Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENGELOLAAN BARANG INVENTARIS PEMERINTAH DAERAH DI

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN POSO

Fahmi
[email protected]
Mahasiswa Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
This study aims to identify and analyze the management of inventory Blood Governments in
Poso regency Regional Secretariat, referring to the opinion of Peter and Yenny (2001: 21) that,
management is a process that includes planning, regulation and control as well as maintenance.
This research is descriptive qualitative, based on data collected through interviews and
observation and documentation, it was concluded that, management of inventory in Poso regency
Regional Secretariat, has not met the aspects of planning, regulation and control and good
maintenance. The tendency of every unit within the Secretariat Poso regency, in planning for the
needs of inventory items adapted to the available budget, and not because of an urgent need. There
are no regulations on management of inventory in the form of technical guidelines stipulated by
local laws or regulations Regent. Dalamrangka control inventory management has not been
effective even when applied to the way any room units make room inventory card attached to a
particular place which is easily seen. Maintenance of inventory items belonging to the region is
still based on Regulation of the Minister of Home Affairs No. 17 of 2007, due to the lack of
regulation of Regent and Regent Decision on guidelines for the technical management of inventory
belonging to the area. Still there are some forces in the work unit environment of the Regional
Secretariat who do not know their obligation to report property maintenance area.
Keywords: Management, Regional Property

Otonomi daerah membawa konsekuensi dengan baik, berpotensi dan rawan terhadap
bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota penyalahgunaan.Barang inventaris daerah
untuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas sebagai fasilitas kerja organisasi dalam bentuk
sarana dan prasarana yang dapat mendukung barang bergerak dan barang tidak bergerak.
terselenggaranya organisasi pemerintahan. Barang bergerak antara lain seperti kenderaan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, bermotor, sedang bentuk barang tidak
tentang Pemerintahan Daerah dan sudah bergerak seperti gedung perkantoran, tanah,
mengalami revisi melalui Undang-Undang meja, kursi, lemari, dan komputer, dan
Nomor 23 Tahun 2014, memberi peluang berbagai peralatan lainnya yang mendukung
kewenangan kepada Pemerintah Daerah kelancaran tugas pokok dan fungsi
Kabupaten/Kota mengelola sumber daya yang pemerintahan.
dimilikinya. Salah satu sumber daya yang Tujuan pengelolaan barang inventaris
dimiliki daerah adalah aset dalam bentuk tersebut, selain untuk menghindari terjadinya
fasilitas sarana dan prasarana organisasi. penyalahgunaan, terutama agar dapat
Fasilitas sarana dan prasarana organisasi terpelihara dengan baik sehingga dapat
sebagai aset daerah tersebut memiliki dimanfaatkan dalam jangka waktu lama.
keragaman jenis dengan jumlah yang cukup Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
banyak sehingga membutuhkan pengelolaan 2014, tentang Pengelolaan Barang milik
administrasi yang baik. Jika aset daerah yang Negara/Daerah, pengelolaan barang inventaris
menjadi barang inventaris yang diperoleh sebagai asset pemerintah daerah,
melalui uang rakyat tersebut tidak dikelola menggunakan pertimbangan aspek

61
62 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 5, Mei 2017 hlm 61-69 ISSN: 2302-2019

