337-Article Text-419-1-10-20220531
337-Article Text-419-1-10-20220531
Corresponding Author:
Sriyanto
Dosen Program Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (MIPS)
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jalan KH Ahmad Dahlan,Dusun III, Dukuh Waluh, Kec. Kembaran, Kota Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia.
Email: [email protected]
1. PENDAHULUAN
Pendidikan di abad 21 bertujuan untuk membangun kemampuan intelegensi siswa dalam pembelajaran
agar mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitarnya. Membentuk intelegensi dalam dunia
nyata tidak hanya dengan sekedar tahu, namun dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi di sekitar
lingkungan secara berarti, relevan dan kontekstual. Pembelajaran siswa yang kontekstual, dapat melatih
berpikir kritis, menguasai teknologi, kooperatif, kreatif dan berkolaborasi sangat diperlukan dalam
memecahkan masalah.
Guru merupakan faktor penentu majunya Pendidikan di Indonesia. Guru adalah sebuah profesi.
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa profesional adalah
profesi atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, atau kecakapan yang harus memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu profesional, maupun mutu
layanan maka guru perlu meningkatkan sikap profesionalnya.
Guru dituntut untuk memiliki kompetensi 4.0 agar mampu memberikan pelayanan terbaik kepada siswa
yang notabene merupakan kaum milenial yaitu generasi yang highly-mobile dan selalu terhubung secara
online melalui jaringan internet. Mereka begitu cepat menerima dan berbagi informasi melalui jejaring
sosial. Mereka adalah generasi yang sangat melek visual dan sangat melek data sehingga piawai
berselancar di Google dengan mengulik, memproses dan menganalisis informasi.
Tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran adalah adanya
keterbatasan ketrampilan guru untuk menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat dan
bervariasi, keterbatasan sarana prasarana yang tersedia di sekolah, dan keterbatasan ketersediaan media
pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses komunikasi yang dilakukan untuk
penyampaian informasi dari guru kepada siswa, oleh karena itu model dan media pembelajaran menempati
posisi penting pada proses pembelajaran.
Dimasa pandemi covid-19 yang belum juga berakhir saat ini, inovasi dalam pembelajaran akan sangat
penting bagi dunia pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi lebih
inovatif yang mendorong siswa dapat belajar optimal baik ketika belajar mandiri maupun di dalam
pembelajaran di kelas. Seiring dengan dicanangkannya revolusi industri 4.0 maka dinamika pembelajaran
tidak boleh lagi mengimplementasikan cara yang konvensional, terutama dalam pemilihan model dan
media pembelajaran. Guru bisa menggunakan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kurikulum
2013 dan media pembelajaran yang harus diselaraskan dengan perkembangan teknologi era digital saat ini.
Project based learning berbantuan Aplikasi Tik Tok bisa menjadi solusi pembelajaran yang menarik bagi
peserta didik. Walaupun Aplikasi Tik Tok hadir dengan predikat negatif dari masyarakat, namun ironisnya
rerata anak generasi Z sangat menikmati aplikasi ini. Menurut laporan dari detikInet (Mei, 2021) bahwa
sebanyak 62 persen pengguna Aplikasi Tik Tok di Amerika Serikat berusia antara 10 hingga 29 tahun.
Sebuah laporan dari perusahaan web security Cloudflare juga menyebut bahwa Aplikasi Tik Tok menjadi
situs web terpopuler di tahun 2021, bahkan mengalahkan Google. Tapi jika Aplikasi Tik Tok digunakan
dengan tepat akan menjadi media pembelajaran yang menarik. Aplikasi tik Tok sebagai media
pembelajaran interaktif diharapkan membantu peserta didik dalam memahami dan menerima proses
pembelajaran yang akan menjadi lebih efektif dan efisien. Melalui Project Based Learning berbantuan
Aplikasi Tik Tok, guru dapat meningkatkan keterampilan kreatif dari peserta didik.
2. METODE PENELITIAN
Peneliti menggunakan metode kualitatif berupa Research and Development (R & D) yakni penelitian
yang ditindaklanjuti dengan pengembangan dan diseminasi suatu media pembelajaran melalui siklus
proses Aksi, Refleksi, Evaluasi, Replikasi, dan Inovasi. Siklus tersebut dilakukan secara sistematis dan
saling terkait satu sama lain. Menurut Borg dan Gall (1983:775-776), ada 10 langkah dalam pelaksanaan
R&D yaitu (1) Research and information collecting, (2) Planing, (3) Develop prenliminary form of
product, (4) Preliminary field testing, (5) Mein product revision, (6) Main field testing, (7) Operational
product revision, (8) Operational field testing, (9) Final product revision, (10) Dominition and
implementation.
Penelitian ini difokuskan pada proses atau pembelajaran. Aspek yang menjadi perhatian adalah: materi
pembelajaran, kemampuan guru, perilaku siswa, sarana dan prasarana yang tersedia, dan kondisi sumber
daya lingkungan. Lokasi Penelitian di SMP Negeri 3 Kawunganten. Sumber data dalam penelitian ini
terdiri dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer, yaitu sumber data yang berupa proses
pembelajaran di kelas VIIIB (mencakup materi, kemampuan guru, perilaku peserta didik dan media
pembelajaran), dokumen berkaitan, dan key-informant yang dipandang relevan dengan masalah penelitian.
