Infodemik Covid 19 Dalam Perspektif Jean
Infodemik Covid 19 Dalam Perspektif Jean
2 September 2021
P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314
Akreditasi Ristekdikti No: 21 EKPT/2018
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala
Cara Sitasi: Iganisius LS, Shella F (2021) Infodemik Covid-19 dalam Perspektif Jean Baudillard (Studi
Kasus Berita Hoaks Covid-19 di Website covid19.go.id), 2021 21(2), 97-107 Retrieved from
https://doi.org/10.31294/jc.v19i2
Abstract- The development of Information Technology which has impacts on the ease of producing and accessing
information has caused the rapid circulation of information in the community. However, the circulation of this
information does not completely contain the truth. Hoax information is intentionally produced and spread to the
public through various application platforms aimed to distorting the facts so that the information is believed to be
the real truth. This condition can be seen from the ease people share the information they receive through their
smart devices to a number of people closest to them or to groups or community wherr they participate in. This
research is a descriptive qualitative research. The data in this study was carried out by analyzing hoax news
mapping data collected by the covid-19 handling task force through the covid19.go.id website obtained through
the Indonesian Anti-Defamation Society (Mafindo). The news data and hoax information in the form of verbal and
visual were analyzed with a qualitative content analysis approach to analyze how the hoax phenomenon during
this pandemic was deliberately created and spread by the public.Furthermore, the results of the analysis are
examined with the perspective of Jean Baudillard's simulacra and hyperreality. The result shows that information
as the main product of the information society is no longer dominated by information producers such as television
and newspapers, but now anyone who has a device and is connected to the internet can produce information. The
impact of this is that humans are trapped in false reality and dwell on duplication and superficiality.
Langkah pencegahan penyebaran hoaks menjadi diikutinya. Padahal disatu sisi kebenaran dari
tanggung jawab berbagai elemen masyarakat. Peran informasi yang diterimanya masih diragukan atau
pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat belum diverifikasi kebenarannya.
adalah dengan melakukan validasi isi berita melalui
website-website yang memerangi hoaks seperti Perkembangan teknologi informasi yang berdampak
turnbackhoax.id, website resmi kominfo.go.id dan pada kemudahan dalam memproduksi dan
website lain serupa yang disediakan oleh media mengakses informasi, merupakan penyebab
mainstream seperti cekfakta.tempo.id. Selain itu, maraknya peredaran informasi ditengah masyarakat.
langkah pencegahan lainnya juga dapat dilakukan Namun demikian, peredaran informasi tersebut tidak
dengan melaporkan konten tertentu yang dianggap seluruhnya mengandung kebenaran. Informasi hoaks
hoaks ke pengelola media sosial melalui kolom sengaja diproduksi dan disebarkan ke tengah
menu report konten. Media sebagai saluran masyarakat melalui berbagai platform aplikasi
penyampaian informasi juga dapat berperan dalam tersebut bertujuan untuk memutarbalikkan fakta
mencegah penyebaran hoaks. Media dapat sehingga informasi tersebut dipercaya sebagai suatu
melakukan pencerahan dengan melakukan kebenaran yang sesungguhnya. Dari sisi produsen,
klarifikasi terhadap informasi hoaks yang sudah penyebaran informasi hoaks memiliki motif sengaja
terlanjur beredar dan viral ditengah masyarakat. untuk menyesatkan masyarakat (iseng), bercanda
Fenomena infodemik ditengah krisis pandemi covid- dan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap
19 menjadi fokus kajian komunikasi yang menarik. pemerintah. Sedangkan, dari sisi masyarakat merasa
Hal ini disebabkan karena masyarakat saat ini masih bangga dan senang kalau jadi orang yang pertama
mempercayai informasi atau pesan yang diterimanya kali menyebarkan informasi tersebut. Berdasarkan
sebagai sebuah kebenaran. Kondisi ini dapat dilihat pada latar belakang yang telah dijabarkan diatas,
dari mudahnya masyarakat dalam membagikan maka penelitian ini ingin mengkaji bagaimana
informasi yang diterimanya melalui gawai pintar fenomena infodemik yang terjadi di masa pandemik
yang dimilikinya ke sejumlah orang terdekat covid-19 melalui perspektif atau pandangan dari
maupun ke grup atau kelompok komunitas yang Jean Baudillard.
analisis yang akan dilakukan pada penelitian ini Sumber: Mafindo (2020)
sebagai berikut:
Jumlah rata-rata penyebaran hoaks yang cukup
1. Peneliti mencari dan menyeleksi data banyak tersebut tentunya tidak didominasi hanya
pemetaan informasi hoaks yang terdapat di pada satu tema tertentu saja namun pemetaannya
website covid19.go.id dan dihimpun oleh mencakup sejumlah tema yaitu politik, agama, etnis
Mafindo. Pada tahapan pengumpulan ini atau sara, kesehatan, bencana dan tema lainnya.