perencanaan kebutuhan, penganggaran, penyimpangan. Pada aspek perencanaan


pengadaan, penerimaan, dan penyimpanan. kebutuhan belum didasarkan pada
Berdasarkan aspek-aspek tersebut, pengelolaan rumusanrincian kebutuhan barang inventaris
barang inventaris daerah dalam yang menghubungkan pengadaan barang yang
pemanfaatannya akan tertata dengan baik, telah lalu dengan keadaan yang sedang
aman dan terpelihara. Setiap tahun selalu berjalan sebagai dasar dalam melakukan
dilakukan penilaian, penghapusan, pembinaan, tindakan. Hal itu berakibat pada aspek
pengawasan dan pengendalian, serta penganggaran yang kurang efisien, dan aspek
pemeliharaan agar dapat memberikan pengadaan yang tumpang tindih. Sedang pada
kontribusi optimal bagi penyelenggaraan aspek penerimaan, tidak disesuaikan dengan
pemerintah daerah. kebutuhan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kelancaran pelayanan kepada (SKPD). Demikian pula pada aspek
masyarakat menjadi lancar dan berhasil guna penyimpanan, khususnya barang yang mudah
karena pemanfaatannya lebih efisien dan dipindah-pindahkan seperti halnya laptop,
efektif, sehingga tidak membebani anggaran. kurang memperhatikan aspek keamanan.
Setiap kuasa penggguna, diwajibkan Penggunaan barang inventaris daerah
melakukan pengamanan barang inventaris adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna
milik daerah yang ada dalam penguasaannya. barang dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat
Barang inventaris milik daerah yang diperoleh Daerah yang diberi wewenang. Pada saat
dari uang rakyat yang berarti adalah milik penyalurannya, tidak diikuti dengan berita
rakyat, harus dikelola dengan baik sebagai acara penyerahan sekaligus petunjuk cara
bentuk pertanggungjawaban pemerintah mengelola dan menatausahakan barang milik
daerah. Disisi lain, Peraturan Pemerintah yang daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsi
dijadikan sebagai pedoman dalam pengelolaan satuan kerja yang bersangkutan. Pada saat
barang inventaris daerah selama ini, sejak pemanfaatan dan pendayagunaannya, barang
keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 inventaris milik daerah yang tidak digunakan
Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi di
Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tidak
Negeri Nomor 17 Tahun 2007, tentang mengubah status kepemilikan. Pada saat
pedoman tehnis pengelolaan barang milik pinjam pakai, tidak diikuti dengan penyerahan
negara/daerah, hingga keluarnya Peraturan penggunaan barang antara satuan kerja
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014, belum maupun antar individu dalam jangka waktu
dapat dijadikan sebagai pedoman pokok dalam tertentu dan mengembalikannya setelah
pengelolaan barang inventaris di daerah. jangka waktu tersebut berakhir untuk
Ketentuan pengelolaan barang inventaris milik diserahkan kembali kepada pengelola barang.
daerah tersebut masih perlu dijabarkan lagi Demikian halnya di Sekretariat Daerah
dalam Peraturan Daerah (Perda) sebagai Kabupaten Poso, pengelolaan barang
petunjuk teknis bagi setiap Satuan Kerja inventaris daerah belum memenuhi aspek
Perangkat Daerah (SKPD) dalam mengelola perencanaan kebutuhan, penganggaran,
barang inventaris di masing-masing satuan pengadaan, penerimaan, dan penyimpanan,
kerjanya. sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
Pengelolaan barang inventaris daerah 2014, tentang Pengelolaan Barang Milik
yang baik sebagaimana tertuang dalam Negara/Daerah. Hasil audit dan evaluasi
Peraturan Pemerintah tersebut di atas, yang Badan Pengawasan Keuangan dan
mencakup aspek perencanaan kebutuhan, Pembangunan (BPKP) tahun 2014,
penganggaran, pengadaan, penerimaan, dan pengelolaan barang inventaris sebagai aset
penyimpanan, selama ini mengalami distorsi/ daerah mendapatkan opini dengan catatan
Fahmi, Pengelolaan Barang Inventaris Pemerintah Daerah Di Sekretariat Daerah Kabupaten Poso…………………..63

