Dampak Kinerja Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Sistem Informasi
Dampak Kinerja Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Sistem Informasi
INFORMASI
Estuningsih
[email protected]
Akhmad Riduwan
Sapari
ABSTRACT
This research is a study at a private company in Surabaya and Sidoarjo which has applied
information technology in carrying out their business operational. The primary purpose of this
research is to analyze the influence of information technology performance to the quality of
information system. This research gives managerial implication of steps which should be taken by a
company which applies information technology in order to improve information technology
performance so it will generate a better quality of information system.
The population in this research is companies which apply information technology in carrying
out their business operational which are located in Surabaya and Sidoarjo. 4 (four) companies are used
as samples in this research. As much as 150 people who come from these 4 companies are taken as
samples, with the criteria as the users of information technology i.e. the business employees which the
information system is built for them. Only as much as 140 samples can be processed as the data, it
means that only 93% of the total samples areappropriate to be used as data. The suitability of these
respondents answering data are analyzed by using research models which are developed from
theoretical mind frame by using SEM confirmatory analysis.
It can be seen from the result of data analysis that hypothesis is accepted, it indicates that the
performance of information technology has positive influence to the information system quality which
is generated by the information technology. Plan and Organize, Acquire and Implement, Delivery and
Support, and Monitor and Evaluate variables are the performance of information technology indicator
which is capable to form a good model.
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi pada perusahaan swasta di Surabaya dan Sidoarjo
yang telah menggunakan teknologi informasi dalam menjalankan operasional bisnisnya.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kinerja teknologi
informasi terhadap kualitas sistem informasi. Penelitian ini memberikan implikasi
manajerial mengenai langkah yang seharusnya diambil perusahaan yang menggunakan
teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja teknologi informasi agar menghasilkan
kualitas sistem informasi yang lebih baik.
Kata Kunci : Kinerja Teknologi Informasi, Kualitas Sistem Informasi, Plan and Organize,
Acquire and Implement, Delivery dan Support, dan Monitor and Evaluate.
PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan teknologi, sehingga perkembangan sistem informasi
berkembang dengan pesat. Perkembangan teknologi informasi banyak membantu pekerjaan
dipelbagai bidang, yang bertujuan untuk memudahkan dalam pemrosesan data, sehingga
manajemen dapat pula dengan mudah mengambil keputusan karena tersedianya data
dengan cepat, tepat dan akurat.
Perkembangan teknologi ini berpengaruh terhadap perilaku bisnis dan pengambilan
keputusan dalam suatu perusahaan. Teknologi informasi yang berhubungan dengan
pengambilan keputusan, berkembang dengan adanya kebutuhan perusahaan yang semakin
kompleks, yang tidak hanya membutuhkan informasi untuk pelaporan, tetapi juga
berkembang dengan adanya kebutuhan untuk menganalisa data.
Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, perusahaan kian
menyadari manfaat potensial yang dapat dihasilkan oleh teknologi informasi. Hal tersebut
mendorong pihak manajemen perusahaan untuk mempertinggi ekspektasi terhadap outcome
dan manfaat teknologi informasi, antara lain: pengurangan waktu dalam menyampaikan
layanan, peningkatan kualitas, fungsional dan kemudahan penggunaan serta perbaikan
secara terus menerus yang dilakukan dengan biaya seminimal mungkin.
Perusahaan yang sukses terbukti mampu mengerti dan mengelola risiko yang
mungkin timbul saat mengimplementasikan teknologi yang baru. Pengelolaan yang kurang
tepat akan mengakibatkan dukungan terhadap proses bisnis yang kritikal menjadi kurang
maksimal. Saat ini pengelolaan teknologi informasi yang berbasis risiko menjadi bagian
penting dari tata kelola perusahaan (Corporate Governance).
Keberadaan tata kelola teknologi informasi (Information Technology Governance)
menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam mendukung kesuksesan tata kelola perusahaan
tersebut dengan menjamin perbaikan yang terukur secara efektif dan efisien dari proses
bisnis yang terkait dengan teknologi informasi. Tata kelola teknologi informasi didefinisikan
sebagai struktur hubungan dan proses untuk mengarahkan dan mengontrol perusahaan
agar tujuan bisnis dapat tercapai melalui penambahan nilai (adding value) sekaligus melalui
penyeimbangan risiko terkait dengan pengelolaan proses teknologi informasi. Tidak hanya
pengelolaan proses, namun juga memastikan bahwa proses tersebut telah dipenuhi oleh
3
sumber daya teknologi informasi yang memberikan dukungan secara optimal terhadap
pemenuhan tujuan bisnis.
