Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENENTUAN INDEKS KUALITAS TANAH AGROFORESTRI BERDASARKAN SIFAT KIMIA

TANAH DI SUB-DAS BENGAWAN SOLO HULU WONOGIRI


(Determination of Soil Quality Index Based on Soil Chemical Properties
in The Upstream of Bengawan Solo River Basin Wonogiri)

Nur Machfiroh1*), Supriyadi2), Sri Hartati2)


1)
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta
2)
Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta
*Contact Author: [email protected]

ABSTRACT
Land conversion extended to the upper of the watershed for residential and
agricultural so soils ability is decreased to support the soil quality. To solve these
problems, in the region upstream of Bengawan Solo, enforced by Agroforestry plantings.
Research carried out at the upstream of Bengawan Solo Wonogiri and Laboratory of
Chemistry and Fertility of Soil Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University Surakarta, in
June 2013 until March 2014. Research used a survey method by descriptive and
exploratory. Determination of the location of the site sample is done by a stratified
random sampling based onland map unit. Sampling was done by a purposive sampling
method. The soil quality index is determined by summing the scores for each variable
which has selected from Principal Component Analysis (PCA), and then it multiplied by the
weight index. The result of the study show that the soil quality of Agroforestry in the
upstream of Bengawan Solo Wonogiri based on the chemical properties of the soil is low.
The value of soil quality index in the secondary forest is 2.6. While in the Agrosilvopastoral
is 2.3 and in the Agrisilviculture is 2.1, which are lower than the secondary forest. Whereas
in the Silvopastoral is 3.0, which is higher than the secondary forest.

Keywords : land, over the function, PCA

PENDAHULUAN memperhatikan kesehatan lingkungan


Lingkungan tempat tinggal ini pada akhirnya merambah daerah
manusia pada dasarnya merupakan hulu sehingga kondisi hulu menjadi
bagian dari DAS. DAS memiliki arti semakin buruk (Warsito, 2009).
sangat penting bagi keberlangsungan Memburuknya kondisi hulu menimbulkan
hidup manusia, terutama terkait dengan banyak kerugian, seperti tingginya
ketersediaan air dan aspek-aspek yang intensitas bencana (banjir dan tanah
berhubungan dengan kesuburan tanah. longsor), berkurangnya kekayaan akan
Namun ternyata, kelestarian DAS keberagaman flora dan fauna, serta
seringkali diabaikan. Hutan-hutan yang terpenting adalah semakin
dialihfungsikan untuk memenuhi berkurangnya kesuburan tanah akibat
kebutuhan hidup yang semakin meningkat, tingginya laju erosi, bahkan laju erosi
yang terbesar adalah untuk perumahan pada sub-DAS Bengawan Solo Hulu yang
dan areal pertanian, seiring dengan merupakan lokasi penelitian mencapai
peningkatan jumlah penduduk. 604.990 m3/th (Japan International
Pengalihfungsian lahan yang tidak Cooperation Agency, 2005). Laju erosi
Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 113
Penentuan Indeks Kualitas Tanah Agroforestri Machfiroh et al.
yang tinggi mempengaruhi kesuburan Bengawan Solo perlu dilakukan karena
tanah, yang kemudian juga akan dapat digunakan sebagai acuan untuk
mempengaruhi produksi tanaman mengambil keputusan dalam usaha
budidaya yang diusahakan para petani. memperbaiki kualitas tanah di kawasan
Tingkat kesuburan tanah yang rendah hulu. Penelitian ini dilakukan untuk
akan menghasilkan produksi yang memenuhi kebutuhan tersebut. Adapun
rendah, dan apabila hal tersebut tujuan dari penelitian antara lain untuk
berlangsung lama, maka tidak menutup mengetahui kesuburan tanah dan
kemungkinan akan terjadi bencana lain indeks kualitas tanah pada tanah
berupa penurunan produktivitas hutan agroforestri di sub-DAS Bengawan Solo
dan lahan tani di kawasan hulu yang Hulu Wonogiri.
kemudian disusul dengan penurunan
produktivitas seluruh sektor BAHAN DAN METODE
perekonomian yang berupa barang dan Penelitian dilakukan di sub-DAS
jasa, termasuk di dalamnya pangan, di Bengawan Solo Hulu yang memiliki luas
kawasan hilir (Warsito, 2009). 19.412,81 Ha (BPDAS, 2009) dan
Salah satu usaha yang dapat terletak pada 110 53 24- 111 05 24
dilakukan adalah melaksanakan sistem BT dan 07 58 48- 08 04 48 LS, dan
penanaman agroforestri. Tidak hanya di Laboratorium Kimia dan Kesuburan
berperan sebagai daerah tangkapan air, Tanah Fakultas Pertanian Universitas
agroforestri dapat berperan dalam Sebelas Maret Surakarta. Penelitian
memperbaiki kesuburan tanah, terkait dilaksanakan pada bulan Juni 2013
fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi sampai dengan Maret 2014. Penelitian
bagi tanaman, karena keberagaman bersifat deskriptif eksploratif. Lokasi
material organik yang dihasilkannya pengambilan sampel ditetapkan
dapat menambah unsur hara, selain itu dengan metode stratified random
seresah yang dihasilkan juga dapat sampling dengan menggunakan SPL
berperan dalam mengurangi laju erosi (Satuan Peta Lahan) berdasarkan
secara nyata (Pramono dan Nining, overlay antara peta penggunaan lahan
2009) sehingga laju kehilangan lapisan agroforestri, peta sebaran jenis tanah,
tanah atas, yang mengandung banyak dan peta kemiringan lereng. Didapat 14
nutrisi, dapat dikurangi. Cover crop juga titik dari overlay tersebut, diantaranya
berperan penting dalam perbaikan hutan pinus sebagai kontrol (SPL 1),
tanah karena cover crop dapat memasok Tenggar (2), Hargosari (3), Ngambarsari
bahan organik, melindungi tanah dari (4), Ngambarwetan (5), Topan (6),
erosi (Marzaioli et al., 2012), dan Karangasem (7), Guwotirto (8), Pidekso
menciptakan kondisi lingkungan yang (9), Sambeng (10), Tompak (11),
sesuai untuk habitat mikrobia (Krener, Gunung Wangunan (12), Temboro (13),
2013) yang berperan dalam siklus hara. dan Giriwoyo (14). Pengambilan sampel
Analisis sifat kimia tanah pada tanah dilakukan secara purposive
lahan agroforestri di daerah hulu DAS sampling.

