Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

InFestasi

Vol. 18 No. 2 Desember 2022


Hal. 133-142

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility


Terhadap Kinerja Keuangan dengan Peringkat Kinerja
Lingkungan sebagai Variabel Moderasi
The Effect of Corporate Social Responsibility on Financial
Performance with Environmental Performance Ratings
As Moderating Variable
Anggreda Ratih Swastika Devi1, Dewi Ayu Puspita2,
Oktaviani Ari Wardhaningrum3*
1,2,3
Universitas Jember, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article History: This study aims to analyze the effect of disclosure of corporate social responsi-
Received 23 Juli 2022 bility on financial performance by using a moderating variable, namely envi-
ronmental performance. The study used samples from companies listed on the
Revised 26 Desember 2022 Indonesian Stock Exchange's Sri-Kehati index.. The research method uses
quantitative methods. The data used is in the form of secondary data, namely
Publish 27 Desember 2022 the company's financial reports and sustainability reports of the companies
that are sampled. The sample selection was carried out using purposive sam-
Keywords: pling and resulted in 13 sample companies. The data collection technique uses
Corporate Social Responsibility, documentation in the form of company financial reports and company sus-
Environmental Performance Rating, tainability reports which are published on the official website of the Indonesia
Financial Performance. Stock Exchange and the official website of each company. The analysis tech-
nique was performed using moderate regression analysis. The results of the
Corresponding author: study show that the disclosure of corporate social responsibility has a positive
[email protected] effect on the company's financial performance and environmental performance
ratings are able to moderate the effect of CSR disclosure on financial perfor-
DOI: mance.
https://doi.org/10.21107/infestasi.v18i2.15751

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang pengaruh pengungkapan
corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan dengan
menggunakan variabel moderasi yaitu kinerja lingkungan. Sampel penelitian
yakni perusahaan yang terdaftar pada index Sri-Kehati Bursa Efek Indonesia.
Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Data yang digunakan
berupa data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan dan laporan keber-
lanjutan perusahaan yang dijadikan sampel. Pemilihan sampel dilakukan
menggunakan purposive sampling dan menghasilkan 13 sampel perusahaan.
Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi berupa laporan keu-
angan perusahaan dan laporan keberlanjutan perusahaan yang dipublikasikan
di website resmi Bursa Efek Indonesia dan website resmi masing-maisng pe-
rusahaan. Teknik analisis dilakukan menggunakan moderat regression analy-
sis. Hasi penelitian menunjukkan pengungjaoan corporate social responsibil-
ity berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dan peringkat
kinerja lingkungan mampu memoderasi pengaruh pengungkapan CSR ter-
hadap kinerja keuangan.

133
Devi, Puspita, Wardhaningrum InFestasi Vol 18 No.2 Desember 2022

1. PENDAHULUAN
Bergabungnya perusahaan di bursa efek memudahkan investor melakukan penilaian terhadap
perusahaan melalui kinerja keuangan. Kinerja keuangan menjadi gambaran kegiatan bisnis beserta
pencapaian yang telah didapatkan perusahaan dalam menjalankan bisnis (Rohma, 2019). Persaingan yang
semakin ketat membuat orientasi perusahaan tidak lagi hanya berpatokan pada keuntungan yang
dihasilkan dari segi finansial saja namun juga harus berorientasi untuk mendapatkan reputasi yang baik
bagi perusahaan. Reputasi baik dapat diperoleh dengan memperhatikan lingkungan sekitar perusahaan.
Perusahaan harus berijak pada triple bottom lines, yang meliputi financial, sosial dan lingkungan (Darma,
2018; Rohma, 2021). Ketiga hal ini penting diperhatikan perusahaan sebab nilai perusahaan tidak dapat
tumbuh secara berkelanjutan atau sustainable jika hanya mengandalkan kondisi keuangan saja (Dewi dan
Darma, 2019).
PT Freeport Indonesia pernah melakukan pencemaran lingkungan hingga menyebabkan kerusakan
lingkungan dan berdasarkan temuan BPK yang dirilis pada tahun 2017 mengalami kerugian mencapai 185
triliun. Hal ini disebabkan karena penampungan tailing yang terletak di sepanjang sungai Akjwa,
Kabupaten Mimika berada dalam kondisi tidak layak (Tempo, 2019). Kejadian kesejahteraan karyawan
yang terjadi pada anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur bermula dari pengajuan pengaduan oleh
organisasi Rainforest Action Network (RAN), International Right Forum (ILRF) dan organisasi hak-hak buruh
Indonesia (OPPUK) karena melanggar standar sertifikasi di bawah Roundtable on Suitable Palm Oil (RSPO).
Berbagai investigasi yang telah dilakukan RAN, OPPUK dan ILRF dan RSPO mengkonfirmasi adanya
praktik perburuhan eksploitasi dalam operasi kelapa sawit indofood (Heineken, 2019).
Pemerintah menetapkan regulasi sebagai upaya penanganan. Salah satu regulasi yang telah
ditetapkan yakni UU No. 40 tahun 2007 perihal perseroan terbatas terkait tanggungjawab sosial
perusahaan yang menyatakan tentang kewajiban yang harus dilakukan perseroan dalam mememenuhi
tanggung jawabnya kepada sosial dan lingkungan atas usahanya di bidang atau terkait dengan sumber
daya alam. Perusahaan menyatakan tanggung jawab sosial melalui sustainability report yang dipublikasi-
kan. Corporate Social Responsibility (CSR) diungkapkan sebagai bentuk upaya perusahaan dalam
mengkomunikasikan kegiatan tanggung jawab sosialnya. Pengungkapan CSR juga memberikan manfaat
untuk perusahaan yaitu memberikan dampak positif untuk reputasi perusahaan serta citra perusahaan,
berpengaruh positif terhadap motivasi karyawan, penghematan biaya, peningkatan pendapatan dari
penjualan dan tingginya pangsa pasar, serta mengurangi risiko yang berhubungan dengan CSR (Pratama,
2017). Regulasi lain ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui sebuah
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Pro-
gram yang telah dibentuk oleh pemerintah ini juga menjadi bentuk upaya pemerintah untuk membantu
perusahaan dalam peningkatan keuntungannya dengan menerapkan eco design, eco sales, and marketing serta
mengusung isu lingkungan (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2017).
Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa kinerja keuangan dapat dipengaruhi oleh
pengungkapan CSR (Ningtyas & Triyanto, 2019). Tahu (2019) dan Setiawan dkk (2018) dalam hasil
penelitiannya menyatakan bahwa kinerja lingkungan mempengaruhi kinerja keuangan. Beberapa
penelitian sebelumnya memberikan hasil yang tidak sama. Penelitian yang dilaksanakan oleh Tahu (2019)
memberikan hasil tidak ada pengaruh yang signifikan terkait pengungkapan CSR dengan kinerja keu-
angan serta penelitian yang dilakukan Meiyana (2019) mendapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh
terkait kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan pada suatu perusahaan. Dari hal ini diketahui terjadi
ketidakkonsistenan atas hasil penelitian sebelumnya mengenai variabel penilaian kinerja lingkungan dan
pengungkapan CSR dan kinerja keuangan sehingga penelitian ini diadakan untuk mendapatkan sebuah
bukti empiris bekerkenaan dengan pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja keuangan dengan
peringkat kinerja lingkungan menjadi variabel moderasi yang mampu melemahkan atau memperkuat
hubungan dari pengungkapan CSR dan kinerja keuangan.
Oleh karena itu, penelitian ini berupaya menginvestigasi pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Kinerja Keuangan dengan Peringkat Kinerja Lingkungan sebagai Variabel Moderasi. Selian itu,
penelitian ini memperhatikan bahwa ukuran perusahaan dinilai dapat memberikan pengaruh pada varia-
bel dependen di luar variabel independen yang akan dipakai dalam penelitian ini. Oleh karena itu, ukuran
perusahaan akan dijadikan variabel kontrol. Hal ini sebagaimana Meiyana (2019) mengungkapkan bahwa
kinerja keuangan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan.

134
InFestasi Vol_ No_ Juni 20_

2. TELAAH LITERATUR
Teori sinyal menyatakan bahwa sinyal yang dikirimkan oleh perusahaan akan mencerminkan usaha
perusahaan dalam memberikan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh stakeholder (Bhattacarya, 1979;
John & William, 1985). Teori ini berdasarkan asumsi adanya asymmetric information yaitu bahwa seorang
informasi yang dimiliki oleh manajer perusahaan terkait prospek perusahaan lebih banyak dibandingkan
dengan pihak luar perusahaan (Sugeng, 2017). Pentingnya sinyal yang diberikan oleh manajer dipandang
perlu untuk dapat membedakan kualitas perusahaan dan pada akhirnya untuk meningkatkan pengambi-
lan keputusan. Sinyal yang dapat diberikan salah satunya melalui informasi dalam laporan keuangan dan
laporan keberlanjutan (sustainability report). CSR yaitu tanggung jawab organisasi sebagai akibat dari kepu-
tusan yang dilihat dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dilaporkan dalam laporan keberlanjutan
(Paramitha, 2019).
CSR merupakan salah satu tindakan pertanggungjawaban perusahaan yang dimulai dari
pertimbangan etis perusahaan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas hidup dan peningkatan
ekonomi bagi karyawan beserta keluarganya serta memperbaiki kualitas masyarakat sekitar perusahaan
tersebut berada. (Lestari & Lelyta, 2019). Pembentukan regulasi penilaian kinerja lingkungan dilakukan
oleh Pemerintah Indonesia yaitu melalui peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Per-
ingkat kinerja lingkungan dituangkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
1 Tahun 2021 terkait Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup yang selanjutnya disingkat PROPER. Penilaian PROPER didasarkan dari kinerja perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan tanpa melanggar peraturan yang berlaku (Paramitha, 2019). Terdapat lima macam
peringkat PROPER dari kinerja terbaik yaitu emas, hijau, biru, merah, dan hitam.
Kinerja keuangan yakni pencapaian kerja yang diraih oleh perusahaan pada periode tertentu yang
tercermin dalam laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan (Pramukti & Buana, 2019). Kinerja
perusahaan akan diukur dengan memakai earning per share (EPS). EPS menggambarkan tingkat keun-
tungan yang didapatkan pemegang saham untuk per lembar saham. Apabila nilai EPS meningkat lebih
tinggi akan memberikan kabar baik untuk pemegang saham karena keuntungan yang didapatkan semakin
tinggi pula. Perusahaan yang melakukan kegiatan CSR diduga membawa dampak baik untuk kinerja keu-
angannya disebabkan CSR memberikan pengaruh yang positif untuk citra baik perusahaan sehingga da-
lam jangka yang panjang akan mempengaruhi kinerja keuangan.
CSR disebut sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada para stakeholdernya.
Sekarang ini orientasi perusahaan tidak lagi hanya berpatokan pada keuntungan finansial tetapi juga perlu
memberikan perhatian terhadap lingkungan sekitar perusahaan. Pengungkapan CSR digunakan perus-
ahaan sebagai alat komunikasi dengan stakeholdernya mengenai prospek perusahaan kedepan bahwa pe-
rusahaan memberikan jaminan atas keberlangsungan hidup perusahaan di masa mendatang.
Berdasarkan signaling theory, perusahaan memberikan informasi mengenai hasil kinerja perus-
ahaan kepada pihak luar. Pengungkapan CSR dianggap mampu untuk menjadi sinyal positif untuk pihak
luar perusahaan bahwa perusahaan mampu menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga pengungka-
pan CSR dapat dikatakan sebagai good news untuk pihak luar perusahaan. Adanya good news dengan
mengungkapkan CSR akan berdampak positif untuk perusahaan yang akan dicerminkan pada keuntungan
kinerja keuangan perusahaan dalam jangka panjang. Pernyataan tersebut didukung pula oleh penelitian
sebelumnya bahwa terdapat pengaruh positif terkait pengungkapan CSR pada kinerja keuangan perus-
ahaan. Meiyana (2019) dan Paramitha (2019) menyatakan bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Hipotesis 1 dirumuskan sebagai berikut
H1: Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Kinerja lingkungan yaitu usaha perusahaan yang diperlihatkan kepada seluruh stakeholder
perusahaan mengenai tanggung jawab serta kepedulian terhadap lingkungan yang disebabkan oleh
aktivitas perusahaan (Ermaya & Mashuri, 2020). Penilaian untuk pelaksanaan kinerja lingkungan dil-
akukan melalui program PROPER. Pemberian peringkat PROPER untuk perusahaan dilakukan oleh pihak
luar perusahaan yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penilaian dari pihak ketiga akan
membuat kepercayaan stakeholder kepada perusahaan akan meningkat bahwa perusahaan telah
melaksanakan tanggungjawab dan kepedulian terhadap lingkungannya. Peringkat PROPER yang telah
didapatkan oleh perusahaan berdampak pada pandangan masyarakat terhadap perusahaan sehingga pe-
rusahaan berupaya untuk mempertahankan atau meningkatkan peringkat PROPER dengan cara mening-
katkan program CSR yang dilaksanakan perusahaan.

135
Devi, Puspita, Wardhaningrum InFestasi Vol 18 No.2 Desember 2022

Berdasarkan signaling theory, perusahaan berkewajiban memberikan informasi yang lebih untuk
stakeholdernya. Informasi mengenai penilaian kinerja lingkungan dapat digunakan sebagai informasi yang
dapat meningkatkan citra baik dan kinerja keuangan untuk perusahaan terlebih apabila peringkat PROPER
yang didapatkan perusahaan cukup tinggi untuk penilaian kinerja lingkungan. Tingginya peringkat
PROPER akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik
melalui program CSR yang telah dilakukan dan hal itu akan memberikan sinyal positif kepada stakeholder
bahwa perusahaan mampu untuk melakukan pengelolaan lingkungan. Adanya sinyal positif tersebut,
stakeholder akan memberikan feedback kepada perusahaan berupa dampak positif yang akan diterimanya
berupa keuntungan serta kinerja keuangan perusahaan. Penelitian sebelumnya juga mendukung hal ini
bahwa adanya pengaruh peringkat kinerja lingkungan pada kinerja keuangan. Widhiastuti dkk (2017) dan
Setiawan dkk (2018), mengungkapkan bahwa peringkat kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan. Hipotesis 2 dirumuskan sebagai berikut.
H2: Peringkat kinerja lingkungan mampu memoderasi hubungan antara pengungkapan CSR dan
kinerja keuangan.

3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Indeks Sri Kehati Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2017 – 2020 sebagai populasi penelitian. Pemilihan sampel berdasarkan pada metode purposive
sampling. Pengambilan sampel didasarkan atas kriteria sebagai berikut.