Untuk mengetahui seberapa jauh dukungan telah diberikan, pihak manajemen
seharusnya memastikan bahwa kontrol internal dalam bentuk kerangka kerja telah
ditempatkan sesuai fungsinya. Kontrol internal tersebut membantu pihak manajemen untuk
menghadapi lingkungan yang kompetitif dan perubahan kondisi ekonomi yang cepat
hingga restrukturisasi pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang.
Dalam kaitannya dengan pengelolaan teknologi informasi, kontrol internal
dikembangkan untuk menyediakan jaminan bahwa tujuan bisnis akan dicapai dan kejadian
risiko yang tidak diinginkan akan dapat dicegah, dideteksi, dan dikoreksi berdasarkan
kepatutan terhadap standar yang sekaligus dilakukan sebagai pemenuhan akan tata kelola
teknologi informasi. Kontrol internal dalam bentuk kebijakan, prosedur berikut fungsional
yang bertanggung jawab dalam memenuhi dan melaksanakan aktivitas yang didefinisikan
dalam prosedur tersebut kemudian ditentukan, dikomunikasikan dan dilaksanakan oleh
pihak yang berkepentingan sehingga kedepannya risiko yang berdampak terhadap bisnis
dapat dikurangi secara maksimal. (Sarno, 2009 : 1-2)
Fungsionalitas pendukung keputusan sangat penting untuk suatu perusahaan karena
membantu perusahaan merencanakan strategi kedepan dan mengefisienkan waktu dalam
pengambilan keputusan. Banyaknya institusi yang mengandalkan teknologi informasi untuk
mendukung operasional sehari-hari, maka kesadaran akan perlunya dilakukan review atas
pengembangan suatu sistem informasi semakin menjadi suatu kebutuhan.
Risiko-risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat dari gagalnya pengembangan
sistem informasi, antara lain:
1. Biaya pengembangan sistem melampaui besaran anggaran yang ditetapkan.
2. Sistem tidak dapat diimplementasikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
3. Sistem yang telah dibangun tidak memenuhi kebutuhan pengguna (user).
4. Sistem yang dibangun tidak memberikan dampak efisiensi dan nilai ekonomis terhadap
jalannya operasi institusi, baik pada masa sekarang maupun masa datang.
5. Sistem yang berjalan tidak sesuai dengan perjanjian dengan pihak ketiga atau memenuhi
aturan yang berlaku.
Untuk mengantisipasi hal tersebut diatas maka, perusahaan menginginkan adanya jaminan
dari pihak yang berkompeten dan independen mengenai kondisi sistem informasi yang akan
atau sedang mereka gunakan (Kusrini, 2012).
Secara umum, penilaian kepatutan terhadap kontrol internal tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk mengurangi risiko terhadap bisnis yang terkait dengan proses yang
berlangsung diperusahaan dan dilakukan dengan mengacu pada best practice (contoh yang
baik) yang menggunakan kerangka kerja pengelolaan proses teknologi informasi tertentu.
Dengan mengacu pada best practice tersebut akan membantu perusahaan dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pengelolaan teknologi informasi. Agar teknologi
informasi dapat sukses memenuhi kebutuhan bisnis, pihak manajemen seharusnya
meletakkan sistem kontrol internal dalam bentuk kerangka kerja yang mendukung
pemenuhan kebutuhan tersebut.
