Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

41

IDENTIFIKASI JAMUR ASPERGILLUS SP PADA KUE WAJIK YANG DIJUAL DI PASAR


TRADISIONAL KOTA MAKASSAR

SRI RAHAYU ILYAS

ABSTRAK

Aspergillus sp fungus can be found in food and cause damage in some foods because it produces
mycotoxins. The diamond cake contains carbohydrate, fat, and high sugar concentration, this content is
very suitable for the growth of fungi, especially Aspergillus sp. Food contaminated with Aspergillus sp
mushrooms will contain aflatoxin and if the food is consumed continuously for long periods of time can
cause diseases in humans such as liver cancer, central nervous system disorders, liver and can cause
death. Generally, diamond cakes are traded in traditional markets with low environmental sanitation, so in
the process of processing, storing and distributing the diamond cakes are easily contaminated. This study
aims to identify the presence of Aspergillus sp mush on the diamond cake sold in the traditional market of
Makassar city, with the type of laboratory observation research that is descriptive with the number of
samples of 10 (ten), this research was conducted in the microbiology laboratory of Health Analyst
Poltekkes Makassar.
The results showed that of 10 samples of diamond cakes sold in traditional markets of Makassar, 1 sample
was not found mushrooms, 5 samples found other types of fungi and 4 samples found species of
Aspergillus sp.
The conclusion of this study is the discovery of Aspergillus sp mush on the diamond cake (40%
contaminated with mushrooms), so it is advised to consumers to be careful in selecting and consuming
processed foods such as diamond cakes.

Keywords: Aspergillus sp mushroom, diamond cake, traditional market.

biasanya dikemas siap untuk dikonsumsi serta


PENDAHULUAN dapat disimpan pada suhu ruang selama waktu
tertentu bahkan bisa bertahan sampai 15 hari,
Sejalan dengan adanya perubahan gaya selama proses penyimpanan wajik tersebut dapat
hidup dan kompleksitas kehidupan dewasa ini, terkontaminasi oleh jamur seperti Aspergillus sp
berbagai jenis makanan siap saji banyak (Srikandi F, 2015. Hal : 23).
diperdagangkan, hal ini memicu keinginan Aspergillus sp adalah suatu jamur yang
masyarakat untuk mengkonsumsi makanan siap tersebar luas di alam dan bersifat kosmopolitan
saji yang dapat diperoleh di supermarket ataupun (Srikandi F, 2015. Hal : 22). Jamur ini sering
di pasar tradisional. Namun tidak dipungkiri ditemukan pada makanan dan menyebabkan
bahwa kue tradisional dalam hal ini wajik yang kerusakan disejumlah bahan pangan karena
diperdagangkan di pasar tradisional masih tetap menghasilkan mikotoksin, genus Aspegillus
menjadi makanan favorit masyarakat khususnya merupakan jamur yang umum ditemukan dalam
masyarakat kota Makassar. materi organik misalnya karbohidrat, protein dan
Wajik merupakan jenis makanan lemak. Meskipun terdapat lebih dari 100 spesies
tradisional khas Indonesia yang sudah turun- yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia
temurun dikonsumsi oleh masyarakat khususnya misalnya Aspergillus fumigatus dan Aspergillus
daerah Yogyakarta, Sulawesi, Nusa Tenggara niger, atau bisa juga diakibatkan Aspergillus
Barat dan Riau. Wajik terbuat dari beras ketan flavus dan Aspergillus clavatus, jamur-jamur
dengan gula kelapa yang rentan terkontaminasi tersebut merupakan salah satu jamur penghasil
oleh jamur, wajik sangat baik untuk dikonsumsi toksin yang disebut dengan Aflatoksin, jamur ini
karena mengandung protein sekitar 25-30%, mudah tumbuh pada suhu ruang, suhu terentang
lemak 15-20% dan karbohidrat 40-50% (Dillah S, antara 20-360C dan memiliki spora yang ringan
2015. Hal : 14). dan kecil sehingga mudah diterbangkan oleh
Wajik merupakan salah satu jenis angin (Andra, 2010).
makanan yang bahan dasarnya dari beras ketan Aspergillus sp dapat menghasilkan
yang diolah dengan menambahkan santan, gula toksin. Makanan yang terkontaminasi jamur
merah, gula pasir dan daun pandan. Makanan ini Aspergillus sp akan mengandung Mikotoksin
sering dijajakan di pasar tradisional yang berupa Aflatoksin, apabila makanan tersebut
42