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Belum barang inventaris tersebut, dapat dilihat dari
diterbitkannya Peraturan Daerah yang dapat cara penggunaannya yang hanya didasarkan
dijadikan sebagai pedoman teknis, membuat atas kehendak aparat. Seperti halnya komputer,
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) hanya digunakan untuk permainan (game) dan
sulit mewujudkan best practices tata kelola setelah digunakan tidak dibersihkan, dan
barang milik/kekayaan daerah yang dimatikan listriknya. Demikian pula barang
diharapkan akan mampu memperbaiki/ inventaris lain seperti laptop, setelah
menyempurnakan administrasi pengelolaan. digunakan tidak disimpan dengan baik di
Berdasarkan pengamatan, barang tempat yang aman agar sewaktu-waktu dapat
inventaris daerah dilingkungan Sekretariat digunakan lagi.
Daerah Kabupaten Poso, bukan atas Permasalahan yang diuraikan tersebut di
perencanaan kebutuhan tetapi hasil penyaluran atas, sudah berlangsung cukup lama sejak
oleh tim pengadaan barang dan jasa yang otonomi daerah berlangsung. Belum adanya
dibentuk oleh Pemerintah Daerah Kabupaten perhatian pimpinan SKPD sebagai kuasa
Poso. Penerimaan barang inventaris oleh pengguna barang inventaris, sehingga perlu
SKPD tidak dilakukan melalui berita acara dilakukan penelitian ilmiah guna memperoleh
penyerahan yang diikuti dengan petunjuk cara gambaran obyektif tentang pengelolaan barang
mengelola dan menatausahakan barang milik inventaris daerah.
daerah yang sesuai dengan ketentuan. Pada
saat pemanfaatannya, tidak sepenuhnya METODE
digunakan untuk kelancaran pelayanan kepada
masyarakat. Barang bergerak berupa Jenis penelitian ini dengan metode
kenderaan bermotor dan barang tidak bergerak diskriptif dengan pendekatan kualitatif.
berupa laptop, pemanfaatannya ccnderung Penelitian deskriptif (decriptive research),
lebih individual. Pada saat terjadi mutasi menurut Subyantoro & Suwarto (2009:28),
jabatan, barang inventaris tersebut ikut mutasi. “bertujuan membuat pencandraan/lukasian/
Pejabat yang dimutasi tidak serta merta deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
melakukan pertanggungjawaban dengan cara suatu populasi atau daerah tertentu secara
menyerahkan barang inventaris kepada pejabat sistematik, faktual dan teliti. Variabel-variabel
yang menggantikannya sehingga barang yang diteliti terbatas atau tertentu saja, tetapi
inventaris tersebut mudah berubah status dilakukan secara meluas pada suatu populasi
kepemilikannya. Demikian pula pada saat atau daerah itu”. Demikian pula menurut
terjadi pinjam pakai, tidak diikuti dengan Nawawi (2007:67) “metode deskriptif dapat
berita acara penyerahan penggunaan barang diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
antara individu maupun antar satuan kerja. Hal yang diselidiki dengan menggambarkan/
ini berakibat penggunaan barang inventaris melukiskan keadaan subyek /obyek penelitian
tidak dikembalikan dalam jangka waktu (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain)
tertentu setelah digunakan untuk diserahkan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
kembali kepada pengelola barang. yang tampak, atau sebagaimana adanya”.
Bahkan sebagian barang inventaris Pendekatan kualitatif, menurut Bog dan dan
daerah yang sudah mengeluarkan anggaran Taylor (Moleong, 2000:3), sebagai prosedur
yang cukup besar, tidak terpelihara dengan penelitian yang menghasilkan data deskriptif
baik bahkan ada yang rusak dan hilang tanpa berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
bekas. Mulai peralatan dan perlengkapan orang dari perilaku yang diamati. Kirk dan
kantor seperti kursi, meja, laptop, alat-alat Miller (Moleong, 2000:3), mendefenisikan
elektronik, penggunaannya tidak tertata penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
dengan baik. Ketidakteraturan pengelolaan dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
64 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 5, Mei 2017 hlm 61-69 ISSN: 2302-2019

