Analsis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Di Pinggiran Sungai Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan, Kota Banjarmasin

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), Vol. XI, No.

1, November 2020

Analsis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting di Pinggiran


Sungai Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan, Kota Banjarmasin

Analysis of Factors Related to The Incidence of Stunting Among Children Under Five on The
Riverside in The Work Area of Puskesmas Alalak Selatan, Banjarmasin

Netty1*, Husnul Khatimatun I1, Ari Widyarni1


1
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Asyad Al Banjari
*Korespondensi: [email protected]

Abstract
Stunting is a chronic nutritional problem among under-five children, characterized by a
shorter height than children at their age. Stunted children can occur due to nutritional
disorders in the first 1,00 days of life, and it is influenced by many factors (e.g., mothers’
nutritional status during pregnancy and feeding behavior). Behavior is affected by mothers’
education and knowledge. The prevalence of moderately and severely stunted under-five
children was 30.08% in Indonesia, 33.08% in South Kalimantan, and 28.75% in Banjarmasin
City (Riskesdas, 2018). Puskesmas Alalak Selatan is in charge of 3 Kelurahan (Pangeran,
Alalak Selatan, and Kuin Utara). Objective: To determine factors related to the incidence of
stunting among under-five children on the riverbank in the work area of Puskesmas Alalak
Selatan. This was an analytical study using a case-control study design. The data analysis
used computer programs and the chi-square test with a 95% confidence level. The
population was mothers with under-five children aged 12-59 months with a total sample of 60
people (30 mothers with stunted children as cases and 30 mothers with normal children as
the control). Results: 50% of stunted under-five children (cases) and 50% of normal under-
five children (control). Thirty-eight people (63.3%) had high education, and three people
(5.0%) had low education. Twenty-five people (41.7%) had good knowledge, and 20 people
had low knowledge (33.3%). Twenty-nine mothers had CED (48.3%) and 31 mothers without
CED (51.7%) during pregnancy. Mothers’ education, knowledge, and nutritional status during
pregnancy were related to the incidence of stunting among under-five children on the
riverbank in the work area of Puskesmas Alalak Selatan, Banjarmasin City.

Keywords : Education, Knowledge, Pregnant Women, Stunting

Pendahuluan Indonesia, karena anak stunting tidak hanya


Anak merupakan aset bangsa di masa terganggu pertumbuhan fisik tapi juga
depan. Bisa dibayangkan, bagaimana pertumbuhan otak. Efeknya, sumber daya
kondisi sumber daya manusia Indonesia di manusia (SDM) menjadi tidak produktif yang
masa yang akan datang jika saat ini banyak berdampak pada terganggunya kemajuan
anak Indonesia yang menderita stunting atau negara (1).
gagal pertumbuhan pada anak. Dapat Di Indonesia, keadaaan stunting
dipastikan bangsa ini tidak akan mampu disebut kerdil artinya ada gangguan
bersaing dengan bangsa lain dalam pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak
menghadapi tantangan global. Stunting pada anak stunting yang dapat terjadi dalam
adalah masalah gizi kronis pada balita yang 1000 hari pertama kehidupan. Stunting
ditandai dengan tinggi badan yang lebih menurut peraturan Kementerian Kesehatan
pendek dibandingkan dengan anak RI. No 2 tahun 2020 tentang standar
seusianya. Anak yang menderita stunting Antropometri TB/U atau PB/U anak umur 0-
akan lebih rentan terhadap penyakit dan 60 bulan dengan kategori sangat pendek
ketika dewasa berisiko untuk mengidap apabila <-3SD, pendek apabila -3SD - <-
penyakit degeneratif. Dampak stunting tidak 2SD, normal >-2SD - +3SD dan tinggi
hanya pada segi kesehatan tetapi juga >+3SD (2).
mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Stunting dipengaruhi banyak faktor,
Masalah stunting merupakan ancaman bagi diantaranya sosial ekonomi, asupan