dikonsumsi terus-menerus dalam jangka waktu dapat menimbulkan masalah kesehatan bahkan
lama akan menyebabkan penyakit pada manusia dapat menyebabkan kematian (Sagung, 2011).
seperti kanker hati, gangguan sistem saraf pusat,
lever serta hepatitis (Agus A, 2011).
Keadaan pasar tradisional di kota
Makassar masih cukup rentan terhadap
pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
membahayakan kesehatan, apalagi kondisi METODE DAN BAHAN
lingkungan tempat penjualan masih kurang
bersih, lembab dan banyak terdapat debu serta Jenis penelitian ini merupakan penelitian
berdasarkan hasil survei Balai POM banyak jenis observasi laboratorik yang bersifat deskriptif
makanan yang tidak terjual dijual kembali dengan melakukan uji laboratorik untuk
sehingga kondisi makanannya kurang baik untuk mengidentifikasi apakah terdapat jamur
dikonsumsi (Indah Sri Wulan, 2009). Belum lagi Aspergillus sp pada kue wajik yang dijual di pasar
kondisi Negara Indonesia yang tradisional kota Makassar.
merupakan daerah beriklim tropis dimana tingkat Sampel dalam penelitian ini adalah kue
kelembapan udara sangat tinggi hasil wajik yang diambil dari 5 pasar tradisional kota
pemantauan kelembapan di Indonesia mencapai Makassar masing-masing sebanyak 5 sampel
54-98% dan suhu antara 19oC-33oC (Anonim, yang diambil dengan menggunakan metode
2012). Accidental sampling.
Negara Indonesia berpotensi untuk Pengambilan sampel dilakukan di pasar
pertumbuhan jamur sebab jamur pada umumnya tradisional kota Makassar yang terdiri dari lima
mudah tumbuh di daerah beriklim tropis yang pasar tradisional yaitu : Pasar maricaya, pasar
kelembapannya tinggi serta keadaan sosial dan pa’baeng-baeng, pasar sentral, pasar terong dan
kebersihan lingkungan yang kurang baik pasar sukaria. Pemeriksaan sampel dalam
(Anonim, 2012). Kondisi seperti ini penelitian ini dilakukan di laboratorium
mempermudah pertumbuhan jamur pada barang- Mikrobiologi Politeknik Kesehatan Kementerian
barang khususnya makanan yang dijual di pasar Kesehatan Makassar, Program Studi Analis
tradisional kota Makassar. Apabila masyarakat Kesehatan pada tanggal 13 sampai 23 Juni 2016.
membeli makanan yang siap untuk dikonsumsi Prosedur Kerja :
wajik misalnya, maka sangat berpeluang bagi 1. Persiapan Alat :
masyarakat untuk terinfeksi penyakit jamur pada Sebelum melakukan pemeriksaan, alat yang
makanan yang diantaranya berpotensi akan digunakan disterilkan terlebih dahulu.
menghasilkan mikotoksin yang dapat berbahaya 2. Persiapan Sampel :
bagi kesehatan. Disiapkan peralatan yang akan digunakan,
Kontaminasi jamur terhadap jenis kemudian diambil sampel kue wajik
makanan seperti wajik dapat disebabkan oleh secukupnya, lalu direndam dengan
produsen yang kurang memperhatikan menggunakan aquadest steril. Setelah itu,
kebersihan waktu pembuatan wajik dan juga kue wajik yang akan diperiksa dihomogenkan,
dipengaruhi oleh kelembapan yang tinggi dan kemudian didiamkan 10 menit dalam cawan
lama penyimpanan dari bahan makanan tersebut. petri.
Wajik merupakan makanan tradisional yang 3. Pemeriksaan Mikroskopik Secara Langsung
bahan bakunya dari beras ketan yang Disiapkan peralatan yang akan digunakan,
mengandung karbohidrat, lemak, serta kemudian air rendaman kue wajik ditetesi
konsentrasi gula yang tinggi, kandungan ini pada gelas objek sebanyak 1-2 tetes, ditutup
sangat cocok untuk pertumbuhan jamur dengan menggunakan deck glass, setelah itu
khususnya Aspergillus sp (Srikandi F, 2015. Hal : diperiksa di bawah mikroskop dengan
25). menggunakan lensa objektif 10X dan 40X.
Masalah keamanan pangan (food safety) 4. Pemeriksaan Biakan/Kultur
masih menjadi topic hangat dunia yang selalu Air rendaman kue wajik ditanam pada media
dibicarakan pada setiap pertemuan pangan Sabaround Dextrose Agar dengan
internasional. Laporan dari berbagai negara menggunakan ose dan disimpan pada suhu
menunjukan bahwa kasus keracunan makanan 250C-350C selama 7 hari. Pengamatan koloni
masih selalu terjadi diberbagai Negara. Meskipun dilakukan setiap hari dengan memperhatikan
penting bagi kehidupan manusia, pangan menjadi pertumbuhan, bentuk dan warna koloninya.
tidak ada artinya jika tidak aman untuk Pada pemeriksaan ini dibuat pula kontrol
dikonsumsi, karena pangan yang tidak aman media yang kandungannya hanya berisi
43

