Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Azimut Vol. 3, No.

1, Juni 2020 (37-50)


©2020 Program Studi Geografi UNITAS Padang

https://ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/azimut

PEMANFAATAN TEKNOLOGI FOTO UDARA PENGINDERAAN JAUH


UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) UNTUK PENGUMPULAN DATA
GEOSPASIAL DI AREA A WARISAN DUNIA TAMBANG
BATUBARA OMBILIN SAWAHLUNTO (WTBOS)

Dedy Fitriawan1, Hari Tri Senov2, Rengga Permana3


1
Staf Pengajar Program Studi Geografi Universitas Tamansiswa Padang
2
Mahasiswa Program Studi Teknologi Penginderaan Jauh Universitas Negeri Padang
3
Mahasiswa Program Studi Geografi Universitas Tamansiswa Padang
Email: [email protected]; 2 [email protected]; [email protected];
1

ABSTRACT
Remote sensing technology is currently developing very rapidly along with technological developments in the
fields of computers, physics, robotics and artificial intelligence (AI). This technology is increasingly playing an
active role in its use to obtain information quickly and efficiently, one of which is the use of Unmanned Aerial
Vehicle (UAV). This UAV technology is the best choice for fast geospatial data collection at an affordable price.
Several regions or regions in Indonesia have limited access to high-resolution satellite imagery, so that it affects
the delay in having updated geospatial data with more complete regional information. For example, a cultural
heritage site in a historical area. The primary data collection technique was carried out by shooting the spread of
cultural heritage with photo mosaics to obtain the overall appearance of the object. The results obtained are in the
form of an Orthophoto map from the processing results that have updated geospatial information and can be used
as a reference for planning culture, tourism and education. In this application, in Area A, the Ombilin Coal
Mining Heritage of Sawahlunto (OCMHS), obtained a spatial resolution of 14 cm with a geometric accuracy of
class 1 BIG (Indonesian Geospatial Agency) basic mapping of 0.22 m at 90% confidence and a total RMSE of
0.33 m. These results were obtained from 61 points consisting of GCP and ICP with an average accuracy level of
10 mm (0.01 m).

Keywords: UAV technology, geospatial data, aerial photo, Area A OCMHS

ABSTRAK
Teknologi penginderaan jauh saat ini berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi dibidang
komputer, fisika, robotik dan artificial intelligence (AI). Teknologi tersebut kian berperan aktif dalam
penggunannya untuk memperoleh informasi secara cepat dan efisien yang salah satunya terhadap penggunaan
Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Teknologi UAV ini merupakan sebuah pilihan terbaik dalam pengumpulan data
geospasial secara cepat dengan harga terjangkau. Beberapa daerah atau kawasan di Indonesia memiliki
keterbatasan akses terhadap citra satelit resolusi tinggi sehingga mempengaruhi terhadap keterlambatan memiliki
data geospasial yang terupdate dengan informasi kewilayahan yang semakin lengkap. Seperti misalnya situs cagar
budaya suatu kawasan bersejarah. Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan secara pemotretan udara
sebaran cagar budaya dengan mosaic foto untuk memperoleh kenampakan obyek secara keseluruhan. Hasil yang
diperoleh berupa peta Orthophoto memiliki informasi geospasial yang update serta dapat digunakan sebagai acuan
perencanaan kebudayaan, pariwisata maupun pendidikan. Pada penerapan kali ini di Area A Warisan Dunia
Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS), diperoleh resolusi spasial sebesar 14 Cm dengan ketelitian
geometri kelas 1 standar pemetaan dasar BIG sebesar 0,22 m pada kepercayaan 90% dan total RMSEr sebsar 0,33
m. Hasil ini diperoleh dari 61 titik yang terdiri dari GCP dan ICP dengan rata-rata tingkat ketelitian 10 mm (0.01
m).