7
Netty, dkk

makanan, infeksi, status gizi ibu pada saat diharapakan atau benar dengan pertanyaan
hamil, penyakit menular, kekurangan dikali 100%. Maka dikategorikan sebagai
mikronutrien dan lingkungan. Penyebab berikut pengetahuan baik pengetahuan
lainya adalah faktor perilaku praktek ibu cukup pengetahuan kurang (7) . Penelitian
dalam pemberian makan kepada kepada oleh Ida Aryani Pangaribuan menyatakan
anak. Perilaku pemberian makan ini ada hubungan pengetahuan dengan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, kejadian stunting pada Balita di wilayah kerja
pengetahuan dan sikap ibu (3). Puskesmas Medan Deli, tahun 2019 (8).
Tingkat Pendidikan adalah tahapan Status gizi ibu hamil dapat dilakukan
pendidikan berkelanjutan yang sudah dengan cara mengukur Lingkaran Lengan
ditetapkan oleh lembaga terkait. Tingkat Atas (LILA). LILA mencerminkan tumbuh
pendidikan memengaruhi seseorang dalam kembang jaringan lemak dan otot yang tidak
menerima informasi. Orang dengan tingkat berpengaruh banyak oleh cairan tubuh.
pendidikan yang lebih baik akan lebih mudah Pengukuran ini berguna untuk skrining
dalam menerima informasi daripada orang malnutrisi protein yang biasanya digunakan
dengan tingkat pendidikan yang kurang. oleh Departemen Kesehatan untuk
Informasi tersebut dijadikan sebagai bekal mendeteksi ibu hamil dengan resiko KEK,
ibu untuk mengasuh Balitanya dalam bila LILA < 23,5 cm (Arisman, 2007).
kehidupan sehari–hari. Menurut Pengukuran LILA dimaksudkan untuk
Notoatmodjo tahun 2010, tingkat pendidikan mengetahui apakah seseorang menderita
dapat dibedakan menjadi tingkat pendidikan kurang energi kronis. Ambang batas LILA
dasar (tamat sekolah dasar (SD)) dan WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah
pendidikan menengah (tamat sekolah 23,5 cm. Apabila ukuran kurang dari 23,5 cm
menengah pertama dan sekolah pendidikan atau dibagian merah pita LILA, artinya
atas (SMA) atau sederajat) serta pendidikan wanita tersebut mempunyai risiko KEK (9) .
tinggi (sekolah diploma dan perguruan Penelitian Sukmawati (2018) ada hubungan
tinggi) (4). status gizi ibu pada saat hamil dengan
