This document discusses the traditional marriage ceremony of "pabuat boru" among the Mandailing Batak tribe in South Tapanuli Regency, North Sumatra. The ceremony involves the bride departing from her parents' house to the groom's parents' house. Various symbols are interpreted during this ceremony, including decorative gates, traditional cloth (ulos adat), betel leaves (burangir), and cooked foods (upa-upa). The purpose of the study is to understand the meanings of the symbols within the pabuat boru ceremony and how they are interacted with in the Mandailing Batak community's tradition.
This document discusses the traditional marriage ceremony of "pabuat boru" among the Mandailing Batak tribe in South Tapanuli Regency, North Sumatra. The ceremony involves the bride departing from her parents' house to the groom's parents' house. Various symbols are interpreted during this ceremony, including decorative gates, traditional cloth (ulos adat), betel leaves (burangir), and cooked foods (upa-upa). The purpose of the study is to understand the meanings of the symbols within the pabuat boru ceremony and how they are interacted with in the Mandailing Batak community's tradition.
This document discusses the traditional marriage ceremony of "pabuat boru" among the Mandailing Batak tribe in South Tapanuli Regency, North Sumatra. The ceremony involves the bride departing from her parents' house to the groom's parents' house. Various symbols are interpreted during this ceremony, including decorative gates, traditional cloth (ulos adat), betel leaves (burangir), and cooked foods (upa-upa). The purpose of the study is to understand the meanings of the symbols within the pabuat boru ceremony and how they are interacted with in the Mandailing Batak community's tradition.
Dosen Pembimbing : Dr. Yasir, M.Si Konsentrasi Jurnalistik - Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru, Pekanbaru 28293 Telp/Fax. 0761-63277
Abstract
The pabuat boru traditional ceremony is a marriage ceremony in the
Mandailing Batak tribe. Until now the ceremony is still ongoing and carried out by the Mandailing Batak community in the South Tapanuli Regency of North Sumatra. This ceremony involves various various elements of society. This research is focused on the purpose of knowing how the symbols of the traditional ceremony of pabuat boru in the Mandailing Batak community in South Tapanuli Regency, North Sumatra. To answer the above problems, the sub-focus of research on symbolic interaction was raised in the traditional ceremony of pabuat boru and to know the meanings contained in the traditional ceremony of pabuat boru. This study uses qualitative research methods with a descriptive approach. The subject of this study was the informant The results of this study are the pabuat boru ceremony, a tradition of ceremonies carried out by Mandailing Batak people in South Tapanuli District, North Sumatra. In this connection the bride departed with a traditional ceremony from her parents' house to the house of the groom's parents. This activity is what is meant by pabuat boru. At this stage the symbols that are interpreted are the gates at the wedding event, this gate is made right in front of entering the yard, usually consists of two bamboo decorated with young coconut leaves with writing horas tondi madingin sayur matua bulung. The second is traditional cloth (ulos adat). Ulos adat in Mandailing is called by the name tonun patani, which is reddish brown combined with gold thread and sirumbai. The third burangir (betel leaf) in the burangir mandailing tradition plays an important role, because the presence of burangir indicates that the work carried out is according to adat. Burangir is needed if it is going to invite customary kings or if a customary congregation is held, in the customary language of burangir called napuran. The last one which is called upa-upa is some kind of cooked food that is placed on a special container.