Kata kunci: teknologi UAV, data geospasial, foto udara, Area A WTBOS

37
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

PENDAHULUAN mekanis yang dapat memanuver kemana


Penyajian data geospasial sangat arah yang telah di rencanakan.
penting untuk keperluan pengembangan Dengan menggunakan UAV ini,
suatu wilayah maupun pelestarian situs perekaman objek data geospasial yang
cagar budaya suatu kawasan bersejarah. berbentuk lembaran foto akan di proses
Demi terjaganya data-data geospasial situs melalui Agisoft PhotoScan pada sebuah
bersejerah tersebut dari perkembangan perangkat lunak PC, kemudian di
kawasan yang makin hari makin tinggi gabungkan menjadi satu data utuh dan di
perlu hendaknya di lakukan updating secara transformasikan ke dalam koordinat yang
berkala, agar tetap bisa di lestarikan telah tergeoreferensi. Dalam proses
keberadaanya serta situs bersejarah tersebut georeferensi koordinat foto tersebut
dapat di kembangkan menjadi potensi yang membutuhkan data berupa Ground Control
keberadaan dapat menunjang pembangunan Point (GCP) yang menjadi titik koreksi
wilayah sekitarnya. Dengan perkembangan agar adanya keterkaitan antara sistem foto
teknologi pada saat ini, pekerjaan dalam dengan data geospasial. Pada saat
menginventaris situs-situs tersebut ke perekaman data GCP dengan menggunakan
dalam suatu bentuk data spasial salah GPS RTK akan terlihat nilai Root Mean
satunya dapat menggunakan teknologi Square Error (RMSE) yang mana nilai
Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Sistem tersebut menentukan angka ketelitian GCP,
UAV merupakan sebuah teknologi yang dimana semakin kecil angka tersebut
memungkinkan pengambilan gambar semakin tinggi keterkaitan antara sistem
berupa citra yang dapat dikendalikan dari foto dengan data geospasial yang di
jarak yang jauh dengan menggunakan hasilkan. (Rudianto, 2011)
gelombang radio. Teknologi UAV dapat
dijalankan dengan panduan elektronik METODE
A. Lokasi
kontrol dan Ground Positioning Sistem
Area A Warisan Dunia Tambang
(GPS) yang telah terintegrasi pada UAV
Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS)
dan menavigasi dengan hukum
merupakan salah satu area warisan dunia
aerodinamika sehingga dapat mengangkat
yang telah ditetapkan oleh UNESCO
dirinya pada ketinggian tertentu. UAV
melalui sidang yang ke-43 di Pusat Kongres
dapat terbang autopilot sesuai jalur terbang
Baku, Alzerbaijan. Area A ini mencakup
yang telah direncanakan sehingga mampu
sebagian administrasi Kota Sawahlunto
pengumpulan data geospasial secara efesien
dengan titik tengah terletak di kawasan
dan efektif (Hartono, 2018). Salah satu tipe
Kota Lama Sawahlunto (Gambar 1).
wahana yang di lengkapi baling-baling atau
B. Bahan dan Alat
propellers adalah UAV jenis Quadcopter Bahan-bahan yang digunakan adalah
yang mana jenis ini paling banyak di sebagai berikut:
jumpai dalam melakukan perekaman data 1. Data sebaran Jaring Kontrol Geodesi
geospasial. Jenis yang kedua adalah Fixed (JKG) milik Badan Informasi
Wing Drone atau juga disebut pesawat Geospasial (BIG) yang tersebar
tanpa awak yang memiliki motor pada disekitar lokasi
bagian belakang sebagai media penggerak 2. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala
dan di kedua sayapnya terdapat sistem 1:50.000

