4356-Article Text-26694-2-10-20220518
4356-Article Text-26694-2-10-20220518
Seng Hansen1,*
1
Program Studi Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, Universitas Agung Podomoro, Jakarta, Indonesia
*
Corresponding authors: [email protected]
ABSTRACT: This study aims to identify hazards and hazard assessment parameters in construction works through scientometric
and integrative literature review analysis towards relevant academic literature. Scientometric analysis was adopted using Open
Knowledge Maps application and followed by a qualitative analysis that produced new perspectives regarding hazard potentials and
hazard assessment parameters in construction works. This study has successfully identified 40 construction hazards which grouped
into six types, i.e. physical hazards, biological hazards, chemical hazards, technological hazards, psychosocial hazards, and
combination. Furthermore, this study has also identified four assessment parameters, namely severity, probability, frequency, and
exposure. The contribution of this study lies in its in-depth understanding on the identification of construction hazards and hazard
assessment parameters through a comprehensive literature review. The findings are useful for practitioners to advance their safety
management quality, as well as for academics to conduct further research on construction hazards, assessment and mitigations.
KEYWORDS: assessment parameters; construction; hazards type; safety.
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis bahaya dan parameter penilaian bahaya dalam pekerjaan
konstruksi melalui analisis scientometric dan integrative literature review terhadap berbagai literatur akademik yang relevan. Analisis
scientometric diterapkan dengan memanfaatkan aplikasi Open Knowledge Maps dan diikuti dengan analisis kualitatif sehingga
menghasilkan perspektif baru terkait jenis potensi bahaya dan parameter penilaiannya pada pekerjaan konstruksi. Penelitian ini
berhasil mengidentifikasi 40 jenis bahaya pada pekerjaan konstruksi yang dapat dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu
bahaya fisik, bahaya biologis, bahaya kimiawi, bahaya teknologi, bahaya psikososial, dan kombinasi. Selain itu, penelitian ini juga
telah mengidentifikasi empat parameter penilaian bahaya pada pekerjaan konstruksi, yaitu keparahan, kemungkinan, frekuensi, dan
paparan. Kontribusi penelitian ini terletak pada pemahaman mendalam terkait identifikasi jenis bahaya dan parameter penilaian
bahaya pekerjaan konstruksi melalui kajian literatur yang komprehensif. Temuan penelitian ini dapat dimanfaatkan secara langsung
oleh para praktisi sebagai upaya peningkatan kualitas manajemen K3 konstruksi dan juga oleh para akademisi sebagai arahan
penelitian terkait potensi bahaya, penilaian dan pencegahannya.
KATA KUNCI: parameter penilaian bahaya; konstruksi; jenis bahaya; K3.
© The Author(s) 2020. This article is distributed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International license.
DOI 10.22225/pd.11.1.4356.94-102
ISSN Print: 2303-2693 94
ISSN Online: 2581-2939
Vol. 11 No. 1 (Juni 2022) PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa
didefinisikan sebagai kemungkinan seseorang menjadi aktifitas-aktifitas utama konstruksi, peralatan, bahan
cedera atau menderita efek kesehatan yang merugikan berbahaya, dan faktor eksternal. Carter & Smith (2006)
apabila terpapar suatu bahaya (Vitharana et al., 2015). telah mengembangkan sebuah alat keselamatan untuk
Purohit et al. (2018) menyebutkan risiko sebagai meningkatkan identifikasi bahaya proyek. Rozenfield
kombinasi kemungkinan terjadinya peristiwa et al. (2010) melakukan penilaian probabilitas kejadian
berbahaya dengan jangka waktu tertentu atau dalam peristiwa di luar kendali terhadap 14 aktifitas umum
keadaan tertentu dan tingkat keparahan cedera atau konstruksi pada proyek gedung bertingkat. Sedangkan
kerusakan pada kesehatan manusia, properti, Dharmapalan et al. (2015) berusaha menghitung dan
lingkungan, atau kombinasi apapun yang disebabkan menilai risiko keselamatan pada tahap perancangan
oleh peristiwa tersebut. Sebagai suatu potensi, risiko untuk proyek gedung bertingkat.
