Perancangan Enterprise Architecture Pros 914b2127
Perancangan Enterprise Architecture Pros 914b2127
Naskah diterima tanggal 18 September 2014, direvisi tanggal 22 Oktober 2014, disetujui tanggal 11 November 2014
Abstract
One of the components of enterprise architecture (EA) is information architecture (IA), which has three elements, those are
people, process, and technology. The research was conducted using the variables on the process elements involving people
and technology elements. This research discusses the designing of information architecture model of vocational training
process at the Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri (BBPLKDN) Bandung. Stages of the research
are using qualitative approach method. COBIT 5 and TOGAF framework are used as the references during the analysis
and designing. The analysis tool used is the consolidation of BSC and CSF. Validation of the research result is done by
triangulation method to the theory, vocational training regulatory/policy, and the BBPLKDN Bandung need. The conclusion
from this research is that the information architecture model of vocational training process in BBPLKDN Bandung is affected
by elements of people, process, and technology in the scope of enterprise architecture, with reference to the results of BSC
and CSF consolidation.
Abstrak
Salah satu komponen enterprise architecture (EA) adalah arsitektur informasi (AI), yang memiliki tiga elemen, yaitu people,
process, dan technology. Penelitian dilakukan menggunakan variabel-variabel pada elemen process dengan melibatkan elemen
people dan technology. Penelitian ini membahas perancangan model arsitektur informasi proses pelatihan kerja di Balai
Besar Pengembangan Latihan Kerja Dalam Negeri (BBPLKDN) Bandung. Tahapan penelitian menggunakan pendekatan
qualitative method. COBIT 5 dan framework TOGAF digunakan sebagai acuan pada saat analisis dan perancangan. Alat
bantu analisis yang digunakan adalah konsolidasi BSC dan CSF. Validasi hasil rancangan penelitian ini dilakukan dengan
metode triangulasi terhadap teori, regulasi/kebijakan pelatihan kerja, dan kebutuhan BBPLKDN Bandung. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah bahwa model arsitektur informasi proses pelatihan kerja di BBPLKDN Bandung dipengaruhi unsur atau
elemen people, process, dan technology dalam kerangka enterprise architecture dengan mengacu pada hasil konsolidasi BSC
dan CSF.
169
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
170
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
struktur sehingga tercapai keselarasan tujuan pengelolaan informasi pelatihan kerja; dan
TI dan bisnis. Perancangan model AI tersebut studi kasus dibatasi pada perancangan model AI
dilakukan dalam kerangka EA dengan proses pelatihan kerja dengan sistem pelatihan
memperhatikan elemen people, process, dan berbasis kompetensi (PBK) di BBPLKDN
technology yang berperan dalam pengelolaan Bandung sebagai BLK milik pemerintah.
informasi pelatihan kerja. Dalam penelitian ini landasan konseptual
Berdasarkan kondisi tersebut, yang digunakan adalah Enterprise Architecture
pertanyaan yang muncul pada penelitian ini (EA) dan Arsitektur Informasi (AI). Enterprise
adalah apakah pengelolaan informasi pelatihan Architecture (EA), diposisikan sebagai
kerja di BBPLKDN Bandung dapat mendorong instrumen untuk mengartikulasikan arah masa
perancangan model AI dalam kerangka EA depan perusahaan, sebagai koordinasi dan
untuk mencapai keselarasan tujuan TI dan mekanisme kemudi terhadap transformasi
bisnis. Sedangkan hipotesis yang mendukung aktual suatu enterprise [D.Greefhorst and
pertanyaan penelitian tersebut adalah model AI E. Proper, 2011]. Dalam mengartikulasikan
proses pelatihan kerja dihasilkan dari analisis arah masa depan suatu enterprise, pendekatan
elemen people dan process menggunakan RACI multiperspektif yang merupakan tipikal EA
chart, dan elemen technology dapat diidentifikasi memungkinkan tercapainya kohesi organisasi
menggunakan framework TOGAF. dan integrasi.