38
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

Alat yang digunakan adalah sebagai Metode ini dilakukan secara langsung
berikut: sesuai dengan kondisi lapangan pada
1. Pesawat DJI Phantom 4 Pro beserta saat proses itu dilaksanakan dengan
kelengkapan seperti remote controll, menggunakan peralatan-peralatan
alat penguat sinyal dll lapangan sebagaimana dibahas pada
2. GPS Geodetik Hi Target V90 beserta poin Bahan dan Alat. Peralatan utama
kelengkapan lapangan seperti yang digunakan adalah DJI Phantom 4
tribach, statif, dll Pro yang memiliki beberapa tahap
3. Marker sebagai pananda titik ikat penggunaan yakni pembuatan jalur
yang ikut terekam oleh kamera terbang yang akan dilalui oleh pesawat
pesawat serta distribusi titik control tanah dalam
4. GPS handheld bentuk marker yang akan diukur
5. Seperangkat komputer dengan menggunakan GPS Geodetik.
spesifikasi yang sesuai 3. Tahapan pengolahan (processing) data
6. Perangkat lunak Agisoft Photoscan Setelah proses akuisis data
untuk pengolahan foto udara lapangan dilakukan, metode selanjutnya
7. Perangkat lunak ArcGIS 10.1 untuk adalah pengolahan data yakni
pengolahan data GIS menggabungkan data foto udara yang
C. Tahapan pekerjaan diambil menggunakan aplikasi Agisoft
Tahapan yang dilakukan adalah Photoscan. Dalam tahapan ini dilakukan
sebagai berikut: beberapa proses yakni proses
1. Tahapan perencanaan orthorektifikasi (menegakkan dan
Titik kontrol tanah yang melakukan koreksi geometri
direncanakan terlebih dahulu dianalisis menggunakan koordinat GCP) dan
kedekatan dan jangkauan alat GPS yang mosaic atau menggabungkan potongan-
akan digunakan dengan keberadaan titik potongan foto udara menjadi satu
patok Jaring Kontrol Geodesi (JKG) berkas yang utuh dalam format TIF.
Sistem Referensi Geospasial Indonesia Untuk Uji Akurasi/Uji Ketelitian
(SRGI) milik Badan Informasi Geometri dilakukan untuk mengetahui
Geospasial (BIG). Distribusi titik patok nilai ketelitian foto udara yang telah
JKG-SRGI dimaksud, diakses secara Orthorektifikasi. Pengujian ketelitian
gratis pada laman web posisi mengacu pada perbedaan
http://srgi.big.go.id/srgi2/jkg. Metode koordinat (X,Y,Z) antara titik uji pada
pengambilan titik menggunakan gambar atau peta dengan lokasi
kombinasi antara Network Real Time sesungguhnya dari titik uji pada
Kinematik (RTK) dan baseline post permukaan tanah yang diukur
processing yang bersumber dari JKG menggunakan GPS Geodetik.
milik BIG. Pengukuran akurasi menggunakan root
mean square error (RMSE) atau
2. Tahapan Survey/Akuisisi Data
circular error dimana yang perlu
Metode yang digunakan dalam
diperhitungkan adalah koordinat (X, Y)
proses pengambilan data atau akuisisi
titik uji dan posisi sebenarnya di
data adalah metode survey lapangan
lapangan. Teknik uji ketelitian ini
atau pengumpulan data secara primer.

39
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

mengacu pada Perka BIG No. 3 Tahun menggunakan Agisoft Photoscan ini
2016 dimana tingkat ketelitian merupakan jenis citra foto udara yang
horizontal memiliki ketentuan memberikan penampakan obyek lebih detik
berdasarkan skala peta yang akan dibandingkan dengan citra satelit berbayar
dikeluarkan. Adapun tingkat ketelitian maupun dari google. Selain itu, informasi
yang dimaksud tersaji pada Tabel yang ditampilkan juga lebih terbaru dengan
berikut. resolusi sebesar 14 cm.
1. Titik control tanah
Titik control tanah yang digunakan
sebanyak 34 titik dengan jumlah
Nilai ketelitian peta adalah nilai Independent Check Point (ICP)
(circlar error) CE90 untuk ketelitian sebanyak 15 titik, sisanya merupakan
horizontal, yang berarti bahwa titik ikat ground control point (GCP).
kesalahan posisi peta tidak melebihi
nilai ketelitian tersebut dengan tingkat
kepercayaan 90%. Nilai CE90 diperoleh
dengan rumus sebagai berikut.
𝑪𝑬𝟗𝟎=𝟏.𝟓𝟏𝟕𝟓∗𝑹𝑴𝑺𝑬𝒓

Keterangan:
RMSEr= Root Mean Square Error pada
posisi x dan y horizontal

Tahapan uji ketelitian horizontal yang


digunakan dalam kegiatan ini, disamping
mengacu pada peraturan Kepala BIG
Nomor 3 Tahun 2016 juga mengacu pada
SNI 8202 – Ketelitian Peta Dasar.
Hasil dan Pembahasan
Proses akuisisi data foto udara
menggunakan teknologi penginderaan jauh
khususnya UAV menghasilkan peta
orthophoto hasil gabungan lembaran-
lembaran foto yang diambil menggunakan
pesawat drone. Data ini menghasilkan
informasi terbaru dari penampakan obyek
permukaan dari Kawasan Area A Warisan
Dunia Tambang Batubara Ombilin
Sawahlunto (WTBOS). Jenis drone yang
digunakan adalah DJI Phantom 4 Pro yang
menghasilkan foto berkualitas dengan biaya
yang relative terjangkau dibandingkan
dengan pengadaan citra satelit resolusi
tinggi. Hasil dari penggabungan (mosaic)

40
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

Foto udara diakuisisi menggunakan


pesawat UAV dengan jumlah jalur
terbang sebanyak 62 kali. Jumlah foto
yang dihasilkan adalah sebanyak 9.829
lembar foto dengan resolusi spasial 14
cm. Sebagian foto udara tersebut
mengalami over exposure serta
beberapa mengalami blur yang
disebabkan oleh gangguan teknis dan
gangguan cuaca sekitar berupa
kecepatan angin yang tinggi. Kendala-
kendala teknis lainnya dapat diperbaiki
dengan baik dalam proses pengambilan
foto udara dengan cara mengkoreksi
foto udara secara dijital untuk
meningkatkan kualitasnya seluruh
rangkaian proses orthophoto dilakukan
dengan menggunakan aplikasi Agisoft
Photoscan dengan hasil output pada
2. Hasil Foto Udara Gambar 4.

41
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

Gambar 1. Peta Kerja Area A WTBOS

42
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

Gambar 2. Hasil Report Agisoft Photoscan

43
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

3. Hasil uji ketelitian geometris sebagaimana tersaji pada Tabel,


Dalam melakukan uji ketelitian menunjukkan bahwa tingkat
digunakan titi ICP dengan ketelitian FU sebagai sumber
informasi sebagai berikut. data sangat tinggi sebagai bagian
dari sumber data peta khususnya
untuk pemetaan cagar budaya
dan Kawasan warisan dunia.
Berdasarkan pengkelasan standar
ketelitian peta oleh BIG, maka
peta dasar yang akan dihasilkan
memiliki tingkat ketelitian kelas
1 dengan tingkat kepercayaan
90%.

Setelah diolah menggunakan


rumus dan matriks uji maka
diperoleh nilai RMSEr sebesar
0,22 m sedangkan nilai akurasi
horizontal dengan tingkat
kepercayaann 90% adalah
sebesar 0,33 m (lihat Tabel). Dari
hasil penghitungan uji ketelitian
geometris foto udara

44
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

Gambar 3. Hasil foto udara orthomosaic dan sebaran titik GCP dan ICP tahun
2020

45
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

46
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

47
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

48
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

Gambar 4. Hasil Orthomosaic Foto Udara Area A WTBOS

KESIMPULAN Development, and Deployment.


