Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

BAB III

Pengembangan Kemandirian Dalam Menjalankan Ajaran Agama Pada

Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kajen

A. Gambaran Umum Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kajen

1. Sejarah berdiri dan perkembangan Panti Asuhan Yatim

Muhammadiyah Kajen.

Setiap tempat pasti mempunyai sejarah dibalik berdiri dengan

kokoh, sehingga menjadi tempat yang perkembangannya dapat

bermanfaat bagi orang lain. Sejarah berdirinya suatu tempat tidak lepas

dari pihak-pihak yang turut adil didalamnya, agar tempat itu tidak

terlupakan asal-usulnya, dan salah satunya adalah perkembangan Panti

Asuhan Yatim Muhammadiyah Kajen dibawah naungan organisasi

Muhammadiyah.

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi yang berciri semangat

membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan

terdidik. Menampilkan ajaran islam bukan sekedar agama yang bersifat

pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem

kehidupan manusia dalam segala aspeknya, tak heran apabila

Muhammadiyah pasti memiliki amal usaha disetiap kota, mulai dari segi

pendidikan, kesehatan maupun sosial.

Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kajen merupakan salah satu

dari beberapa bagian amal usaha Muhammadiyah yang bergerak dalam

bidang sosial yang berlokasi disebelah selatan pasar kajen.


Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kajen berdiri pada tanggal 8

robiul awal 1427 H bertepatan dengan tanggal 7 Mei 2006, dan resmi

berdiri pada tanggal 24 pebruari 2010 berdiri diatas tanah wakaf keluarga

Bapak H. Mnsur dan ibu Hj. Harinah yang memberikan tanahnya kepada

organisasi Muhammadiyah untuk dijadikan tempat yang bermanfaat bagi

masyarakat maupun lingkungan sekitar.

Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kajen berawal dari

musyawarah antara pimpinan daerah muhammadiyah. Pimpinan cabang

Muhammadiyah, pimpinan ranting Muhammadiyah beserta keluarga H.

Mansur dan Hj. Harinah bahwa nantinya tanah wakaf yang diberikan

kepada organisasi Muhammadiyah kajen ini akan didirikan lembaga

sosial. Dari hasil musyawarah proses pembangunan tanah wakaf ini

muncul beberapa usulan alternative pembangunan yang diharapkan dapat

terealisasi, adapun usulan alternative pembangunan tanah wakaf sebagai

berikut:

a. Sebagai tempat menampung dan mengasuh anak Yatim

b. Sebagai Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

c. Sebagai tempat Majlis Ta’lim

d. Diserahkan penggunaanya kepada Muhammadiyah dengan syarat

bermanfa’at untuk berkepentingan Umat Islam dan masyarakat pada

umumnya.

Dan setelah di musyawarahkan muncul beberapa usulan dalam

memanfaatkan tanah wakaf tersebut, antara lain:


a. Untuk Pondok Pesantren

b. Untuk Pusat Perbelanjaan Muhammadiyah

c. Untuk Rumah Sakit Bersalin PKU Muhammadiyah

d. Untuk Building School

e. Untuk Panti Asuhan

Setelah sekian kali bermusyawarah dengan berbagai pertimbangan

maka PDM, PCM Pekalongan memutuskan tanah wakaf tersebut akan

digunakan untuk panti asuhan, memngingat daerah kajen belum memiliki

lembaga sosial Panti Asuhan Muhammadiyah. Adanya panti asuhan ini

diharapkan bisa mendapat pendidikan yang setara dan dapat mendapat

bimbingan agama untuk bekal di dunia dan akhirat.

Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Kajen resmi berdiri

kepengurusan pada tanggal 24 Februari 2010 dan pada tanggal itu pula

sekaligus diadakan pelantikan pengurus panti asuhan. Pada tanggal 18

juni 2011 dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan kantor

PAY Muhammadiyah Kajen.

Pada tahun 2011 tepatnya tanggal 26 september 2011 tanah wakaf

tersebut resmi gedung “Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah

Kajen”. Setelah pembangunan panti asuhan selesai diberikan

pengumuman kepada masyarakat dan lingkungan sekitarbahwa yang

memiliki anak yatim, piatu, ataupun yatim piatu dan keluarga kurang

mampu untuk bisa diantarkan ke panti asuhan agar mereka mendapatkan

pendidikan yang setara dan dapat menjadi anak yang bertaqwa,


berbudipekerti, disiplin dan mandir. Kurang lebih dari 2 bulan setelah

panti asuhan berdiri ada 3 anak yatim dan 1 anak kurang mampu resmi

menjadi anak asuh Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Kajen.

