Jurnaladm, 8 12256-Editing 2
Jurnaladm, 8 12256-Editing 2
Rissa Amanda1
1
Pascasarjana Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia, Kampus UI Salemba, Jakarta,
Indonesia*
Email: [email protected]
Masuk tanggal : 30-06-2021, revisi tanggal : 15-01-2022, diterima untuk diterbitkan tanggal : 15-02-2022
Abstract
The presence of Spotify as an online music streaming platform is a new alternative for
music lovers to enjoy music without having to buy physical albums or download songs
illegally and stored it on smartphones, which take a lot of memory. Spotify is getting more
and more popular as we can see from the increasing number of Spotify users every year.
Therefore, this study wants to know in depth how the millennial generation's experience in
using Spotify can influence their decision in recommending online music streaming to non-
Spotify users with the WOM technique. This is because Spotify is one of the most popular
online music streaming platforms. This research using phenomenology method that is
equipped with in-depth interviews. The results of the study show that millennial Spotify
users are satisfied with the quality and the many benefits they get, especially if they choose
the premium service. So they want to recommend this application to music lovers,
especially music streaming lovers. Spotify is also very suitable for music lovers who are
active, productive, and often listen to the songs.
Abstrak
Kehadiran Spotify sebagai platform online music streaming merupakan alternatif baru bagi
pecinta musik untuk dapat menikmati musik tanpa harus membeli album fisik ataupun men-
download lagu secara ilegal dan disimpan di dalam smartphone, yang cenderung memakan
banyak memori. Semakin lama Spotify semakin populer. Terlihat dari meningkatnya
pengguna Spotify setiap tahunnya. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui secara
mendalam bagaimana pengalaman generasi millennial dalam pengguna Spotify yang dapat
mempengaruhi keputusan mereka dalam merekomendasikan online music streaming
tersebut kepada non-pengguna Spotify dengan teknik WOM. Hal ini dikarenakan Spotify
menjadi salah satu platform online music streaming yang cukup populer. Penelitian ini
menggunakan metode fenomenologi yang dilengkapi dengan wawancara mendalam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa para millennial pengguna Spotify merasa merasa puas
dengan kualitas dan banyaknya keuntungan yang didapat, terlebih jika memilih layanan
premiumnya. Sehingga mereka ingin merekomendasikan aplikasi ini kepada penikmat
musik, terutama pecinta music streaming. Spotify juga sangat cocok untuk penikmat musik
yang aktif dan produktif, serta suka mendengarkan lagu dengan intensitas yang sering.
140 http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256
Jurnal Komunikasi ISSN 2085-1979, EISSN 2528-2727
Vol. 14, No. 1, Juli 2022, Hal 140 – 157
Pendahuluan
http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256 141
Rissa Amanda:
Spotify WOM by Millennial Generation
WOM Spotify oleh Generasi Millenial
Gambar 1: Grafik Usia Pengguna Spotify Yang Didominasi Oleh Kaum Milenial
(sumber: https://www.statista.com/statistics/475821/spotify-users-age-usa/)
Melihat hal ini artinya industri musik memiliki target untuk terus
meningkatkan kualitas musiknya dan juga distribusinya kepada masyarakat luas,
terutama kaum milenial. Kepuasan penikmat musik merupakan hal utama yang
harus dipertahankan jika ingin terus menyukseskan industri musik. Kemajuan
digitalisasi musik ini membuat para penikmat musik bisa mendengarkan musik dari
banyak medium dan industri musik bisa melakukan produksi, distribusi, serta
142 http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256
Jurnal Komunikasi ISSN 2085-1979, EISSN 2528-2727
Vol. 14, No. 1, Juli 2022, Hal 140 – 157
promosi di mana saja dengan berbagai cara selama bisa memanfaatkan teknologi
yang ada (Dewatara & Agustin, 2019). Lalu yang juga paling krusial adalah
persoalan bagaimana music streaming ini diciptakan agar dapat mengurangi
pengunduhan lagu secara ilegal, di mana ini berhubungan dengan copyright. Seperti
kisah Napster yang akhirnya terpaksa ditutup karena dianggap telah melakukan
pembajakan atas pelanggaran kode etik distribusi karya musik terkait copyright
(Oliver & Winarta, 2020). Hal ini menjadi masalah sekaligus tantangan awal bagi
industri musik untuk melindungi dan mengontrol musiknya dengan cara
meningkatkan pelaksanaan kebijakan DRM (Digital Rights Management).
