Jurnal Keperawatan Muhammadiyah
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah
Methods: The research design used was descriptive correlative study. Determination
of the sample using purposive sampling to prisoners in Class II B Brebes Correctional
institutions. Two instruments were used, namely the demographic data questionnaire
and the Brief COPE questionnaire. Analysis of the frequency distribution for the uni-
variate test and the pearson correlation test for bivariate analysis in order to describe
the description of the relationship between education level and the coping strategy of
prisoners.
Results: The results showed that the level of education with the dimensions of problem
focused coping has a correlation coefficient of 0.226 with a p value = 0.034. The educa-
tion level variable with emotional focused coping has a correlation coefficient of 0.648
with a p value = 0.000, which means that there is a significant correlation between the
prisoners education level variable with the dimensions of problem focused coping and
Keywords: emotional focused coping.
Educational Levels, Prison-
ers, Coping Strategy Conclusion: The conclusion of the study is a significant correlation between the level of
education and the coping strategy of prisoners.
31
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (1) 2021
Lapas. Pengambilan sampel dilakukan dalam satu kali koping berfokus pada masalah merupakan koping
waktu pengambilan data. yang digunakan untuk memecahkan masalah. Total
Instrumen yang digunakan ada dua yaitu kuisioner pernyataan pada dimensi ini sebanyak 14 item. Hasil
data demografi dan kuesioner strategi koping Brief Problem focused coping WBP adalah mean 0,92,
COPE. Kuisioner data demografi meliputi usia, jenis median 0,83, standar deviasi 0,66, nilai minimum
kelamin, dan tingkat pendidikan. Kuesioner brief -0,44 dan nilai maksimum 1,98. Hasil Problem focused
COPE merupakan instrument baku yang sudah coping dapat dilihat pada Tabel 2. di bawah ini:
digunakan oleh beberapa peneliti untuk menilai
Strategi koping. Uji validitas dan reliabilitas yang Tabel 2. Distribusi Deskriptif Problem Focused
dilakukan pada kuesioner Brief COPE dalam bahasa Coping (N=115)
Indonesia sebelumnya telah dilakukan dan didapatkan No Pengukuran Nilai
hasil nilai cronbach alfa 0,694 sehingga kuesioner 1 Mean 0,92
ini valid.(Anggraieni & Subandi, 2014) Peniliti lain
menyebutkan bahwa kuesioner Brief COPE yang 2 Median 0,83
terdiri dari 28 pertanyaan dinyatakan valid dengan 3 Standar deviasi 0,66
rhitung (0,366 – 0,826) ≥ rtabel (0,361) (Apriska, 4 Nilai Minimum -0,44
2016). 5 Nilai Maximum 1,98
Hasil data dari penelitian ini diolah dengan
menggunakan program komputer dengan 2. Data Deskriptif Emotional Focused Coping
menggunakan distribusi frekuensi untuk analisis Emotional focused coping merupakan dimensi yang
univariat, dan menggunakan uji pearson correlation terdapat dalam variabel strategi koping. dengan
untuk analisis bivariat guna menggambarkan deskripsi jumlah 14 item pernyataan. Koping yang dilakukan
hubungan tingkat pendidikan dengan strategi koping dengan mengalihkan perhatian dari masalah,
WBP di Lapas Kelas II B Brebes. melakukan relaksasi, atau mencari rasa nyaman
dan orang lain. Hasil penelitian dimensi Emotional
HASIL DAN PEMBABASAN focused coping WBP memiliki mean 1,02, median
0,96, standar deviasi 0,42, nilai minimum -0,22 dan
Hasil Analisis univariat nilai maksimum 2,36. Data Emotional focused coping
1. Gambaran Tingkat Pendidikan WBP WBP dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut:
Hasil penelitian didapatkan tingkat pendidikan WBP
adalah sebagian besar 32,17% berpendidikan SD, Tabel 3. Distribusi Deskriptif Emotional Focused
berpendidikan SMP sebanyak 26,96%, berpendidikan Coping (N=115)
SMA sebanyak 21,74%, Tidak Tamat SD 12,17%,
No Pengukuran Nilai
dan berpendidikan lulus Perguruan Tinggi sebanyak
6,96%. Pendidikan responden dapat dilihat pada 1 Mean 1,02
tabel di bawah ini: 2 Median 0,96
3 Standar deviasi 0,42
Tabel 1. Tingkat Pendidikan WBP 4 Nilai Minimum -0,22
No Pendidikan Jumlah Presentase 5 Nilai Maximum 2,36
1 Tidak tamat SD 14 12.17%
2 SD 37 32.17% Hasil Analisis Bivariat
3 SMP 31 26.96%
Hasil penelitian didapatkan dengan uji korelasi
4 SMA 25 21.74%
pearson correlation menggunakan program SPSS
5 PT 8 6.96% 19.0. Keputusan hasil uji yang digunakan untuk
To- mengetahui hubungan kedua variabel adalah dengan
115 100%
tal nilai kepercayaan α 0,05. Hasil uji korelasi dapat dilihat
pada tabel 4 berikut ini:
1. Data Deskriptif Problem Focused Coping
Problem focused coping merupakan dimensi yang
terdapat dalam variabel strategi koping. Strategi
33
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (1) 2021
Tabel 4. Hasil Uji pearson correlation yang dimiliki untuk menyelesaikan masalahnya. Hal
Variabel r p α ini sesuai dengan penelitian yang mengungkapkan
Tingkat pendidikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara stress
dan strategi koping yang digunakan (Aris, Sarfika,
dengan problem focused 0,226 0,034 0,05
& Erwina, 2019)kelas reguler program A genap,
coping
dan kelas reguler program A ganjil sebanyak 122
Tingkat pendidikan den- orang. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara
gan Emotional focused 0,648 0,000 0,05 terpimpin dengan menggunakan kuesioner Perceived
coping Stress Scale-14 (PSS-14.