fundamental bergantung pada pengamatan perencanaan kebutuhan barang milik daerah


pada manusia dalam kawasannya sendiri dan yang disusun dalam rencana kerja dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah
dalam bahasanya dan dalam perisitilahannya. (SKPD). Penyusunan rencana kebutuhan
Lokasi penelitian ini ditetapkan di memperhatikan ketersediaan barang yang ada,
Sekretariat Darah Kabupaten Poso,atas data barang yang ada dalam pemakaian
pertimbangan bahwa permasalahan berdasarkan standarisasi sarana dan prasarana
pengelolaan barang inventaris tersebut kerjap emerintah daerah yang ditetapkan
merupakan suatu fenomena yang perlu dikaji dengan Peraturan Kepala Daerah dan standar
secara mendalam guna memperoleh harga yang ditetapkan dengan keputusan
pemecahan secara obyektif. Kepala Daerah. Berdasarkan hasil
Penentuan informan dilakukan pengumpulan data melalui wawancara dan
menggunakan tehnik pourposive sampling. observasi, análisisnya diuraikan sebagai
Menurut Sugiyono (2011:301) tehnik berikut:
purposive sampling adalah tehnik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan Perencanaan
tertentu. Pertimbangan tertentu yaitu, orang Perencanaan dalam rangka pengelolaan
yang dianggap paling mengetahui misalnya barang inventaris di Sekretariat Daerah
pimpinan organisasi, sehingga memudahkan Kabupaten Poso, yaitu selain merencanakan
peneliti menjelajahi obyek /situasi sosial yang kebutuhan barang untuk kegiatan oganisasi
diteliti. juga dalam rangka pemeliharaan guna
Bentuk data utama yang diperoleh dalam menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan
penelitian ini yakni data kualitatif berupa fungsi di masing-masing unit kerja yang ada di
wawancara pada beberapa orang informan lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten
yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun Poso. Menyusun rencana kebutuhan barang
data sekunder penelitian ini adalah data yang didasarkan pada ketentuan tentang pengelolaan
diperoleh melalui studi referensi maupun barang dan jasa sebagai aktivitas pengambilan
dokumen-dokumen yang terkait peraturan keputusan-keputusan termasuk penentuan-
mengatur tentang Organisasi Perangkat penentuan tujuan, kebijaksanaan, membuat
Daerah, penelitian terdahulu, studi program-program, menentukan metode dan
kepustakaan, internet, jurnal dan referensi- prosedur serta menetapkan jadwal waktu
referensi lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan barang inventaris.
penelitian. Aktivitas dalam analisis data Perencanaannya dilaksanakan melalui dua
berupa a). Editing data, b). Klasifikasi data, tahapan yaitu pertama, merencanakan barang
c). Interpretasi data, dan d). Menyimpulkan yang dibutuhkan oleh tiap unit kerja dalam
Data. satu tahun anggaran. Tahap kedua, yaitu
merencanakan kebutuhan barang untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN permintaan dalam satu tahun yang dibuat
berdasarkan rencana satu tahun dari semua
Pembahasan tentang pengelolaan barang unit yang disesuaikan dengan anggaran yang
inventaris Pemerintah Daerah di Sekretariat tersedia dan pemeliharaannya.
Daerah Kabupaten Poso, difokuskan pada Dari hasil analisis data kualitatif dari
perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penelitian terlihat bahwa dalam penyusunan
pemeliharaan, dan penghapusan. Pengelolaan rencana pengadaan barang, masih bermasalah
barang inventaris milik Pemerintah Daerah karena kebutuhan barang belum sesuai dengan
didasarkan pada Peraturan Menteri dalam kebutuhan organisasi. Umumnya aparat yang
Negeri Nomor 17 Tahun 2007, tentang menyusun rencana, sesuai dengan perintah
Fahmi, Pengelolaan Barang Inventaris Pemerintah Daerah Di Sekretariat Daerah Kabupaten Poso…………………..65