Hingga saat ini menurut data yang diambil dari situs Spotify, Spotify telah
memiliki katalog lagu sebanyak 70 juta dengan pengguna aktif sebesar 356 juta,
pengguna premium 158 juta, dan ketersediaan aplikasi ada di 178 negara. Bahkan
menurut data yang telah di-update, secara keseluruhan setiap tahunnya angka
pengguna Spotify rata-rata meningkat seperti yang terlihat pada Gambar 2 di bawah
ini (Dean, 2021). Dihitung pada kuartal ke-4 mulai dari tahun 2015 (91 juta), tahun
2016 (123 juta), tahun 2017 (160 juta), tahun 2018 (207 juta), tahun 2019 (271 juta),
tahun 2020 (345 juta), dan tahun 2021 (sekitar 400 – 407 juta).
Sejalan dengan data di atas, Netti & Irwansyah (2018) dan Noviani et al.
(2020) menyebutkan bahwa Spotify populer di kalangan generasi millenial dan
generasi Z yakni generasi yang terbiasa menggunakan perangkat mobile untuk
aktivitas sehari-hari dan aktif secara online. Hampir sebagian besar dari mereka
senang menggunakan layanan online streaming, baik untuk menonton maupun
mendengarkan musik. Namun pasar Spotify lebih didominasi oleh kaum millenial.
Selain itu, kepopuleran Spotify juga dapat terlihat dari jumlah rating dan jumlah
pengunduh aplikasi di Google Play Store, yakni dengan rating sebesar 4.5 dan 1
milyaran lebih pengunduh yang ada pada informasi Gambar 3 di bawah ini.
http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256 143
Rissa Amanda:
Spotify WOM by Millennial Generation
WOM Spotify oleh Generasi Millenial
144 http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256
Jurnal Komunikasi ISSN 2085-1979, EISSN 2528-2727
Vol. 14, No. 1, Juli 2022, Hal 140 – 157
melalui media sosial. WOM atau EWOM ini dilakukan dengan sukarela dan senang
hati untuk membantu konsumen lain, terutama jika merasa puas dan positif terhadap
suatu produk. Krishnamurthy & Kumar (2018) pun ikut menyatakan dalam
penelitiannya bahwa EWOM menjadi faktor kunci kesuksesan sebuah brand karena
menyediakan informasi yang bisa dibagikan secara cepat dan memudahkan orang-
orang untuk menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap suatu brand yang nantinya
akan memengaruhi motif mereka dalam menggunakan brand tersebut.
Melihat hal ini menurut peneliti review dari pengguna Spotify bisa menjadi
rekomendasi non-pengguna Spotify. Karena ini juga bisa memotivasi pecinta musik
untuk tidak lagi mengunduh lagu secara illegal melalui situs-situs yang tidak resmi
dan dengan menggunakan premium artinya kita menghargai karya musisi
(Putuhena & Irwansyah, 2019). Oleh karena itu, rumusan masalah pada penelitian
ini adalah bagaimana pengalaman para millenial dalam menggunakan Spotify dan
bagaimana mereka memasarkan platform online music streaming Spotify kepada
non-pengguna Spotify dengan teknik WOM. Sehingga tujuan penelitiaan ini adalah
untuk memahami secara mendalam pengalaman mereka selama menggunakan
Spotify yang tentu saja mempengaruhi keputusan mereka dalam memasarkan
aplikasi ini melalui teknik WOM.