peneliti sekaligus akan melakukan Tema kesehatan menjadi tema hoaks yang paling
pengamatan pertama terhadap kumpulan banyak diproduksi yaitu mencapai 40 persen.
kategorisasi data pemetaan hoaks tersebut. Sedangkan, tema lain-lain menempati urutan kedua
Pengamatan elemen konten tersebut yaitu 26 persen, dan berikutnya diikuti oleh tema
mencakup, tema, saluran, bentuk, tipe. bencana 11 persen, agama 10 persen, etnis dan sara
2. Melakukan analisis isi terhadap kumpulan 8 persen, serta politik 3 persen.
kategorisasi data pemetaan hoaks.
Selanjutnya, data pemetaan hoaks tersebut Tabel 2. Saluran Penyebaran Hoaks
dianalisa dan dinterpretasi serta diberikan
makna. Saluran Penyebaran
Persentase
3. Setelah kategorisasi data pemetaan hoaks Hoaks
dianalisa, peneliti kemudian membuat Facebook 43%
interpretasi-interpretasi yang WhatsApp 25%
dielaborasikan dengan referensi, teori yang Twitter 15%
dikemukakan Jean Baudillard serta data News Online Media 7%
dari sumber lain yang dapat mendukung
Instagram 2%
sesuai dengan penelitian ini.
4. Setelah seluruh tahap analisis dan Lain-lain 3%
pembahasan selesai, peneliti membuat Lebih dari satu saluran 3%
kesimpulan dari hasil analisa terhadap TOTAL 100%
informasi hoaks covid-19 tersebut. Sumber: Mafindo (2020)
hal merancang dan membentuk konten hoaks dengan tidak hanya dipergunakan sebagai alat dagang tetapi
menggunakan berbagai macam bentuk multimedia, telah menjadi produk utama.
namun juga memberikan kemudahan untuk
melakukan penyebaran hoaks secara lebih massif. Bila dikaitkan dengan hoaks covid 19 maka hal ini
Kemudahan tersebut dilakukan dengan tampak pada fenomena peredaran hoaks dimana
memanfaatkan berbagai platform media sebagai masyarakat cenderung ingin dipandang sebagai
saluran untuk mendistribusikannya, seperti media seseorang yang unggul dari yang lain. Rasa bangga
sosial maupun aplikasi percakapan atau chating. dan senang muncul jika menjadi seseorang yang
Melalui berbagai platform saluran yang dijembatani merasa pertama kali menyebarkan informasi
dengan teknologi internet itulah para produsen dikondisi krisis. Sedangkan, dari sisi produsen atau
hoaks dan masyarakat berinteraksi, saling perancang hoaks merasa menjadi seseorang yang
mengirimkan dan menerima pesan. Masyarakat unggul karena berani menentang dan
dibanjiri dengan berbagai informasi tentang berbagai mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap
hal termasuk informasi covid 19 yang tidak pemerintah seorang diri melalui akun media sosial
seluruhnya benar. yang dimilikinya. Baudillard menyatakan hal
tersebut dengan realitas semu manusia, bahwa
Berdasarkan perspektif Baudillard hal tersebut masyarakat kontemporer saat ini sangat dipengaruhi
menunjukkan bahwa pada dasarnya penggunaan oleh digitalisasi, jaringan internet, ruang virtual atau
teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini, realits simulacra. Berbagai macam informasi yang
manusia telah membuka realitas dunia yang semu tersebar di internet terutama media sosial mampu
bagi dirinya sendiri. Melalui teknologi yang serba mempengaruhi masyarakat maupun individu,
digital saat ini manusia gemar untuk memproduksi bahkan hal tersebut mampu merubah pandangan
berbagai macam simulasi dalam kehidupannya. seseorang, seperti membenci individu maupun
Penggunaan teknologi oleh masyarakat merubah institusi.
perilaku dan kebiasaan masyarakat itu sendiri.
Bahkan, dalam kondisi krisis pandemik covid 19 KESIMPULAN
saat ini, manusia kehilangan akal sehatnya dan rela Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan
menjerumuskan manusia lain ke dalam kekalutan diatas maka perkembangan teknologi komunikasi
dengan menyebarkan informasi yang menyesatkan. telah merubah produksi utama manusia modern. Jika
Sehingga, akibat dari perbuatannya tersebut manusia dulu produksi utama manusia adalah barang-barang
menjadi sulit untuk membedakan mana yang benar yang sifatnya dapat direplikasi, seperti mobil, traktor
dan salah. dan alat-alat pertanian, saat ini produksi utama
manusia adalah informasi. Informasi sebagai produk
Selain itu, tindakan lain yang sering dilakukan oleh utama masyarakat informasi tidak lagi didominasi
masyarakat saat ini dengan menggunakan teknologi oleh produsen informasi seperti stasiun televisi dan
adalah kecenderungan untuk memanipulasi diri. surat kabar, namun saat ini siapa pun yang memiliki
Bentuk manipulasi yang kerap dilakukan salah gawai dan terkoneksi dengan internet dapat
satunya adalah membuat profil media sosial palsu memproduksi informasi dan membagikannya
dengan memanfaatkan berbagai macam foto, video melalaui berbagai aplikasi yang tersedia.
