Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 1 Nomor 2, Oktober 2015 | 155

COOKIES RENDAH KALORI BERBAHAN BAKU


TEPUNG BERAS MENIR DAN PATI GARUT

LOW CALORIE COOKIES MADE FROM BROKEN RICE FLOUR AND


ARROWROOT FLOUR

N Novidahlia1a, L Amalia1, A Ruslani2

Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Ilmu Pangan Halal Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35 Ciawi, Bogor 16720.
Korespondensi: Noli Novidahlia, E-mail: [email protected]
(Diterima oleh Dewan Redaksi: 02-01-2015)
(Dipublikasikan oleh Dewan Redaksi: 01-04-2015)

ABSTRACT

The objective of this research was to make the low-calorie cookies made from broken
rice flour and arrowroot. The first step this research was to make the broken rice into
flour and trial and errortodetermine theformulation. Then, three cookies were made
with three different ratios of broken rice flour and arrowroot starch, those were 30% :
70%, 50% : 50%, 70% : 30%. The best cookies was chosen based on hedonic analysis.
The chosen cookies then was analyzed its chemical properties, and its calorie value was
compared to the calorie value of cookies that has been sold in the market. Results of
hedonic analysis showed that the different ratio of broken rice flour and arrowroot
starch did not significantly affect (p>0.05) the hedonic attributes including color, flavor,
taste, and texture. Based on the weighing method, the best cookies was obtained at the
cookies formulated using broken rice flour and arrowroot starch 70% : 30%. The chosen
cookies had moisture content 7.48%, ash 2.00%, protein 9.22%, fat 6.53%, carbohydrate
74.78%, and calories 395 kkal.
Keywords: cookies, low calorie, broken rice flour, arrowroot starch.

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan cookies rendah kalori berbahan baku
tepung beras menir dan pati garut. Tahap pertama penelitian ini adalah pembuatan
tepung beras menir dan trial and error untuk menentukan formulasi. Selanjutnya dibuat
tiga formula cookies b dengan tiga perbandingan tepung beras menir dan tepung garut,
yaitu 30% : 70%, 50% : 50%, 70% : 30%. Cookies terbaik dipilih berdasarkan uji
hedonik. Selanjutnya cookies terpilih dianalisis kandungan kimia dan nilai energinya..
Hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan perbandingan tepung beras menir
dan pati garut tidak berpengaruh nyata (p>0.05) terhadap tingkat kesukaan panelis
terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur cookies rendah kalori yg dihasilkan .
Berdasarkan metode pembobotan, didapatkan nilai terbaik adalah cookies dengan
perbandingan tepung beras menir dan pati garut 70% : 30%. Cookies rendah kalori
terpilih memiliki kadar air 7.48%, abu 2.00%, protein 9.22%, lemak 6.53%, karbohidrat
74.78%, dan kalori 395 kkal. Nilai kalori cookies terpilih lebih rendah dibandingkan nilai
kalori cookies sudah beredar di pasaran.
Kata Kunci: cookies, rendah kalori, tepung beras menir, pati garut

Novidahlia N et al. 2015. Cookies Rendah Kalori Berbahan Baku Tepung Beras Menir dan
Pati Garut. Jurnal Agroindustri Halal 1(2) 155-163.
156 | Novidahlia N et al. Pembuatan Cookies Rendah Kalori

