22-Article Text-139-1-10-20180710
22-Article Text-139-1-10-20180710
Halaman 43
ANALISIS KINERJA KEUANGAN Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal. 43-59
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Halaman 44 Agus Tri Sulistyo
suatu pemerintahan di era otonomi daerah dapat keuangan pemerintah daerah pada lima provinsi
dilihat dari berbagai ukuran kinerja yang telah se-Sumatera bagian selatan.
dicapai. Salah satu bentuknya adalah kinerja Penelitian Haryadi (2002) menunjukkan
anggaran. Anggaran merupakan komponen penting fiscal stress (tekanan keuangan) secara signifikan
yang menjadi perhatian publik karena memiliki berpengaruh terhadap kinerja keuangan
peran penting sebagai alat stabilisasi, distribusi, Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur
alokasi sumber daya publik, perencanaan, dan sebelum dan sesudah krisis ekonomi. Hasil dari
pengendalian organisasi, serta penilaian kinerja penelitian tersebut adalah tingkat kemampuan
(Mahmudi, 2006). Penilaian kinerja APBD sangat pembiayaan daerah sebelum krisis relatif lebih
penting dalam kerangka menuju penguatan besar dibandingkan sesudah krisis. Dari segi
otonomi daerah dengan new game dan new rule- kemampuan mobilisasi, daerah relatif lebih baik
nya (Mardiasmo, 2002). sesudah krisis, sedangkan dari segi tingkat
Analisis rasio keuangan telah banyak ketergantungan secara relatif menunjukkan
digunakan oleh sektor swasta, sedangkan pada perkembangan yang positif sesudah krisis.
lembaga publik penggunaannya masih terbatas. Penelitian lain dilakukan oleh Andayani
Padahal dari hasil analisis dapat diketahui tingkat (2004). Hasil dari penelitian ini menunjukkan
kinerja pemerintah daerah dan hasil analisis bahwa terjadi perubahan rata-rata pendapatan dan
tersebut diharapkan dapat dijadikan suatu acuan belanja daerah kabupaten/kota sebelum dan
untuk meningkatkan kinerjanya dari tahun ke sesudah adanya krisis. Pada masa krisis ekonomi,
tahun. Pengukuran kinerja keuangan daerah sangat rata-rata pendapatan dan belanja daerah
penting untuk menilai transparansi dan kabupaten/kota mengalami penurunan yang
akuntabilitas/ pertanggungjawaban laporan signifikan. Penerimaan daerah yang tidak stabil
realisasi anggaran pemerintah daerah dalam selama krisis ekonomi menyebabkan adanya
melakukan pengelolaan keuangan daerah. Salah kondisi fiscal stress, sehingga terjadi penurunan
satu alat untuk menganalisis kinerja Pemerintah rata-rata pendapatan dan belanja daerah.
Daerah dalam mengelola keuangan daerahnya
1.3. Tujuan Penelitian
adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan
terhadap APBD (Halim dan Kusufi, 2012). Analisis Berdasarkan latar belakang dan penelitian
rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan terdahulu, tujuan yang ingin dicapai dalam
membandingkan hasil yang dicapai dari satu penelitian ini adalah merumuskan strategi
periode dibandingkan dengan periode sebelumnya peningkatan kinerja keuangan Pemerintah Provinsi
sehingga dapat diketahui bagaimana Kalimantan Timur.
kecenderungan yang terjadi.
1.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
2. KERANGKA TEORI
Susantih dan Saftiana (2009) pada
penelitiannya yang berjudul “Perbandingan 2.1. Keuangan Daerah
Indikator Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Keuangan daerah mempunyai arti yang
Se-Sumatera Bagian Selatan” menggunakan sangat penting dalam rangka pelaksanaan
indikator penelitian berupa kemandirian, Pemerintahan dan kegiatan pembangunan melalui
efektivitas, dan aktivitas keuangan daerah pada pelayanan kemasyarakatan di daerah. Oleh karena
lima provinsi se-Sumatera bagian selatan. Hasil itu, keuangan daerah diupayakan untuk berjalan
analisis menunjukkan bahwa kinerja keuangan secara berdaya guna dan berhasil guna. Secara
daerah Provinsi Lampung memiliki peringkat konseptual, munculnya otonomi daerah telah
tertinggi yaitu 63,81% dan Provinsi Bengkulu memberikan keleluasaan kepada daerah untuk
memiliki peringkat terendah, yaitu 49,22%. Hasil mengatur dan mengurus sumber-sumber
analisis kemandirian menunjukkan bahwa Provinsi penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan
Lampung memiliki peringkat tertinggi yaitu Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah
50,11%. Begitu juga dengan analisis efektivitas dan sumber-sumber penerimaan lainnya.