Control Objective for Information and related Technology (CobIT) menyediakan standar
dalam kerangka kerja domain yang terdiri dari sekumpulan proses teknologi informasi yang
merepresentasikan aktivitas yang dapat dikendalikan dan terstruktur. Kerangka kerja
tersebut menyediakan model proses yang umumnya ditentukan dalam aktivitas teknologi
informasi dalam empat domain proses yang saling terkait, yaitu: Plan and Organize (PO),
Acquire and Implement (AI), Delivery and Support (DS), serta Monitor and Evaluate (ME). (Sarno,
2009:16-17)
4
Informasi bagi sebuah perusahan merupakan bagian yang sangat penting dalam
memecahkan masalah untuk mencapai tujuan, meraih peluang dan tindakan pengambilan
keputusan yang tepat dan mendasar. Informasi didapatkan dari sistem informasi
(information system) yaitu sebuah sistem di dalam organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian dalam mendukung kegiatan operasional baik yang
bersifat manajerial maupun berupa kegiatan strategi yang mampu menyediakan laporan
laporan berupa informasi kegiatan kepada pihak yang berkepentingan.
Adapun sistem informasi yang mampu melakukan fungsifungsi untuk
menyediakan kebutuhan informasi dalam mendukung pengelolaan kegiatan manajerial
maupun operasional, baik dalam tingkatan (level) manajemen maupun area fungsional
didalam sebuah perusahaan. Sistem Informasi dapat berupa sotfware, tetapi software belum
tentu merupakan sistem informasi. Kualitas sistem informasi tidak hanya dilihat dari hal-hal
yang bersifat teknis. Pengukuran kualitas sebuah sistem informasi dapat digolongkan
menjadi goal-centered view dan system-resource view. Tujuan penelitian yaitu untuk
menganalisis pengaruh kinerja teknologi informasi terhadap kualitas sistem informasi.
Agar kontribusi yang diberikan teknologi informasi dapat terarah dan selaras dengan
strategi yang ditetapkan pihak manajemen, diperlukan analisis kinerja dari penggunaan
teknologi informasi yang menggambarkan penilaian kemampuan kerja sehingga dapat
diketahui pemenuhan terhadap capaian yang diharapkan. Bila dikaitkan dengan sasaran
dan tujuan perusahaan, maka pegukuran kinerja teknologi informasi dapat dijadikan
sebagai dasar untuk penilaian keberhasilan atau kegagalan aktivitas yang berhubungan
dengan teknologi informasi dalam memenuhi tujuan teknologi informasi dan lebih jauh lagi
tujuan bisnis perusahaan.
Pemahaman akan ukuran-ukuran kinerja dalam teknologi informasi diperlukan agar
pihak manajemen mengetahui ukuran proses-proses yang baik sehingga dapat dijadikan
panduan dalam menentukan hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan proses dalam
tujuan pengelolaan teknologi informasi. Pengukuran kinerja teknologi informasi sendiri
akan mencakup pengukuran pada tujuan teknologi informasi, tujuan proses dan tujuan
aktivitas (Sarno, 2009 : 94).
Sistem Informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen didalam
pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (Hartono, 2001:11).
Leitch dan Davis (1983:6) menyatakan bahwa Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Sistem Informasi adalah sistem yang mendukung atau membentuk posisi kompetitif
dan strategis bagi suatu perusahaan sehingga dapat bertahan dan sukses dalam jangka
panjang jika ia mampu mengembangkan strategi dalam menghadapi berbagai macam
kekuatan kompetitif yang membentuk struktur kompetisi di dalam industrinya.
Keunggulan kompetitif suatu perusahaan dapat diwujudkan jika senantiasa berupaya
mengatasi pesaing yang ada maupun pesaing baru, ancaman barang atau produk pengganti,
kekuatan tawar pelanggan dan pemasok. Melalui model rantai nilai, aktivitas nilai utama
dan pendukung perusahaan diarahkan agar dapat menggunakan dan menghasilkan
informasi untuk dimanfaatkan para eksekutif perusahaan.
2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi
akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial
embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait
dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang
memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.
3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang
lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan
dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang
dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya.
Tidak jarang perusahaan yang pada akhirnya memilih menempatkan unit teknologi
informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/ atau pengembangan korporat
karena fungsi strategis tersebut di atas.
4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era
organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana
atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan
berinteraksi.
5. Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu
oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau
menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau
partnerships berbasis teknologi informasi seperti pada implementasi Supply Chain
Management atau Enterprise Resource Planning membuat perusahaan melakukan sejumlah
terobosan penting dalam mendesain struktur organisasi unit teknologi informasinya.