bahaya dapat diminimalisir meskipun bahayanya ada Di sisi lain, tidak banyak studi yang dilakukan
(Vitharana et al., 2015). untuk mengidentifikasi bahaya pada pekerjaan
Sebagai sebuah industri yang penuh risiko, konstruksi dengan menganalisis temuan pada publikasi
aktifitas dalam pekerjaan konstruksi menyimpan terdahulu. Padahal menurut Pietroforte & Stefani
potensi risiko kecelakaan kerja yang dapat (2004), penelitian dapat dilakukan dengan menerapkan
mempengaruhi keberlangsungan proyek konstruksi. analisis sitasi atau studi literatur terhadap publikasi
Tingkat risiko ini sangat bergantung pada jenis terdahulu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
industri, teknologi serta upaya pengendalian risiko untuk mengidentifikasi dan memahami berbagai
yang diterapkan (Urrohmah & Riandadari, 2019). potensi bahaya dalam pekerjaan konstruksi serta
Berbagai isu terkait tindakan-tindakan pekerja yang parameternya melalui kajian scientometric dan
tidak memenuhi aspek keselamatan kerja (unsafe acts) integrative literature review terhadap berbagai literatur
dan kondisi lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe akademik yang relevan dengan fokus penelitian.
conditions) perlu menjadi perhatian utama dalam Temuan yang dihasilkan dari kajian ini bermanfaat
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Untuk dalam memberikan pemahaman lebih mendalam
meminimalkan potensi terjadi risiko kecelakaan kerja terkait identifikasi jenis bahaya dan parameter
selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi, organisasi penilaian bahaya dalam pekerjaan konstruksi.
proyek dituntut untuk dapat memenuhi analisis
identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko 2 METODOLOGI
atau HIRARC (hazard identification, risk assessment
Penelitian ini menerapkan metode kualitatif
and risk control). Analisis HIRARC merupakan suatu
melalui analisis scientometric dan integrative
proses untuk mengidentifikasi potensi bahaya dari
literature review terhadap publikasi-publikasi yang
suatu aktifitas dalam organisasi, menilai risiko dari
relevan dengan topik penelitian. Dengan demikian
bahaya tersebut dan mengendalikan risiko bahaya
terdapat dua tahap pengumpulan data sebagaimana
tersebut guna meminimalisir tingkat risiko yang
terlihat pada Gambar 1. Menurut Hammersley (2001),
mungkin terjadi (Urrohmah & Riandadari, 2019).
analisis scientometric dapat digunakan untuk
Meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk membantu kajian literatur terkait isu-isu subyektif.
mengadopsi dan menerapkan analisis HIRARC pada Analisis ini mencakup dua aspek yaitu text-mining dan
proyek-proyek konstruksi, sektor ini masih tetap analisis sitasi (Jin et al., 2019). Dalam penelitian ini,
menjadi sektor utama dengan tingkat kecelakaan kerja analisis scientometric dilakukan dengan bantuan
yang tinggi (Dharmapalan et al., 2015). Hal ini dapat aplikasi Open Knowledge Maps (OKM). Dalam
terjadi karena praktek keselamatan dan kesehatan kerja prosesnya, OKM mengambil metadata sekumpulan
konstruksi (K3 konstruksi) masih bersifat reaktif, publikasi yang paling relevan dari database yang
tergantung kebutuhan, dan tidak memenuhi standar K3. tersedia berdasarkan kata kunci (keywords) yaitu
Selain itu, kurangnya pemahaman para pekerja tentang ‘hazard risk’ dan ‘construction’. Terdapat empat
identifikasi bahaya yang mungkin terjadi selama proses yang diterapkan OKM (Kraker et al., 2020),
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat menjadi salah yaitu:
satu faktor utama tingginya kecelakaan kerja pada
1. Metadata diproses awal dengan mengabaikan
proyek-proyek konstruksi.
tanda baca, menyaring stopwords, mengubahnya
Penelitian terdahulu telah mengamati fenomena ke huruf kecil dan menemukan kata dasar dari
ini dan memberikan berbagai strategi manajemen sebuah kata (stemming).
keselamatan kerja dalam pengendalian potensi bahaya 2. Kemiripan dokumen-dokumen dikalkulasi
pada proyek konstruksi (Rajendran & Gambatese, berdasarkan kesamaan kosinus.
