Jurnal Sabhanga: Vol. 1 No. 2 Juli 2019: 117-126
Jurnal Sabhanga: Vol. 1 No. 2 Juli 2019: 117-126
Email : [email protected]
Abstract
Introduction : One of the factors that influence the incidence of diarrhea in children is
environmental factors and maternal knowledge because knowledge determines health behavior. The
purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge of mothers
about diarrhea and the occurrence of diarrhea in the Kasun II Posyandu Toddler Village
Banyukambang Puskesmas Working Area Wonoasri Madiun. Methods : The research design is
correlational analytic with cross sectional approach. The study was conducted on December 11, 2018
at the Kasun II Posyandu Toddler Village Banyukambang Wonoasri Madiun Health Center Working
Area. The population is all mothers of children under five in the Kasun II Posyandu Toddler Village
Banyukambang Wonoasri Madiun Health Center Area as many as 37 respondents. Sampling uses
purposive sampling. A sample of 36 respondents. There are 2 variables, the independent variable is
knowledge and the dependent variable is the occurrence of diarrhea. Data collection using a
questionnaire. The statistical test uses a contingency coefficient with a significant level of α = 0.05.
Results : The results showed that from 36 respondents most of them had less knowledge about
diarrhea, as many as 21 respondents (58.33%) and most of the respondents under five had diarrhea as
many as 27 respondents (75%). The statistical test of the contingency coefficient obtained p value
0,000 α α = 0.05 so that Ha was accepted. There is a relationship between the level of knowledge of
mothers about diarrhea and the occurrence of diarrhea in the Kasun II Posyandu Toddler Village
Banyukambang Community Health Center Working Area Wonoasri Madiun. Conclusions : The
knowledge that most respondents lack of diarrhea makes the behavior of the respondents wrong.
Respondents tended not to care about cleanliness, especially the hygiene of eating and drinking
toddlers, which triggered diarrhea in infants.
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 117
JURNAL SABHANGA
Pengetahuan merupakan salah satu faktor terdapat 29% dari seluruh penyakit yang di
yang mempengaruhi perilaku seseorang derita balita merupakan diare (Kemenkes,
dan berpengaruh terhadap praktek baik 2017). Di Madiun berdasarkan data dari
secara langsung atau tidak langsung Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun tahun
melalui perantara sikap. Praktek dalam hal 2017 terdapat 12.500 penderita diare
ini adalah upaya pencegahan diare dengan jumlah balita yang mengalami
terhadap balita (Jannah DKK, 2016). diare sebanyak 4.996 balita. Di Posyandu
Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 4 Balita Kasun II Desa Banyukambang
Juli 2018 di Posyandu Balita Kasun II Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri
Desa Banyukambang Wilayah Kerja Madiun terdapat 37 anak balita pada bulan
Puskesmas Wonoasri Madiun pada 7 ibu Juni 2018.
didapatkan hasil 7 ibu mengatakan anak Menurut Jannah DKK (2016) salah
pernah mengalami diare, dari 7 ibu satu faktor kejadian diare adalah
tersebut 3 ibu mengatakan memberikan pengetahuan ibu. Dijelaskan bahwa ibu
MPASI sebelum usia 6 bulan, 2 ibu kurang yang memiliki tingkat pengetahuan yang
menjaga kebersihan tempat makan dan baik akan dapat menerapkan di dalam
minum bayi, 2 ibu tidak cuci tangan kegiatan sehari-hari dan berdampak pada
setelah melakukan perawatan bayi. menurunnya angka kejadian diare.