Keywords: The Meaning Of The Symbols Of The Traditional Ceremony Of Pabuat Boru
JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 1
PENDAHULUAN Pernikahan adalah suatu cara Indonesia adalah negara yang menyatukan seorang laki-laki dan kaya akan sumber daya alam dan perempuan yang bukan satu keluarga memiliki keberagaman suku, agama, atau satu darah yang dirayakan atau ras, dan budaya. Kebudayaan sangat dilaksanakan oleh dua keluarga dengan erat hubungannya dengan masyarakat maksud meresmikan ikatan pernikahan hal ini di karenakan bahwa segala secara hukum Agama, Negara dan Adat. sesuatu yang terdapat dalam masyarakat Upacara pernikahan memiliki ditentukan oleh kebudayaan yang banyak ragam dan variasi antara bangsa, dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. suku dan kelas sosial. Penggunaan adat Kebudayaan sebagai sesuatu yang turun atau aturan kadang-kadang berkaitan temurun dari satu generasi ke generasi dengan pernikahan, juga suatu hal yang yang lain yang di dalamnya terkandung sakral dan penting dalam kehidupan dua pengetahuan, kepercayaan, kesenian, insan, termasuk keluarga mereka yang moral, hukum, adat istiadat, dan akan menyatu melalu kedua mempelai. kemampuan-kemampuan lain yang Saat memutuskan untuk mengarungi didapat seseorang sebagai anggota kehidupan pernikahan, umumnya kedua masyarakat. orangtua mempelai akan menyematkan Seperti halnya adat istiadat dalam harap dan doa untuk kedua mempelai. perkawinan yang semua suku di Setiap suku memiliki kebiasaan Indonesia melakukan adat istiadat adat masing-masing. Tak terkecuali perkawinan dengan berbeda-beda, dalam adat Batak Mandailing. begitu juga dengan suku Batak Masyarakat Mandailing masih Mandailing di Kecamatan Sipirok memegang teguh dan menjalankan adat Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera istiadat dalam kehidupan sehari-hari. Utara melakukan adat perkawinan yang Dalam masyarakat Mandailing ada berbeda dengan suku lainnya. beberapa peristiwa yang selalu diikuti Dalam pernikahan juga terdapat dengan upacara adat tradisional, antara unsur budaya, makna dan kepercayaan lain: memasuki rumah baru, kelahiran mereka terhadap nenek moyang yang anak, perkawinan dan kematian. Acara- diwariskan secara turun temurun yang acara ini dibagi menjadi dua kelompok, terdapat pada setiap aspek kehidupan yaitu: upacara yang bersifat masyarakat apapun suku dan agamanya, kegembiraan disebut dengan siriaon dan tak terkecuali suku Batak Mandailing upacara yang bersifat kemalangan juga memiliki kebudayaan, makna dan disebut siluluton. kepercayaan bagi orang Batak Penelitian ini membahas tentang Mandailing adalah aturan tata upacara perkawinan yang disebut juga bermasyarakat atau berkehidupan dengan upacara pabuat boru. Pabuat sehari-hari tak terkecuali dalam boru merupakan adat penjemputan pernikahan. Dalam masalah pernikahan pengantin wanita dalam upacara adat adalah masalah terpenting bagi manusia perkawinan masyarakat Batak untuk melanjutkan keturunan. Mandailing Tapanuli Selatan. Pada saat Oleh karena itu dalam melakukan yang telah disepakati bersama keluarga suatu pernikahan, melalui proses-proses dan sanak saudara dari pengantin pria tertentu yang ditentukan dalam adat dan akan berangkat menuju rumah kebudayaan. Proses ini dilakukan pengantin wanita. Mereka mengenakan apabila orang Batak Mandailing hendak pakaian adat lengkap serta membawa melakukan pernikahan. makanan yang dilemang. Makanan ini
JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 2
bersantan dan disebut penelitian ini adalah “Bagaimana makna juga tinombu atau tombuhan. simbol upacara adat pabuat boru pada Sesampainya di rumah pengantin masyarakat Batak Mandailing di wanita mereka akan Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera menyerahkan sekapur sirih. Setelah Utara”. sekapur sirih diterima dilanjutkan Identifikasi Masalah dengan acara penyerahan mahar atau Dari rumusan masalah tersebut mas kawin. Ketika keluarga pihak dapat diidentifikasikan masalah sebagai wanita sudah menerima semua berikut : perlengkapan adat tersebut, maka 1. Bagaimanakah prosesi pengantin wanita akan diserahkan pelaksanaan adat upacara pabuat kepada pihak pengantin pria. boru pada masyarakat Batak Adapun alasan peneliti Mandailing Tapanuli Selatan mengangkat pabuat boru ini Sumatera Utara? dikarenakan saat ini banyak masyarakat 2. Bagaimana makna simbol pada Batak Mandailing sangat jarang perlengkapan upacara adat mengetahui apa makna dari pabuat boru pabuat boru pada masyarakat terutama untuk remaja, sebagian Batak Mandailing Tapanuli masyarakat hanya ikut melaksanakan Selatan Sumatera Utara ? tanpa mengetahui apa makna yang TINJAUAN PUSTAKA terkadung di dalamnya, begitu juga 1. Interaksi simbolik dengan perangkat adat yang digunakan Menurut kamus Besar Bahasa dalam melaksanakan upacara adat Indonesia, interaksi simbolik adalah tersebut. Namun jika di tinjau dari segi saling mempengaruhi, saling menarik, pengetahuan dan pendidikan, hal ini saling meminta dan memberi sangat merugikan generasi muda Interaction yang dalam kamus ilmiah sekarang sebab jika mereka tidak bearti pengaruh timbal balik, saling mengetahui upacara adat tersebut mempengarui satu sama lain. mereka tidak akan mengetahui lagi tata Sedangkan simbolik berarti cara pelaksanaan upacara perkawinan perlambangan benda-benda lain sebagai (pabuat boru). Penelitian ini dilakukan simbol atau lambang. pada Masyarakat Batak Mandailing di George Hebert Mead sebagai Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli salah seorang pencetus teori interaksi Selatan Sumatera Utara. Peneliti simbolik mengatakan bahwa interaksi memilih tempat ini dikarenakan simbolik adalah segala hal yang saling masyarakatnya masih mempertahankan berhubungan dengan pembentukan adat istiadat dari nenek moyangnya. makna dari suatu benda atau lambang Oleh karena uraian latar belakang simbol, baik benda mati atau benda diatas, maka penulis tertarik untuk hidup, melalui suatu proses komunikasi melakukan penelitian terhadap sebagi pesan verval maupun prilaku nin masyarakat batak mandailing dengan verval dan tujuan akhirnya memaknai judul “Makna Simbol Upacara Adat lambang atau simbol (objek) Pabuat Boru pada Masyarakat Batak berdasarkan kesepakatan bersama yang Mandailing di Tapanuli Selatan berlaku di wilayah atau kelompok Sumatera Utara ”. komunitas masyarakat tertentu Rumusan Masalah (Narwako, 2004;23) Berdasarkan latar belakang Selanjutnya Hebert Blumer tersebut, maka rumusan masalah dalam mengatakan bahwa interaksi simbolik
JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 3