2009). Sebagai contoh, Everett (1999) telah 3. Dokumen-dokumen dikelompokkan berdasarkan
menganalisis risiko ergonomik berkenaan dengan 65 ward’s method of minimum variance, dan
proses konstruksi. Jannadi & Almishari (2003) telah ditempatkan pada peta visualisasi dengan skala
mengembangkan sebuah model untuk mengestimasi multi-demensi non-metrik.
nilai total risiko keselamatan pada proyek konstruksi 4. Kelompok-kelompok yang terbentuk diberi label
dengan mempertimbangkan penilaian risiko terhadap dengan mengambil tiga kata kunci n-gram teratas,
DOI 10.22225/pd.11.1.4356.94-102
95 ISSN Print: 2303-2693
ISSN Online: 2581-2939
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Hansen
yang dibobot berdasarkan term frequency-inverse Analisis integrative literature review merupakan
document frequency. teknik analisis kajian literatur yang digunakan untuk
Hasil analisis OKM memberikan sebuah peta meninjau, mengkritik dan mensintesiskan berbagai
visualisasi dari 100 dokumen paling relevan. Sebagai literatur terkait dalam sebuah cara yang terintegrasi
sebuah alat yang berguna dalam mengukur dan sehingga perspektif-perspektif baru dapat dihasilkan
menganalisis literatur akademik, hasil analisis perlu (Torraco, 2005). Dalam penelitian ini, analisis
ditelaah lebih lanjut melalui analisis kualitatif – dalam integrative literature review dilakukan melalui suatu
penelitian ini digunakan integrative literature review. proses sistematis sebagaimana yang telah diadopsi oleh
Penelaahan secara kualitatif ini berguna untuk Le et al. (2014) dan Hansen et al. (2018). Proses ini
menyaring, memperbaiki dan mempertajam terdiri dari lima tahap sebagaimana terlihat pada Tabel
pengelompokkan yang terbentuk sehingga pemahaman 1.
yang utuh terkait subyek penelitian dapat diproduksi.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN geologis dan proses konstruksi. Berdasarkan peta ini,
terlihat bahwa pengelompokkan yang ada cenderung
3.1 Peta Visualisasi Hasil Analisis Scientometric mengklasifikasi topik-topik berdasarkan jenis
Analisis OKM menghasilkan sebuah peta bahayanya seperti kejatuhan debris, silica aerogels dan
visualisasi yang berguna untuk memberikan gambaran alluvial deposits. Sedangkan penilaian risiko, persepsi
awal terkait konsep-konsep penting yang muncul risiko bahaya dan proses konstruksi dapat dikaitkan
berdasarkan kata kunci yang diberikan. Sebagaimana dengan identifikasi parameter-parameter penilaian
terlihat pada Gambar 2, terdapat enam risiko bahaya. Oleh karena itu, hasil analisis
pengelompokkan topik dengan penilaian atau analisis scientometric selanjutnya ditelaah lebih mendalam
risiko sebagai kluster utama diikuti oleh bahaya melalui analisis kualitatif yang dijelaskan pada sub-
bagian berikutnya.
DOI 10.22225/pd.11.1.4356.94-102
ISSN Print: 2303-2693 96
ISSN Online: 2581-2939
Vol. 11 No. 1 (Juni 2022) PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa
3.2 Pengelompokkan Jenis Bahaya Pekerjaan (2010) mengidentifikasi potensi bahaya pada saat
Konstruksi pengerjaan konstruksi seperti tenggelam, bahaya
Tabel 2 memperlihatkan enam jenis bahaya pada penggalian, debu, kebisingan, sengatan listrik, ledakan,
pekerjaan konstruksi, yaitu bahaya fisik, bahaya pembakaran, dan temperatur ekstrim yang kerap
biologis, bahaya kimiawi, bahaya teknologi, bahaya dialami oleh para pekerja konstruksi di lapangan. Oleh
psikososial, dan kombinasi bahaya. Jenis bahaya yang karena pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus
paling umum dan sering terjadi adalah bahaya fisik dilakukan on-site (contohnya pekerjaan struktur bawah
yang mencakup setidaknya 15 identifikasi bahaya. dan struktur atas), paparan sinar matahari dapat
Ketidakaktifan fisik (physical inactivity) menjadi salah satu potensi bahaya dalam pekerjaan
dikarakteristikan dengan kurang geraknya para pekerja konstruksi (Houdmont & Madgwick, 2015; Peters et
konstruksi karena tuntutan pekerjaan. Ini umumnya al., 2016; SWA, 2011).