keuangan daerah Provinsi Lampung, yang berada
di peringkat tertinggi yaitu 132,17%. Hasil analisis 2.2. Kinerja Keuangan Daerah
aktivitas keuangan daerah berdasarkan keserasian Kinerja merupakan pencapaian atas apa
keuangan daerah menunjukkan bahwa Provinsi yang direncanakan, baik oleh individu maupun
Sumatera Selatan memiliki nilai rasio belanja organisasi. Secara sederhana, kinerja seseorang
aparatur daerah terendah yaitu 32,43% dan nilai atau organisasi dikatakan baik apabila hasil yang
rasio pelayanan publik tertinggi yaitu 40,52%. dicapai sesuai dengan target yang direncanakan.
Sementara itu, hasil analisis uji beda Kolmogorov Apabila pencapaian melebihi target, maka kinerja
Smirnov Test menunjukkan secara rata-rata nilai dikatakan sangat baik, sedangkan apabila lebih
asymp sig sebesar 0,859. Hal ini berarti bahwa rendah dari target maka dapat dikatakan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan pada kinerja kinerjanya buruk.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal. 43-59
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Halaman 46 Agus Tri Sulistyo
Analisis kinerja keuangan pada dasarnya Tabel 2. Pola Hubungan Tingkat Kemandirian
dilakukan untuk menilai kinerja di masa lalu Keuangan Daerah
dengan melakukan berbagai analisis sehingga Kemampuan Rasio Kemandirian Pola Hubungan
diperoleh posisi keuangan yang mewakili realitas Keuangan (%)
entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan Rendah Sekali 0 – 25 Instruktif
berlanjut. Salah satu alat analisis kinerja Rendah > 25 – 50 Konsultatif
Sedang >50 – 75 Partisipatif
pemerintah daerah dalam mengelola keuangan
Tinggi >75 – 100 Delegatif
daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio Sumber : Halim, 2007
keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan
dan dilaksanakannya. Beberapa rasio keuangan 2.4. Rasio Kemampuan Keuangan Daerah
yang dapat digunakan untuk mengukur Rasio Kemampuan Keuangan Daerah adalah
akuntabilitas pemerintah daerah yaitu rasio kemampuan pemerintah daerah dalam rangka
kemandirian, rasio kemampuan, dan rasio meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna
efektivitas PAD (Halim, 2007). membiayai pembangunan. Rasio Kemampuan
Penilaian kinerja keuangan daerah bertujuan Keuangan Daerah dihitung dengan cara
agar para pengelola keuangan tidak semena-mena membandingkan antara komponen Pendapatan
membelanjakan uangnya, tetapi menjadi lebih Asli Daerah (PAD) terhadap Total Pendapatan
fokus terhadap target-target kinerja yang harus Daerah (TPD). Rasio ini menunjukkan derajat
dicapai. Pengukuran kinerja juga dapat kontribusi PAD terhadap total penerimaan daerah.
dimanfaatkan untuk melihat ada tidaknya Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin
penyimpangan antara kinerja aktual dengan tinggi kemampuan Pemerintah daerah dalam
kinerja yang diharapkan. menyelenggarakan desentralisasi. Rasio ini
2.3. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dirumuskan sebagai berikut (Mahmudi, 2010):
Rasio kemandirian digunakan untuk 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐴𝑠𝑙𝑖 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ (𝑃𝐴𝐷)
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 = x 100%
menunjukkan kemampuan pemerintah daerah 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ
dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, Kriteria kemampuan keuangan daerah dapat
pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat dikategorikan sebagaimana dalam Tabel 3.
yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai
sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Tabel 3. Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah
Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh Rasio Kemandirian (%) Kriteria
besar kecilnya pendapatan asli daerah 0 – 10 Sangat Kurang
dibandingkan dengan pendapatan daerah yang >10 – 20 Kurang
berasal dari sumber yang lain, misalnya bantuan >20 – 30 Cukup
pemerintah pusat ataupun dari pinjaman (Halim, >30 – 40 Sedang
2007). >40 – 50 Baik
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐴𝑠𝑙𝑖 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ (𝑃𝐴𝐷) >50 Sangat Baik
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖𝑎𝑛 = x 100%
𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑒𝑟𝑃𝑢𝑠𝑎𝑡 + 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 Sumber: Tim Litbang Depdagri – Fisipol UGM, 1991
keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB); (4) Pajak Air
diukur dengan menggunakan analisis rasio Permukaan; dan (5) Pajak Rokok. Kelima jenis
keuangan daerah sebagai berikut: pajak tersebut tiap tahun mengalami fluktuasi
dalam pendapatannya, sehingga diperlukan
4.1.1. Analisis Rasio Kemandirian Keuangan
antisipasi dari SKPD yang bertugas memungut
Daerah
pajak tersebut.
Kemandirian keuangan Provinsi Kalimantan Tabel 6. Rasio Kemampuan Keuangan Daerah
Timur adalah kemampuan keuangan daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun
otonom tersebut dalam mendanai belanja Anggaran 2009-2016 (juta Rp)
daerahnya dari kemampuan sendiri, yaitu
Penghasilan Asli Daerah (PAD). Berdasarkan Total
Total
Rasio Tingkat
perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh Tahun Pendapatan
PAD (%) Kemampuan
Daerah
besaran Rasio Kemandirian seperti tampak pada
2009 2.208.309 5.348.926 41,29 Baik
Tabel 5.
2010 2.711.300 7.041.040 38,51 Sedang
Tabel 5. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
2011 4.503.239 9.819.129 45,86 Baik
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun
Anggaran 2009-2016 (Rp juta) 2012 5.409.449 11.904.245 45,44 Baik
2013 5.885.262 11.631.697 50,60 Sangat Baik
Rasio Pola
Tahun PAD DAPER 2014 6.663.113 11.285.828 59,04 Sangat Baik
(%) Hubungan
2009 2.208.309 3.122.061 70,73 Partisipatif 2015 4.951.195 9.465.961 52,31 Sangat Baik
2010 2.711.300 4.308.464 62,93 Partisipatif 2016 4.031.514 7.987.877 50,47 Sangat Baik
2011 4.503,239 5.298.979 84,98 Delegatif Rata-
4.545.423 9.310.588 48,82 Baik
rata
2012 5.409.449 6.089.861 88,83 Delegatif Sumber: BPKAD Provinsi Kalimantan Timur (data diolah tahun
2013 5.885.262 5.335.759 110,30 Delegatif 2017)
PAD dengan menurunkan targetnya, setelah Kalimantan Timur. Dana Perimbangan (DAPER),
melihat perkembangan perekonomian di wilayah. Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) memiliki pengaruh negatif
Tabel 7. Hasil Perhitungan Rasio Efektivitas PAD dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan
Pemerintah Provinsi Kaltim Tahun Anggaran 2009- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Sehingga
2016 (juta Rp) diperoleh model sebagai berikut:
PAD PAD Rasio Tingkat
Tahun
Target Realisasi (%) Kemampuan KKD = - 137,8 + 30,25 lnPAD–13,538 lnDAPER–
2009 1.994.760 2.208.309 110,71 Sangat efektif 9,230 lnPMA – 3,625ln PMDN
2010 2.280.359 2.711.300 118,90 Sangat efektif Berdasarkan fungsinya, pendapatan asli
2011 3.984.052 4.503.239 113,03 Sangat efektif daerah (PAD) merupakan aspek penting dalam
2012 4.690.480 5.409.449 115,33 Sangat efektif keberhasilan pelaksanaan otonomi. Jadi, PAD harus
2013 5.543.617 5.885.262 106,16 Sangat efektif menjadi basis utama penerimaan daerah
2014 5.771.202 6.,663.113 115,45 Sangat efektif dibandingkan dengan Dana Perimbangan agar
2015 5.095.146 4.951.195 97,17 Cukup efektif daerah mampu melaksanakan otonomi dan
2016 3.921.365 4.031.514 102,81 Sangat efektif
desentralisasi seutuhnya tanpa bergantung dari
Rata- Pemerintah pusat, akan tetapi bukan berarti PAD
4.160.122 4.545.423 91,52 Cukup efektif terutama yang berasal dari pajak dan retribusi
rata
Sumber: BPKAD Provinsi Kalimantan Timur (data diolah tahun daerah harus dipacu setinggi-tinginya. Pemerintah
2017) Provinsi Kalimantan Timur harus melaksanakan
kebijakan yang mampu memberikan win-win
4.2. Analisis Regresi solution bagi masyarakat dan investor yang akan
melakukan investasi di Kaltim.
