Lompat ke isi

Mal Tiongkok Selatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mal Tiongkok Selatan
华南Mall
Peta
LokasiDongguan, Tiongkok
Dibuka2005
PemilikFounder Group
Luas lantai659,611 meter persegi (7.099,99 sq ft)
Mal yang kosong melompong, Februari 2010
Salah satu dari ribuan toko yang kosong

Mal Tiongkok Selatan (MTS) (Hanzi: 华南Mall; Pinyin: Huá nán) di Dongguan, Tiongkok (sebelumnya bernama Mal Tiongkok Selatan Baru) adalah pusat perbelanjaan terbesar di dunia dalam hal luas area yang bisa disewa dan peringkat kedua dalam hal total luas area setelah Mal Dubai (yang memiliki ruang non-belanja seperti kebun binatang, kompleks hotel dan taman hiburan).[1]

MTS dibuka pada tahun 2005 dan selama lebih dari 10 tahun sebagian besar kosong karena hanya sedikit toko yang buka, sehingga dijuluki mal mati.[2] Pada tahun 2015, CNN melaporkan bahwa MTS mulai menarik penyewa setelah direnovasi dan ditata ulang besar-besaran, meskipun sebagian besar masih kosong.[3] Menurut artikel lain yang diterbitkan pada Januari 2018, setelah lebih dari satu dekade kosong, sebagian besar ruang pedagang retail diharapkan akan segera terisi dan MTS menampilkan bioskop bergaya IMAX dan taman hiburan.[4]

MTS dibangun di bekas lahan pertanian[5] di Subdistrik Wanjiang, Dongguan di pesisir selatan Tiongkok. Proyek ini dipelopori oleh Hu Guirong (Alex Hu[5]), miliarder industri mi instan. Saat dibuka, MTS menjadi mal terbesar di dunia, melampaui Golden Resources Mall. Biaya pembangunannya diperkirakan sekitar $1,3 miliar.[2][6]

Pemilik MTS adalah Dongguan Sanyuan Yinghui Investment & Development(东莞市三元盈晖投资发展有限公司),[7] salah satu Perusahaan Hu Guirong, tetapi kepemilikan MTS kemudian dijual ke Founder Group, sebuah divisi dari Universitas Peking pada Desember 2006.[2][8]

Setelah dibuka pada tahun 2005, mal ini mengalami kekurangan penghuni yang parah. Awalnya ditargetkan untuk kota-kota besar Guangzhou dan Shenzhen yang berdekatan, sedangkan Dongguan sendiri merupakan kota pekerja migran berpenghasilan rendah.[3] Sebagian besar ruang retail tetap kosong dan lebih dari 99% toko masih kosong pada tahun 2008.[2][9] Satu-satunya area yang agak ramai adalah di dekat pintu masuk yang terdapat beberapa rantai makanan cepat saji Barat dan area parkir yang dirancang ulang menjadi arena balap gokar.[10] Shangri-La Hotel yang sudah direncanakan, tidak jadi dibangun.

Pembuat film dokumenter Sam Green, membuat film pendek tentang MTS berjudul Utopia Part 3: the World's Largest Shopping Mall yang ditayangkan perdana pada Sundance Film Festival 2009 dan disiarkan oleh Public Broadcasting Service dalam serial POV.

Pada tahun 2013, Wade Shepard penulis Vagabond Journey, menulis tentang kunjungannya ke MTS. Dia mengatakan bahwa sebagian besar pengunjung yang mengunjungi MTS hanya untuk nonton di bioskop IMAX dan keluarga berkumpul di area bermain. Dia juga memperhatikan bahwa 4 lantai mal tidak digunakan dan air kanal buatan dalam ruangan telah berubah warna menjadi hijau.[11][12]

Keterangan

[sunting | sunting sumber]
Hypermarket SPAR di MTS

Luas total MTS adalah 892.000 m²,[7] dengan hampir 660.000 m² ruang yang bisa disewa[1] termasuk 2.350 toko.[13]

MTS memiliki tujuh zona yang meniru kota, negara, dan wilayah internasional seperti Amsterdam, Paris, Roma, Venesia, Mesir, Caribbean, California dan replika Arc de Triomphe setinggi 25 meter,[7] replika Menara Lonceng Santo Markus,[2] dan kanal buatan sepanjang 2,1 km lengkap dengan gondola.[7]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Van Riper, Tom (2008-01-18). "The World's Largest Malls". Forbes. Diakses tanggal 2009-09-20. 
  2. ^ a b c d e Donohue, Michael (2008-06-12). "Mall of misfortune". The National. Abu Dhabi Media Company. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-01. Diakses tanggal 2010-01-12. Location: Dongguan, China Year Opened: 2005 Gross Leasable Area: 7.1 million square feet 
  3. ^ a b Nylander, Johann (28 April 2015). "Chinese 'ghost mall' back from the dead?". CNN. Diakses tanggal 29 April 2015. 
  4. ^ Keegan, Matthew. "World's Biggest Shopping Mall in China Is No Longer a 'Ghost Mall'". Culture Trip. 
  5. ^ a b Utopia, Part 3: The World’s Largest Shopping Mall, August 18, 2009, Retrieved February 9, 2010
  6. ^ David Barboza (May 25, 2005). "China, New Land of Shoppers, Builds Malls on Gigantic Scale". The New York Times. Diakses tanggal 15 August 2018. 
  7. ^ a b c d Matthew Benjamin and Nipa Piboontanasawat (April 17, 2007). "China's mall glut reflects an unbalanced economy". The New York Times. Diakses tanggal February 8, 2010. 
  8. ^ "Wan China Times, Taiwan". [pranala nonaktif permanen]
  9. ^ Donohue, Michael (2008-06-12). "Mall of misfortune". The National. Abu Dhabi Media Company. Diakses tanggal 2008-07-17. 
  10. ^ Jo Steele (October 29, 2009). "Welcome to the loneliest shopping mall in the world". Metro. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-25. Diakses tanggal February 8, 2010. 
  11. ^ Adam, Taylor (5 March 2013). "Tour China's Enormous 'Ghost Mall' That Sits Virtually Empty Years After It Was Built". Business Insider. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  12. ^ Shepard, Wade (6 January 2013). "New South China Mall: An Update On The World's Largest (Ghost) Mall". Vagabond Journey. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  13. ^ "区域规划". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-12-08. Diakses tanggal 2010-02-16.