Penelitian Eko Setiawan dkk tahun kejadian stunting pada Balita usia 6–36
2018, tingkat pendidikan ibu memiliki bulan di Puskesmas Batola (10)
hubungan paling dominan dengan kejadian Berdasarkan data Word health
stunting pada Balita usia 24-59 bulan di Organitation (WHO) tahun 2017, ada 22,2%
Wilayah kerja Puskesmas Andalas atau sekitar 150,8 juta Balita di dunia yang
Kecamatan Padang Timur Kota Padang (5). mengalami stunting dan lebih dari setengah
Perilaku ibu dalam mengasuh Balitanya Balita stunting di dunia berasal dari Asia
memiliki kaitan yang erat dengan kejadian (55%). Indonesia berdasarkan data
stunting pada Balita. Ibu dengan pola asuh pemantauan status Gizi (PSG) tahun 2017
yang baik akan cenderung memiliki anak menunjukkan prevalensi Balita stunting
dengan status gizi yang baik pula, begitu masih tinggi yaitu 29,6% dari batasan yang
juga sebaliknya, ibu dengan pola asuh gizi ditetapkan oleh WHO 20% (11). Hasil
yang kurang cenderung memiliki anak Riskesdas tahun 2018 Balita pendek dan
dengan status gizi yang kurang. Pola asuh sangat pendek di Indonesia sebesar 30,08%
ibu merupakan perilaku ibu dalam mengasuh (12), sedangkan angka stunting di
Balita mereka. Perilaku sendiri berdasarkan Kalimantan Selatan 33,08% dan Kota
Notoatmodjo dipengaruhi oleh sikap dan Banjarmasin 28,75% (13).
pengetahuan. Pengetahuan yang baik akan Puskesmas Alalak Selatan adalah
menciptakan sikap yang baik, yang Puskesmas yang ada di Kota Banjarmasin,
selanjutnya apabila sikap tersebut dinilai berada di wilayah Kecamatan Banjarmasin
sesuai, maka akan muncul perilaku yang Utara membawahi 3 Kelurahan yaitu
baik pula (6). Kelurahan Pangeran, Alalak Selatan dan
Menurut Arikunto tingkat pengetahuan Kuin Utara. Jumlah Balita yang terukur
dapat dilakukan dengan cara wawancara antropometri sebanyak 1867 Balita dan
atau angket menggunakan kuesioner yaitu sebanyak 269 Balita atau 33,29% adalah
menanyakan tentang tentang isi materi yang stunting, angka tersebut di atas rata-rata
ingin diukur pada objek penelitian. hasil ukur Nasional, Provinsi Kalimantan Selatan dan
yaitu membandinkan antara jawaban yang Kota Banjarmasin serta termasuk 5 terbesar

