Kajian Penyebab Keterlambatan Pelaksaanaan Proyek (Studi Kasus Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami Paket Iii Kabupaten Aceh Barat)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253

Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 17 Pages pp. 48- 64

KAJIAN PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSAANAAN


PROYEK (STUDI KASUS REHABILITASI PRASARANA
PERTANIAN PASCA TSUNAMI PAKET III KABUPATEN
ACEH BARAT)

Zakia1, Abdullah2, Tripoli2


1)
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2)
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Abstract: One goal of the project development Tsunami Rehabilitation of Agriculture


Infrastructure Package III of West Aceh district is the place to build a channel as a means of
managing and delivering water to meet agricultural water needs to regulate the system of
planting in a timely manner to support the promotion of income in agriculture. Generally in
the project implementation period is very common problems such as delays in implementation
time. Due to the emergence of these problems occur is the impact of delay completion of the
work or the increased cost of the project. To avoid the things mentioned above it is necessary
to study or analysis of the causes of delay in project implementation time. In conducting this
analysis, the method used is a statistical method, namely analysis and reliability analysis of
variance. Scale used to measure the Likert scale. From the results of this analysis in mind the
main factor or ranking based on the mean value of the highest to the lowest resolution of the
causes of delays in project planning and scheduling aspect, other aspects (aspect beyond the
ability of owners and contractors), and document aspects of the scope of work (contracts),
aspects of organizational systems, coordination and communication, aspects infection systems,
control and evaluation of the work, aspects of readiness / preparation of resources. study of
the causes of delay in this project suggested to the parties involved in construction to pay more
attention again the conditions and factors that may affect the completion of the work so that
the things that are not expected such delays can be anticipated completion of the project and
the project soon can run smoothly fit than expected in the future.

Keywords: Project, delay, cost increase

Abstrak: Salah satu tujuan pembangunan proyek Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami
Paket III Kabupaten Aceh Barat adalah membangun saluran sebagai sarana tempat menata dan
mengalirkan air untuk memenuhi kebutuhan air pertanian sehingga mengatur sistim penanaman secara
tepat waktu untuk menunjang peningkatan penghasilan di bidang pertanian. Umumnya dalam masa
pelaksanaan proyek sangat sering terjadi permasalahan seperti keterlambatan waktu pelaksanaan
pekerjaan. Akibat timbulnya permasalahan ini maka dampak yang terjadi adalah keterlambatan
penyelesaian pekerjaan atau terjadinya peningkatan biaya pelaksanaan proyek. Untuk menghindari hal-
hal tersebut diatas maka perlu dilakukan kajian atau analisis tentang penyebab keterlambatan waktu
pelaksanaan proyek. Dalam melakukan analisis ini, metode yang digunakan adalah metode statistik
yaitu analisis reabilitas dan analisis varians. Skala yang digunakan untuk pengukuran adalah skala
Likert. Dari hasil analisis ini diketahui faktor utama atau rangking berdasarkan nilai mean tertinggi
sampai terendah penyebab keterlambatan penyelasaian proyek adalah aspek perencanaan dan
penjadwalan, aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor), aspek Lingkup dan
Dokumen pekerjaan (kontrak), aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi, aspek sistim
insfeksi, control dan Evaluasi pekerjaan, aspek kesiapan/penyiapan sumber daya. kajian penyebab
keterlambatan pelaksaanaan proyek ini disarankan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konstruksi
agar dapat lebih memperhatikan lagi kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat berpengaruh dalam
penyelesaian pekerjaan agar nantinya hal-hal yang tidak diharapkan seperti keterlambatan penyelesaian
proyek dapat diantisipasi segera dan proyek dapat berjalan lancar sesuai dari yang diharapkan pada
masa mendatang.

Kata kunci : Proyek, Keterlambatan, Peningkatan biaya


Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 48
Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Dalam pelaksanaan rehabilitasi sarana dan pengertian proyek konstruksi adalah suatu
prasarana tentunya terdapat kendala-kendala upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk
mengenai hal pelaksanaan seperti tenaga kerja, bangunan atau infrastruktur.
lahan, faktor sosial, permasalahan ketidak sesuaian
usulan dengan realisasi lapangan dan pergantian Kontrak dan Pelaksana
tenaga kerja. Oleh sebab itu pihak-pihak terkait Widiarti (2011) menyebutkan kontrak
harus mempunyai rencana pelaksanaan dan konstruksi mempunyai pengertian adalah suatu
penjadwalan waktu yang jelas terhadap kontrak yang dinegosiasikan secara khusus
pelaksanaannya. Selain hal tersebut diatas perlu untuk konstruksi suatu aset ataupun suatu
juga harus di pertimbangkan hal-hal apa saja yang kombinasi aset, baik yang berhubungan erat
mendukung untuk kesuksesan proyek tersebut satu sama lain ataupun saling tergantung dalam
seperti hal pendukungan sumber daya manusia, hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau
keahlian, metode pelaksanaan, komunikasi di tujuan. Kajian Dewi pada tahun 2004 (dikutip
lapangan dan lain-lainnya. Perencanaan dan dari Soeharto 1996) menjelaskan bahwa
penjadwalan ini dibuat selalu mengacu pada kondisi pelaksana (kontraktor) secara umum dibedakan
anggapan-anggapan dan perkiraan. Pada saat menjadi kontraktor umum, kontraktor spesialis
pelaksanaan pekerjaan terjadi ketidak sesuaian dan kontraktor utama.
antara anggapan dan perkiraan dengan kondisi yang
Pengertian Keterlambatan (Delay)
sebenarnya maka akan timbul permasalahan-
Sebuah hasil kajian (Ervianto 2004)
permasalah di lapangan. Akibat timbulnya
berpendapat keterlambatan adalah sebagian
permasalahan ini maka dampak umum yang terjadi
waktu pelaksana yang tidak bisa di manfaatkan
adalah keterlambatan penyelesaian pekerjaan atau
sesuai dengan rencana sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan biaya pelaksanaan proyek.
beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi
Salah satu kegiatan pembangunan sarana dan
tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat
prasarana yang direncanakan untuk peningkatan
sesuai jadwal yang telah direncanakan.
bidang pertanian adalah Pembangunan Rehabilitasi
Keterlambatan waktu pelaksanaan suatu proyek
Prasarana Pertanian Pasca Tsunami Paket III
juga disebabkan oleh beberapa masalah
Kabupaten Aceh Barat.
diantaranya masalah dengan Desain konstruksi