PENDAHULUAN mengurangi timbulnya penyakit


tersebut.
Saat ini, pergeseran pola penyakit Salah satu pangan yang paling
degeneratif terus terjadi. Penyakit disukai oleh semua tingkat umur mulai
degeneratif merupakan istilah medis balita sampai orang dewasa adalah
untuk menjelaskan suatu penyakit yang cookies. Cookies termasuk dalam jenis
muncul akibat proses kemunduran kue kering yang tidak memerlukan
fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan protein tinggi untuk pembuatannya.
normal menjadi lebih buruk. Produk cookies dapat dijadikan sebagai
Kecenderungan masyarakat untuk pangan fungsional alternatif untuk
mengkonsumsi produk cepat saji dan penderita obesitas dan diabetes
mudah disiapkan menjadi penyebab mellitus. Sifat fungsional tersebut dapat
pola hidup santai (sedentary life style) diperoleh melalui perubahan bahan
dan aktivitas yang bertolak belakang baku utama yaitu penggatian tepung
dengan kuantitas asupan pangan. terigu dengan tepung lainnya seperti
Perubahan perilaku, gaya hidup, pola tepung beras menir rendah indeks
makan, dan aktivitas fisik berperan glikemik dan pati garut yang memiliki
dalam timbulnya berbagai jenis penyakit serat pangan tinggi dan rendah kalori.
degeneratif diantaranya obesitas, Tepung beras menir dan pati garut
diabetes mellitus, kardiovaskuler, dan dapat digunakan sebagai pengganti
hipertensi. Penderita obesitas tepung terigu dalam penggunaan bahan
cenderung menjadi diabetogenik baku pembuatan mie, roti, kue kering
(menyebabkan diabetes), terutama bila maupun bubur bayi. Peranan tepung
sudah bergantung lama. Menurut beras menir dan pati garut sebagai
Pranadji et al (1991/1992) pada pengganti tepung terigu dinilai penting
penelitian di Jakarta tahun 1982 bahwa karena untuk meningkatkan potensi
diabetes lebih banyak terdapat pada bahan pangan lokal melalui diversifikasi
orang gemuk, dibandingkan dengan pangan sehingga akan mendukung
orang-orang yang tidak gemuk. Pada ketahanan pangan.
penelitian tersebut, didapatkan hasil Selama ini penelitian yang
bahwa 6,7% adalah orang-orang gemuk mendalam mengenai modifikasi cookies
yang menderita penyakit diabetes rendah kalori belum banyak dilakukan.
sedangkan pada pada orang-orang yang Oleh karena itu, pada penelitian ini akan
tidak gemuk hanya 0,95%. Diabetes diteliti mengenai modifikasi produk
mellitus tidak hanya dianggap sebagai cookies rendah kalori berbahan baku
gangguan metabolisme karbohidrat, tepung beras menir rendah indeks
tetapi juga mencakup metabolisme glikemik dan pati garut yang bisa
protein dan lemak yang diikuti dengan direkomendasikan untuk dikonsumsi
komplikasi yang bersifat kronis oleh penderita penyakit degeneratif.
terutama terjadi pada struktur tubuh Penelitian ini bertujuan untuk
dan fungsi pembuluh darah. Salah satu menentukan formula terpilih cookies
penyebab penyakit diabetes mellitus tepung beras menir dan pati garut yang
adalah konsumsi zat gizi (terutama dapat diterima (acceptable) melalui uji
karbohidrat dan lemak) yang tidak organoleptik warna, aroma, rasa dan
seimbang (Rimbawan et al, 2004). Oleh tekstur (kerenyahan), mengetahui nilai
karena itu, disarankan perlunya gizi cookies dan kalori.
mengkonsumsi pangan fungsional
rendah kalori untuk mencegah dan
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 1 Nomor 2, Oktober 2015 | 157

MATERI DAN METODE Penelitian ini diawali dengan


pembuatan tepung beras menir.
Materi Diagram alir pembuatan tepung beras
menir dapat dilihat pada Gambar 1.
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tepung beras, pati garut, gula
Beras Menir
rendah kalori, putih telur, krimmer
rendah kalori, margarine, dan baking
powder. Selain itu digunakan bahan- Penggilingan disc mill
bahan kimia untuk analisa proksimat.
Rancangan Percobaan
Pengayakan 100 mesh
Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 1
perlakuan dengan 3 taraf . Tepung Beras Menir

Perlakuan Gambar 1. Diagram alir pembuatan tepung


Pada tahap ini, faktor perlakuan yang beras menir (Modifikasi Astuti, 2009)
digunakan adalah perbandingan tepung
beras menir dan pati garut (A). Taraf Pembuatan Cookies Rendah Kalori
Perlakuannya adalah A1 = 30% : 70%, Formulasi pembuatan cookies rendah
A2 = 50% : 50%, dan A3 = 70% : 30%. kalori dengan perbandingan tepung
PembuatanTepung Beras Menir beras menir dan pati garut dapat dilihat
pada Tabel 1.