8
Netty, dkk

angka stunting dari 26 Puskesmas di Kota stunting, angka tersebut di atas rata-rata
Banjarmasin (14). Tujuan penelitian Nasional, Provinsi Kalimantan Selatan dan
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan Kota Banjarmasin serta termasuk 5 terbesar
dengan kejadian stunting pada Anak Balita angka stunting dari 26 Puskesmas di Kota
di Pinggiran Sungai wilayah kerja Banjarmasin (14).
Puskesmas Alalak Utara Kota Banjarmasin
1. Karakteristik
Metode Penelitian a. Umur Ibu
Penelitian yang dilakukan adalah Tabel 1 Distribusi Umur Ibu Balita di Pinggiran
bersifat analitik karena menganalisis Sungai wilayah Kerja Puskesmas Alalak
hubungan antara variabel bebas terhadap Selatan Kota Banjarmasin
variabel terikat. Rancangan yang digunakan Umur (Tahun) n %
dalam penelitian ini adalah metode Case 20 – 24 10 16,67
Control. Artinya dilakukan dengan cara 25 – 29 22 36,67
membandingkan antara kelompok kasus dan
30 – 34 17 28,33
kelompok kontrol. Sebagai kelompok kasus
adalah ibu yang mempunyai anak Balita 35 – 39 10 16,66
stunting dan kelompok kontrol adalah ibu 40 – 44 1 1,67
yang mempunyai anak Balita normal. Total 60 100
Penelitian dilakukan di Puskesmas Alalak
Selatan Kota Banjarmasin. Populasi dalam Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bahwa ada 22 orang (36,67%), ibu Balita
Balita berumur 12–59 bulan pada saat berada di umur 25-29 tahun.
pengambilan data. Sampel pada penelitian
ini adalah 30 ibu yang mempunyai Balita b. Umur Balita
dengan stunting (kasus) dan 30 ibu yang Tabel 2 Distribusi Umur Balita di Pinggiran
mempunyai Balita normal (kontrol). Data Sungai wilayah Kerja Puskesmas Alalak
stunting diperoleh dengan cara mengukur Selatan Kota Banjarmasin.
TB/U, pengukuran TB menggunakan Umur (bulan) n %
Microtoice dan umur dengan wawancara 12 -24 32 53,33
atau melihat akte kelahiran anak. Data 25-36 9 15,00
pendidikan dan pengetahuan diperoleh
37 -48 9 15,00
dengan cara wawancara menggunakan
kuesioner. Pengolahan dan analisis data 49-59 10 16,67
menggunakan program komputer dan uji Total 60 100
statsistik Chi Square. Analisis Univariat
untuk menjelaskan variabel Kejadian Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
Stunting, pendidkan , pengetahuan dan bahwa ada 32 orang (53,33 %), Balita
status gizi ibu pada saat hamil. Analis berada di umur 12-24 bulan
Bivariat dilakukan untuk menganalisis
hubungan pendidikan, pengetahuan dan 2. Analisis Univariat
status gizi ibu pada saat hamil dengan Kejadian Stunting, Pendidikan, Pengetahuan
kejadian stunting. Uji statistik menggunakan dan Status Gizi Ibu pada Saat Hamil.
chi square dengan tingkat kepercayaan 95 Tabel 3 Distribusi Kejadian Stunting pada Balita,
% atau α= 0,05. Pendidikan, Pengetahuan Ibu dan Status
Gizi Ibu pada saat hamil di Pinggiran
Hasil Sungai wilayah kerja Puskesmas Alalak
Puskesmas Alalak Selatan adalah Selatan Kota Banjarmasin.
Puskesmas yang ada di Kota Banjarmasin, Variabel n %
berada di wilayah Kecamatan Banjarmasin Kejadian Stunting
Utara membawahi 3 Kelurahan yaitu Stunting 30 50
Normal 30 50
Kelurahan Pangeran, Alalak Selatan dan
Pendidikan
Kuin Utara. Jumlah Balita yang terukur Tinggi
38 63,3
antropometri sebanyak 1867 Balita dan 19 31,7
Menengah
sebanyak 269 Balita atau 33,29% adalah 3 5,0
Dasar