TINJAUAN PUSTAKA perubahan pekerjaan oleh pemilik proyek,


Proyek Konstruksi pengaruh cuaca/tidak pada kondisi normal,
Sebuah studi terakhir (IATST 2011) perselisihan pekerjaan dan bencana alam,
menyebutkan yang dimaksud dengan proyek pengaruh pengadaan barang dan jarak material.
adalah suatu usaha untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan
sumber daya yang terbatas. Sehingga

Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 49


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Jenis dan Penyebab Keterlambatan Aspek Manajemen Pelaksanaan


Terdapat beberapa jenis keterlambatan Pada proyek konstruksi, penerapan fungsi-
yaitu: Excusable delay (keterlambatan yang fungsi manajemen (planning, organizing,
dapat diterima) : hanya diberikan perpanjangan staffing, leading, controlling) dalam
waktu, tidak ada tambahan biaya atau pelaksanaan proyek adalah hal yang penting
kompensasi lainnya, Compesable delay untuk menunjang keberhasilan proyek.
(kelambatan-kelambatan dengan kompensasi/ Praboyo (1999) dalam penelitiannya di
ganti kerugian) : diberikan perpanjangan waktu Surabaya mengklasifikasikan ke 45 jenis
juga tambahan ganti rugi/ kompensasi dan penyebab keterlambatan dalam temuannya
Concurrent delay (kelambatan-kelambatan yang kedalam 6 aspek manajemen kajian berikut ini :
berbenturan) : kelambatan yang disebabkan oleh - Aspek perencanaan dan penjadwalan
penyedia jasa dan juga oleh pengguna jasa. pekerjaan = 6 penyebab;
Menurut Kraiem dan Diekma dalam Praboyo - Aspek lingkup dan Dokumen pekerjaan = 5
(1999), penyebab-penyebab keterlambatan penyebab;
waktu pelaksana proyek dapat dikatagorikan - Aspek sistim organisasi,koordinasi dan
dalam 3 (tiga) kelompok : komunikasi = 9 penyebab;
- Keterlambatan yang layak mendapat ganti - Aspek kesimpulan/penyiapan sumber daya
rugi (compenable delay) yaitu = 8 penyebab;
keterlambatan yang disebabkan oleh - Aspek sistim inspeksi ,control dan evaluasi
tindakan kelalaian atau kesalahan pemilik pekerjaan = 7 penyebab;
proyek; - Aspek lain-lain = 7 penyebab.
- Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan
Matrik hubungan antara ke 45 jenis penyebab
nonexcusable delay yakni keterlambatan
keterlambatan, 6 aspek manajemen dan 3 katagori
yang disebabkan oleh tindakan kelalaian
jenis penyebab dapat dilihat pada tabel Matrik
atau kesalahan pemilik proyek;
hubungan Antara jenis keterlambatan dengan
- Keterlambatan yang dapat dimaafkan
sebab-sebab keterlambatan waktu pelaksanaan
excusable delay yakni keterlambatan yang
proyek ditinjau dari aspek manajemen
disebabkan oleh kejadiankejadian diluar
kendali baik pemilik maupun kontraktor.

50 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Tabel 1. Matrik hubungan Antara jenis keterlambatan dengan sebab-sebab keterlambatan waktu
pelaksanaan proyek ditinjau dari aspek manajemen

Kategori jenis
No Tinjauan Aspek dan sebab keterlambatan keterlambatan

CD NED ED
A. Aspek perencanaan dan penjadwalan
1 Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh pemilik

2 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaaan yang harus ada

3 Rencana urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik/terpadu O

4 Penentuan durasi waktu kerja yang tidak seksama O

5 Rencana kerja pemilik yang sering berubah-ubah O

6 Metode konstruksi/pelaksanaan kerja yang salah satu tidak tepat O

B. Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak)

1 Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah/tidak lengkap

2 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan O

3 Perubahan lingkup pekrjaan pada waktu pelaksanaan O

4 Proses pembuatan gambar oleh kontraktor O

5 Proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik O

6 Ketidak sepahaman aturan pembuatan gambar kerja O

7 Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah

8 Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai O

C. Aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi

1 Keterbatasan wewenang personilpemilik dalam pengambilan keputusan O

2 Kualitas personil/pemilik yang tidak professional O

3 Cara insfeksi dan kontrol pekerjaan yang birokratis olek pemilik O

Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 51


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Kategori jenis
No Tinjauan Aspek dan sebab keterlambatan keterlambatan

