Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 33

PANDUAN PPM

D375A-5 VHMS

Engine SA6D170E-3

Hydraulic Pump SAR (4) 140 + (3) 071

Power train Pump BAL 180 + 112

Scavengine Pump BAR 63 + 277

PPC Charge Pump SAR (1) 022 tandem dengan Hydraulic Pump

Payib 2017
1. Hydraulic Drift

Pengertian : Adalah turunnya attachement / extension & retraction hydraulic cylinder saat control valve netral .
Penurunan ini akibat dari beratnya beban attachement itu sendiri.
Untuk unit buldozer , terdapat 5 type hydraulic drift
1. Hydraulic drift BLADE LIFT
2. Hydraulic drift of chassis BLADE LIFT == > Untuk pengecekan kebocoran internal di control valve
3. Hydraulic dirft BLADE TILT
4. Hydraulic drift RIPPER LIFT
5. Hydraulic drift of chassis RIPPER LIFT == > Untuk pengecekan kebocoran internal di control valve

Standart :
No Item Satuan Standart Permissible Kondisi
1. Hyd. Temp 45 – 550C
Hydraulic drift 2. Diamkan selama 15 menit
1 max 200/15 menit max 400/15 menit
of blade lift engine mati
3. Blade kosong dan full raise
1. Hyd. Temp 45 – 550C
Hydraulic drift
2. Diamkan selama 5 menit
2 of chassis
max 50/5 menit max 100/5 menit engine mati
blade lift
3. Idler full raise by blade cylinder
1. Hyd. Temp 45 – 550C
2. Diamkan selama 5 menit
Hydraulic drift
3 Mm / max 50/5 menit max 80/5 menit engine mati
blade tilt
menit 3. Retraction / tarik full tilt
cylinder
1. Hyd. Temp 45 – 550C
Hydraulic drift 2. Diamkan selama 15 menit
4 max 80/5 menit max 160/5 menit
of ripper lift engine mati
3. Naikkan ripper full raise
1. Hyd. Temp 45 – 550C
Hydraulic drift 2. Diamkan selama 5 menit
5 of chassis max 30/5 menit max 60/5 menit engine mati
ripper lift 3. Final drive full raise by ripper
cylinder

Alat ukur : Convec scale & ruler ( penggaris )

Kondisi :
1. Posisi unit seperti pada gambar di bawah
2. Engine stopped
3. Control valve netral
4. Pengukuran dilakukan sesuai dengan ketentuan di atas untuk waktu stoppednya
5. Diukur sesuai dengan gambar di bawah
Gambar :
4. Hydraulic drift of ripper lift
1. Hydraulic Drift of Blade Lift

2. Hydraulic drift of chassis blade lift 5. Hydraulic drift of chassis ripper lift

3. Hydraulic drift blade tilt


2. Engine Speed

Pengertian : Putaran engine terendah ataupun tertinggi baik saat di beri beban ataupun tidak .
Beban engine dalam hal ini adalah kondisi transmisi masuk speed dan hydraulic pump
Apabila high idle maupun low idle maka arti disini adalah tidak di beri beban keduanya

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


All netral + Accelerator pedal
720 ± 30 720 ± 30
Engine low idle tidak di injak
All netral + Full depress pedal
1900 ± 30 1900 ± 30
Engine high idle accelerator
1. Posisikan engine Low idle
2. Tekan brake pedal dan
release Parking Brake
3. Masukkan PCCS Lever
pada Forward Speed
Pastikan pada layar
monitor ditampilkan
speed 3 dan steering
Torque Conventer Stall posisi netral.
1520 ± 50 1430
( Rated Speed ) 4. Pressure decelerator
pedal dan set fuel control
Rpm dial ke posisi high
Note : Dilarang
melakukan stall lebih dari
20 detik dan tetap
menjaga temperature oil
T/Q tidak boleh lebih dari
1200C
Kombinasi antara kondisi torque
Conventer Stall dan Hydraulic
Stall ( Untuk merelief hydraulic ,
gunakan cylinder ripper )
Torque Conventer Stall +
1300 ± 60 1160
Hydraulic Relief
1. Setelah kondisi torque
conventer staal
selanjutnya hydraulic di
posisikan relief

