Reproduction Biology Eastern Little Tuna Euthynnus Affinis in The Sunda Strait
Reproduction Biology Eastern Little Tuna Euthynnus Affinis in The Sunda Strait
Reproduction Biology Eastern Little Tuna Euthynnus Affinis in The Sunda Strait
ABSTRACT
Eastern little tuna is small pelagic fish that has high economic value. Fishing effort of the eastern little
tuna for the last eight years have also exceeded the optimum level. To ensure the sustainability of the
pelagic fish resources, it is necessary to perform the management efforts. This study was to observe
reproductive Biology of the eastern little tuna, as one of the necessary information in the management
of fishery resources. Fish -samples were collected from the catch of local fishermen in April-August
2015. Based on T test (α = 0.05), the eastern little tuna males and females showed positive allometric
growth patterns. Average size of the first time caught fish for the female (308.37 mm) and male
(280,63 mm) was smaller than that observed in those first time maturity gonads (ranging 407-408 mm
for female and 438-440 mm for male). The eastern little tuna spawn gradually or partially (partial
spawner), and have high reproductive potential with fecundity ranged 17,814-560,792 eggs (average
fecundity: 109,807) in fish of 285-630 mm body length. The gonad maturity level of the eastern Little
Tuna is dominated by Gonad maturity level I and II,(immature). The value of gonad maturity for the
female level is about 0.0769-0.6879 and the male is 0.1913-0.3000.
ABSTRAK
Ikan tongkol adalah ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Upaya penangkapan ikan
tongkol selama delapan tahun terakhir juga telah melebihi batas optimum. Untuk menjamin kelestarian
sumberdaya ikan pelagis tersebut, perlu dilakukan suatu upaya pengelolaan. Salah satu informasi yang
diperlukan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan adalah biologi reproduksi ikan tongkol. Peneli-
tian ini bertujuan untuk mengkaji aspek biologi reproduksi ikan tongkol. Pengambilan contoh
dilakukan pada bulan April-Agustus 2015 dari hasil tangkapan nelayan. Uji t (α = 0,05) ) terhadap
nilai b ikan tongkol jantan dan betina diperoleh pola pertumbuhan allometrik positif. Analisis Rata-
rata ukuran ikan pertama kali tertangkap lebih kecil untuk ikan tongkol betina dan jantan masing-
masing adalah 308,37 mm dan 280,63 mm dibandingkan dengan ukuran pertama kali matang gonad
ikan tongkol betina berkisar antara 407-408 mm dan jantan 438-440 mm. Ikan tongkol memijah secara
bertahap atau secara parsial pada selang kelas 0,4741-0,5491 mm. Ikan tongkol memiliki potensi
reproduksi yang cukup besar dengan fekunditas berada pada kisaran 17.814–560.792 butir telur
dengan rata-rata 109.807 butir. Tingkat Kematangan Gonad ikan Tongkol didominasi oleh TKG I dan
II yaitu fase belum matang. Nilai indeks kematangan gonad ikan Tongkol betina berkisar antara
0,0769-0,6879, sedangkan nilai IKG tongkol jantan berkisar antara 0,1913-0,3000.
jukkan bahwa ikan tongkol yang kecil cen- yang diperlukan dalam pengelolaan sumber-
derung bergerombol secara bersama. Gerom- daya perikanan adalah biologi reproduksi
bolan campuran spesies ini diantaranya yaitu ikan tongkol. Penelitian ini bertujuan untuk
yellowfin tuna kecil (Thunnus albacares), mengkaji aspek biologi reproduksi ikan
cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol tongkol. Pendekatan melalui kajian aspek
mackarel (Auxis thazard) dan tongkol biologi reproduksi ini merupakan langkah
(Megalaspis cordyla). Menurut Ahmed et al. awal sebagai upaya dalam pengelolaan sum-
(2014) ikan tongkol (Euthynnus affinis) berdaya perikanan agar pemanfaatan ikan
cenderung membentuk multispecies schools tongkol dapat dilakukan secara optimal dan
berdasarkan ukuran yang terdiri dari 100 berkelanjutan.
sampai lebih dari 5.000 individu.