CD NED ED

4 Kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaan dari banyak kontraktor /sub kontraktor O

5 Kegagalan pemilik mengkoordinasi penyerahan /pengguna lahan O

6 Kelambatan penyediaan alat /bahan dll.yang disediakan pemilik O

Kualitas teknis dan menajerial yang buruk dari personil personil dalam organisasi kerja
7
kontraktor

Koordinasi dan komunikasi yang buruk antara bagian-bagian dalam organisasi kerja
8 O
kontraktor

9 Terjadinya kecelakaan kerja

D. Aspek kesiapan/penyiapan sumber daya

1 Mobilisasi sumber daya (bahan ,alat,tenaga kerja) yang lambat O

2 Kurangnya keahlian dan ketrampilan serta motivasi kerja para pekerja-pekerja langsung O

3 Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai dengan aktifitas pekerjaan yang ada O

4 Tidak tersedianya bahan secara cukup pasti/layak sesuai kebutuhan O

5 Tidak tersedianya alat/peralatan kerja yang cukup memadai/sesuai kebutuhan O

6 Kelalaian/keterlambatan oleh sub kontraktor pekerjaan O

Pendanaan kegiatan proyek yang tidak terencana dengan baik (kesulitan pendanaan di
7 O
kontraktor )

Tidak terbayarnya kontraktor secara layak sesuai haknya ( kesulitan pembayaran oleh
8 O
pemilik )

E. Aspek sistim insfeksi,control dan Evaluasi pekerjaan

52 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Kategori jenis
No Tinjauan Aspek dan sebab keterlambatan keterlambatan

CD NED ED

1 Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang tidak terjadwal O

2 Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh pemilik yang lama O

3 Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari pemilik yang tidak relevan O

4 Proses ijin yang yang bertele-tele O

5 Kegagalan kontraktor melaksanakan pekerjaan O

Banyak6 hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/diulang karenacacat/ tidak benar O

Proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang
7 O
disepakati

F. Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor)

1 Kondisi dan lingkungan ternyata tidak sesuai dengan dugaan O

2 Transportasi kelokasi proyek yang sulit O

Terjadi hal-hal tak terduga seperti kebakaran, banjir, badai/angin rebut, gempa bumi,
3 O
tanah longsor,cacat amat buruk

4 Adanya pemogokan buruh O

5 Adanya hura-hura/kerusuhan,perang O

6 Terjadinya kerusakan /pengrusakan akibat kelalaian atau perbuatan pihak ketiga O

Perubahan
7 situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah O

Tenaga Kerja siklusnya, sehingga penyediaan jumlah tenaga,


Pendapat lain dari Aprilian (2010) jenis ketrampilan dan keahliannya harus
menyebutkan dalam penyelenggaraan proyek, mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang
salah satu sumber daya yang menjadi penentu sedang berlangsung.
keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan Jumlah kebutuhan tenaga kerja yang
intensitas kegiatan proyek berubah sepanjang terbesar dalam pelaksanaan proyek adalah

Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 53


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

tenaga kerja lapangan. Tenaga kerja lapangan kaidah-kaidah probabilitas tidak dipakai disini.
ini berhubungan langsung dengan pekerjaan Terdapat beberapa cara pengambilan sampel
fisik konstruksi di lapangan. Berdasarkan non random yang dikenal selama ini
penggolongannya, tenaga konstruksi dapat diantaranya adalah sebagai berikut :
digolongkan menjadi 2 jenis yaitu: 1. Convinient atau Accidental Sampling yaitu
1. Pengawas, bertugas untuk mengawasi dan sampel diambil atas dasar seadanya tanpa
mengarahkan pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan terlebih dahulu. Juga
dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan. mengenai jumlah sampel yang dikehendaki
Setiap pengawas membawahi sejumlah tidak berdasarkan partimbangan-
pekerja lapangan; pertimbangan yang dapat
2. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour), dipertanggungjawabkan dan asal
terdiri dari berbagai macam tukang yang memenuhi keperluan saja, sehingga derajat
memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang keterwakilannya tidak dapat dijamin.
kayu, tukang besi, tukang batu, tukang Kesimpulan yang diperoleh dari sampel
alumunium dan tukang cat. Dalam akan bersifat kasar dan sementara;
melaksanakan pekerjaan biasanya mereka 2. Purposive Sampling yaitu pengambilan
dibantu oleh pembantu tukang atau pekerja sampel dilakukan atas dasar pertimbangan
(buruh terlatih, buruh semi terlatih, dan peneliti yang menganggap bahwa unsur-
buruh tak terlatih). unsur yang dikehendaki telah ada dalam
anggota sampel yang diambil.
Skala Penilaian 3. Quota Sampling yaitu pengambilan
Nurmawari (2008) menyebutkan skala sampelnya hanya berdasarkan
Likert digunakan untuk mengukur sikap pertimbangan peneliti saja. Bila pada
seseorang terhadap sesuatu. Skala Likert terdiri sampel accidental jumlah sampelnya
dari pernyataan dan alternatif jawaban. ditentukan seadanya, maka pada sampel
Alternatif jawaban terdiri dari : Sangat setuju, quota ini besar sampelnya telah diberikan
setuju, netral, kurang setuju dan tidak setuju. jatah tertentu. Untuk sampel ini akan lebih
baik bila peneliti telah benar-benar
Teknik Pengambilan Sampel mengenal daerah maupun situasi daerah
Terdapat beberapa teknik pengambilan dimana akan dilakukan penyelidikan.
sampel diantaranya adalah pengambilan sampel Sugiyono (2003), menyebutkan bahwa
Non Random. Sampel non random disebut juga jumlah anggota sampel sering dinyatakan
non probability sampling. Lubis dan Arma dengan ukuran sampel. Untuk sampel yang
(2010) menyebutkan, dalam pengambilan 100% mewakili populasi adalah sama
sampel disini daftar pemilihan peneliti sangat dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
berperan. Pengambilan secara random dan Rumus untuk menghitung ukuran sampel

54 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

dari populasi yang diketahui jumlahnya dipercaya untuk digunakan sebagai alat
adalah sebagai berikut: pengumpul data. Analisis reliabilitas yang
.N.P.Q
2
umum digunakan adalah analisa Cornbach
S= . (1) Alpha. Adapun pengujian dengan
D (N-1) + .N.P.Q
2 2
menggunakan koefisien Cornbach Alpha
Dimana : harus lebih besar atau sama dengan 0,6
S = jumlah sampel
yaitu nilai yang dianggap dapat menguji
2 = harga table chi kwadrat
valid tidaknya kuisioner yang digunakan.
P = proporsi kelompok pertama
Dengan rumus - rumus sebagai berikut :
N = populasi
2
Q = populasi kelompok kedua = (1)
[1 12
............. (1)
D = derajat ketelitian keterangan :
dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%
2
r = reliabilitas instrumen
Harga P=Q=0,5 dan nilai d = 0,1
k = banyaknya butir pertanyaan atau
banyaknya soal
Metode Pengolahan Data
2 = jumlah varians butir
Sugiyono (1998) menyebutkan didalam
12 = varians total
statisitik induktif berbagai uji statistik yang
Rumus untuk varians butir dan varians
dapat digunakan pada dasarnya dapat
total :
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu uji
2 ()2
parametik dan non parametik. Uji parametik 12 =
2
(2)

adalah suatu uji statistik dimana sebaran 2 =
2
(3)
datanya sudah diketahui dan berdistribusi
keterangan:
normal atau mendekati normal dengan jumlah
Jki = jumlah kuadrat seluruh butir
data sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) data.
Jks= jumlah kuadrat subjek
Uji ini dilakukan untuk mengetahui model
matematis dari distribusi populasi data yang
b. Analisis deskriptif
akan dianalisis. Uji non parametriks digunakan
Narbuko dan Achmadi, (2004)
untuk penelitian penjelasan. Metode yang
menyebutkan bahwa penelitian deskriptif
digunakan untuk menyelesaikan perhitungan
yaitu penelitian yang berusaha untuk
pada penelitian ini adalah analisis reliabilitas,
menuturkan pemecahan masalah yang ada
analisis deskriptif dan analisis variansi.
sekarang berdasarkan data-data dan juga
menyajikan data, menganalisis dan
a. Analisis reliabilitas
menginterpretasi.
Arikunto (2002) menyebutkan analisis
reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat

Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 55


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

c. Analisis variansi Harga kuadrat mean antar kelompok


Soepono (1997), menjelaskan bahwa (MSb) dan kuadrat mean di dalam kelompok
analisis variansi bertujuan untuk menguji (Msw), dapat dicari dengan formulasi rumusan
apakah ada perbedaan yang signifikan sebagai berikut :
bilangan rerata (mean) dari variabel yang MSb = n dt2 / k-1... (10)
diamati. MSw = x2 / N-k .... (11)
a. Mean total, diperoleh dengan rumus :
Keterangan:
/ + / + / ++ /
=

(4 K = jumlah kelompok
N = total responden
)
Keterangan:
Tes signifikansi untuk rasio-F, dengan cara
X = rata-rata skala jawaban responden untuk
mengkonsultasikan harga perhitungan rasio-F
masing-masing kelompok
dengan harga kritik F dalam tabel. Untuk
X = skala jawaban responden
mencari besarnya harga kritik F dalam tabel
n = jumlah kasus
terlebih dahulu dicari besarnya derajat
kebebasan (db) antar kelompok dan db di dalam
b. Deviasi dalam kelompok, diperoleh dengan
kelompok.
rumus :
Derajat kebebasan antara kelompok (dbb)
x = X X . (5)
dapat dicari dengan mengurangkan jumlah
kelompok (sampel) dengan satu.
c. Kuadrat deviasi dalam, diperoleh dengan
rumus :
Dbb = k-1 (12)
X = (X X)
2 2
.. (6)
Sedangkan derajat kebebasan di dalam
d. Deviasi mean kelompok dari mean total, kelompok (dbw) dapat dicari dengan
diperoleh dengan rumus : mengurangkan banyak kasus pada tiap-tiap
dt = X Xtot .. (7) kelompok dikalikan dengan jumlah kelompok.
dt2 = (X Xtot) ......
2
(8) Dbw = k (n-1) (13)
dimana:
Apabila hasil perhitungan harga rasio-F
n dt2= jumlah kasus dalam kelompok
lebih besar dari harga kritik F pada tabel (Fhitung
dikalikan dt2
> Ftabel), maka hipotesis alternatifnya (Ha) dapat
n dt2= jumlah ndt2
diterima dan hipotesis nolnya (H0) ditolak. Pada
Harga rasio-F, diperoleh dengan
penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan
rumus :
( )
adalah 0,05.
=
( )
.. (9)