Spotify
Spotify merupakan aplikasi music streaming asal Swedia yang dipimpin
oleh Daniel Ek. Aplikasi Spotify yang dirilis pada tahun 2008 tersebut menawarkan
katalog lagu yang sangat beragam dan lengkap (Rusly & ND, 2020). Aplikasi
Spotify memiliki dua versi, yakni versi mobile dan versi desktop. Namun kini lebih
banyak orang yang lebih memilih untuk menggunakan versi mobile karena lebih
fleksibel dan mudah digunakan, serta terhubung dengan media sosial (Voigt et al.,
2017). Spotify sendiri saat ini memiliki lima jenis paket premium, di antaranya
adalah paket mini (Rp2,500/hari), individual (Rp49,990/bulan), duo
(Rp64,990/bulan), familiy (79,000/bulan), dan paket promo khusus mahasiswa
(Rp24,990).
http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256 145
Rissa Amanda:
Spotify WOM by Millennial Generation
WOM Spotify oleh Generasi Millenial
berkaitan dengan konsep zero price effect yakni tidak adanya kewajiban untuk
membayar dan konsumen akan lebih tertarik jika harga yang ditawarkan produk
lebih rendah dibanding yang diprediksi olehnya. Penawaran menarik ini
menyebabkan munculnya enjoyment yang lebih besar karena tidak ada biaya yang
harus dibayarkan dan yang terpenting selama ia bisa mendapatkan free account
dengan kualitas bagus maka sudah mencukupi kebutuhannya. Penerapan freemium
ini dapat menggiring pengguna untuk dapat memakai layanan premium yakni
dengan cara membatasi fungsi fitur pada versi layanan free account (Wagner et al.,
2014). Namun 95% orang yang menggunakan free account (yang tidak bebas iklan)
lebih banyak daripada yang premium dan rata-rata pengguna free adalah orang yang
tidak berminat pindah ke premium (Dörr et al., 2013).
Kemudian Putuhena & Irwansyah (2019) menemukan bahwa Spotify
sebagai aplikasi music streaming over-the-top (OTT) populer berhasil menekan
angka konsumen ilegal yang terbiasa mengonsumsi produk musik bajakan.
Kemudian Febriani & Tiorida (2019) mendapati sebanyak 77% orang yang
menggunakan Spotify freemium bisa berdampak terhadap pendapatan Spotify dan
juga loyalty untuk para musisi yang menaruh lagunya di Spotify, karena Spotify
sendiri mengandalkan pendapatan utama dari iklan yang dipasang di dalam aplikasi
dan juga dari pelanggan layanan premium.
Namun Spotify sendiri tidak lepas dari kontroversi yang beredar, seperti
lebih banyak mengalami kerugian finansial akibat kurangnya pendapatan sementara
Spotify harus melakukan lebih banyak pengeluaran yang digunakan untuk
membayar label, publisher, produser, para musisi, dan pihak terkait lainnya (Netti
& Irwansyah, 2018; Rusly & ND, 2020). Kemudian Spotify juga banyak mendapat
kritikan dari para musisi yang sering menganggap bahwa Spotify lebih banyak
merugikan mereka daripada menguntungkan akibat kecilnya pembayaran per-
stream lagu (Teague, 2012; Marshall, 2015).