114 Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Penentuan Indeks Kualitas Tanah Agroforestri Machfiroh et al.

Sifat kimia tanah yang dianalisis
=
meliputi; pH (metode elektrometrik), =1
daya hantar listrik (menggunakan Dimana IKT = indeks kualitas tanah, Si =
conductivity meter), kapasitas tukar skor pada indikator terpilih, Wi = indeks
kation (metode penjenuhan amonium bobot, n = jumlah indikator kualitas tanah
asetat) (Rhoades, 1982), kadar C organik
(metode Walkey dan Black) (A. Walkey HASIL DAN PEMBAHASAN
dan I. Black, 1934), nitrogen (N) total Tanah pada lahan agroforestri di
(metode Kjeldal) (International Institute kawasan sub-DAS Bengawan Solo Hulu
of Tropical Agriculture, 1982), fosfor (P) mengandung C organik pada kisaran
tersedia (metode Bray I) (Murphy dan rendah hingga sedang. Kadar C organik
Riley, 1962), kalium (K) tersedia, serta tertinggi terdapat pada SPL 14 (1,16 %),
kejenuhan basa yang berupa natrium sedangkan terendah pada SPL 13
(Na), kalium (K) (menggunakan (0,17%). Kemasaman tanah berkisar
flamefotometer), magnesium (Mg), antara masam hingga agak masam. SPL
kalsium (Ca) (menggunakan AAS). Hasil 14 yang memiliki pH paling mendekati
analisis peubah sekunder, berupa kadar netral. Kapasitas tukar kation berkisar
lengas contoh tanah kering angin 0,5 antara rendah hingga tinggi. Tanah
mm (metode gravimetri), digunakan dengan kapasitas tukar kation rendah
untuk menunjang perhitungan hasil terdapat pada SPL 1 (12,27 cmol kg-1),
analisis laboratorium kadar C organik, N kapasitas tukar kation sedang terdapat
total, P tersedia, dan K tersedia. pada SPL 2, 3, 5, 11, 12, 13, sedangkan
Hasil analisis laboratorium sifat kapasitas tukar kation tinggi terdapat
kimia tanah dianalisis statistik dengan pada SPL 4, 7, 8, 9, 10, 14. Kapasitas
analisis korelasi dan Principal tukar kation dengan nilai tertinggi
Component Analysis (PCA) atau analisis adalah SPL 10 (34,13 cmol kg-1). N total
komponen utama dengan perangkat
tanah berkisar antara rendah (<0,1%)
lunak Minitab 16. Penilaian kualitas
hingga sedang (0,1% 0,5%). Tanah
tanah dilakukan dengan menggunakan
dengan N total rendah terdapat pada
indeks kualitas tanah melalui skoring
SPL 9 (0,09%) dan 13 (0,06%),
pada beberapa data variabel terpilih
sedangkan sisanya tergolong sedang,
dari PCA. Nilai skor berada pada interval
dengan nilai tertinggi pada SPL 14
1 hingga 3. Semakin tinggi skor suatu
(0.18%). P tersedia tanah berkisar antara
variabel, semakin tinggi tingkat kualitas
sedang (8 10 mg kg-1) hingga tinggi
tanahnya. Perhitungan kualitas tanah
(11 15 mg kg-1). P tersedia dalam
dilakukan dengan menjumlahkan skor
jumlah sedang, sekaligus sebagai nilai
variabel yang dikalikan dengan indeks
terkecil, terdapat pada SPL 12 (10,1 mg
bobot. Penilaian kualitas tanah
kg-1), sedangkan P tersedia pada SPL
menggunakan indeks kualitas tanah
lainnya tergolong tinggi, dengan nilai
(Zhan-jun et al., 2014).
tertinggi pada SPL 3 (16.5 mg kg-1).

Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 115
116

Tabel 1. Hasil (nilai rata-rata standard deviasi) analisis sifat kimia tanah agroforestri di sub-DAS Bengawan Solo Hulu
1 2 3
C-organik KTK N total P tersedia K tersedia Ca Mg KB DHL
SPL pH H2O -1 -1 -1 -1 -1 -1
(%) (cmol kg ) (%) (mg kg ) (cmol kg ) (cmol kg ) (cmol kg ) (%) (dS m )
1 0.37 (0.00) 5.6 (0.17) 12.27 (18.48) 0.12 (0.00) 11.6 (0.00) 0.43 (0.01) 2.50 (0.00) 3.07 (0.35) 52 (3) 0.052 (0.01)
2 0.37 (0.00) 5.1 (0.06) 21.07 ( 2.57) 0.12 (0.00) 11.7 (0.00) 0.37 (0.01) 7.20 (0.00) 1.54 (0.34) 45 (1) 0.083 (0.05)
3 0.32 (0.00) 5.2 (0.06) 21.33 ( 2.57) 0.12 (0.00) 16.5 (0.00) 0.24 (0.01) 3.69 (0.00) 1.70 (0.20) 28 (3) 0.037 (0.00)
4 0.61 (0.00) 5.4 (0.15) 29.33 ( 1.22) 0.12 (0.00) 12.0 (0.00) 0.48 (0.02) 6.51 (0.00) 1.55 (0.13) 30 (2) 0.050 (0.00)

Penentuan Indeks Kualitas Tanah Agroforestri Machfiroh et al.


