Hasil Penelitian Safira
Hasil Penelitian Safira
SAFIRA
NIM. P.2016 010 79
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
meberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Hasil penelitian yang berjudul “Faktor Risiko Kejadian Asma
Bronchial di Puskesmas Bonegunu Kabupaten Buton Utara” guna memenuhi
salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu
Keperawatan di STIKES-MW Kendari.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan hasil ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun untuk meningkatkan mutu dari penulisan ini sangat penulis harapkan.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa pula menghanturkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Firman,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku
Pembimbing I dan kepada Ibu Mimi Yati,S.Kep.,NS.,M.Kes. selaku pembimbing
II atas semua waktu, tenaga, dan pikiran yang telah diberikan dalam membimbing
dan mengarahkan penulis dalam menyusun hasil penelitian ini.
v
8. Bapak, Ibu dosen beserta segenap staf STIKES-MW Kendari yang telah
memberi ilmu pengetahuan dan pelayanan kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan di STIKES-MW Kendari.
9. Kepala Puskesmas Bonegunu Provinsi Sulawesi Tenggara atas izin dan
Bantuannya dalam pengambilan data penelitian ini
10. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda
tercinta yang telah mendidik, mengasuh, dan membina penulis serta
memberikan do’a dan dorongan baik moril maupun materi sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan hasil ini.
11. Teman-teman yang tidak biasa disebutkan namanya satu persatu terima kasih
atas dukungan bantuan dan kebersamaannya selama penulis
menyelesaikankuliah terutama saat menulis hasil ini.
Demikian semoga hasil ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan terutama
kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di STIKES-MW Kendari, Amin.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................
B.Rumusan Masalah...........................................................................
C.Tujuan Penelitian............................................................................
D. Manfaat Penelitian.......................................................................
E.Kebaruan Penelitian........................................................................
vii
A. Tinjauan Teori Variabel Terikat..................................................
14
22
25
33
39
41
42
viii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
47
51
C. Pembahasan .................................................................................
60
A. Kesimpulan ..................................................................................
65
B. Saran ............................................................................................
65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kebaruan Penelitian.........................................................................
9
Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga yang Berdomilisi
di Puskesmas Bonegunu Kabupaten Buton Utara 2020 ..................
49
Tabel 3. Jumlah Unit Pelayanan di Puskesmas Bonegunu Kabupaten
Buton Utara .....................................................................................
50
ix
Tabel 4. Jumlah Tenaga Kesehatan yang Bekerja di Puskesmas
Bonegunu Kabupaten Buton Utara .................................................
50
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas
Bonegunu Kabupaten Buton Utara 2020.........................................
51
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas
Bonegunu Kabupaten Buton Utara 2020.........................................
52
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas
Bonegunu Kabupaten Buton Utara 2020 ........................................
53
Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Puskesmas Bonegunu Kabupaten Buton Utara 2020.......................
53
Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Asma Bronchial di
Puskesmas Bonegunu Kabupaten Buton Utara 2020 ......................
54
Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga di
Puskesmas Bonegunu Kabupaten Buton Utara 2020.......................
55
Tabel 11. Distribusi Responden Berdasarkan Alergi Debu di Puskesmas
Bonegunu Kabupaten Buton Utara 2020 ........................................
56
Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Polusi Udara di Puskesmas
Bonegunu Kabupaten Buton Utara 2020 ........................................
56
Tabel 13. Faktor Risiko Riwayat Keluarga Dengan Kejadian Asma
Bronchial di Puskesmas Bonegunu Kabupaten Buton Utara
2020 .................................................................................................
57
Tabel 14. Faktor Risiko Alergi Debu Dengan Kejadian Asma Bronchial
di Puskesmas Bonegunu Kabupaten Buton Utara 2020 ..................
58
x
Tabel 15. Faktor Risiko Polusi Udara Dengan Kejadian Asma Bronchial
di Puskesmas Bonegunu Kabupaten Buton Utara 2020 ..................
59
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian...........................................................
32
Gambar 2. Desain Penelitian Case Control......................................................
38
xi
DAFTAR SINGKATAN
CI = Confidence Interva
Ha = Hipotesis Alternatif
H0 = Hipotesis Nol
OR = Odd Ratio
UL = Upper Limit
LL = Lower Limit
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala
Waluya Kendari
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan perubahan pola hidup masyarakat dan polusi, baik dari lingkungan
dunia. Asma diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit
yang ringan sampai berat, bahkan dapat mematikan (wahyudi dkk, 2016
napas yang melibatkan banyak sel dan elemen selulernya. Inflamasi kronik
gejala episodik berulang berupa mengi atau weezing, sesak napas, dada terasa
berat, dan batuk, terutama pada mala hari atau dini hari (Price &
Wilson,2006)
1
Secara global, dinyatakan bahwa perkiraan jumlah penderita asma
seluruh dunia adalah 325 juta orang dengan angka prevalensi asma meningkat
5-30% dalam satu dekade terakhir. (Global Asthma Repost, 2016). Secara
asma di dunia dengan prevalensi terbesar pada usia 18-45 tahun (Global
prevalensi asma di indonesia, sebesar 2,4% angka ini menurun dari Riskesdas
tahun 2013 sebesar 4,5%. Prevalensi asma di jawa timur berada diatas
2
Risiko berkembangnya atau eksaserbasi asma bronchial merupakan
diantaranya yaitu asap rokok, tungau debu rumah, dan polusi udara (Laksana
DKK, 2015).
terhadap kejadian asma. riwayat asma pada kedua orang tua akan
meningkatkan resiko anak terkena asma 8,2 kali, sedangkan salah satu orang
tua dengan riwayat asma akan meningkatkan risiko 4,24 kali dibandingkan
anak dengan orang tua yang tidak memiki riwayat asma (Mangguang, 2016).