Berjalan kurang lebih hampur 8 tahun berdiri, anak asuh panti asuhan

anak yatim Muhammadiyah Kajen mencapai 102 anak, dari jumlah

tersebut tidak semua anak asuh tinggal di panti asuhan, melainkan hanya

anak yang terdaftar.1

2. Visi dan Misi Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Kajen

a. Visi

Berbagi Pada Anak Yatim Agar Anak Yang Mandiri, Berakhlak

Islam dan Berpengetahuan.

b. Misi

1) Mendampingi dan membimbing anak yatim dalam menuntut

ilmu keagamaan dan ilmu umum sebagai bekal di masyarakat.

2) Memfasilitasi dan mengadakan pelatihan / keterampilan

mandiri.

3) Memfasilitasi dan membimbing anak mengenal ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan agama.2

1
H. Siswadi, Ketua Pengurus Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Kajen
Wawancara Pribadi, 29 Desember 2021
2
Dokumen Panti asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Kajen, 2021
3. Program Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kajen

a. Penggalangan Dana

1) Program Fastabiqul Khoirot, bersifat insidentil dan rutin terdiri

dari:

a) Berbagi

b) Berilmu

c) Berwakaf

2) Santunan Langsung

3) Usaha-Usaha Produktif

4) Program Wakaf Tanah dan Pembangunan Gedung, Sarana, dan

Prasarana.

b. Santunan Anak Asuh

1) Santunan insidentil yaitu santunan yang tidak rutin diberikan.

2) Santunan rutin yaitu santunan yang rutin diberikan, yang terdiri

dari:

a) Non Panti, bentuk santunan berupa tabungan sebesar Rp.

25.000,- di atas nama masing-masing anak di rekening

BTM Kajen di berikan 2 minggu sekali.

b) Panti, bentuk satuannya berupa biaya sekolah, uang saku,

makan 3 kali sehari, dan sandang.


c. Program Pemberdayaan dan Kreatifitas

1) Budaya ikan tawar

2) Ternak ayam

3) Usaha PPOB

4) Usaha penjualan madu murni

5) Toko Al Fattah (PAY M Kajen dan As-salam)

6) Usaha dan Koperasi As-salam.3

4. Letak geografis Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kajen di Desa

Bandungan Kecamatan Kajen

Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah berada di Desa Bandungan

Kecamatan Kajen yang terletak di jalan arah menuju desa bandungan,

lokasi panti ini kurang lebih 50 M dari jalan raya, lebih tepatnya sebagai

berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan jalan desan Bandungan dan akses

menuju jalan raya setempat.

b. Sebelah timur dibatasi oleh TK dan tanah pekarangan milik

penduduk setempat.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan makam dan pekarangan milik

penduduk setempat.

d. Sebelah barat berbatasan dengan lapangan sepak bola.

Letak Panti Asuhan ini cukup strategis walaupun letaknya tidak

dipinggir jalan raya, akan tetapi untuk akses santri dalam melakukan
3
Dokumen Panti Asuhan Anak Yatim Muhsmmadiyah Kajen, 2021
kegiatan sehai-hari cukup mudah, karena jarak yang dekat dengan lalu

lalang jasa transportasi.4

5. Susunan Pengurus Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kajen

(PAY)

Tabel 3.1
Data Pengurus Panti Asuhan Yatim (PAY)
Muhammadiyah Kajen 5

Penasehat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kajen


Ketua H. Siswadi, S.Pd
Wakil Ketua H. Wiro Purnomo, SE
Sekertaris Nur Khalim
Bendahara Hendro
Wakil
Sobirin
Bendahara

1. Turidho Wimbosiswojo
Anggota
2. Kasdono
3. Musfirin
4. Sumaryono
5. H. Sugeng
6. Cahadi
7. Kosim
8. Ani Widayati
9. Nur Khasanah

4
H. Siswadi, Ketua Pengurus Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Kajen,
Wawancara Pribadi, 29 Desember 2021
5
Dokumen Panti Asuhan Anak Yatim Muhsmmadiyah Kajen, 2022
10. Muhammad Lutfi Purnomo Sidi

Devisi
1. Hendro
Pengelolaan
2. Nur Khalim
Dana dan
3. Riana
publikasi

Devisi
1. Ust. Musfirin
Pendidikan
2. Ust. Kasdono
Keagamaan

Devisi 1. Kosim
Kebersihan 2. Anak-anak Panti

1. Seluruh Pengurus dan Pengelola PAY M


Devisi Kajen
Publikasi 2. Simpatisan PAY M Kajen
3. Para Donatur PAY M Kajen
6. Data Anak Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kajen