Tabel 1 Komposisi bahan yang Digunakan untuk Pembuatan Cookies Randah Kalori

Bahan A1 A2 A3
Tepung Beras Menir (%) 30 50 70
Pati Garut (%) 70 50 30
Margarine (gr) 100 100 100
Gula Rendah Kalori (gr) 15 15 15
Kremer Nabati Rendah Kalori (gr) 10 10 10
Putih Telur (gr) 40 40 40
Baking Powder (gr) 1,5 1,5 1,5
158 | Novidahlia N et al. Pembuatan Cookies Rendah Kalori

Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tertuliskan dalam diagram alir (Gambar 2)

Putih telur,
Krimer
margarine dan gula
rendah kalori
rendah kalori
+ tepung

Pencampuran bahan (mixing) dengan


Kecepatan tinggi, selama 15 menit

Mixer dimatikan, campurkan seluruh


adonan dan aduk dengan spatula

Pencetakan Ukuran cetakan (diameter


= 2.9 cm, tebal = 0.9 cm)

Pemanggangan
(160oC, 20 menit)

Cookies rendah Uji Organoleptik


kalori

- Ujikimia Cookies
- Kalori terpilih

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Cookies Rendah Kalori


Analisis Laboratorium Analisis Statistik
Analisis laboratorium yang dilakukan
Data yang diperoleh diolah
terdiri atas dua pengujian. Pengujian
menggunakan program SPSS 16 for
fisik yang dilakukan meliputi uji
WindowsdanMicrosoft Excel 2007. Uji
organoleptik dengan menggunakan uji
statistik yang digunakan adalah uji
Hedonik meliputi parameter tekstur,
ANOVA, uji ini digunakan untuk
aroma, rasa dan warna dengan 7 skala
mengetahui apakah perlakuan yang
tingkat kesukaan yaitu sangat tidak suka
diterapkan dalam penelitian
(1), tidak suka (2), agak tidak suka (3),
berpengaruh nyata atau tidak. Apabila
netral (4), agak suka (5), suka (6),
diperoleh hasil yang berbeda nyata (ada
sampai dengan sangat suka (7), dan uji
pengaruh nyata dari perlakuan), maka
kimia yang dilakukan pada produk
uji akan dilanjutkan dengan uji Duncan.
terpilih meliputi, uji kadar air, kadar
abu, kadar lemak, kadar protein, kadar
karbohidrat dan jumlah energi.
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 1 Nomor 2, Oktober 2015 | 159

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji organoleptik digunakan untuk menentukan


formula terpilih berdasarkan tingkat kesukaan dari
Uji Organoleptik Cookies Rendah Kalori panelis, Metode uji yang digunakan adalah uji
Uji organoleptik digunakan untuk menentukan Hedonik terhadap beberapa jenis sampel, uji
formula terpilih berdasarkan tingkat kesukaan dari organoleptik dilakukan dengan parameter warna,
panelis, Metode uji yang digunakan adalah uji rasa, aroma, dan tekstur. Adapun 3 gambar dari
Hedonik terhadap beberapa jenis sampel, uji produk Cookies Rendah Kalori berbahan baku
organoleptik dilakukan dengan parameter warna, tepung beras menir dan pati garut dapat dilihat pada
rasa, aroma, dan tekstur. Gambar 3.

Gambar 3. Produk Cookies Rendah Kalori berbahan baku tepung beras menir dan pati garut