media Sabaround Dextrose Agar tanpa Air rendaman kue wajik tersebut diperiksa secara
sampel pemeriksaan. mikroskopik menggunakan perbesaran objektif
5. Pemeriksaan Mikroskopis 10X dan dilanjutkan pada perbesaran objektif
Koloni yang tumbuh pada media Sabaround
40X.
Dextrose Agar, dilakukan pemeriksaan secara
mikroskopik dengan cara mengambil koloni
Air rendaman kue wajik kemudian ditanam
jamur yang tumbuh pada media Sabaround
Dextrose Agar, kemudian tetesi sebanyak 1-2 pada media Sabaround Dextrose Agar (SDA) dan
larutan Lactopenol Cotton Blue dan tutup dibuat kontrol media, kontrol berisi media
dengan deck glass setelah itu periksa dengan Sabaround Dextrose Agar steril tanpa
menggunakan mikroskop dengan lensa ditambahkan air rendaman kue wajik dan selama
objektif 10-40X. proses penanaman sampel, tutup cawan petri
HASIL DAN PEMBAHASAN pada media kontrol dibiarkan terbuka. Hal ini
dilakukan untuk melihat apakah ada kontaminan
Penelitian ini dilakukan di laboratorium spora jamur pada media, melalui udara yang ada
Mikrobiologi Program Studi Analis Kesehatan di ruangan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Makassar pada tanggal 13 sampai 23 Juni 2016. Makasassar.
Subjek penelitian adalah Identifikasi Jamur
Selanjutnya media diinkubasi pada suhu
Aspergillus sp Pada Kue Wajik Yang Dijual Di o
Pasar Tradisional Kota Makassar, dengan jumlah 25 C. Dua hari kemudian, diamati adanya
sampel yang digunakan sebanyak 10. Hasil pertumbuhan jamur. Pada media Sabaround
penelitian yang diperoleh disajikan dalam bentuk Dextrose Agar koloni yang tumbuh kemudian
tabel sebagai berikut : diperiksa di bawah mikroskop dengan
menambahkan larutan Lactopenol Cotton Blue,
Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan Identifikasi Jamur
Aspergilus sp Pada Kue Wajik Yang Dijual Di Pasar pada pembesaran objektif 10X dan 40X.
Tradisional Kota Makassar Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
No Kode Nama Pasar Hasil Penelitian dari 10 sampel, 1 sampel tidak terdapat
Sampel (Jenis Jamur)
pertumbuhan jamur yaitu sampel D, sedangkan 5
1 A Pasar Terong Aspergillus flavus
2 B Pasar Terong Jamur Jenis Lain sampel terdapat pertumbuhan jamur jenis lain
3 C Pasar Sentral Jamur Jenis Lain yaitu sampel B, C, E F, H, dan 4 sampel terdapat
4 D Pasar Sentral Tidak Ditemukan pertumbuhan jamur Aspergillus sp dalam hal ini
Jamur Aspergillus flavus dan Aspergillus niger, pada
5 E Pasar Sukaria Jamur Jenis Lain
media kontrol terdapat pertumbuhan jamur
6 F Pasar Sukaria Jamur Jenis Lain
7 G Pasar Aspergillus Flavus Rhizopus sp.
Pa’baeng-baeng Pada pemeriksaan pendahuluan dari 10
8 H Pasar Jamur Jenis Lain sampel kue wajik, secara mikroskopik ditemukan
Pa’baeng-baeng
hifa dan spora jamur pada 7 sampel kue wajik
9 I Pasar Maricaya Aspergillus Flavus
10 J Pasar Maricaya Aspergillus Flavus dan 3 sampel tidak ditemukan baik hifa maupun
dan Aspergillus spora jamur, dari tes pendahuluan tersebut air
niger rendaman kue wajik ditanam pada media
11 K Media Kontrol Rhizopus sp
Sabaround Dextrose Agar dan diinkubasi pada
Sumber : Data Primer 2016
suhu 25oC. Dua hari kemudian terjadi
PEMBAHASAN pertumbuhan jamur pada media.
Koloni jamur yang tumbuh pada sampel A
Penelitian ini dilakukan secara terlihat berwarna hijau dan tampak kasar pada
observasional laboratorik, dimana sampel yang permukaan media. Sampel B koloni terlihat
digunakan adalah kue wajik yang dijual di pasar halus/smooth, berwarna putih ada pula koloni
tradisional kota Makassar. Sampel diambil secara yang berwarna kuning, bulat dan menyebar. Pada
acak dari 5 lokasi pasar tradisional di kota sampel C terlihat koloni berwarna putih, kuning,
makassar. Setiap sampel kemudian dimasukkan kasar berserbuk, ada pula yang menyebar, pada
ke dalam cawan petri steril yang telah berisi bagian tengah menonjol. Sedangkan sampel D
aquadest steril, lalu didiamkan selama 10 menit. koloni jamur tidak terlihat.
44