Kinerja keuangan daerah menunjukkan
kapasitas pemerintah daerah dalam membiayai 4.3. AHP (Analithycal Hierarchy Process)
sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
Perumusan strategi peningkatan kinerja
pelayanan kepada masyarakat.
keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
Tabel 8. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang
(AHP).
Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah
Berdasarkan hasil analisis pada bab
Provinsi Kalimantan Timur 2009 -2016
sebelumnya, ternyata Harga Energi Batubara dan
Variabel Coefficient Std. t- Prob.
APBD memiliki pengaruh nyata dalam
Error Statistic
Constant -137,8 100,6 -1,37 0,304
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan
LnPAD 30,325 4,482 6,77 0.021* Timur sehingga dibutuhkan usaha secara terus
LnDAPER -13,538 3,881 -3,49 0.073 menerus untuk menjaga stabilitas ekonomi.
LnPMA -9,230 3,206 2,88 0.102 Sumber daya alam di Provinsi Kalimantan Timur
LnPMDN -3,625 2,323 -1,56 0.259
yang melimpah berupa hasil minyak bumi, gas,
R-Squared. 0.984
Adjusted R-Squared 0,939 batubara dan kayu merupakan salah satu faktor
Prob. (F- statistic). 0.041* utama dalam membentuk pertumbuhan ekonomi.
F hit 23,94 Sektor pertambangan batubara ternyata
Keterangan: merupakan sektor yang harga komoditasnya
(*) signifikan pada α = 5 %
sangat bergantung dengan kondisi permintaan dan
Berdasarkan hasil analisis regresi penawaran di pasar. Fluktuasi harga batubara,
sebagaimana perhitungan di Tabel 8, didapat nilai selain mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,
R-squared sebesar 0,984 atau 98,4% yang ternyata berdampak terhadap APBD Pemerintah
digunakan untuk menguji godness of fit dari model Provinsi Kalimantan Timur. Pendapatan daerah
regresi. Hal ini berarti 98,4% faktor-faktor yang berupa PAD dan Dana Perimbangan juga menurun
mempengaruhi kinerja keuangan Pemerintah sehingga membuat Pemerintah Provinsi
Provinsi Kalimantan Timur dapat dijelaskan Kalimantan Timur harus menentukan skala
dengan variabel independen, sedangkan sisanya prioritas Belanja. PAD yang tidak menentu dari
1,6% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. tahun ke tahun akan semakin mempengaruhi
Berdasarkan pada hasil estimasi pada tabel didapat beban belanja dalam penyelenggaraan roda
nilai Adjusted R-Squared sebesar 0,939 atau 93,9%, pemerintahan daerah, sehingga harus dilakukan
berarti 93.9% keragaman variabel mampu suatu upaya dan strategi yang berkesinambungan
dijelaskan oleh model, sisanya 6,1% dijelaskan oleh untuk meningkatkan penerimaan daerah setempat.
variabel lain diluar model. Dengan demikian upaya dalam rangka
Hasil pada perhitungan menunjukkan mengembangkan potensi penerimaan daerah
bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD), sangat penting untuk ditingkatkan, yaitu pajak
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap daerah, retribusi daerah, laba perusahaan milik
kinerja keuangan daerah Pemerintah Provinsi daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
ANALISIS KINERJA KEUANGAN Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal. 43-59
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Halaman 50 Agus Tri Sulistyo
buruknya birokrasi nilai 0,230. Kendala dalam penelitiannya menyimpulkan ada dua
selanjutnya yaitu kurangnya koordinasi dengan strategi yang dapat digunakan dalam peningkatan
nilai 0,217. Urutan ketiga, keempat dan kelima PAD yaitu strategi inovasi dan strategi peningkatan
secara berturut-turut adalah berupa realisasi kualitas.