146 http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256
Jurnal Komunikasi ISSN 2085-1979, EISSN 2528-2727
Vol. 14, No. 1, Juli 2022, Hal 140 – 157
Moreno et al. (2017) juga ikut memaparkan sejumlah hasil penelitian yang
mencakup karakteristik generasi millenial dalam mengonsumsi suatu produk,
yakni (1) lebih mementingkan kepopuleran dan harga promo suatu produk,
sehingga pemberian loyalty terhadap brand tersebut cukup rendah; (2) mencari
brand produk yang cocok dengan gaya hidup, kepribadian, serta status sosial dan
nilai-nilai di dalam komunitasnya; (3) lebih suka dengan produk yang memberikan
unsur personalisasi; (4) suka membeli produk dengan harga terjangkau; (5) fast dan
direct; (6) lebih percaya dengan opini teman terkait suatu produk; (7) suka dengan
aplikasi yang memenuhi kebutuhan tertentunya; (8) suka dengan strategi digital
marketing; (9) termotivasi membeli produk bereputasi, populer, dan terpercaya;
(10) suka jika terlibat dengan suatu produk melalui media sosial; (11) suka dengan
strategi EWOM (electronic word-of-mouth) dalam hal mempromosikan suatu
produk, karena lebih dipercaya dan suka memotivasi orang untuk membeli suatu
produk yang ditawarkan selama ulasannya berasal dari dirinya dan pengalamannya
dalam menggunakan produk tersebut; dan (12) cepat menghabiskan uang selepas
mendapatkannya.
http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256 147
Rissa Amanda:
Spotify WOM by Millennial Generation
WOM Spotify oleh Generasi Millenial
Metode Penelitian
148 http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256
Jurnal Komunikasi ISSN 2085-1979, EISSN 2528-2727
Vol. 14, No. 1, Juli 2022, Hal 140 – 157
http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256 149
Rissa Amanda:
Spotify WOM by Millennial Generation
WOM Spotify oleh Generasi Millenial
9 Kekurangan Belum ada Salah satu list lagu Tidak semua lagu
Spotify setelah penyanyi tidak ada liriknya
pemakaian muncul tapi justru
yang versi cover-
nya atau versi
bajakan yang
direkam di dalam
Podcast, tidak
terkoneksi meski
sinyal baik
10 Paket Spotify Individual Student Individual
premium yang
digunakan
11 Pendapat tentang Tidak mahal Tidak Mahal Tidak mahal
harga Spotify
premium yang
digunakan
12 Konsumsi musik Tidak Tidak Tidak
illegal setelah pakai
Spotify
13 Intensitas Tidak seintens Setiap hari sekitar Hampir seharian,
penggunaan dulu karena 3 jam kecuali saat
Spotify situasi pandemi pulang kantor dan
istirahat
150 http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256
Jurnal Komunikasi ISSN 2085-1979, EISSN 2528-2727
Vol. 14, No. 1, Juli 2022, Hal 140 – 157
http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256 151
Rissa Amanda:
Spotify WOM by Millennial Generation
WOM Spotify oleh Generasi Millenial
sampai saat ini puas dengan Spotify karena adanya pilihan alternatif paket-paket
premium dengan variasi harga yang terjangkau dan selain lagu Spotify
menyediakan podcast juga.
“Puas sih, puas banget. Karena ada fitur yang kayak “nge-follow” orang. Nge-follow
katalognya orang itu kak. Tau kan? Playlistnya orang. Terus bisa dengerin ada
podcast-podcast yang beberapa gue suka sih. Kayak dulu podcastnya temen tentang the
diplomats atau apa gitu. Pokoknya temen-temen aku yang jadi diplomat bikin podcast
gitu terus nyeritain gimana sih kehidupan di luar itu? Sampe awal ceritanya the
diplomat gimana, terus juga ada podcast ceramah pokoknya ustadz muda gitu. Jadi dia
tuh ceramah tapi dibawa fun gitu loh kak. Yang bukan menggurui, tapi gue lupa
siapa…”. (Informan I, 26 tahun)
“Cukup puas. Karena cukup cover apa yang dibutuhkan sih. Dengerin lagu yang
dipilih. Lumayan.”. (Informan S, 28 tahun)
Selain rekomendasi dari teman, juga ada yang berasal dari postingan
Instagram teman, dan tidak sengaja melihat iklan Spotify di Google dan App Store.
Rekomendasi dari teman merupakan salah satu faktor utama yang bisa membuat
informan memilih Spotify, karena lebih bisa dipercaya.
Keuntungan yang didapat pun lebih banyak daripada ruginya. Mereka merasa
Spotify sudah sesuai dengan kebutuhan gaya hidupnya, mudah digunakan, ada
layanan free untuk mencoba sebelum ke premium, dan populer dimana-mana.