atau instruksi pimpinannya. Perencanaan memanfaatkan barang inventaris. Dalam


pengadaan barang inventaris untuk memenuhi ketentuan prosedur pengadaan barang
kebutuhan organisasi, seharusnya dievaluasi inventaris sebagaimana telah diuraikan di atas,
secara menyeluruh dengan memperhatikan dinilai belum efisien dan efektif. Selain kurang
efisiensi dan efekivitas Anggaran Pendapatan memperhatikan prinsip efisiensi dan
dan Belanja Daerah (APBD) dan efektivitas, juga dinilai belum transparan,
dikoordinasikan dengan Badan Pengelolaan dalam pengadaannya. Belum efisien, karena
Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) sebagai dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pengelola barang secara terpusat di lingkungan Pemerintah, kurang memperhatikan prioritas
Pemerintah Daerah Kabupaten Poso. Dengan kebutuhan barang itu sendiri (masih barang
demikian, pengadaan barang inventaris untuk yang dapat digunakan hanya membutuhkan
kepentingan penyelenggaraan pemerintahan, pemeliharaan dan perbaikan dengan biaya
dilaksanakan melalui kepanitiaan pengadaan relatif murah). Belum efektif karena kurang
barang/jasa milik daerah, dimana di dalamnya memperhatikan manfaat bagi kepentingan
termasuk konsultan yang sudah mengantongi umum (publik).
sertifikat. Sertifikat tersebut menunjukkan Berdasarkan hasil observasi dan analisis
keahlian seseorang dalam pengadaan barang/ data secara kualitatif dapat di deskripsikan
jasa dilingkungan Pemerintah Daerah di bahwa pengaturan pengelolaan barang
Kabupaten Poso, sebagaimana tercantum inventaris milik daerah belum maksimal
dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia dilaksanakan karena belum ada pedoman
Nomor 95 Tahun 2007 tentang pedoman teknis. Kondisi demikian sudah tentu sangat
pelaksanaan pengadaan barang/jasa merugikan Pemerintah Daerah dan
Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam masyarakat, karena aparat yang menggunakan
Negeri Nomor 11 tahun 2007, sebagai kurang memperhatikan efisiensi dan
perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri efektivitas pemanfaatan barang inventaris yang
Nomor 7 tahun 2006, tentang standarisasi dipercayakan kepadanya. Perlunya pengaturan
sarana dan prasarana kerja Pemerintah Daerah barang inventaris mulai pengadaan,
agar manfaatnya dapat dirasakan sebesar- pemanfaatan dan penguasaan, merupakan
besarnya bagi peningkatan kualitas pelayanan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
masyarakat di daerah. Terakhir, melalui mendukung kegiatan operasional organisasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014, Barang inventaris milik daerah sebagai aset,
Perencanaan kebutuhan bafang/jasa adalah memiliki posisi strategis dari instrumen
kegiatan merumuskan rincian kebutuhan pengelolaan dan penata usaha aset/barang
Barang Milik Negara/Daerah untuk milik daerah yang juga merupakan bagian dari
menghubungkan pengadaan barang yang telah pengelolaan keuangan daerah. Oleh karena itu,
laludengan keadaan yang sedang berjalan isu utama yang muncul kepermukaan yang
sebagai dasar dalam melakukan tindakan perlu mendapat perhatian dalam pengaturan
berikutnya. pengelolaan dan penata usahaan barang,
adalah dengan mengoptimalkan
Pengaturan pemanfaatannya sebagai aset milik daerah agar
Pengaturan dalam pengelolaan barang berdaya dan berhasil.
inventaris ditujukan untuk mengelompokan
kegiatan-kegiatan dari unit-unit kerja Pengendalian
dilingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Pengendalian dalam hal pengelolaan
Poso, untuk melaksanakan rencana dan barang inventaris milik daerah, sebagai
menetapkan hubungan antara pimpinan dan kegiatan membimbing termasuk memberikan
bawahan di dalam setiap unit dalam rangka instruksi, motivasi (dorongan) agar aparat
66 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 5, Mei 2017 hlm 61-69 ISSN: 2302-2019

