Cookies Rendah Kalori Berbahan Baku: Tepung Beras Menir Dan Pati Garut
Cookies Rendah Kalori Berbahan Baku: Tepung Beras Menir Dan Pati Garut
Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Ilmu Pangan Halal Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35 Ciawi, Bogor 16720.
Korespondensi: Noli Novidahlia, E-mail: [email protected]
(Diterima oleh Dewan Redaksi: 02-01-2015)
(Dipublikasikan oleh Dewan Redaksi: 01-04-2015)
ABSTRACT
The objective of this research was to make the low-calorie cookies made from broken
rice flour and arrowroot. The first step this research was to make the broken rice into
flour and trial and errortodetermine theformulation. Then, three cookies were made
with three different ratios of broken rice flour and arrowroot starch, those were 30% :
70%, 50% : 50%, 70% : 30%. The best cookies was chosen based on hedonic analysis.
The chosen cookies then was analyzed its chemical properties, and its calorie value was
compared to the calorie value of cookies that has been sold in the market. Results of
hedonic analysis showed that the different ratio of broken rice flour and arrowroot
starch did not significantly affect (p>0.05) the hedonic attributes including color, flavor,
taste, and texture. Based on the weighing method, the best cookies was obtained at the
cookies formulated using broken rice flour and arrowroot starch 70% : 30%. The chosen
cookies had moisture content 7.48%, ash 2.00%, protein 9.22%, fat 6.53%, carbohydrate
74.78%, and calories 395 kkal.
Keywords: cookies, low calorie, broken rice flour, arrowroot starch.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan cookies rendah kalori berbahan baku
tepung beras menir dan pati garut. Tahap pertama penelitian ini adalah pembuatan
tepung beras menir dan trial and error untuk menentukan formulasi. Selanjutnya dibuat
tiga formula cookies b dengan tiga perbandingan tepung beras menir dan tepung garut,
yaitu 30% : 70%, 50% : 50%, 70% : 30%. Cookies terbaik dipilih berdasarkan uji
hedonik. Selanjutnya cookies terpilih dianalisis kandungan kimia dan nilai energinya..
Hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan perbandingan tepung beras menir
dan pati garut tidak berpengaruh nyata (p>0.05) terhadap tingkat kesukaan panelis
terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur cookies rendah kalori yg dihasilkan .
Berdasarkan metode pembobotan, didapatkan nilai terbaik adalah cookies dengan
perbandingan tepung beras menir dan pati garut 70% : 30%. Cookies rendah kalori
terpilih memiliki kadar air 7.48%, abu 2.00%, protein 9.22%, lemak 6.53%, karbohidrat
74.78%, dan kalori 395 kkal. Nilai kalori cookies terpilih lebih rendah dibandingkan nilai
kalori cookies sudah beredar di pasaran.
Kata Kunci: cookies, rendah kalori, tepung beras menir, pati garut
Novidahlia N et al. 2015. Cookies Rendah Kalori Berbahan Baku Tepung Beras Menir dan
Pati Garut. Jurnal Agroindustri Halal 1(2) 155-163.
156 | Novidahlia N et al. Pembuatan Cookies Rendah Kalori
Tabel 1 Komposisi bahan yang Digunakan untuk Pembuatan Cookies Randah Kalori
Bahan A1 A2 A3
Tepung Beras Menir (%) 30 50 70
Pati Garut (%) 70 50 30
Margarine (gr) 100 100 100
Gula Rendah Kalori (gr) 15 15 15
Kremer Nabati Rendah Kalori (gr) 10 10 10
Putih Telur (gr) 40 40 40
Baking Powder (gr) 1,5 1,5 1,5
158 | Novidahlia N et al. Pembuatan Cookies Rendah Kalori
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tertuliskan dalam diagram alir (Gambar 2)
Putih telur,
Krimer
margarine dan gula
rendah kalori
rendah kalori
+ tepung
Pemanggangan
(160oC, 20 menit)
- Ujikimia Cookies
- Kalori terpilih
Gambar 3. Produk Cookies Rendah Kalori berbahan baku tepung beras menir dan pati garut
Berdasarkan analisis sidik ragam (Fellows, 2000). Hasil uji hedonik tekstur
(ANOVA), menunjukkan bahwa perlakuan produk Cookies Rendah Kalori berbahan
perbandingan tepung beras menir dengan baku tepung beras menir dengan pati garut
pati garut tidak berpengaruh nyata dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai rata-rata
terhadap rasa produk cookies rendah kalori tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur
berbahan baku tepung beras menir dengan Cookies berkisar antara 3.63-3.87 (Tabel
pati garut (p>0.05). Hal ini menunjukkan 2) berada pada tingkat penerimaan netral.
bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap Berdasarkan analisis sidik ragam
rasa produk cookies rendah kalori tidak (ANOVA), menunjukkan bahwa
berbeda nyata diantara perlakuan. perlakuan perbandingan tepung beras
menir dengan pati garut tidak
Tekstur berpengaruh nyata terhadap tekstur
Pada cookies, tekstur merupakan atribut produk cookies rendah kalori berbahan
baku tepung beras menir dengan pati
produk yang cukup penting karena
garut (p>0.05). Hal ini menunjukkan
penilaian utama cookies biasanya dari
bahwa tingkat kesukaan panelis
tekstur. Tekstur pada cookies meliputi
terhadap tekstur produk cookies rendah
kekerasan, kemudahan untuk dipatahkan, kalori tidak berbeda nyata diantara
dan konsistensi pada gigitan pertamanya perlakuan.
Tabel 2. Hasil Uji Hedonik Cookies Rendah Kalori
Tepung Beras Menir Pati Garut
Parameter A1 A2 A3
Organoleptik (30:70) (50:50 (70:30)
)
Warna 4,72a 4,40a 4,58a
a a
Aroma 4,43 4,65 4,50a
Rasa 3,27a 3,50a 3,60a
a a
Tekstur 3,73 3,63 3,87a
Keterangan : Huruf yang sama dalam satu baris menunjukkan tidak
Berbeda nyata pada α=0,05
Hasil uji kimia menentukan bahwa kadar cookies rendah kalori pada penelitian ini
air yang diperoleh dari cookies rendah masih memenuhi syarat mutu biskut
kalori pada perbandingan tepung beras berdasarkan Standar Nasional Indonesia
menir dengan pati garut (70%:30%) adalah (SNI) 01-2973-1992.
7.48%. Kadar air cookies menurut Berdasarkan hasil uji kimia dari
karakteristik syarat mutu cookies produk cookies rendah kalori pada
berdasarkan Standar Nasional Indonesia perbandingan tepung beras menir
(SNI) 01-2973-1992, maksimal 5%. dengan pati garut (70%:30%) memiliki
Kadar abu merupakan campuran dari kadar protein sebesar 9.22%, sedangkan
komponen anorganikkan atau mineral yang menurut SNI 01-2973-1992 tentang
syarat mutu biskut menyatakan bahwa
terdapat pada suatu bahan pangan. Untuk
kadar protein biskuit minimum 9%. SNI
menentukan dalam bentuk aslinya sangat
01-2973-1992 tentang syarat mutu
sulit, oleh karena itu dilakukan dengan biskut menyatakan bahwa kadar protein
menentukan sisa-sisa pembakaran garam biskuit minimum 9%. Nilai kadar
mineral yang dikenal dengan pengabuan protein cookies rendah kalori terpilih
(Utami, 2011). Kadar abu cookies menurut lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
karakteristik atau syarat mutu cookies protein minimal yang ditetapkan oleh
berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI. Tingginya kandungan protein yang
(SNI) 01-2973-1992, maksimal 1.6%. terdapat dalam cookies dikarenakan
Hasil uji kimia kadar abu pada cookies tingginya kandungan protein yang
rendah kalori dengan perbandingan tepung terdapat dalam beras menir yaitu
beras menir dengan pati garut (70%:30%) 8,11%.