anggaran di akhir tahun dengan nilai 0,214. Inovasi pelayanan merupakan strategi
Terbatasnya infrastruktur dengan nilai 0,192, dan pertama yang harus diterapkan untuk dapat
kurang optimalnya pendapatan dengan nilai 0,146. menerapkan strategi-strategi selanjutnya. Inovasi
Kendala utama yang didapat dari hasil AHP menjadi sesuatu yang mutlak dalam pelayanan
adalah tata kelola birokrasi yang buruk dengan publik, sebab apapun kebutuhan masyarakat,
nilai 0,230. Birokrasi yang buruk ternyata sangat pemerintah harus merespon dengan cepat dan
mempengaruhi persepsi masyarakat tentang tepat. Inovasi juga diharapkan menjadi salah satu
negara/daerah. Struktur gemuk yang cara untuk mendorong percepatan pembangunan
menghabiskan anggaran, hingga maraknya pungli secara efektif dan efisien. Inovasi dimaksud bukan
di berbagai sektor pelayanan masih menjadi hanya berhubungan dengan teknologi dan
cermin wajah birokrasi di pemerintahan. informasi saja, tetapi juga inovasi dalam
Masyarakat melihat dan merasa “negara hadir” jika peningkatan kualitas SDM, pembuatan standar,
birokrasi memberikan pelayanan optimal kepada serta kerjasama maupun benchmarking dengan
masyarakat. Keadaan yang umum terjadi adalah institusi lain untuk memberikan perspektif yang
birokrasi gemuk dan pelayanan yang berbelit-belit berbeda.
tidak hanya mengganggu pemenuhan hak Perbandingan antar strategi berdasarkan
pelayanan publik tetapi juga membebani anggaran kendala adalah melakukan inovasi pelayanan
Pemerintah. Panjangnya rantai birokrasi dan sebagai urutan pertama dengan nilai 0,268. Diikuti
inefisiensi struktur pemerintah daerah (pemda), secara berturut-turut peningkatan kapasitas ASN
masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah. (0,236), peningkatan komunikasi (0,188),
Perampingan birokrasi harus menjadi agenda peningkatan pengawasan (0,164) dan penerapan
penting bagi pemda. Miskin struktur dan kaya reward punishment (0,144)
fungsi merupakan perbaikan yang harus dilakukan
oleh pemerintah daerah. Atas layanan birokrat Tabel 13. Peranan Strategi dan Bobot Prioritas
yang panjang dan berbelit-belit wajar bila di No Kendala Nilai Prioritas
kalangan masyarakat muncul olok-olok berupa
1 Kurang Koordinasi 0.217 2
adagium buruk, ”Jika bisa dipersulit, mengapa
harus dipermudah?” Dengan dipersulit, mau tidak 2 Birokrasi buruk 0.230 1
mau akan diperlukan adanya jasa pelayanan, yang 3 Kurang optimal pendapatan 0.146 5
ujungnya uang (pungutan liar). 4 Realisasi Anggaran di AT 0.214 3
Tabel 12. Peranan Kendala dan Bobot Prioritas 5 Terbatasnya Insftratruktur 0.192 4
Pendapatan Asli Derah yang berupa : Penerapan memacu SKPD lainnya untuk selalu melakukan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada inovasi dalam pelayanananya kepada masyarakat.
pelayanan Samsat Kota Balikpapan, Pelayanan Inovasi pelayanan merupakan hal besar yang
BPKB Ditlantas Polda Kalimantan Timur, memerlukan usaha keras pemerintah karena
Pelaksanaan Ujian Teori Penerbitan SIM dengan adanya keterbatasan pendanaan dan sumber daya
sistem AVIS/DTMS, Pelayanan Gerai Samsat Corner manusia dalam pengembangan teknologi di
di Mall Balikpapan, Trade Centre dan Mall Indonesia. Daerah yang memiliki kemauan dan
Samarinda Centeral Plaza, Pembangunan tujuh kemampuan untuk menciptakan sistem inovasi ini
Samsat Pembantu di wilayah Kalimantan Timur, akan memiliki reputasi publik yang baik, sekaligus
Drive Thru Samsat Samarinda, SIM Corner di melakukan kerja nyata bagi penciptaan kinerja
Samarinda Central Plaza. ekonomi. Berikut pada Tabel 14 ditampilkan
Inovasi yang telah dilaksanakan tersebut perancangan program dan kegiatan yang sesuai
diharapkan dapat meningkatkan PAD dalam dengan strategi yang terdapat pada hasil AHP.
