Max & John Baru PDF
Max & John Baru PDF
Abstract
Electricity is one of the infrastructure related tolives of many people. There for e,the provision ofelectric
power source must be able to guarantee the availability ofelectrical power in sufficient quantities. The addition of the
new plantis placed in the base of the feeder out put in general may affect the quality of the voltage changes but had
no impacton the improvement of the voltage drop and power loss improvement. How ever,with the addition of feeder
express scenarios of new plants placed into the center of the load, can certainly affect the quality of voltage that
impact press the power loss in the 20 kV network. But the extent necessary to analyze the flow of power to see these
changes.
The study was conducted by means of load flow analysis on six feeder sare feeders Ahuru Ambon city,
karpan 1, karpan 2, Tantui above, rijali and feeder planes 3. Intended load flow analysis using ETAP simulation to
see the effect ofthe addition of new generation (WIKA 25MW) and express feeder to the improvement of power
quality improvements that have an impact on loss of electrical power feeders Ambone specially feeders and feeder
Ahuru karpan1.
Quality PLT after using generator voltage wika 25 mW, an average increase of 1.06% voltage improvement
compared to the quality of the voltage before using wika plants. The average increase of the absorbed power
(received power) plants use wika post is of 2.04% from the previous condition. The addition of new generating
WIKA does not affect the repair of electrical power loss, but by using the express feeder which is placed into the
middle of the load can fix the power loss, this scenario can be able to reduce power loss on feeders Ahuru up to
28.6% from the previous 0.215 mW, while feeders karpan 1 37.2% from the previous 0,116 mW.
2 10 . . . (3)
dengan :
L = induktans penghantar (H/m)
Dm = jarak rata-rata geometris (m)
Ds = jari-jari rata-rata geometrik (m)
Gambar 2.1 Jaringan Tegangan Menengah sistem radial
Sebagian penyulang radial juga merupakan 2.3 Jatuh Tegangan pada Sistem Distribusi
modifikasi tipe radial dari penyulang primer yang
dilengkapi dengan saklar pemutus/pemisah antar Saluran distribusi primer 20kV sering mengalami
penyulang. Bentuk lain dari tipe radial menurut “Hasan jatuh tegangan dan rugi daya, hal ini disebabkan karena
Basri (Sistem Distribusi Daya Listrik), diperlihatkan tahanan (R) pada penghantar yang rugi-ruginya
dalam gambar 2.2 disini sebuah penyulang yang biasa terdisipasi menjadi panas dan faktor induksi pada
disebut penyulang ekspres mencatu ke satu titik, dimana penghantar berupa induktif dan capasitif yang akan
titik tersebut merupakan pusat beban. menyebabkan perbedaan fasa antara arus dan tegangan
sistem. Selain itu panjang jaringan dan ukuran
penghantar juga sangat mempengaruhi profil tegangan.
31
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
Panjang jaringan listrik juga mengakibatkan perbedaan maupun pembebanan. Analisis ini juga memerlukan
tegangan antara sisi kirim dan sisi penerima menjadi informasi aliran daya dalam kondisi normal maupun
berbeda. Makin panjang jaringan, maka perbedaan darurat.
tegangan semakin besar demikian juga rugi daya listrik Masalah aliran daya mencakup perhitungan aliran
teknis pada jaringan tersebut. dan tegangan pada terminal tertentu atau bus tertentu.
Untuk saluran udara yang kapasitansinya dapat Representasi fasa tunggal selalu dilakukan karena sistem
diabaikan disebut saluran pendek yang secara umum dianggap seimbang. Dalam studi aliran daya, bus-bus
yang rangkaian ekivalennya terdiri dari tahanan dan dibagi dalam 3 macam, yaitu :
reaktansi yang terhubung seri seperti ditampilkan dalam a. Slack bus atau swing bus atau bus referensi
gambar 1. b. Voltage controlled bus atau bus generator
c. Load bus atau bus beban.