Data anak yang tinggal di Panti Asuhan Anak Yatim

Muhammadiyah Kajen :

Tabel 3.2
Data Anak Panti Asuhan Yatim
Muhammadiyah Kajen Tahun 2020-20216

No. Nama Alamat Tanggal Jenis Keterangan


Lahir Kelamin
1. Wulan Apriani Bandungan 16 April P Yatim
Wetan 2008
Rt.11/Rw 03
Kel. Kajen
2. M. Rafli Tanjungsari 03 Oktober L Yatim
Ramadhani Rt.11/ 2006
Rw.02
Siwalan
3. Sela Amara Kesesirejo 27 Maret P Yatim
Rt.04/Rw.01 2007
Kec. Bodeh
4. Tiara Aurelia Kedungjaran 06 Desember P Tidak
Rt.05/Rw.03 2007 Mampu
Kec. Seragi
5. Ikhsan Kedungjaran 29 L Yatim
Ramadhan rt.05/Rw.03 sepetember
Kec. Seragi 2007
6. Muhammad Doro 02 Mei 2007 L Yatim
Sholeh
7. Fiqrinovian Jakarta Barat 01 November L Yatim
Prasetyo 2007
8. Azzizatun Wonokerto 17 Mei 2008 P Yatim
Nisa
9. Nabila Kedungjaran 17 Oktober P Yatim
Hasannah Rt.12/Rw.06 2005
, Seragi
10. Azzahra Nyamuk 15 Maret P Yatim
Rt.04/Rw.02 2008
Kajen

6
Dokumen Panti Asuhan Anak Yatim Muhsmmadiyah Kajen, 2021
11. Wulan Ayu Kedungjaran 22 November P Piatu
Ningsih Rt.05/Rw.03 2006
Seragi
12. Fadli Kedungjaran 04 Mei 2007 L Yatim
Ardiansyah Rt.05/Rw.03
Seragi
13. Evita Dwi Ds Kesesi 25 Februari P Yatim
Febriyanti Kota 2006
Rt.01/Rw.08
Kesesi
14. Syifa Nur Gejlig Kidul 09 Juni 2007 P Yatim
Ahlika Rt.07/Rw.03
Gejig
15. Risky Afiyani Ds. Sengon 03 Juni 2004 P Yatim
16. Arin Azzahra Ds. 28 Juni 2007 P Yatim
Kedungpata
ngewu,
kedungwuni
17. M. Ridwan Dk. 18 Agustus L Piatu
Syakir Prendeng, 2008
Ds.
Sinangoh
prendeng
18. Nanang Ds. 25 Desember L Yatim
Kurniawan Kedungjaran 2008
, Sragi
19. Reizz askariy Gejlig, kajen 6 Maret 2009 L Yatim
alfatih
20. Adinda Nurma Kalijoyo, 23 Mei 2009 P Yatim
Citra Ayu Kajen
.

Daftar Anak yang diteliti ada 3 orang anak di Panti Asuhan Anak

Yatim Muhammadiyah Kajen :

a. Reizz Askariy Alfatih, umur 12 tahun

b. Tiara Aurelia, umur 14 Tahun

c. Muhammad Sholeh, umur 14 Tahun

d. M. Ridwan Shakir, umur 13 tahun

e. Arin Azzahra, umur 14 tahun


f. Wulan Ayu Ningsih, 15 tahun

7. Keadaan Sarana dan Prasarana di Panti Asuhan Yatim

Muhammadiyah kajen

Tabel 3.3
Keadaan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan Yatim
Muhammadiyah Kajen 7

No. Nama Jumlah Keterangan


1. Asrama Putri 2 1. Asrama Putra
2. Asrama Putri
2. Kamar Anak Asuh 35 20 Kamar Putra
15 Kamar Putri
3. Aula 1 Di dekat asrama putra
4. Ruang belajar & ruang baca 2 1 asrama putra
1 asrama putri
5. Ruang Mskan 2 1 asrama putra
1 asrama putri
6. Masjid 1 Diantara asrama putra & putri
7. Dapur 2 1 asrama putra
1 asrama putrid
8. Gudang 2 1 di asrama putra
1 di asrama putri
9. Koperasi 1 Di asrama putra
10. Ruang Pengurus & tamu 1 Di asrama putra
11. MCK 8 4 di asrama putra
4 di asrama putri

