Syzygium Polyanthum Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus
Syzygium Polyanthum Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus
ABSTRACT
Background: Use of Andrographis paniculata and Syzigium polyanthum have been used widely, on the contrary the
benet and safety have not been scientically proven. This study aimed to overview and analyze benet and safety the extract
of Andrographis paniculata and Syzigium polyanthum mixture to decrease blood glucose concentration. Methods: It was an
experiment study among intervension and control groups by a block random sampling with pre-post test design. Data were collected
by questionnaires and also data among intervension group, therapy of conventional antidiabetic of metformin in combination to
the herbal extract of Andrographis paniculata and Syzigium polyanthum mixture (1:1) with among control group, of metformin.
A total samples of 30 Diabetes Mellitus respondents were selected among males or females, aged 4060 years with
blood glucose concentration of 140220 mg/dl, has no history of hypertension or has mild hypertension.The samples were
devided in 2 groups composed of 15 persons among intervsion and 15 persons among control groups, respectively. The
intervension group was given metformin 500 mg once a day in the morning taken 15 minutes after breakfast in combination
to the extract of Andrographis paniculata and Syzigium polyanthum mixture (1:1) of 700 mg. The control group was given
metformin 500 mg once a day in the morning taken 15 minutes after breakfast in combination to placebo. The duration of
therapy was 4 weeks. Data were taken by anamnesa, physical diagnose, laboratory examination of fasting blood glucose
and Oral Glucose Tolerance Test (OGTT) in every week. Meanwhile for examination side effects on liver and run function
test in every 2 (two) week. The data were analyzed descriptively and t test. Results: Results showed that the intervension
group given metformin in combination to the extract of Andrographis paniculata and Syzigium polyanthum mixture (1:1)
of 700 mg could signicantly decrease fasting blood glucose but could not signicantly decrease OGTT in comprasion to
control group given metformin with placebo. There were no side effects on liver and kidney function test in the therapy of
herbal extract of Andrographis paniculata and Syzigium polyanthum mixture in duration of 4 weeks. It concluded that the
herbal extract of Andrographis paniculata and Syzigium polyanthum mixture is safe.
Key words: extract mixture, andrographis paniculata, syzygium polyanthum, metformin, diabetes mellitus
ABSTRAK
Penggunaan Andrographis paniculata dan Syzigium polyanthum telah dilakukan secara luas untuk pengobatan
DM namun bukti ilmiah tentang manfaat dan keamanan belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan
menganalisis manfaat dan keamanan ekstrak campuran kedua tumbuhan tersebut untuk memperbaiki kadar glukosa
darah. Penelitian eksperimen dengan kontrol menggunakan disain pre-post test dengan teknik pengumpulan data dengan
kuesioner. Sampel sebanyak 30 penderita DM pria atau wanita berusia antara 4060 tahun dengan kadar gula darah puasa
antara 140220 mg/dl, tidak menderita hipertensi atau hipertensi ringan. Sampel terbagi dalam 2 kelompok masing-masing
15 orang mendapat intervensi sedangkan sisanya sebagai kontrol. Intervensi sampel dengan pemberian metformin 500 mg
pada pagi hari yang diminum 15 menit setelah makan serta 3 kali sehari masing-masing ekstrak herbal campuran
Andrographis paniculata dan Syzygium polyanthum (1:1) seberat 700 mg sedangkan untuk kontrol ekstrak herbal diganti
dengan placebo. Obat diberikan selama 4 minggu, diberikan secara acak dengan metoda blok random sampling. Sebagai
evaluasi dilakukan anamnesa, pemeriksaan sik, pemeriksaan Oral Glucose Tolerance Test (OGTT) setiap minggu dan
pemeriksaan fungsi hati dan fungsi ginjal setiap 2 minggu. Teknik analisis data adalah diskriptif dan t test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian Metformin kombinasi dengan terapi herball, ekstrak herbal campuran Andrographis
Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI, Jl. Indrapura 17, Surabaya
Alamat korespondensi: E-mail: [email protected]
110
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus saat ini masih menduduki
peringkat keempat jumlah pender ta diabetes
terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan
India (www.antaranews.com). Diperkirakan jumlah
penderita Diabetes pada tahun 2003 sebanyak
13,7 juta orang (BPS, 2003) dan berdasarkan pola
pertambahan penduduk diperkirakan pada 2030
akan ada 20,1 juta penyandang diabetes dengan
tingkat prevalensi 14,7 persen untuk daerah urban dan
7,2 persen di rural. Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga
memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes
mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000
menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Demikian
juga halnya Badan Federasi Diabetes Internasional
(IDF) pada tahun 2009 memperkirakan kenaikan
jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7,0 juta
tahun 2009 menjadi 12,0 juta tahun 2030. "Meskipun
terdapat perbedaan angka prevalensi, kedua laporan
tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah
penyandang diabetes sebanyak 23 kali lipat pada
tahun 2030.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2007, angka prevalensi diabetes mellitus tertinggi
terdapat di provinsi Kalimantan Barat dan Maluku
Ut ar a (m asing - masing 11,1%), diikut i R i au
(10,4%) dan NAD (8,5%). Sedangkan prevalensi diabetes
mellitus terendah ada di provinsi Papua (1,7%), diikuti
NTT (1,8%), Prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu
tertinggi di Papua Barat (21,8%), diikuti Sulbar (17,6%)
dan Sulut (17,3%), sedangkan terendah di Jambi
(4%), diikuti NTT (4,9%). Angka kematian akibat DM
terbanyak pada kelompok usia 4554 tahun di daerah
perkotaan sebesar 14,7 persen, sedangkan di daerah
pedesaan sebesar 5,8 persen.
