P9 Lecture Child Abuse PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 53

Child abuse and how to deal

with….

Neneng Aria, M.Kep


Child abuse/kekerasan pada anak
Children Rights
• There is clear evidence that child abuse is a
global problem. It occurs in a variety of
forms and is deeply rooted in cultural,
economic and social practices.

• Before defining “child abuse” its crucial to


get informed about “children’s rights” in the
first place.
NCCM’S RIGHTS’ BASED APPROACH
(Convention on the Rights of the Child)

• Non-discrimination
• Best interests of the child
• Life, survival and development
• Respect of the views of the child
PRIORITIES
Right to Education

• Access to quality, free, compulsory


primary education.
• Non-Discrimination in access to
education (gender gap).
(Aims of Education)
• Right to leisure, recreation and cultural
activities.
Right to Health

• Access to quality health services


• Rights of children with disabilities
• Adolescents and reproductive health
knowledge
• Right to benefit from social security
• Right to an adequate standard of living
Right to Special Protection

• Protection from all forms of exploitation


(economic, sexual).
• Violence against children (physical,
psychological & sexual).
• Female Genital Mutilation & early marriage.
• Torture and deprivation of liberty for juvenile
in conflict with the law
• Hazardous occupations.
• Smoking, substance abuse, and trafficking.
• Street children.
Child Abuse
In 1999, the WHO Consultation on Child Abuse
Prevention compared definitions of abuse from
58 countries and drafted the following definition:

‘‘Child abuse or maltreatment constitutes all


forms of physical and/or emotional ill-treatment,
sexual abuse, neglect or negligent treatment or
commercial or other exploitation, resulting in
actual or potential harm to the child’s health,
survival, development or dignity in the context of
a relationship of responsibility, trust or power.’’
Definition of Child Abuse

“The physical or mental injury,


sexual abuse or exploitation, negligent
treatment, or maltreatment of a child
under the age of 18 by a person who is
responsible for the child’s welfare
under circumstances which indicate
that the child’s health or welfare is
harmed or threatened.”
Child Welfare Act
Another Definition

“Any behavior directed toward a


child that endangers or impairs a
child’s physical or emotional
health and development”
Kekerasan Terhadap Anak
Types of Child Abuse

• physical abuse
• sexual abuse
• emotional abuse
• neglect
o Hasil Survei Kekerasan Terhadap Anak Tahun
2013 yang dilakukan oleh KPP-PA bekerjasama
dengan Kemsos dan BPS menemukan pada
kelompok umur 18-24 tahun, menunjukkan
sebesar 1 dari 2 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan
setidaknya mengalami salah satu kekerasan
seksual, fisik atau emosional.
• Data Komnas PA pada tahun 2013 terdapat
terdapat 1620 kasus kekerasan terhadap anak :
490 (30%) kekerasan fisik, 313 (19%) kekerasan
emosional, 817 (51 %) kekerasan seksual.
Usia korban kekerasan
berdasarkan kelompok umur
450

400

350

300

250
Laki-laki
200 Perempuan

150

100

50

0
0 - 5 tahun 6 - 12 tahun 13 - 18 tahun
Kelompok usia pelaku
kekerasan
300

250

200

Laki-laki
150
Perempuan

100

50

0
0 - 17 tahun 18 - 24 tahun 25 - 59 tahun 60 lebih
Pelaku kekerasan terhadap
anak
600

500

400

Laki-laki
300 Perempuan

200

100

0
Orang tua Keluarga Lainnya
Tindak kekerasan terhadap
anak
450

400

350

300

250

200 Laki-laki
Perempuan
150

100

50

0
Classification

• Penganiayaan fisik /physical abuse


Kekerasan ringan atau berat berupa trauma,
atau penganiayaan yang dapat
menimbulkan risiko kematian. Yang
termasuk dalam katagori ini meliputi
memar, perdarahan internal, perdarahan
subkutan, fraktur, trauma kepala, luka tikam
dan luka bakar, keracunan, serta
penganiayaan fisik bersifat ritual.
Sexual abuse
• Penganiayaan seksual
Penganiayaan seksual dapat berupa
inces (penganiayaan seksual oleh orang
yang masih mempunyai hubungan
keluarga), hubungan oro-genital,
pornografi, prostitusi, eksploitasi, dan
penganiayaan seksual yang bersifat
ritual
PSYCHOLOGICAL MALTREATMENT
Definition

◼ Psychological Neglect - the consistent


failure of a parent or caretaker to provide a
child with appropriate support, attention, and
affection.