Hasil uji korelasi variabel tingkat pendidikan dengan
problem focused coping didapatkan koefisien korelasi 2. Analisis Deskriptif Strategi koping WBP
0,226 dengan nilai p = 0,034. Variabel tingkat Strategi koping merupakan perilaku sangat penting
pendidikan dengan dimensi emotional focused coping bagi WBP yang harus belajar untuk beradaptasi
didapatkan koefisien korelasi 0,648 dengan nilai p = dengan lingkungan baru yang penuh stress dan secara
0,000. Hasil penelitian dapat diartikan ada hubungan fundamental berbeda dari kehidupan di luar lembaga
yang signifikan antara variabel tingkat pendidikan pemasyarakatan (Chahal et al., 2016). Strategi coping
WBP dengan dimensi problem focused coping dan terbagi ke dalam problem focused coping dan emotion
emotional focused coping. focused coping (Yarkin, 2013).
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai p value lebih Hasil penelitian menunjukkan strategi coping jenis
kecil dari nilai α, sehingga hipotesis alternatif (Ha) emotion-focused coping pada WBP lebih tinggi
diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hasil dibandingkan dengan problem-focused coping. Hasil ini
penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan menunjukkan bahwa responden penelitian memiliki
yang signifikan antara tingkat pendidikan WBP strategi coping jenis emotion- focused coping yang tinggi
dengan Strategi Koping WBP. dalam upaya penyelesaian masalahnya. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa WBP dalam menyelesaikan
Pembahasan masalah dan stress dengan melakukan kegiatan
1. Analisis Deskriptif Tingkat Pendidikan dukungan dari orang lain, berfikir lebih matang
Pada WBP untuk menyelesaikan masalah, dan untuk mencari
Tingkat Pendidikan mencakup semua pengalaman, ketenangan jiwa. WBP meyakini bahwa masalah akan
pengetahuan dan perilaku yang diperoleh dari terselesaikan ketika dapat mengontrol emosi dengan
generasi yang legih tua kepada generasi yang lebih baik dengan penuh pertimbangan.
muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ingkat Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
pendidikan WBP berada dalam kategori menengah menjelaskan bahwa emotion focused coping berpengaruh
dimana tingkat pendidikan responden terbanyak terhadap adanya kecendurangan depresi pada
dengan pendidikan SD-SMA. seseorang sebesar 19% (Tuasikal & Retnowati, 2019).
Berdasarkan penelitian tersebut, WBP yang memiliki Pendapat lain mengatakan bahwa seseorang dalam
tingkat pendidikan lebih tinggi akan mampu menyelesaikan masalah menggunakan strategi koping,
menghadapi permasalahan dan stress yang dialami oleh strategi yang digunakan berupa problem-focused coping,
WBP. Karena WBP dengan tingkat pendidikan yang maupun emotion focused coping. Penggunaan strategi
lebih tinggi akan berpengaruh terhadap kecerdasan koping seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa hal
emosinya, sehingga akan lebih mampu beradaptasi diantaranya sumber daya seseorang itu sendiri, berupa
terhadap masalah yang dihadapi sumber internal dan eksternal, dan tidak berhubungan
Hasil penelitian sejalan dengan Penelitian (Rofiah, terhadap usia (Aji & Ambarini, 2014).