5 0.93 (0.00) 6.0 (0.15) 24.00 ( 6.04) 0.12 (0.00) 13.4 (0.00) 0.31 (0.03) 1.82 (0.00) 1.04 (0.46) 15 (3) 0.768 (0.13)
6 0.99 (0.00) 5.5 (0.06) 18.67 ( 1.22) 0.17 (0.00) 11.3 (0.00) 0.41 (0.02) 7.23 (0.00) 1.07 (0.27) 46 (1) 0.090 (0.01)
7 0.52 (0.00) 5.8 (0.10) 24.27 ( 0.46) 0.12 (0.00) 12.4 (0.00) 0.25 (0.01) 6.86 (0.00) 1.65 (0.33) 38 (3) 0.096 (0.02)
8 1.01 (0.00) 5.5 (0.00) 32.00 ( 4.45) 0.13 (0.00) 11.6 (0.00) 0.25 (0.01) 3.70 (0.00) 1.94 (0.37) 19 (1) 0.055 (0.01)
9 0.39 (0.00) 5.4 (0.00) 25.33 ( 1.85) 0.09 (0.00) 12.6 (0.00) 0.38 (0.02) 2.34 (0.00) 1.94 (0.21) 19 (1) 0.057 (0.00)
10 0.45 (0.00) 5.8 (0.06) 34.13 ( 3.95) 0.10 (0.00) 12.8 (0.00) 0.45 (0.08) 7.42 (0.00) 3.21 (1.25) 34 (6) 0.058 (0.02)
Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi11 (2) 2014

11 0.68 (0.00) 5.5 (0.00) 21.60 ( 2.12) 0.12 (0.00) 14.0 (0.00) 0.56 (0.01) 3.78 (0.00) 1.53 (0.36) 30 (2) 0.079 (0.01)
12 0.66 (0.00) 5.7 (0.15) 19.20 ( 1.39) 0.12 (0.00) 10.1 (0.00) 0.36 (0.02) 4.19 (0.00) 1.52 (0.27) 32 (1) 0.057 (0.01)
13 0.17 (0.00) 5.2 (0.15) 23.20 ( 1.60) 0.06 (0.00) 11.5 (0.00) 0.45 (0.01) 4.26 (0.00) 1.40 (0.41) 27 (3) 0.046 (0.01)
14 1.16 (0.00) 6.2 (0.10) 24.27 ( 2.81) 0.18 (0.00) 13.7 (0.00) 0.51 (0.03) 4.48 (0.00) 0.94 (0.34) 29 (7) 0.142 (0.03)
Keterangan: 1KTK = kapasitas tukar kation, 2KB = kejenuhan basa, 3DHL = daya hantar listrik

Tabel 2. Hasil analisis korelasi


1 P K 2
C-org pH KTK N total Ca Mg KB
tersedia tersedia
pH 0.640*
1
KTK -0.003* 0.134
N total 0.802* 0.474 -0.332*
P tersedia -0.042* 0.036 0.169* 0.091
K tersedia 0.051* 0.112 -0.078* 0.061 -0.096
Ca -0.035* -0.122 0.082* 0.196 -0.235 0.113
Mg -0.470* -0.072 0.209* -0.369 -0.077 0.016 0.021
2
KB -0.229* -0.160 -0.618* 0.257 -0.309 0.203 0.513 0.307
3
DHL 0.382* 0.482 0.026* 0.094 0.168 -0.187 -0.382 -0.354 -0.420
1 2 3
Keterangan: KTK = kapasitas tukar kation, KB = kejenuhan basa, DHL = daya hantar listrik, *korelasi signifikan pada taraf 0.05

Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 116
Penentuan Indeks Kualitas Tanah Agroforestri Machfiroh et al.