dan menggunakan informasi identitas milik orang
lain. Tindakan yang kerap disebut dengan catfishing Dampak dari hal tersebut manusia terjebak dalam
tersebut memiliki tujuan-tujuan tertentu seperti realitas semu dan berkutat pada duplikasi,
untuk perundungan siber, menyebarkan hoaks atau kedangkalan dan kepura-puraan semata. Hal tersebut
mencari perhatian dengan memanfaatkan teknologi. berpengaruh pada perilaku masyarakat yang pada
Hal inilah salah satu implikasi dari konsep simulacra akhirnya menyebabkan hilangnya moral dalam
yang dikemukakan oleh Baudillard yaitu hilangnya masyarakat itu sendiri. Bahkan, dalam kondisi kritis
nilai-nilai moral dalam diri manusia. pandemi covid 19 masyarakat cenderung
memanfaatkan situasi ini dengan
Pada level ini, Baudillard melihat hal tersebut akibat mengkomodifikasinya menjadi nilai yang ditujukan
dari terpaan berbagai konten media yang disalurkan untuk kepentingan-kepentingan pribadi, politik
melalui berbagai platform, manusia menjadi terpaku maupun kelompok.
dengan berbagai kebutuhan konsumerisme.
Konsumerisme yang dimaksud oleh Baudillard REFERENSI
disini, masyarakat tidak lagi mengacu pada nilai
guna dan nilai pakai, tetapi lebih kepada nilai simbol Bungin, M. Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif:
(Redana,et.al. 1997:181) Sehingga, pada akhirnya Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
yang tampak pada level tersebut adalah citra atau Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.
image menjadi point penting dan utama bagi Jakarta:Kencana Prenada Media.
masyarakat saat ini. Hal ini termasuk merujuk pada Edkins, Jenny, et.al. (2010). Teori-teori Kritis:
kebutuhan informasi itu sendiri, dimana informasi Menantang Pandangan Utama Studi
https://health.grid.id/read/352060470/wabah-virus-
corona-covid-19-mengancam-kesehatan-mental-
juga-akibat-banyaknya-berita-hoax?page=all,
diakses Rabu 8 Juli 2020, jam 14.03
https://health.grid.id/read/352060470/wabah-virus-
corona-covid-19-mengancam-kesehatan-mental-
juga-akibat-banyaknya-berita-hoax?page=all,
diakses Jumat 24 Juli 2020, jam 13.44
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-
01377073/selama-pandemi-covid-19-jumlah-kasus-
hoaks-alami-peningkatan?page=2, diakses Jumat 17
Juli 2020, jam 15.42
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/tre
n/read/2020/09/27/090000665/studi--infodemik-
paling-banyak-di-6-negara-termasuk-indonesia,
diakses Rabu 5 Januari 2021, jam 04.40
http://www.ajtmh.org/content/journals/10.4269/ajtmh
.20-0812, diakses Rabu 5 Januari 2021, jam 04.52
https://interaktif.kompas.id/baca/bahaya-infodemik/,
diakses Jumat 8 Januari 2021, jam 04.13.
https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/pengerti
an-hoax-dan-ciri-cirinya-
41?fb_comment_id=1873715239403533_195460199
7981523, diakses Jumat 8 Januari 2021, jam 19.41.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/18/1305
30565/gugus-tugas-luncurkan-covid19goid-apa-saja-
isinya?page=all, diakses Jumat 8 Januari 2021, jam
20.26.
https://www.mafindo.or.id/wp-
content/uploads/2020/11/Executive-
Summary_General-Hoax-Mapping-Semester-1-
2020.pdf, diakses desember 2020, jam 12.00
PROFIL PENULIS
Ignasius Liliek Senaharjanta
Lahir di Jakarta, 20 November 1979, saat ini aktif
sebagai dosen tetap Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu
Sosial dan Humaniora, Universitas Bunda Mulia
dengan fokus kajian pada media studies, komunikasi
visual dan politik.
Shella Fendista
Lahir di Jakarta, 20 September 1998, saat ini sedang
menempuh pendidikan Sarjana Ilmu Komunikasi
di Universitas Bunda Mulia dan sedang
dalam proses menyelesaikan tugas akhir
skrips. Penulis dapat dihubungi melalui
email: [email protected]