8. Jadwal Kegiatan Panti asuhan Yatim Muhammadiyah Kajen

Muhammadiyah Kajen

Tabel 3.4
Jadwal Kegiatan Harian Panti Asuhan Yatim
Muhammadiyah Kajen 8

Waktu Nama Kegiatan


03.00-03.10 Bangun Pagi
03.20-04.45 Sholat Tahajud dan Tadarus
04.30-05.45 Sholat Subuh Berjamaah
7
Dokumen Panti Asuhan Anak Yatim Muhsmmadiyah Kajen, 2021
8
Dokumen Panti Asuhan Anak Yatim Muhsmmadiyah Kajen, 2021
04.45-05.45 Tahfidz
05.45-06.00 Piket
06.00-06.30 Mandi dan Sarapan
06.00-15.00 Sekolah, Sholat Dzuhur, Makan Siang
15.00-15.30 Sholat Asar
15.00-15.30 Olahraga dan Mandi Sore
17.40-18.00 Sholat Maghrib
18.15-19.15 Baca Tulis Qur'an (BTQ)
19.20-19.35 Sholat Isya
Khitobah dan Belajar menghafalkan Al-
19.35-21.30 Qu'an
21.30-03.00 Istirahat

B. Strategi Pengembangan Kemandirian Dalam Menjalankan Ajaran

Agama Pada Anak Asuh Di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah

Kajen

Secara umum kemandirian pasti dimiliki oleh setiap anak

terutama anak asuh yang tinggal di panti asuhan asuhan yatim

Muhammadiyah Kajen, tetapi tidak semua dari mereka mampu

mengembangkan kemandirian yang ada pada dirinya dengan baik

khususnya kemandirian dalam menjalankan ajaran agama.

Menggunakan berbagai strategi yang digunakan oleh pengurus panti

dalam mendidik dan mengembangkan kemandirian pada anak terutama

kemandirian dalam menjalankan ajaran agama seperti shalat, puasa,

shodaqoh, dan membaca al-qur’an.

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian lapangan, maka

terdapat berbagai strategi yang digunakan pengurus panti dalam

mengembangkan kemandirian menjalankan ajaran agama pada anak

asuh di panti asuhan yatim Muhammadiyah Kajen sebagai berikut:


1. Bimbingan dan pendidikan yang diberikan

Dengan memberikan berbagai bimbingan dan pendidikan

pada anak asuh maka pengurus panti berperan mengembangkan

kemandirian dalam menjalankan ajaran agama (shalat, puasa,

shodaqoh, dan membaca alquran) sebagaimana hasil observasi dan

wawancara peneliti, yaitu:

a. Pembiasaan untuk shalat fardu berjamaah pada anak asuh

Untuk memberikan pengarahan anak asuh agar terbiasa

shalat fardu berjamaah dari hasil obeservasi peneliti bahwa

ustad panti memberikan peraturan wajib untuk setaip anak

asuh untuk shalat fardu berjamaah di masjid dengan maksud

anak asuh akan terbiasa dan mampu memiliki tanggung jawab

atas beban yang ditanggungnya baik beban perintah agama

atau peraturan yang sudah dibuat di panti asuhan yatim

Muhammadiyah Kajen.

Mengenai pembiasaan untuk shalat berjamaah didukung

dari hasil wawancara dari ustad panti (Musrifin) bahwa beliau

mengatakan:

…..“Bahwa untuk menumbuhkan dan mengembangkan anak

asuh agar mampu mandiri didalam menjalankan shalat fardu

berjamaah dengan cara memberikan peraturan pada anak asuh

untuk hadir lima menit sebelum waktu adzan agar anak sudah
berada di masjid serta memberikan hukuman pada anak asuh

yang tidak melaksanakan shalat fardu berjamaah kecuali anak

yang haid atau sedang sakit ada alasan untuk tidak

melaksanakan shalat fardu berjamaah dengan memberikan

hukuman untuk membersihkan seluruh ruangan masjid guna

sebagai pembelajaran pada anak untuk bertanggung jawab

dalam melaksanakan shalat fardu berjamaah. Karena Ketika

seseorang shalatnya sudah tertib dan baik maka amalan yang

lain juga akan baik dan tertib. Shalat juga dapat menghidarkan

seseorang untuk berbuat hal yang buruk.”

b. Pembiasaan untuk shalat tahajud pada anak asuh

Untuk mengarahkan anak asuh agar mampu bangun

untuk melaksanakan shalat tahajud hal yang dilakukan oleh

pengurus panti adalah dengan memberikan tugas kepada para

anak asuh senior yang sudah berkuliah untuk membangunkan

anak asuh yang masih kecil agar mampu melaksanakan shalat

tahajud.

