Korelasi Karakteristik Dengan Penyebab Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Bersalin Di Rsu Denisa Gresik
Korelasi Karakteristik Dengan Penyebab Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Bersalin Di Rsu Denisa Gresik
ABSTRAK
Kata Kunci : Abstract: Premature rupture of membrane (PROM) is rupture of the membrane
before the birth time. It can happen in the end of pregnancy as well as the early
Karakteristik, pregnancy (premature pregnancy). The incident of PROM at Denisa Public
Ketuban Pecah Dini, Hospital Gresik reach 31%. PROM is high risk pregnancy, it was caused of
Ibu Bersalin predisposition factors such as incompeten cervix, uterus overdistension, the
abnormal position, CPD, and infection. The purpose of this research is to identify
the correlation of characteristics with causes of PROM at Denisa Public
Hospital Gresik.This research is using analytics method by using simple random
sampling. The sampel has been taken of 59 respondents from 143 of population,
it begining of march 2017 until march 2018. The variable of this research is
characteristics and the causes of PROM. The measurement tools were used
check list and data was analyzedusing chi square test with the alpha of 5%. The
result showed that the factors that cause premature rupture of membranes in this
study include: incompetent cervix, uterine overdistention, location
abnormalities, CPD and infection. Maternal age correlates with incompetent
cervical events, CPD and infections, while maternal work is associated with
location abnormalities.So that risk screening at the beginning of pregnancy and
routine ANC examination is very necessary.
Abstrak: Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput sebelum waktu
kelahiran. Ini bisa terjadi pada akhir kehamilan maupun pada awal kehamilan
(kehamilan prematur). Insiden KPD di Rumah Sakit Umum Denisa Gresik
mencapai 31%. KPD merupakan kehamilan risiko tinggi, hal itu disebabkan oleh
faktor predisposisi seperti inkompeten serviks, kelebihan rahim, posisi abnormal,
CPD, dan infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
hubungan karakteristik dengan penyebab KPD di Rumah Sakit Umum Denisa
Gresik. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan menggunakan
simple random sampling. Sampel telah diambil sejumlah 59 responden dari 143
populasi, mulai dari Maret 2017 hingga Maret 2018. Variabel penelitian ini
adalah karakteristik dan penyebab KPD. Alat ukur digunakan adalah checklist
dan data dianalisis menggunakan uji chi square dengan alpha 5%. Faktor
penyebab ketuban pecah dini dalam penelitian ini meliputi : serviks inkompeten,
overdistensi uterus, kelainan letak, CPD, dan infeksi. Umur ibu berkorelasi
dengan kejadian serviks inkompeten, CPD, dan Infeksi, sedangkan pekerjaan ibu
berhubungan dengan kelainan letak. Sehingga skrining risiko saat awal
kehamilan dan pemeriksaan ANC rutin sangat diperlukan.
Copyright © 2019. Indonesian Journal for Health Sciences,
http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/, All rightsreserved
journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32
PENDAHULUAN
Ketuban pecah dini (KPD) sampai dengan Desember tahun 2017 di
didefinisikan sebagai pecahnya selaput RSU Denisa Gresik terdapat 108
ketuban secara spontan sebelum kejadian KPD pada 597 persalinan yaitu
terjadinya tanda-tanda persalinan sekitar 18%. Sedangkan hasil studi
(Prawiroharjo, 2008). Selaput ketuban pendahuluan yang telah dilakukan pada
berfungsi menghasilkan air ketuban dan bulan Februari-Maret tahun 2018
melindungi janin dari infeksi. Dalam terdapat 50 kejadian KPD pada 160
keadaan normal, selaput ketuban pecah persalinan yaitu sekitar 31,25% (Data
dalam proses persalinan (Prawiroharjo, Rekam Medis RSU Denisa, 2018).
2009). Ketuban pecah dini merupakan Dapat disimpulkan bahwa kejadian
sumber persalinan prematuritas. Selain KPD di RSU Denisa Gresik pada tahun
itu dapat dijumpai juga sebagai sumber 2018 mengalami peningkatan. Adapun
infeksi puerperalis (nifas), peritonitis, penyebab terjadinya ketuban pecah dini
septicemia, dan partus kering atau dry yaitu serviks inkompeten (paritas;
labor (Manuaba, 2010). Infeksi dalam curretage), overdistensi (hidramnion;
rahim membahayakan ibu dan janin yang hamil ganda), disproporsi sefalo pelvis,
akan menyebabkan penyulit pada infeksi, dan kelainan letak (lintang;
persalinan bahkan kematian. Infeksi pada sungsang) (Sujiyatini,2009). Komplikasi
ibu bisa terjadi pada masa antenatal, paling sering terjadi pada ketuban pecah
intranatal dan postnatal. Salah satu dini sebelum usia kehamilan 37 minggu
penyebab infeksi adalah infeksi pada adalah sindrom distress pernapasan, yang
masa nifas yang dapat terjadi karena terjadi pada 10- 40% bayi baru lahir.