Mekanisme bahan tumbuhan dalam menghambat
kenaikan glukosa darah antara lain melalui
penghambatan aktivitas enzim pemecah sukrosa
dan karbohidrat, hambatan absorpsi glukosa (Arai,
Kriteria Eksklusi
Ada komplikasi penyakit penyerta atau penyakit
kronik lain, misalnya hepatitis yang dinyatakan
berdasarkan hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT,
hipertensi sedang/berat ( 160 mmHg), infeksi/
gangrene berdasarkan pemeriksaan klinis oleh
dokter.
Hamil berdasarkan pengakuan.
Kriteria Drop Out
Tidak bersedia melanjutkan pengobatan
Fungsi ginjal dan atau hati meningkat 2 kali di atas
normal
Kadar glukosa puasa darah naik lebih dari 100 mg/dl
dalam 2 minggu, glukosa darah 2 jam setelah
puasa di atas 400 mg/dl.
Pemeriksaan II
DO
OGTT
Terapi minggu II (Metformin 500 mg 1x1
tablet/perhari dan ekstrak herbal campuran
sambiloto dan salam 700 mg/kapsul 3 kali
sehari masing-masing 1 kapsul)
Pemeriksaan III
OGTT, SGOT, SGPT, BUN, Kreatinin
Pemeriksaan IV
DO
Terapi minggu III (Metformin 500 mg 1x1
tablet/perhari dan ekstrak herbal campuran
sambiloto dan salam 700 mg/kapsul 3 kali
sehari masing-masing 1 kapsul)
DO
OGTT
Terapi minggu IV (Metformin 500 mg 1x1
tablet/perhari dan ekstrak herbal campuran
sambiloto dan salam 700 mg/kapsul 3 kali
sehari masing-masing 1 kapsul)
Pemeriksaan V
DO
10
114
b. Kelompok Kontrol
Screening
Penderita Diabetes Mellitus
Pemeriksaan II
OGTT
Pemeriksaan III
OGTT, SGOT, SGPT, BUN, Kreatinin
Pemeriksaan IV
DO
Terapi minggu II (Metformin 500 mg 1x1
tablet/perhari dan placebo 700 mg/kapsul 3 kali
sehari masing-masing 1 kapsul )
DO
Terapi minggu III (Metformin 500 mg 1x1
tablet/perhari dan placebo 700 mg/kapsul 3 kali
sehari masing-masing 1 kapsul)
DO
OGTT
Terapi minggu IV (Metformin 500 mg 1x1
tablet/perhari dan placebo 700 mg/kapsul 3 kali
sehari masing-masing 1 kapsul )
Pemeriksaan V
DO
Variabel
Jenis kelamin
Laki
Wanita
Status
Belum Kawin
Kawin
Pernah Kawin
Pendidikan
Tdk pernah sekolah
Tidak tamat SD
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat PT
Pekerjaan
Tidak Kerja
Ibu RT
PNS
BUMN
Swasta
Pedagang
Lain-lain
Total
Intervensi (%)
Kontrol (%)
4 (26,7%)
11 (73,3%)
6 (40,0%)
9 (60,0%)
0 (0%)
11 (73,3%)
4 (26,7%)
1 (6,7%)
13 (86,7%)
1 (6,7%)
1 (6,7%)
1 (6,7%)
5 (33,3%)
3 (20,0%)
5 (33,3%)
0 (0%)
2 (13,3%)
3 (20,0%)
2 (13,3%)
3 (20,0%)
4 (26,7%)
1 (6,7%)
2 (13,3%)
5 (33,3%)
3 (20,0%)
0 (0%)
3 (20,0%)
0 (0%)
2 (13,3%)
3 (20,0%)
3 (20,0%)
1 (6,7%)
1 (6,7%)
4 (26,7%)
1 (6,7%)
2 (13,3%)
15 (100,0%)
15 (100,0%)
HASIL
Karakteristik Responden
Karakteristik responden terdiri dari usia penderita,
jenis kelamin, status, jenis pekerjaan dan pendidikan.