terjadi pada tenaga kerja ahli yang cenderung duduk Jenis bahaya kedua adalah bahaya biologis seperti
dalam kurun waktu yang lama seperti staf proyek dan bahaya wabah epidemi maupun bahaya yang
operator crane (Trost et al., 2002). Akibat dari disebabkan oleh organisme mikro lainnya. EU-OSHA
ketidakaktifan fisik dapat berupa sakit jantung, (2007a) memaparkan potensi bahaya epidemi atau
diabetes tipe II, beberapa jenis kanker, dan obesitas pandemi yang dapat menjangkiti banyak orang pada
(Colditz, 1999; Zhang et al., 2004). Selain itu, satu waktu yang cepat. Patogen seperti SARS (severe
ketidakaktifan fisik juga sering diasosiasikan dengan acute respiratory syndrome), Ebola, dan COVID-19
peningkatan keluhan atau gangguan musculoskeletal (coronavirus disease) dapat dengan mudah mewabah
seperti sakit leher, bahu, dan punggung (Bodhare et al., pada proyek-proyek konstruksi yang padat karya.
2011; Chen et al., 2006). Selain itu, organisme mikro seperti bakteri dapat
Selain itu, Bodhare et al. (2011) juga menyebabkan penyakit pada pekerja konstruksi apabila
mengemukakan potensi bahaya fisik lain seperti postur kebersihan dan kesehatan pekerja diabaikan.
yang canggung, pengerahan tenaga berlebihan, Jenis ketiga adalah bahaya kimiawi. Emisi gas
pergerakan berulang-ulang, vibrasi dan contact stress buangan diesel kerap dikaitkan dengan kanker paru-
oleh para pekerja di lapangan. Sedangkan Nie et al. paru meskipun harus diteliti lebih lanjut (EU-OSHA,
2009). Selain itu, Houtman et al. (n.d.) turut menyorot
DOI 10.22225/pd.11.1.4356.94-102
97 ISSN Print: 2303-2693
ISSN Online: 2581-2939
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Hansen
potensi bahaya dari paparan resin epoksi, isosianat, dan maupun kombinasi. Disini, parameter penilaian bahaya
paparan langsung pada kulit pekerja konstruksi. menjadi tolok ukur penting dalam penentuan tingkat
Sedangkan Jung et al. (2018) mengidentifikasi bahaya bahaya.
dari debu silika, asap las dan cat, penggunaan nikel dan Terdapat empat parameter penilaian bahaya
asbes pada material-material konstruksi. Selain itu, dalam pekerjaan konstruksi. Pertama adalah keparahan
paparan timah dan berilium dapat mengakibatkan (severity) atau bisa juga disebut konsekuensi
permasalahan kesehatan terutama pada sistem (consequence). Hal ini merujuk pada tingkat keparahan
kardiovaskular pekerja (OSHA, 2004; OSHA, 2017). dari suatu potensi bahaya apabila terjadi. Menurut
Bahaya psikososial merupakan jenis bahaya yang Dharmapalan et al. (2015), tingkat keparahan ini diukur
mulai banyak diteliti. Proyek konstruksi yang berdasarkan biaya waktu yang hilang karena suatu
dikarakteristikkan dengan aktifitas konstruksi yang cedera. Sedangkan Hallowell & Gambatese (2007)
padat turut berdampak pada kesehatan mental dan fisik berpendapat bahwa keparahan ini dapat dinyatakan
para pekerja (Allebeck dan Mastekaasa, 2004; Eller et dalam istilah moneter atau pun istilah tingkat cedera
al., 2009; SWA, 2011). Proyek konstruksi juga bersifat (contohnya kematian, kehilangan waktu kerja, kasus
temporary dimana penyelesaian satu proyek konstruksi medis, dan lain-lain). Purohit et al. (2018) menekankan
berarti selesai pula masa kerja bagi pekerja kasar. Hal keparahan sebagai hasil dari suatu peristiwa bahaya
ini menyebabkan ketidakpastian bekerja yang dapat yang dapat berupa cedera atau gangguan pada
berdampak pada kesehatan mental pekerja (Wagenaar kesehatan, kerusakan properti dan lingkungan, atau
et al., 2012). Lebih lanjut, Bodhare et al. (2011) kombinasinya.
memaparkan potensi bahaya akibat pekerjaan yang Parameter kedua adalah peluang (probability)
monoton, ketidakpuasan bekerja, kurangnya kendali atau kemungkinan (likelihood). Hal ini merujuk pada
terhadap pekerjaan, dan kurangnya dukungan sosial tingkat kemungkinan suatu kejadian bahaya dapat
terhadap gangguan muskuloskeletal para pekerja. terjadi (Hallowell & Gambatese, 2007). Purohit et al.