Alat ukur : Tachometer dan monitor panel

Kode monitor panel : 01002


Special Function dari monitor panel

Cara masuk ke menu service


1. ON Starting switch
2. Posisikan ON no 3 ( Service switch )
3. Tahan Buzzer cancel switch selama 2.5 detik
4. Setiap monitor panel di posisikan service code maka maintenance monitor panel akan
menampilkan huruf 1C
5. Ketika akan memilih parameter paramenter pada engine , gunakan switch no 5 (
information switch ) dan di enter menggunakan buzzer cance switch
6. Ketika akan melanjutkan pengecekan parameter , gunakan tombil Next dan di akhiri
dengan enter switch atau tombol auto buzzer
7. Setelah semuanya selesai , posisiskan kunci kontak OFF posisi
Pengukuran : Pengukuran pada fan radiator menggunakan reflective tape

a. Pasang reflective tape pada fan radiator


b. Pasang tachometer dengan menggunakan magnetic base pada fan radiator
c. Lakukan pengukuran dengan menggunakan tachometer dan posisikan tachometer posisi PEAK
Tachometer

Probe

Maghnetic base

Masukkan kode pengukuran engine 01002

Adjusment :
Engine unit ini menggunakan SA6D170E-3 dengan system fuel HPI ( High Pressure Injection )
Untuk RPM apabila tidak tercapai maka kemungkina besar dari ENGINE LOW POWER
Lakukan pengecekan pada :
1. Cek potentio pedal
2. Cek Fuel system cleaness
3. Cek fungsi dari actuator dan sensor Timing maupun Meteringnya
3. Engine Lubricating Pressure

Pengertian : Tekanan dari engine oil pump yang di perlukan untuk melumasi , membuat lapisan film
pada komponen – komponen inner engine agar dapat mengurangi keausan akibat gesekan
komponen yang bergerak juga untuk mencegah komponen agar tidak mudah korosi
Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Min 0.12 0.07
Low idle
Mpa ( Min 1.2 ) ( 0.7 )
Engine oil pressure
(kg/cm2) 0.38 – 0.59 0.21
High idle
(4-6) ( 2.1 )

Alat ukur : Pressure gauge 10kg/cm2 dan monitor panel


Kode Monitor panel : 52200 == > untuk memasukkan kode menggunakan special function di penjelasan bagian
atas
Pengukuran : terletak pada sisi LH engine block ( main gallery ) di samping dipstick engine oil

Apabila menggunakan oil pressure gauge maka coupler di pasangkan di main gallery ENGINE
sebelah KIRI
1. Buka plug engine oil presure dan gantilah dengan coupler measuring

Adjusment :
Untuk engine SA6D170E-3 Engine oil pressure relief valve atau pada system di sebut juga regulator valve terletak ass’y
dengan lubricating pumpnya .
Terjadinya pressure pada engine adalah karena adanya orifice orifice dalam saluran lubricating tersebut.
Dan relief valve tersebut akan membuka saat oil pressure 12.2 kg/cm2

Shim Adjustment

Main relief valve


4. Boost Pressure

Pengertian : Besarnya tekanan udara pada intake manifold yang di hasilkan oleh turbin turbocharge
yang berguna untuk mendapatkan kompresi ratio pembakaran yang seimbang terutama
pada saat engine high rpm
Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Boost Pressure Kpa Min 107 93
Torque conventer stall
( Air Supply ) (mmHg) ( min 800 ) ( 700 )

Alat ukur : Pressure gauge satuan Kpa atau mmHg

Pengukuran : Pada intake manifold setelah turbocharge saat posisi stall


Cara melakukan stall terapat pada penjelasan standart engine speed

Note : Dilarang melakukan stall lebih dari 20 detik dan tetap menjaga temperature oil T/Q tidak boleh lebih dari 1200C

Pastikan hose untuk pengukuran boost pressure telah di hilangkan kandungan oilnya di dalam hose tersebut.
Karena apabila terdapat oil dalam hose maka akan mengakibatkan hasil pengukuran tidak akurat
5. Blowby Pressure

Pengertian : Tekanan gas yang terbentuk di crank case akibat kebocoran tekanan pada ruang bakar , baik
tekanan saat kompresi maupun tekanan saat terjadinya pembakaran

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Kpa Max 4.9 7.9
Blowby Pressure Rated Speed
(mmH2O) ( Max 500 ) ( 800 )

Alat ukur : Pressure gauge satuan Kpa atau slang air untuk satuan mmH2O
Kode monitor panel : 42800 == > untuk memasukkan kode menggunakan special function di penjelasan bagian
atas

Pengukuran : Pada saluran breather engine dan monitor panel


Kondisi engine adalah saat torque conventer stall
Penjelasan cara mengkondisikan torque conventer stall sudah kita bahas di bagian pengukuran engine speed

Tekanan
udara luar Pengukuran hasil blowby adalah “ a + b “ atau “ a x 2 “
From blow From
by tool blow by
tool b
Tekanan a
udara luar
Blow by
pressure

Engine Stop Engine Running


6. Exhaust Temperature

Pengertian : Suhu gas buang maksimal pada exhaust manifold pada saat engine menerima beban
maksimal

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


0
Exhaust Temperature C Max 680 700 Rated Speed

Alat ukur : Thermometer digital dan heat gun dan monitor panel
Kode monitor panel : Front bank ( sylinder 1 – 3 ) kode 42601
Rear bank ( Sylinder 4 – 6 ) koder 42600

Pengukuran : Terdapat 2 type cara pengukuran exhaust temperature engine SA6D170E-3

1. Pengukuran menggunakan sensor / monitor panel


 Masukkan kode 42601 untuk bagian depan dan 42601 untuk bagian belakang
 Kondisikan engine dalam keadaan torqueconventer stall

2. Pengukuran menggunakan thermomeer digital


 Buka engine hood sebelah kanan
 Bula plug pada exhaust temp

Catatan : Suhu exhaust temperature sangat bervariasi tergantung dari suhu sekita dan dan suhu udara pada intake
manifold
Apabila di temukan ketidaknormalan pada suhu exhaust temperature maka gunakan FORMULA KOMPENSASI suhu exhaust
temperature dengan rumus :

Nilai kompensasi [° C] = Diukur Nilai + 2 x (20 - suhu lingkungan)


Metode pengukuran exhaust temperature pada Dozer 375A-5

JIKA HANYA MENGGUNAKAN TORQUE CONVENTER STALL MAKA POWER TRAIN AKAN OVERHEAT SEBELUM EXHAUST
TEMPERATURE STABIL
( PENGUKURAN EXHAUST TEMPERATURE DICATAT SAAT SUHUNYA STABIL.... )

Prosedure untuk menstabilkan suhu dan menggunakan stall agar tercapai 6500C ( Diagram A ):
1. Start engine dan gerakkan ripper sampai end stroke
2. Tekan brake dan masukkan F3
3. Naikkan accelerator ke posisi HIGH dan Relief ripper === > sampai pada puncak garis A
4. Lepaskan relief ripper dan hanya torque conventer yang stall == > Garis B
Jika temperature tidak turun NAMUN malahan naik kembali , maka lakukan step 3 kembali
5. Ketika exhaust temperature dapat turun dan stabil == > point C maka , recordlah exhaust temperature tersebut.
MENGENAL SYSTEM TORQUE CONVENTER & TRANSMISI D375A-5

Stator Clutch Lockup Clutch


T/C oil
Case Oil Cooler Parking brake
valve
Stator Clutch Lockup Clutch
Modulating Modulating Stator Clutch T/C Relief Torque Clutch Clutch Steerin g
Steering
Valve Valve Lu bricating Valve Con venter Transmisi Brake oil case

ECMV ECMV Steerin g


Transmisi Brake

T/C Lo ckup T/C Lo ckup


Main Relief Pilot Filter T/M Lub PTO Lu b
Solenoid Valve

Steering oil
T/M Filter T/M Lub Filter T/C oil case
case

E BAL 180 BAL 112 BAR 63 BAR 277 E

Power train Transmisi Lub Scavenging


Pump Pump pump

Untuk memperlembut gerakan stator


Terdapat 3 oil case pada sistem torque conventer dan transmisi dan lock up , unit ini menggunakan
1. Transmisi oil case == > Menampung drain system dari sistem modulating valve sehingga
a. Transmisi clutch dapat meningkatkan durability dari
b. Transmisi lubricating valve torque conventer itu sendiri
c. Transmisi lubricating
d. Torque conventer relief valve Sensor dari modulating stator dan
e. Scavenging pump Lock up adalah RPM output torque
f. Torque conventer lock up valve conventer yang di olah oleh
g. Lock up clutch controller . Dengan kata lain Lock up
h. All valve transmisi akan aktif berdasarkan beban ( load )
saat dozing maupun ripping .
2. Steering case == > Menampung oil drain dari system
a. Oil cooler
b. Steering brake clutch
c. Parking brake

3. Torque Conventer case == > Menampung oil drain dari system


a. Torque conventer
b. PTO
POSISI ECMV (Electronic Control Modulating Valve ) dan FILL SWITCH
7. Torque Conventer inlet pressure ( Disebut juga Torque Conventer Relief Pressure )

Pengertian : Tekanan yang masuk ke dalam troque conventer dan di perlukan sebagai media oleh
impeller untuk memutar turbin. Tekanan ini harus di jaga agar tidak menjadi loss energi
putaran impeller juga agar tidak merusak seal torque conventer itu sendiri.

Untuk menjaga inlet pressure ini menggunakan relief valve

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


0.03 – 0.15 0.03 – 0.15
Netral + Low Idle
Inlet pressure torque Mpa ( 0.3 – 1.5 ) ( 0.3 – 1.5 )
conventer (kg/cm2) 0.9 ± 0.10 0.9 ± 0.10
Netral + High Idle
(9 ± 1 ) (9 ± 1 )

Alat ukur : Pressure gauge 25 kg/cm2

Pengukuran : Port pengukuran terletak pada central port modul sisi RH unit

1. Pastikan PCCS lever ( Palm Command Control System ) posisi netral


2. Pengukuran di lakukan saat torque conventer temperature dalam range kerja ± 900C

Inlet pressure torque conventer

Adjustment : Dilakukan dengan membuka spool relief pressure dan menambahkan atau mengurangi shim dari
spring spool tersebut. Terdapat 2 spring pada setiap spool , spring kecil berfungsi untuk balancing
gerakan spool dan spring besar berfungsi untuk membentuk pressure dalam system.

Pada link one , tidak terdapat shim untuk adjustmnet artinya apabila tidak tercapai presurre inlet ini
maka artinya kemungkina terbesar adalah terdapat kebocoran pada spool itu sendiri BUKAN
kebocoran pada torque conventernya
8. Pressure outlet torque conventer (Disebut juga Torque Conventer Regulator Pressure )

Pengertian : Tekanan pada sisi output torque conventer dan di gunakan untuk mengetahui besarnya
tekanan yang bekerja dalam torque conventer tersebut. Apabila tekanan oil ini rendah ,
maka yang akan terjadi adalah oil di dalam torque conventer tidak cukup optimal untuk
memindahkan tenaga putar dari impeller dan sebagai INDIKASI INTERNAL LEAKAGE torque
conventer besar.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


0.01 – 0.15 0.01 – 0.15
Netral + Low Idle
Outlet pressure torque Mpa ( 0.1 – 1.5 ) ( 0.1 – 1.5 )
conventer (kg/cm2) 0.39 ± 0.64 0.39 ± 0.64
Netral + High Idle
(4 ± 6.5 ) (4 ± 6.5 )

Alat ukur : Pressure gauge 25 kg/cm2

Pengukuran : Port pengukuran terletak pada central port modul sisi RH unit

1. Pastikan PCCS lever ( Palm Command Control System ) posisi netral


2. Pengukuran di lakukan saat torque conventer temperature dalam range kerja ± 900C

Outlet pressure torque conventer

Adjustment : Untuk output pressure dari Torque Conventer tidak dapat di lakukan adjustment . Hal ini di
karenakan tidak adanya valve khusus yang di pasang untuk mengatur besarnya tekanan dalam torque conventer tersebut .
Pressure ini terjadi karena adanya flow output dari torque conventer dan hambatan pada oil cooler . sehinggaa apabila
pressure berlebih ataupun kurang , dapat di sebabkan karena internal leakage Torque Conventer terlalu besar ataupun adanya
blocking dari oil cooler transmisi
9. Torque Conventer Lockup Clutch Pressure

Pengertian : Tekanan yang di perlukan untuk mengaktifkan lockup clutch pada torque conventer.
Dengan aktifknya lockup clutch ini menjadikan effisiensi 100% karena putaran input sama
dengan putaran output. Oil ini berasal dari lockup modulating solenoid yang di aktifkan oleh
kontroller dan mendapat sensor dari putaran output shaft transmisi. Dengan di aktifkannya
clutch ini maka putaran turbin sama dengan putaran pump.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


Torque conventer Mpa 1.27 – 1.57 1.27 – 1.57 Disenganged steering Kode 5535
lockup pressure (kg/cm2) ( 13 - 15 ) ( 13 - 15 ) F1 dan saat lampu lockup nyala

Alat ukur : Pressure gauge 25 kg/cm2 dan monitor panel


Kode Monitor panel : 5535 == > Disenggagement of both steering clutches ( steering clutch terputus powernya )

Pengukuran : Port pengukuran terletak pada central port modul sisi RH unit

1. Start engine dan masuk ke menu service pada monitor panel ( masuk ke menu service dengan cara tertulis di atas
bagian engine )
2. Masukkan kode 5535 untuk menonaktifkan steering clutch
3. Lepaskan parking brake unit ( Hati – hati dengan pergerakan unit )
4. Masukkan PCCS ke Forward speed F1
5. Naikan rpm engine secara bertahap
6. Record hasil pressure saat lampu LOCK UP menyala

Lockup Clutch Pressure port

Adjustment : Pressure ini dipengaruhi oleh besarnya current pada lockup solenoid sehingga untuk melakukan
adjusment adalah dengan memastikan arus pada solenoid dan dapat di lakukan dengan penambahan shim pada spring lock up
valve.
10. Torque Conventer Stator Clutch Pressure

Pengertian : Tekanan yang di gunakan untuk mencegah stator torque conventer berputar saat torque
conventer mode. Namun saat direct drive stator wajib berputar sehingga temperature di
dalam torque conventer tidak menjadi tinggi. Cara kerja bertolak belakang dengan lockup
clutch.Apabila stator aktif maka lockup clutch harus tidak aktif.

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


2.45 ± 0.20 2.45 ± 0.20
Netral + Low Idle
Torque convnter stator Mpa ( 25.0 ± 2.0 ) ( 25.0 ± 2.0 )
clutch pressure (kg/cm2) 2.65 ± 0.20 2.65 ± 0.20
Netral + High Idle
( 27.0 ± 2.0 ) ( 27.0 ± 2.0 )

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2 dan monitor panel

Pengukuran : Port pengukuran terletak pada central port modul sisi RH unit

Torque Conventer Stator Clutch


Valve

Adjustment : Dilakukan dengan penambahan shim pada stator valve spring

Torque Conventer Stator Clutch


Valve
11. Transmisi main relief valve

Pengertian : Tekanan yang disediakan pada system transmisi digunakan sebagai media enganged disc –
plate clutch transmission dan di bagi juga untuk mensuplay oil yang menuju ke troque
conventer. Pada unit D375A-5 proses modulating pressure terjadi pada ECMV yang mana
prinsip dasarnya adalah pengiriman / pemberian arus yang bertahap pada solenoid ECMV
dan arus listrik ini berbanding lurus dengan pressure yang di hasilkan .

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


2.55 ± 0.15 2.35 - 2.94
Netral + Low Idle
Mpa ( 26.0 ± 1.5 ) ( 24.0 – 30.0 )
Transmisi inlet pressure
(kg/cm2) 2.70 ± 0.15 2.35 - 2.94
Netral + High Idle
( 27.0 ± 1.5 ) ( 24.0 – 30.0 )

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2 dan monitor panel

Pengukuran : Port pengukuran terletak pada central port modul sisi RH unit

Transmisi main relief valve


pressure port

Adjustment : Dilakukan dengan penambahan shim pada main relief valve spring

Transmisi main relief valve spring


11. Transmisi Clutch ( F, R , 1 , 2 , 3 )

Pengertian : Tekanan yang di gunakan untuk mengaktifkan / menganggagedkan clutch transmisi, sehingga
perpaduan dari clutch ini menjadikan power dari engine dapat tersalurkan ke steering &
brake

Standart & Kondisi :

Item Satuan Standart Permissible Value Remark


2.55 ± 0.15 2.35 - 2.94 Disengaged Steering Kode 5535 ,
( 26.0 ± 1.5 ) ( 24.0 – 30.0 ) F , Low idle
Transmisi Clutch
Forward Disengaged Steering Kode 5535 ,
2.70 ± 0.15 2.45 - 2.94
( 27.0 ± 1.5 ) ( 25.0 – 30.0 ) F , High idle

Disengaged Steering Kode 5535 ,


2.55 ± 0.15 2.35 - 2.94
( 26.0 ± 1.5 ) ( 24.0 – 30.0 ) R , Low idle
Transmisi Clutch
Reverse Disengaged Steering Kode 5535 ,
2.70 ± 0.15 2.45 - 2.94
( 27.0 ± 1.5 ) ( 25.0 – 30.0 ) R , High idle

Disengaged Steering Kode 5535 ,


2.25 ± 0.2 1.96 - 2.55
( 23.0 ± 2 ) ( 20.0 – 26.0 ) 1 , Low idle
Mpa
Transmisi Clutch 1
(kg/cm2) Disengaged Steering Kode 5535 ,
2.25 ± 0.2 1.96 - 2.55
( 23.0 ± 2 ) ( 20.0 – 26.0 ) 1 , High idle

Disengaged Steering Kode 5535 ,


2.55 ± 0.15 2.35 - 2.94
( 26.0 ± 1.5 ) ( 24.0 – 30.0 ) 2 , Low idle
Transmisi Clutch 2
Disengaged Steering Kode 5535 ,
2.70 ± 0.15 2.45 - 2.94
( 27.0 ± 1.5 ) ( 25.0 – 30.0 ) 2 , High idle

Disengaged Steering Kode 5535 ,


2.55 ± 0.15 2.35 - 2.94
( 26.0 ± 1.5 ) ( 24.0 – 30.0 ) 3 , Low idle
Transmisi Clutch 3
Disengaged Steering Kode 5535 ,
2.70 ± 0.15 2.45 - 2.94
( 27.0 ± 1.5 ) ( 25.0 – 30.0 ) 3 , High idle

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2 dan monitor panel kode 5535
Pengukuran : Port pengukuran terletak pada central port modul sisi RH unit

2st Clutch R Clutch

3st Clutch

1st Clutch F Clutch

Cara melakukan pengukuran :


1. Start engine dan masuk ke menu service pada monitor panel ( masuk ke menu service dengan cara tertulis di atas
bagian engine )
2. Masukkan kode 5535 untuk menonaktifkan steering clutch
3. Lepaskan parking brake unit ( Hati – hati dengan pergerakan unit )
4. Masukkan PCCS sesuai dengan items yang di ukur
5. Record data saat kondisi LOW dan HIGH

Adjustment : Dapat di lakukan penambahan shim pada speing spool masing masing speed
MENGENAL SYSTEM STEERING BRAKE D375A-5

Sistem pengoperasiannya menggunakan PCCS ( Palm Command Control System )


Atau sistem pengontrolan steering dan brake hanya menggunakan 1 telapak tangan pada levernya

Output shaft
Steering Clutch Brake Clutch

Kesimpulan dari gambar di atas adalah :


1. ENGAGED clutch disc dan plate dilakukan by SPRING
2. Kondisi engine mati maka semuanya steering & brake posisi engegad
3. Kondisi engine hidup dan lever NETRAL maka steering dan brake kondisi release atau ECMV ON
4. Saat RELEASE berarti terdapat PRESSURE OIL yang masuk dan yang membuka aliran ini adalah ECMV ON
BLOK DIAGARM SYSTEM STEERING BRAKE D375A-5

POSISI ECMV STEERING & BRAKE


KONDISI ECMV STEERING & BRAKE
12. Steering brake pressure

Pengertian : Tekanan yang di gunakan untuk me release / menekan spring clutch pada steering maupun
brake. Kita tahu bahwa dengan adanya tekanan ini maka clutch tidak bekerja atau tidak
engaged sehingga putaran tidak di teruskan ke komponen selanjutnya.

Standart & Kondisi : Kondisi pengukuran adalah LOW IDLE dan HIGH IDLE tanpa unit berjalan maju ataupun
mundur atau lever transmisi posisi NETRAL dan PCCS Steering posisi ke kiri / kanan full
ataupun setengah.

Alat ukur : Pressure gauge 60 kg/cm2


Apabila menggunakan kode monitor panel untuk pengecekan adalah :

.
Cara melakukan pengukuran :
1. Pasanglah coupler PPM sesuai dengan gambar di bawah. Pastikan menggunakan presure gauge 60 kg/cm2
2. Start engine dan posisikan PARKING BRAKE posisi FREE
3. Ukur oil pressure ketika LOW dan HIGH
4. Pastikan pressure STEERING menjadi 0 ( Nol ) saat lever PCCS di posisikan ke netral kembali atau di posisikan
sebaliknya
5. Pastikan pressure Brake menjadi 0 ( Nol ) saat brake pedal di tekan

Adjustment : Tidak dapat di lakukan adjudment presure di karenakan pressure terjadi berbanding lurus dengan
ampere pada solenoid.
KODE MONITORING MONITOR PANEL UNTUK PENGECEKAN

You might also like