Penelitian Kusumawardani (2014) II. METODE PENELITIAN
menunjukkan bahwa data hasil tangkapan
ikan tongkol dan upaya penangkapan yang 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian
telah distandardisasi di perairan Selat Sunda Penelitian dilakukan dari bulan April
pada tahun 2006-2013 mengalami fluktuasi sampai Agustus 2015 dengan interval peng-
pada setiap tahun. Hasil tangkapan Ikan ambilan contoh selama satu bulan. Lokasi
Tongkol tertinggi terjadi pada tahun 2008 pengambilan ikan contoh terletak di PPP La-
sebesar 1.829,20 ton. Upaya penangkapan buan, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabu-
tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar paten Pandeglang, Provinsi Banten (Gambar
10.115 trip. Hasil tangkapan ikan tongkol 1) yang merupakan ikan hasil tangkapan
pada tahun 2006 dan 2008 telah melebihi nelayan di perairan Selat Sunda. PPP Labuan
nilai MSY sebesar 1.811 ton per tahun berada pada posisi koordinat 06°24’30’’LS
(Kusumawardani, 2014). Upaya penangkap- dan 105°49’15’’BT. Gambar 1 menunjukkan
an Ikan tongkol selama delapan tahun lokasi penelitian dan daerah penangkapan
terakhir juga telah melebihi upaya optimum ikan tongkol dan tetengkek yang didaratkan
yaitu sebesar 7.180 trip. Hasil tersebut di PPP Labuan, Banten. Analisis laboratori-
menunjukkan bahwa upaya rata-rata dan um dilakukan di Laboratorium Biologi
upaya aktual telah melebihi nilai upaya Perikanan, Departemen Manajemen Sumber
penangkapan optimum, sehingga dapat didu- Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
ga ikan tongkol di perairan Selat Sunda telah Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
mengalami tangkap lebih.
Statistik Perikanan Kementerian Ke- 2.2. Analisis Data
lautan dan Perikanan (2011) menunjukkan 2.2.1. Hubungan Panjang Bobot
kondisi sumberdaya ikan pelagis di Selat Model pertumbuhan mengikuti pola
Sunda telah mengalami tangkap lebih. Menu- hukum kubik dari 2 parameter yang dijadikan
rut Jenning et al. (2000), untuk menjaga ke- analisis. Asumsi hukum kubik artinya setiap
berkelanjutan penangkapan harus ada ke- pertambahan panjang akan menyebabkan
seimbangan antara kematian yang mengu- pertambahan bobot 3 kali lipatnya. Namun
rangi populasi biomassa ikan, dan reproduksi pada kenyataannya tidak demikian, karena
serta pertumbuhan yang meningkatkan popu- panjang dan bobot ikan berbeda pada setiap
lasi biomassa ikan tersebut. Ikan tongkol spesies ikan. Analisis hubungan panjang
memiliki nilai ekonomis penting, namun bobot tubuh dilakukan untuk menentukan
sedikit yang diketahui tentang biologi spesies pola pertumbuhan ikan tongkol yang dida-
ikan ini (Motlagh et al., 2010). ratkan di PPP Labuan Banten mengikuti
Menjamin kelestarian sumberdaya persamaan Effendie (2002):
ikan pelagis tersebut, perlu dilakukan suatu
upaya pengelolaan. Salah satu informasi W = a.Lb ................................................ (1)
690 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt82
Ardelia et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 2, Desember 2016 691
Biologi Reproduksi Ikan Tongkol Euthynnus affinis . . .
dimana: SL adalah nilai estimasi, L adalah gonad (%), BG adalah bobot gonad ikan
nilai tengah panjang kelas (mm), a dan b (gram), BT adalah bobot tubuh ikan (gram).
adalah konstanta. Dengan demikian, a dan b
dapat dihitung melalui dugaan regresi linear: 2.3.5. Fekunditas dan Diameter Telur
Penghitungan fekunditas ikan tongkol
.............................. (4) dilakukan dengan mengambil gonad ikan
tongkol yang sudah mencapai TKG III dan
IV.
diman: SLc adalah frekuensi kumulatif Diameter telur diukur menggunakan
relatif, L adalah nilai tengah panjang kelas mikroskop dengan bantuan mikrometer oku-
(mm). ler yang sudah ditera. Pengukuran dilakukan
Adapun Lc dapat dihitung melalui : pada telur-telur yang berada pada tingkat
kematangan gonad III dan IV dengan jumlah
................................................ (5) 50 telur ikan pada setiap gonad ikan. Data
yang telah diperoleh dikonversi terlebih
diman: Lc adalah panjang ikan pertama kali dahulu, dengan cara mengalikan data dengan
tertangkap (mm), a dan b adalah konstanta. nilai konversi 0,025, kemudian ditentukan
jumlah kelas, dibuat selang kelas dari data
2.3.4. Tingkat Kematangan Gonad dan dihitung frekuensi ikan pada tiap selang
(TKG) dan Indeks Kematangan kelas.