secara sadar mengikuti ketentuan dan kerja baik antara atasan dan bawahan dalam
mengadakan koordinasi dalam rangka rangka mengamankan barang inventaris.
pemanfaatan barang inventaris. Oleh karena Menurut ketentuan, setiap pengelola dalam hal
itu, pada saat pendistribusian barang ke unit ini pengguna atau kuasa pengguna dimana
kerja yang membutuhkan, dilakukan dengan barang milik daerah tersebut dimanfaatkan,
prosedur sesuai dengan ketentuan yang wajib dipelihara oleh pejabat di setiap satuan
berlaku yaitu diawali dengan penerimaan, kerja pemerintah daerah. Pemeliharaannya
pencatatan, pendataan dan penyimpanan. menggunakan pedoman daftar kebutuhan
Setiap unit kerja yang menerima wajib pemeliharaan barang milik daerah.
melaksanakan tugas administrasi pengelolaan Secara ekonomis yang sangat besar yang
barang milik daerah sebelum disimpan dalam ada pada barang inventaris tersebut, terutama
gudang. Dalam arti bahwa setiap barang yang berkaitan dengan barang bergerak seperti
akan digunakan diwajibkan melalui kenderaan bermotor dan tidak bergerak seperti
pengadministrasian atau penatausahaan tanah dan gedung dan lain-lain.Belum
terlebih dahulu dengan melakukan pencatatan maksimalnya pemeliharaan barng inventaris
pada buku penerimaan barang. dilingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten
Berdasarkan pengamatan, kenyataannya Poso, karena menyangkut beragam jenis dan
ada yang menggunakan barang tersebut lokasi, beragam hak penguasaan dan siapa saja
seolah-olah seperti miliknya sendiri. Hal ini yang menguasai, beragam kepentingan
dapat diamati jika barang berupa kenderaan sepertiunit-unit kerja yang terkait. Artinya,
dinas dipinjam oleh pegawai lainnya untuk pengelolaan barang inventaris tidak
urusan dinas, pemegang kenderaan tersebut sesederhana yang dipikirkan tetapi
biasanya enggan meminjamkannya. Padahal membutuhkan pemikiraan yang bijak karena
dalam penggunaannya tersebut bukan atas menyangkut kepentingan individu pejabat
nama pribadi pegawai yang bersangkutan yang yang menggunakan aset daerah tersebut.Hal
diberi wewenang menggunakannya. Demikian yang perlu ditekankan bahwa, setiap
pula dengan kenderaan roda empat, seharusnya penggunaan barang milik daerah berkaitan
setiap ada urusan dinas, siapapun pegawai dengan pengadaan yang menggunakan uang
yang menggunakan dapat saja memanfaatkan rakyat sehingga harus memperhatikan efisiensi
fasilitas tersebut. Bahkan terjadi ada pejabat dan efektivitas nilai dari barang yang
yang dipindahkan membawa serta barang yang digunakan. Kecenderungannya di lingkungan
dikuasainya, seperti misalnya laptop. Hal birokrasi Pemerintahan, nilai ekonomis,
seperti ini dalam ketentuan pengelolaan dan efisiensi dan efektivitas penggunaan barang
penatausahaan barang milik daerah tidak tidak dilihat dari manfaat dan kegunaannya
dibenarkan. Oleh karena hal yang demikian bagi kepentingan pelayanan publik tetapi lebih
berakibat hilangnya barang milik daerah atau sebagai fasilitas kerja yang harus
menjadi kabur dan tidak dapat dipertanggung dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi
jawabkan sebagai barang milik daerah yang kepuasan para pengguna. Dalam rangka itu,
dibeli dengan uang rakyat karena diperlukan strategi reformasi birokrasi yang
menggunakan Anggaran Pendapatan dan dimulai dari membangun kepercayaan
Belanja daerah (APBD). masyarakat dengan pencegahan dan
pemberantasan korupsi dan hal lain yang
Pemeliharaan menjadi keinginan masyarakat yaitu
Pemeliharaan barang inventaris dalam peningkatan kualitas pelayanan publik dengan
rangka pengelolaan dan penata usahaan memperhatikan penggunaan barang inventaris.
barang, sebagai kegiatan memelihara barang
inventaris daerah dan melakukan hubungan
Fahmi, Pengelolaan Barang Inventaris Pemerintah Daerah Di Sekretariat Daerah Kabupaten Poso…………………..67