Koloni yang terlihat pada sampel E tumbuh tegak pada permukaan substrat dan
berwarna putih dan kuning, koloni kasar memiliki sporangium globuler di ujungnya. Hifa
berserbuk pada bagian tengah menonjol, dan ada jamur ini bercabang banyak tidak bersekat saat
pula yang menyebar. Pada sampel F, koloni masih muda dan bersekat setelah menjadi tua
tampak halus/smooth, berlendir, warna putih dan dan mempunyai peranan dalam kehidupan yaitu
bulat. Sampel G, koloni tampak berwarna hijau digunakan dalam pembuatan tempe seperti
dan kuning kecoklatan, bentuknya seperti kapas, Rhizopus oryzae.
menyebar dan kasar. Sampel H koloni berwarna Jamur Aspergillus sp hidup berkoloni pada
putih, kasar, berserabut, menonjol pada bagian bahan makanan, pakaian maupun alat rumah
tengah, berukuran kecil sampai sedang serta tangga lain yang lembab dan kurang sinar
menyebar. Sampel I koloni berwarna hijau, media matahari. Koloni jamur ini berwarna hijau, abu-
tampak kasar dan menyebar, ada pula koloni abu, hitam, dan kuning kecoklatan. Beberapa
kecil-kecil berwarna putih. Sampel J koloni spesies Aspergillus merupakan jamur yang
penuh, berwarna hijau dan hitam, kasar, koloni patogen. Lebih dari 200 spesies Aspergillus telah
tampak menyebar dan menghasilkan benang- diidentifikasi dan sebagian besar menyebabkan
benang berupa hifa di permukaan media. Kontrol penyakit pada manusia, jamur Aspergillus sp
media yang digunakan dalam penelitian ini pula menginfeksi manusia melalui inhalasi sehingga
ditumbuhi oleh jamur, tampak pada media koloni dapat menyebabkan Aspergillosis dan
menghasilkan benang-benang halus berupa hifa Aspergilloma. Belum lagi mikotoksin yang
berwarna putih dan hitam pada permukaan dihasikan oleh Aspergillus flavus yang dapat
media. menyebabkan penyakit kanker pada manusia.
Dari hasil pemeriksaan mikroskopis, koloni Berbeda dengan jamur Aspergillus flavus, jamur
yang tumbuh pada 11 media Sabaround Dextrose Aspergillus niger merupakan Spesies Aspergillus
Agar. Media sampel A, G, I, J, terdapat jamur yang menguntungkan bagi manusia, dalam
Aspergillus flavus dan pada sampel J terdapat metabolismenya Aspergillus niger dapat
pula jamur Aspergillus niger, sedangkan pada menghasilkan asam sitrat sehinga fungi ini
sampel B, C, E, F, H, terdapat jamur jenis lain banyak digunakan sebagai model fermentasi
dan pada sampel D tidak terdapat jamur jenis karena fungi ini tidak menghasilkan mikotoksin
apapun. Pada media kontrol terdapat jamur sehingga tidak membahayakan. Aspergillus niger
Rhizopus sp yang tampak pada media dapat tumbuh dengan cepat, oleh karena itu
Sabaround Dextrose Agar pembentukan koloni banyak digunakan secara komersial dalam
berfilamen, berwara putih dan hitam. Secara produksi asam sitrat, asam glukonat, dan
mikroskopik terlihat hifa bercabang tegak lurus, pembuatan beberapa enzim seperti amilase,
mempunyai konidiofora, rizoid, columella, pektinase, amiloglukosidase, dan selulase. Selain
sporangium yang mengandung sporangiospora itu, Aspergillus niger juga menghasilkan gallic
berwarna kecoklatan. Pada media kontrol dalam acid yang merupakan senyawa fenolik yang biasa
pemeriksaan terdapat jamur Rhizopus sp, hal ini digunakan dalam industri farmasi dan juga dapat
disebabkan karena terjadinya kontaminasi spora menjadi substrat untuk memproduksi senyawa
jamur Rhizopus sp, melalui udara di ruangan antioksidan dalam industri makanan.
Laboratorium mikrobiologi Analis Kesehatan Jamur Aspergillus sp dapat ditemukan pada
Poltekkes Kemenkes Makassar. kue wajik, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
Jamur Rhizopus sp banyak terdapat di faktor diantaranya kontaminasi dari udara yang
alam, air, udara, tanah yang lembab atau sisa mengandung elemen-elemen jamur seperti spora
organisme mati. Berdasarkan struktur tubuh dan jamur sebab jamur Aspergillus sp itu sendiri
reproduksinya Rhizopus sp termasuk fungi pada memiliki spora yang begitu kecil dan ringan
devisi Zygomycota. Jamur ini mempnyai stolon sehingga mudah diterbangkan oleh angin dan
yaitu berupa hifa yang membentuk jaringan pada dapat mengkontaminasi makanan. selain itu,
permukaan substrat misalnya pada roti, faktor suhu dan kelembaban sangat
mempunyai rizoid yaitu hifa yang menembus mempengaruhi tumbuhnya jamur, sebab pada
substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk umumnya jamur mudah tumbuh pada tempat
menyerap makanan, sporangiofor yaitu hifa yang yang memiliki tingkat kelembaban yang tinggi.
45