Penelitian terbaru menunjukkan potensi bahaya (2018) membedakan peluang sebagai suatu peristiwa
teknologi yaitu penggunaan nanomaterial (engineered yang mungkin terjadi dalam periode tertentu atau
nanomaterials/ENMs) dalam pekerjaan konstruksi, dalam keadaan tertentu, sedangkan kemungkinan
utamanya nanopartikel titanium dioxide (TiO2), zinc sebagai probabilitas kerugian ketika terdapat tindakan
oxide (ZnO), aluminium oxide (Al2O3), dan perak atau kondisi sub-standar. Okoye (2018) membagi
(Ag). Material ini dapat ditemukan pada kaca jendela, tingkat probabilitas ini ke dalam lima kelompok yaitu
insulasi, beton dan bahan pelapis. Karena ukurannya jarang, kecil, kadang-kadang, sering, dan hampir pasti
yang kecil, ENMs ini dapat masuk ke dalam tubuh terjadi.
melalui kulit, sistem pernapasan atau sistem Parameter ketiga adalah frekuensi (frequency)
pencernaan manusia. ENMs ini dapat terakumulasi di yang kerap dikaitkan dengan probabilitas. Disini,
dalam tubuh, terutama di paru-paru, otak dan hati. frekuensi merupakan faktor penentu dalam
Akibat dari paparan ENMs ini dapat berupa menentukan suatu kemungkinan (Purohit et al., 2018).
peradangan, defisit autoimun, hingga kanker (Diaz- Frekuensi dapat dihitung sebagai tingkat cedera dan
Soler et al., 2016; IOSH, 2017). kematian tahunan berdasarkan jumlah pekerja tahunan
Jenis bahaya terakhir adalah kombinasi dimana (Dharmapalan et al., 2015). Atau sederhananya,
pekerja konstruksi dapat terpapar lebih dari satu jenis frekuensi dihitung berdasarkan jumlah kejadian bahaya
bahaya. Contohnya paparan asap rokok dan asbes dapat terjadi (Purohit et al., 2018).
meningkatkan risiko kanker paru-paru secara Terakhir adalah tingkat paparan (exposure). Para
signifikan (Carpenter et al., 2002; Erren et al., 1999). pekerja konstruksi pasti akan terpapar dari potensi
Demikian pula, kombinasi paparan kebisingan dan bahaya yang bergantung pada jenis proyek dan
toluena dapat mengakibatkan peningkatan risiko aktifitasnya. Terdapat berbagai cara untuk menilai dan
ketulian daripada paparan hanya salah satu jenis menyatakan tingkat paparan ini. Sebagai contoh,
bahaya (Houtman et al., n.d.; Morata & Campo, 2002). Dharmapalan et al. (2015) menggambarkan tingkat
paparan per responden pekerja selama 30% waktu
3.3 Parameter Penilaian Bahaya Pekerjaan pekerjaan bekisting, 10% untuk pekerjaan pengecoran,
Konstruksi dan seterusnya. SWA (2015) memberikan beberapa
Secara umum, penilaian bahaya dilakukan cara penilaian tingkat paparan untuk masing-masing
berdasarkan tingkat kategori bahaya. Pengelompokkan bahaya, yaitu paparan radiasi matahari (dengan
kategori ini dapat menyesuaikan pada sistem penilaian pertanyaan), pekerjaan basah (dengan frekuensi),
tingkat risiko bahaya oleh masing-masing organisasi. kebisingan (dengan pertanyaan), vibrasi (dengan
Contohnya bahaya tingkat minor, mayor, kritis, dan pertanyaan), bahaya biologis (dengan pertanyaan),
bencana; atau bahaya tingkat risiko rendah, sedang, tuntutan pekerjaan (dengan frekuensi), dan bahaya
tinggi, dan sangat tinggi. Penilaian risiko bahaya ini kimiawi (dengan pertanyaan).