Tabel 3. Penentuan komponen utama antara sangat rendah (<2 cmol kg-1)
Nilai eigen 2.8672 2.2673 1.2429 hingga sedang (6 10 cmol kg-1). Ca
Proporsi 0.287 0.227 0.124 tertukar dengan kadar rendah terdapat
Kumulatif 0.287 0.513 0.638
pada SPL 1, 3, 5, 8, 9, 11, 12, 13, dan 14,
Variabel PC1 PC2 PC3
dengan nilai terendah pada SPL 5 (1.82
C-organik 0.504 0.240 -0.168
pH 0.424 0.100 -0.363 cmol kg-1). Ca tertukar dengan kadar
1
KTK 0.039 -0.407 -0.656 sedang terdapat pada SPL 2, 4, 6, 7, dan
N total 0.352 0.463 -0.015
P tersedia 0.144 -0.254 0.113 10, dengan nilai tertinggi pada SPL 10
K tersedia -0.047 0.225 -0.298 (7.42 cmol kg-1). Kadar Mg berkisar
Ca -0.190 0.358 -0.385 antara rendah (<0.3 cmol kg-1) hingga
Mg -0.345 -0.097 -0.342
KB
2
-0.295 0.516 0.097 tinggi (2.1 8.0 cmol kg-1). Mg tertukar
3
DHL 0.419 -0.182 0.182 dengan kadar rendah, sekaligus sebagai
Keterangan:1KTK = kapasitas tukar kation, 2KB nilai terkecil, terdapat pada SPL 14
= kejenuhan basa, 3DHL = daya hantar listrik
(0.94 cmol kg-1), kadar sedang pada SPL
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, dan 13,
K tersedia tanah agroforestri di sub-DAS
sedangkan kadar tinggi pada SPL 1 (3.07
Bengawan Solo Hulu berkisar antara
cmol kg-1) dan 10 (3.21 cmol kg-1).
rendah (0.1 0.3 cmol kg-1) hingga
Kejenuhan basa berkisar antara sangat
sedang (0.4 0.5 cmol kg-1). SPL dengan
rendah (<20%) hingga sedang (41%
K tersedia rendah di antaranya SPL 2, 3,
60%). Kejenuhan basa sangat rendah
5, 7, 8, 9, dan 12. SPL 3 merupakan yang
terdapat pada SPL 5, 8, 9, dengan nilai
terendah (0.24 cmol kg-1). SPL dengan K
terendah pada SPL 5 (15%). Kejenuhan
tersedia sedang di antaranya SPL 1, 4, 6,
basa rendah terdapat pada SPL 3, 4, 7,
10, 11, 13, dan 14. SPL 11 merupakan
10, 11, 12, 13, 14, sedangkan kejenuhan
yang tertinggi (0.56 cmol kg-1). Kadar Ca
basa sedang terdapat pada SPL 1, 2, 6,
tertukar dalam tanah agroforestri di
dengan nilai tertinggi pada SPL 1 (52%).
sub-DAS Bengawan Solo Hulu berkisar

3.5
3.0
3.0 2.6 2.6 2.6 2.6
2.5
2.5 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Ktrl Agslvp Agslvk Silvo


1 2 3 4
Keterangan: Ktrl = kontrol, Agslvp = agrosilvopastoral, Agslvk = Agrisilvikultur, Silvo = silvopastoral