Mengenai pembiasaan untuk melaksanakan tahajud dari

hasil wawancara yang dilakukan dengan ustad panti bahwa

dalam pelaksanaan shalat tahajud yang diselenggarakan di

panti asuhan dilakukan secara berjamaah dengan teknis anak

panti di suruh menjadi imam dalam shalat tahajud dengan


sistem bergilir sesuai jadwal yang ditentukan oleh ustad panti

(Musrifin). Beliau juga mengungkapkan:

…..“Saya sengaja untuk menyuruh anak asuh panti agar


melaksanakan shalat tahajud secara berjamaah serta saya
sengaja menyuruh dari mereka untuk menjadi imam didalam
shalat tahajud sebagai bentuk pendidikan bagi anak asuh agar
kelak mereka mampu menjadi imam didalam kehidupan
bermasyarakat. Banyak pula pelajaran penting yang bisa
didapatkan dari shalat tahajud selain pahala dan ridho allah
shalat tahajud juga mampu melatih kedisiplinan serta
kemandirian anak didalam menjalankan ajaran agama yang
diyakininya”.

c. Pembiasaan untuk shalat duha pada anak asuh

Dengan membiasakan diri sebelum melaksanakan

sekolah untuk bersholat berjamaah akan memberikan banyak

manfaat yang didapatkan oleh anak asuh baik secara jasmani,

rohani dan membuka pintu rezeki bagi anak asuh.

Mengenai pembiasaan untuk melaksanakan shalat duha

dari ustad panti memberikan pilihan pada anak asuh untuk

mengerjakan shalat duha asrama panti atau bisa di masjid

sekolah serta dari hasil wawancara dari ustad panti (Musrifin)

yang mengatakan:

…..“shalat duha sangat bagus untuk dikerjakan setiap pagi


serta termasuk dalam program panti juga memberikan
perhatian agar anak asuh mau mengerjakan shalat duha secara
mandiri dan saya memberikan kelonggaran dan pilihan dalam
tempat pelaksanaan serta jumlah rakaat shalat duha yang
dikerjakan anak asuh. Selain itu shalat duha juga dapat
membuka pintu rezeki dari anak-anak panti asuhan”.
d. Mengajarkan untuk berpuasa sunah dan wajib pada anak asuh

Mengajarkan untuk menjalankan puasa sunah

semampunya sehingga akan terbiasa dan mampu untuk

menjalankannya tanpa harus disuruh.

Mengenai mengajarkan puasa di panti asuhan yatim

Muhammadiyah Kajen dari hasil wawancara dengan ustad

panti (Kasdono) dimana beliau mengatakan:

…..“Saya menyuruh dan mengajarkan anak asuh untuk


berpuasa senin dan kamis untuk melatih diri agar bisa menahan
diri dari segala perbuatan tercela serta melatih anak agar bisa
hidup qanaah Ketika lulus nanti. Untuk membiasakan diri anak
agar berpuasa dengan memberikan kesempatan pada anak
untuk melakukan puasa sunah semampunya sehingga akan
menjadikan kekuatan spiritual untuk menjalankan puasa yang
wajib karena sudah terbiasa dilatih dan dilakukan pada
kehidupan anak sebab kemampuan anak perlu kita latih sejak
dini mungkin”.

e. Mengajarkan shodaqoh pada anak asuh

Memberikan contoh untuk peduli dan berbagi pada orang

lain dalam bentuk apapun merupakan sesuatu perilaku terpuji

karena shodaqoh merupakan salah satu perintah dalam agama

serta sesuatu untuk melatihan kepedulian kepekaan sosial antar

sesama.
Mengenai pemberian contoh untuk bershodaqoh dari

hasil observasi dan wawancara dengan ustad panti (Kasdono)

bahwa beliau mengatakan:

…..“Dengan sesekali mengajak anak untuk bersedekah


dimasjid dengan sedikit uang yang dimiliki akan memberikan
kebiasaan untuk saling memberi walaupun konteks shodaqoh
luas tidak hanya dalam bentuk uang saja tetapi bisa dalam
bentuk yang lainnya seperti tenaga dan lain sebaginya.
Mengajarkan anak untuk bershodaqoh akan memberikan efek
yang baik pada anak untuk memiliki kepekaan dan kepeduliaan
kepada orang lain serta dengan bershodaqoh mampu melatih
kemandirian pada anak untuk saling berbagi satu sama lain
dalam segala hal pada kehidupan.

f. Mewajibkan anak untuk membca alquran setiap hari

Sebagaian orang menganggap wajib membaca alquran

hanya diterapkan di pondok pesantren dan rumah tahfidz saja

tetapi ternyata juga diterapkan di panti asuhan Yatim

Muhammadiyah Kajen.