◼ Psychological Abuse - a chronic pattern of


behaviors such as belittling, humiliating, and
ridiculing a child.
Emotional Abuse
• Emotional abuse includes the failure of a caregiver to
provide an appropriate and supportive environment,
and includes acts that have an adverse effect on the
emotional health and development of a child.

• Such acts include restricting a child’s movements,


denigration, ridicule, threats and intimidation,
discrimination, rejection and other nonphysical forms of
hostile treatment.
Child neglected
Pengabaian disengaja, tetapi dapat juga karena
ketidaktahuan ataupun akibat kesulitan
ekonomi. Yang termasuk dalam kategori ini
meliputi:
❖ Pengabaian nutrisi atau dengan sengaja kurang
memberikan makanan, paling sering dilakukan
pada bayi yang berat badan rendah. Gagal
tumbuh, yaitu suatu kegagalan dalam
pemenuhan masukan kalori serta kebutuhan
emosi anak yang cukup.
Child neglected
❖Pengabaian medis bagi anak penderita
suatu penyakit akut atau kronik sehingga
mengakibatkan memburuknya keadaan,
bahkan kematian.
❖Pengabaian pendidikan anak setelah
mencapai usia sekolah, dengan tidak
menyekolahkannya.
❖Pengabaian emosional, dimana orangtua
kurang perhatian terhadap anaknya.
Child neglected
❖Pengabaian keamanan anak.
Anak kurang pengawasan sehingga
menyebabkan anak mengalami risiko
tinggi terhadap fisik dan jiwanya.
❖ Sindroma Munchausen
Sindroma Munchausen merupakan
permintaan pengobatan terhadap
penyakit yang dibuat-buat dengan
pemberian keterangan medis palsu oleh
orangtua, yang menyebabkan anak
banyak mendapat pemeriksaan/prosedur
rumah sakit
CHILD SEXUAL ABUSE
Definition