Penelitian dibatasi pada perancangan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
metamodel AI menggunakan tahapan dilakukan Sembiring dkk [J. Sembiring, E.
kebutuhan perancangan AI pada framework T. Nuryatno, & Y. S. Gondokaryono, 2011],
TOGAF; perancangan model AI dalam lingkup terdapat empat komponen utama EA yang
EA dengan memperhatikan elemen people, terdiri dari (Gambar 1): arsitektur informasi,
process, dan technology yang berperan dalam arsitektur organisasi TI, arsitektur proses
bisnis, dan arsitektur TI.
171
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
172
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
173
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
Pada aspek pengelolaan Informasi, data dan memelihara informasi (Ward & Peppard,
adalah sebuah fakta atau pengamatan yang 2002). Oleh karena itu, pengelolaan informasi
merupakan bahan baku sebuah informasi. dapat diartikan sebagai suatu proses yang
Sedangkan informasi digambarkan sebagai terdiri dari mendefinisikan, mengumpulkan,
data yang telah diberikan makna tertentu. mengorganisir, memproses, dan memelihara
Dalam pengelolaannya, dimaksudkan untuk informasi.
mewujudkan kebijakan, ketentuan organisasi Informasi yang berkualitas adalah
dan seperangkat kegiatan komprehensif yang informasi yang memiliki sekumpulan
terkait dengan pengembangan dan pengelolaan informasi yang benar, tersedia pada waktunya,
sumber daya informasi (Ward & Peppard, digunakan oleh orang yang tepat untuk
2002). Efektivitas pengelolaan informasi mengambil keputusan, menjalankan bisnis,
bergantung pada pelaksanaan kebijakan yang melayani pelanggan, dan mencapai tujuan
koheren dengan tujuan untuk memberikan organisasi (McGilvray, 2008). Keputusan dan
informasi yang relevan dan cukup berkualitas, aksi bisnis yang efektif hanya dapat dihasilkan
akurasi dan tepat waktu dengan biaya yang dari informasi yang berkualitas.
tepat, bersama-sama dengan fasilitas akses
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna yang COBIT 5 mendeskripsikan kriteria
berwenang. informasi yang berkualitas menjadi tujuh aspek
utama, yaitu (ISACA, Cobit 5, 2012) :
Sasaran utama dari pengelolaan
informasi adalah untuk memenuhi permintaan 1. effectiveness, berarti bahwa informasi
akan informasi, sehingga dapat memberikan yang dihasilkan relevan dan dapat
nilai bagi bisnis. Permintaan ini berupa memenuhi kebutuhan proses bisnis
informasi apa saja yang dibutuhkan dalam terkait serta tersedia secara tepat waktu,
sebuah aplikasi, serta berupa akses informasi akurat, konsisten dan dapat dengan
dan pelayanan atas penyampaian dari informasi mudah digunakan;
tersebut yang dibutuhkan oleh pengguna. Nilai 2. efficiency, berarti bahwa penyediaan
bisnis dapat diperoleh dengan : informasi melalui penggunaan sumber
1. pengambilan keputusan yang tepat; daya secara optimal (produktif dan
ekonomis);
2. peningkatan efektivitas proses dan hasil;
3. penyediaan informasi kinerja yang tepat 3. confidentiality, yaitu perlindungan
waktu dan terfokus; keamanan terhadap informasi yang
bersifat rahasia, terutama dari pihak-
4. pemeliharaan memori organisasi; pihak yang tidak berhak mengetahuinya;
5. peningkatan produktivitas dan efektivitas
4. integrity, berhubungan dengan ketepatan
manajer dan staf.