Warna tepung beras menir dengan pati garut dapat


Nilai rata-rata tingkat kesukaan panelis dilihat pada Tabel 2. Nilai rata-rata tingkat
terhadap warna Cookies berkisar antara kesukaan panelis terhadap aroma Cookies
4.40-4.72 (Tabel 2) berada pada tingkat berkisar antara 4.43-4.65 (Tabel 2) berada
penerimaan netral sampai agak suka. pada tingkat penerimaan netral sampai
Berdasarkan analisis sidik ragam agak suka.
(ANOVA), menunjukkan bahwa perlakuan Berdasarkan analisis sidik ragam
perbandingan tepung beras menir dengan (ANOVA), menunjukkan bahwa perlakuan
pati garut tidak berpengaruh nyata perbandingan tepung beras menir dengan
terhadap warna produk cookies rendah pati garut tidak berpengaruh nyata
kalori berbahan baku tepung beras menir terhadap aroma produk cookies rendah
dengan pati garut (p>0.05). Hal ini kalori berbahan baku tepung beras menir
menunjukkan bahwa tingkat kesukaan dengan pati garut. (p>0.05). Hal ini
panelis terhadap warna produk cookies menunjukkan bahwa tingkat kesukaan
rendah kalori tidak berbeda nyata diantara panelis terhadap aroma produk cookies
perlakuan. rendah kalori tidak berbeda nyata diantara
perlakuan.
Aroma
Peranan aroma dalam suatu produk pangan Rasa
sangat penting karena ikut menentukan Rasa merupakan faktor yang penting
daya terima konsumen terhadap produk dalam menentukan keputusan bagi
tersebut. Aroma merupakan karakteristik konsumen. Nilai rata-rata tingkat kesukaan
bahan pangan yang dikenali oleh indera panelis terhadap rasa Cookies berkisar
melalui hidung dan kemudian antara 3.27-3.60 (Tabel 2) berada pada
diinterprestasikan oleh otak (Winarno, tingkat penerimaan tidak suka sampai
1997). Hasil uji hedonik aroma produk netral.
Cookies Rendah Kalori berbahan baku
160 | Novidahlia N et al. Pembuatan Cookies Rendah Kalori

Berdasarkan analisis sidik ragam (Fellows, 2000). Hasil uji hedonik tekstur
(ANOVA), menunjukkan bahwa perlakuan produk Cookies Rendah Kalori berbahan
perbandingan tepung beras menir dengan baku tepung beras menir dengan pati garut
pati garut tidak berpengaruh nyata dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai rata-rata
terhadap rasa produk cookies rendah kalori tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur
berbahan baku tepung beras menir dengan Cookies berkisar antara 3.63-3.87 (Tabel
pati garut (p>0.05). Hal ini menunjukkan 2) berada pada tingkat penerimaan netral.
bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap Berdasarkan analisis sidik ragam
rasa produk cookies rendah kalori tidak (ANOVA), menunjukkan bahwa
berbeda nyata diantara perlakuan. perlakuan perbandingan tepung beras
menir dengan pati garut tidak
Tekstur berpengaruh nyata terhadap tekstur
Pada cookies, tekstur merupakan atribut produk cookies rendah kalori berbahan
baku tepung beras menir dengan pati
produk yang cukup penting karena
garut (p>0.05). Hal ini menunjukkan
penilaian utama cookies biasanya dari
bahwa tingkat kesukaan panelis
tekstur. Tekstur pada cookies meliputi
terhadap tekstur produk cookies rendah
kekerasan, kemudahan untuk dipatahkan, kalori tidak berbeda nyata diantara
dan konsistensi pada gigitan pertamanya perlakuan.
Tabel 2. Hasil Uji Hedonik Cookies Rendah Kalori
Tepung Beras Menir Pati Garut
Parameter A1 A2 A3
Organoleptik (30:70) (50:50 (70:30)
)
Warna 4,72a 4,40a 4,58a
a a
Aroma 4,43 4,65 4,50a
Rasa 3,27a 3,50a 3,60a
a a
Tekstur 3,73 3,63 3,87a
Keterangan : Huruf yang sama dalam satu baris menunjukkan tidak
Berbeda nyata pada α=0,05

Produk Terpilih tingkat kesukaan panelis, sehingga


Hasil uji organoleptik dengan dilakukan pembobotan untuk
menggunakan uji hedonik menunjukkan menentukan cookies rendah kalori
bahwa dari ketiga perlakuan cookies terpilih. Penentuan pembobotan cookies
rendah kalori dengan parameter warna, rendah kalori berbahan baku tepung
aroma, rasa, dan tekstur, berdasarkan beras menir dan pati garut dapat dilihat
analisis statistik uji hedonik dengan (p > pada table 3.
0,05) tidak berpengaruh nyata terhadap
Tabel 3. Hasil uji organoleptic setelah pembobotan
Perbandingan tepung beras
Parameter Bobot menir dengan pati garut
A1 A2 A3
Tekstur 0,4 1,492 1,452 1,548
Rasa 0,3 0,981 1,050 1,080
Warna 0,2 0,944 0,880 0,916
Aroma 0,1 0,443 0,465 0,450
Jumlah 3,860 3,847 3,994
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 1 Nomor 2, Oktober 2015 | 161