9
Netty, dkk

Pengetahuan
25 41,7
b. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
Baik Kejadian Stunting Anak Balita di pinggiran
15 25,0
Cukup Sungai Wilayah Kerja Puskesmas Alalak
20 33,3
Kurang Selatan Kota Banjarmasin
Status Gizi Ibu Saat Hamil Tabel 5. Distribusi Hubungan Pengetahuan Ibu
31 51,7
Tidak KEK dengan Kejadian Stunting Anak Balita
29 48,3
KEK di Pinggiran Sungai Wilayah Kerja
Total 60 100,0 Puskesmas Alalak Selatan Kota
Banjarmasin.
Berdasarkan Tabel 3. Menunjukkan Kejadian Stunting
bahwa 50 % Balita stunting (kasus) Dan 50 Jumlah
Pengetahuan Stunting Normal
% Balita normal (kontrol)). Pendidikan n % n % n %
paling banyak 38 orang (63,3%) kategori Baik 5 20 20 80 25 100
tinggi, tetapi masih ada termasuk kategori Cukup 8 53,3 7 46,7 15 100
dasar sebanyak 3 orang (5,0%). Kurang 17 85 3 15 20 100
Pengetahuan paling banyak 25 orang Jumlah 30 50 30 50 60 100
(41,7%) kategori baik tetapi masih ada
termasuk kategori kurang sebanyak 20 Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
orang (33,3%). dan status gizi ibu saat hamil bahwa responden dengan tingkat
KEK sebanyak 29 orang (48,3%). pengetahuan baik mengalami kejadian
stunting sebesar 20% dan normal 80%.
3. Analisis Bivariat Sedangkan responden dengan tingkat
a. Hubungan Pendidikan Ibu dengan pengetahuan kurang mengalami kejadian
Kejadian Stunting anak Balita di Pinggiran stunting sebesar 85% dan normal 15%.
Sungai wilayah kerja Puskesmas Alalak Berdasarkan hasil uji stastistik
Selatan Kota Banjarmasin menggunakan uji korelasi Chi Square
Tabel 4. Distribusi Hubungan Pendidikan Ibu diperoleh p-value (0,000) < α (0,05) maka
dengan Kejadian Stunting anak Balita
di Pinggiran Sungai Wilayah Kerja
Ho ditolak atau ada hubungan tingkat
Puskesmas Alalak Selatan Kota pengetahuan ibu dengan kejadian stunting
Banjarmasin anak balita di pinggiran sungai wilayah kerja
Kejadian Stunting Puskesmas Alalak Selatan Kota
Jumlah Banjarmasin.
Pendidikan Stunting Normal
n % n % n %
c. Hubungan Status Gizi Ibu Pada Saat
Tinggi 26 68,4 12 31,6 38 100
Hamil dengan Kejadian Stunting Anak
Menengah 4 21,1 15 78,9 19 100
Balita di Pinggiran Sungai Wilayah Kerja
Dasar 0 0 3 100 3 100
Puskesmas Alalak Selatan Kota
Jumlah 30 50 30 50 60 100 Banjarmasin.
Tabel 6. Distribusi Hubungan Status Gizi Ibu
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui Pada Saat Hamil dengan Kejadian
bahwa sebagian besar responden dengan Stunting Anak Balita di pinggiran
pendidikan tinggi mengalami kejadian Sungai Wilayah Kerja Puskesmas
stunting sebesar 68,4% dan normal 31,6%. Alalak Selatan Kota Banjarmasin
Sedangkan pendidikan dasar mengalami Status Gizi Kejadian Stunting Jumlah
kejadian stunting 0% dan normal 100%. Ibu Saat Stunting Normal
Berdasarkan hasil uji stastistik Hamil n % n % n %
menggunakan uji korelasi Chi Square Tidak KEK 8 25,8 23 74,2 31 100
diperoleh p-value (0,001) < α (0,05) maka KEK 22 75,9 7 24,1 29 100
Ho ditolak atau ada hubungan pendidikan Jumlah 30 50 30 50 60 100
ibu dengan kejadian stunting anak balita di
pinggiran sungai wilayah kerja Puskesmas Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
Alalak Selatan Kota Banjarmasin. bahwa responden dengan status gizi pada
saat hamil tidak KEK mengalami kejadian
stunting sebesar 25,8% dan normal 74,2%.
Sedangkan yang KEK mengalami kejadian