dan kelengkapan informasi;
Pengelolaan informasi erat 5. availability, berarti bahwa informasi
kaitannya dengan bagaimana mengartikan, tersedia ketika dibutuhkan oleh proses
mengumpulkan, mengorganisir, memroses, bisnis saat ini dan di masa yang akan
mengomunikasikan, dan menggunakan datang;
informasi. Strassmann memandang bahwa
pengelolaan informasi adalah suatu proses. 6. compliance, berarti bahwa
Sedangkan Marchand et al. memandang informasi yang dimiliki harus dapat
bahwa dalam praktik pengelolaan informasi dipertanggungjawabkan kebenarannya
merupakan siklus penggunaan informasi dan mengacu pada hukum maupun
secara efektif, yaitu mendefinisikan, regulasi yang berlaku, termasuk
mengumpulkan, mengorganisir, memroses mengikuti standar nasional atau
internasional yang ada;
174
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
175
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
Dari Gambar 3 data alur ketenagakerjaan adalah BBPLKDN Bandung [Master Plan
berikut ini, terlihat bahwa aplikasi pada Sistem Informasi Ketenagakerjaan dan
proses pelatihan ini berada di lingkungan Ketransmigrasian 2008-2012, 2008]. Tetapi
lembaga pelatihan atau disebut dengan BLK aplikasi pada proses pelatihan ini belum dapat
yang bernaung di bawah unit kerja Direktorat direalisasikan di BBPLKDN Bandung.
Jenderal (Ditjen) Binalattas, salah satunya
Pada penelitian ini, dibatasi pada value penyelenggaraan pelatihan di berbagai bidang,
chain pelatihan yang merupakan proses inti sektor, instansi dan penyelenggaraan pelatihan
dari proses bisnis yang berjalan di BBPLKDN dalam melakukan kegiatannya sehingga tujuan
Bandung. pelatihan nasional dapat dicapai secara efisien
Dalam melihat Sistem Pelatihan Kerja dan efektif.
Nasional, regulasi terkait adalah Peraturan Pelatihan kerja merupakan keseluruhan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 kegiatan untuk memberi, memperoleh,
Tahun 2006 yang memuat tentang Sistem meningkatkan, serta pengembangan
Pelatihan Kerja Nasional (Sislatkernas) kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
[Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2006 sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan
tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional, dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang
2012]. Dalam peraturan pemerintah tersebut dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Oleh
dinyatakan bahwa Sistem Pelatihan Kerja karena itu, pelatihan kerja merupakan salah
Nasional merupakan panduan arah kebijakan satu jalur untuk meningkatkan kualitas serta
umum bagi terselenggaranya pelatihan mengembangkan karir tenaga kerja.
secara terarah, sistematis, dan sinergis dalam
176
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
177
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
Menurut Ward and Peppard (Ward & Penentuan CSF hanya dapat dilakukan
Peppard, 2002), CSF adalah teknik yang apabila objectives sudah diidentifikasi. Tahap
populer dan banyak digunakan tidak hanya pertama adalah mengidentifikasi CSF terhadap
untuk pengembangan strategi TI, tetapi juga masing-masing objectives, tahap selanjutnya
untuk pengembangan strategi bisnis. CSF adalah mengkonsolidasikan objectives tersebut,
dapat digunakan untuk tujuan interpretasi seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.
tujuan bisnis (Business Objectives) dalam
menentukan action yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan bisnisnya.
178
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
Keluaran dari analisis BSC dan analisis dapat menganalisis kebutuhan SI dari strategi
CSF dapat dikombinasikan untuk mendapatkan bisnis saat ini. Hal ini berkembang dari adanya
kebutuhan Sistem Informasi yang lebih hubungan antara data, informasi dan hasil bisnis
komprehensif. BSC menghubungkan measures yang diilustrasikan ke dalam sebuah model
dengan business objectives, sedangkan analisis yang disebut dengan model DIKAR (Data,
CSF mengidentifikasi apa yang kritis untuk Information, Knowledge, Action, Results) dari
mencapai hasil yang diinginkan. Dengan Venkatraman (Gambar 7).