World Health Organization (WHO) Menurut Kemenkes (2011) ada beberapa
menyatakan bahwa diare adalah penyebab faktor yang dapat mempengaruhi diare
nomor satu kematian balita di seluruh pada bayi antara lain tidak memberikan
dunia. Badan Perserikatan Bangsa-bangsa Air Susu Ibu/ASI (ASI eksklusif).
untuk urusan anak (UNICEF) Memberikan makanan pendamping (MP
memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada ASI) terlalu dini akan mempercepat bayi
satu anak yang meninggal dunia karena kontak terhadap kuman dan terjadinya
diare di Indonesia, merupakan pembunuh diare. Makanan pendamping ASI yang
balita nomor dua setelah infeksi saluran tepat biasanya diberikan 3 kali sehari.
akut (ISPA) dan setiap tahun 100.000 Pemberian MP ASI yang berlebihan atau
balita meninggal karena diare. Riset diberikan lebih dari 3 kali sehari dapat
nasional menunjukkan, 31,4% dari mengakibatkan terjadinya diare.
kematian bayi dan 25,3% dari kematian Menggunakan botol susu terbukti
balita di Indonesia disebabkan oleh diare meningkatkan risiko terkena penyakit diare
(Afriani, 2017). Di Jawa Timur tahun 2017 karena sangat sulit untuk membersihkan
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 118
JURNAL SABHANGA
botol susu. Tidak menerapkan Kebiasaaan baik, dan lebih matang pada diri individu,
Cuci Tangan pakai sabun sebelum kelompok atau masyarakat. Berdasarkan
memberi ASI/makan, setelah Buang Air uraian diatas peneliti tertarik melakukan
Besar (BAB), dan setelah membersihkan penelitian dengan judul “Hubungan
BAB anak seta penyimpanan makanan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare
yang tidak higienis. Menurut Ngastiyah Dengan Terjadinya Diare Di Posyandu
(2014) komplikasi dari diare adalah Balita Kasun II Desa Banyukambang
dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri
isotonik atau hipertonik), renjatan Madiun”.
hipovolemik, hipokalemia dan
hipoglikemia METODE PENELITIAN
Menurut Sodikin (2011) pengobatan Desain penelitian adalah analitik
yang diberikan ke penderita diare harus korelasional dengan pendekatan cross
berdasarkan gejala utama penyakit dan sectional. Penelitian dilaksanakan tanggal
pengertian dasar tentang mekanisme 11 Desember 2018 bertempat di Posyandu
patogenesisnya. Prinsisp pengobatan diare Balita Kasun II Desa Banyukambang
adalah sebagai berikut, diare cair Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri
membutuhkan penggantian cairan dan Madiun. Populasi adalah semua ibu balita
elektrolit tanpa melihat etiologinya, di Posyandu Balita Kasun II Desa
makanan harus terus diberikan bahkan Banyukambang Wilayah Kerja Puskesmas
harus ditingkatkan selama diare untuk Wonoasri Madiun sebanyak 37 responden.
menghindari efek buruk pada gizi, Sampling menggunakan purposive
antibiotik dan antiparasit tidak boleh sampling. Kriteria inklusi : bersedia
digunakan secara rutin karena tidak ada menjadi responden, dapat membaca dan
manfaatnya untuk kebanyakan kasus. menulis, lancar dalam berkomunikasi dan
Menurut Notoatmodjo (2011) dalam upaya hadir saat penelitian dilaksanakan (sesuai
meningkatkan perilaku hidup sehat jadwal Posyandu). Kriteri eksklusi : balita
diperlukan peningkatan pengetahuan yang mengalami gangguan mental, balita
melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan yang diantar ke posyandu bukan oleh
kesehatan adalah suatu proses belajar yang ibunya. Sampel sebanyak 36 responden.
berarti dalam pendidikan itu terjadi proses Terdapat 2 variabel, variabel independen
pertumbuhan, perkembangan, atau yaitu pengetahuan dan variabel dependen
perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih yaitu riwayat terjadinya diare.
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 119
JURNAL SABHANGA
HASIL PENELITIAN
memiliki pengetahuan yang kurang tentang diare yaitu sebanyak 21 responden (58,33%).