Gonad (IKG) Fekunditas dihitung dengan meng-
Penentuan TKG bertujuan untuk me- gunakan metode gabungan sebagai berikut
ngetahui kondisi ikan yang diperoleh selama (Effendie, 2002):
penelitian dalam keadaan tingkat kematangan
gonad sehingga dapat diduga musim pemi-
jahan ikan tersebut. TKG ditentukan secara .......................................... (7)
morfologi menggunakan modifikasi Cassie
in Effendie dan Sjafei (1976) yang didasar- dimana: F adalah fekunditas (butir), G adalah
kan pada bentuk, warna, ukuran, dan bobot bobot gonad (g), V adalah volume pengen-
gonad. ceran (cc), X adalah jumlah telur contoh tiap
Indeks kematangan gonad yaitu cc (butir), Q adalah bobot telur contoh (g).
suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari
perbandingan bobot gonad dengan bobot III. HASIL DAN PEMBAHASAN
tubuh ikan termasuk gonad dikalikan dengan
100. Sejalan dengan perkembangan gonad, 3.1. Hasil
bobot gonad semakin bertambah dan semakin 3.1.1. Hubungan Panjang Bobot
besar sampai mencapai maksimum ketika Hubungan panjang bobot ikan tong-
ikan mencapai memijah. Tujuan penghitung- kol pada Gambar 2, Gambar 3 dan Gambar 4
an IKG adalah untuk mengetahui perban- menunjukkan persamaan ikan tongkol betina
dingan ukuran gonad dan tubuh ikan, dengan W = 5x10-6 L 3,1531 dengan koefisien deter-
rumus (Effendie, 1997): minasi 95,8%, sedangkan ikan tongkol jantan
W = 3 x 10-6 L 3,2773 dengan koefisien deter-
............................... (6) minasi 96,5%, dan secara keseluruhan persa-
maan untuk ikan tongkol total adalah W = 1
x 10-5 L 2,966 dengan koefisien determinasi
dimana: IKG adalah Indeks kematangan dari
sebesar 97,39%.
692 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt82
Ardelia et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 2, Desember 2016 693
Biologi Reproduksi Ikan Tongkol Euthynnus affinis . . .
694 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt82
Ardelia et al.
Gambar 7. Tingkat kematangan gonad ikan Gambar 9. Tingkat kematangan gonad ikan
tongkol Euthynnus affinis betina. tongkol Megalaspis cordyla total.
Gambar 10. Sebaran diameter telur ikan tongkol Euthynnus affinis betina.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 2, Desember 2016 695
Biologi Reproduksi Ikan Tongkol Euthynnus affinis . . .
696 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt82
Ardelia et al.
tangkap di suatu perairan. Ukuran pertama pada bulan Agustus (Gambar 3). Nilai IKG
kali tertangkap dihitung menggunakan data yang diperoleh yaitu < 20%, yang mengin-
frekuensi dan selang kelas panjang. Analisis dikasikan bahwa ikan tongkol merupakan
panjang pertama kali tertangkap untuk ikan kelompok ikan yang bernilai IKG kecil dan
tongkol betina dan jantan masing-masing dikategorikan sebagai ikan yang dapat memi-
adalah 308 mm dan 282 mm. Rata-rata uku- jah lebih dari satu kali tiap tahun. Hal ini
ran pertama kali tertangkap ikan tongkol sesuai dengan Yustina (2002) in Mariskha
yang didaratkan lebih kecil dibandingkan (2012), menyatakan bahwa ikan yang mem-
dengan ukuran pertama kali matang gonad punyai nilai IKG lebih kecil dari 20% adalah
(Lc < Lm). Hal ini berarti bahwa sebelum kelompok ikan yang dapat memijah lebih
ikan tersebut tertangkap, ikan belum matang dari satu kali setiap tahunnya.
gonad atau belum melakukan proses rek- Nilai fekunditas pada ikan tongkol
ruitmen (individu baru) sehingga apabila hal betina dihitung berdasarkan perhitungan de-
ini terjadi terus-menerus maka secara biologi, ngan metode gabungan. Fekunditas ikan
pengelolaan ikan tongkol di perairan Selat tongkol berada pada kisaran 17.814 –
Sunda akan menjadi tidak berkelanjutan. 560.792 butir telur dengan rata-rata 109.807
Tahap-tahap atau perubahan kemata- butir pada kisaran panjang 285-630 mm.
