107-Research Results-538-1-10-20220305
107-Research Results-538-1-10-20220305
administrativa.fisip.unila.ac.id
ARTICLE
Fitri Wahyuni*
Jurusan Ilmu Administrasi Publik, STISIPOL Dharma Wacana
How to cite: Wahyuni, F., (2021) Efektivitas Pelayanan Kesehatan Berbasis Teknologi
melalui Mobilie JKN di BPJS Kesehatan Cabang Bandar Lampung. Administrativa (3) 3
Article History ABSTRACT
Received: 10 September The application of technology-based health insurance services through mobile
2021 JKN at BPJS Health. Mobile JKN is an application launched or issued by BPJS
Accepted: 23 November Health which aims to make it easier for BPJS Health participants to obtain
2021 services and all JKN-KIS membership information. This application is expected to
be able to improve BPJS Health services which were previously still conventional.
Keywords: The target group or target of the Mobile JKN application is the entire
Effectiveness, community, both those with the status of JKN-KIS participants and those who
Technology-Based Services have not yet become JKN-KIS participants. Measurement of effectiveness is based
Mobile JKN on effectiveness measures according to Siagian (2013), in this case there are 4
study targets, namely: (1) Resources, Funds, Facilities and Infrastructure; (2) the
number and quality of services produced; (3) Deadline; (4) Service procedures
that must be taken. This type of research is descriptive research with a
qualitative approach. And data collection techniques by way of observation,
interviews and documentation.
* Corresponding Author
Email : [email protected]
A. PENDAHULUAN
Penelitian ini akan menguraikan tentang penerapan pelayanan berbasis teknologi yang
dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) didirikan
pemerintah dengan tujuan memberikan perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh
masyarakat. Itu merupakan satu di antara amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Aturan itu kemudian diperkuat dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial,
sehingga lahirlah BPJS Kesehatan yang mengelola Program JKN-KIS. Program JKN
didasarkan pada Perpres Nomor 12 tahun 2013 pasal 6 ayat (1) tentang Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang berbunyi kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib dan mencakup
seluruh penduduk Indonesia dan target Universal Health Coverage (UHC) tahun 2019
seluruh rakyat Indonesia telah terdaftar menjadi anggota BPJS Kesehatan. Sejak 1 Januari
2014, pemerintah Indonesia mulai mengimplementasikan Program Jaminan Kesehatan
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN -KIS).
Sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat selaku peserta BPJS Kesehatan memberikan alternatif pelayanan.
Alternatif pelayanan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan dibagi menjadi dua alternatif
pelayanan. Yang pertama, pelayanan dengan model konvensional (datang langsung kekantor
BPJS Kesehatan. Dan yang kedua, dengan pelayanan berbasis teknologi melalui Mobile
JKN. Dua model alternatif pelayanan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan ini merupakan
salah satu bentuk peningkatan kualitas pelayanan agar tercapainya efektivitas organisasi
seperti yang diharapkan masyarakat. Menurut Stoner dalam Ernitasari (2019), menekankan
pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan– tujuan organisasi, dan
efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Dengan demikian suatu
pelayanan dapat dikatakan efektif dan berhasil sesuai target apabila membawa dampak
positif bagi masyarakat sebagai penerima layanan serta menghasilkan output yang
lebih baik dari sebelumnya.
BPJS Kesehatan sebagai salah satu badan atau organisasi yang mulai menerapkan dan
mengembangkan sistem e-Government dalam bidang pelayanan. BPJS Kesehatan juga
merupakan salah satu organisasi milik pemerintah yang diamatkan untuk memberikan
pelayanan kesehatan berupa asuransi kesehatan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang
berlandaskan pada asas gotong royonng dan keadilan.
Dari data BPJS Kesehatan diketahui bahwa kepuasan peserta dalam periode 3 tahun
sejak 2014 secara konsisten menurun. Pada Tahun 2014 sebesar 81,0%, pada tahun 2015
menurun menjadi sebesar 78,90%, dan pada tahun 2016 kembali turun menjadi 78,60%.
Namun, setelah implementasi Mobile JKN, tingkat kepuasan peserta pada tahun 2017
meningkat dibandingkan pada tahun 2016, dari 78,60% menjadi 79,50%. Selain menurunkan
angka antrean, Mobile JKN juga meningkatkan efisiensi operasional dan produktifitas
layanan di kantor cabang sampai Rp 20,2 miliar per tahun. Efisiensi biaya operasional
tersebut mempertimbangkan aspek seperti efisiensi SDM, sarana prasarana ruang tunggu,
biaya ATK, biaya cetak kartu dan lain-lain akibat dari pengurangan kunjungan peserta ke
Kantor Cabang. Ada beberapa aktivitas yang dilakukan untuk keberlangsungan inovasi ini.
Pertama adalah sosialisasi Mobile JKN secara masif dan berkesinambungan. Kemudian,
BPJS juga mengembangkan fitur JKN-pay untuk kemudahan pembayaran, dan fitur Rujukan
Online untuk kepastian pelayanan.dan akan dikembangkan juga fitur konsultasi online
dengan dokter (Sumber :https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/inovasi-bpjs-kesehatan-
pangkas-antrean-dengan-mobile-jkn).
Tabel 1. Pengguna Aplikasi Mobile JKN di Kota Bandar Lampung (sd Desember 2018)
No Jenis Kepesertaan Jumlah
1 Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 6.037
2 Pekerja Penerima Upah (PPU BU) 8.030
3 Pekerja Penerima Upah Pegawai Negeri (PPU PN) 3.090
4 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD 21
5 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 263
6 Bukan Pekerja (BP) 327
Total 17.768
Sumber: BPJS Kesehatan Cabang Kota Bandar Lampung, tahun 2018
Walaupun telah dihadirkannya aplikasi Mobile JKN yang dinilai dapat memudahkan,
efektif dan efisien dalam mendapatkan pelayanan bagi peserta BPJS Kesehatan di Bandar
Lampung, namun tetap saja angka kepersertaan masih rendah yaitu hanya sekitar 72,81%
atau sejumlah 856.723 jiwa dari 1.176.677 jiwa jumlah penduduk Kota Bandar Lampung.
Selain itu jumlah peserta BPJS Kesehatan yang menggunakan aplikasi Mobile JKN untuk
kebutuhan pelayanan dan informasi juga masih rendah dari total keselurahn jumlah peserta
BPJS Kesehatan di Kota Bandar Lampung yaitu 856.723 jiwa, sampai dengan desember 2018
hanya 17.768 jiwa yang menjadi pengguna aplikasi Mobile JKN. Berikut ini adalah data
pengguna Mobile JKN di Kota Bandar Lampung, dari sejak diluncurkannya aplikasi Mobile
JKN sampai dengan bulan desember 2018 pada tabel 1.
Dibalik tujuan dari inovasi yang dilakukan BPJS Kesehatan memang untuk memperbaiki
sistem pelayanan dengan menggedepankan pengembangan inovasi berbasis teknologi
informasi yang diharapkan mampu mempermudah proses pelayanan, mudah, cepat, efektif
dan efisien. Namun pada prakteknya masih terdapat beberapa kendala yang dikeluhkan
masyarakat terkait kendala hingga kekurangan Mobile JKN ini. Beberapa kendala tersebut
dapat ditemukan pada situs Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!). Dan
berdasarkan data pada tabel 1. Tersebut terlihat bahwa angka pengguna Mobile JKN yang
masih rendah sehingga penelitian ini berusaha mengulas tentang efektivitas pelayanan
jaminan kesehatan berbasis teknologi melalui Mobile JKN di BPJS Kesehatan Cabang
Bandar Lampung.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini berangkat dari metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. pendekatan deskriptif menggambarkan suatu fenomena yang ada dengan jalan
memaparkan data secara kata-kata dan gambar (Moleong, 2007). Pengumpulan data
dilakukan melalui kegiatan wawancara dengan masyarakat peserta BPJS Kesehatan Kota
Bandar Lampung dan petugas atau pegawai BPJS Kesehatan Cabang Bandar Lampung.
Metode penelitian kualitatif memiliki kelebihan data deskriptif lebih detail dan mendalam;
data menggambarkan pandangan realistis terhadap dunia sosial yang dialami oleh
subjek penelitian yang tidak bisa diukur secara numerik; memberikan kesempatan pada
partisipan untuk mendeskripsikan perspektifnya terhadap fenomena yang diteliti; proses
pengumpulan data dilakukan secara fleksibel sesuai dinamika di lapangan; interaksi
dilakukan dengan bahasa partisipan sehari-hari, dengan terminologi khas yang
mereka gunakan; dan fokus riset selalu merespon pada perubahan yang terjadi selama
proses penelitian, tidak memaksakan pandangan peneliti yang disusun sebelumnya di atas
meja
melakukan sebuah inovasi pelayanan. Satu diantara inovasi terkini yang dihadirkan, melalui
soft launching aplikasi mobile JKN pada peringatan HUT ke-49 BPJS Kesehatan di Jakarta,
tanggal 15 November 2017. Mobile JKN ini dirancang untuk memudahkan peserta dalam
melakukan berbagai perubahan data dalam status kepesertaannya di Program JKN-KIS. Ada
16 fitur yang bisa dimanfaatkan pada aplikasi Mobile JKN, diantaranya Fitur Pindah Faskes,
Fitur Perubahan Identitas, Fitur Pindah Kelas, Keluhan Masyarakat, Info Faskes terdekat dan
lain-lain. Inovasi pelayanan jaminan kesehatan berbasis aplikasi ini dilakukan karena
semakin tingginya angka kepesertaan BPJS Kesehatan khususnya di Kota Bandar lampung
yg telah mencapai 856.723 peserta.
Pihak BPJS Kesehatan telah melakukan berbagai macam sosialisasi seperti melalui iklan,
advetorial melalui media cetak, online dan radio, setiap peserta yang datang ke Kantor
Cabang kami berikan leatflet tentang mobile JKN, dan lain-lain. Tidak hanya itu, pihak BPJS
Kesehatan Cabang Bandar Lampung juga merektrut tenaga lapangan/ kader BPJS Kesehatan
yang dipekerjaan secara kontrak untuk melakukan sosialisasi langsung (door to door) terkait
dengan program JKN-KIS, manfaat kepesertaan JKN-KIS, pembayaran iuran dan Mobile
JKN.
Selain melakukan sosialisasi Mobile JKN melalui media masa, sosialsasi langsung ke
lingkungan masyarakat (door to door) , pihak BPJS Kesehatan telah melakukan uji publik
yang dilakukan di kantor cabang Bandar Lampung kepada pengunjung layanan di kantor
BPJS Kesehatan. Uji publik ini dilakukan oleh frontliner BPJS Kesehatan Cabang Bandar
Lampung, setelah masyarakat yang datang ke Kantor BPJS Kesehatan selesai diberikan
layanan yang mereka butuhkan. Selanjutnya frontliner memberikan sosialisasi kepada
masyarakat atau peserta itu terkait dengan kengunaan, manfaat dan cara penggunaan aplikasi
Mobile JKN, dan kemudian frontliner mengarahkan masyarakat untuk mengunduh aplikasi di
smartphone miliknya dan mengarahkan masyarakat atau peserta tersebut untuk menggunakan
aplikasi Mobile JKN dalam rangka mempermudah proses pelayanan dan informasi terkait
BPJS Kesehatan yang dibutuhkan masyarakat atau peserta tersebut.
Selain mengoptimalkan sosialisasi Mobile JKN kepada masyarakkat, pihak BPJS
Kesehatan Cabang Bandar Lampung memiliki SDM tanggap dalam merespon segala kendala
atau permasalahan yang dihadapi masyarakat terkait penggunaan aplikasi Mobile JKN seperti
lupa kata sandi, sulit untuk login atau kesulitan dalam menggunakan aplikasi ini.
Selain itu BPJS Kesehatan Cabang Bandar Lampung juga menyiapkan anjungan Mobile
JKN yang diletakkan didepan pintu masuk Kantor BPJS Kesehatan Cabang Bandar
Lampung. Anjungan Mobile JKN ini dimaksudkan untuk mempermudah masyarakat yang
ingin mendownload atau menanyakan kesulitannya dalam menggunakan aplikasi Mobile
JKN agar dengan mudah dibantu oleh petugas BPJS Kesehatan.
Sumber: Dokumentasi peneliti di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Bandar Lampung, 2021
Selain sumber daya manusia, sarana dan prasarana, adapula dukungan berupa regulasi dari
pemerintah pusat, dan juga dukungan anggaran dari Kementerian Kesehatan untuk
mendukung program JKN-KIS juga secara langsung mendukung penerapan inovasi Mobile
JKN ini. Karena inovasi Mobile JKN ini juga merupakan bagian dari program JKN-KIS.
Anggaran yang dialokasikan oleh Kementerian Kesehatan untuk mendukung program JKN-
KIS ini tidaklah sedikit, yaitu sebesar 58,3 triliun. Anggaran yang dialokasikan untuk
program JKN-KIS ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan BPJS Kesehatan
dalam rangka mecapai UHC (Universal Health Converage) di tahun 2019.
memberlakukan pula model pelayanan konvensional bagi masyarakat yang ingin memperoleh
layanan langsung di kantor BPJS Kesehatan Cabang Bandar Lampung.
Hasilnya, setelah penerapan inovasi mobile JKN ini, menurut staff BPJS Kesehatan
Cabang Bandar Lampung terjadi penurunan jumlah kunjungan masyarakat yang datang ke
kantor BPJS Kesehatan dari sebelum adanya penerapan inovasi Mobile JKN ini. Hal ini
karena sebelum adanya inovasi Mobile JKN, masyarakat yang telah menjadi peserta BPJS
Kesehatan maupun belum terdaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan bertumpu pada
pelayanan model konvensional akibatnya terjadinya antrian dan tidak mempuninya kapasitas
kantor BPJS Kesehatan Cabang Bandar Lampung untuk menampung banyaknya kunjungan
masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan BPJS Kesehatan Cabang Bandar Lampung.
Walaupun pada implemetasinya, penerapan pelayanan berbasis teknologi ini lebih mudah
diadopsi oleh sebagian besar masyarakat yang berusia 20-40 tahun, namun untuk masyarakat
yang tidak menggunakan aplikasi ini, terdapat alternatif layanan konvensional dengan
mendatangi kantor BPJS Kesehatan untuk memperoleh pelayanan BPJS Kesehatan. Variasi
model pelayanan yang diterapkan BPJS Kesehatan ini, bertujuan untuk memberikan alternatif
kemudahan akses layanan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat itu sendiri.
sudah terlihat antusias masyarakat Bandar Lampung untuk menggunakan aplikasi Mobile
JKN untuk memudahkan memperoleh pelayanan BPJS Kesehatan.
Setelah berhasil masuk (log in), pada halaman pertama akan ditunjukan 4 Menu utama
dalam aplikasi, antara lain : Menu Peserta; Menu Tagihan; Menu Pelayanan; dan Menu
Umum. Ditiap masing-masing menu, terdapat berbagai fitur yang akan memudahkan peserta
BPJS Kesehatan dalam memperoleh informasi dan layanan yang ada di BPJS Kesehatan.
Namun berdasarkan hasil penelitian, masyarakat yang menggunakan aplikasi Mobile JKN
ini merupakan kalangan usia 20-40 tahun saja. Dan untuk masyarakat yang berusia 40 tahun
ke atas, lebih memilih menggunakan model pelayanan konvensional, karena peserta BPJS
Kesehatan yang telah berusia 40 tahun keatas nilai sulit untuk memahami dan menggunakan
aplikasi ini dan ada pula yang tidak memiliki smartphone. Jadi tidak semua peserta BPJS
Kesehatan bisa dengan mudah memahami penggunaan aplikasi ini. Kerumitan lainnya dari
penerapan inovasi Mobile JKN ini yaitu untuk login aplikasi ini dibutuhkan alamat email
yang aktif untuk verifikasi. Pada verifikasi itu, akan dikirimkan kode verifikasi yang
dibutuhkan untuk login ke dalam aplikasi Mobile JKN ini. Hal ini dinilai mempersulit peserta
BPJS Kesehatan yang ingin menggunakan aplikasi ini namun tidak memiliki alamat email
yang aktif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak BPJS Kesehatan, pihaknya mengaku bahwa
perlunya memasukkan alamat email yang aktif untuk bisa menggunakan aplikasi ini, memang
menjadi kesulitan tersendiri mengingat tidak semua masyarakat memiliki alamat email yang
aktif, dan jika pengiriman kode verifikasi melalui SMS, pihak BPJS kesehatan mengaku tidak
memiliki banyak anggaran untuk menganggarkan kembali biaya untuk mengirimkan kode
verifikasi lewat SMS kepada pengguna Mobile JKN. Maka dari itu masih banyak peserta
BPJS kesehatan yang memilih datang langsung kekantor BPJS Kesehatan Cabang Banda
Lampung untuk mendapatkan pelayanan.
D. PENUTUP
Pelayanan Jaminan Kesehatan berbasis teknologi melalui Mobile JKN bertujuan untuk
memberikan kemudahan masyarakat dalam mengakses dan mendapatkan informasi dan
layanan BPJS Kesehatan. Efektivitas pelayanan berbasis teknologi melalui Mobile JKN di
BPJS Kesehatan Bandar Lampung belum sepenuhnya tercapai. Hal ini disebabkan karena
masih banyaknya kesulitan dan kendala yang dihadapi masyarakat pada saat menggunakan
layanan berbasis teknologi melalui Mobile JKN ini. Sementara itu, pihak BPJS Kesehatan
cabang Bandar Lampung juga masih terus memperbaiki pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat peserta BPJS Kesehatan.
REFERENCES.
Ernitasari, R. & Hertati, D. (2019), Efektivitas Pelayanan Administrasi Kependudukan
Berbasis Aplikasi Berkas Mlaku Dewe Di Kantor Kecamatan Sukodono
Kabupaten Sidoarjo. Public Administration Journal, 2(5), 136-149.
LAN. 2014. Handbook Inovasi Administrasi Negara . Jakarta: Pusat Pusat Inovasi Tata
Pemerintahan – Deputi Inovasi Administrasi Negara - Lembaga Administrasi Negara
(INTAN-DIAN-LAN)
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Siagian, S. P. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Sekertariat Jendral Kementrian
Kesehatan RI, hal:16
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/inovasi-bpjs-kesehatan-pangkas-antrean-
dengan-mobile-jkn
https://www.bpjs-kesehatan.go.id.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)