Child sexual abuse is the exploitation of a child


or
adolescent for the sexual gratification of another
person.
Sexual abuse
Tanda dan gejala dari penganiayaan
seksual terdiri dari:
• Nyeri vagina, anus, dan penis serta
adanya perdarahan atau sekret di vagina.
• Disuria kronik, enuresis, konstipasi
• Pubertas prematur pada wanita.
Kasus Kejahatan Seksual
BULLYING
• PENGERTIAN BULLYING ADALAH TINDAKAN
PENGHINAAN, PENEKANAN, PELECEHAN,
PENISTAAN, INTIMIDASI, PEMALAKAN,
PENGUCILAN, GOSIP, PENGEJEKAN,
FITNAH, KEKERASAN FISIK/MENTAL
,PENGANIAYAAN YANG DILAKU KAN ANAK
TERHADAP ANAK LAINNYA.
• ANAK YG LEBIH PANDAI MENGEJEK ANAK
YG LEBIH BODOH, YG LEBIH MISKIN, YG
LEBIH JELEK ATAU CACAT, ATAU KELAINAN
FISIKNYA.
BENTUK-BENTUK BULLYING
1. Fisik : kekerasan fisik
2. Verbal : kata-kata yang menyakitkan hati, kata-
kata kotor, fitnah,berbau porno, ancaman atau
teror
3. Emosi : penilaian negatif kepada
seseorang/kelompok,mengucilkan
4. Materi : tindakan mengambil barang orang lain
• ANAK KORBAN BULLYING SERING
TIDAK MAU MEM- BUKAKAN
MASALAHNYA DG ORANG TUA.
• BULLYING TERJADI MULAI TINGKAT
SD S/D PT.
• USIA 15-17 THN KEBUTUHAN RASA
DITERIMA LINGKUNGAN
• BULLYING ADALAH MASALAH INTERAKSI
SOSIAL, SALING MENGHORMATI DAN RASA
TANGGUNG JAWAB ANAK
• SELAIN ITU JUGA MASALAH KOMUNIKASI
INTERPERSONAL, DAN PEMAHAMAN
PENGARUH TINDAKAN PADA ORANG LAIN.
• ADA JUGA GURU YG MELAKUKAN BULLYING
THD ANAK
BULLYING
• MASALAH BULLYING SAAT INI MENJADI
LEBIH SERIUS DI BIDANG PENDIDIKAN
• ANGGAPAN TURUNAN LEBIH BAIK, WARNA
KULIT LEBIH BERMARTABAT DARI LAINNYA
SEPERTI ZAMAN FEODAL, RASIALIST.
• LEBIH SENIOR, ATAU ATRIBUT LAIN LEBIH
DARI YUNIOR TANPA MELHAT PRESTASI
DAMPAK BULLYING
DAMPAK NEGATIF :
• Ketakutan
• Cemas
• Rendah diri
• Depresi
• Krisis kepercayaan pada orang lain
• Gejala-gejala psikosomatis
• Bunuh diri
• Susah tidur
• Agresi
Jadi akibat dari bullying menyerang aspek psikhologis,social
adjustment, kenyamanan psikhologis dan fisik

DAMPAK POSITIP :
• Memacu diri ingin menjadi yang terbaik
DALAM BANYAK KASUS LEBIH BANYAK DAMPAK NEGATIF
DARIPADA POSITIP
SIKAP YANG BIJAKSANA
MENANGGAPI BULLIYING
1. Mengampuni dan mendoakan
2. Tidak membalas tetapi mengasihi
3. Berusaha mencari teman curhat atau yang
bisa memahami
4. Mengalihkan pikiran negatif kepada hal-hal
positip
5. Berjuang memaksimalkan potensi diri dengan
tidak kehilangan tujuan hidup
kondisi yang erat hubungannya dengan
perlakuan salah pada anak,
• Riwayat keluarga dari penganiayaan anak yang lalu.
• Kecelakaan yang berulang-ulang, dengan
fraktur/memar/jaringan yang berbeda waktu
sembuhnya.
• Orangtua yang lambat mencari pertolongan medis.
• Orangtua yang mengaku tidak mengetahui bagaimana
jejas tersebut terjadi.
• Riwayat kecelakaan dari orangtua berbeda atau
berubah-ubah pada anamnesis.
• Keterangan yang tidak sesuai dengan penyebab jejas
yang tampak atau stadium perkembangan anak.
• Orangtua yang mengabaikan jejas utama dan hanya
membicarakan masalah kecil yang terus-menerus.
Three major components
of child abuse