Jumlah penderita dalam penelitian ini yang berhasil
diperoleh sebanyak 30 orang, terdiri dari kelompok
intervensi dan kelompok kontrol masing-masing
sebanyak 15 orang.
Bila dilihat dari kelompok usia maka rata-rata
usia penderita untuk kelompok intervensi yaitu 55,7
(SD 3,7) tahun dan kontrol 51,2 (SD 7,5) tahun,
tidak signifikans berbeda.
Untuk mengetahui latar belakang kondisi subjek
penelitian maka berikut ini disampaikan tentang jenis
kelamin, status, pendidikan dan pekerjaan utama
(Tabel 1).
Menurut karakteristik, baik kelompok intervensi
dan kontrol kebanyakan wanita dan dengan status
115
117
DAFTAR PUSTAKA
Arai I, et al, 1999. Improving Effects of Extracts from Eugenia
uniora on Hyperglycemia and Hypertriglyceridemia in
Mice, Journal of Ethnopharmacology, 68: 307314.
Aryanti, 2005, Uji Antidiabetika Infusa Daun Salam Syzygium
Polyanthum (wight) Walp pada Kelinci Jantan yang
Dibebani Glukosa serta Kromatogra Lapis Tipisnya,
Skripsi, Purwokerto, Fakultas Farmasi UMP, 3742.
Chatopadhyay, RR. (1999). Possible Mechanism of
Antihyperglycemic effect of Azadirachta indica Leaf
Extract: Part V. Journal of Ethnopharmacology 67:
373376
Darmini, KS, 1995. Pengaruh Infus Daun Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness) sebagai
Hepatoprotektor terhadap Aktivitas Enzim GOT dan
GPT pada Tikus Putih Jantan yang Diinduksi dengan
parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga.
Ekasari, Wahyo D, Sukardiman, Herra S, dan Purwanto,
DA (1997). Penetapan kadar Andrografolid dalam
Simplisia herbal sambiloto (Andrographis paniculata
Ness) dan Produk Obat Tradisionalnya untuk Data
Standarisasi, Lembaga Penelitian Universitas
Airlangga.
Masjhoer M, 2001. Uji Klinik Ekstrak Etanol Terstandarisasi
dari Campuran erba Sambiloto (Andrograhis aniculata)
dan Daun Salam (Syzigium polyantha)sebagai Anti
Diabetes. Warta Litbang Kesehatan, 5 (3 & 4) 2001
Matsuda T, et al, 1994. Cell differentiation-Inducing Diterpen
from Andrographis paniculata Ness, in: Chemical and
Pharmaceutical Bulletin, Pharmaceutical Society of
Japan 42(6): 12161225.
Nurwati I, Dian Ariningrum, 2009. Pengaruh Ekstrak Daun
Salam (Syzigium polyanthum [Wight] Walp.) Terhadap
kadar Glukosa dan Malon Dialdehide (MDA) tikus
putih (Rattus norvegicus) dengan diabetes Mellitus
yang Diinduksi Aloksan. Laporan Penelitian Dosen.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Paget and Barnes, 1964. Evaluation of Drug Activities, in
Lawrence and Bacharach (Ed) Pharmakokinetics Vol
1, Academic Press, New York.
Puri A, et al, 1993. Immunostimulant agents from
Andrographis paniculata. Journal of Natural Product
56(7): 995999.
Rahman A, Handayani L, Sutarjadi, 2000. Uji Preklinik
Ekstrak Etanol Terstandarisasi dari Campuran herbal
Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) dan Daun
119