3
Penelitian ini didukung oleh penelitian
terhadap kejadian asma. Artinya riwayat asma pada kedua orang tua akan
risiko yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian asma bronkial pada anak
riwayat penyakit keluarga, asap rokok. Sedang faktor risiko yang tidak
terbukti berpengaruh adalah perabot rumah tangga, jenis makanan, dan debu
rumah.
asma terbanyak adalah alergen 94,1%, Polusi udara 89,1%, perubahan cuaca
4
Jumlah penderita Asma Bronchial di Puskesmas Bonegunu
Kabupaten Buton Utara pada tahun 2017 berjumlah 37 orang atau 0,8%, dan
danmeningkat pada tahun 2019 dengan jumlah 46 orang atau 1,31%, hingga
Utara”.
5
B. Rumusan Masalah
di Puskesmas Bonegunu ?
Puskesmas Bonegunu ?
Puskesmas Bonegunu ?
C. Tujuan Penelitian
adalah:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
b. Untuk mengidentifikasi faktor risiko alergi debu dengan kejadian asma
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Asma Bronchial.
2. Manfaat Praktis
a. Pelayanan Kesehatan
asma bronchial.
b. Masyarakat
c. Bagi Peneliti
7
Peneliti dapat memperoleh ilmu, pengetahuan, wawasan dan
8
E. Kebaruan Penelitian
9
lingkungan cross debu yaitu
dengan kasus sectional sejumlah 33%, Debu, penelitian di
eksaserbasi penyebab kedua asap. priwengsu,
asma bronkhial terbanyak adalah lampung
di pringsewu, olahan tanaman
lampung seperti padi, kopi,
coklat, dan lada
yaitu sekitar 22%,
sedangkap
penyebab ketiga
terbanyak adalah
asap rokok yaitu
18%.
5. Mangguang. Metode - Hasil analisis - Metode - Lokasi
(2016) “Faktor penelitian ini hubungan antara penelitian penelitian di
risiko kejadian menggunakan riwayat keluarga case kota padang
asma pada anak case control asma dengan control
di kota padang” study kejadian asma di study
peroleh OR - Variabel
sebesar 11,1 indpenden
(95%CI: 4,1- :
29,9) dengan Riwayat
p<0,001. Yang Keluarga
berarti adanya
riwayat keluarga
asma merupakan
faktor risiko
terhadap kejadian
asma
6. Indri, dkk Metode - Prevalesi - jenis - Lokasi
(2016) penelitian ini tertinggi penelitian penelitian di
“Prevalensi dan menggunakan terjadinya asma deskriptif RSU GMIM
faktor-faktor jenis pada anak di RSU restopektif Bethesda
yang penelitian GMIM Bethesda Tomohon
menyebabkan deskriptif Tomohon periode - Sampel
asma pada anak restopektif Agustus 2011 – anak 0-18
di RSU GMIM Juli 2016. tahun
Bethesda Riwayat aopi,
Tomohon tungau debu, dan
periode Agustus perubahan cuaca
2011 – Juli atau udara dingin
2016” berpengaruh
besar terhadap
kejadian episodik
asma
7. Ramdhani dan Metode - Kejadian assma - Variabel - pendekatan
Soeroso, (2015) penelitian ini pada murid indpenden cross
“Faktor Risiko menggunakan sekolah dasar di : sectional
Asma Pada studi kota mrdan Riwayat - lokasi
Murid Sekolah observasional memilki atopi penelitian di
Dasar di Kota analitik hubungan yang keluarga kota medan
Medan” dengan desain signifikan dengan
cross adanya riwayat
sectional atopi keluarga,
riwayat infeksi
10
dan kepemilikan
hewan
peliharaanberbulu
. Riwayat
pemberian ASI,
status gizi,
paparan asap
rokok,
dankepemilikan
perabot kapuk,
tidak memilki
hubungan yang
signifikan dengan
kejadian asma
8. Usman, dkk. Metode - Berdasarkan - Variabel - pendekatan
(2015) “Faktor penelitian ini penelitian yang di indpenden cross
risiko dan faktor menggunakan lakukan di : sectional
pencetus yang desain cross- dapatkan anak Perubahan - Lokasi
mempengaruhi sectional dengan asma Cuaca penelitian di
kejadian asma yang di pengaruhi RSUP Dr.
pada anak di perubahan cuaca M.Djamil
RSUP Dr. M. adalah 29 orang Padang
Djamil Padang” (65,91%), Faktor
risiko aktivitas
adalah 12 orang
(27,27%), anak
dengan asma
yang memiliki
berat badan lahir
<2500 gram
adalah 7 orang
(15,91%), faktor
risiko debu pada
kejadian asma
yaitu 28 orang
(63,64)
11
faktor pencetus
asma karea
sensitif terhadap
obat dan
makanan adalah
28,7%, faktor
pencetus asma
karen apolusi
udara adalah
89,1%, faktor
pencetus asma
karena penyakit
refluks
gastroesophageal
adalah 68,3%,
faktor pencetus
asma karena
perubahan
psikologis/emosi
adalah 88,1%,
faktor pencetus
asma karena
perubahan cuaca
adalah 79,2%.
10. Purnomo, Metode - Faktor risiko - Variabel Lokasi
(2008) dalam penelitian ini yang terbukti independe penelitian di
mengerjakan menggunakan berpengaruh n: RS kabupaten
skripsi “Faktor- desain terhadap kejadian kudus
faktor risiko Hosptal based asma bronkhial Riwayat
yang case control pada anak adalah keluarga,
berpengaruh study jenis kelamin
terhadap (OR = 8,25; 95%
kejadian asma CI ; 1,252-
bronkhial pada 54,364; p
anak di RS =0,028),
kabupaten kepemilikan
kudus” binatang
peliharaan (OR =
30,65 ; 95%
CIyang terbukti
berpengaruh
terhadap kejadian
asma bronkhial
pada anak adalah
jenis kelamin
(OR = 8,25; 95%
CI ; 1,252-
54,364; p
=0,028),
kepemilikan
binatang
peliharaan (OR =
30,65 ; 95% CI;
1,538 – 610,7 ; p
= 0,025),
12
perubahan cuaca
(OR = 19,27 ;
95% CI ; 2,169 –
171,3 ; p = 0,008,
Riwayat penyakit
keluarga (OR =
8,27 ; 95% CI ;
1,505-45,434 ; p
= 0,015), asap
rokok (OR =
23,13 ; 95% CI ;
4,141 – 129,2 ; p
= 0,00).