merujuk pada karakter khusus yang kata “warna hitam” bisa berarti duka, sedang berlangsung anatara manusia. malam, gelap, mati, dan lain 2. Pengertian Makna sebagainya. Menurut ariftanto dan Maimunah, Untuk mendapat pemahaman makna adalah arti atau pengertian yang mengenai masalah yang sedang diteliti, erat hubungannya antara tanda atau peneliti menguraikan konsep makna bentuk yang berupa lambang,bunyi simbol sebagai berikut ini. Menurut ujaran dengan hal atau barang yang Mudjia Raharjo makna bukanlah dimaksudkan” ( Ariftanto dan sekedar isyarat yang dibawa oleh maimunah, 1988:58) Berdasarkan bahasa. Karena bahasa sudah dapat pendapat para ahli tersebut makan yang mengungkapkan realitas dengan jelas, dimaksud makna adalah kata yang tetapi pada saat yang sama dapat terselubung dari sebuah tanda atau menyembunyikan rapat-rapat, lambang, dan hasil penafsiran dan tergantung pada pemakainya. Untuk interprestasi yang erat hubungannya memahami makna maka diperlukan dengan sesuatu hal atau barang tertentu pemahaman mengenai konteks kapan, yang hasilnya relatif bagi penafsirnya. dimana dan dalam keadaan apa serta Pada sistem budaya, semakin kepada atau oleh siapa kata tersebut banyak orang berkomunikasi semakin dipakai. (Raharjo, 2006: 39) Menurut banyak pemahaman suatu makna yang Blomer (Spradley, 1997:7) dasar kita peroleh penafsiran akan sesuatu interaksionisme simbolik adalah makna pada dasarnya dinilai bersifat “makna berbagai hal itu berasal dari, pribadi setiap orang sejak plato, john atau muncul dari interaksi sosial Locke, Witt Geinstein, sampai seorang dengan orang lain. Kebudayaan borocbedk (1963 ), maka dinamakan sebagai suatu sistem makna yang dengan uraian yang lebih sering dimiliki bersama, dipelajari, diperbaiki, membinggungkan daripada menjelaskan dipertahankan, dan didefisikan dalam 3. Pengertian Simbol konteks orang yang berinteraksi. Kata simbol berasal dari METODE PENELITIAN bahasa Yunani symbolos, berarti tanda Metode yang digunakan dalam atau ciri yang memberitahukan sesuatu Penelitian ini adalah kualitatif. Metode hal kepada seseorang (Herusatoto kualitatif adalah pengumpulan data 2005:10). Menurut Kamus Besar melalui suatu latar ilmiah, dilakukan Bahasa Indonesia simbol diartikan oleh orang atau peneliti yang tertarik tanda, lukisan, lencana. Pierce (dalam secara ilmiah. Lincoln (dalam Moleong, Budiman 1999:108) mengemukakan 2010 : 191) menyatakan bahwa bahwa simbol adalah salah satu jenis penelitian kualitatif adalah penelitian tanda yang bersifat arbiter dan dengan menggunakan latar alamiah, konvensional. Berdasarkan pengertian dengan maksud menafsirkan fenomena ini simbol merupakan ekuivalen dari yang terjadi dan dilakukan dengan jalan pengertian Saussure tentang tanda. melibatkan berbagai metode yang ada. Arbiter dalam hal ini artinya bahwa Peneliti meninjau secara langsung sebuah simbol merupakan jenis tanda objek penelitian mencari data dan yang sangat dimungkinkan memiliki memecahkan masalah yang sedang lebih dari satu tafsiran atau makna, jadi berlangsung atau dihadapi saat ini, interpretasi dari penikmat atau pengkaji berdasarkan faktor yang nampak untuk satu dengan yang lain boleh jadi kemudian di analisis sehingga dapat berbeda atau disebut manasuka. Misal, menghasilkan rekomendasi yang dapat
JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 4
menjawab dan mengatasi permasalahan keluarga penganten laki-laki sampai yang ada. Penelitian deskriptif bertujuan kedepan pintu. untuk memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau 3. Manaekon Gondang (Memainkan menyelaraskan hubungan, tidak menguji Gendang Adat) hipotesis. (Rakhmat, 2001 : 24) Di Mandailing, gondang/gendang Pendekatan interkasi simbolik yang dibunyikan bukan saja gondang merupakan salah satu pendekatan yang tortor, tetapi juga termasuk gondang digunakan untuk memahami suatu sambilan. Jika gondang sambilan benda, simbol, komunikasi dan interaksi dipakai untuk memperiah pesta maka sosial. Dalam pandangan interaksi gondang tortor di pergunakan untuk simbolik, interaksi manusia acara menyambut boru dan manortor. sesungguhnya dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol, dimana 4. Mata Ni Horja/Horja Godang makna akan dikontruksikan dalam (Puncak Pesta Dirumah Penganten proses interaksi. Laki-Laki) HASIL DAN PEMBAHASAN Pagi harinya setelah tamu-tamu Adapun prosesi upacara adat sudah mulai berdatangan, uning- pabuat boru pada masyarakat batak uningan (gendang) mulai di bunyikan. mandailing di Kabupaten Tapanuli Untuk menyambut tamu di bunyikan Selatan yaitu gong. Raja-raja yang datang secara 1. Horja Haroan Boru (Penyambutan bergiliran di undang untuk manortor Penganten) raja-raja, seluruh tamu-tamu harajaon Jika dari pihak boru na ni oli di undang ke pantar bolak paradataon acaranya disebut pabuat boru, maka untuk mangkobari adat (sidang adat). dirumah keluarga bayo pangoli disebut dengan haroan boru (Ngunduh Mantu). 5. Patuaekkon (Membawa Penganten Pengantin perempuan yang dilepas oleh Ke Tapian Raya Bangunan) keluarga dan dibawa pengantin laki2 ke Setelah selesai acara markobar lingkungan keluarganya pada saat yang adat, sebelum penganten di upa-upa telah di rencanakan. dan di beri gelar, di adakan acara 2. Mangalo-Alo Boru (Menjemput marudur (arak-arakan) menuju tapian Pengantin Dengan Arak-Arakan Kecil) raya bangunan untuk melakukan acara Dan Manjagit Boru (Menerima marpangir (berlangir) kedua mempelai. Penganten) Mandi dan berpangir secara simbolik Setelah bayo pangoli dan boru na tujuannya untuk menghanyutkan ni oli sampai di kampung bayo pangoli habujingan (masa gadis), dan haposoan di mandailing godang mereka di sambut (masa anak muda). Di tempat yang akan dengan suatu acara yang disebut dengan dituju telah di sediakan 2 buah kursi magalo-alo boru. Penganten yang untuk tempat duduk kedua pengantin datang biasanya jika datang dari jauh dan 1 buah meja untuk tempat pangir. (naik kenderaan) tidak langsung di 6. Mangalehen Golar (Penabalan Gelar turunkan di depan rumah, tetapi harus di Adat) arak kira-kira 500m sebelum sampai Mangalehen golar atau rumah. Yang disambut dengan prosesi menabalkan gelar adat adalah memberi penyambutan secara adat yang terdiri gelar untuk menandakan bahwa kedua dari gendang, pencak silat, payung penganten telah melepaskan masa kuning, tombak, pedang serta barisan mudanya dan menjalani adat matobang
JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 5
(masa berkeluarga/berumah tangga). kasih sayang antar sesama. Oleh Nama inilah yang nantinya akan di karena itu, kain tenun Ulos pakai untuk memanggil yang selalu digunakan dalam setiap bersangkutan, terutama pada upacara- upacara, kegiatan dan berbagai upacara adat. Pemberian gelar adat ini acara dalam adat Suku Batak. dilakukan setelah marudur ketapian raya 3. Burangir (daun sirih) bangunan dan setelah kembali dan Di dalam adat mandailing duduk di pantar bolak paradaton. burangir memegang peranan 7. Magupa (Acara Puncak dari Upacara penting, karena adanya burangir Perkawinan) menunjukkan bahwa pekerjaan Magupa merupakan acara puncak yang dilakukan sifatnya menurut dari segala upacara dari upacara adat. Burangir di perlukan jika perkawinan. Apabila acara mangupa akan mengundang raja-raja adat telah selesai dilaksanakan maka atau jika melakukan suatu selesailah sudah seluruh rangkain sidang adat, dalam bahasa adat upacara perkawinan menurut adat. burangit disebut napuran. 4. Upa-upa Sedangkan makna-makna dan Yang di sebut sebagai upa-upa simbol yang terdapat pada prosesi ialah beberapa jenis bahan upacara adat pabuat boru sebagai makanan tertentu yang sudah di berikut. masak yang di letakkan di atas 1. Pintu gerbang pada acara siriaon wadah yang khusus. Masing- (upacara adat perkawinan), pintu masing bahan makanan dan gerbang ini dibuat pas di depan wadahnya berfungsi untuk memasuki pekarangan rumah, melambangkan berbagai makna biasanya terdiri dari dua buah harapan dari orang-orang yang bambu yang dihiasi dengan daun mempersembahkan. Selain itu kelapa muda dengan tulisan upa-upa merupakan benda- horas tondi madingin sayur benda perlengkapan upacara matua bulung, kata-kata ini perkawinan adat. merupakan doa dan harapan agar Adapun makna simbol dari acara tersebut beserta semua bahan makanan upa-upa ini adalah : yang hadir di berikan 1. Nasi putih. keberkatan, keselamatan, Nasi putih di lambangkan sebagai kemuliaan, kesejahteraan dan lambang perencanaan dan tanda panjang umur. keikhlasan hati dalam segala hal. Untuk 2. Kain adat (ulos) sampai di atas piring, nasi memerlukan Ulos dianggap sakral karena proses panjang dan kerja keras. Dimana merupakan simbol restu, kasih di mulai dengan melihat bulan yang sayang, persatuan dan simbol baik untuk menabur bibit, mencangkul, komunikasi bagi masyarakat menanam, menyiangi sampai pada adat Batak, sesuai dengan memanen, menumbuk padi menjadi pepatah Batak yang beras menjdi nasi. Warna putih berbunyi “Ijuk pangihot ni melambangkan keikhlasan. hodong, Ulos pangihot ni 2. Telur ayam. holong” yang artinya jika ijuk Raja dari pangupa adalah telur ayam. pengikat pelepah pada Dalam setiap mengupa baik pangupa na batangnya maka Ulos pengikat menek (magupa kecil), maupun
JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 6
mangupa yang besar. Telur tetap harus hidup mencari air tenangdan alam ada. Telur isinya di bungkus kulit, dan lubuk. Ikan upa-upa ini terdiri dari 2 isinya putih dan kuning, dimana ekor yang melambangkan suami istri itu kuningnya di lindungi oleh putih seperti ikan, yang selalu sama-sama ke telurnya dengan sempurna. Telur ini hulu dan sama-sama ke hilir. direbus terlebih dahulu (3 butir) dan Adakalanya di tambah dengan haporas kemudian dibuang kulitnya. Telur dan incorna di durung ( ikan-ikan kecil) sebagai lambang doa untuk memohon supaya tetap horas, horas dan selalu agar jiwa dan raga bersatu padu, tetap bersama. selamat dan sehat-sehat. Kuning telur 6. Udang. dilambangkan sebagai emas. Mencicipi Udang melambangkan strategi telur pangupa harus haris ikut kehidupan, gerakan maju mundur kuningnya dan waktu mengambil merupakan karakter udang. Gerak maju kuningnya di jaga jangan sampai jatuh mundur hanya berlaku pada situasi dan yang artinya agar mendapat rezeki yang kondisi dimana yang paling banyak. menguntungkan.
3. Garam (sira). 7. Ayam kampung utuh
Garam adalah lambang kekuatan. Ayam kampung utuh diberi bumbu Semua orang memerlukan garam. rendang dan diletakkan di tengah nasi. Tampa garam semua jadi hambar dan Ayam selalu berkokok di pagi hari badan akan lemas. Garam sangat di membangunkan butuhkan manusia, demikian juga yang KESIMPULAN diupa diharapkan tetap di butuhkan Berdasarkan hasil dan orang lain dan memberi manfaat. pembahasan pada penelitian diatas, Seseorang disebut kuat jika kata- maka diperoleh kesimpulan sebagai katanya di dengar orang. berikut. 1. Prosesi Upacara Adat Pabuat Boru terdapat 7 (tujuh) tahap yaitu: haroan boru, Mangalo- alo boru, Panaek gondang, 4. Air putih. Membawa penganten ke tapian Air putih adalah lambang keikhlasan. raya bangunan, Mangalehen Dalam mengerjakan sesuatu harus golar/penebalan gelar adat, dan dengan hati yang bersih dan ikhlas. yang terakhir Mangupa 2. Makna Simbol Upacara Adat 5. Ikan. Pabuat Boru di Kabupaten Ikan adalah lambang dinamika dan Tapanuli Selatan terdapat 4 persatuan. Ikan yang di pakai untuk (empat) simbol, diantaranya : pangupa adalah ikan garing yaitu anak Pintu Gerbang Pada Acara Adat ikan jurung yang panjangnya lebih Perkawinan. Pintu gerbang ini kurang 1 jengkal. Ikan garing ini adalah dibuat pas di depan memasuki ikan jurung yang menjelang dewasa. pekarangan rumah, biasanya Ikan garing ini hidup di air tawar deras terdiri dari dua buah bambu dan selalu menyongsong ke hulu, yang dihiasi dengan daun kelapa sanggup melompati air terjun, lincah muda dengan tulisan horas tondi mencari makan. Kalau sudah besar ikan madingin sayur matua bulung, ini akan menjadi lambat dan hanya kata-kata ini merupakan doa dan
JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 7
harapan agar acara tersebut 2. Kepada para pengelola lembaga- beserta semua yang hadir di lembaga adat istiadat khususnya berikankeberkatan, keselamatan, yang terdapat di Kecamatan kemuliaan, kesejahteraan dan Sipirok Kabupaten Tapanuli panjang umur. Kain adat (ulos Selatan senantiasa melestarikan adat) Ulos adat di Mandailing dan mempertahankan adat disebut dengan nama tonun istiadat tersebut. patani, berwarna coklat DAFTAR PUSTAKA kemerah-merahan yang di Baumi, G Siregar. 2012. Buku kombinasikan dengan memakai Pelajaran Adat Tapanuli Selatan benang emas dan sirumbai. : Surat Tumbaga Holing. Medan Lesanya menimbulakn : Mitra kewibawaan dan magis-religius. HB Sutopo. 2006. Metodologi Burangir (daun sirih) Di dalam Penelitian Kualitatif dasar Teori adat mandailing burangir dan terapanya dalam Penelitian. memegang peranan penting, Surakarta: Universitas Sebelas karena adanya burangir Maret. menunjukkan bahwa pekerjaan H.M.D Harahap. 1986. Hukum adat yang dilakukan sifatnya menurut tapanuli selatan. Bandung : adat. Burangir di perlukan jika Grafindo utama akan mengundang raja-raja adat Nasution Pandapotan. 2005. Adat atau jika melakukan suatu Budaya Mandailing dalam sidang adat, dalam bahasa adat Tantangan Zaman. Sumut: burangir disebut napuran. Upa- Forkala. upa Yang di sebut sebagai upa- Pakar Adat Tapanuli Selatan. 1994. upa ialah beberapa jenis bahan Falsafah Adat, Medan. makanan tertentu yang sudah di masak yang di letakkan di atas wadah yang khusus. Masing- masing bahan makanan dan wadahnya berfungsi untuk melambangkan berbagai makna harapan dari orang-orang yang mempersembahkan. Selain itu upa-upa merupakan benda- benda perlengkapan upacara perkawinan adat. SARAN 1. Kepada para generasi muda khususnya yang berada di Kecamatan Sipirok Tapanuli Selatan maupun yang berada di luar Kecamatan ini marilah kita sama-sama melestarikan adat istiadat yang terdapat di daerah kita, serta mengembangkan kesenian yang ada dengan mau mempelajarinya.
JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 8
Makna Tradisi Uang Panai Dalam Adat Pernikahan Suku Bugis Di Sungai Guntung Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau Oleh: Widyawati Pembimbing: Dr. Noor Efni Salam, M.Si