Bahkan tidak jarang ditemui perusahaan yang cenderung melakukan kegiatan
pengalihdayaan atau outsourcing sejumlah proses bisnis terkait dengan manajemen
teknologi informasinya ke pihak lain demi kelancaran bisnisnya. Tipe dan fungsi
peranan teknologi informasi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap rancangan
atau desain struktur organisasi perusahaan; dan struktur organisasi departemen, divisi,
atau unit terkait dengan sistem informasi, teknologi informasi, dan manajemen
informasi.
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa peranan teknologi informasi
dalam suatu perusahaan besar, sedang maupun kecil, baik itu swasta, BUMN maupun
pemerintahan, semuanya membutuhkan sistem teknologi informasi yang dapat
mengintegrasikan informasi sehingga dapat mendukung infrastruktur perusahaannya. Bagi
organisasi yang ingin maju dan berkembang, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan
teknologi sepanjang hal itu dapat mempermudah perusahaan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Teknologi akan terus berkembang. Teknologi informasi yang kuat akan menjadi
competitive edge bagi perusahaan dan sekaligus menjadi entry barrier.
Plan and
Organize (PO)
Acquire and
Implement (AI)
Kinerja
Kualitas Sistem
Teknologi
Informasi
Informasi
Delivery and
Support (DS)
Monitor and
Evaluate (ME)
Hipotesis
Berdasarkan telaah pustaka dan kerangka pikir penelitian, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
H1 : Kinerja Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem Informasi.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menggunakan teknologi
informasi dalam menjalankan operasional bisnisnya, yang berada di Surabaya dan Sidoarjo.
Sampel pada penelitian ini adalah 4 (empat) perusahaan swasta dengan berbagai bidang
usaha yang berbeda-beda di Surabaya dan Sidoarjo yang telah menggunakan teknologi
informasi dalam menjalankan operasional bisnisnya. Bidang usahan dari keempat
perusahaan tersebut adalah perusahaan industri tabung, perusahaan auto body repair,
9
Tabel 1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Variabel Skala Pengukuran
Plan and Merupakan pembahasan tentang identifikasi dan strategi 10 item pernyataan,
Organize investasi teknologi informasi yang dapat memberikan yang masing-masing 4 skala
terbaik untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. untuk mengukur Plan
Indikatornya adalah Menetapkan rencana strategis teknologi and Organize.
informasi, Menetapkan arsitektur sistem informasi, Menetapkan
arah teknologi, Menetapkan proses teknologi informasi,
organisasi dan hubungannya, Mengatur investasi teknologi
informasi, Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen,
Mengelola sumberdaya manusia, Mengatur kualitas, Menilai
dan mengatur risiko teknologi informasi, Mengatur proyek
(Gondodiyoto, 2007).
Acquire and Merupakan realisasi strategi teknologi informasi, perlu diatur 7 item pernyataan,
Implement kebutuhan teknologi informasi, diidentifikasi, dikembangkan, masing-masing 4 skala
atau diimplementasikan secara terpadu dalam proses binis untuk mengukur
perusahaan. Acquire and Implement.
Indikatornya adalah Identifikasi solusi-solusi otomatis,
Mendapatkan dan memelihara perangkat lunak aplikasi,
Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi,
Menjalankan operasi dan menggunakannya, Pengadaan sumber
daya teknologi informasi, Mengelola perubahan, Instalasi dan
akreditasi solusi serta perubahan (Gondodiyoto, 2007).
Delivery and Merupakan ukuran tentang aspek dukungan teknologi 13 item pernyataan,
Support informasi terhadap kegiatan operasional bisnis dan aspek masing-masing 4 skala
urutan prioritas implementasi dan pelatihannya. untuk mengukur
Indikatornya adalah Menetapkan dan mengatur tingkat Delivery and Support.
layanan, Pengaturan layanan dengan pihak ketiga, Mengatur
kinerja dan kapasitas, Memastikan ketersediaan layanan,
Memastikan keamanan sistem, Identifikasi dan biaya tambahan,
Mendidik dan melatih user, Mengelola bantuan layanan dan
insiden, Mengatur konfigurasi, Mengelola masalah, Mengelola
data, Mengelola fasilitas, Mengelola operasi (Gondodiyoto,
2007).
Monitor and Merupakan semua proses teknologi informasi yang perlu dinilai 4 item pernyataan,
Evaluate secara berkala agar kualitas dan tujuan dukungan teknologi masing-masing 4 skala
informasi tercapai, dan kelengkapannya berdasarkan pada untuk mengukur
syarat kontrol internal yang baik. Monitor and Evaluate.
Indikatornya adalah Monitor dan Evaluasi kinerja teknologi
informasi, Monitor dan Evaluasi pengendalian internal,
10
Untuk menentukan model struktural sesuai (fit) atau tidak, dapat menggunakan
indikator justifikasi statistik yang ada pada Tabel 2.
Tabel 2
Indikator Justifikasi Statistik dalam AMOS
Goodness of Fit Index Cut-off Value
Significance Probability 0,05
RMSEA 0,08
GFI 0,90
AGFI 0,90
CMIN/DF 2,00
TLI 0,90
CFI 0,90
Sumber : Ghozali (2011)
Tabel 3
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices
Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model
CMIN/DF 1,086 2,00 baik
Probability 0,987 0,05 baik
RMSEA 0,014 0,08 baik
GFI 1,816 0,90 baik
AGFI 1,452 0,90 baik
TLI 1,539 0,95 baik
CFI 1,759 0,94 baik
12
Tabel 4
Regression Weights
Std Ustd
Estimate Estimate Prob.
Kinerja teknologi Informasi <-- Plan & Organize 0.925 0.856 0.028
Kinerja teknologi Informasi <-- Acquire & Implement 0.904 0.817 0.034
Kinerja teknologi Informasi <-- Delivery & Support 0.955 0.912 0.023
Kinerja teknologi Informasi <-- Monitor & Evaluate 0.962 0.925 0.001
Kualitas Sistem Informasi <-- Kinerja Teknologi Informasi 0.909 0.826 0.036
x1 <-- Kualitas Sistem Informasi 0.721 0.520 0.032
x2 <-- Kualitas Sistem Informasi 0.747 0.558 0.020
x3 <-- Kualitas Sistem Informasi 0.724 0.524 0.045
x4 <-- Plan & Organize 0.703 0.494 0.047
x5 <-- Plan & Organize 0.770 0.593 0.014
x6 <-- Plan & Organize 0.745 0.555 0.036
x7 <-- Plan & Organize 0.890 0.792 0.017
x8 <-- Plan & Organize 0.753 0.567 0.043
x9 <-- Plan & Organize 0.853 0.728 0.016
x10 <-- Plan & Organize 0.746 0.556 0.027
x11 <-- Plan & Organize 0.786 0.619 0.033
x12 <-- Plan & Organize 0.774 0.599 0.018
x13 <-- Plan & Organize 0.752 0.566 0.022
x14 <-- Acquire & Implement 0.714 0.510 0.012
x15 <-- Acquire & Implement 0.775 0.601 0.029
x16 <-- Acquire & Implement 0.764 0.583 0.042
x17 <-- Acquire & Implement 0.794 0.631 0.031
x18 <-- Acquire & Implement 0.865 0.747 0.035
x19 <-- Acquire & Implement 0.695 0.482 0.008
x20 <-- Acquire & Implement 0.785 0.617 0.011
x21 <-- Delivery & Support 0.842 0.709 0.021
x22 <-- Delivery & Support 0.763 0.583 0.042
x23 <-- Delivery & Support 0.784 0.615 0.046
x24 <-- Delivery & Support 0.704 0.496 0.032
x25 <-- Delivery & Support 0.694 0.482 0.043
x26 <-- Delivery & Support 0.794 0.630 0.013
x27 <-- Delivery & Support 0.844 0.712 0.033
x28 <-- Delivery & Support 0.751 0.564 0.023
x29 <-- Delivery & Support 0.737 0.542 0.041
x30 <-- Delivery & Support 0.875 0.765 0.021
x31 <-- Delivery & Support 0.850 0.723 0.034
x32 <-- Delivery & Support 0.884 0.781 0.020
x33 <-- Delivery & Support 0.730 0.533 0.042
x34 <-- Monitor & Evaluate 0.845 0.714 0.032
x35 <-- Monitor & Evaluate 0.738 0.545 0.058
x36 <-- Monitor & Evaluate 0.735 0.540 0.047
x37 <-- Monitor & Evaluate 0.756 0.571 0.030
Terdapat dua uji dasar dalam confirmatory factor analysis, yaitu uji kesesuaian model
(goodness of fit model) dan uji signifikansi bobot faktor.
1) Uji kesesuaian model (goodness of fit model)
Dari Gambar 2 dan Tabel 3 diketahui bahwa konstruk endogen telah memenuhi
criteria goodness of fit. Nilai probabilitas yang 0,987 diatas batas signifikansi, yaitu 0,05.
Hal ini berarti bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan antara
matriks korelasi sampel dengan matriks korelasi populasi yang diestimasi, dapat
diterima. Indeks kesesuaian lain yaitu GFI = 1,816, AGFI = 1,452, TLI = 1,539, CFI = 1,759,
CMIN/DF = 1,086, dan RMSEA = 0,014 memberikan konfirmasi yang cukup untuk dapat
diterimanya hipotesis unidimensionalitas bahwa ketigapuluhtujuh observed variable
sebagai dimensi dapat mencerminkan kelima latent variable yang dianalisis.
13
maksimum adalah 86,66 lebih kecil dari 197,451, maka dapat disimpulkan tidak ada
outlier pada data.
Pengujian Hipotesis
Dari hasil perhitungan melalui analisis SEM diatas, model dalam penelitian ini dapat
diterima karena hasil perhitungan AMOS 19 telah memenuhi kriteria (cut-off value) goodness
of fit seperti telah ditunjukkan pada Tabel 3. Kemudian hipotesis yang merupakan hubungan
antara dua variabel diuji kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut menggunakan
nilai probabilitas. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa diperlukan nilai probabilitas
pada tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah
ini.
Tabel 5
Regression Weights Hipotesis
Std Ustd
Prob.
Faktor Faktor Estimate Estimate
Kualitas Sistem Kinerja Teknologi
<-- 0.909 0.792 0.036
Informasi Informasi
Batas Signifikansi 0,05
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa Hipotesis 1 (H1) menyatakan Kinerja Teknologi
Informasi berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem Informasi. Dari hasil pengolahan
16
data menggunakan AMOS 19 diperoleh nilai probabilitas 0,036. Terlihat bahwa nilai
probabilitas kurang dari 0,05. Dengan demikian Hipotesis 1 (H1) dapat diterima.
5. Hipotesis 1 (H1)
Hasil uji hipotesis diterima, memperlihatkan bahwa Confirmatory Factor Analysis
didapat hasil Kinerja Teknologi Informasi dengan nilai signifikansi probabilitas sebesar
0,036 < 0,05, artinya Kinerja Teknologi Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap
Kualitas Sistem Informasi.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat melemahkan
hasil pengujiannya. Adapun keterbatasan dan kelemahan dari hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui penyebaran kuesioner dalam
memperoleh data yang dijadikan dasar analisis. Kelemahan model ini adalah responden
mungkin tidak serius dalam memberikan jawaban atau tanggapan yang diberikan tidak
jujur. Hal ini dapat menimbulkan bias terhadap hasil penelitian.
2. Penelitian ini belum mempertimbangkan seluruh variabel yang mungkin mempengaruhi
Kualitas Sistem Informasi. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya meneliti
kemungkinan pengaruh variabel-variabel lain yang kemungkinan mempunyai pengaruh
terhadap Kualitas Sistem Informasi.
Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan
adalah:
1. Penelitian ini belum mempertimbangkan seluruh variabel yang mungkin mempengaruhi
Kualitas Sistem Informasi dan Kinerja Teknologi Informasi. Diharapkan untuk penelitian
selanjutnya meneliti kemungkinan pengaruh variabel-variabel lain yang kemungkinan
mempunyai pengaruh terhadap Kualitas Sistem Informasi.