Berdasarkan tabel 2 dari 36 responden diketahui sebagian besar dari balita responden
mengalami diare yaitu sebanyak 27 responden (75%).
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Terjadinya Diare Di Posyandu
Balita Kasun II Desa Banyukambang Wilayah Kerja Puskesmas Wonoasri Madiun.
Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan
Terjadinya Diare Di Posyandu Balita Kasun II Desa Banyukambang Wilayah Kerja
Puskesmas Wonoasri Madiun Tanggal 11 Desember 2018.
Terjadinya Diare
Total
Pengetahuan Diare Tidak terjadi diare
ƒ % ƒ % Ʃ %
Baik 0 0 5 13,9 5 13,9
Cukup 6 16,7 4 11,1 10 27,8
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 120
JURNAL SABHANGA
Kurang 21 58,3 0 0 21 58,3
Total 27 75 9 25 36 100
Uji Coeffient Contingency didapatkan p value = 0,000 (α = 0,05)
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 121
JURNAL SABHANGA
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 122
JURNAL SABHANGA
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 123
JURNAL SABHANGA
dengan jenis kelamin laki-laki. Usia dan secara langsung atau tidak langsung
jenis kelamin bukan merupakan faktor melalui perantara sikap. Praktek dalam
yang menyebabkan diare. Hal tersebut hal ini adalah upaya pencegahan diare
dikarenakan diare tidak memandang terhadap balita. Dijelaskan bahwa ibu
usia dan jenis kelamin semua bisa yang memiliki tingkat pengetahuan
menderita diare. yang baik akan dapat menerapkan di
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dalam kegiatan sehari-hari dan
Tentang Diare Dengan Terjadinya berdampak pada menurunnya angka
Diare Di Posyandu Balita Kasun II kejadian diare (Jannah DKK, 2016).
Desa Banyukambang Wilayah Kerja Menurut Kemenkes (2011) ada
Puskesmas Wonoasri Madiun. beberapa faktor yang dapat
Hasil penelitian sebagian besar mempengaruhi diare pada bayi antara
responden memiliki pengetahuan yang lain tidak memberikan Air Susu
kurang dengan balita yang mengalami Ibu/ASI (ASI eksklusif). Memberikan
diare yaitu sebanyak 21 responden makanan pendamping (MP ASI) terlalu
(58,3%). Hasil uji statistik Coefficient dini akan mempercepat bayi kontak
Contingency didapatkan p value = terhadap kuman dan terjadinya diare.
0,000 ≤ α = 0,05 sehingga Ha diterima Makanan pendamping ASI yang tepat
dan Ho ditolak, dapat disimpulkan ada biasanya diberikan 3 kali sehari.
hubungan tingkat pengetahuan ibu Pemberian MP ASI yang berlebihan
tentang diare dengan terjadinya diare di atau diberikan lebih dari 3 kali sehari
Posyandu Balita Kasun II Desa dapat mengakibatkan terjadinya diare.
Banyukambang Wilayah Kerja Menggunakan botol susu terbukti
Puskesmas Wonoasri Madiun. meningkatkan risiko terkena penyakit
Dari penelitian-penelitian yang telah diare karena sangat sulit untuk
dilakukan diketahui bahwa salah satu membersihkan botol susu. Tidak
faktor yang mempengaruhi kejadian menerapkan Kebiasaaan Cuci Tangan
diare pada anak adalah faktor pakai sabun sebelum memberi
lingkungan dan pengetahuan ibu ASI/makan, setelah Buang Air Besar
(Palancoi, 2014). Pengetahuan (BAB), dan setelah membersihkan BAB
merupakan salah satu faktor yang anak seta penyimpanan makanan yang
mempengaruhi perilaku seseorang dan tidak higienis. Menurut Ngastiyah
berpengaruh terhadap praktek baik (2014) komplikasi dari diare adalah
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 124
JURNAL SABHANGA
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 125
JURNAL SABHANGA
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 126