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 2. Pemerintah Daerah perlu memberikan


kesempatan kepada setiap aparat yang
Kesimpulan diberi tanggung jawab mengelola barang
Berdasarkan hasil penelitian dan milik daerah, untuk mengikuti pelatihan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa, keterampilan mengelola barang inventaris
pengelolaan barang inventaris di Sekretariat milik daerah sesuai dengan ketentuan yang
Daerah Kabupaten Poso, belum memenuhi berlaku.
aspek perencanaan, pengaturan dan 3. Pemerintah daerah perlu memberikan
pengendalian serta pemeliharaan yang baik. dukungan secara memadai atas ketersediaan
Kecenderungan setiap unit kerja di lingkungan dana/biaya untuk pemeliharaan barang
Sekretariat Daerah Kabupaten Poso, dalam inventaris milik daerah, agar
merencanakan kebutuhan barang inventaris pemanfaatannya dapat digunakan untuk
disesuaikan dengan ketersediaan anggaran, meningkatkan kualitas pelayanan publik.
dan bukan karena kebutuhan yang sangat
mendesak. Belum ada pengaturan tentang UCAPAN TERIMA KASIH
pengelolaan barang inventaris berupa pedoman
teknis yang diatur melalui peraturan daerah Penulis menghaturkan ucapan terima
atau peraturan Bupati. Pengendalian dalam kasih dan penghargaan kepada Bapak Dr.
rangka pengelolaan barang inventaris belum Nawawi Natsir, M.Si selaku ketua
efektif walaupun sudah diterapkan cara setiap pembimbing dan Ibu Dr. Intam Kurnia, M.Si
ruangan unit kerja membuat Kartu Inventaris selaku anggota pembimbing yang telah
Ruangan (KIR) yang ditempelkan pada tempat memberikan arahan bimbingan, petunjuk,
tertentu yang mudah dilihat. Pemeliharan saran dan motivasi kepada penulis dalam
barang inventaris milik daerah masih menyelesaikan penelitian dan pembuatan
didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam artikel ini.
Negeri Nomor 17 Tahun 2007, karena belum
adanya Peraturan Bupati dan Keputusan DAFTAR RUJUKAN
Bupati tentang pedoman teknis pengelolaan
barang inventaris milik daerah. Masih ada Chaniago, Amran YS. 2002. Kamus Lengkap
sebagian aparat di unit kerja dilingkungan Bahasa Indonesia, Bandung : Penerbit
Sekretariat Daerah yang belum mengetahui Pustaka Setia.
kewajibannya untuk melaporkan pemeliharaan Dwiyanto, Agus, dkk. 2003. Reformasi Tata
barang milik daerah. Pemerintahan dan Otonomi Daerah,
PSKK UGM, Yogyakarta.
Rekomendasi Halim, Abdul, (ed). 2001. Bunga Rampai
Dari hasil kesimpulan penelitian Manajemen Kuangan Daerah, UPP
direkomendasikan beberapa hal sebagai AMP YKPN, Yogyakarta.
berikut: Handayaningrat, Soewarno. 1990. Pengantar
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Poso, perlu Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen,
menyusun kebijakan teknis dalam bentuk cet.kesepuluh, Jakarta : CV. Haji Mas
peraturan Bupatiatau keputusan Bupati, Agung.
tentang pedoman teknis pengelolaan barang Handoko, Hani. 2000. Pengantar Manajemen
inventaris milik daerah sebagai penjabaran Sumber Daya Manusia. Jakarta : Andi
dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Offset.
Nomor 17 Tahun 2007, tentang Hasibuan, H. Melayu S.P. 2007. Manajemen,
penatausahaan barang milik negara/daerah. Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi
68 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 5, Mei 2017 hlm 61-69 ISSN: 2302-2019