Mengenai wajib membaca alquran di panti asuhan yatim

Muhammadiyah Kajen dari hasil wawancara dengan ustad

panti (Musrifin) bahwa beliau mengatakan:

…..“Mewajibkan membaca alquran bagi anak panti itu


merupakan hal yang memang harus dilakukan oleh setiap anak
sebab untuk membiasakan agar anak mau membaca alquran
salah satunya dengan memaksanya terlebih dahulu agar
mereka terbiasa. Dengan membaca alquran juga dapat
menyucikan jiwa pada anak asuh serta dengan mewajibkan
membacakan alquran dapat memberikan dampak yang baik
seperti mereka mampu mencintai alquran, mau mempelajari
dan mengamalkan isinya serta mereka mau untuk
menghafalkan alquran sebab panti asuhan yatim
Muhammadiyah Kajen merupakan panti asuhan yang berbasis
kewirausahaan dan tahfidz.
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan maka

diketahui bahwa strategi yang dilakukan untuk mengembangkan

kemandirian dalam menjalanjankan ajaran agama pada anak asuh

memiliki berbagai strategi seperti memberikan bimbingan dan

pendidikan yang diberikan dengan wujud pembiasaan shalat wajib

berjamaah, pembiasaan shalat tahajud, pembiasaan shalat

duha,mengjarkan puasa wajib dan sunah, ,mengajarkan untuk

bershodaqoh serta mewajibkan membaca alquran.

C. Faktor pendukung dan penghambat pengembangan kemandirian

dalam menjalankan ajaran agama pada anak asuh di panti asuhan

yatim Muhammadiyah Kajen

Berbagai faktor dapat mempengaruhi sesuatu yang ada dalam

kehidupan terutama dalam pengembangan kemandirian yakni

kemandirian dalam menjalankan ajaran agama.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan ustad panti asuhan

bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan

kemandirian dalam menjalankan ajaran agama pada anak asuh antara

lain:
1. Faktor Pendukung

a. Faktor internal

1) Keimanan

Keimanan akan memberikan dorongan yang kuat

untuk seseorang untuk melakukan sesuatu karena dengan

keimanan kita meyakini bahwa segala yang kita lakukan

akan mendapatkan balasannya. Sebagaimana yang

dikatakan oleh ustad panti (Kasdono) beliau mengatakan:

…..“Iman akan dapat mempengaruhi rajin tidaknya


seseorang melakukan suatu ibadah sebabnya iman
menjadikan orang yakin aka napa yang dia lakukan akan
mendapatkan balasan dari Allah karena dari iman akan
mewujudkan ketaqwaan. Orang yang sudah taqwa pasti
akan mengerjakan segala yang diperintahkan Allah seperti
shalat, puasa, shodaqoh, dan membaca al-quran”.

2) Kemaun diri anak asuh

Kemauan diri juga dapat mempengaruhi anak untuk

melakukan sesuatu yang diinginkan seperti melakukan

ibadah yang diperintahkan (shalat, puasa, shodaqoh, dan

membaca alquran).
Mengenai kemauan diri juga dari hasil wawancara

bahwa ustad panti (Musrifin) mengatakan:

…..“Karena jika anak tidak memiliki kemauan dan


motivasi diri akan sulit untuk mengarahkan anak agar mau
shalat, puasa, shodaqoh, dan,membaca alquran sebab
kemauan diri sesuatu yang paling kuat untuk mendorong
seseorang berbuat sesuatu. Selain dorongan dari pengurus
anak juga perlu memiliki kemauan diri yang kuat agar
anak mau menjalankan apa yang sudah diprogramkan di
panti asuhan”.
b. Faktor eksternal

1) Ustad panti dan segenap pengurus panti asuhan

Pengasuh dan pengelola merupakan sosok yang

paling berpengaruh dalam pengembangan kemandirian

pada anak terutama kemandirian shalat, puasa, shodaqoh,

dan membaca alquran sebab pengasuh dan pengelola

seperti nahkoda kapal yang dapat mengarahkan dan

mengendalikan laju kapal ke tempat tujuannya seperti

halnya pengasuh dan pengelola yang mengarahkan anak

panti agar bisa menjadi anak-anak yang mampu

menggapai cita-citanya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh ustad panti