Setelah menggunakan Spotify, mereka hanya menemukan sedikit
kekurangan yang tidak begitu mengganggu seperti tidak adanya lirik di beberapa
lagu, lagu asli tergantikan dengan lagu yang di-cover orang lain, tiba-tiba offline
ketika sinyal masih ada, dan terdapat rekaman lagu bajakan di podcast. Namun hal
tersebut tidak memengaruhi mereka untuk berhenti dari Spotify dan mereka pun
tetap memilih untuk lanjut menggunakan Spotify. Bahkan informan I (26 tahun)
merasa yakin untuk tetap menggunakan Spotify dalam jangka panjang. Akan tetapi
152 http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256
Jurnal Komunikasi ISSN 2085-1979, EISSN 2528-2727
Vol. 14, No. 1, Juli 2022, Hal 140 – 157
bagi informan M (25 tahun) dan informan S (28 tahun) mengakui jika mereka masih
ada potensi untuk berpindah dari Spotify ke aplikasi lain jika ada aplikasi
pembanding Spotify yang harga premiumnya lebih murah. Lalu mereka juga
mengakui bahwa ada kemungkinan besar untuk merekomendasikan Spotify kepada
yang lain bisa dengan cara WOM maupun EWOM di media sosial. Apalagi sebagai
generasi milenial yang suka dengan hal-hal praktis dan nyaman sangat cocok
menggunakan aplikasi ini, karena tampilannya yang sederhana namun tetap
menarik dan bisa memilih banyak lagu untuk didengarkan setiap saat sesuai dengan
mood.
Merujuk kepada pengalaman ketiga informan dan juga data kenaikan
jumlah pelanggan Spotify, kebanyakan dari mereka merasa telah membuktikan
kenyamanan dalam menggunakan Spotify dan semakin yakin untuk memilih
Spotify. Akhirnya Spotify menjadi semakin populer lewat strategi WOM ini, karena
biasanya strategi WOM (word-of-mouth) berhasil dilakukan oleh orang terdekat
karena lebih dipercaya (Ring et al., 2016). Kemudian impression awal informan
terhadap Spotify sangatlah baik, sehingga sampai saat ini mereka masih
mempertahankannya. Hal ini sejalan dengan perceived value usefulness yang
berpengaruh terhadap motivasi pengguna Spotify dalam menggunakan layanan
premium (Indraswara et al., 2020). Spotify pun bisa memanfaatkan perilaku dan
motif pengguna kaum milenial ini sebagai alat ukur untuk terus memperbaiki
kualitasnya. Karena dengan mempertahankan juga meningkatkan kualitas Spotify,
maka akan semakin banyak lagi kaum milenial yang merekomendasikan aplikasi
music streaming ini melalui media sosial yang notabene digunakan oleh mereka
dan berbagi informasi melalui media sosial dapat memperluas jaringan informasi
kepada khalayak yang lebih besar lagi.
Simpulan
Spotify cocok bagi penikmat musik yang aktif dan produktif, terutama kaum
milenial yang suka dengan teknologi, serta suka mendengarkan lagu dengan
intensitas sering di moment apapun. Terutama jika menyukai lagu-lagu yang
familiar dan ingin disimpan ke dalam koleksi playlist pribadi. Kemudian kualitas
yang baik dari Spotify membuat persepsi pelanggan juga baik dan rela memberikan
review yang baik pula dan mereka tidak akan ragu merekomendasikan aplikasi ini
kepada orang lain dengan menggunakan strategi WOM (word-of-mouth), terutama
keluarga atau kerabat dekatnya. Karakteristik dari generasi millenial dapat
memengaruhi tingkat kepopuleran Spotify dan menjadi faktor peningkatan jumlah
pengguna Spotify. Kualitas dan kepopuleran Spotify juga menambah kepercayaan
pelanggan untuk tetap menggunakan layanan music streaming ini. Penelitian ini
terbatas pada cakupan Spotify user saja. Namun sebenarnya masih ada bagian yang
masih perlu diteliti lebih jauh lagi, seperti Spotify dari sisi artist-nya karena
berhubungan dengan loyalty dan copyright. Mengingat pengguna Spotify free
account masih lebih banyak daripada pengguna premium yang mungkin dapat
mempengaruhi artist-nya. Dengan berlangganan premium, maka sudah termasuk
menghargai karya para artist tersebut. Sehingga saran penelitian selanjutnya adalah
http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256 153
Rissa Amanda:
Spotify WOM by Millennial Generation
WOM Spotify oleh Generasi Millenial
bagaimana pengaruh adopsi Spotify free account terhadap loyalty para artist
Spotify.