56 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

HASIL PEMBAHASAN dikelompokkan atas jenis kelamin, usia,


Karakteristik responden pendidikan, pekerjaan tetap, lamanya mengelola
Responden dalam penelitian ini berasal proyek yang serupa dan proyek yang pernah
dari para kelompok tani, hal ini dipilih karena terlibat. Pengelompokan ini bertujuan untuk
untuk pelaksanaan pekerjaan Proyek mengetahui jumlah dan persentase dari masing-
Pembangunan Prasarana pertanian Pasca masing karakter responden sehingga para
Tsunami paket III Aceh Barat dilakukan secara responden dapat lebih dikenal melalui ciri-ciri
swakelola dengan pelaksana proyek adalah yang telah disebut di atas. jelas identitas 80
kelompok tani pada masing-masing lokasi responden berdasarkan karakteristik tersebut di
proyek atau desa. Jumlah responden yang atas dapat dilihat pada Tabel 2.
diambil adalah berjumlah 80 responden yang
Tabel 2. Karakteristik Responden
Demografi Frekuensi Persentase (%)
1. Jenis Kelamin
Laki-laki 80 100
Wanita 0 0
2. Usia
20 - 25 tahun 13 16,25
26 - 30 tahun 17 21,25
31 - 35 tahun 15 18,75
36 - 40 tahun 20 25
41 - 45 tahun 15 18,75
3. Pendidikan
SMP 27 33,75
SMA 41 51,25
Diploma 5 6,25
Lainnya 7 8,75
4. Pekerjaan Tetap
Petani 33 41,25
Buruh bangunan 26 32,5
Nelayan 0 0
Lainnya 21 26,25
5. Lamanya mengelola proyek serupa
Tidak pernah 54 67,5
Kurang dari 1 tahun 5 6,25
1-5 tahun 15 18,75
Lebih dari 5 tahun 6 7,5
6. Proyek yang pernah terlibat
Tidak pernah 54 67,50
Jalan 6 7,50
Gedung/rumah 8 10
Irigasi 3 3,75
Jembatan 9 11,25
Lainnya 0 0

Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 57


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2 Responden yang telah disajikan.


di atas, maka dapat dilihat dari 80 kuisioner
yang telah disebarkan kepada responden, Analisis reliabilitas
diperoleh informasi bahwa pada tingkat jenis Analisis reliabilitas untuk menilai validitas
kelamin terbagi atas 80 orang laki-laki (100%) kuisioner digunakan untuk penelitian yang
dan 0 orang wanita (0%). Pada tingkatan usia, mana input datanya diperoleh berdasarkan data
usia dari responden sangat beragam, yaitu dari kuisoner. Analisis reliabilitas dalam
tingkat usia 20-25 tahun sebanyak 13 orang penelitian ini dilakukan berdasarkan nilai
(16,25%), tingkat usia 26-30 tahun sebanyak 17 Cronbach Alpha. Pada pengujian yang
orang (21,25%), tingkat usia 31-35 tahun menggunakan koefisien Cornbach Alpha, nilai
sebanyak 15 orang (18,75 %), tingkat usia 36- hasil pengujian harus lebih besar atau sama
40 tahun sebanyak 20 orang (25%), tingkat usia dengan 0,5. Pengujian ini dilakukan untuk
41-45 tahun sebanyak 15 orang (18,75%). mengetahui atau menguji valid tidaknya
Untuk tingkat pendidikan, pekerjaan tetap, kuisioner yang digunakan. Hasil perhitungan
lamanya mengelola proyek serupa dan proyek reliabilitas pada faktor Aspek perencanaan dan
yang pernah terlibat untuk presentase responden penjadwalan dapat dilihat pada Tabel 3.
dapat dilihat seperti pada Tabel 1 Karakteristik
Tabel 3. Analisis Realibilitas Aspek perencanaan dan penjadwalan.

N A1 ... A5 Xt Xt2 A12 ... A52


1 1 ... 1 6 36 1 ... 1
2 1 ... 1 5 25 1 ... 1
... ...
79 4 ... 4 21 441 16 ... 16
80 4 ... 5 20 400 16 ... 25
... Xt Xt2 149 ... 132
X 3 . 3 1 3301 689
...
t 26 .. 08 570
X 1062 . 9486 4953
...
t2 ..

Berdasarkan harga-harga tabel diatas maka perencanaan dan penjadwalan = 0,85.


diperoleh nilai ri = 0,85. Hasil perhitungan reliabilitas keseluruhan dapat
Maka nilai koefisien Realibilitas Aspek dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Reliabilitas Aspek-aspek Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan


prasarana pertanian Pasca Tsunami paket III Aceh Barat pada dinas pertanian Aceh Barat

No Faktor Alpha Jlh Variabel Rata-rata


1 Aspek perencanaan dan penjadwalan 0,85 5 3,93
2 Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak) 0,90 8 2,86
3 Aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi 0,96 9 2,44
4 Aspek kesiapan / penyiapan sumber daya 1,18 8 2,36
5 Aspek sistim insfeksi, control dan Evaluasi pekerjaan 0,90 7 2,38
6 Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor) 0,96 6 3,31

58 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Hasil perhitungan uji reliabilitas untuk


mengukur keandalan kuisioner dari faktor-
faktor tersebut lebih besar dari 0,5 pada kolom
alpha. Hal ini berarti bahwa keandalan
Gambar Histogram hasil output Aspek
kuisioner memenuhi koefisien minimum perencanaan dan penjadwalan
Cronbach Alpha yang disyaratkan yaitu
Berdasarkan Gambar 1 Histogram output
minimum sebesar 0,5. Faktor Metode
tingkat faktor penyebab keterlambatan terhadap
penyampaian dokumen mempunyai nilai alpha
Aspek perencanaan dan penjadwalan
tertinggi yaitu sebesar 1,18 dengan rata-rata
menjelaskan bahwa rata-rata (mean) tertinggi
jawaban responden sebesar 3,93, sedangkan
jawaban responden pada variabel rencana
untuk urutan lainnya dapat dilihat pada Tabel di
urutan kerja yang tidak tersusun dengan baik
atas.
sebesar 4,38 dan variabel penentuan durasi
Analisis deskriptif kerja yang tidak seksama yang merupakan nilai
Untuk mendapatkan nilai mean maka mean terendah sebesar 3,60.
tahapan yang selanjutnya dilakukan adalah
b. Aspek Lingkup dan Dokumen pekerjaan
tahapan analisis deskriptif a dari keseluruhan
(kontrak)
penilaian yang telah diberikan oleh para
Histogram hasil output aspek lingkup dan
responden atas variable yang telah diberikan.
dokumen pekerjaan (kontrak) dapat dilihat pada
Teknik penyajian data yang didapat dalam
Gambar 2 berikut :
memberikan gambaran mean dan peringkat
masing-masing parameter yang dibahas
disajikan dalam bentuk tabel-tabel. Hasil dari
pengolahan data kuisioner melalui program
Microsoft Excel 2007 terhadap variabel-
Gambar 2. Histogram output Aspek
variabel bebas (independent variabel) yaitu Lingkup dan Dokumen pekerjaan (kontrak)
aspek-aspek yang menyebabkan keterlambatan
pada proyek prasarana pertanian Pasca Tsunami Berdasarkan Gambar 2 Histogram output

paket III Aceh Barat pada dinas pertanian Aceh aspek lingkup dan dokumen pekerjaan

Barat adalah sebagai berikut : (kontrak), rata-rata (mean) tertinggi 3,03 pada

a. Aspek perencanaan dan penjadwalan variabel adanya permintaan tambahan pekerjaan

Histogram hasil output Aspek perencanaan setelah pekerjaan selesai dan mean terendah

dan penjadwalan dapat dilihat pada 2,73 pada variabel lambatnya proses

Gambar 1 berikut : penyelesaian jika terjadi perubahan


desain/detail pekerjaan.

Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 59


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

c. Aspek sistim organisasi, koordinasi dan mean terendah pada aspek yang ditinjau
komunikasi sebagai faktor penyebab keterlambatan.
Histogram hasil output aspek sistim
organisasi, koordinasi dan komunikasi e. Aspek sistim insfeksi, control dan evaluasi
dapat dilihat pada Gambar 3 berikut : pekerjaan.
Histogram hasil output Aspek sistim
insfeksi, control dan evaluasi pekerjaan
dapat dilihat pada Gambar 5 berikut :

Gambar 3. Histogram output aspek sistim


organisasi, koordinasi dan komunikasi

Berdasarkan Gambar 3 Histogram output Gambar 5. Histogram output Aspek sistim


variabel Kualitas personil yang kurang insfeksi, control dan evaluasi pekerjaan
Berdasarkan Gambar 5 Histogram
professional memperoleh nilai rata-rata
output aspek sistim insfeksi, control dan
(mean) tertinggi sebesar 3,00 dan cara
evaluasi pekerjaan, dapat dilihat bahwa
pengawasan pekerjaan yang kurang teliti
variabel Kurang tepat waktu melaksanakan
untuk nilai mean terendah sebagai faktor
pekerjaan oleh kontraktor merupakan
penyebab keterlambatan pelaksanaan
variabel yang bernilai nilai rata-rata
proyek sebesar 1,65.
(mean) tertinggi sebesar 3,19 dan variabel
d. Aspek kesiapan /penyiapan sumber daya
proses dan tata cara evaluasi kemajuan
Histogram hasil output Aspek kesiapan
pekerjaan yang lama dan melewati jadwal
/penyiapan sumber daya dapat dilihat pada
Gambar 4 berikut : yang disepakati merupakan variabel yang
memiliki nilai mean terendah sebesar 1,50.
f. Aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan
pemilik dan kontraktor)
Histogram hasil output Aspek lain-lain
(Aspek diluar kemampuan pemilik dan
Gambar 4. Histogram output Aspek kesiapan kontraktor) dapat dilihat pada Gambar 6
/penyiapan sumber daya
berikut :
Berdasarkan Gambar 4 Histogram
output variabel Kelalaian/keterlambatan
oleh sub kontraktor memperoleh nilai rata-
rata (mean) tertinggi dan tidak tersedianya
peralatan kerja yang cukup memadai untuk
alat kerja merupakan variabel dengan nilai Gambar 6. Histogram output Aspek lain-lain

60 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

(Aspek diluar kemampuan pemilik dan Hipotesis Secara Simultan (hasil uji-F)
kontraktor)
Berdasarkan Gambar 6 Histogram output Dalam penelitian ini hipotesis yang

aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan diberikan oleh peneliti adalah terdapat beberapa

pemilik dan kontraktor), pada skala aspek yang sangat berpotensial menyebabkan

pengukuran faktor tertinggi penyebab keterlambatan penyelesaian proyek. Analisis

keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang digunakan dalam pembuktian hipotesa ini

dengan nilai rata-rata (mean) 3,43 adalah adalah analisis varian bertujuan untuk menguji

variable transportasi kelokasi proyek yang apakah ada perbedaan yang signifikan bilangan

sulit dan variabel dengan nilai mean rata-rata (mean) dari variabel yang diamati.

terendah 3,20 adalah Kondisi lapangan Untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut

diluar dugaan. dilakukan uji-F. Uji-F ini dilakukan dengan

Berdasarkan analisis pada tiap-tiap aspek membandingkan Fhitung yang dihitung dengan

maka dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Ftabel. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan

(mean) tertinggi terdapat pada aspek HA diterima atau dapat pula dilihat dari level of

perencanaan dan penjadwalan dengan signifikan alpha = 0.05. Jika nilai

berbagai pertimbangan-pertimbangan signifikansi lebih dari 0.05 maka Ho ditolak

variabel yang telah dianalisis berdasarkan dan HA diterima.

jawaban dari pada para responden. Hal ini Analisis variansi dari keseluruhan aspek-

menunjukkan bahwa aspek sebut aspek penyebab keterlambatan proyek

berdasarkan pilihan responden merupakan pembangunan prasarana pertanian pasca

aspek yang sangat berpotensial tsunami paket III Aceh Barat pada Dinas

menyebabkan keterlambatan penyelesaian Pertanian Aceh Barat dapat dilihat pada Tabel 5.

proyek, khususnya pada proyek yang


ditinjau.

Tabel 5. Analisis Variansi Aspek-aspek Penyebab Keterlambatan Proyek Pembangunan prasarana


pertanian Pasca Tsunami paket III Aceh Barat pada Dinas Pertanian Aceh Barat

Source of Variation SS Df MS F P-value F crit


Between Groups 11,85 5 2,37 6,75 0,00015 2,47
Within Groups 12,99 37 0,35
Total 24,83 42

Berdasarkan analisis varian aspek-aspek menunjukkan Ha : 2, 3 ` 0 artinya hipotesa


penyebab keterlambatan proyek pembangunan yang diberikan sesuai yaitu terdapat beberapa
prasarana pertanian pasca tsunami paket III aspek yang sangat berpotensial menyebabkan
Aceh Barat pada Dinas Pertanian Aceh Barat, keterlambatan penyelesaian proyek.
nilai F lebih besar dari nilai F kitik. Hal ini

Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 61


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

SIMPULAN DAN SARAN proyek yang sulit dan variabel kondisi


Kesimpulan lapangan diluar dugaan. Transportasi
Berdasarkan hasil analisis data dan yang sulit dan kondisi lapangan yang
pembahasan yang dilakukan terhadap diluar dugaan akibat adanya kesalahan
keterlambatan proyek khususnya pada perencanaan akan sangat menyulitkan
pembangunan rehabilitasi prasarana pertanian kegiatan penyaluran tenaga kerja,
pasca tsunami paket III Kabupaten Aceh Barat, material, alat kerja dan lain yang
maka disimpulkan beberapa hal sebagai berhubungan dengan kebutuhan proyek.
berikut : Ini tentunya akan sangat berpengaruh
1. Untuk kelayakan kuisoner yang diajukan sehingga terjadinya keterlambatan
kepada responden dengan menggunakan penyelesaian pekerjaan sangat besar.
analisis reliabilitas pada kuisoner sebagai c. Aspek Lingkup dan Dokumen
alat penelitian, kuisoner yang diajukan pekerjaan (kontrak) dengan variabel
dinyatakan layak digunakan dan dapat adanya permintaan tambahan pekerjaan
dilanjutkan untuk melakukan analisis setelah pekerjaan selesai dan variabel
selanjutnya karena berada diatas nilai apabila terjadi perubahan desain/detail
Cronbach Alpha 0,5. pekerjaan, prosesnya lambat.
2. Perolehan nilai mean tertinggi sebagai Lambatnya pemprosesan perubahan
faktor yang berpengaruh menyebabkan desain atau detail pekerjaan seperti
keterlambatan penyelesaian proyek sampai gambar perubahan kerja akibat dari
dengan terendah untuk masing-masing adanya permintaan tambahan pekerjaan
aspek dan variabel pada masing-masing akan sangat menggganggu dari pada
aspek yang ditinjau adalah: jadwal penyelesaian yang telah
a. Aspek perencanaan dan penjadwalan direncanakan.
dengan variabel rencana urutan kerja d. Aspek sistim organisasi, koordinasi dan
yang tidak tersusun dengan baik dan komunikasi dengan variabel kualitas
variabel penentuan durasi waktu kerja personil yang kurang professional dan
yang tidak seksama. Kesemua variabel variabel cara pengawasan pekerjaan
ini sangat terkait dimana jika rencana kurang teliti. Kurangnya kualitas
urutan kerja tidak tersusun dengan baik personil yang bekerja dilapangan dan
maka sangat besar kemungkinan durasi kurangnya ketelitian dalam pelaksanaan
waktu kerja juga akan terencana dengan pengawasan pekerjaan akan
seksama. menyebabkan banyaknya kesalahan
b. Aspek lain-lain (Aspek diluar pekerjaan dan akan terjadi
kemampuan pemilik dan kontraktor) pengulangan-pengulangan pekerjaan
dengan variabel transportasi kelokasi yang sama yang tentunya hal ini akan