pertolongan persalinan yang tidak bersih Resiko infeksi meningkat pada kejadian
dan aman, partus lama, ketuban pecah ketuban pecah dini. Semua ibu hamil
dini atau sebelum waktunya dan dengan ketuban pecah dini sebaiknya
sebagainya (Prawiroharjo, 2008). dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya
Ketuban pecah dini termasuk dalam korioam-nionitis (radang pada korion dan
kehamilan beresiko tinggi. Kesalahan amnion) selain itu kejadian prolaps atau
dalam mengelola ketuban pecah dini keluarnya tali pusat dapat terjadi pada
akan mengakibatkan meningkatnya ketuban pecah dini (Sujiyatini, 2009).
angka kesakitan dan kematian ibu Resiko infeksi ibu dan bayi
maupun bayinya. Penatalaksanaan meningkat pada ketuban pecah dini. Pada
ketuban pecah dini tergantung pada usia ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi
kehamilan. Jika usia kehamilan tidak dapat terjadi septikemia pneumonia,
diketahui secara pasti segera lakukan omfalitis. Selain itu, dengan pecahnya
pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk ketuban terjadi oligohidramnion yang
mengetahui usia kehamilan dan letak menekan tali pusat sehingga terjadi
janin. Apabila ketuban pecah dini dengan asfiksia atau hipoksia. Terdapat
janin kurang bulan maka dilakukan hubungan antara terjadinya gawat janin
pemberian kortikosteroid untuk proses dengan derajat oligohidramnion, semakin
pematangan paru (Sujiyatini, 2009). sedikit air ketuban, janin semakin gawat
Kejadian KPD, belum dilaporkan dalam (Prawiroharjo, 2008).
data kompilasi secara nasional, namun Oleh karena itu, tatalaksana
laporan hasil penelitian sering dilakukan ketuban pecah dini memerlukan tindakan
di berbagai rumah sakit di Indonesia. yang dapat menurunkan kejadian
Berdasarkan data yang didapat persalinan prematuritas dan infeksi
pada saat survey awal pada bulan Januari dalam rahim. Memberikan profilaksis
25
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32
26
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32
Faktor Penyebab Ketuban Pecah Dini chi square diketahui, tidak ada hubungan
Faktor penyebab ketuban pecah antara umur dengan faktor penyebab
dini dalam penelitian ini meliputi : KPD yaitu overdistensi uterus, dengan p-
serviks kinkompeten, overdistensi uterus, value 0,841.
kelainan letak, CPD, dan infeksi.
Tabel 6.
Tabulasi Silang Umur dengan
Tabel 4.
Kelainan Letak di RSU Denisa Gresik
Tabulasi Silang Umur dengan Servix
Inkompeten di RSU Denisa Gresik Kelainan p-
Serviks p- Letak value
Inkompeten value Ya Tidak Total
Ya Tidak Total Umur
Umur < 20 tahun 0 5 5 0,465
<20 tahun 2 3 5 0,001 20-35 tahun 6 34 40
20-35 tahun 22 18 40 > 35 tahun 2 12 14
>35 tahuh 14 0 14 Total 8 51 59
Total 38 21 59 Tabel 6 menunjukkan kelainan
Tabel 4 menunjukkan serviks letak lebih banyak terjadi pada responden
inkompeten terjadi pada semua usia 20-35 (10,16%), sedangkan usia <
responden berumur diatas 35 tahun dan 20 tahun tidak ada yang mengalami
sebagian besar responden usia 20-35 kelainan letak. Hasil uji chi square
tahun (37,3%). Hasil uji chi square diketahui, tidak ada hubungan antara
diketahui, ada hubungan antara umur umur dengan kelainan letak, dengan p-
dengan faktor penyebab KPD yaitu value 0,465.
serviks inkompeten, dengan p-value
0,001. Tabel 7.
Tabulasi Silang Umur dengan CPD di
Tabel 5. RSU Denisa Gresik
Tabulasi Silang Umur dengan CPD p-
Overdistensi Uterus di RSU Denisa Ya Tidak Total value
Gresik Umur
Overdistensi p- < 20 tahun 2 3 5 0,031
uterus value 20-35 tahun 8 32 40
> 35 tahun 0 14 14
Ya Tidak Total
Total 10 49 59
Umur
< 20 tahun 0 5 5 0,841 Tabel 7 menunjukkan CPD lebih
20-35 tahun 4 36 40 banyak terjadi pada responden usia 20-35
> 35 tahun 1 13 14 tahun (13, 6%) dan responden usia > 35
Total 5 54 59 tahun tidak ada yang mengalami CPD.
Hasil uji chi square diketahui, ada
Tabel 5 menunjukkan overdistensi hubungan antara umur dengan CPD,
uterus lebih banyak terjadi pada dengan p-value 0,031.
responden usia 20-35 (6,8%), sedangkan
usia < 20 tahun tidak ada yang
mengalami overdistensi uterus. Hasil uji
27
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32
28
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32
29
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32
30
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32
31
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019, Hal. 24-32
32