Probabilitas
individu untuk
terkena asma
bronkhial dengan
memiliki faktor-
faktor risiko
tersebut adalah
sebesar 46,51
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
13
(peradangan kronik) saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas
episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak napas, dan rasa berat di dada
terutaama pada malam dan atau dini hari yang umumnya bersifat
2. Etiologi
a. Faktor genetik
- Jenis kelamin pada pria lebih berisiko terjangkit asma pada anak
14
b. Faktor Lingkungan
- Zat iritan (asap kayu bakar, insektisida, parfum, cat, asap rokok, bau
a. Alergen
15
c. Faktor Genetik
- Hiperaktivitas
- Atopi/alergi bronkus
- Jenis kelamin
asma bila melakukan olahraga atau aktivitas fisik berlebihan. Lari cepat
serangan asma.
e. Obat – obatan
dan sebagainya.
f. Polusi udara
g. Lingkungan kerja
16
Linglungan kerja diperkirakan merupakan faktor pencetus yang
2014: 173)
3. Klasifikasi Asma
dicetuskan oleh infeksi virus pada saluran nafas. Frekuensi serangan 3-4
akut, pada usia 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi yang
jelas.
c. Asma Kronik/persisten
pada usia 5-6 tahun akan lebih jelas terjadi obstruksi jalan nafas yang
persisten dan hampir selalu terdapat wheezing setiap hari. Pada malam
17
Klasifikasi Asma berdasarkan berat penyakit
a. Tahap I : Intermitten
hari)
eksaserbasi
18
- Pemakaian obat harian untuk mempertahankan kontrol :
- Gejalan harian
Variabilitas >30%
malam hari)
19
- Aktivitas fisik sangat terbatas oleh asma
Variabilitas >30%
4. Stadium
a. Stadium I
karena iritasi dan batuk kering, sputum yang kental dan mengumpul
b. Stadium II
berbusa pada stadiu ini mulai terasa sesak nafas berusaha bernafas lebih
c. Stadium III
sedikit sehingga suara nafas hampir tidak terdengar, stadium ini sangat
tidak teratur dan frekuensi nafas menjadi tinggi. (Wijaya dan Putri,
2013 : 190-193)
a. Secara umum asma mempunyai gejala seperti batuk (dengan atau tanpa
20
b. Asma bisanya menyerang pada malam hari atau di pagi hari
f. Batuk kering pada awalnya: diikuti dengan batuk yang lebih kuat
6. Komplikasi
Asma yang tidak ditangani dengan baik dapat memiliki efek buruk
c. Gagal napas, dimana kadar oksigen dalam darah menjadi sangat rendah
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter
21
b. Uji revisibilitasi (dengan bronkodilator)
bronkus
d. Uji alergi (skin prick test) untuk menilai ada atau tidaknya alergi
2019 : 152).
1. Riwayat keluarga
2. Alergi debu
22
Penelitian yang dilakukan oleh Novianti Kasim, dkk (2019),
sering terpapar debu diluar dan didalam rumah. Sehingga hal ini yang
outdoor seperti mold, tungau debu, kecoa, binatang peliharaan, pollen, dan
kurang lebih 50% penderita respon pada awal tersebutakan diikuti dengan
Muliadi, 2017).
sejumlah 33%.Debu rumah yang menempel pada lantai kamar dan ruang
kamar tidur yang selalu tertutup, membersihkan debu tidak dengan lap
23
basah dapat menyebabkan timbulnya penyakit asma bronkhial.Masuknya
3. Polusi Udara
meninggalkan risiko sistem pernapasan lebih rendah pada bayi, dan anak-
anak.Asap rokok tersebut yang merupakan alergen yang kuat. Asap rokok
pada tangan kedua telah terbukti sangat memicu timbulnya gejala asma,
besar (89,1%).
4. Perubahan cuaca
24
parah dan meningkatkan partikel alergik. Penelitian yang dilakukan di
kekambuhan asma 32x lebih besar dari pada penderita tanpa perubahan
serangan asma karena perubahan cuaca, hal ini saat penelitian didapatkan
C. Kajian Empiris
dengan judul “Hubungan antara asap rokok dan alergi debu dengan
25
dengan kejadian asma bronkial di Puskesmas Singgani Kota Palu, dimana
p value = 0,026 atau p < 0,05 artinya H0 ditolak menunjukkan bahwa dua
signifikan.
dari penelitian ini adalah ada hubungan antara umur, pendidikan, tingkat
kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan faktor risiko antara
26
debu, olahan tanaman, dan asap dengan kejadian asma bronkial di
Priwengsewu, Lampung.
terhadap kejadian asma adalah jenis kelamin laki-laki (OR=5,2; 95% CI:
Novisari Soeroso, (2015) “Faktor Risiko Asma Pada Murid Sekolah Dasar
27
asma memiliki hubungan yang signifikan dengan adanya riwayat keluarga,
ini adalah faktor risiko dan faktor pencetus yang mempengaruhi asma pada
anak (34,09%), dermatitis atopi pada ibu (22,72%), urtikaria pada ayah
(20,45%), berat badan lahir < 250 gram (15,91%) dan status gizi atau
obesitas (2,28%).
asma pada pasien asma disalah satu rumah sakit di jakarta”, Metode
28
faktor pencetus asma karena perubahan psikologis atau emosi (88,1%),
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah Faktor risiko yang terbukti
terhadap kejadian asma bronkhial pada anak adalah jenis kelamin (OR =
(OR = 30,65 ; 95% CI; 1,538 – 610,7 ; p = 0,025), perubahan cuaca (OR =
29
BAB III
KERANGKA KONSEP
ditandai dengan gejala mengi, batuk, sesak nafas. Ada beberapa faktor yang
jenis kelamin, ras, dan etnik. Riwayat asma pada keluarga akan meningkatkan
resiko asma pada anak. Hal ini terkait dengan kecenderungan genetik yang di
turunkan oleh orang tua untuk bereaksi terhadap zat-zat yang terdapat di
lingkungan (alergen).
30
Alergi debu adalah suatu alergen yang berasal dari lingkungan
pernapasan akan terjadi reaksi alergi yang mula-mula berupa bersin, batuk,
dan terakhir bisa sesak yang dapat menyebabkan terjadinya asma bronkhial.
Polusi udara adalah faktor pencetus berupa zat atau bahan pencemar
yang dapat berada di dalam dan di luar tempat tinggal yang dapat
Riwayat keluarga
Alergi debu
Asma Bronchial
Polusi udara
Perubahan cuaca
Keterangan :
31
: Variabel yang di teliti (Independen/bebas)
: Variabel yang tidak di teliti
: Variabel Dependen (terikat)
: Hubungan antar variabel
C. Variabel Penelitian
dalam penelitian ini adalah Riwayat keluarga, Alergi debu, Polusi udara.
berupa mengi atau weezing, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk,
32
Kriteria Objektif:
2. Riwayat Keluarga
1. Jika menjawab Ada diberi skor “1”, dan jika menjawab tidak diberi skor
“0”.
Dimana :
R
I=
K
Ket:
I = Interval
= 100 %
100 %
I= =50%. Maka intervalnya 100% - 50% = 50%
2
Kriteria obyektif
33
Ada : Jika ada dari Ibu/Bapak yang pernah menderita asma
3. Alergi debu
Alergi dalam penelitian ini adalah suatu alergen yang berasal dari
yang mula-mulai berupa bersin, batuk, dan terakhir bisa sesak yang dapat
antara 0-1. Jika menjawab Yadiberi skor “1”, dan jika menjawab tidak
Dimana :
R
I=
K
Ket:
I = Interval
= 100 %
34
K = jumlah kategori 2 ( risiko tinggi dan risiko rendah )
100 %
I= =50%. Maka intervalnya 100% - 50% = 50%
2
Kriteria Obyektif :
Risiko Tinggi : Jika alergi pada debu di beri skor nilai jawaban
responden ≥ 50%
Risiko Rendah : Jika tidak alergi pada debu di beri skor jawaban
4. Polusi Udara
Faktor polusi udara adalah faktor pencetus berupa zat atau bahan
pencemar yang dapat berada di dalam dan di luar tempat tinggal yang
antara 0-1. Jika menjawab Yadiberi skor “1”, dan jika menjawab tidak
Dimana :
R
I=
K
Ket:
I = Interval
35
R = Range (kisaranya yaitu nilai tertinggi – nilai terendah) = (100% - 0% )
= 100 %
100 %
I= =50%. Maka intervalnya 100% - 50% = 50%
2
Kriteria Obyektif :
E. Hipotesis Penelitian
1. Riwayat Keluarga
Utara
2. Alergi debu
36
3. Polusi Udara
BAB IV
METODE PENELITIAN
independen dan dependent hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).
menganalisis risiko antara riwayat keluarga, alergi debu, dan polusi udara
Paparan (+)
Kasus
(penderita Asma
Retrospektif bronchial)
Paparan (-)
Sampel
Matching:
Jenis kelamin
Paparan (+)
Retrospektif Kontrol
(bukan penderita Asma
Paparan (-)
Bronchial)
37
Gambar 2.Bagan Desain penelitian Case Control.
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Penelitian
Buton Utara.
1. Populasi
2. Sampel
38
Keterangan (untuk prediksi) :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
54
2
n = 1+54 (0 , 10)
54
n= 1+54 (0 , 01)
54
n = 1+0 ,54
n= 35,06= 35
a. Sampel Kasus
b. Sampel Kontrol
3. Kriteria sampel
39
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
dapat menulis
1. Sumber Data
a. Data Primer
sebelumnya
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku, artikel atau
jurnal data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Utara dan Data
40
Cara pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan
1. Pengolahan Data
a. Editing (pengeditan)
b. Koding (pengkodean)
kriteria.
d. Tabulating
41
Untuk memudahkan analisa data maka data dikelompokkan
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Keterangan:
K = Konstanta (100%)
b. Analisa Bivariat
dengan variabel terikat, maka digunakan uji Odd Ratio (OR) dengan
42
Kelompok Studi
Faaktor
Total
Risiko Kasus Kontrol
Positif a b a +b
Negatif c d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d
OR =
Keterangan :
43
3) Untuk menentukan apakah nilai OR yang diperoleh
(lower limit) dan nilai batas atas (upper limit) dengan rumus :
+F
a) Upper Limit : OR (Σ )
Dimana : F = 1,96
Interpretasi OR :
terjadinya kasus.
3. Penyajian Data
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel beserta
narasi penjelasan.
F. Etika Penelitian
44
bersedia diteliti maka harus menandatangani persetujuan, dan jika subyek
menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati haknya.
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
3. Confidentiality (kerahasiaan)
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
45
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Letak Geografis
Bonegunu Kabupaten Buton Utara dengan wilah kerja terdiri dari 10 desa
46
3.) Desa Ronta
b. Daerah Pesisir:
dataran tinggi dan dataran rendah serta rawa-rawa yang secara administrasi
berbatasan dengan :
musim hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi.Keadaan ini sangat
47
begitu pula dengan penyakit yang penyebarannya melalui media udara
2. Kependudukan
kelurahan yan terdiri atas berbagai etnis, agama, budaya, dan tingkat
pada dea koepisino dengan jumlah 789 jiwa dengan jumlah rumah tangga
195, kemudian terdapat di Desa Langere dengan jumlah 690 jiwa dengan
48
jumlah rumah tangga 180 dan terendah terdapat pada Desa Koboruno
dilengkapi dengan tempat tidur untuk pasien rawat inap atau merupakan
salah satu puskesmas rujukan dari puskesmas lain yang ada disekitarnya.
4. Ketenagaan
49
3. Dr. Gigi - - -
4. Bidan - 19 19
5. Perawat 7 13 20
6. Perawat Gigi 1 1 2
7. Farmasi - 1 1
8. Apoteker - 1 1
9. Kesmas - 6 6
10. Kesling 2 1 3
11. Gizi 1 3 4
12. Analisis 1 1 2
13. Teknis Kardiovaskular - - -
Sumber: Data Sekunder, Juli 2020
B. Hasil Penelitian
1.Karakteristik Responden
berikut:
Kelompok
Jenis Kelompok Kasus
No. Kontrol
Kelamin
n % n %
1. Laki-laki 19 54,3 19 54,3
50
2. Perempuan 16 45,7 16 45,7
Total 35 100 35 100
Sumber: Data Primer, Juli 2020
kasus yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki yakni sebanyak
Kelompok
Kelompok Kontrol
No. Umur Kasus Umur
n % n %
1. 17-26 7 20 25-28 7 20
2. 27-36 10 28,7 29-32 10 28,7
3. 37-46 7 20 33-36 5 14,2
4. 47-56 7 20 37-40 8 22,9
5. 57-66 4 11,3 41-44 5 14,2
Total 35 100 35 100
Sumber: Data Primer, Juli 2020
kasus yang paling banyak adalah umur 27-36 tahun yakni sebanyak 10
responden (28, 6%) dan yang paling sedikit adalah umur 57-66 tahun
51
sebanyak 4 responden (11,3%) sedangkan pada kelompok kontrol yang
(28,7%) dan yang paling sedikit adalah umur 41-44 tahun sebanyak 5
responden (14,2%).
52
d. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
2. Analisis Univariat
53
Adapun karakteristik responden berdasarkan kejadian asma
54
kategori tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit asma bronchial
55
1. Terpapar 25 71.4 34 97.1
2. Tidak
10 28.6 1 2.9
Terpapar
Total 35 100 35 100
Sumber: Data Primer, Juli 2020
3. Analisis Bivariat
Tahun 2020
7,000
Ada 30 85,7 35 100 65 92,9
3,109-15,759
Tidak 5 14,3 5 7,1
56
Hasil uji statistik diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar (7,000)
sedangkan nilai CI (95%) dengan nilai Lower Limit (3,109) dan Upper
Bronchial.
n % n % n %
57
Hasil uji statistik diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar
(1,209) sedangkan nilai CI (95%) dengan nilai Lower Limit (0.076) dan
Upper Limit (0,574), ini berarti bahwa Alergi Debu merupakan faktor
sebesar 1,2 kali artinya bahwa orang dengan alergi debu lebih berisiko
tidak ada alergi debu lebih berisiko rendah menderita Asma Bronchial.
n % n % n %
3,600
Terpapar 25 71.4 34 97.1 59 84,3
1,633-113,246
Tidak 10 28.6 1 2.9 11 15,7
Perpapar
Total 35 100 35 100 70 100
58
Hasil uji statistik diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar
(3,600) sedangkan nilai CI (95%) dengan nilai Lower Limit (1,633) dan
C. Pembahasan
kategori tidak ada riwayat keluarga dan pada kelompok kontrol terdapat 35
asma.
59
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada faktor risiko antara
Bronchial.
karena nilai OR lebih dari 1 maka hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak
2020.
60
Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa banyak responden
risiko rendah.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada faktor risiko antara Alergi
karena nilai OR lebih dari 1 maka hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima yang berarti alergi debu merupakan faktor risiko kejadian
61
Alergi debu dengan kejadian asma bronchial dengan nilai p value 0,000
alergi debu.
dengan risiko tinggi alergi debu pada penyakit asma bronchial pada
yang terpapar polusi udara dan 10 responden (28,6%) yang tidak terpapar
yang terpapar polusi udaradan 1 (2,9%) yang tidak terpapar polusi udara.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada faktor risiko antara polusi
Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai lower limit 1,633 upper limit
karena nilai OR lebih dari 1 yang berarti polusi udara merupakan faktor
62
risiko kejadian Asma Bronchial di Puskesmas Bonegunu Kabupaten Buton
Utara 2020.
Wahyuni dan Yulia, 2014. Pada pasien asma bronchial di rumah sakit
asma bronchial. Maka responden yang terpapar polusi udara lebih berisiko
yang terpapar polusi udara pada penyakit asma bronchial pada sampel
63
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
64
1. Bagi tempat penelitian
sekitarnya.
2. Bagi peneliti
3. Bagi pendidikan
65
DAFTAR PUSTAKA
Fahrul Muchammad Udin, 2019. Buku Praktis Penyakit Respirasi Pada Anak.
Malang: UB Press
Kasim Novianti, 2019. Hubungan antara asap rokok dan alergi debu dengan
penyakit asma bronkhial di puskesmas singgani kota palu. Hal : 1-10
66
Khaidir Andi, dkk. 2019. Hubungan antara karakteristik penderita dengan deraja
asma bronkhial di rumah sakit umun daerah andi makkasau kota
parepare. 2(2) : Hal: 205-2019
Mutaqqin Arif, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Ramdhani Rizky dan Novitasari Noni Soeroso, 2015.Faktor Risiko Asma Pada
Murid Sekolah Dasar di Kota Medan.35(2) : Hal : 118-123
Runtuwene K.T Indri, dkk, 2016. Prevalensi dan faktor-faktor yang menyebabkan
asma pada anak di RSU GMIM Bethesda Tomohon periode Agustus
2011 – Juli 2016. 4(2): Hal : 1-4
Usman Isnaniyah, dkk. 2015. Faktor Risiko dan Faktor Pencetus Yang
Mempengaruhi Kejadian Asma Pada Anak di RSUP Dr. M. Djamil
Padang, 4(2): hal : 392-397
67
68
Lampiran 1
Kepada Yth
Saudara/(i).....
Di_
Tempat
Nama : SAFIRA
Nim : P201601079
Kendari
Utara”, maka dengan ini saya mohon hormat kepada saudara/i, untuk menjawab
Kendari, 2020
Peneliti
(………………)
Lampiran 2
Dalam rangka memenuhi salah satu syarat penulisan skripsi yang berjudul
Kabupaten Buton Utara”, maka saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Kendari, 2020
Responden
(………………)
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
BUTON UTARA
I. Identitas Responden
1. Nama (Inisial) :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Pekerjaan :
5. Tingkat Pendidikan :
a. Positif b. Negatif
III. Genetik
1. Apakah salah satu kedua orang tua anda pernah menderita asma
bronchial?
a. Ada b. Tidak
a. Ya b. Tidak
2. Apakah anda mempunyai riwayat alergi debu ?
a. Ya b. Tidak
3. Pernahkah anda mendengar suara mengi (seperti suara bersiul) pada dada
a. Ya b. Tidak
V. Polusi Udara
a. Ya b. Tidak
menimbulkan sesak ?
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
Kuesioner ISAAC
MASTER TABEL KONTROL
Tin Kejadian Asma Riwayat
Pe K K K
Nam gkat Bronchial Keluarga Alergi Debu Polusi Udara
J Um ke
No a/Ini Pen S K S % KRI
K ur ja
sial didi p ko ko P P P Sko P P P Sko
an
kan 1 r % KRI r 1 2 3 r % KRI 1 2 3 r % KRI
WM
1 A 1 31 1 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 1 1 3 100 RT 1 1 1 1 3 100 T 1
2 HT 1 25 1 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 1 1 1 3 100 T 1
66,
3 IR 1 33 1 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 1 0 1 2 6 T 1
4 ZR 1 35 1 2 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 1 2 66,6 RT 1 1 1 1 3 100 T 1
5 AS 1 38 1 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 1 1 1 3 100 T 1
6 IBA 1 30 1 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 1 1 1 3 100 T 1
YR
7 K 1 32 1 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 1 1 3 100 RT 1 1 1 1 3 100 T 1
NR
8 W 1 32 3 3 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 1 1 1 3 100 T 1
9 IN 1 34 1 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 1 1 1 3 100 T 1
66,
10 NR 1 29 1 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 1 0 1 2 6 T 1
HR
11 M 1 27 1 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 1 1 1 3 100 T 1
AT
12 K 1 26 1 2 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 1 2 66,6 RT 1 1 1 1 3 100 T 1
MN
13 K 1 26 1 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 1 1 1 3 100 T 1
AT 66,
14 G 1 42 3 3 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
GL 66,
15 N 1 29 4 2 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 1 2 66,6 RT 1 0 1 1 2 6 T 1
66,
16 MH 1 42 2 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
SH 66,
17 N 2 28 2 2 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
RA 66,
18 H 2 42 4 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 1 1 3 100 RT 1 0 1 1 2 6 T 1
AR 66,
19 N 2 27 2 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 1 1 3 100 RT 1 0 1 1 2 6 T 1
33,
20 IL 2 40 3 3 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 0 1 1 3 TT 2
AF 66,
21 Z 2 37 4 2 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
AZ 66,
22 N 2 31 3 3 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
TR 66,
23 N 2 32 3 3 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
AK 66,
24 H 2 31 2 2 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 1 1 3 100 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
SY 66,
25 T 2 39 3 3 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 1 2 66,6 RT 1 0 1 1 2 6 T 1
RW 66,
26 N 2 38 3 4 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
KR 66,
27 N 2 37 2 2 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
AP 66,
28 L 2 33 2 2 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
BN 66,
29 S 2 35 2 2 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
AS 66,
30 H 2 41 4 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
66,
31 LA 2 42 3 3 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 0 1 2 6 T 1
66,
32 AJH 2 27 4 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 1 1 3 100 RT 1 0 1 1 2 6 T 1
LK 66,
33 G 2 37 2 2 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
AH 66,
34 D 2 29 3 3 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 RR 2 0 1 1 2 6 T 1
KA 66,
35 D 2 38 2 1 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 TA 2 1 1 1 3 100 RT 1 0 1 1 2 6 T 1
KETERANGAN :
No Nama/I J Um Pe Ting Kejadian Asma K Riwayat Keluarga K Alergi Debu K Polusi Udara K
nisial K ur kej kat Bronchial
Pend Sko % KRI S S
aa
idika Sko r P P P ko K P P P ko K
n
n r % KRI 1 2 3 r % RI 1 2 3 r % RI
1 NMT 1 24 1 2 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 1 1 3 100 R 1 0 0 1 1 33,3 T 2
T T
R
SL 1 35 1 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 0 0 1 1 33,3 R 2 1 1 1 3 100 T 1
2
R
Bg 1 35 3 3 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 1 0 1 2 66,6 T 1
3
R
HN 1 27 1 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 0 0 1 1 33,3 R 2 1 1 1 3 100 T 1
4
R T
ST 1 38 1 2 1 100 100 Kasus 1 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 R 2 0 1 0 1 33,3 T 2
5
R
SA 1 34 1 2 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 1 1 1 3 100 T 1
6
R
SY 1 51 1 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 1 1 3 100 T 1 1 0 1 2 66,6 T 1
7
R
MS 1 37 1 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 0 0 0 0 0 R 2 1 1 1 3 100 T 1
8
R
ZN 1 37 3 3 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 1 1 1 3 100 T 1
9
R
NT 1 26 1 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 1 1 3 100 T 1 0 1 1 2 66,6 T 1
10
R
MRT 1 17 1 1 1 100 100 Kasus 1 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 R 2 1 1 1 3 100 T 1
11
R
RN 1 19 1 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 1 1 1 3 100 T 1
12
R
ZN 1 60 1 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 0 0 0 0 0 R 2 1 1 1 3 100 T 1
13
R T
FL 1 45 3 3 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 0 0 1 1 33,3 T 2
14
R
SNK 1 25 1 2 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 1 0 2 66,6 T 1 0 1 1 2 66,6 T 1
15
R T
NMT 1 17 1 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 1 2 66,6 T 1 0 1 0 1 33,3 T 2
16
R
GAJ 2 20 1 2 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 0 0 0 0 0 R 2 0 1 1 2 66,6 T 1
17
R
RN 2 35 2 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 1 1 1 3 100 T 1
18
R
AN 2 31 4 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 1 0 2 66,6 T 1 0 1 1 2 66,6 T 1
19
R T
SD 2 37 2 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 0 0 1 1 33,3 T 2
20
R
AMN 2 60 3 3 1 100 100 Kasus 1 0 0 0 TA 2 1 0 0 1 33,3 R 2 0 1 1 2 66,6 T 1
21
R
LKT 2 55 2 2 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 1 1 1 3 100 T 1
22
R
ML 2 52 4 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 0 1 1 2 66,6 T 1
23
R T
HL 2 56 3 3 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 1 1 3 100 T 1 0 0 1 1 33,3 T 2
24
R
LK 2 49 1 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 1 1 3 100 T 1 0 1 1 2 66,6 T 1
25
R T
1
AR 2 46 1 1 100 100 Kasus 1 0 0 0 TA 2 0 0 0 0 0 R 2 0 1 0 1 33,3 T 2
26
R
2
JMD 2 39 2 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 0 1 1 2 66,6 T 1
27
R
2
AD 2 30 2 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 1 1 1 3 100 T 1
28
R T
1
SHD 2 59 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 1 1 3 100 T 1 0 0 1 1 33,3 T 2
29
R
4
AM 2 53 1 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 0 1 1 2 66,6 T 1
30
R T
2
DMN 2 28 2 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 0 0 1 1 33,3 T 2
31
R
4
LB 2 60 1 1 100 100 Kasus 1 0 0 0 TA 2 0 1 1 2 66,6 T 1 0 1 1 2 66,6 T 1
32
R
2
ALN 2 29 2 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 1 0 2 66,6 T 1 0 1 1 2 66,6 T 1
33
R T
3
LU N 2 47 3 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 0 1 33,3 R 2 0 0 1 1 33,3 T 2
34
R
2
LR 2 27 2 1 100 100 Kasus 1 1 100 100 A 1 1 0 1 2 66,6 T 1 1 1 0 2 66,6 T 1
35
KETERANGAN :
VALIDASI SOAL
Correlations
Pearson
1 -.008 -.274 .103 -.291 .347* -.012 .166 .365
Correlation
No.1
Sig. (2-tailed) .965 .111 .558 .090 .041 .948 .342 .124
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Pearson
-.008 1 .208 .263 -.123 .166 -.060 -.135 .369*
Correlation
No.2
Sig. (2-tailed) .965 .231 .127 .483 .341 .732 .440 .029
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Pearson
-.274 .208 1 .081 .009 -.210 .310 .131 .424*
Correlation
No.3
Sig. (2-tailed) .111 .231 .643 .959 .227 .070 .453 .011
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Pearson
.103 .263 .081 1 -.089 .143 -.213 .050 .342*
Correlation
No.4
Sig. (2-tailed) .558 .127 .643 .610 .414 .218 .777 .044
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Pearson
-.291 -.123 .009 -.089 1 .096 .158 -.346* .335
Correlation
No.5
Sig. (2-tailed) .090 .483 .959 .610 .582 .366 .042 .175
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Pearson
.347* .166 -.210 .143 .096 1 .041 .000 .539**
Correlation
No.6
Sig. (2-tailed) .041 .341 .227 .414 .582 .814 1.000 .001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Pearson
-.012 -.060 .310 -.213 .158 .041 1 .112 .524**
Correlation
No.7
Sig. (2-tailed) .948 .732 .070 .218 .366 .814 .523 .001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Pearson
.166 -.135 .131 .050 -.346* .000 .112 1 .305
Correlation
No.8
Sig. (2-tailed) .342 .440 .453 .777 .042 1.000 .523 .075
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Pearson
.265 .369* .424* .342* .235 .539** .524** .305 1
Correlation
Total
Sig. (2-tailed) .124 .029 .011 .044 .175 .001 .001 .075
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
*. Correlation is significant at the 0.1 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.1 level (2-tailed).
Frequencies Kelompok Kasus
Statistics
Kejadian
Jenis Tingkat Asma Riwaya Alergi Polusi
Kelamin Umur Pekerjaan Pendidikan Bronchial Keluarga Debu Udara
N Valid 35 35 35 35 35 35 35 35
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid perempuan 16 45.7 45.7 45.7
Laki-laki 19 54.3 54.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid petani 17 48.6 48.6 48.6
wiraswasta 8 22.9 22.9 71.4
PNS 6 17.1 17.1 88.6
nelayan 4 11.4 11.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SMP 18 51.4 51.4 51.4
SMA 11 31.4 31.4 82.9
S1 6 17.1 17.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Kejadian Asma Bronchial
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kasus 35 100.0 100.0 100.0
Riwaya Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ada 30 85.7 85.7 85.7
Tidak Ada 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Alergi Debu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Risiko Tinggi 23 65.7 65.7 65.7
Risiko Rendah 12 34.3 34.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Polusi Udara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Terpapar 25 71.4 71.4 71.4
Tidak Terpapar 10 28.6 28.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid perempuan 16 45.7 45.7 45.7
Laki-laki 19 54.3 54.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid petani 12 34.3 34.3 34.3
wiraswasta 9 25.7 25.7 60.0
PNS 9 25.7 25.7 85.7
nelayan 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tingkat Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SMP 16 45.7 45.7 45.7
SMA 10 28.6 28.6 74.3
S1 8 22.9 22.9 97.1
S2 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Riwaya Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Ada 35 100.0 100.0 100.0
Alergi Debu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Risiko Tinggi 10 28.6 28.6 28.6
Risiko Rendah 25 71.4 71.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Polusi Udara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Terpapar 34 97.1 97.1 97.1
Tidak Terpapar 1 2.9 2.9 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kejadian Asma Bronchial *
70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Riwayat Keluarga
Kejadian Asma Bronchial *
70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Alergi Debu
Kejadian Asma Bronchial *
70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Polusi Udara
Kejadian Asma Bronchial * Riwayat Keluarga
Crosstab
Riwayat Keluarga
Expected
Count 15.0 20.0 35.0
% within
Kejadian
.0% 100.0% 100.0%
Asma
Bronchial
% within
Riwayat .0% 87.5% 50.0%
Keluarga
% of Total .0% 50.0% 50.0%
Kasus Count
30 5 35
Expected
Count 15.0 20.0 35.0
% within
Kejadian
85.7% 14.3% 100.0%
Asma
Bronchial
% within
Riwayat 100.0% 12.5% 50.0%
Keluarga
% of Total
42.9% 7.1% 50.0%
Total Count
30 40 70
Expected
Count 30.0 40.0 70.0
% within
Kejadian
42.9% 57.1% 100.0%
Asma
Bronchial
% within
Riwayat 100.0% 100.0% 100.0%
Keluarga
% of Total
42.9% 57.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Exact
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square
52.500a 1 .000
Continuity Correctionb
49.058 1 .000
Likelihood Ratio
66.899 1 .000
Linear-by-Linear Association
51.750 1 .000
N of Valid Casesb
70
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,00.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Phi -.866 .000
Cramer's V .866 .000
Contingency Coefficient .655 .000
N of Valid Cases 70
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kejadian Asma
7.000 3.109 15.759
Bronchial (Kontrol / Kasus)
For cohort Riwayat Keluarga =
.239 .456 .910
Ada
For cohort Riwayat Keluarga =
2.203 1.054 3.429
Tidak
N of Valid Cases 70
Kejadian Asma Bronchial * Alergi Debu
Crosstab
Alergi Debu Total
Risiko Risiko
Tinggi Rendah
Kejadian Asma Bronchial Kontrol Count
10 25 35
Expected Count
16.5 18.5 35.0
% within Kejadian
Asma Bronchial 28.6% 71.4% 100.0%
% of Total
14.3% 35.7% 50.0%
Kasus Count
23 12 35
Expected Count
16.5 18.5 35.0
% within Kejadian
Asma Bronchial 65.7% 34.3% 100.0%
% of Total
32.9% 17.1% 50.0%
Total Count
33 37 70
% of Total
47.1% 52.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 9.689 1 .002
Continuity Correctionb 8.256 1 .004
Likelihood Ratio 9.929 1 .002
Fisher's Exact Test .004 .002
Linear-by-Linear Association 9.550 1 .002
N of Valid Casesb 70
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Phi -.372 .002
Cramer's V .372 .002
Contingency Coefficient .349 .002
N of Valid Cases 70
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kejadian Asma
1.209 .076 3.574
Bronchial (Kontrol / Kasus)
For cohort Alergi Debu =
.435 .244 .773
Risiko Tinggi
For cohort Alergi Debu =
2.083 1.258 3.449
Risiko Rendah
N of Valid Cases 70
Kejadian Asma Bronchial * Polusi Udara
Crosstab
Polusi Udara
Tidak
Terpapar Terpapar Total
Kejadian Asma Bronchial Kontrol Count 34 1 35
Expected Count 29.5 5.5 35.0
% within Kejadian
97.1% 2.9% 100.0%
Asma Bronchial
% within Polusi Udara 57.6% 9.1% 50.0%
% of Total 48.6% 1.4% 50.0%
Kasus Count 25 10 35
Expected Count 29.5 5.5 35.0
% within Kejadian
71.4% 28.6% 100.0%
Asma Bronchial
% within Polusi Udara 42.4% 90.9% 50.0%
% of Total 35.7% 14.3% 50.0%
Total Count 59 11 70
Expected Count 59.0 11.0 70.0
% within Kejadian
84.3% 15.7% 100.0%
Asma Bronchial
% within Polusi Udara 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 84.3% 15.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 8.737a 1 .003
Continuity Correctionb 6.903 1 .009
Likelihood Ratio 9.925 1 .002
Fisher's Exact Test .006 .003
Linear-by-Linear Association 8.612 1 .003
N of Valid Casesb 70
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Phi .353 .003
Cramer's V .353 .003
Contingency Coefficient .333 .003
N of Valid Cases 70
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Kejadian Asma
3.600 1.633 113.246
Bronchial (Kontrol / Kasus)
For cohort Polusi Udara =
1.360 1.095 1.690
Terpapar
For cohort Polusi Udara =
.100 .014 .740
Tidak Terpapar
N of Valid Cases 70
DOKUMENTASI KEGIATAN