Sumber sekunder, yaitu sumber data lainnya yang menunjang data primer, di antaranya adalah: literatur
atau dokumen yang berkaitan, nara sumber yang diharapkan mampu memberikan informasi tentang
masalah yang diteliti.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Observasi atau pengamatan secara langsung dan seksama terhadap obyek, untuk memperoleh
data yang berkenaan dengan proses pembelajaran, sarana dan prasarana yang dimiliki peserta didik.
Pencatatan terhadap hasil amatan yang dilakukan, diikuti dengan perekaman dengan alat perekam berupa
kamera foto. Wawancara mendalam (in-depth interviewing), dilakukan untuk menjaring data-data dari
informan kunci, dengan struktur yang fleksibel agar informasi yang diperoleh memiliki kedalaman yang
cukup. Studi dokumenter, dilakukan pada dokumen yang berkaitan dengan permasalahan penelitian,
termasuk di dalamnya penelaahan terhadap sumber pustaka. Analisis data tingkat kreatifitas siswa dinilai
menggunakan kriteria penskoran indikator tingkat kreatifitas siswa, dengan rumus sebagai berikut:
(Sudijono, 2012)
(Riduwan, 2021b:41)
(Roshandi, 2013)
Data observasi yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah divalidasi oleh
Validator. Instrumen digunakan untuk melihat kemampuan berfikir kreatif siswa kelas VIIIB pada saat
pembelajaran IPS. Dari observasi pada 30 siswa yang telah dilakukan menunjukan bahwa untuk kategori
sangat tinggi sebanyak 16 siswa, dengan rincian siswa yang mempunyai skor 100% sebanyak 12 siswa,
yang memperoleh 92% sebanyak 1 siswa, yang memperoleh skor 88% sebanyak 2 siswa dan yang
memperoleh skor 83% sebanyak 1 siswa. Untuk kategori tinggi ada 8 siswa yaitu perolehan skor 79%
sebanyak 3 siswa, skor 75% sebanyak 4 siswa dan skor 67% sebanyak 1 siswa. Untuk kategori sedang ada
4 siswa yaitu perolehan skor 58% sebanyak 2 siswa, skor 50% sebanyak 1 siswa dan skor 42% sebanyak 1
siswa. Untuk kategori rendah ada 2 siswa yaitu perolehan skor 33% sebanyak 1 siswa dan skor 29%
sebanyak 1 siswa. Dari data tersebut menunjukan bahwa tingkat berfikir kreatif siswa dengan metode
project based learning berbantuan media aplikasi tiktok meningkat.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Metode pembelajaran project based learning berbantuan media aplikasi tiktok dapat meningkatkan
kemampuan berfikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran IPS.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kamdi, W. 2007. Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk Peningkatan Mutu
Pembelajaran. (Online), (http://waras khamdi.com/ pembelajaran-berbasis-proyek/ html), diakses 8
Agustus 2011
[2] Thomas, J.W. 2000. A Review on Research on Project-Based-Learning. (Online),
(http://www.autodesk.com/ foundation), diakses 18 Agustus 2011.
[3] Curtis, D. 2011. Project-Based Learning: Real-World Issues Motivate Students: Concrete, authentic
project-based learning helps students illustrate core knowledge. (Online), http://www. edutopia.org,
diakses 2 agustus 2011
[4] Aji, W. N. (2018). Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia.
Pertemuan Ilmiah Bahasa Dan Sastra Indonesia (PIBSI) 2018.
[5] Deriyanto, D., & Qorib, F. (2019). Persepsi Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
terhadap Penggunaan Aplikasi Tik Tok. JISIP, 7(2).
[6] Santi, N. N. (2017). Dampak kecenderungan narsiscisme terhadap self esteem pada pengguna facebook
mahasiswa PGSD UNP. Jurnal Dimensi Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(1), 25–30.
[7] Hendriana, H. dkk. (2016). Hard Skill dan Soft Skills Matematika siswa. Cimahi: STKIP Siliwangi
Press
[8] M. B. MIles and A. M. Huberman. (1994). Qualitative Data Analysis, Second Edi. SAGE Publications.
[9] Isroqm, A. (2013). UNTUK PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF ( Studi
Kasus : Aplikasi PowerPoint ), 1317–1336.
[10] Mahnun, N. (2012). Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan
Implementasinya dalam Pembelajaran). Jurnal Pemikiran Islam, 37(1), 27–35.
[11] Aji, W. N., & Budiyono, S. (2018). The Teaching Strategy of Bahasa Indonesia in Curriculum 2013.
International Journal of Active Learning, 3(2), 58–64. https://doi.org/10.15294/IJAL.V3I2.12222
[12] Purbasari, R. J. (2013). Pengembangan Aplikasi Android Sebagai Media Pembelajaran Matematika
Pada Materi Dimensi Tiga Untuk Siswa Sma Kelas X. Jurnal Online Universitas Negeri Malang.
[13] Astawa, N. L. (2017). Project-based Learning Activities and EFL Students’ Productive Skills in
English. Journal of Language Teaching and Research, Vol. 8, No. 6, 1147-1155.
doi:http://dx.doi.org/10.17507/jltr.0806.16
[14] Luisandrith, D.R., & Yanuartuti, S. (2020). Pembelajaran Seni Tari Melalui Aplikasi Tik Tok untuk
Meningkatkan Kreativitas Anak. Jurnal Seni Tari, 9(2), 175-180.
https://jorunal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst/article/view/42085/17450
[15] Noviyana, H. (2017). Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematika Siswa. JURNAL E-DuMath, 3(2). https://doi.org/10.26638/je.455.2064
[16] Riduwan. 2012b. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
[17] Sudijono. A. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada