Penerapan Framework Information Technology Infrastructure Library
Penerapan Framework Information Technology Infrastructure Library
3, Juni 2022
e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak)
DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4232
Hal 629−634
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom
1. PENDAHULUAN
Perkembangan TI telah berkembang secara pesar termasuk institusi pemerintahan yang sedang meningkatkan
pemanfaatan dan investasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pemanfaatan TI benar-benar mendukung tujuan
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga harus memperhatikan efisiensi penggunaan sumber daya dan pengelolaan
risiko[1]. Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) merupakan instansi yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang agrarian/pertanahan dan tata ruang[1]. ATR/BPN Purbalingga sudah menggunakan
pemanfaatan layanan TI yang membantu pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya, terutama dalam penggunaan website
milik ATR/BPN Purbalingga. Peran website sangatlah penting dalam segala bidang organisasi termasuk ATR/BPN
Purbalingga[2]. KKP-Web atau kkp2.atrbpn.go.id ini merupakan merupakan aplikasi berbasis web pelayanan pertanahan
yang telah terkomputerisasi, sehingga data tentang bidang tanah maupun spesialnya dapat terintegrasi dengan baik[3].
Website kkp2.atrbpn.go.id dibangun untuk memudahkan administrator KKP-Web dalam pemeliharaan dan perawatan
aplikasi (Badan Pertanahan Nasional/BPN 2011)[3]. Aplikasi berbasis web ini menggunakan satu pusat server yang
mengelola input-processing dan output aplikasi layanan pertanahan di seluruh Kantor Pertanahan di lingkungan BPN[4].
Kegunaan website kkp2.atrbpn.go.id ini diantaranya untuk pemutakhiran data dan validasi data-data pertanahan,
penerbitan peta bidang tanah, penerbitan gambar ukur, penerbitan nomor surat ukur, dan penerbitan nomor hak
sertifikat[1]. Pentingnya website kkp2.atrbpn.go.id bagi pegawai ATR/BPN Purbalingga adalah memudahkan
menyelesaikan pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien dalam menginput, output dan edit data berkas[1].
Berdasarkan latar belakang pada penjelasan sebelumnya dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu
mungukur tingkat kematangan manajemen layanan teknologi informasi pada website kkp2.atrbpn.go.id dengan
mempergunakan Framework Information Technology Infrastructure Library (ITIL) V.3 domain service operation.
Sebelum penelitian ini dibuat, penulis mempelajari beberapa penelitian terdahulu diantaranya yaitu, [5]Andra Bayu
Febriant, Yusi Tryroni Mursityo danAditya Rachmadi(2019) dengan judul Evaluasi Maturity Level Manajemen Layanan
Teknologi Informasi menggunakan Framework ITIL V3 Domain Service Operation pada 24Slides Corporation, hasil
pada penelitian tersebut yaitu mengukur tingkat kematangan pada 24Slides Corporation dengan menggunakan
Framework ITIL domain service operation[5]. Gap penelitian ini terletak pada objek penelitian yang dilakukan di atrbpn
Purbalingga yang belum dilakukan oleh penelitian lain mempergunakan ITILVersi 3, sedangkan penelitian lainnya
dengan objek penelitian yang berbeda.
ITILVersi 3 adalah salah satu framework bersifat best practice dan perusahaan mempergunakan sebagai acuan
untuk menjalankan manajemen layanan secara optimal. ITIL Versi 3 membantu oraganisasi bisnis untuk mengembangkan
dan menyediakan proses Information Technology Service Management (ITSM)[6]. ITIL Versi 3 memberikan peningkatan
kepuasan pengguna dengan layanan TI[7]. Hal tersebut merujuk pada beberapa jurnal nasional dan internasional yang
menunjukkan implementasi ITIL di dalam perusahaan[5]. Fokus yang perlu adalah pembahasan tentang penelitian ITIL
Versi 3 secara umum mulai dari lingkup keseluruhan domain (5 domain ITIL Versi 3) hingga membahas secara spesifik
7 sub domain dari service operation yaitu service management As a practice, service operation principles, service
operation process, common service operation activities, organizing for service operation, technology consideration dan
implementation of service operation[5]. Berdasarkan hasil observasi awal penelitian ke ATR/BPN Purbalingga yaitu
belum ada penelitian membahas mengenai manajemen layanan TI pada website kkp2.atrbpn.go.id dan belum adanya
pengukuran pengguna terhadap layanan TI yang dimiliki ATR/BPN Purbalingga. Penyebaran kuesioner mengenai
website https://kkp2.atrbpn.go.id/ dari 22 responden dan wawancara via online terdapat beberapa masalah yaitu tools
dalam website kurang efektif yang dimana harus di click dua kali atau bahkan harus melakukan refresh page, tetapi
masalah yang sering terjadi yaitu server down dan kkp error yang di mana jika terjadi down semua fitur website itu sendiri
menjadi susah digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil analisis tingkat kematangan
manajemen layanan TI pada website kkp2.atrbpn.go.id. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti akan mencari
tahu mengenai tingkat kematangan pada website kkp2.atrbpn.go.id mempergunakan media analisis metode ITIL Versi 3
dengan domain service operation. Pemilihan metode Framework ITIL Versi 3 ini karena membantu ATR/BPN
Purbalingga dalam menentukan tingkat kematangan layanan TI saat pegawai menggunakan website
https://kkp2.atrbpn.go.id/[5]. Framework ITIL Versi 3 dapat meningkatkan kualitas layanan website dengan menganalisis
tingkat kematangan[8]. Pada metode ITIL fokus pada domain service operation dikarenakan mencakup pada kegiatan
operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI didalamnya[5]. Pada analisis gap terhadap kepala kantor BPN
Purbalingga yang diwakili oleh sekertarisnya yang mengharapkan bahwa dari nilai bisnis dan IT yang ada dapat selaras
dan memiliki kontrol pada proses kinerja menjadi lebih terkontrol.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Metode merupakan teknik atau cara yang disusun secara teratur yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
informasi dan data dalam melakukan penelitian yang disesuaikan dengan objek atau subjek yang diteliti[9].
2.1 Tahapan Penelitian
Tahapan ini terdapat beberapa tahapan yang dapat mengukur tingkat aktivitas penelitian dimana tahapan tersebut
didalamnya terdapat proses yang dilakukan secara runtut, baku, terstruktur, logis dan sitematis[10].
Tahapan penelitian ini terdiri dari yang pertama yaitu identifikasi masalah yang akan diteliti, selanjutnya yaitu
studi literatur atau referensi untuk dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian, pengumpulan data dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada responden, selanjutnya yaitu menyusun pernyataan kuesioner berdasarkan domain service
operation dengan metode framework ITIL V.3. Penyebaran kuisioner berdasarkan identifikasi masalah. Analisis dan
pengolahan data Analisis pernyataan kuesioner mempergunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas dari pernyataan. Media analisis data menggunakan framework ITIL V.3 sesuai
dengan domain service operation dengan pembagian domain diantaranya yaitu Service Management As aPractice,
Service Operation principles, Service Operation Process, Common Service Operation Activities, Organizing for Service
Operation, Technology consideration dan Implementation of Service Operation. Langkah selanjutnya menganalisis
tingkat maturity level dari manajemen layanan TI website kkp2.atrbpn.go.id. selanjutnya melakukan penyusunan hasil
dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis data. Tahap terakhir adalah kesimpulan dari penelitian.
2.2 Framework Information Technology Infrastructure Library (ITIL) Versi 3
Secara umum Information Technology Infrastructure Library (ITIL) didefinisikan sebagai sebuah kerangka kerja yang
berisi pengetahuan praktis yang dapat digunakan dalam membantu organisasi bisnis untuk mengembangkan dan
menyediakan proses Information Technology Service Management (ITSM) (itSMF, 2007)[6]. Kerangka kerja ITIL
bertujuan secara meningkatkan efisiensi operasional TI dan kualitas layanan pelanggan[11]. Secara praktis ITIL
mendefinisikan bentuk dan fungsi pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana untuk penyimpanan, komunikasi atau
pemrosesan informasi[6]. Tujuan dari ITIL Versi 3 yaitu Mendukung keberhasilan sebuah organisasi dengan
mensinergikan layanan TI dengan kebutuhan bisnis yang ada saat ini untuk mempersiapkan kebutuhan dimasa yang akan
datang, Meningkatkan dan menjaga nilai kualitas layanan TI secara berkelanjutan dan ITIL dapat menekan dan
mengefisiensikan pengeluaran untuk penyediaan biaya teknologi informasi dalam lingkup jangka panjang[6]
2.3 Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-
layanan TI[6]. Service operation memiliki tujuan untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan aktivitas dan proses yang
dibutuhkan untuk memberikan dan mengelola persetujuan pelayanan bagi pengguna [8]. Domain Service operation juga
bertanggung jawab untuk mengelola aplikasi, teknologi dan infrastruktur untuk mendukung pengiriman layanan [8]. Di
dalam Service Operation terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta
menjamin tingkat kinerja yang telah dijanjikan dengan pelanggaran sebelumnya[12]. Panduan-panduan ini mencakup
bagaimana menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta
target kinerja layanan TI [12]. Proses-proses yang ada pada Service Operation sebagai berikut:
a. Event Management
b. Request Fulfillment
c. Acces Management
d. Problem Management
e. Incident Management
2.4 Maturity Level
Maturity level merupakan sebuah metode untuk mengukur tingkat kematangan terhadap pengelolaan manajemen layanan
dalam sebuah organisasi atau instansi perusahaan[8]. Pada tahap analisis maturity level ini cara memahami dan mengolah
data dari hasil kuesioner dan wawancara dengan melakukan validasi berdasarkan wawancara dan observasi[13]. Maturity
level dapat mengetahui tingkat kematangan.
a. Tingkat 0 (non-existent), Perusahaan tidak mengetahui sama sekali proses teknologi informasi di perusahaannya[14].
b. Tingkat 1 (initial) Pada level ini, organisasi pada umumnya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk
mengembangkan suatu produk baru. Pengembangan sistem sangat tergantung pada satu individu sebagai keahlian
perorangan dan belum sepenuhnya diakui sebagai kebutuhan perusahaan[14].
c. Tingkat 2 (repeatable) Pada level ini, kebijakan untuk mengatur pengembangan suatu proyek dan prosedur dalam
mengimplementasikan kebijakan tersebut telah ditetapkan[14].
d. Tingkat 3 (defined) Pada level ini, proses standar dalam pengembangan suatu produk baru didokumentasikan, proses
ini didasari pada proses pengembangan produk yang telah diintegrasikan[14].
e. Tingkat 4 (managed), Pada level ini, organisasi membuat suatu matrik untuk suatu produk, proses dan pengukuran
hasil. Proyek mempunyai kontrol terhadap produk dan proses untuk mengurangi variasi kinerja proses sehingga
terdapat batasan yang dapat diterima[14].
f. Tingkat 5 (optimised), Pada level ini, seluruh organisasi difokuskan pada proses peningkatan secara terus-menerus.
Teknologi informasi sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan
kualitas, efektifitas, serta kemampuan beradaptasi perusahaan[14].
Tabel 1. Jenis jenis database
Maturity Level Keterangan
0 Non Existent
1 Initial
2 Repeatable
3 Defined
4 Managed
5 Optimizing
2.4 Metode Analisis
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang berfungsi untuk melihat pada suatu instrumen tersebut valid atau tidak valid,
instrumen yang dimaksud yaitu pernyataan-pernyataan yang tersedia didalam kuesioner[15].
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas pada instrumen penelitian merupakan sebuah uji yang digunakan pada instrumen pernyataan untuk
mengetahui bahwa pernyataan yang ada pada kuesioner tersebut reliabel atau tidaknya, pengujian ini menggunakan
anlisis Alpha Cronbach[15].
c. Proportionate and Disproportionate Startified Random Sampling
Proportionate and Disproportionate Startified Random Sampling pengambilan sampel dengan menentukan populasi
dari setiap divisi, seksi atau subbagian, menentukan total populasi dan menentukan presentasi sampling[16].
Dari ketujuh subdomain penilaian yang telah dilakukan penilaian, maka masing-masing subdomain memiliki
level kematangan yang sudah dibulatkan kebawah seperti tabel dibawah.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Maturity Level.
No Sub Domain Nilai Level Kematangan
1 Service management as a practice 3 3 Defined
2 Service operation principles 3 3 Defined
3 Service operation processes 2 2 Repeatable
4 Common service operation 4 4 Managed
4. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini menggunakan metode Information Technology Infrastructure
Library (ITIL) Versi 3 domain service operation yang bertujuan untuk menganalisis pada kegiatan operasional harian
pengelolaan layanan-layanan TI didalamnya yang menggunakan website kkp2.atrbpn.go.id. Framework ITIL Versi 3
dapat meningkatkan kualitas layanan website dan menganalisis tingkat kematangan yaitu dengan menggunakan maturity
level. Hasil nilai kematangan pada website kkp2.atrbpn.go.id pada subdomain service operation domain service
management as a practice dengan memperoleh rata-rata 3,97. Service operation principles dengan rata-rata 3,27. Service
operation processes memperoleh rata-rata 2,95. Common service operation dengan rata-rata 4. Organizing service
operation dengan rata-rata 4,12. Service operation technology consideration dengan rata-rata 3,8. Implementing service
operation dengan rata-rata 3,3. Rata-rata total yang diperoleh dari semua domain service operation yaitu 3,1 berada pada
level 3 (defined) yang berarti pentingnya untuk menjalankan proses-proses dasar dan melakukan dokumentasi pada setiap
proses serta standarisasi supaya bisa mencapai level yang telah diharapkan.
REFERENCES
[1] O. P. Sihombing, “Analisis Layanan Teknologi Informasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (Ptsl) Menggunakan Itil V3,”
2018.
[2] N. P. L. Santiari and I. G. S. Rahayuda, “Analisis User Interface Dan User Experience (Studi Kasus: Website E-Learning Stikom
Bali),” Semin. Nas. Inov. …, pp. 2012–2019, 2019, [Online]. Available:
https://eproceeding.undwi.ac.id/index.php/inobali/article/view/119.
[3] A. Munawaruzaman, “Implementation of Digital Transformation of the Ministry of Agraria To Improve Public Services,” Pros.
Senantias 2020, vol. 1, no. 1, pp. 589–598, 2020.
[4] F. C. Mustofa, “Evaluation of Land Information System Development in the Ministry of ATR/BPN,” Bhumi J. Agrar. dan
Pertanah., vol. 6, no. 2, pp. 158–172, 2020.
[5] A. B. Febriant, Y. T. Mursityo, and A. Rachmadi, “Evaluasi Maturity Level Manajemen Layanan Teknologi Informasi
Menggunakan Framework Itil V3 Domain Service Operation Pada 24Slides Corporation,” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu
Komput., vol. 3, no. 6, pp. 5608–5615, 2019.
[6] N. T. Hariyanti, J. D. C. Sihombing, and A. Wirapraja, “Pemanfaatan Proses Pada Kerangka ITIL V3 Dalam Menyediakan
Manajemen Layanan Teknologi Informasi,” J. Eksek., vol. 15, no. 2, pp. 388–403, 2018.
[7] S. Hanief and I. W. Jepriana, “Analisis Maturity Level Dalam Blended Learning Pada Domain Service Operation Framework Itil
V3,” J. Teknol. Inf. dan Komput., vol. 5, no. 1, pp. 68–75, 2019, doi: 10.36002/jutik.v5i1.639.
[8] M. K. Anam, N. Lizarti, and A. N. Ulfah, “Analisa Tingkat Kematangan Sistem Informasi Akademik STMIK Amik Riau
Menggunakan ITIL V3 Domain Service Operation,” vol. 4, no. 1, 2019.
[9] L. A. Abdillah, “Bahan dan Metode Artikel Ilmiah,” vol. 4, pp. 77–88, 2020, [Online]. Available:
http://eprints.binadarma.ac.id/id/eprint/4215.
[10] Harys, “Tahapan Penelitian.” https://www.jopglass.com/tahapan-penelitian/.
[11] E. Novilia, W. Cholil, and T. B. Kurniawan, “Analisa Tingkat Pelayanan IT Service Management pada Penerapan Sistem Ujian
Nasional berbasis Komputer dengan menggunakan Kerangka Kerja ITIL v3,” Sains, Apl. Komputasi dan Teknol. Inf., vol. 2, no.
1, p. 24, 2020, doi: 10.30872/jsakti.v2i1.2570.
[12] S. Hanief and I. W. Jefriana, “Framework Itil V3 Domain Service Operation Dalam Analisis Pengelolaan Teknologi Blended
Learning,” J. Teknol. Inf. dan Komput., vol. 4, no. 1, pp. 59–65, 2018, doi: 10.36002/jutik.v4i1.395.
[13] B. Uddin, “Evaluasi Penerapan Manajemen Layanan Ti Menggunakan Kerangka Kerja It Infrastructure Library ( Itil ) Sub
Domain Service Desk , Incident Management , Dan Problem Management,” vol. 8, pp. 171–177, 2014, [Online]. Available:
http://ejournal.poltektedc.ac.id/index.php/tedc/article/view/281.
[14] S. Hastini, S. Hastini, and W. Cholil, “Analisa Komponen ITSM Pada E-learning Perguruan Tinggi Di Kota Palembang
Menggunakan ITIL V . 3,” vol. 15, no. 1, pp. 79–91.
[15] N. M. Janna, “Konsep Uji Validitas dan Reliabilitas dengan Menggunakan SPSS,” Artik. Sekol. Tinggi Agama Islam Darul
Dakwah Wal-Irsyad Kota Makassar, no. 18210047, pp. 1–13, 2020.
[16] V. F. Dr. Vladimir, Resarch Methods for Business, vol. 1, no. 69. 1967.
[17] L. N. Hidayah et al., “Audit Infrastruktur Teknologi Informasi Berbasis Itil V.3 Domain Service Design I Pada Sipmas Di Lppm
It Telkom Purwokerto,” Indones. J. Bus. Intell., vol. 1, no. 1, p. 39, 2019, doi: 10.21927/ijubi.v1i1.896.