Pada tiap-tiap bus terdapat 4 besaran, yaitu :
a. Daya real atau daya aktif P
b. Daya Reaktif Q
c. Harga skalar tegangan |V|
d. Sudut fasa tegangan Ɵ
Tiga tipe bus tersebut diatas direpresentasikan
dalam perhitungan aliran daya dan pada setiap bus
(a) rangkaian ekivalen terdapat dua besaran yang diketahui yaitu :
a. Slack bus ; tegangan V dan sudut fasa θ
b. Voltage controlled bus ; daya aktif P dan tegangan
V
c. Load bus ; daya aktif P dan daya reaktif Q
Slack bus berfungsi untuk menyuplai kekurangan daya
real P dan daya reaktif Q pada sistem.
| | | | . . .(5)
2.4 Studi Aliran Daya Gambar 2. Model suatu bus dari sistem tenaga
Studi aliran daya adalah studi yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi mengenai aliran daya atau Keterangan Gambar :
tegangan sistem dalam kondisi operasi tunak. Informasi Ii = Arus yang Mengalir menuju bus i
ini sangat dibutuhkan guna mengevaluasi unjuk kerja Vi = Tegangan pada bus i
sistem tenaga dan menganasilis kondisi pembangkitan V1 = Tegangan pada bus 1
32
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
V2 = Tegangan pada bus 2 gambar 2.7. Arus saluran Iij dihitung pada bus i yang
Vn = Tegangan pada bus n ditandai positif. (Cekdin, C., 2007)
yi1 = Admitans yang berada pada saluran bus i
sampai bus 1 i j diberikan oleh :
yi2 = Admitans yang berada pada saluran bus i
sampai bus 2 … (11)
yin = Admitans yang berada pada saluran bus i
sampai bus n
⋯
Gambar 2.7 Model saluran distribusi untuk perhitungan
aliran dayadan rugi-rugi daya pada saluran
⋯
⋯ … (6) Keterangan Gambar :
Iij = Arus yang mengalir dari bus i menuju bus j
atau Iji = Arus yang mengalir dari bus j menuju bus i
∑ ∑ … (7) Vi = Tegangan pada bus i
Vj = Tegangan pada bus j
Daya aktif dan daya reaktif pada bus i adalah : yij = Admitans saluran dari bus i sampai bus j
Iio = Arus mengalir dari bus i menuju admitans io
∗
… (8) Ijo = Arus mengalir dari bus j menuju admitans jo
Atau Aliran arus Iijyang diukur pada bus j dan ditandai positif
dalam arah j I yang ditunjukkan oleh persamaan 18 :
∗ … (9)
… (12)
subtitusi untuk Ii pada persamaan 7, hasilnya pada Daya kompleks Sij dari bus i sampai j dan Sji dari bus j
persamaan10. sampai i adalah :
∗ . . . 10 ∗ ∗ ∗ ∗ ∗ ∗
… (13)
∗ ∗ ∗ ∗ ∗ ∗
… (14)
Persamaan nonlinier ini dapat diselesaikan dengan
menggunakan metode teknik iterasi. Penyelesaian studi
aliran daya disaat kini umumnya telah menggunakan Rugi-rugi daya pada saluran i-j merupakan penjumlahan
komputer terutama untuk sistem yang besar. aljabar dari aliran daya dari persamaan 13 dan 14
Penyelesaian yang paling banyak digunakan adalah adalah sebagai berikut :
menggunakan bentuk admitans bus (YBUS). Salah satu
metode iterasi yang menjadi pilihan adalah metode … (15)
Newton Raphson. Keunggulan metode ini bila
dibandingkan metode lain karena memiliki konvergensi 3. Metodologi Penelitian
yang tinggi, akurat dan presisi. Jumlah iterasi yang
dibutuhkan untuk memperoleh pemecahan ditentukan Penelitian ini dilakukan dengan bantuan perangkat
berdasarkan ukuran sistem, serta jumlah iterasi lebih lunak Electrical Transient Analysis Program (ETAP.
sedikit. Perhitungan jatuh tegangan dan rugi dayalistrik
dilakukan setelah pelaksanaan inputan data ke ETAP
2.6 Persamaan Aliran Daya dan Rugi-rugi Daya selesai. Perhitungan ini dilakukan dengan metode iterasi
pada Saluran Newton raphson pada program ETAP, setelah itu akan
menghasilkan nilai-nilai baik berupa tegangan, arus dan
Setelah penentuan bus tegangan, langkah daya pada setiap penghantar, bus, dan beban tiap
berikutnya adalah perhitungan aliran daya dan rugi-rugi penyulang serta arah arusnya.