Belum lagi pada proses pengolahan dan lamanya DAFTAR RUJUKAN


waktu penyimpanan kue wajik hal ini juga sangat
mempengaruhi untuk tumbuhnya jamur pada kue Abdul S, 2011. Aspergillus sp _ Infeksi jamur
wajik. Aspergillus sp.
http://abdulsyahidforum.blogspot.com/2009/
Media Sabaround Dextrose Agar
06/thallophyta-algae-dan-fungi.html. Akses
merupakan media yang digunakan untuk 8 April 2016.
pembenihan jamur, media ini sangat cocok untuk Adhi, MF. 2011.
pertumbuhan jamur, sehingga jamur dapat http://yeadhi.blogspot.com/2010_01_01_arc
tumbuh dengan baik dalam kurun waktu tertentu hive.html. Akses 8 April 2016.
(kurang lebih satu minggu). Agus A, 2011. Aspergillus Sp Pada Sambal
Dengan ditemukannya jamur Aspergillus sp Kacang.
http://www.pjms.com.pk/issues/octdec207/p
dan jamur jenis lain pada kue wajik yang dijual di
df/aspergillus.pdf. Akses 6 April 2016.
pasar tradisional kota Makassar berarti Chiu,Annie.2010.Aspergillosis.http://emedicine.
keamanan untuk mengkonsumsi pangan harus medscape.com/article/1092247. Akses
diperhatikan, karena apabila kita mengkonsumsi tanggal 4 April 2016.
makanan yang telah terkontaminasi oleh jamur Darmawan, Riki. 2008. Makanan Khas
dapat menyebabkan berbagai gangguan Indonesia “Wajik”. Halaman 7. Penerbit
Remaja Rosdakarya : Bandung.
kesehatan pada manusia. Apabila makanan yang
Diba, K. Kordbacheh P. Mirhendi SH. Rezaie, S.
dikonsumsi itu terkontaminasi oleh jamur Mahmoudi, M. 2007. Identification of
Aspergillus flavus maka dapat menyebabkan Aspergillus Species Using
keracunan pada manusia disebabkan oleh toksin Morphological Characteristics. Edisi 23.
yang dihasilkan oleh jamur tersebut. Toksin pada Penerjemah Jany Med. EGC: Jakarta.
Aspergillus flavus berupa Aflatoksin B1 dan B2 Dillah, Sulistia.2015. Resep Makanan
yang memiliki efek toksin yang tinggi dan dapat Tradisional, Penerbit Yrama Widya :
Bandung.
menyebabkan penyakit seperti kanker hati,
Dinitra, 2009. Makanan Tradisional Indonesia_
gangguan sistem saraf pusat dan dapat bersifat Wajik. Penerbit Remaja Rosdakarya :
immunosuppresif yaitu dapat menurunkan sistem Bandung.
kekebalan tubuh serta menyebabkan kematian. Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi
Apalagi lagi jamur Aspergillus flavus mempunyai untuk Akademi Keperawatan. PT. Citra
sifat cepat tumbuh dalam suatu substrat dan Aditya Bakti : Bandung.
merupakan jasad kosmopolitan, yang dapat Indah SW, 2009. Sanitasi Lingkungan Pasar
Tradisional Yang Buruk.
ditemukan pada udara serta tanah dan ditemukan
http://id.wikipedia.org/wiki/pasar. Akses 6
pada tumbuhan yang hidup seperti pada kacang- April 2011