10
Netty, dkk

stunting sebesar 75,9% dan normal 24,1%. dalam menerima informasi daripada orang
Berdasarkan hasil uji stastistik dengan tingkat pendidikan yang kurang.
menggunakan uji korelasi Chi Square Informasi tersebut dijadikan sebagai bekal
diperoleh p-value (0,000) < α (0,05) maka ibu untuk mengasuh balitanya dalam
Ho ditolak atau ada hubungan status gizi ibu kehidupan sehari–hari (4).
pada saat hamil dengan kejadian stunting
anak Balita di pinggiran sungai wilayah kerja c. Pengetahuan
Puskesmas Alalak Selatan Kota Berdasarkan hasil penelitian yang
Banjarmasin. dilakukan di Pinggiran Sungai Wilayah Kerja
Puskesmas Alalak Selatan Kota
Pembahasan Banjarmasin pengetahuan paling banyak 25
1. Analisi Univariat orang (41,7 %) kategori baik tetapi masih
a. Kejadian Stunting ada termasuk kategori kurang sebanyak 20
Berdasarkan hasil penelitian yang orang (33,3%). Hal ini sejalan dengan
dilakukan di Pinggiran Sungai Wilayah Kerja penelitian Ani Margawati tahun 2018
Puskesmas Alalak Selatan Kota menyatakan bahwa 50% ibu balita 1-5 tahun
Banjarmasin menunjukan bahwa 50% Balita mempunyai pengetahuan baik di Kelurahan
stunting (kasus) dan 50 % Balita normal Bangetayu Kecamatan Genuk Semarang
(kontrol)). Hal ini disebabkan karena (17). Pengetahuan yang baik akan
sebagian besar Balita berusia 12-24 bulan menciptakan sikap yang baik, yang
yaitu sebesar 53,33%, dikarenakan rentang selanjutnya apabila sikap tersebut dinilai
usia tersebut rawan terhadap pengaruh sesuai, maka akan muncul perilaku yang
kekurangan gizi pada masa pertumbuhan baik pula (6)
yakni terhadap tinggi badan yang akan
tampak dalam kurun yang relatif lama. c. Status Gizi Ibu Pada Saat Hamil
Stunting pada Balita akan berakibat buruk Berdasarkan hasil penelitian yang di
pada kehidupan berikutnya yang sulit lakukan di Pinggiran Sungai Wilayah Kerja
diperbaiki. Pertumbuhan fisik berhubungan Puskesmas Alalak Selatan Kota
dengan genetik dan faktor lingkungan. Banjarmasin sebagian besar status gizi ibu
Faktor genetik meliputi tinggi badan orang pada saat hamil tidak KEK yaitu sebesar 31
tua dimana tinggi badan ibu merupakan orang (51,7%), sedangkan KEK sebanyak
salah satu faktor risiko terjadinya stunting. 29 orang (48,3%). Hal ini sesuai dengan
Faktor Pengetahuan juga merupakan penelitian Vinda tahun 2019, dimana
sesuatu yang dapat membawa seseorang sebagian besar Ibu memiliki status gizi saat
untuk memiliki sikap ataupun perilaku gizi hamil tidak KEK sebesar 54,8%, sedangkan
yang baik. Orang tua dalam hal ini status gizi saat hamil KEK sebanyak 45,2%
khususnya ibu Balita yang memiliki dan di Desa Dukuhmaju Kecamatan
pengetahuan baik akan lebih baik dalam Songgom Kabupaten Brebes (18).
sikap maupun perilaku gizi terhadap Kekurangan energi kronis (KEK) adalah
Balitanya jika dibandingkan dengan orang- masalah gizi yang disebabkan karena
orang yang memiliki pengetahuan yang lebih kekurangan asupan makanan dalam waktu
rendah yang cukup lama, keluar masuknya energi
tidak seimbang di dalam tubuh. Sehingga,
b. Pendidikan banyak gangguan yang akan terjadi jika
Berdasarkan hasil penelitian yang seorang ibu hamil mengalami KEK, yaitu
dilakukan di Pinggiran Sungai Wilayah Kerja diantaranya adalah pertumbuhan janin tidak
Puskesmas Alalak Selatan Kota maksimal sehingga akan mengganggu
Banjarmasin, pendidikan paling banyak 38 perkembangan organ janin yang akan
orang (63,3%) kategori tinggi, tetapi masih berdampak anak akan mengalami stunting
ada termasuk kategori dasar sebanyak 3 serta kemampuan kognitif yang kurang (19).
orang (5,0%). Hal ini tidak sejalan dengan
teori yang menyatakan bahwa tingkat 2. Analisi Bivariat
pendidikan mempengaruhi seseorang dalam a. Hubungan pendidikan Ibu dengan
menerima informasi. Orang dengan tingkat Kejadian Stunting Anak Balita di Pinggiran
pendidikan yang lebih baik akan lebih mudah

11
Netty, dkk

Sungai Wilayah Kerja Puskesmas Alalak pula, begitu juga sebaliknya, ibu dengan
Selatan Kota Banjarmasin pola asuh gizi yang kurang cenderung
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui memiliki anak dengan status gizi yang
bahwa pendidikan tinggi beresiko stunting kurang.. Perilaku sendiri dipengaruhi oleh
sebesar 68,4% dan normal 31,6%. sikap dan pengetahuan. Pengetahuan yang
Sedangkan pendidikan dasar beresiko baik akan menciptakan sikap yang baik,
stunting 0% dan normal 100%. Berdasarkan yang selanjutnya apabila sikap tersebut
hasil uji stastistik menggunakan uji korelasi dinilai sesuai, maka akan muncul perilaku
Chi Square diperoleh p-value (0,001) < α yang baik pula Ibu yang memiliki
(0,05) maka Ho ditolak atau ada hubungan pengetahuan yang baik diharapkan mampu
pendidikan ibu dengan kejadian stunting mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki
anak Balita di Pinggiran sungai wilayah kerja dalam perilaku kehidupan sehari-hari.
Puskesmas Alalak Selatan Kota karena perilaku dipengaruhi oleh tingkat
Banjarmasin. pengetahuan (6).
Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Afiska pada tahun 2019 yang C. Hubungan Status Gizi Ibu Pada Saat
menyatakan pendidikan ibu mempengaruhi Hamil dengan Kejadian Stunting Anak
status gizi anak, dimana semakin tinggi Balita di Pinggiran Sungai Wilayah Kerja
pendidikan ibu maka akan semakin baik pula Puskesmas Alalak Selatan Kota
status gizi anak. Tingkat pendidikan juga Banjarmasin
berkaitan dengan pengetahuan gizi yang Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui
dimiliki, dimana semakin tinggi pendidikan bahwa Status Gizi pada saat hamil tidak
ibu maka semakin baik pula pemahaman KEK beresiko stunting sebesar 25,8% dan
dalam dalam memilih makanan (4). normal 74,2%. Sedangkan Yang KEK
beresiko stunting sebesar 75,9% dan normal
b. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan 24,1%. Berdasarkan hasil uji stastistik
Kejadian Stunting Anak Balita di menggunakan uji korelasi Chi Square
Pinggiran Sungai Wilayah Kerja diperoleh p-value (0,000) < α (0,05) maka
Puskesmas Alalak Selatan Kota Ho ditolak atau ada hubungan status gizi ibu
Banjarmasin pada saat hamil dengan kejadian stunting
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui anak balita di pinggiran sungai wilayah kerja
bahwa tingkat pengetahuan baik memiliki Puskesmas Alalak Selatan Kota
kejadian stunting sebesar 20% dan normal Banjarmasin.
80%. Sedangkan tingkat pengetahuan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
kurang memiliki kejadian stunting sebesar Sumartha Y,dkk tahun 2019, yaitu ada
85% dan normal 15%. Berdasarkan hasil uji hubungan yang bermakna status gizi ibu
stastistik menggunakan uji korelasi Chi selama kehamilan dengan kejadian stunting
Square diperoleh p-value (0,000) < α (0,05) pada balita usia 0-59 bulan di Desa
maka Ho ditolak atau ada hubungan tingkat Tegalrejo Wilayah Kerja Puskesmas
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting Gedangsari II p-value = 0,000 (22). Kondisi
anak balita di pinggiran sungai wilayah kerja kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat
Puskesmas Alalak Selatan Kota kehamilan serta setelah persalinan
Banjarmasin. mempengaruhi pertumbuhan janin dan risiko
Penelitian ini sejalan dengan penelitian terjadinya stunting. Kondisi kesehatan bayi
Ari S, tahun 2019. Pengetahuan ibu tentang yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh
gizi, merupakan salah satu faktor yang keadaan gizi ibu selama hamil. KEK pada
paling berpengaruh terhadap kejadian ibu hamil perlu diwaspadai kemungkinan ibu
stunting pada balita di Dusun Teruman Desa melahirkan bayi berat lahir rendah,
Bantul Kabupaten Bantul (21). Pola asuh ibu pertumbuhan dan perkembangan otak janin
merupakan perilaku ibu dalam mengasuh terhambat sehingga mempengaruhi
Balita mereka. Perilaku ibu dalam mengasuh kecerdasan anak dikemudian hari
Balitanya memiliki kaitan yang erat dengan kemungkinan panjang lahir juga tidak normal
kejadian stunting pada balita. Ibu dengan (23).
pola asuh yang baik akan cenderung
memiliki anak dengan status gizi yang baik

12
Netty, dkk

Kesimpulan 9. Arisman. Gizi Dalam Daur Kehidupan.


Berdasarkan hasil penelitian yang Jakarta. EGC; 2007
telah dilakukan didapatkan bahwa 50% 10. Sukmawati, dkk. Hubungan Status Gizi
Balita stunting (kasus) dan 50% Balita Ibu Saat Hamil , Berat Badan Bayi Lahir
normal (kontrol). Pendidikan responden Dengan Stunting Pada Balita Usia 6-36
sebagian besar memiliki kategori tinggi bulan di Puskesmas Batola. Marabahan;
(63,3%). Pengetahuan responden paling 2018.
banyak (41,7) memiliki kategori baik dan 11. Kemenkes RI. Penilaian Status Gizi
status gizi ibu pada saat hamil sebagian (PSG). Jakarta; 2017.
besar memiliki status gizi tidak KEK (51,7%). 12. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar
Ada hubungan pendidikan ibu dengan 2018. Jakarta; 2018.
kejadian stunting dengan nilai p-value = 13. Dinas Kesehatan Propinsi KalSel. Riset
0,001. Ada hubungan Pengetahuan ibu Kesehatan Dasar Provinsi Kalimantan
dengan kejadian stunting nilai p-value = Selatan tahun 2018. Banjarmasin; 2018
0,000 dan ada hubungan status gizi ibu 14. Puskesmas Alalak. Laporan Kerja
pada saat hamil dengan kejadian stunting Puskesmas Alalak Selatan tahun 2019.
nilai p-value = 0,000 di Pinggiran Sungai Banjarmasin; 2019.
Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan 15. Ringgo dkk. Status Gizi Ibu Hamil Dapat
Kota Banjarmasin. Saran agar petugas gizi menyebabkan Stunting Pada Balita Usia
dan petugas kesehatan yang terkait serta 5-59 bulan Di Desa Mataram Ilir
kader Posyandu memberikan penyuluhan Surabaya lampung Tengah; 2019.
tentang gizi baik gizi ibu saat hamil maupun 16. Ni Wayan DE. Edukasi Pada Ibu Hamil
gizi Balita. Memberikan PMT bagi ibu hamil Mencegah Stunting Di Kelas Ibu Hamil;
terutama yang KEK dan PMT anak Balita 2019.
terutama yang kategori stunting. 17. Ani M. Pengetahuan Ibu, Pola Makan,
dan Status Gizi Pada Anak Stunting
Daftar Pustaka Usia 1-5 Tahun Di Kelurahan Bangetayu
1. Kemenkes RI. Bulettin Jendela Data dan Kecamatan Genuk Semarang; 2018.
Informasi Kesehatan. Jakarta; 2018. 18. Vinda NA, dkk. Faktor Paternal Yang
2. Kesehatan RI. Peraturan Menteri Berhubungan Dengan Kejadian Stunting
Kesehatan RI No 2 tahun 2020 Tentang Usia Anak 6-24 Bulan Di Desa Dukuh
Standar Antropometri Anak. Jakarta; Maju Kecamatan Songggom Kabupaten
2020. Brebes; 2019.
3. Kemenkes RI. Untuk Indonesia Yang 19. Nimas MEM. Bahaya Kekurangan
Lebih Sehat, Penurunan Stunting Jadi Energi Kronik Saat Hamil. Jakarta;
Fokus Pemerintah. Jakarta; 2019. 2020.
4. Notoatmodjo, S. Pendidikan Kesehatan 20. Afiska, PD. Faktor-faktor Yang
Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta Jakarta; Berhubungan Dengan Kejadian Stunting
2010. Pada Balita 24-36 Bulan Di Wilayah
5. Eko Setiawan, dkk. Faktor Yang Kerja UPT Puekesmas Gadingrejo
Berhubungan Dengan Stunting Pada Kabupaten Pringsewu; 2019.
Anak Usia 24-59 bulan Di Wilayah Kerja 21. Ari S. Faktor-faktor Yang Berhubungan
Puskesmas Andalas Kecamatan padang Dengan Kejadian Stunting Pada Balita
Timur. Kota Padang; 2018. Di Dusun Teruman Desa Bantul
6. Notoatmojo, S. Promosi Kesehatan Kabupaten Bantul; 2019.
Teori Dan Aplikasi. Rineka Cipta 22. Sumartha Y, dkk. Hubungan Faktor Ibu
Jakarta; 2005. Dengan Kejadian Stunting Pada Balita
7. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Usia 0-59 Bulan di Desa Tegalrejo
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Wilayah Kerja Puskesmas Gedangsari
Cipta; 2010. II.; 2019.
8. Pangaribuan, Ida A.. Faktor-Faktor Yang 23. Mukaddas, H. Hubungan Aktifitas Dan
Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pantangan Makan Dengan Kejadian
Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskemas Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada
Medan Deli. Universitas Prima Ibu Hamil Di Puskesmas Anggaberi
Indonesia; 2019. Kecamatan Anggaberi Kendari; 2018.

13

You might also like