daya pada saluran. Misalkan saluran dihubungkan
dengan dua bus i dan j, seperti ditampilkan dalam
33
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
34
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
Tabel 4.5 Kualitas tegangan saat LWBP sebelum WIKA Beban yang semakin besar mengakibatkan arus
25mW semakin besar, sedangkan impedans saluran akan besar
jika saluran tersebut semakin panjang. Jatuh tegangan
diakibatkan adanya selisih antara tegangan dikirim
dengan tegangan yang diterima. Gambar 4.4
meperlihatkan bagaimana persentase Jatuh tegangan saat
LWBP dan WBP dengan pembangkit sebelum wika
25mW.
LWBP WBP
No. PENYULAN KIRI TERIM
URUT G LOSSES KIRIM TERIMALOSSES
M A (%)
(MW) (MW) (MW) (MW)
(MW) (MW)
1 Ahuru 3,179 3,112 0,067 5,47 5,259 0,211 3,86
2 Karpan-1 1,996 1,963 0,033 3,633 3,520 0,113 3,11
3 Karpan-2 1,409 1,396 0,013 2,618 2,570 0,048 1,83
4 T-Atas 0,596 0,592 0,004 1,173 1,159 0,014 1,19
5 Rijali 1,806 1,790 0,016 3,482 3,419 0,063 1,81
6 Galala-3 2,528 2,487 0,041 4,290 4,178 0,112 2,61
Total : 11,514 0,174 20,666 0,561
35
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
Ahuru 110 PLTD 19,874 GH A11 Batu 19,528 GRD SR02 19,19 0,684 3,44
Karpan-1 69,38 s.d.a 19,874 GH. A5 BELSO 19,609 GRD 29B pjk 19,494 0,380 1,91
Karpan-2 49,17 s.d.a 19,874 GH. Karpan 19,764 GRD 35C soema 19,709 0,165 0,83
Tantui Atas 20,84 s.d.a 19,874 GRD BA02B 19,841 GRD 57B 19,831 0,043 0,22
Rijali 67,16 s.d.a 19,874 GRD BM03 19,749 GRD pjk wainitu 19,71 0,164 0,83
Gambar 4.5 Kondisi daya listrik pada penyulang Galala-3 82,37 PLTD Poka 19,856 GH A3 Tnh. 19,668 GRD 33 RST 19,639 0,217 1,09
saat LWBP
36
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
Ahuru 56,12 PLTD 19,874 GH A11 Batu 19,736 GRD SR02 19,396 0,478 2,41
Karpan-1 29,85 s.d.a 19,874 GH. A5 BELSO 19,781 GRD 29B pjk 19,693 0,181 0,91
Karpan-2 49,17 s.d.a 19,874 GH. Karpan 19,764 GRD 35C soema 19,709 0,165 0,83
Gambar 4.16 Daya terima sebelum dan sesudah Tantui Atas 20,84 s.d.a 19,874 GRD BA02B 19,84 GRD 57B 19,83 0,044 0,22
Rijali 67,16 s.d.a 19,874 GRD BM03 19,748 GRD pjk wainitu 19,71 0,164 0,83
menggunakan pembangkit WIKA 25mW Galala-3 82,37 PLTD Poka 19,856 GH A3 Tnh. 19,668 GRD 33 RST 19,639 0,217 1,09
hal ini pada kedua penyulang ahuru dan karpan 1 yang Perbandingan Jatuh tegangan untuk kondisi
mengalami kenaikan 1% dari kondisi sebelumnya. sebelum menggunakan pebangkit wika, setelah
Dalam skenario ini menggunakan pembangkit wika dan menggunakan pembangkit wika dan dengan skenario
penyulang ekspres yang di tarik dari pembangkit wika penyulang ekspres pada penyulang ahuru dan penyulang
ke tengah beban. Sedangkan penyulang karpan 2, tantui karpan 1 diperlihatkan dalam gambar 4.20. Berdasarkan
atas, rijali dan galala 3 tidak mengalami perubahan grafik ini terlihat bahwa dengan menggunakan
karena tidak diberikan penyulang ekspres. pembangkit wika kapasitas 25 mW tidak berpengaruh
terhadap perbaikan jatuh tegangan (voltage drop)
kecuali menaikan kualitas tegangan baik pada pangkal
penyulang maupun pada ujung jaringan distribusi. Oleh
karena itu penyulang ekspres yang di tempatkan di
tengah beban dapat memberikan solusi perbaikan jatuh
tegangan tersebut seperti diperlihatkan dalam gambar
4.21 penyulang ahuru dan penyulang karpan 1. Skenario
ini mampu menekan jatuh tegangan dari 1,237 kV
Gambar 4.18 Kualitas tegangan LWBP menggunakan menjadi 0,872 kV dan penyulang karpan 1 dari 0,719
pembangkit wika dengan Penyulang ekspres pada
kV menjadi 0,347 kV atau menekan jatuh tegangan
penyulang ahuru dan karpan 1
hingga 29,5% untuk penyulang ahuru dan 51,7% untuk
penyulang karpan 1. Besar perubahan perbaikan jatuh
Tabel 4.12 Hasil simulasi tegangan WBP (WIKA 25
tegangan tersebut sangat bergantung pada lokasi dimana
mW & ekspres) diletakannya ujung penyulang ekspres tersebut.