Tabel 1. Kriteria Pengambilan Sampel


Kriteria Pengambilan Sampel Jumlah
Perusahaan yang terdaftar dalam indeks Sri Kehati pada tahun 2017 – 2020 dan 37
mempublikasikan laporan tahunan di BEI pada tahun 2017 – 2020
Perusahaan yang tidak memiliki data laporan keberlanjutan (Sustainability Report) pada (8)
tahun 2017 – 2020
Perusahaan yang tidak mengikuti program PROPER pada tahun 2017 – 2020 (16)
Jumlah perusahaan yang sesuai dengan kriteria sampel 13
Sampel akhir penelitian (4 tahun penelitian x 13 sampel) 52
Sumber: hasil olah data (2022)

Data sekunder dijadikan sebagai jenis data yang dipakai dalam penelitian ini. Data sekunder dapat
diartikan sebagai data penelitian yang diperoleh melalui media perantara (tidak langsung) (Indriantoro &
Supomo, 2018). Data sekunder yang digunakan diantaranya adalah laporan tahunan, sustainability report,
laporan hasil peringkat PROPER. Sumber data yang dipakai bersumber dari official website BEI, official
website PROPER, dan website perusahaan yang dijadikan sebagai sampel.
Pengungkapan CSR yang diukur mengacu GRI Standard 2016 digunakan sebagai variabel inde-
pendent dalam penelitian ini. Pengukuran pengungkapan CSR pada penelitian ini adalah dengan cara
mencocokan indikator sustainability report yang telah disusun perusahaan dengan GRI standar
menggunakan checklist. Jika indikator diungkapkan sesuai dengan GRI standar maka diberi nilai 1, namun
jika tidak diungkapkan sesuai dengan GRI standar maka diberi nilai 0. Hasil dari adanya checklist selanjut-
nya akan diukur dengan rumus yang dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan:
CSRi: Indeks pengungkapan CSR
Variabel yang dijadikan sebagai variabel dependen adalah kinerja keuangan. Pencapaian kerja yang
telah didapatkan oleh perusahaan selama menjalankan aktivitasnya disebut sebagai kinerja keuangan
(Pramukti & Buana, 2019). Pengukuran kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
analisis rasio yaitu dengan menganalisis rasio Earning Per Share (EPS). Rasio ini dapat mengukur keberhasi-
lan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang sahamnya (Kasmir, 2019), dihitung dengan
rumus sebagai berikut.

136
InFestasi Vol_ No_ Juni 20_

Keterangan:
CSRi: Indeks pengungkapan CSR
Variabel moderasi yang dipakai pada adalah kinerja lingkungan. Kinerja lingkungan diartikan
sebagai usaha perusahaan yang dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap
lingkungan yang disebabkan oleh operasi perusahaan (Ermaya & Mashuri, 2020). Pemberian peringkat
oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia terbagi menjadi 5 macam yaitu
emas, hijau, biru, merah, dan hitam. Pengukuran 5 peringkat tersebut dimulai dengan peringkat emas
dinilai dengan 5 poin, peringkat hijau dinilai dengan 4 poin , peringkat biru dinilai dengan 3 poin ,
peringkat merah dinilai dengan 2 poin , peringkat hitam dinilia dengan 1 poin . Pada penelitian ini, ukuran
perusahaan sebagai variabel kontrol. Pengukuran yang dipakai untuk mengkalkulasi ukuran perusahaan
adalah dengan memperhitungkan logaritma natural dari total aset perusahaan.
Adapun metode analisis yang dilakukan antara lain adalah uji asumsi klasik, analisis regresi linear,
uji hipotesis dan uji moderasi. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji mul-
tikolonieritas, uji autokorelasi. Tingkat pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen
diukur menggunakan analisis regresi linier. Persamaan regresi penelitian ini :

Keterangan:
Y = EPS (variabel dependen)
α = konstanta
= koefisien regresi
= Pengungkapan CSR
= Ukuran perusahaan
= Peringkat Kinerja Lingkungan
e = eror term

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif


Variabel Penelitian N Min Max Mean Standar Deviasi
Pengungkapan CSR (X1) 50 0,08 0,74 0,34 0,14950
Ukuran Perusahaan (X2) 50 29,91 33,49 31,15 0,93272
Peringkat Kinerja Lingkungan (X3) 50 3,00 4,00 3,16 0,37033
EPS (Y) 50 -154,00 1985,00 321,16 435,152
Sumber: hasil olah data, 2022

Berdasarkan tabel 2 di atas, variabel pengungkapan CSR yang dimana merupakan variabel
independen menunjukkan nilai minimal sebesar 0,08, nilai pengungkapan CSR terkecil sebesar 0,08 dan
nilai pengungkapan CSR terbesar sebesar 0,74. Nilai rata-rata untuk pengungkapan CSR sebesar 0,34 yang
artinya rata – rata indeks pengungkapan CSR yang diungkapkan oleh 50 sampel sebesar 0,34. Nilai standar
deviasi untuk pengungkapan CSR sebesar 0,14950. Nilai tersebut tidak lebih besar dari rata-ratanya yang
mengindikasikan ukuran penyebaran datanya semakin kecil. Nilai ukuran perusahaan terkecil sebesar
29,91 dan nilai ukuran perusahaan terkecil sebesar 33,49. Mean untuk ukuran perusahaan sebesar 31,15
yang artinya ukuran perusahaan dari seluruh perusahaan sampel memiliki rata-rata sebesar 31,15. Nilai
standar deviasi untuk ukuran perusahaan sebesar 0,93272 yang artinya penyebaran data semakin kecil. Hal
ini ditandai dengan kecilnya nilai standar deviasi dibandingkan nilai rata-ratanya.
Nilai peringkat kinerja lingkungan terendah sebesar 3,00 dan nilai peringkat kinerja tertinggi sebesar
4,00. Nilai rata – rata untuk variabel peringkat kinerja lingkungan sebesar 3,16 yang artinya perusahaan
sampel memiliki rata – rata peringkat kinerja lingkungan sebesar 3,16. Nilai standar deviasi variabel per-
ingkat kinerja lingkungan sebesar 0,37033. Standar deviasi peringkat kinerja lingkungan bernilai tidak lebih
besar dari mean sehingga diartikan ukuran penyebaran data yang semakin kecil. nilai EPS terendah sebe-
sar -154,00 dan nilai EPS tertinggi sebesar 1985,00. Rata – rata/mean untuk variabel EPS sebesar 321,16
yang artinya per lembar saham yang dimiliki oleh perusahaan memperoleh keuntungan dengan rata – rata

137
Devi, Puspita, Wardhaningrum InFestasi Vol 18 No.2 Desember 2022

sebesar 321,16. Nilai standar deviasi variabel EPS sebesar 435,152. Hal tersebut diartikan bahwa ukuran
penyebaran variabel EPS tinggi yang didukung dengan lebih besarnya nilai standar deviasi daripada nilai
rata - rata dan ukuran penyebarannya semakin besar. Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian yakni nilai
probabilitas atau signifikansi variabel penelitian lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,200; maka data yang
dipakai dalam penelitian ini memiliki distribusi normal. Didasarkan dari pengujian yang ditunjukkan pada
tabel 4, variabel pengungkapan CSR bernilai tolerance yakni 0,806 dan nilai VIF yakni 2,401. Variabel
ukuran perusahaan bernilai tolerance sebesar 0,988 dan nilai VIF 1,012. Variabel interaksi 1 memiliki nilai
tolerance sebesar 0,804 dan nilai VIF sebesar 2,442 sehingga dapat disimpulkan multikolonieritas tidak ter-
jadi pada model. Hal ini ditunjukkan dengan nilai VIF dari setiap variabel tidak lebih dari 10 dan nilai
tolerance yang melebihi 0,10.
Berdasarkan tabel 5 hasil uji autokorelasi di atas, didapatkan nilai 1,673 < 1,953 <2,327 yang berasal
dari <d<4- dengan nilai Durbin–Watson adalah 1,953. Apabila nilai DW berada di antara batas
atas (DU) dan 4 – DU, sehingga koefisien autokorelasi memiliki nilai yang sama dengan nol maka dapat
diartikan tida ada autokorelasi. Didasarkan dari uji heteroskedastisitas yang ditunjukkan pada tabel 6 di
atas, variabel pengungkapan CSR memperoleh nilai sig 0,068, variabel ukuran perusahaan memperoleh
nilai sig 0,074, dan variabel interaksi 1 memiliki nilai sig 0,189. Tiap variabel diketahui bernilai sig melebihi
0,05 dan dapat dikatakan bahwa heteroskesdatisitas dari persamaan yang diuji tidak terjadi.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas


Variabel Nilai Kolmogorov Smirnov Keterangan
Unstandardized Residual 0,200 Berdistribusi Normal
Sumber: hasil olah data,2022

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas


Collinearity Statistics
Variabel Keterangan
Tolerance VIF
Pengungkapan CSR (X1) 0,806 2,401 Non-multikolonieritas
Ukuran Perusahaan (X2) 0,988 1,012 Non-multikolonieritas
Interaksi 1 (X1.X3) 0,804 2,442 Non-multikolonieritas
Sumber: hasil olah data, 2022

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi


DU Nilai Durbin-Watson 4-DU Keterangan
1,673 1,953 2,327 Tidak terjadi autokorelasi
Sumber: hasil olah data, 2022

Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas


Variabel Sig Keterangan
Pengungkapan CSR (X1) 0,068 Tidak Heteroskesdatisitas
Ukuran Perusahaan (X2) 0,074 Tidak Heteroskesdatisitas
Interaksi 1 (X1.X3) 0,189 Tidak Heteroskesdatisitas
Sumber: hasil olah data, 2022

Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Linier


Variabel Koefisien Regresi Sig. Keterangan
Konstanta 3767,034 - -
Pengungkapan CSR (X1) 3246,708 0,020 Signifikan
Ukuran Perusahaan (X2) 138,826 0,030 Signifikan
Interaksi 1 (X1.X3) 808,733 0,047 Signifikan
Sumber: hasil olah data, 2022

138
InFestasi Vol_ No_ Juni 20_

Berdasarkan tabel 7 hasil analisis regresi linier di atas, didapatkan persamaan sebagai berikut :
Y = 3767,034 + 3246,708X1 + 138,826X2 + 808,733X1.X3 + e

Konstanta memiliki nilai sebesar 3767,034 Artinya, jika Pengungkapan CSR (X1), Ukuran Perusahaan
(X2), Peringkat Kinerja, dan Interaksi 1 (X1.X3) bernilai 0, maka EPS (Y) sebesar 3767,034. Artinya, jika
Pengungkapan CSR (X1), Ukuran Perusahaan (X2), Peringkat Kinerja, dan Interaksi 1 (X1.X3) bernilai 0,
maka EPS (Y) sebesar 3767,034. Variabel pengungkapan CSR memiliki nilai sebesar 3246,708. Artinya, jika
terjadi peningkatan variabel Pengungkapan CSR (X1), maka akan mengalami peningkatan nilai variabel
EPS (Y) sebesar 3246,708. Variabel ukuran perusahaan bernilai sebesar 138,826. Artinya, apabila variabel
Ukuran Perusahaan (X2) mengalami peningkatan, nilai variabel EPS (Y) juga akan mengalami peningkatan
sebesar 138,826. Variabel interaksi 1 (X1.X3) memiliki nilai sebesar 808,733. Artinya, apabila variabel
Interaksi 1 (X1.X3) terjadi peningkatan, maka nilai variabel EPS (Y) juga akan terjadi peningkatan sebesar
808,733. Nilai Adjusted R Square didapatkan hasil 0,148 yang ditunjukkan dari hasil Uji Koefisien Determi-
nasi. Hal ini menandakan variabel terikat EPS mendapatkan pengaruh dari Pengungkapan CSR (X1),
Ukuran Perusahaan (X2), Interaksi 1 (X1.X3) sebesar 14,8%. Secara keseluruhan nilai tersebut mengindi-
kasikan bahwa variabel bebas berpengaruh 14,8% terhadap variabel terikat dan sisa sebesar 85,2%
mendapatkan pengaruh dari variabel lain di luar model.
Berdasarkan Uji Signifikansi secara Parsial (Uji t) menunjukkan bahwa variabel X1 yang merupakan
pengungkapan CSR berpengaruh terhadap variabel Y sebagai kinerja keuangan. Hal ini dibuktikan melalui
nilai signifikansi 0,020 dengan tingkat signifikansi 0,050 dengan aturan apabila nilai signifikansi kurang
dari 0,050. Variabel X2 yang merupakan ukuran perusahaan dan berperan sebagai variabel kontrol pada
penelitian ini. Variabel ukuran perusahaan (X2) mempengaruhi variabel Y sebagai kinerja keuangan. Hal
ini dibuktikan melalui hasil nilai signifikansi yaitu 0.030 dengan tingkat signifikansi 0,050 yang memiliki
aturan jika nilai signifikansi kurang dari 0,050. 3. Variabel X1.X3 merupakan interaksi antara variabel
pengungkapan CSR dengan variabel peringkat kinerja lingkungan sebagai variabel moderasi. Berdasarkan
hasil uji dengan menggunakan MRA, variabel X1.X3 yang merupakan interaksi variabel moderasi
berpengaruh terhadap variabel Y sebagai kinerja keuangan. Hal ini dibuktikan melalui hasil signifikansi
yaitu 0,047 dan tingkat signifikansi 0,50 yang memiliki aturan jika nilai signifikansi kurang dari 0,050.
Signaling theory mendorong perusahaan untuk memberikan informasi lebih mengenai hasil kinerja
perusahaan kepada pihak luar. Pengungkapan CSR dianggap mampu menjadi sinyal positif untuk pihak
luar perusahaan bahwa perusahaan mampu bertanggung jawab kepada sosial serta lingkungannya
sehingga pengungkapan CSR dapat dikatakan sebagai good news untuk pihak luar perusahaan. Adanya
good news berupa pengungkapan CSR akan memberikan dampak yang baik untuk perusahaan yang dic-
erminkan dari keuntungan dan kinerja keuangan perusahaan terutama dalam jangka panjang. Pada
penelitian ini secara jelas mendukung teori signaling yang dimana informasi pada laporan keuangan yang
diterbitkan perusahaan mampu memberikan sinyal pada pihak luar. Berdasarkan dari pengujian yang te-
lah dilakukan, pengungkapan CSR pada penelitian ini terbukti sebagai informasi good news yang
mengindikasikan bahwa informasi tersebut mampu memberikan sinyal positif untuk pihak luar sehingga
akan berimplikasi pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian terdahulu oleh Widhiastuti
(2017) menyebutkan bahwa pengungkapan CSR yang diukur versi 4 memiliki pengaruh yang positif pada
ROA dan return saham. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa CSR dapat menjadi indikator
yang mempengaruhi pergerakan saham. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan
(Setiawan, 2018).
Berdasarkan signaling theory, memberikan informasi yang lebih untuk stakeholdernya adalah
kewajiban bagi perusahaan. Informasi mengenai penilaian kinerja lingkungan dapat digunakan sebagai
informasi yang dapat meningkatkan kinerja keuangan serta citra baik untuk perusahaan terlebih jika
perusahaan mendapat peringkat PROPER yang tinggi untuk penilaian kinerja lingkungan. Tingginya
peringkat PROPER akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu melakukan pengelolaan
lingkungan dengan baik melalui program CSR yang telah dilakukannya dan hal itu mampu menimbulkan
sinyal positif kepada stakeholder dengan anggapan bahwa perusahaan mampu untuk melakukan
pengelolaan lingkungan serta perusahaan akan mendapatkan citra yang baik dibandingkan pesaing lain
yang tidak menerapkan CSR dan mengikuti PROPER. Adanya sinyal positif tersebut, stakeholder akan
memberikan feedback kepada perusahaan berupa dampak positif yang akan diterimanya dan hal ini akan

139
Devi, Puspita, Wardhaningrum InFestasi Vol 18 No.2 Desember 2022

berdampak pada kinerja dan keuntungan perusahaan dalam beberapa waktu kedepan.
Hasil penelitian ini telah jelas membuktikan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif pada
kinerja keuangan suatu perusahaan dan peringkat kinerja lingkungan sebagai variabel moderasi mem-
perkuat pengaruhnya pada kinerja keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan yang
mengungkapkan CSR dan memiliki peringkat kinerja lingkungan yang dinilai dari peringkat PROPER
yang baik maka akan berdampak pada kinerja keuangan yang lebih baik pula. Hasil dari penelitian selaras
dengan penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa peringkat kinerja lingkungan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan. Widhiastuti dkk (2017) dan Setiawan dkk (2018), mengungkapkan bahwa
terdapat pengaruh positif antara peringkat kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan serta penelitian
yang dilakukan Paramitha (2019) menyatakan bahwa kenaikan kinerja keuangan suatu perusahaan akan
ditimbulkan sebagai bentuk dampak positif atas kinerja lingkungan lingkungan yang baik serta diimbangi
dengan CSR yang diterapkan oleh perusahaan.

5. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN


Pemaparan uraian-uraian sebelumnya mampu menjawab pokok permasalahan yang telah diajukan
sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dalam pengungkapan CSR terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang terdaftar di indeks Sri-Kehati BEI dan pengaruh tersebut dimoderasi oleh
peringkat kinerja lingkungan. Implikasi dari hasil penelitian ini ialah perusahaan akan semakin sadar akan
pentingnya pertanggungjawaban sosial dan lingkungan karena berkaitan dengan adanya dampak pada
nilai perusahaan. Keterbatasan dari penelitian ini yaitu pada pemilihan sampel penelitian, Indeks Sri Ke-
hati digunakan sebagai populasi dalam penelitian ini diperbaharui setiap tahunnya serta terdiri dari 25
perusahaan sehingga banyak perusahaan yang keluar dan masuk dalam daftar indeks ini. Sampel terpilih
sebanyak 37 perusahaan dan terdiri dari perusahaan-perusahaan yang pernah terdaftar dalam indeks sri
kehati. Terpilihnya perusahaan kedalam 37 sampel tersebut didapatkan berdasarkan kriteria sampel yang
telah ditetapkan pada penelitian ini. Perusahaan yang terdaftar dalam indeks dari periode 1 hingga 4 peri-
ode dijadikan sebagai sampel penelitian serta perusahaan yang pernah terdaftar dalam indeks Sri Kehati
meski hanya 1 periode juga dijadikan sampel penelitian sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan yang
pernah teregistrasi pada indeks Sri Kehati dijadikan sebagai sampel penelitian. Peneliti selanjutnya dis-
arankan untuk menambah populasi pada penelitian selanjutnya sehingga tidak terbatas pada indeks Sri
Kehati serta dapat periode ysng digunakan dalam meneliti lebih lama dibandingkan penelitian ini serta
dapat menambahkan variabel lain dan lebih dalam menggali informasi sehingga data yang diperoleh dapat
memberikan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Arfamaini, R. (2016). Pelaporan corporate social responsibility (CSR) dengan menggunakan global report-
ing initiative (GRI). E-Jurnal Manajemen Kinerja, 2(2).
BEI. (2021). IDX indeks . https://www.idx.co.id/produk/indeks/. (Diakses pada 18 Oktober 2021)
Darma, G.S. (2018). Seuntai Pesan, Menjawab Zaman. Indonesia: Pustaka Larasan Press.
Dewi, N. K. Y. W., & Darma, G. S. (2019). Strategi Investasi & Manajemen Resiko Rumah Sakit Swasta di
Bali. Jurnal Manajemen Bisnis, 16(2), 110-127.
Ermaya, H. N. L., & Mashuri, A. A. S. (2020). The Influence of Environmental Performance, Environmental
Cost and ISO 14001 on Financial Performance in Non-Financial Companies Listed on the Indonesia
Stock Exchange. Neraca : Jurnal Akuntansi Terapan, 1(2), 74–83.
Heineken, H. (2019). Citigroup, Standard Chartered, dan Rabobank membatalkan pinjaman substansial kepada pe-
rusahaan kelapa sawit Indofood atas pelanggaran tenaga kerja. Apakah orang lain akan mengambil sikap?.
https://www.ran.org/the-understory/citi-divests-from-indofood/. (Diakses pada 08 September
2021)
Indriantoro, N. dan B. Supomo. (2018). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: ANDI dan BPFE.
Kasmir, D. (2019). Analisis Laporan Keuangan. Depok: Rajagrafindo Persada.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2017). Buku PROPER. Jakarta: Ke-
menterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Kirana, I., & Darmadji, S. H. (2014). Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Lingkungan
Dalam Menunjang Perolehan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) PT. Surya
Kertas. Calyptra, 2(2), 1-18.

140
InFestasi Vol_ No_ Juni 20_

Lestari, N., & Lelyta, N. (2019). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Pe-
rusahaan. Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, 22(1), 1-11.
Meiyana, A., & Aisyah, M. N. (2019). Pengaruh kinerja lingkungan, biaya lingkungan, dan ukuran perus-
ahaan terhadap kinerja keuangan dengan corporate social responsibility sebagai variabel interven-
ing. Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 8(1), 1-18.
Ningtyas, A. A., & Triyanto, D. N. (2019). Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Pengungkapan Lingkungan
Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar
di BEI Tahun 2015-2017). JASa (Jurnal Akuntansi, Audit, Dan Sistem Informasi Akuntansi), 3(1), 14–26
Paramita, V. V. (2019). Pengaruh Corporate Social Responsibility dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keu-
angan dengan kinerja lingkungan sebagai variabel moderator (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIR-
LANGGA).
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. 27 Januari 2021. Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 82. Jakarta.
Pramukti, A., & Buana, A. P. (2019). Pengungkapan Tanggungjawab Sosial dan Kinerja Keuangan. Owner:
Riset dan Jurnal Akuntansi, 3(2), 301-306.
Pratama, C. A., Devi Farah Azizah, & Nurlaily, F. (2019). Effects of Return On Equity (ROE), Earning Per
Share (EPS), Current Ratio (CR) and Debt to Equity Ratio (DER) on Stock Prices. Business Administra-
tion Journal, 66(1), 10–17.
PROPER. (2020). PROPER. https://proper.menlhk.go.id/. (Diakses pada 11 April 2021)
Pusaka, S. (2017). Peluncuran GRI Standards 2018: Membaca Arah Akuntabilitas Masa Depan.
https://majalahcsr.id/peluncuran-gri-standards-2018-membaca-arah-akuntabilitas-masa-depan/.
(Diakses pada 18 Oktober 2021)
Putra, Y. P. (2018). Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan Dengan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel Intervening. BALANCE: Jurnal Akuntansi dan
Bisnis, 2(2), 227-236.
Rafianto, R. A. (2017). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Kinerja Lingkungan
Terhadap Kinerja keuangan (Studi pada Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia pada Periode
2010-2012). Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom.
Rizal, Y., & Agusti, R. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibilityterhadap Kinerja Keuangan,
Dengan Leverage Dan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Kontrol (Studi Pada Perusahaan Per-
tambangan Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012 Sd 2013). Jurnal Akuntansi (Media Riset
Akuntansi & Keuangan), 5(2), 145-158.
Rohma, F. F. (2019). Analisis Biaya dan Manfaat Aliran Kas Investor: Telaah Literatur Kewajaran Dari Nilai
Wajar. Jurnal Penelitian Teori & Terapan Akuntansi (PETA), 4(2), 49-65.
Rohma, F. F. (2021). Analisis Komparabilitas dan Fleksibilitas Triple Bottom Line Pada Aliran Kas Investor.
Kajian Akuntansi, 22(1), 78-87.
Sahbandi, J. (2019). Pengaruh Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Kinerja Keuangan Perus-
ahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Ta-
hun 2015-2016). Doctoral dissertation, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Sanusi, A. (2019). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Setiawan, W., Hasiholan, L. B., & Pranaditya, A. (2018). Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan
dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan dengan Corporate Social Responsibility (CSR)
Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Perusahaan Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016). Journal of Accounting, 4(4).
Sugeng, B. (2017). Manajemen Keuangan Fundamental. Yogyakarta: Deepublish.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suhartono, A., Jati, W., & Sunarsi, D. (2019). Pengaruh Earning Per Share Dan Return On Asset Terhadap
Harga Saham Pada PT. Bank Negara Indonesia Tbk Periode 2009-2018. Jurnal Manajemen, Bisnis dan
Organisasi (JUMBO), 3(3), 182-194.
Sulindawati, N. G. (2017). Manajemen Keuangan Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis. Depok: Rajawali
Press.
Tahu, G. P. (2019). Pengaruh KInerja LIngkungan Dan Pengungkapan Lingkungan Terhadap KInerja Keu-
angan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal Ekonomi dan Pari-

141
Devi, Puspita, Wardhaningrum InFestasi Vol 18 No.2 Desember 2022

wisata, 14(1).
Tempo. (2019). Menanggung Dampak Limbah Freeport.
https://kolom.tempo.co/read/1169527/menanggung-dampak-limbah-freeport. [ Diakses pada 1 Ju-
li 2022]
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2007. Perseroan Terbatas. 16 Agustus 2007. Lem-
baran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106. Jakarta.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 04 Juli
2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93. Jakarta
Utami, P. (2017). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
High Profile Terbuka di Indonesia. Doctoral Dissertation: Universitas Sumatera Utara.
Widhiastuti, N. L. P., Suputra, I. D. D., & Budiasih, I. N. (2017). Pengaruh kinerja lingkungan pada kinerja
keuangan dengan Corporate Social Responsibility sebagai variabel intervening. E-Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana, 6(2), 819-846.

142

Anda mungkin juga menyukai