mengkonsolidasi BSC dan CSF bersama-sama,
179
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
Gambar 9. Knowledge Claims, Strategy of Inquiry, dan Metode yang Mendasari Pendekatan dan Proses
Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, digunakan metode desain, validasi, dan evaluasi. Kerangka kerja
penelitian kualitatif yang terdiri dari beberapa penelitian dideskripsikan seperti pada Gambar
tahapan. Pada penelitian ini, dibagi lima 10 berikut ini.
tahapan kerja yaitu tahapan diagnosis, analisis,
180
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
Kerangka kerja penelitian ini terdiri dari berperan atas informasi pelatihan kerja
tahapan-tahapan metode penelitian yang secara menggunakan tabel RACI. Selain itu,
kualitatif dilakukan dan dibagi menjadi lima ditentukan juga pihak yang berperan
tahapan kerja seperti berikut ini. mulai dari pengumpulan sampai
dengan diseminasi data terhadap proses
1. Diagnosis
yang berlangsung tersebut (collect,
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi processing, store, use, disseminate).
terhadap masalah yang terjadi di Setelah itu, menganalisis layanan dari
BBPLKDN Bandung sebagai salah elemen technology menggunakan
satu organisasi pemerintah yang framework TOGAF. Kemudian
menyelenggarakan pelatihan kerja, dilakukan perancangan building block
termasuk faktor-faktor yang terkait dan metamodel menggunakan framework
sehingga dapat dilakukan penelitian TOGAF, sehingga dapat dirancang
terhadapnya. Sebagai tindak lanjutnya, model AI proses pelatihan kerja.
diperlukan studi literatur untuk 4. Validasi
mengembangkan suatu solusi pemecahan
Tahapan validasi ini dilakukan dengan
masalah yang terjadi.
model triangulasi terhadap teori, regulasi/
2. Analisis kebijakan pelatihan kerja, dan kebutuhan
Pada tahapan ini, dilakukan pengumpulan organisasi BBPLKDN Bandung.
data dan mengidentifikasinya sebagai 5. Evaluasi
langkah awal untuk menganalisis kondisi
Tahapan terakhir yang dilakukan adalah
internal organisasi. Analisis internal
dengan mengambil kesimpulan dari
organisasi saat ini (as-is) akan dilakukan
penelitian yang telah dilakukan, serta
menggunakan analisis value chain.
memberikan saran untuk penelitian
Selain itu, dilakukan juga asesmen
selanjutnya.
terhadap kondisi EA menggunakan
COBIT 5 Self-assessment pada proses
APO3, yaitu pengelolaan EA. Adapun
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengetahui kebutuhan target Pada penelitian ini, dibatasi pada value
atau yang akan datang (to-be), akan chain pelatihan yang merupakan proses inti
dilakukan analisis menggunakan analisis dari proses bisnis yang berjalan di BBPLKDN
konsolidasi BSC dan CSF. Bandung saat ini. Secara rinci, pelayanan
3. Desain pelatihan kerja yang diberikan untuk
Sebelum memulai perancangan, akan masyarakat dapat dilihat pada value chain pada
ditentukan siapa saja pihak yang Gambar 11.
181
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
Gambar 12. Diagram Organisasi yang Memfokuskan pada Value Chain Pelatihan Kerja
182
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
Gambar 13. Fungsi Bisnis dan Layanannya pada Value Chain Pelatihan Kerja di BBPLKDN
1. Penataan dan pengembangan Kasie Program dan Penyusunan - Penyusunan rencana program
pengelolaan pelatihan kerja dan Pengembangan Program dan pelatihan kerja
sumber daya pelatihan kerja(software, pengembangan - Penyusunan kebutuhan sumber
hardware, dan brainware) pelatihan daya pelatihan kerja
2. Sosialisasi informasi pelatihan kerja Kasie Pemberdayaan Pengella sistem Penyediaan informasi pelaksanaan
kepada masyarakat Pelatihan rekrutmen peserta program pelatihan kerja dan
pelatihan persyaratannya mengikuti pelatihan
terkait.