Child
+
Care Giver
+
Stress
=
Child Abuse
STRESSORS ASSOCIATED WITH THE CHILD

• An unwanted child

• A child that is different Handicapped A


crying, irritable child

• A hyperactive child

• A child that reminds the parent or someone


they do not like
• A low birth-weight child
STRESSORS ASSOCIATED WITH THE
PARENT:
• Abused as a child • Emotional immaturity
• Single parent • Postpartum depression
• Spouse is gone much of • Unrealistic expectations
the time • Stress of unemployment
• Divorce • Financial stress
• Alcohol or other drugs. • Other stresses of any
• Low self-esteem kind.
• Isolation • Mental illness
• Husband uninvolved and
critical
“Child
abuse
assessment
Riwayat Penyakit dan Pemeriksaan Fisik
Penganiayaan fisik
• Luka memar, terutama di wajah, bibir, mulut, telinga,
kepala, atau punggung.
• Luka bakar yang patognomonik dan sering terjadi: rokok,
pencelupan kaki-tangan dalam air panas, atau luka
bakar berbentuk lingkaran pada bokong. Luka bakar
akibat alat listrik seperti oven atau setrika
• Trauma kepala, seperti fraktur tengkorak, trauma
intrakranial, perdarahan retina, dan fraktur tulang
panjang yang multipel dengan tingkat penyembuhan
yang berbeda
• Trauma abdomen dan toraks lebih jarang dibanding
trauma kepala dan tulang pada penganiayaan anak.
Penganiayaan fisik lebih dominan pada anak di atas usia
2 tahun
Laboratorium
Jika dijumpai luka memar, perlu dilakukan
skrining perdarahan. Pada penganiayaan
seksual, dilakukan pemeriksaan:
• Swab untuk analisa asam fosfatase,
spermatozoa dalam 72 jam setelah
penganiayaan seksual.
• Kultur spesimen dari oral, anal, dan vaginal
untuk gonokokus.
• Tes untuk sifilis, HIV, dan hepatitis B.
Penatalaksanaan
• Karena perlakuan salah pada anak ini
merupakan akibat dari penyebab yang
kompleks, maka penanganan harus
dilakukan oleh suatu tim dari multidisiplin
ilmu yang terdiri dari dokter anak,
psikiater, psikolog, Ners, petugas sosial,
ahli hukum, pendidik, dan lain-lain
• SCAN TEAM ( Suspected Child Abuse
and Neglect Team ) yang keberadaannya
diakui oleh seluruh jajaran pemerintahan
dan anggota teamnya terdiri dari relawan
masyarakat dan pegawai kerajaan, serta
anggota kepolisian dan profesi kesehatan.
Setiap kasus ditangani secara terpadu,
pemeriksaan kesehatan biayanya
ditanggung oleh pemerintah federal.
BAGAIMANA
MENCEGAH TERJADINYA
TINDAK KEKERASAN
TERHADAP ANAK
Melibatkan seluruh elemen masyarakat
dan pemerintahan
Anak

Ortu / Pengasuh
Keluarga Luas
Komunitas dan Masy Sipil
Pemerintah Desa

Pem. Kecamatan

Pemkab
Pemprov
Pem Pusat
Komunitas Internasional
Ketentuan Peraturan Perundangan

UU. No. 35/2014 tentang Perubahan UU.


No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak,
Pasal 72 mencantumkan:
(1) Masyarakat berperan serta dalam
Perlindungan Anak, baik secara perseorangan maupun kelompok

(2) Peran Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan oleh orang perseorangan,
lembaga perlindungan anak, lembaga
kesejahteraan sosial, lembaga pendidikan,
organisasi kemasyarakatan, media
massa, dan dunia usaha
How to deal with child abuse???
Hal yang perlu dilakukan

• perlu dibentuk sistem jaminan social bagi


anak. Kalau selama ini budget yang begitu
besar terserap untuk BLT, Askeskin, dan
lainnya. Akan lebih efektif jika integrasikan
menjadi satu sistem jaminan social
termasuk di dalamnya untuk
kesejahteraan dan perlindungan anak.
• meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan dan perlindungan anak, selain sosialisasi
yang intensif mengenai UU no 23 tahun 2002
tentang perlindungan anak, juga proses edukasi
pada masyarakat mengenai perkambangan anak,
pola asuh anak, dan pendisiplinan anak, sehinga
orang tua paham bagaimana harus menghadapi
anak.
• Pelatihan Life Skill . Yang di maksud dengan
pelatihan life skill meliputi penyelesaian konflik
tanpa kekerasan, ketrampilan menangani stress,
manajemen sumber daya, membuat keputusan
efektif, komunikasi interpersonal secara efektif,
tuntunan atau guidance dan perkembangan anak,
termasuk penyalahgunaan narkoba.

You might also like