ngan gonad akan memberikan keterangan Menurut Djuhanda (1981) in Yustina et al.
tentang waktu ikan memijah, baru memijah (2002), besar kecilnya fekunditas dipenga-
atau sudah memijah (Affandi dan Tang ruhi oleh makanan, ukuran ikan, dan kondisi
2002). Sebaran TKG I dan TKG II Ikan lingkungan Menurut Unus dan Sharifuddin
Tongkol baik betina, jantan dan gabungan (2010) fekunditas mempunyai hubungan atau
lebih mendominasi dibandingkan ikan de- keter-pautan dengan umur, panjang atau
ngan TKG III dan TKG IV (Gambar 2). Hal bobot tubuh, dan spesies ikan.
ini disebabkan akibat dari tekanan penang- Ikan tongkol memiliki kisaran diame-
kapan sehingga menyebabkan populasi ikan ter telur yang bervariasi, berkisar antara
dewasa yang matang gonad menjadi sedikit. 0,0250 – 1,0750 mm (Gambar 4). Diameter
Penelitian Hidayat (2015) di perairan Selat telur dengan frekuensi tertinggi terdapat pada
Sunda menunjukkan bahwa ikan tongkol di selang kelas 0,4741-0,5491 mm. Nikolsky
perairan Selat Sunda juga telah mengalami (1963) menyatakan bahwa salah satu para-
tekanan penangkapan. TKG IV dominan meter untuk menentukan potensi reproduksi
ditemukan pada bulan Juni (12,50%) dan adalah dengan mengetahui variasi diameter
Agustus (16,86%), sehingga diindikasikan telur. Pada tiap-tiap tingkat kematangan
pemijahan ikan tongkol terjadi pada bulan gonad memiliki penyebaran ukuran diameter
Juni dan Agustus. Kondisi tersebut serupa telur yang berbeda. Hal ini mengindikasikan
dengan kondisi di Perairan Pakistan di mana semakin tinggi tingkat kematangan gonad,
puncak pemijahan ikan tongkol (Euthynnus diameter telur yang ada di dalam ovarium
affinis) terjadi selama bulan Juli-Agustus dan akan semakin besar (Effendie, 2002). Lama
November-Januari (Ahmed et al., 2014). pemijahan pada ikan dapat diduga dari
Ikan tongkol jantan memiliki nilai ukuran diameter telur. Jika waktu pemijahan
IKG rata-rata lebih kecil dibandingkan nilai pendek, maka semua telur masak yang ada di
IKG rata-rata ikan tongkol betina berdasar- ovarium berukuran sama, dimana ukuran ini
kan waktu pengamatan. Nilai IKG ikan berbeda dengan ukuran telur pada saat folikel
tongkol betina berkisar antara 0,07-0,68, se- masih muda. Namun, apabila waktu pemi-
dangkan nilai IKG tongkol jantan berkisar jahan terus menerus pada kisaran waktu yang
antara 0,19-0,30. Nilai IKG tertinggi, pada lama, ukuran telur masak yang ada dalam
ikan betina terdapat pada bulan Juni, sedang- ovarium berbeda-beda (Hoar, 1957 in
kan nilai tertinggi untuk ikan jantan terdapat Siregar, 2004).
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 2, Desember 2016 697
Biologi Reproduksi Ikan Tongkol Euthynnus affinis . . .
698 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt82
Ardelia et al.
Lagler, K.F. 1961. Freshwater fishery bio- Rahardjo, M.F., dan C.P.H. Simanjuntak.
logy. (2nd Ed). C. Brown Co. Dubu- 2008. Hubungan panjang bobot dan
que, lowa. 58hlm. faktor kondisi ikan tetet, Johnius
Mariskha, P.R. dan N. Abdulgani. 2012. belangerii Cuvier (Pisces: Scianidae)
Aspek reproduksi Ikan Kerapu Macan di Perairan Pantai Mayangan, Jawa
Epinephelus sexfasciatus di Perairan Barat. J. Ilmu-ilmu Perairan dan Pe-
Glodonggede Tuban. J. Sains dan rikanan Indonesia, 15(2):135-140.
Seni ITS, 1(1):27-31. Saputra, S.W., S. Prijadi, dan A.S. Gabriela.
Motlagh, T.S.A., S.A. Hashemi, and P 2009. Beberapa aspek biologi ikan
Kochanian. 2010. Population biology kuniran Upeneus spp. di perairan
and assessment of Kawakawa Euthy- Demak. J. Saintek Perikanan, 5(1):1-
nnus affinis in Coastal Waters of the 6.
Persian Gulf and Sea of Oman Siregar, R.P.A. 2004. Aspek biologi repro-
(Hormozgan Province). Iranian J. of duksi induk ikan patin kunyit
Fisheries Sciences, 9(2):315-326. Pangasius kunyit di perairan Sungai
Mulfizar, Z.A. Muchlisin, dan I. Dewiyanti. Kampar, Propinsi Riau. Institut Per-
2012. Hubungan panjang bobot dan tanian Bogor. Bogor. 24hlm.
faktor kondisi tiga jenis ikan yang Sjafei, D.S., M.F. Rahardjo, R. Affandi, M.
tertangkap di perairan Kuala Gigieng, Brojo, dan Sulistiono. 1993. Fisiologi
Aceh Besar, Provinsi Aceh. Depik., ikan II: Reproduksi ikan. Fakultas
1(1):1-9. Perikanan. Institut Pertanian Bogor.
Musbir, I. Nnurdian, R. Sihbudi, dan Sudir- Bogor. 213hlm.
man. 2008. Deskripsi alat tangkap Sluka, R.D., M. Chiappone, K.M.S. Sealey.
cantrang, analisis bycatch, discard, 2001. Influence of habitat on grouper
dan komposisi ukuran ikan yang abundance in the Florida Keys USA.
tertangkap di perairan Takalar. J. J. of Fish Biology, 58:682 -700.
perikanan Indonesia, 18(2):160-170. Sparre, P., dan S.C. Venema. 1999. Intro-
Neff, B.D. dan L.M. Cargnelli. 2004. Rela- duksi pengkajian stok ikan tropis.
tionship between condition factors, Pusat Penelitian dan Pengembangan
parasite load and paternity in Bluegill Perikanan. Jakarta. 438hlm.
Sunfish, Lepomis macrochirus. Envi- Thanh, N.V. 2011. Sustainable Management
ronmental Biology of Fishes, 71:297- of Shrimp Trawl in Tonkin Gulf,
304. Vietnam. Applied Economics J.,
Nikolsky, G.V. 1963. The ecology of fishes. 18(2): 65-81.
Translated by L. Birkett. Academic Tzikas, Z., I. Ambrosiadis, N. Soultos, and S.
Press. 352p. Georgakis. 2007. Seasonal size distri-
Nurhayati, M. 2001. Analisis beberapa aspek bution, condition status and muscle
potensi ikan tongkol Euthynnus yield of Mediterranean Hors Macke-
affinis di Perairan Pelabuhan Ratu rel Trachurus Mediterraneus from
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. The North Aegean Sea, Greece.
Bogor. 34hlm. Fisheries Science, 73:453-462.
Pertiwi, D. 2015. Biologi reproduksi ikan Unus, Fahriny, dan S.B.A. Omar. 2010.
tongkol Euthynnus Affinis Cantor, Analisis Fekunditas dan Diameter
1849 di Perairan Selat Sunda yang Telur Ikan Malalugis Biru Decapterus
didaratkan Di Ppp Labuan, Banten. macarellus Cuvier, 1833 di Perairan
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Kabupaten Banggai Kepulauan, Pro-
Bogor. 25hlm. vinsi Sulawesi Tengah. Torani J. Ilmu
Kelautan dan Perikanan, 2(1):37-43.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 8, No. 2, Desember 2016 699
Biologi Reproduksi Ikan Tongkol Euthynnus affinis . . .
Williams, F. 1963. Synopsis of biological Yustina dan Arnentis. 2002. Aspek Biologi
data on little tuna Euthynnus affinis Ikan Kapiek (Puntius schwanefeldi
Cantor 1850 (1ndian Ocean). Fish- Bleeker) di Sungai Rangau-Riau,
eries division, biology branch food Sumatera. J. Matematika dan Sains,
and agriculture organizatión of the 7:5 -14.
United Nations Rome. Colon (GB):
Off. Fish, 36:82-120. Diterima : 12 Juli 2016
Direview : 23 Agustus 2016
Disetujui : 22 Desember 2016
700 http://itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt82