanika Fluida (Terjemahan).
Profil Penulis:
Ahmad Yani, Kelahiran Bima, 04 Desember 1987.
Penulis merupakan Staf Pengajar Sekolah Tinggi
Teknologi Industri Bontang dengan bidang keahlian
Konversi Energi. Email: [email protected]
55