2. Indikator tentang Kualitas Sistem Informasi menggunakan kuesioner berskala non
metrik (skala likert), sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti penilaian Kualitas
Sistem Informasi keseluruhan secara kuantitatif, seperti apakah ada komplain karyawan,
hasil ketidaksesuaian laporan, kesalahan terhadap sistem, dan kesalahan terhadap
komputer. Untuk itu disarakan dalam penelitian selanjutnya menyertakan pengukuran
secara kuantitatif berskala metrik.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S. N. 2009. Pengaruh Kematangan Teknologi Informasi dan Kinerja Sistem
Informasi terhadap Kemanfaatan Sistem Informasi bagi Kelurahan-kelurahan di
Kodia Semarang. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XIV, No.2, Juli 2009 :
146-151 ISSN : 0854-9524.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek: Edisi Revisi VI. Penerbit PT.
Rineka Cipta. Yogyakarta.
Brynjolfsson, E. 1993. The productivity paradox of information technology. Communication of
the ACM, pp. 67-77.
Cooper, D. R. dan C. W. Emory. 1998. Metode Penelitian Bisnis. Erlangga. Jakarta.
Ghozali, I. 2011. Model Persaman Struktural: Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 19.0.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gondodiyoto, S. 2007. Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT. Edisi Revisi. Penerbit Mitra
Wacana Media. Jakarta.
Hartono, J. 2001. Analisis dan desain sistem informasi : pendekatan terstruktur teori dan praktek
aplikasi bisnis. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta.
18
Husein, M. F. dan A. Wibowo. 2000. Sistem Informasi Manajemen. UPP AMP. YKPN.
Yogyakarta.
Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi dan
Manajemen. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Kristyadi, R. 2012. Evaluasi Kinerja IT Governance Perusahaan Dengan Metoda Analisa
Faktor Studi Kasus IT Directorate Bina Nusantara
http://library.binus.ac.id/Thesis/RelatedSubject/TSA-2012-0138. Diambil tanggal 3
Desember 2012.
Kusrini. 2012. Tinjauan Umum Mengenai Audit Sistem Informasi, Makalah STMIK AMIKOM
Yogyakarta. Diambil tanggal 7 Sepetember 2012.
Laudon, K. C. dan J. P. Laudon. 1998. Management Information System : Organization and
Technology in the Networked Enterprise. 6th Edition. The Interactive Edition. Prentice
Hall. . Englewood Cliffs, NJ.
Leitch, R. A. dan K. R. Davis. 1983. Accounting Information System. Prentice-Hall. Englewood
Cliffs. New Jersey.
Masruroh. 2009. Pengaruh Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan Dan Karakteristik
Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Pada PDAM Delta
Tirta Kabupaten Sidoarjo. Tesis. Universitas Pembangunan Nasional VETERAN.
Jawa Timur. Diambil tanggal 20 Pebruari 2013.
Mulyadi. 2013. Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan
Akuntansi. Jurnal STIE AUB Surakarta. Diambil 20 Pebruari 2013.
Santoso, S. 2012. Analisis SEM Menggunakan AMOS. Penerbit PT Elek Media Komputindo.
Jakarta.
Sarno, R. 2009a. Audit Sistem & Teknologi Informasi. ITS Press. Surabaya.
. 2009b. Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi. ITS Press. Surabaya.
Sasongko, N. 2009. Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan Framework
COBIT Versi. 4.1, Ping Test, Dan CAAT pada PT. Bank X Tbk. Di Bandung. Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) Yogyakarta. 20 Juni 2009 : ISSN :
1907 5022. Diambil 3 Desember 2012.
Setiawan, A. 2008. Evaluasi Penerapan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi Swasta
Yogyakarta dengan Menggunakan COBIT Framework. Tesis. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Cetakan Keempat. Penerbit Alfabeta.
Bandung.
________. 2011. Statistik untuk Penelitian. Cetakan ke-18. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Soeratno dan L. Arsyad. 1995. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. BPFE.
Yogyakarta.
Yuwono, B., R. N. Triputra, dan M. Nasri. 2009. Information Technology Plan As An IT
Governance Maturity Driver. Journal of Information Systems, Volume 5, Issues 1, April
2009.
Zwass, V. 1998. Foundations of Information Systems : Management information systems series.
Irwin/McGraw-Hill. University of Virginia.