Nilai pembobotan dari cookies rendah Uji Kimia


kalori berbahan baku tepung beras Uji kimia dilakukan untuk mengetahui
menir dan pati garut berkisar 3,847– kandungan zat gizi yang terkandung
3,994 sehingga didapat nilai terbaik dari pada cookies dan digunakan sebagai
ke tiga perbandingan perlakuan sampel acuan untuk menghitung nilai energi
yaitu A3 dengan nilai bobot 3,994. yang terkandung pada cookies. Uji kimia
Hasil uji organoleptik uji Hedonik pada yang dilakukan meliputi kadar air, kadar
penelitian ini menunjukkan produk abu, kadar lemak, kadar protein, kadar
terpilih adalah perlakuan A3 yaitu karbohidrat dan nilai energi. Hasil
perbandingan tepung beras menir amalisis kimia cookies rendah kalori
dengan pati garut (70%:30%). dapat dilihat pada table 4.

Tabel 4. Hasil uji kimia cookies rendah kalori terpilih

Hasil Analisa Kimia


Parameter
Cookies terpilih SNI 01-2973-199
Air (%) 7.48 Max 5
Abu (%) 2.00 Max 1.6
Protein (%) 9.22 Min 9
Lemak (%) 6.53 Min 9.5
Karbohidrat (by difference) (%) 7.78 Min 70
Kalori (kkal) 395 Min 400
Keterangan: Perbandingan tepung beras menir dengan pati garut (70%:30%)

Hasil uji kimia menentukan bahwa kadar cookies rendah kalori pada penelitian ini
air yang diperoleh dari cookies rendah masih memenuhi syarat mutu biskut
kalori pada perbandingan tepung beras berdasarkan Standar Nasional Indonesia
menir dengan pati garut (70%:30%) adalah (SNI) 01-2973-1992.
7.48%. Kadar air cookies menurut Berdasarkan hasil uji kimia dari
karakteristik syarat mutu cookies produk cookies rendah kalori pada
berdasarkan Standar Nasional Indonesia perbandingan tepung beras menir
(SNI) 01-2973-1992, maksimal 5%. dengan pati garut (70%:30%) memiliki
Kadar abu merupakan campuran dari kadar protein sebesar 9.22%, sedangkan
komponen anorganikkan atau mineral yang menurut SNI 01-2973-1992 tentang
syarat mutu biskut menyatakan bahwa
terdapat pada suatu bahan pangan. Untuk
kadar protein biskuit minimum 9%. SNI
menentukan dalam bentuk aslinya sangat
01-2973-1992 tentang syarat mutu
sulit, oleh karena itu dilakukan dengan biskut menyatakan bahwa kadar protein
menentukan sisa-sisa pembakaran garam biskuit minimum 9%. Nilai kadar
mineral yang dikenal dengan pengabuan protein cookies rendah kalori terpilih
(Utami, 2011). Kadar abu cookies menurut lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
karakteristik atau syarat mutu cookies protein minimal yang ditetapkan oleh
berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI. Tingginya kandungan protein yang
(SNI) 01-2973-1992, maksimal 1.6%. terdapat dalam cookies dikarenakan
Hasil uji kimia kadar abu pada cookies tingginya kandungan protein yang
rendah kalori dengan perbandingan tepung terdapat dalam beras menir yaitu
beras menir dengan pati garut (70%:30%) 8,11%.
adalah 200% dengan demikian kadar abu
162 | Novidahlia N et al. Pembuatan Cookies Rendah Kalori

Hasil uji kimia kadar lemak 400 kkal. Muchtadi (2008), menyatakan
cookies rendah kalori pada bahwa pembentukan energi di dalam
perbandingan tepung beras menir tubuh dilakukan melalui proses
dengan pati garut (70%:30%) adalah respirasi yang akan memasukkan
6.53%. Menurut SNI 01-2973-1992 oksigen untuk digunakan dalam proses
tentang syarat mutu biskut menyatakan oksidasi. Energi yang terkandung dalam
bahwa kadar lemak biskuit minimum suatu makanan tergantung dari jumlah
9.5%. Rendahnya kadar lemak yang karbohidrat, protein dan lemak yang
terdapat dalam cookies dikarenakan terdapat pada makanan. Jika
penggunaan bahan baku dan bahan dibandingkan dengan persyaratan
tambahan lainnya yang mengandung minimum nilai energi biskuit pada SNI,
rendah lemak dan rendah kalori seperti nilai energi cookies rendah kalori
gula rendah kalori, margarine dan terpilih berada di bawah persyaratan
krimmer nabati. nilai energi biskuit yang ditetapkan pada
Karbohidrat merupakan salah SNI.
satu sumber energi utama bagi tubuh.
.Komponen karbohidrat yang banyak KESIMPULAN DAN SARAN
terdapat pada produk pangan adalah
pati, gula, pektin, dan selulosa. Kesimpulan
.Karbohidrat berperan dalam Dari hasil penelitian yang dilakukan
pembentukan karakteristik produk formulasi terbaik dalam pembuatan
pangan.Di dalam tubuh, karbohidrat cookies rendah kalori berdasarkan uji
membantu metabolisme protein dan organoleptik adalah perlakuan
lemak (Winarno, 1992). Kadar perbandingan tepung beras menir
karbohidrat produk dihitung dengan dengan pati garut (70%:30%). Dari
metode by difference.Berdasarkan uji hasil uji kimia cookies rendah kalori
kimia kadar karbohidrat cookies rendah terpilih diperoleh kadar air 7.48%,
kalori terpilih sebesar 74,78%. Menurut kadar abu 2.00%, kadar protein 9.22%,
SNI 01-2973-1992 tentang mutu dan kadar lemak 6.53%, kadar karbohidrat
cara uji biskuit, kadar karbohidrat untuk 74.78%, dan nilai energi sebesar 395
biskuit minimum sebesar 70,00%. Jika kkal.
dibandingkan dengan persyaratan
minimum kadar karbohidrat biskuit Implikasi
pada SNI, kadar karbohidrat cookies Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
rendah kalori berada diatas persyaratan untuk mengetahui pengaruh kemasan
kadar karbohidrat biskuit yang dan pengaruh masa penyimpanan dalam
ditetapkan pada SNI. Dengan demikian, jangka waktu tertentu terhadap mutu
dapat dikatakan bahwa berdasarkan cookies rendah kalori berbahan baku
kadar karbohidratnya, cookies rendah tepung beras menir dan pati garut.
kalori terpilih yang dihasilkan telah
memenuhi karakteristik atau syarat
DAFTAR PUSTAKA
mutu berdas (SNI) 01-2973-1992.
Berdasarkan hasil nilai energi
Astuti E. 2009. Karakteristik Tepung
produk cookies rendah kalori pada
Beras Menir Pragelatinisasi dan
perbandingan tepung beras menir
Perubahan Mutunya Selama
dengan pati garut (70%:30%) adalah
Penyimpanan. Skripsi. Fakultas
395 kkal. Menurut SNI 01-2973-1992
teknologi Pertanian. Institut
tentang mutu dan cara uji biskuit, nilai
Pertanian Bogor.
energi untuk biskuit minimal sebesar
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 1 Nomor 2, Oktober 2015 | 163

[BSN]. Badan Standardisasi Nasional. Menyehatkan. Penebar Swadaya,


1992. Mutu dan Cara Uji Biskuit Jakarta.
(SNI 01- 2973-1992). BSN, Soekarto ST. 1985. Penilaian
Jakarta. Organoleptik untuk Industri
Fellows PJ. 2000. Food Processing Pangan dan Hasil Pertanian.
Technology: Principle and Bharatara Karya Aksara, Jakarta.
Practice 2nd Ed. CRC Press, Utami NS. 2011. Formulasi nugge Ikan
England. Teri Nasi (Stolephorus
Pranadji DK., Emma S. Wirakusumah. commeiirson Lac.) dengan
1991/1992. Bahan Pengajaran Penambahan Jamur Tiram Putih
Gizi dan Obesitas. Pusat Antar (Pleurotus Ostreatus) dan Wortel
Universitas Pangan dan Gizi. (Daucus Carota). Universitas
Institut Pertanian Bogor. Djuanda Bogor.
Rimbawan dan A. Siagian. 2004. Indeks Winarno FG. 1992. Kimia Pangan dan
Glikemik Pangan, Cara Mudah Gizi. PT Gramedia Pustaka
Memilih Pangan yang Utama, Jakarta.

You might also like