3. Rekrutmen peserta pelatihan kerja Kasie Pemberdayaan Pengelola calon Penerimaan peserta pelatihan kerja
Pelatihan peserta pelatihan
4. Orientasi peserta pelatihan kerja Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Penyelenggaraan pelatihan kerja
Pelatihan pelatihan kerja berbasis kompetensi
183
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
5. Mengidentifikasi penyebab atas Kasie Pemberdayaan Promosi pelatihan Pelayanan informasi pelatihan kepada
keterlambatan jawaban Pelatihan kerja masyarakat
6. Menginformasikan kepada pelanggan Kasie Pemberdayaan Promosi pelatihan Pelayanan informasi pelatihan kepada
tentang masalah yang berkembang Pelatihan masyarakat
7. Menelusuri setiap pertanyaan Kasie Pemberdayaan Promosi pelatihan Pelayanan informasi pelatihan kepada
pelanggan dan progresnya setiap hari Pelatihan masyarakat
8. Melakukan benchmarking dengan Kasie Evaluasi dan Evaluasi layanan Evaluasi layanan pelatihan kerja
lembaga pelatihan lain Pelaporan pelatihan terhadap penerima layanan pelanggan
9. Evaluasi dan monitoring layanan Kasie Evaluasi dan Evaluasi layanan Evaluasi layanan pelatihan kerja
terhadap pelanggan Pelaporan pelatihan terhadap penerima layanan pelanggan
10.. Penetapan paket pelatihan kerja yang Kasie Program dan Penyusunan Penyusunan rencana program
akan diselenggarakan berdasarkan Pengembangan program dan pelatihan kerja
DIPA pengembangan
pelatihan
11. Penyusunan program pelatihan kerja Kasie Program dan Penyusunan Penyusunan program pelatihan kerja
Pengembangan program dan
pengembangan
pelatihan
12. Pembuatan jadwal dan durasi pelatihan Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Pengelolaan administrasi
untuk setiap program pelatihan kerja Pelatihan pelatihan kerja penyelenggaraan pelatihan kerja
13. Sosialisasi paket dan program pelatihan Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Penyebaran informasi
kerja yang akan diselenggarakan Pelatihan pelatihan kerja penyelenggaraan program pelatihan
kerja kepada pihak internal
15. Pembaruan dan pengolahan data digital Kasie Pemberdayaan Pengelola lulusan Pengelolaan administrasi dan lulusan
lulusan pelatihan kerja Pelatihan pelatihan kerja pelatihan kerja
16. Sidang kelulusan peserta pelatihan Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Penyebaran informasi sidang
kerja Pelatihan pelatihan kerja kelulusan peserta pelatihan kerja
kepada pihak internal
Pengelolaan administrasi sertifikasi
peserta pelatihan kerja
18. Perbaikan proses penyelenggaraan Kasie Penyelenggaraan Penyelenggara Penyelenggaraan pelatihan kerja
pelatihan kerja Pelatihan pelatihan kerja
19. Perawatan renovasi sarana prasarana Kasubbag Kepegawaian Penyiapan Pengelolaan sarana dan prasarana
dan fasilitas pelatihan kerja dan Umum perlengkapan pelatihan
pelatihan
20. Penyusunan materi pembelajaran Kasie Program dan Penyusunan Penyusunan media pembelajaran
dengan metode yang interaktif dan Pengembangan program dan Penyusunan program pelatihan kerja
berbasis kompetensi pengembangan
pelatihan
21. Penyusunan materi pembelajaran Kasie Program dan Penyusunan Penyusunan media pembelajaran
dengan memperhatikan faktor sikap, Pengembangan program dan Penyusunan program pelatihan kerja