juga dapat dilakukan secara kualitatif, kuantitatif,
DOI 10.22225/pd.11.1.4356.94-102
ISSN Print: 2303-2693 98
ISSN Online: 2581-2939
Vol. 11 No. 1 (Juni 2022) PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa
DOI 10.22225/pd.11.1.4356.94-102
99 ISSN Print: 2303-2693
ISSN Online: 2581-2939
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Hansen
DOI 10.22225/pd.11.1.4356.94-102
ISSN Print: 2303-2693 100
ISSN Online: 2581-2939
Vol. 11 No. 1 (Juni 2022) PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa
Jannadi, O. A., & Almishari, S. (2003). Risk assessment in Pietroforte, R., & Stefani, T. P. (2004). ASCE journal of
construction. Journal of Construction Engineering and construction engineering and management: Review of the
Management, 129(5), 492-500. years 1983-2000. Journal of Construction Engineering
Jin, R., Zuo, J., & Hong, J. (2019). Scientometric Review of and Management, 130(3), 440-448.
Articles Published in ASCE’s Journal of Construction Purohit, D. P., Siddiqui, N. A., Nandan, A., & Yadav, B. P.
Engineering and Management from 2000 to 2018. Journal (2018). Hazard Identification and Risk Assessment in
of Construction Engineering and Management, 145(8), Construction Industry. International Journal of Applied
06019001. Engineering Research, 13(10), 7639-7667.
Jung, J. K. H., Feinstein, S. G., Lazgare, L. P., Macleod, J. S., Rajendran, S., &Gambatese, J. (2009). Development and initial
Arrandale, V. H., McLeod, C. B., Peter, A., & Demers, P. validation of sustainable construction safety and health
A. (2018). Examining lung cancer risks across different rating system. Journal of Construction Engineering and
industries and occupations in Ontario, Canada: the Management, 135(10), 1067-1075.
establishment of the Occupational Disease Surveillance Rozenfield, O., Sacks, R., Rosenfeld, Y., & Baum, H. (2010).
System. Occupational and Environmental Medicine, 75, Construction job safety analysis. Safety Science, 48(4),
545-552. 491–498.
Kinney, G. F., &Wiruth, A. D. (1976). Practical risk analysis Sharp, D. S., Perkins, C., Samuels, S. J., Rosenberg, J., &
for safety management (No. NWC-TP-5865). Naval Rudolph, L. (1991). Lead Use in California Industry: Its
Weapons Center China Lake Ca. Prevalence and Health Implications. American Industrial
Kraker, P., Schramm, M., & Kittel, C. (2020). Open Knowledge Hygiene Association Journal, 52(10), 409-416.
Maps: A Visual Interface to the World’s Scientific Spielholz, P., Davis, G., & Griffith, J. (2006). Physical Risk
Knowledge. https://elifesciences.org/labs/ef274c83/open- Factors and Controls for Musculoskeletal Disorders in
knowledge-maps-a-visual-interface-to-the-world-s- Construction Trades. Journal of Construction Engineering
scientific-knowledge and Management, 132(10), 1059-1068.
Le, Y., Shan, M., Chan, A. P., & Hu, Y. (2014). Overview of SWA (Safe Work Australia). (2011). How to manage work
corruption research in construction. Journal of health and safety risks - Code of Practice.
Management in Engineering, 30(4), 02514001. https://www.safeworkaustralia.gov.au/system/files/docu
Martens, M. F. J., Nijhuis, F. J. N., van Boxtel, M. P. J., & ments/1702/how_to_manage_whs_risks.pdf
Knottnerus, J. A. (1999). Flexible Work Schedules and SWA (Safe Work Australia). (2015). Work Health and Safety
Mental and Physical Health. A Study of a Working Perceptions: Construction Industry.
Population with Non-Traditional Working Hours. Journal https://www.safeworkaustralia.gov.au/system/files/docu
of Organizational Behavior, 20(1), 35-46. ments/1702/whs-perceptions-construction-industry.pdf
Morata, T. C., &Campo, P. (2002). Ototoxic effects of styrene Thiermann, A. (2004). Emerging diseases and implications for
alone or in concert with other agents: A review. Noise global trade. Revue scientifique et technique, 23(2), 701-
Health, 4(14), 15-24. 708.
Netterstrom, B., Conrad, N., Bech, P., Fink, P., Olsen, O., Torraco, R. J. (2005). Writing integrative literature reviews:
Rugulies, R., & Stansfeld, S. (2008). The relation between Guidelines and examples. Human Resource Development
work-related psychosocial factors and the development of Review, 4(3), 356-367.
depression. Epidemiologic Reviews, 30, 118-132. Trost, S. G., Owen, N., Bauman, A. E., Sallis, J. F., & Brown,
Nie, M., Li, Y. G., Wanng, X. H., Yu, J. Y., & Yi, S. (2010). W. (2002). Correlates of adults participation in physical
Assessment of Hazards in the Construction of activity: review and update. Medicine and Science in
Mountainous Expressway: MLES Approach. In ICCTP Sports and Exercise, 34, 1996-2001.
2010: Integrated Transportation Systems - Green, Urrohmah, D. S., & Riandadari, D. (2019). Identifikasi Bahaya
Intelligent, Reliable. ASCE, 3780-3787. dengan Metode Hazard Identification, Risk Assessment
Okoye, P. U. (2018). Occupational Health and Safety Risk and Risk Control (HIRARC) dalam Upaya Memperkecil
Levels of Building Construction Trades in Nigeria. Kecelakaan Kerja di PT. PAL Indonesia. Jurnal
Construction Economics and Building, 18(2), 92-109. Pendidikan Teknik Mesin, 8(1), 34-40.
OSHA. (2002). Asbestos Standard for the Construction Van Broekhuizen, P., Van Broekhuizen, F., Cornelissen, R., &
Industry. Reijnders, L. (2011). Use of nanomaterials in the
https://www.osha.gov/Publications/OSHA3096/3096.htm European construction industry and some occupational
l health aspects thereof. Journal of Nanoparticle Research,
OSHA. (2004). Lead in Construction. 13(2), 447-462.
https://www.osha.gov/Publications/osha3142.pdf Vitharana, V. H. P., De Silva, G. H. M. J. S., & De Silva, S.
OSHA. (2011). Worker Safety Series: Protecting Yourself from (2015). Health Hazards, Risk and Safety Practices in
Noise in Construction. Construction Sites - A Review Study. Engineer,
https://www.osha.gov/Publications/3498noise-in- XLVIII(3), 35-44.
construction-pocket-guide.pdf Wagenaar, A. F., Kompier, M. A. J., Houtman, I. L. D., Van den
OSHA. (2017). OSHA's 2017 Proposed Rule on Occupational Bossche, S., Smulders, P., & Taris, T. W. (2012). Can
Exposure to Beryllium and Beryllium Compounds in labour contract differences in health and in work-related
Construction and Shipyard Sectors. attitudes be explained by quality of working life and job
https://www.osha.gov/beryllium/nprm_sectors/index.htm insecurity?. International Archives of Occupational and
l Environmental Health, 85, 763-773.
Park, H., Park, H. D., & Jang, J. K. (2016). Exposure Whiteoak, J. W., & Mohamed, S. (2016). Employee
Characteristics of Construction Painters to Organic engagement, boredom and frontline construction workers
Solvents. Safety and Health at Work, 7, 63-71. feeling safe in their workplace. Accident Analysis and
Peters, C. E., Koehoorn, M. W., Demers, P. A., Nicol, A. M., & Prevention, 93, 291-298.
Kalia, S. (2016). Outdoor Workers' Use of Sun Protection Zhang, M., Xie, X., Lee, A. H., & Binns, C. W. (2004).
at Work and Leisure. Safety and Health at Work, 7, 208- Sedentary behaviours and epithelial ovarian cancer risk.
212. Cancer Causes and Control, 15(1), 83-89.
DOI 10.22225/pd.11.1.4356.94-102
101 ISSN Print: 2303-2693
ISSN Online: 2581-2939
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Hansen
Zhao, D., McCoy A. P., Kleiner, B. M., Du, J., & Smith-Jackson,
T. L. (2015). “ecision-Making Chains in Electrical Safety
for Construction Workers. Journal of Construction
Engineering and Management, 142(1), 04015055.
DOI 10.22225/pd.11.1.4356.94-102
ISSN Print: 2303-2693 102
ISSN Online: 2581-2939