Gambar 1. Histogram indeks kualitas tanah agroforestri di sub-DAS Bengawan Solo Hulu
Wonogiri
Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 117
Penentuan Indeks Kualitas Tanah Agroforestri Machfiroh et al.
Daya hantar listrik (DHL) seluruh SPL berlaku sebaliknya. Oleh karena itu,
termasuk dalam kriteria sangat rendah penanaman cover crop pada lahan
karena bernilai <1 dS m-1. Nilai DHL tertinggi agroforestri di sub-DAS Bengawan Solo
terdapat pada SPL 5 (0.768 dS m-1), Hulu perlu ditingkatkan.
sedangkan terendah pada SPL 3 (0.037 Kapasitas tukar kation dianggap
dS m-1). penting karena kadar hara, makro
Jenis tanah pada lokasi penelitian maupun mikro, yang tinggi tidak akan
adalah Latosol cokelat kemerahan dan tersedia bagi tanaman apabila kapasitas
Litosol, menurut Dudal dan tukar kation rendah, begitu juga
Supraptoharjo (1957), atau Inceptisol sebaliknya. Bahan organik mempengaruhi
dan Entisol, menurut USDA Soil nilai kapasitas tukar kation. Bahan organik
Taxonomy (1975). Tanah Latosol cokelat dapat meningkatkan kapasitas tukar
kemerahan merupakan tanah yang telah kation hingga tiga kali lipat
mengalami pelapukan lanjut dan dibandingkan dengan tanah mineral.
mengalami pencucian yang sangat tinggi Tidak hanya bahan organik, kapasitas
sehingga batas horizon menjadi baur, tukar kation juga dipengaruhi oleh jenis
kandungan mineral primer (mudah (Tan, 1998) dan kandungan klei di dalam
lapuk) dan unsur hara rendah, tanah (A & L Canada Laboratories,
kandungan bahan organik rendah, serta 2002). Jenis tanah pada lokasi penelitian
pH berkisar antara 4.5 hingga 5.5. Tanah adalah Entisol dan Inceptisol sehingga
Litosol merupakan tanah yang belum klei yang terdapat pada tanah sampel
mengalami perkembangan profil adalah illit (2:1 tak mengembang).
(Hardjowigeno, 2003) sehingga tanah ini Tanah dengan jenis klei illit pada
dianggap sebagai tanah yang paling muda. umumnya memiliki kapasitas tukar
Tanah Litosol banyak dijumpai pada kation yang hanya berkisar 30 cmol kg-1
daerah karst (Darmawijaya, 1980) dan (Tan, 1998). Rendahnya nilai kapasitas
berlereng curam (Hardjowigeno, 2003). tukar kation menunjukkan rendahnya
Kadar C organik pada hampir kandungan klei di dalam tanah. Tanah
seluruh SPL tergolong rendah karena dengan kandungan klei rendah tidak
kondisi topografi yang miring sehingga dapat mempertahankan nutrisi dan
risiko erosi menjadi besar. Tutupan beberapa unsur, seperti N dan K, sangat
lahan pada hampir seluruh SPL mudah tercuci (A & L Canada
didominasi tanaman tahunan, Laboratories, 2002) sehingga kadar N
sedangkan tutupan lahan berupa cover total dan K tersedia pada tanah di lokasi
crop minim dan tidak merata. Padahal, penelitian masih cenderung rendah.
lahan yang hanya ditanami tanaman Seperti halnya kapasitas tukar
permanen pada umumnya mengandung kation, kejenuhan basa juga penting
nutrisi dan bahan organik dengan kadar kaitannya dengan pelepasan kation dan
rendah (Marzaioli et al., 2012), basa-basa terjerat. Basa-basa yang
sedangkan pada lahan yang dimaksud antara lain Na, K, Ca, Mg.
permukaannya ditutup cover crop akan Kejenuhan basa bahkan sering dijadikan

118 Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Penentuan Indeks Kualitas Tanah Agroforestri Machfiroh et al.
sebagai petunjuk tingkat kesuburan dan paling berpengaruh terhadap sifat
tanah. Menurut A & L Canada kimia tanah lain. Keempat variabel
Laboratories (2002), persentase tersebut selanjutnya disebut sebagai
kejenuhan basa yang diperlukan agar minimum data set. Dari empat variabel
produktivitas tanah menjadi optimal terpilih, variabel yang paling menentukan
adalah 80%. Tanah dengan kejenuhan kualitas tanah di lahan agroforestri di sub-
basa di bawah 40% akan mengalami DAS Bengawan Solo Hulu Wonogiri adalah
masalah dan sulit untuk berproduksi. C organik. Pengaruh C organik bahkan
Berdasar hasil analisis statistik, mencapai 28.7%. Indeks bobot
peningkatan kapasitas tukar kation berdasarkan principal componen analysis
menyebabkan penurunan kejenuhan pada masing-masing variabel terpilih
basa, begitu juga sebaliknya. Hal secara berurutan sebesar 0.504, 0.516,
tersebut terjadi karena di dalam tanah 0.182, dan 0.424.
terdapat lebih banyak kation masam Penelitian dilakukan pada 14 titik
dibandingkan dengan kation basa. yang terdapat pada peta Satuan Peta
Kejenuhan basa juga berkorelasi dengan Lahan (SPL) sub-DAS Bengawan Solo
pH. Semakin tinggi pH tanah, maka akan Hulu. Satu titik (SPL 1) merupakan hutan
semakin tinggi tingkat kejenuhan sekunder yang digunakan sebagai
basanya. Basa-basa (Na, K, Ca, Mg) yang kontrol, dan lainnya merupakan
tersedia bagi tanaman pada lokasi agroforestri. SPL 2 hingga 12 merupakan
penelitian tergolong rendah karena agroforestri tipe agrosilvopastoral, SPL
adanya pengaruh bahan organik, yang 13 merupakan agroforestri tipe
merupakan sumber nutrisi, yang bersifat agrisilvikultur, dan SPL 14 merupakan
slow release. agroforestri tipe silvopastoral.
Indeks kualitas tanah pada tiap Nilai indeks kualitas tanah
SPL ditentukan dengan cara agroforestri di sub-DAS Bengawan Solo
menjumlahkan hasil perkalian skor sifat Hulu berkisar antara 2.1 hingga 3.0. Nilai
kimia tanah terpilih (Si) dengan indeks indeks kualitas tanah SPL 14 lebih tinggi
bobot (Wi). Indeks bobot (Wi) dari pada kontrol (>2.1), sedangkan SPL
merupakan nilai tertinggi yang terdapat 2, 6, serta 8 sama dengan kontrol (2.1),
pada tiap kolom PC terpilih. Berdasar dan sisanya lebih rendah dari pada
principal componen analysis yang kontrol (<2.1). Berdasar pengkelasan
diperkuat dengan analisis korelasi, sifat indeks kualitas tanah oleh Cantu et al.
kimia tanah atau variabel terpilih dalam (2007) yang dimodifikasi, indeks kualitas
penentuan indeks kualitas tanah antara tanah agroforestri di sub-DAS Bengawan
lain C organik dan kejenuhan basa. Daya Solo Hulu tergolong rendah.
hantar listrik termasuk variabel terpilih, Hampir seluruh SPL bernilai indeks
berdasarkan principal componen kualitas tanah lebih rendah atau sama
analysis. Kemasaman tanah juga dengan kontrol (SPL) yang bernilai 2,6,
termasuk variabel terpilih karena sifat kecuali SPL 14 (3,0). Dapat disimpulkan
tanah ini merupakan sifat yang penting bahwa penerapan sistem agroforestri

Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 119
Penentuan Indeks Kualitas Tanah Agroforestri Machfiroh et al.
dengan tipe agrosilvopastoral dan Bengawan Solo Hulu, berdasarkan sifat
agrisilvikultur tidak berpengaruh bagi kimia tanah, paling tinggi pada tipe
kualitas tanah, ditinjau dari segi silvopastoral. Penanaman dengan sistem
penyediaan nutrisi tanaman (Wander et agroforestri tipe silvopastoral dapat
al., 2002). Meskipun kualitas tanah pada berperan meningkatkan kesuburan tanah
SPL 14 atau agroforestri tipe di kawasan sub-DAS Bengawan Solo
silvopastoral lebih tinggi dibanding Hulu, meskipun demikian masih
dengan hutan pinus, namun masih perlu diperlukan perbaikan dan peningkatan
ditingkatkan dengan cara melakukan pengelolaan untuk mendapatkan hasil
pengelolaan yang baik, semisal dengan yang lebih baik. Indeks kualitas tanah
meningkatkan diversitas vegetasi, agroforestri tipe agrosilvopastoral dan
meminimalkan pengolahan tanah (Ellis, agrisilvikultur lebih rendah dari pada
2013) karena hal tersebut dapat hutan pinus sehingga dapat dikatakan
mempengaruhi peningkatan kualitas bahwa penanaman dengan kedua tipe
tanah (Fernandes-Ugalde et al., 2009; agroforestri tersebut tidak berperan
Aziz et al., 2013), menjaga kontinuitas meningkatkan kesuburan tanah.
vegetasi yang hidup pada lahan (Ellis,
2013), meningkatkan jumlah residu DAFTAR PUSTAKA
organik berupa seresah yang berasal A & L Canada Laboratories Inc 2002.
dari vegetasi dengan jenis yang Understanding cation exchange
capacity and % base saturation.
bervariasi, menambahkan pupuk
Fact sheet no. 54. London.
kandang, menggunakan cover crop
A Walkey, I Black 1934. An examination
semisal legume, dan melakukan
of the degtjareff method for
pergiliran tanam. Selain menejemen
determining soil organic matter
nutrisi dan residu yang telah disebutkan, and a proposed modification of
penanaman dengan menyesuaikan the chromic acid titration method.
kontur, mengikuti sabuk gunung, dan Soil Sci 37.
atau dengan strip juga perlu dilakukan Aziz Irfan, Tariq Mahmood, K Rafiq Islam
sebagai upaya konservasi (USDA, 2001). 2013. Effect of long term no-till
and conventional tillage practices
KESIMPULAN on soil quality. Soil & Tillage
Tanah pada agroforestri di sub- Research 131: 28 - 35.
DAS Bengawan Solo Hulu Wonogiri BPDAS 2009. Luas sub-DAS/DAS wilayah
tergolong rendah kandungan bahan SWP DAS Solo.
http://www.bpdassolo.net/File_do
organik dan hara. (N, Ca, Mg), namun
wnload/Luas%20DAS-SubDAS%
kandungan P tergolong tinggi dan 20Wil%20SWP%20DAS%20Solo.pdf
kandungan K sudah di atas batas Diakses tanggal 5 Desember 2013.
minimum. Tingginya kandungan P Darmawijaya Isa 1980. Klasifikasi tanah
diduga dipengaruhi aplikasi pupuk pada dasar teori bagi peneliti tanah dan
awal masa tanam. Indeks kualitas tanah pelaksana pertanian di Indonesia.
Balai Penelitian Teh dan Kina
agroforestri di kawasan sub-DAS
Gambung, Bandung.
120 Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014
Penentuan Indeks Kualitas Tanah Agroforestri Machfiroh et al.
Ellis Chad 2013. Five basic principles sedimentasi. Surakarta 15 Oktober
increase soil health. AG News and 2009. Kementerian Kehutanan.
Views. The Samuel Roberts Noble Rhoades JD 1982. Cation-exchange
Foundation. Capacity. In AL Page et al. (eds)
Fernandez-Ugalde O, I Virto, P Bescansa, Method of soil analysis part 2 2nd
MJ Imaz, A Enrique, DL Karlen edition. ASA and SSSA, Madison. WI.
2009: No-tillage improvement of Tan Kim H 1998. Dasar-dasar kimia
soil physical quality in calcareous, tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada
degradation-prone, semiarid soils. University Press.
Soil & Tillage Research 106.
USDA 2001. Guidelines for soil quality
Hardjowigeno Sarwono 2003. Klasifikasi assessment in conservation
tanah dan pedogenesis. Jakarta: planning. Washington DC: Natural
Akademika Pressindo. Resources Conservation Service,
International Institute of Tropical Soil Quality Institute.
Agriculture 1982. Automated and Wander Michelle M, Gerald L Walter,
semi-automated methods for soil Todd M Nissen, German A Bollero,
and plant analysis. Manual Series Susan S. Andrews, Deborah A
no 7. Ibadan. Cavanaugh-Grant 2002. Soil
Japan International Cooperation Agency quality: science and process.
2005. The study on sedimentation Agronomy Journal 94.
in the Wonogiri multi-purpose Warsito Sofyan P 2009. Nilai ekonomi
dam reservoir. Surakarta. total pengelolaan Daerah Aliran
Krener Robert J 2013. Cover crops Sungai. Dalam Prosiding ekspose
improve soil biology and soil hasil penelitian dan
health. Natural Resources pengembangan teknologi
Conservation Service. pengelolaan DAS dalam upaya
pengendalian banjir dan erosi-
Marzaioli R, R DAscoli, RA De Pascale,
sedimentasi. Surakarta 15 Oktober
FA Rutigliano 2010. Soil quality in
2009. Kementerian Kehutanan.
a Mediterranean area of Southern
Italy as related to different land Zhan-jun Liu, Zhou Wei, Shen Jian-bo, Li
use types. Applied Soil Ecology 44. Shu-tian, Liang Guo-qing, Wang Xiu-
bin, Sun Jing-wen, Ai Chao 2014.
Murphy J, JP Riley 1962. A modified
Soil quality assessment of acid
single solution method for the
sulfate paddy soils with different
determination of phosphate in
productivities in Guangdong
natural waters. Aral Chem. Acta 27.
Province, China. Journal of
Pramono Irfan B, Nining Wahyuningrum Integrative Agriculture 13 (1).
2009. Model pengendalian run-off
dan erosi dengan metode
vegetatif (studi kasus sub-DAS
Dungwot). Dalam Prosiding
ekspose hasil penelitian dan
pengembangan teknologi
pengelolaan DAS dalam upaya
pengendalian banjir dan erosi-
Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11 (2) 2014 121

You might also like