pengetahuan, dan keterampilan pengembangan
pelatihan
184
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
22. Penyusunan materi pembelajaran Kasie Program dan Penyusunan Penyusunan media pembelajaran
dengan menggunakan fasilitas Pengembangan program dan Penyusunan program pelatihan kerja
pelatihan yang mirip dengan yang pengembangan
digunakan di industri/ perusahaan pelatihan
28. Evaluasi pelaksanaan kegiatan Kasie Evaluasi dan Evaluasi layanan Evaluasi layanan pelatihan kerja
Penyelenggaraan pelatihan kerja Pelaporan pelatihan terhadap penerima layanan/ pelanggan
29. Koordinasi dan monitoring pembinaan Kasie Pemberdayaan Pemberdayaan Pembinaan tenaga kepelatihan/
tenaga kepelatihan/ instruktur Pelatihan tenaga kepelatihan/ instruktur
instruktur
30. Penilaian Daftar Usulan Penilaian Kasubbag Kepegawaian Pelaksana urusan Penilaian DUPAK jabatan fungsional
Angka Kredit (DUPAK) jabatan dan Umum kepegawaian tenaga kepelatihan/ instruktur
fungsional tenaga kepelatihan/
instruktur secara online
31. Koordinasi antara industri dan lembaga Kasie Pemberdayaan Pemberdayaan Kerja sama kelembagaan
pelatihan terkait kompetensi tenaga Pelatihan lulusan pelatihan
kerja
32. Penyusunan program pelatihan kerja Kasie Program dan Penyusunan Penyusunan program pelatihan
sesuai kebutuhan pasar Pengembangan program dan
pengembangan
pelatihan
33. Validasi modul dengan menghadirkan Kasie Program dan Penyusun program Penyusunan media pembelajaran
pihak industri Pengembangan dan pengembangan
pelatihan
34. Pelatihan penyusunan program Kasie Program dan Penyusun program Penyusunan program pelatihan kerja
pelatihan dan modul Pengembangan dan pengembangan Penyusunan media pembelajaran
pelatihan
35. Pengelolaan usulan kompetensi tenaga Kasie Program dan Penyusun program Penyusunan kebutuhan pelatihan akan
kerja sesuai kebutuhan Pengembangan dan pengembangan kompetensi tenaga kerja (SKKNI)
pelatihan
36. Evaluasi kesesuaian SKKNI dengan Kasie Program dan Penyusun program Penyusunan kebutuhan pelatihan akan
program pelatihan kerja Pengembangan dan pengembangan kompetensi tenaga kerja (SKKNI)
pelatihan
185
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
Hasil analisis layanan bisnis pada perlu dilakukan analisis aktor yang terlibat
pengelolaan pelatihan kerja, diperoleh layanan dalam layanan bisnis (elemen people)
bisnis yang dapat direalisasikan pada teknologi dan proses yang dijalankannya (elemen
atau diotomatisasi, yaitu: process), serta layanan SI apa saja yang dapat
1. Penerimaan peserta pelatihan kerja; merealisasikan layanan bisnis tersebut (elemen
technology).
2. Pengelolaan administrasi
penyelenggaraan pelatihan kerja; Berdasarkan hasil analisis pengelolaan
informasi pelatihan kerja dan analisis
3. Evaluasi layanan pelatihan kerja terhadap kebutuhan perancangan AI menggunakan
penerima layanan/pelanggan; framework TOGAF, berikut adalah kesimpulan
4. Sertifikasi pelatihan kerja. hasil analisis kebutuhan perancangan AI yang
Setelah menentukan layanan bisnis telah disesuaikan dengan kebutuhannya pada
yang dapat diotomatisasi, untuk dilakukan pengelolaan informasi pelatihan kerja di
perancangan AI proses pelatihan kerja maka BBPLKDN Bandung.