adalah 200% dengan demikian kadar abu
162 | Novidahlia N et al. Pembuatan Cookies Rendah Kalori
Hasil uji kimia kadar lemak 400 kkal. Muchtadi (2008), menyatakan
cookies rendah kalori pada bahwa pembentukan energi di dalam
perbandingan tepung beras menir tubuh dilakukan melalui proses
dengan pati garut (70%:30%) adalah respirasi yang akan memasukkan
6.53%. Menurut SNI 01-2973-1992 oksigen untuk digunakan dalam proses
tentang syarat mutu biskut menyatakan oksidasi. Energi yang terkandung dalam
bahwa kadar lemak biskuit minimum suatu makanan tergantung dari jumlah
9.5%. Rendahnya kadar lemak yang karbohidrat, protein dan lemak yang
terdapat dalam cookies dikarenakan terdapat pada makanan. Jika
penggunaan bahan baku dan bahan dibandingkan dengan persyaratan
tambahan lainnya yang mengandung minimum nilai energi biskuit pada SNI,
rendah lemak dan rendah kalori seperti nilai energi cookies rendah kalori
gula rendah kalori, margarine dan terpilih berada di bawah persyaratan
krimmer nabati. nilai energi biskuit yang ditetapkan pada
Karbohidrat merupakan salah SNI.
satu sumber energi utama bagi tubuh.
.Komponen karbohidrat yang banyak KESIMPULAN DAN SARAN
terdapat pada produk pangan adalah
pati, gula, pektin, dan selulosa. Kesimpulan
.Karbohidrat berperan dalam Dari hasil penelitian yang dilakukan
pembentukan karakteristik produk formulasi terbaik dalam pembuatan
pangan.Di dalam tubuh, karbohidrat cookies rendah kalori berdasarkan uji
membantu metabolisme protein dan organoleptik adalah perlakuan
lemak (Winarno, 1992). Kadar perbandingan tepung beras menir
karbohidrat produk dihitung dengan dengan pati garut (70%:30%). Dari
metode by difference.Berdasarkan uji hasil uji kimia cookies rendah kalori
kimia kadar karbohidrat cookies rendah terpilih diperoleh kadar air 7.48%,
kalori terpilih sebesar 74,78%. Menurut kadar abu 2.00%, kadar protein 9.22%,
SNI 01-2973-1992 tentang mutu dan kadar lemak 6.53%, kadar karbohidrat
cara uji biskuit, kadar karbohidrat untuk 74.78%, dan nilai energi sebesar 395
biskuit minimum sebesar 70,00%. Jika kkal.
dibandingkan dengan persyaratan
minimum kadar karbohidrat biskuit Implikasi
pada SNI, kadar karbohidrat cookies Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
rendah kalori berada diatas persyaratan untuk mengetahui pengaruh kemasan
kadar karbohidrat biskuit yang dan pengaruh masa penyimpanan dalam
ditetapkan pada SNI. Dengan demikian, jangka waktu tertentu terhadap mutu
dapat dikatakan bahwa berdasarkan cookies rendah kalori berbahan baku
kadar karbohidratnya, cookies rendah tepung beras menir dan pati garut.
kalori terpilih yang dihasilkan telah
memenuhi karakteristik atau syarat
DAFTAR PUSTAKA
mutu berdas (SNI) 01-2973-1992.
Berdasarkan hasil nilai energi
Astuti E. 2009. Karakteristik Tepung
produk cookies rendah kalori pada
Beras Menir Pragelatinisasi dan
perbandingan tepung beras menir
Perubahan Mutunya Selama
dengan pati garut (70%:30%) adalah
Penyimpanan. Skripsi. Fakultas
395 kkal. Menurut SNI 01-2973-1992
teknologi Pertanian. Institut
tentang mutu dan cara uji biskuit, nilai
Pertanian Bogor.
energi untuk biskuit minimal sebesar
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 1 Nomor 2, Oktober 2015 | 163