Tegangan (kV) Jatuh
Penyulang Arus (A)
Pangkal Tengah Ujung (kV) (%)
Ahuru 100,3 PLTD 19,741 GH A11 Batu 19,491 GRD SR02 18,869 0,872 4,42
Karpan-1 56,51 s.d.a 19,741 GH. A5 BELSO 19,564 GRD 29B pjk 19,394 0,347 1,76
Karpan-2 93,94 s.d.a 19,741 GH. Karpan 19,528 GRD 35C soema 19,419 0,322 1,63
Tantui Atas 42,11 s.d.a 19,741 GRD BA02B 19,671 GRD 57B 19,647 0,094 0,48
Rijali 124,1 s.d.a 19,741 GRD BM03 19,51 GRD pjk wainitu 19,441 0,3 1,52
Galala-3 149,9 PLTD Poka 19,68 GH A3 Tnh. 19,339 GRD 33 RST 19,286 0,394 2,00
39
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
Perhitungan daya dan rugi daya listrik peningkatan hingga mencapai 3,708 MW dari
menggunakan pembangkit wika dengan skenario sebelumnya 3,603 mW.
penyulang ekspres pada penyulang ahuru dan karpan 1
diperlihatkan dalam tabel 4.13. Jika dibandingkan
dengan hasil sebelumnya (dibandingkan dengan daya
terima setelah pembangkit wika), daya WBP yang
diterima pada skenario penyulang ekspres lebih baik
(daya meningkat) mencapai 5,543 mW untuk penyulang
ahuru dan 3,708 mW untuk penyulang karpan 1.
Peningkatan daya terima untuk kedua penyulag ekspres
tersebut adalah sebesar 3,02% untuk penyulang ahuru
dan 2,92% untuk penyulang karpan 1 dari daya terima Gambar 4.24 Daya terima WBP sebelum pembangkit
menggunakan pembangkit wika tanpa penyulang wika, setelah pembangkit wika
ekspres. dan dengan penyulang ekspres
40
JURNAL SIMETRIK VOL 1, NO. 4, JUNI 2014, ISSN : 2302-9579
2. Rugi daya listrik teknis WBP tertinggi sebelum 0,215 mW, sedangkan penyulang karpan 1 37,2%
menggunakan pembangkit wika 25 mW yaitu dari sebelumnya 0,116 mW.
penyulang ahuru sebesar 0,211 mW atau 3,86%, 5.2 Saran
diikuti oleh penyulang karpan 1 yaitu 0,113 mW atau
1. Menggunakan pembangkit wika 25mW tidak
3,11%.
berpengaruh terhadap perbaikan jatuh tegangan
3. Kualitas tegangan WBP setelah menggunakan
(voltage drop) kecuali menaikan level tegangan dan
pembangkit wika 25 mW, mengalami kenaikan rata-
kapasitas daya baik di pangkal maupun di ujung
rata perbaikan tegangan 1,06% dibandingkan dengan
jaringan distribusi, namun tidak memperbaiki jatuh
kualitas tegangan sebelum menggunakan
tegangan pada ujung jaringan maupun rugi daya
pembangkit wika.
listrik yang hilang disepanjang jaringan distribusi.