(Kasdono) bahwa beliau mengungkapkan:

…..“Bahwa kami selaku pengurus panti berupaya penuh


untuk berjalannya panti asuhan ini karena adanya panti
asuhan ini adalah jerih payah dari semua pihak yang
saking membantu untuk berjalannya panti asuhan ini. Dari
panti memang memiliki konsep yang banyak salah satunya
konsep mengembangkan kemandirian pada diri anak
terutama kemandirian untuk shaalat berjamaah, puasa
Ramadhan, shodaqoh kepada sesame, dan membaca
alquran setiap harinya. Tetapi itu semua akan percuma
kerika pada diri anak tidak memiliki kemauan yang kuat
untuk mendapatkan yang dikonsep oleh panti”.

2) Kegiatan keagamaan yang ada di panti asuhan

Berbagai kegiatan diselenggarakan di panti asuhan

mulai dari pengajian rutin, tadarus setiap hari, tahfidzul

quran, pembelajaran fikih, akidah akhlak serta latihan

khitobah dapat menambah ilmu pada anak aasuh dalam

masalah agama.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh ustad panti

(Musrifin) dimana beliau mengungkapkan:

…..“Karena.kegiatatan keagamaan yang biasa


dilaksanakan anak panti sangat berpengaruh pada
kemandirian beribadah anak asuh terutama pada shalat,
puasa, shodaqoh, dan membaca alquran anak. Anak setiap
minggunya mendapatkan tausiah dari para pembicara
mengenai berbagai macam hal mulai dari masalah, akidah,
muamalah, dan ibadah yang menjadikan pemahaman baru
yang bisa direalisasikan oleh anak asuh pada
kehidupannya. Pada pembelajaran fikih anak asuh
diberikan tata cara beribadah sesuai dengan alquran sunah
misalnya tata cara shalat yang benar sesuai tuntunan nabi
karena dari mereka banyak yang belum terlalu paham
tentang gerakan shalat yang benar serta Latihan khitobah
melatih kemampuan anak dalam berbicara didepan orang
banyak”.
3) Dukungan dari orang tua anak asuh

Dukungan dari orang tua sangat diperlukan bagi

semangat anak asuh agar bersemangat tinggal dan hidup di

panti asuhan karena orang tua yang masih hidup bagi anak

asuh merupakan sosok yang bisa menjadi penyemangat

anak di saat anak sedang dalam masalah sebagaimana

yang diungkapkan oleh ustad panti (Musrifin) bahwa

beliau mengatakan:

…..“Karena orang tua mereka terkadang setiap bulannya


menjenguk dan memberikan semnagat kepada para anak
mereka agar betah di panti serta terkadang mereka
memberikan nasihat pada anak mereka agar selalu
mengikuti peraturan yang dibuat panti dan tidak mbandel
dalam bergaul”.
4) Dukungan dari masyarakat ( Donatur Panti Asuhan)

Dukungan dana dan doa dari para donatur menjadi

wujud nyata hidupnya sebuah panti asuhan sebab hidup

tidaknya panti juga tergantung pada antusias donatur

masyarakat dalam membantu dan memberikan

dukungannya kepada anak-anak panti dalam segala bentuk

baik uang, makanan, pakaian, jasa dan lain sebagainya.


Sebagaimana yang disampaikan oleh ustad panti

(Musrifin) bahwa:

…..“Karena adanya donatur panti menjadi poros


kehidupan dan berdirinya panti sebab doantur panti
memberikan banyak sumbangan terhadap berjalannya
kehidupan anak panti mulai dari segi pendidikan,
ekonomi, sosial hingga semua kebutuhan hidup yang
dibutuhkan anak panti sebab semua kegiatan dan program
panti tidak akan mungkin berjalan jika tidak ada dukungan
doa dan dana dari para donator panti dimana dalam panti
ini ada donatur tetap dan donatur tidak tetap dan dari
mereka terkadang memberikan uang, barang hingga jasa
yang dibutuhkan anak panti.sehingga dukungan masyarkat
sebagai donatur sangat menjadi semangat bagi anak-anak
panti dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan panti”.

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti

bahwa faktor pendukung pengembangan kemandirian dalam

menjalankan ajaran agama pada anak asuh terdapat dua faktor yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal memuat

keimanan dan kemauan diri pada anak asuh, sedangkan faktor

eksternal memuat dukungan ustad dan segenap pengurus panti,

kegiatan keagamaan yang ada di panti, dukungan dari orang tua anak

asuh, dukungan dari masyarakat (donatur panti).