Revisi, Cet.Keenam, Jakarta : PT.Bumi Pamudji, S. 2005. Pengendalian Manajemen,


Aksara. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Kaloh, J. 2002. Mencari Bentuk Otonomi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Daerah, PT. Rineka Cipta, Jakarta. tahun 2007. Tentang Pedoman Teknis
Karstadi. 2002. Pengelolaan Administrasi Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Perkantoran, Bandung, Penebit Ganexa Poerwadarminta. 2001. Kamus Besar Bahasa
Pers. Indonesia, Jakarta: Pusat Pengembangan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Bahasa Depdikbud.
tahun 2001 tentang Pedoman Pratikno. 2002. Bahan Kuliah Manajemen dan
Pengelolaan Barang Daerah. Kebijakan Keuangan Daerah, Magister
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Administrasi Publik-UGM, Yogyakarta
Tahun 1998 tentang Manual (Tidak dipublikasikan).
Administrasi Barang Daerah. Riduwan. 2005. Metode & Teknik Menyusun
Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 Tesis, Pengantar Kata Buchari Alma,
tentang Pedoman Pelaksanaan Cet. Ketiga, Bandung : Alfabeta.
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Rumayar, Jefferson S.M. 2002. Otonomi
Kerlinger, Fred N. 1990. Asas-Asas Penelitian Daerah Sketsa Gagasan dan
Behavioral, edisi ketiga, Penerjemah Pengalaman, Penerbit Media Pustaka,
Bandung R. Simatupang, editor Manado.
H.J.Koesoemanto, Yogyakarta : Gadjah Sarundajang, S.H. 2002. Arus Balik
Mada University Press. Kekuasaan Pusat ke Daerah, Pustaka
Manullang, M. 2005. Dasar-Dasar Sinar Harapan, Jakarta.
Manajemen, Cet. Kedelapan belas, Soejadi, F.X. 2001. Organisasi And Methods,
Yogyakarta : Gadjah Mada University Penunjang Berhasilnya Manajemen,
Press. Jakarta: PT.Gunung Agung.
Masykur, Nur Rifah. 2001. Peluang dan Subyantoro, Arief., & Suwarto, FX. 2009.
Tantangan Otonomi Daerah, PT. Metode & Teknik Penelitian Sosial,
Permata Artistika Kreasi, Depok. Cetakan Kesepuluh, Yogyakarta:
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Penerbit Andi.
Kualitatif, Cet. Kedua, Bandung : PT. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian
Remadja Rosdakarya. Administrasi, Bandung: Alfabeta.
_____________. 2005. Metodologi Penelitian _______. 2011. Metode Penelitian Kombinasi
Kualitatif, Edisi Revisi, Cet. Keduapuluh (Mixed Methods), Cet.Ke-1, Bandung:
satu, Bandung : PT. Remadja Alfabeta.
Rosdakarya. Supriatna, Tjahya. 2006. Sistem Administrasi
Muhadjir, Noeng. 2003. Metodologi Penelitian Pemerintahan di Daerah, Bumi Aksara,
Kebijakan dan Evaluation Research, Jakarta.
Integrasi Penelitian, Kebijakan, dan Syaukani, Gafar, Afa, dan Rasyid, Ryaas.
Perencanaan, Edisi I, Cet. Pertama, 2002. Otonomi Daerah Dalam Negara
Yogyakarta : Rake Sarasin. Kesatuan Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Nawawi, Hadari dan M. Martini. 2006. The Liang Gie. 2001. Efisiensi Kerja Bagi
Kepemimpinan Yang Efektif, Cetakan Pembangunan Negara Suatu Bunga
kelima, Yogyakarta : Gadjah Mada Rampai Bacaan, Yogyakarta : Karya.
University Press. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dan
Osborne, David., Gabler, Ted. 2006. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014,
Mewirausahakan Birokrasi, Jakarta: tentang Pemerintahan Daerah.
Pustaka Binaman Pressindo.
Fahmi, Pengelolaan Barang Inventaris Pemerintah Daerah Di Sekretariat Daerah Kabupaten Poso…………………..69

Utomo, Warsito. 2001. Kumpulan Tulisan,


MAP, Yogyakarta.
Widjaja, HAW. 2002. Titik Berat Otonomi
pada Daerah Tingkat II, Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada.
Widjaja, A.W, dan Wahab, M. Arsyik. 2004.
Komunikasi Adminisrasi, Organisasi
dan manajemen Dalam Pembangunan,
Jakarta: Bina Aksara.
Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam
Manajemen, edisi baru, Jakarta : Rineke
Cipta.
_____. 2001. Asas-Asas Manajemen,
Bandung: CV. Mandar Maju.
Wirasaputra. 2001. Pengendalian Manajemen,
Jakarta: Balai Pustaka.

You might also like