Kebutuhan Komponen
Tulisan yang dicetak tebal pada Tabel Menurut framework TOGAF (TOGAF,
2 merupakan enhancement yang disesuaikan 2009), building block adalah salah satu tipe
dengan kebutuhan pengelolaan informasi dari keluaran yang terkait dengan arsitektur
pelatihan kerja di BBPLKDN Bandung (belum mewakili sebuah komponen bisnis, TI,
ada di framework TOGAF). atau architectural capability, yang dapat
dikombinasikan dengan building block lainnya
186
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
untuk memberikan arsitektur dan solusi-solusi. BBPLKDN Bandung. Blok-blok pada gambar
AI merupakan salah satu komponen EA yang diperoleh dari hasil analisis terhadap kebutuhan
menggambarkan elemen-elemennya sebagai perancangan AI menggunakan framework
kebutuhan. Elemen AI terdiri dari people, TOGAF dengan adanya enhancement karena
process, dan technology. framework TOGAF tidak mengakomodir hal
Gambar 14 berikut ini merupakan tersebut [J. Sembiring, E. T. Nuryatno, & Y. S.
building block dari AI proses pelatihan kerja di Gondokaryono, 2011] [TOGAF, 2009] .
187
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
188
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
yang merupakan bagian dari proses memperhatikan elemen proses, yaitu proses
pengelolaan data itu sendiri, yaitu : pengelolaan informasi pelatihan kerja mulai
a Entitas data Penyelenggaraan dari collect, processing, store, use sampai
Pelatihan dengan disseminate; elemen orang sebagai
- Penyelenggaraan Pelatihan pengelola informasi; dan elemen teknologi
atau layanannya [J. Sembiring, E. T. Nuryatno,
- Sertifikasi Pelatihan Kerja & Y. S. Gondokaryono, 2011].
b. Entitas data Pemberdayaan Pelatihan
Selanjutnya adalah merancang struktur
- Rekrutmen Peserta Pelatihan tersebut, yaitu model AI proses pelatihan
c. Entitas data Evaluasi dan Pelaporan kerja di BBPLKDN Bandung dengan
- Evaluasi Layanan Pelatihan memperhatikan elemen process, yaitu proses
pengelolaan informasi pelatihan kerja,
Setelah dibuat metamodel AI target,
elemen people sebagai pengelola informasi,
selanjutnya adalah merancang model AI.
dan elemen technology yaitu layanannya
Berikut adalah katalog metamodel AI target
yang disediakan untuk mengelola informasi
proses pelatihan kerja, yang digambarkan
tersebut. Berikut adalah rancangan model AI
dalam rancangan model AI proses pelatihan
pada proses pelatihan kerja.
kerja di BBPLKDN Bandung dengan
189
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
190
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
191
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
192
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
193
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
Kebutuhan BBPLKDN
Bandung
Teori Regulasi/kebijakan
pelatihan kerja
194
Perancangan Enterprise Architecture Proses Pelatihan Kerja
Dewi Herawati dan Yudi Satria Gondokaryono
Kemnakertrans RI. (2008). Master Plan Surendro, K. (2009). Pengembangan rencana induk
Sistem Informasi Ketenagakerjaan dan sistem informasi. Bandung: Informatika
Ketransmigrasian 2008-2012, Jakarta. Bandung.
McGilvray, D. (2008). Executing data quality TOGAF. (2009). The open group architecture
projects: ten steps to quality data and trusted framework version 9: evaluation copy. The
information. Morgan Kaufmann. Open Group.
Kemnakertrans RI. (2012). Peraturan Pemerintah Turban, et. al. (2007). Information technology for
No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan management: transforming organization in
Kerja Nasional. Retrieved from Peraturan the digital economy (6th Edition ed.). New
Pemerintah No. 31 Tahun 2006 tentang York: John Wiley & Sons. Inc.
Sistem Pelatihan Kerja Nasional. Diakses Ward, J., & Peppard, J. (2002). Strategic planning
pada tanggal 15 Februari 2012. Available: for information system (3rd ed.). Cranfield,
http://ngada.org/pp31-2006.htm: http:// Bedfordshire, UK: John Wiley & Sons Ltd.
ngada.org/pp31-2006.htm
BBPLKDN. (2008). Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Tahun 2011-2015 Badan Layanan Umum
(BLU) Balai Besar Pengembangan Latihan
Kerja Dalam Negeri, Bandung.
195
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Vol. 5 No. 2 November 2014 Hal.: 169-196
196