Secara umum Foto udara Kawasan A john Wilky and Sons, Ltd,
Warisan Dunia Kota sawahlunto tahun Publication. United Kingdom.
2020 memiliki resolusi spasial sebesar Danoedoro, P., 2012, Pengantar
Penginderaan Jauh Digital,
14 Cm dengan ketelitian geometri kelas
Penerbit Andi, Yogyakarta.
1 standar pemetaan dasar BIG sebesar Batubara, H. 2012. Masalah
0,22 m pada kepercayaan 90% dan Penyelesaian Sengketa Batas
total RMSEr sebsar 0,33 m. Diperoleh Antar Daerah.
61 titik yang terdiri dari GCP dan ICP http://www.kompasiana
dengan rata-rata tingkat ketelitian 10 .com/harmenbatubara/masalah-
mm (0.01 m) yang dilakukan penyelesaian-sengketa-batas-
antar-daerah
perekaman foto udara pada kawasan
Berteska, T., dan Ruzgiene,
warisan dunia area A Kota Sawahlunto. B.,(2013). Photogrammetric
Tahapan orthorektifikasi dilakukan mapping based on UAV imagery.
terhadap foto udara hasil perekaman Geodesy and Cartography,
tahun 2020 dengan tingkat RMSEr 330 39(4):158-163
mm (0.33 m). Eisenbeiss, H. 2009. UAV
Photogrammetry. Zürich.ETH
DAFTAR PUSTAKA Zürich.
Abidin, Hasanuddin. Z. (2007). Modul Fryer, J.G. “Camera Calibration for
7: Pendahuluan Metode Survei Non Topographic
GNSS. Institut Teknologi Photogrammetry.” Dalam Non
Bandung Topographic Photogrammetry,
Austin, R. 2010. Unmanned Aircraft oleh H.M. Karara. ASPRS, 1989.
System, UAVS Design, Haala, N., Cramer, M., Weimer, F., dan
Trittler, M. (2011). Performance

49
Vol. 3, No. 1, Juni 2020 (37-50)

Test on UAV-Based Yogyakarta: Gadjah Mada


Photogrammetric Data University Press
Collection. International
Archives of The
Photogrammetry. Remote
Sensing and Spatial Information
Science, XXXVIII-1/C22, 7-12.
Hertanto, H., 2014, Pembuatan Peta
Foto Dengan Mosaik Foto Udara
Format Kecil Menggunakan
Metode Kolinieritas, Tugas
Akhir. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
Jensen, J. R., 1986. Introductory
Digital Image Processing, A
Remote Sensing Perspective.
New Jersey: Prentice Hall.
Kardono, AK. Rushianto E., Fatoni A.,
2012, Perancangan dan
Implementasi Sistem Pengaturan
Optimal LQR untuk Menjaga
Kestabilan Hover pada
Quadcopter, Jurnal Teknik ITS,
Vol.1, No.1, Tahun 2012, (ISSN :
2301-9271)
Kavzoglu, T., dan Karsli, F. 2008.
Calibraton of A Digital Single
Lens Reflex (SLR) Camera
Using Artificial Neural
Networks. The International
Archives of the Photogrammetry,
Remote Sensing and Spatial
Information Sciences. Vol.
XXXVII. Part B5. Beijing.
Pramono A.H,dkk. 2013. Panduan
Penataan Batas Desa Secara
Partisipatif. Abt Associates Inc.
Kontrak No. GS10F0086K
Wicaksono,F.Y.E.2009. Apa Itu Foto
Udara?. Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi
DIY.<URL:http://bpadjogja.info/
file/a993f9ea56c9 5847
0ff07f271a12e7a62b.pdf>.
Wolf, P. R., 1993. Elemen
Fotogrametri Dengan
Interpretasi Foto Udara dan
Penginderaan Jauh, Edisi kedua.

50

Anda mungkin juga menyukai