kacangan, biji-bijian ataupun pada hewan. Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi “ Menguak
Dunia Mikroorganisme”, Penerbit Yrama
KESIMPULAN DAN SARAN Widya : Bandung.
J.Hasfer, Laura. DKK.2001. Pangan, Gizi dan
Berdasarkan hasil penelitian dan Pertanian, Penerbit Universitas Indonesia.
pembahasan yang telah diuraikan maka dapat Cetakan Kedua : Jakarta.
disimpulkan bahwa: Jawetz, Melnick, & Albergs, 2007. Mikrobiologi
Sebagai hasil uji laboratorium terhadap 10 Kedoteran, Edisi 23, Penerbit Buku
sampel kue wajik yang dijual di pasar tradisional Kedokteran EGC: Jakarta.
kota makassar dinyatakan 4 sampel (40%) KA, Buckle. 2009. Ilmu Pangan, Penerbit
terkontaminasi jamur Aspergillus sp dalam hal ini Universitas Indonesia : Jakarta.
Aspergillus flavus dan Aspergillus niger., Lubis,R.D.2008.Aspergilosis.http://repository.us
sehingga disarankan kepada masyarakat yaitu u.ac.id/bitstream/123456789/3432/1/08E00
agar dalam mengkonsumsi makanan siap saji 886.pdf .4 April 2016.
terutama makanan berupa kue yang dijajakan di Maryam, R. 2002, Mewaspadai Bahaya
pasar tradisional, agar dapat memperhatikan Kontaminasi Mikotoksin pada Makanan.
tempat penjualan dan sanitasi lingkungan http://tumoutou.net/702_04212/romsyah_m.
penjualan kue tersebut serta kualitas atau kondisi htm. diakses tanggal 4 April 2016.
dari kue itu sendiri sebelum membeli dan Muzad, 2010.
mengkonsumsi kuenya. http://muzadration.blogspot.com/2009/11/ba
46

b-i-fungi-jamur-jamur-merupakan.html. Srisasi, Gandahusada,Illahuda D. Herry,Wita


Akses 8 April 2016. Pribadi, 2004. Parasitologi Kedokteran.
Onggowaluyo, JS. 2002. Mikologi Medik. Edisi 5. FKUI : Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Subandi, 2010. Mikrobiologi “Perkembangan,
Sidna, A. 2008. Aspergillosis : Patogenesis dan Kajian dan Pengamatan dalam Persfektif
Patogenesitas Islam”, Penerbit Remaja Rosdakarya :
http://adasidna.blogspot.com. Akses 8 April Bandung.
2016. Suryadi, Dedy. 2008. Identifikasi Jamur Pada
Siregar, R.S. 2004. Penyakit Jamur Kulit, Edisi Beras Curah Yang Dijual Di Pasar
2, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Maricayya Makassar dengan
Jakarta. Menggunakan Media Sabaround.
Srikandi F. 2015. Makanan dalam Kesehatan Program D3 Analis Kesehatan UIT :
dan Penyakit, Penerbit Remaja Makassar.
Rosdakarya : Bandung. Unus Suriawiria, 2009. Mikrobiologi Dasar.
Srisasi, Gandahusada, Illahuda D. Herry, Wita PT.Citra Aditya Bakti : Bandung.
Pribadi.2000. Parasitologi Kedokteran, Watikpratiknya, Ahmad. 2010. Dasar-dasar
Edisi 3. FKUI : Jakarta. Halaman 277-278 Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, Edisi I, Cetakan 8. Rajawali :
Jakarta.

You might also like