mewujudkan kemandirian keuangan daerah serta
Tabel 14. Perancangan Program dan Kegiatan Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Keuangan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur Pasca Melemahnya Sektor Pertambangan Batubara
Strategi Program Kegiatan Pelaksana
Melakukan Inovasi Program 1. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di seluruh Bapenda, BPKAD,
Pelayanan Pengembangan SAMSAT di Kalimantan Timur Ditlantas Polda
Inovasi dan Sistem 2. Pengembangan profesionalisme dan menginternalisasikan nilai- Kalimantan
Pelayanan nilai service excellent pegawai SKPD/UPT/Perusda/ BLUD yang Timur, Bappeda
berkaitan dengan PAD Perusda, BLUD
3. Pengembangan Aplikasi web dan mobile untuk pembayaran BUMD & BUMN,
Pajak Kendaraan Bermotor dengan e-Samsat Perbankan,
4. Kerjasama dengan perbankan / Pos/ minimarket agar dapat Kantor Pos,
melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor via ATM / minimarket,
Kantor Pos/Minimarket PPOB
Meningkatan Program 1. Bimbingan Teknis Pengelola Keuangan OPD BPKAD
Kapasitas ASN Peningkatan BPSDM
Kapasitas Aparatur 2. Mengembangkan pola kompetisi, kompetensi dan assestment BKD
center bagi ASN SETDA
3. Mengembangan pengelolaan sistem informasi SDM/HRIS BALITBANGDA
(Human Resources Information System) untuk Administrasi ASN, UNIV ERSITAS
Diklat, kinerja pegawai, dll. MULAWARMAN
4. Kaderisasi /mentoring pegawai DPRD
5. Menciptakan budaya kerja & nilai-nilai kearifan budaya lokal
sebagai pembentuk karakter ASN. “Gawi Manuntung Waja
Sampai Kaputing” Bekerja keras sampai tuntas, dengan
semangat baja hingga titik akhir.
Meningkatan Program 1. Membentuk forum tematik dengan para stakeholder (TAPD, BPKAD, DPRD
Komunikasi dan Peningkatan TEPRA, TPID, Bakohumas) KEMENKEU
Sinergi Keuangan Kejasama dan DISKOMINFO
2. Meningkatkan kerjasama informasi dengan media
Daerah Koordinasi Biro HUMAS
Keuangan Daerah 3. Optimalisasi penggunaan media sosial untuk mendapatkan Kpw BI
masukan dari stakeholder (youtube, facebook, twitter, WA, dll). BPS, BULOG
Meningkatkan Program 1. Tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan Inspektorat
Pengawasan Peningkatan 2. Koordinasi penyampaian Laporan Hasil Kekayaan Kepolisian
Sistem Penyelenggara Negara (LHKPN) Kejaksaan, DPRD
Pengawasan 3. Pengembangan whistleblowing system LSM, Kemenkeu,
4. Membangun zona integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Bank persepsi
Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)
5. Peningkatan sinergi satgas SABER PUNGLI
6. Mengupayakan peningkatan pengawasan penerimaan dari Dana
Perimbangan, terutama yang bersumber dari dana bagi hasil
melalui kegiatan rekonsiliasi dan penelusuran bukti setor PNBP
(royalti) yang belum teridentifikasi
Menerapkan Program Monev 1. Pemberian penghargaan berupa piagam dan pelayanan prioritas BPKAD, Setda
Reward dan Penyerapan di BPKAD bagi SKPD yang mampu melakukan penyerapan SKPD,
Punishment Anggaran Daerah anggaran sesuai dengan rencana. Diskominfo
2. Pengembangan aplikasi berbasis web untuk memantau
penyerapan anggaran secara real time
ANALISIS KINERJA KEUANGAN Indonesian Treasury Review Vol.3, No.1, 2018, Hal. 43-59
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Agus Tri Sulistyo
Halaman 53
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Tingkat Peranan Alternatif Strategi Berdasarkan Kendala dalam Upaya Meningkatkan Kinerja
Keuangan Pemerintah provinsi Kalimantan Timur
Lampiran 4
Tingkat Peranan Kendala dalam Faktor Berdasarkan Pelaku Dalam Upaya Meningkatkan
Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Tingkat Peranan Pelaku Setelah Penilaian Pembobotan Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja
Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Lampiran 5
Tingkat Peranan Kendala setelah penilaian pembobotan Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja
Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Hasil Perumusan Strategi Peningkatan Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan AHP Menggunakan Expert Choice 11