Daftar Pustaka
Ahmad, R., & Febrina, D. (2018). Motif Melakukan Electronic Word Of Mouth
oleh Konsumen. CoverAge, 8(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.35814/coverage.v8i2.585
Alshenqeeti, H. (2014). Interviewing as a Data Collection Method: A Critical
Review. English Linguistics Research, 3(1), 39–45.
https://doi.org/10.5430/elr.v3n1p39
Barata, M. L., & Coelho, P. S. (2021). Music streaming services: understanding the
drivers of customer purchase and intention to recommend. Heliyon,
7(e07783). https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2021.e07783
Chen, C. C., Leon, S., & Nakayama, M. (2018). Are you hooked on paid music
streaming? An investigation into the millennial generation. International
Journal of E-Business Research, 14(1), 1–20.
https://doi.org/10.4018/IJEBR.2018010101
Croteau, D., Hoynes, W., & Milan, S. (2012). Media/ Society: Industries, Images,
and Audiences (4th ed.). SAGE Publications.
Dean, B. (2021). Spotify User Stats (Updated Oct 2021). Backlinko.Com. Diambil
pada 12 Januari 2022, melalui https://backlinko.com/spotify-users
Department, S. R. (2021, January 8). Share of Spotify users in the United States as
of March 2018, by age. Statista.Com. Diambil pada 12 Januari 2022, melalui
https://www.statista.com/statistics/475821/spotify-users-age-usa/
Dewatara, G. W., & Agustin, S. M. (2019). Pemasaran Musik Pada Era Digital
Digitalisasi Industri Musik Dalam Industri 4.0 Di Indonesia. WACANA,
Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 18(1), 1–10.
https://doi.org/10.32509/wacana.v18i1.729
Dörr, J., Wagner, T., & Benlian, A. (2013). Music as a Service as an Alternative to
Music Piracy? Bus Inf Syst Eng, 5, 383–396.
https://doi.org/https://doi.org/10.1007/s12599-013-0294-0
Febriani, A., & Tiorida, E. (2019). Pengaruh Perceived Value Spotify Premium
Terhadap Kepuasan Pelanggan ( Studi Pada Mahasiswa di Wilayah
Bandung Raya ). Prosiding Industrial Research Workshop and National
Seminar, 10(1), 1193–1203.
154 http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256
Jurnal Komunikasi ISSN 2085-1979, EISSN 2528-2727
Vol. 14, No. 1, Juli 2022, Hal 140 – 157
http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256 155
Rissa Amanda:
Spotify WOM by Millennial Generation
WOM Spotify oleh Generasi Millenial
Noviani, D., Pratiwi, R., Silvianadewi, S., Alexandri, M. B., & Hakim, M. A.
(2020). Pengaruh Streaming Musik Terhadap Industri Musik Di Indonesia.
Jurnal Bisnis STRATEGI, 29(1), 14–25.
Oliver, S., & Winarta, T. (2020). The Lack of Enforcement of the DRM Policy.
Journal of Applied Information, Communication and Technology, 7(1), 15–
25. https://doi.org/10.33555/ejaict.v7i1.73
Pryanka, A. (2021, January 21). BPS: Gen Z dan Milenial Dominasi Penduduk
Indonesia. Republika. Diambil pada 29 Juni 2021, melalui
https://www.republika.co.id/berita/qna4mf457/bps-gen-z-dan-milenial-
dominasi-penduduk-indonesia
Putuhena, A. G., & Irwansyah, I. (2019). Peran Layanan Over-the-Top (OTT) Pada
Konsumen Musik Ilegal. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 23(2), 167–
180. https://doi.org/10.31445/jskm.2019.2265
Ratriani, V. (2021, November 23). Jangan bingung, ini beda generasi millenial,
generasi X, Y, Alpha, dan baby boomers. Kontan.Co.Id. Diambil pada 12
Januari 2022, melalui https://caritahu.kontan.co.id/news/jangan-bingung-
ini-beda-generasi-millenial-generasi-x-y-alpha-dan-baby-
boomers?page=all
Ring, A., Tkaczynski, A., & Dolnicar, S. (2016). Word-of-Mouth Segments:
Online, Offline, Visual or Verbal? Journal of Travel Research, 55(4), 481–
492. https://doi.org/10.1177/0047287514563165
Rusly, M. H. A., & ND, M. F. (2020). Mekanisme Pembayaran Royalti Lagu Dan
Musik Dalam Aplikasi Streaming Musik. Media of Law and Sharia, 1(2),
81–94. https://doi.org/10.18196/mls.v1i2.8344
Smith, T. J., & Nichols, T. (2015). Understanding the Millennial Generation.
Journal of Financial Service Professionals, 15(1), 39–47.
http://eds.a.ebscohost.com.laureatech.idm.oclc.org/eds/pdfviewer/pdfview
er?sid=0a0336d0-b8da-410d-a5b3-
7e42fa4cbe86@sessionmgr4004&vid=1&hid=4210
Spilker, H. S., & Colbjørnsen, T. (2020). The dimensions of streaming: toward a
typology of an evolving concept. Media, Culture and Society, 00(0), 1–16.
https://doi.org/10.1177/0163443720904587
Statista. (2021). Share of Spotify’s monthly active users worldwide in 2017, by age.
Diambil pada 12 Januari 2022, melalui
https://www.statista.com/statistics/813897/spotify-share-monthly-active-
users-by-age/
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Takano, M., Mizukami, H., Toriumi, F., Takeuchi, M., Wada, K., Yasuda, M., &
Fukiida, I. (2017). Analysis of the changes in listening trends of a music
streaming service. 2017 IEEE International Conference on Big Data, Big
Data 2017, 3139–3142. https://doi.org/10.1109/BigData.2017.8258290
Teague, E. J. (2012). Saving the Spotify revolution: Recalibrating the power
imbalance in digital copyright. Case W. Res. JL Tech. & Internet, 4(4), 207–
236.
156 http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256
Jurnal Komunikasi ISSN 2085-1979, EISSN 2528-2727
Vol. 14, No. 1, Juli 2022, Hal 140 – 157
Voigt, K.-I., Buliga, O., & Michl, K. (2017). Passion for Music: The Case of
Spotify. In Business Model Pioneers, Management for Professionals (pp.
143–155). https://doi.org/10.1007/978-3-319-38845-8_12
Vonderau, P. (2017). The Spotify Effect: Digital Distribution and Financial
Growth. Television and New Media, 00(0), 1–17.
https://doi.org/10.1177/1527476417741200
Wagner, T. M., Benlian, A., & Hess, T. (2014). Converting freemium customers
from free to premium—the role of the perceived premium fit in the case of
music as a service. Electronic Markets, 24, 259–268.
https://doi.org/10.1007/s12525-014-0168-4
Way, S. F., Garcia-Gathright, J., & Cramer, H. (2020). Local trends in global music
streaming. Proceedings of the 14th International AAAI Conference on Web
and Social Media, ICWSM 2020, 705–714.
http://dx.doi.org/10.24912/jk.v14i1.12256 157