62 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

menyebabkan kerugian pada biaya dan terjadi keterlambatan waktu


keterlambatan waktu penyelesaian penyelesaian pekerjaan.
pekerjaan. 3. Hipotesis secara simultan terhadap faktor-
e. Aspek sistim insfeksi, control dan faktor penyebab keterlambatan proyek
Evaluasi pekerjaan dengan variabel menunjukkan Ha : 2, 3 ` 0 artinya
kurang tepat waktu melaksanakan hipotesa yang diberikan sesuai yaitu
pekerjaan oleh kontraktor dan variabel beberapa aspek yang ditinjau sangat
proses dan tata cara evaluasi kemajuan berpotensial menyebabkan keterlambatan
pekerjaan yang lama dan lewat jadwal penyelesaian proyek berdasarkan analisis
yang disepakati. Lamanya dilakukan varian rata-rata terhadap faktor-faktor yang
evaluasi pekerjaan akan terjadi waktu ditinjau dimana nilai F lebih besar dari
tunggu pekerjaan selanjutnya yang nilai F kitik.
tentunya ini akan berdampak pada tidak Saran
tepatnya lagi waktu pelaksanaan
1. Dalam pelaksanaan perencanaan suatu
pekerjaan selanjutnya, dan juga
pekerjaan terutama pekerjaan bangunan air
pemilihan waktu pelaksanaan pekerjaan
seperti pembangunan saluran irigasi, pada
yang salah akan menyebabkan
pihak-pihak yang terlibat didalamnya
penyelesaian pekerjaan yang tidak tepat
sangat penting untuk memahami dan
waktu.
mempelajari daerah-daerah yang akan
f. Aspek kesiapan /penyiapan sumber
dibangun agar keadaan salah perencanaan,
daya dengan variabel
kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan
kelalaian/keterlambatan oleh sub
rencana dapat diantisipasi dan tidak terjadi,
kontraktor pekerjaan dan variabel tidak
sehingga hal ini dapat menjadi pengurang
tersedianya alat /peralatan kerja yang
dari faktor penyebab keterlambatan
cukup memadai untuk alat kerja.
penyelesaian pekerjaan.
Kelalaian sub kontraktor dalam
2. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi,
melaksanakan kegiatan seperti tidak
diharapkan kepada pihak-pihak yang
menyediakan peralatan kerja yang
terlibat dalam konstruksi agar dapat lebih
memadai dan memulai pekerjaan
memperhatikan lagi kondisi-kondisi dan
pekerjaan lebih lama dari yang
faktor-faktor yang dapat berpengaruh
dijadwalkan, merupakan suatu masalah
dalam penyelesaian pekerjaan agar
yang sering dilakukan oleh
nantinya hal-hal yang tidak diharapkan
subkontraktor sehingga pada akhirnya
seperti keterlambatan penyelesaian proyek
mereka tidak dapat mengejar dari pada
dapat diantisipasi segera dan proyek dapat
progres yang telah ditetapkan sehingga

Volume 1, No.1, Agustus 2012 - 63


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

berjalan lancar sesuai dari yang diharapkan Surakarta.


Arikunto, S., 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT.
pada masa mendatang. Rineka Cipta.
3. Responden terdiri dari kelompok tani yang Dewi, R., 2004. Identifikasi Sumber Resiko dan
Tindakan Koreksi Terjadinya Cost Overrun
melaksanakan proyek yang terkait dengan Dalam Pengelolaan Sub kontraktor
Pekerjaan Struktur Pada Bangunan Gedung
latar belakang non teknik (petani) sehingga Bertingkat. Tesis. Universitas Indonesia:
dalam pelaksanaan pekerjaan proyek Jakarta.
Dipohusodo, I., 1996. Manajemen Proyek dan
tentunya sangat banyak kendala-kendala Konstruksi, Jogyakarta: Kanisius.
IATST, 2011. Teknik Sipil, viewed 02 April 2012.
yang dihadapi kurangnya pemahaman Available From Internet
tentang konstruksi sehingga membutuhkan http://ilustri.org/index.php?option=com_cont
ent&view=article&id=62:manajemen-
lebih banyak bimbingan dan pengawasan konstruksi&catid=63:manajemen&Itemid=2
Nurmawati, 2008. Pengukuran Ranah Efektif Mata
pekerjaan. Tentunya ini juga merupakan Pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
suatu faktor yang dapat juga menyebabkan Penilaian Berbasis Kelas, updated Maret
2011, viewed 2008, Available From Internet
salah satu keterlambatan penyelesaian <http://www.google.com>.
Proboyo, B., 1998. Keterlambatan Waktu
pekerjaan sehingga kedepannya Pelaksanaan Proyek Klasifikasi dan
diharapkan untuk pekerjaan yang sama Peringkat dari Penyebab-penyebabnya.
Program Pascasarjana Studi Manjemen
(swakelola oleh kelompok non teknik) Konstruksi Universitas Kristen Petra:
Surabaya.
pemilik proyek agar dapat lebih
Sigiyono, 2003., Metode Penelitian Bisnis, CV.
memperhatikan lagi personil yang bekerja Bandung: Alfabeta.
Sinungan, M., 2003. Produktivitas Apa Dan
seperti melakukan beberapa bimbingan bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryadi dan Ramdhani., 1998. Sistem Pendukung
teknik kepada pekerja tersebut sebelum
Keputusan Suatu Wacana Struktural
pelaksanaan proyek dilakukan. Idealisasi dan Implementasi Konsep
Pengambilan Keputusan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA Yin. R., 1994. Case Study Research Design and
Methods. Secont Edition: London.
Arma, A. J dan Lubis, 2010. Teknik Sampling Dalam Widiarti, A., 2010. Akutansi Konstruksi Untuk
Pelaksanaan Penelitian. updated Maret 2011. Perusahaan Property dan Developer. Skripsi.
Viewed 2010, Available FromInternet STMIK AMIKOM: Yogyakarta.
<http://www.google.com>.
Aprilian, T., 2010, Analisis Produktifitas Tenaga
Kerja Pada Pekerjaan Struktur Rangka Atap
Baja. Skripsi. Universitas Sebelas Maret:

64 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012

You might also like