4. Persentase jatuh tegangan rata-rata WBP yang terjadi
Oleh karena itu penyulang ekspres yang ditempatkan
pasca pembangkit wika 25 mW sama dengan
pada lokasi yang tepat merupakan solusi perbaikan
persentase jatuh tegangan sebelum menggunakan
jatuh tegangan dan berdampak pada perbaikan rugi
pembangkit wika yaitu sebesar 2,59%.
daya listrik jaringan.
5. Rugi daya WBP setelah menggunakan pembangkit
2. Solusi lain adalah dengan menambah pembangkit
wika 25 mW secara keseluruhan, sedikit mengalami
terdistribusi (DG) pada sisi beban sehingga dapat
kenaikan mencapai 0,584 mW atau naik 3,94% dari
memperbaiki kualitas tegangan terutama pada ujung
sebelum menggunakan pembangkit wika yang hanya
jaringan distribusi dan perbaikan rugi daya listrik.
0,561 mW.
6. Rugi daya WBP tertinggi setelah menggunakan
pembangkit wika terjadi pada penyulang ahuru
6. Daftar Pstaka
sebesar 3,84% atau 0,215mW, sedangkan rugi daya
terendah terjadi pada penyulang tantui atas sebesar
Cekdin C., 2007. Sistem Tenaga Listrik Contoh Soal
1,17% atau 0,014 mW.
dan Penyelesaiannya Menggunakan Matlab.
7. Rata-rata kenaikan daya terima pasca penggunaan
Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
pembangkit wika adalah sebesar 2,04% dari kondisi
sebelumnya, kenaikan daya ini tidak berpengaruh
Fayyadl M., Sukmadi T., Winardi B., Rekonfigurasi
pada perbaikan rugi daya listrik, karena struktur
Jaringan Distribusi Daya Listrik dengan Metode
jaringan pasca penambahan pembangkit wika tidak
Algoritma Genetika.
mengalami perubahan.
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/kantu_8_.pdf
8. Kualitas tegangan pada ujung jaringan saat WBP
dalam skenario penyulang ekspres dari dengan
Gonen, T., 1986, “Electric Power Distribution System
pembangkit wika 25 mW, mengalami kenaikan rata-
Engineering”, McGraw-Hill.
rata 2%, kenaikan ini terjadi pada kedua penyulang
ahuru dan penyulang karpan 1.
9. Menggunakan pembangkit wika 25mW tidak Haryadi, 2007. Rekonfigurasi Jaringan Tegangan
berpengaruh terhadap perbaikan jatuh tegangan Menengah 20 kV PT. PLN UPJ Wates untuk
(voltage drop) kecuali menaikan level tegangan baik Memperkecil Rugi Teknik. Thesis Universitas
di pangkal maupun di ujung jaringan distribusi, Gadjah Mada.
namun tidak memperbaiki jatuh tegangan pada ujung
jaringan. Kersting W. H., 2007. Distribution System Modeling
10. Penyulang ekspres dalam skenario ini mampu and Analysis, Second Edition. CRC Press.
menekan jatuh tegangan pada kondisi WBP hingga
mencapai 0,872 kV dari 1,237 kV atau mampu Stevenson, W.D., and Grainger, J.J, 1994, “Analysis
menekan sebesar 29,5% untuk penyulang ahuru, Power System”, Singapura McGraw Hill
sedangkan untuk penyulang karpan 1 mampu
menekan hingga 51,7% atau mencapai 0,347 kV dari Syukri M., 2005. Perhitungan Drop Tegangan pada
0,719 kV. Jaringan Distribusi Primer Banda Aceh. Jurnal
11. Penambahan pembangkit baru wika tidak Rekayasa Elektrika, Volume 4 No. 2.
mempengaruhi perbaikan rugi daya listrik, namun
dengan menggunakan penyulang ekspres yang Tahir U., 2008. Analisa Rugi daya Teknik pada Sistem
ditempatkan ke tengah beban dapat memperbaiki Kelistrikan. Jurnal Dinamis Volume 2. No. 12.
rugi daya tersebut, sebab dengan skenario ini dapat
mampu menekan rugi daya listrik pada penyulang
ahuru hingga mencapai 28,6% dari sebelumnya
41