2. Faktor penghambat

a. Faktor internal

1) Sebagian anak masih malas

Kemalasan memang menjadi sebuah permasalahan

yang sulkt diatasi dalam segala aspek kehidupan baik pada

pendidikan, keluarga hingga kehidupan panti karena sifat

manusiawi yang menjadikan orang memiliki kemalasan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh ustad panti

(Kasdono):

…..“Menurut saya kemalasan anak merupakan suatu hal


yang paling berpengaruh pada semua hal karena mungkin
karena sifat manusiawi yang membuat kemalasan dapat
mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia termasuk
pada anak asuh di panti asuhan. Walaupun sebenarnya
kemalasan bisa kita lawan dengan kemauan yang kuat
serta semangat yang tinggi dalam mendapatkan sesuatu
yang kita inginkan.

b. Faktor eksternal

1) Lingkungan pergaulan di sekolah

Selain lingkungan masyarakat dan keluarga yang

dapat mempengaruhi perkembangan pada anak lingkungan

sekolah juga berpengaruh besar pada perkembangan anak

panti terutama pada kemandirian beribadah yang

dilakukan oleh anak asuh.


Sebagaimana yang diungkapkan oleh ustad panti

(Musrifin) dimana beliau mengatakan:

…..“Saya mengamati bahwa anak panti yang bergaul


dengan siswa yang baik-baik maka minimal anak jarang
melakukan kesalahan dan melanggar peraturan panti
seperti berangkat terlambat membolos dan lain
sebagainya.tetapi sebaliknya ketika anak panti berhaul
disekolah dengan siswa yang buruk misalnya merokok dan
membolos sekolah maka dari mereka terkdang juga
melakukan hal yanh semacam itu dan pernah terpegoki
anak panti yang merokok di warung tepi sawah dengan
teman-teman merka yang sama-sama perokok”.

2) Lingkungan pergaulan bermain anak asuh di masyarakat

Lingkungan pergaulan dimasyarakat memang sangat

mempengaruhi kepribadian seseorang terutama

lingkungan bermain anak yang mana pergaulan anak yang

sekolah berbeda dengan anak yang tidak sekolah, anak

yang biasa hidup bebas berbeda kehidupanya dengan anak

yang hidupnya masih memperdulikan aturan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh ustad

panti(Musrifin):

…..“Selain lingkungan sekolah lingkungan masyarakat


juga sangat berpengaruh terhadap kemandirian dalam
menjalankan ajaran agama pada anak asuh sebebnya
walaupun anak diawasi tetapi anak asuh tetap berinteraksi
dan berbaur pada masyarakat baik ibu-ibu, bapak-bapak,
dan anak-anak sekitar panti. Terkadang dari mereka
memberikan pengaruh positif dan pengaruh negatif yang
paling bahaya dari pengaruh negatif seperti saat waktunya
shalat anak-anak lebih asik bermain bola dan bermain
game online di HP, walaupun anak panti tidak
diperbolehkan untuk membawa hp tapi terkadang dari
mereka menitipkan hpnya dimasyarakat sekitar itu untuk
bermain game dan lain sebagainya”.
3) Budaya yang biasa dilakukan dirumah

Kebiasaan memang akan sulit dihilangkan pada diri

seseorang terutama kebiasaan yang buruk yang dilakukan

seseorang di rumah seperti kebiasaan bangun kesiangan,

kebiasaan tidur malam dan lain sebagainya. Berkaitan

dengan budaya yang biasa dilakukan anak panti yang

dibawa di panti dimana ustad panti (Musrifin)

mengatakan:

…..“Saya amati banyak dari anak panti Ketika anak


perpulangan dan Kembali lagi ke asrama pasti dari mereka
akan sulit di atur dan lupa dari aturan yang dibuat di panti
karena terkadang dari mereka ketika di asrama bangun
kesiangan yang mungkin di rumah mereka tidak
dibangunkan atau sengaja malas bangun sehingga tidak
shalat subuh, terkadang dari mereka memakai celana
pendek dan keluar ke masyarakat padaha di panti dilarang
untuk cowok cewek memakai celana pendek keluar
asrama”.

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti

bahwa faktor penghambat pengembangan kemandirian dalam

menjalankan ajaran agama pada anak asuh terdapat dua faktor yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal memuat Sebagian

anak yang malas sedangkan faktor eksternal memuat lingkungan

pergaulan di sekolah, lingkungan pergaulan bermain anak asuh di

panti, dan budaya yang biasa dilakukan di rumah.

Anda mungkin juga menyukai