2015) menjelaskan bahwa strategi koping mempunyai WBP lebih menggunakan emotion focused coping
hubungan signifikan dengan kecerasan emosi. Keadaan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi selama
tersebut menunjukkan bahwa WBP yang memiliki di lembaga Pemasyarakatan karena hal tersebut
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan dapat dilakukan WBP dengan menyesuaikan keadaan dan
memiliki strategi koping yang lebih baik. kehidupan yang ada di lapas. emotion focused coping
WBP yang memiliki pengetahuan dan pengalaman merupakan koping yang berupa reaksi mengurangi
yang lebih akan menghadapi stress lebih mudah emosional negatif terhadap stres. Kegiatan yang ada
menyelesaikan stressor. Strategi koping pada WBP yang dalam emotion focused coping berupa mengalihkan
muncul sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman perhatian dari masalah, melakukan relaksasi, atau
34
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (1) 2021
mencari rasa nyaman dan orang lain (Lazarus, 1984). pada peran kunci dari proses kognitif dalam mengatasi
Pendapat berbeda di ungkapkan oleh Hardiyanti dan stres dan pentingnya strategi coping dalam menentukan
Permana (2019) yang mengatakan bahwa seorang kualitas dan intensitas reaksi emosional terhadap
lebih menggunakan problem focused coping dalam stres. Proses yang terjadi adalah individu mencoba
menyelesaikan masalah karena dapat berpikir logis mengelola jarak yang ada antara beberapa tuntutan,
dan berusaha menyelesaikan masalah dengan positif. berupa tuntutan yang berasal dari individu maupun
Penggunaaan problem focused coping ini dipengaruhi tuntutan yang berasal dari lingkungan (Lazarus,
oleh konsep diri, status sosial ekonomi, dukungan 1984).
sosial, pengalaman keterampilan dan karakteristik Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan
kepribadian (Hardiyanti & Permana, 2019). Hal pada WBP tergolong sedang. Hal ini berarti bahwa
ini dapat terjadi karena adanya perbedaan kondisi WBP cukup memiliki kemampuan mengenali
kehidupan sosial WBP dalam lingkungannya maupun diri, kemampuan mengeloala emosi, kemampuan
masyarakat, sehingga strategi koping yang digunakan memotivasi diri sendiri, kemampuuan mengenali
juga terdapat perbedaan. emosi orang lain, serta kemampuan membina
hubungan dengan orang lain di Lapas..
3. Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang tinggi diikuti oleh
dengan Strategi Coping WBP pengetahuan dan pengalaman yang tinggi pula,
Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan karena dalam proses pendidikan seseorang akan
positif antara tingkat pendidikan dengan strategi banyak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
coping pada WBP. Hal ini menujukkan bahwa Penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang
semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin mengungkapkan bahwa ada hubungan yang bermakna
tepat pemilihan strategi copingnya, semakin rendah antara pengetahuan dengan mekanisme koping yang
tingkat pendidikan, maka semakin tidak tepat pula digunakan oleh seseorang. Penelitian menjelaskan
pemilihan strategi copingnya. bahwa pengetahuan tetang stress yang lebih tinggi
Strategi coping berkaitan dengan tinggi rendahnya akan melakukan mekanisme koping yang lebih adaptif
tingkat pendidikan. WBP yang memiliki tingkat (Rachmah & Rahmawati, 2019).
pendidikan yang tinggi mempunyai kemampuan Penelitian sejalan dengan pendapat ahli Goleman
mengenali diri, kemampuan mengelola emosi, (2001) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan
kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan seseorang mempengaruhi kecerdasan emosional.
mengenali emosi orang lain, dan kemampuan Kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri,
membina hubungan yang tinggi. Strategi coping semangat, ketekunan, kemampuan memotivasi diri
pada WBP jenis emotion focused coping digunakan sendiri, serta berempati (Goleman, 2001).
dalam penyelesaian masalah. Hal ini berarti bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
WBP melakukan kegiatan dukungan dari orang hubungan yang signifikan antara variabel tingkat
lain, berfikir lebih matang untuk menyelesaikan pendidikan dengan strategi coping WBP. Nilai
masalah, dan untuk mencari ketenangan jiwa. WBP koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan
meyakini bahwa masalah akan terselesaikan ketika kedua variabel positif, yaitu semakin tinggi tingkat
dapat mengontrol emosi dengan baik dengan penuh pendidikan maka semakin tinggi strategi copingnya.
pertimbangan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
bahwa strategi coping jenis emotion-focused coping KESIMPULAN
dilakukan oleh WBP sebagai upaya adaptasi terhadap Penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara
permasalahan yang timbul. Strategi coping yang tingkat pendidikan dengan strategi coping pada WBP,
banyak digunakan oleh WBP adalah emotion-focused yang berarti semakin tinggi tingkat pendidikan, maka
coping. Emotion-focused coping digunakan oleh semakin tepat pemilihan strategi copingnya, semakin
WBP dalam menyelesaikan permasalahan yang rendah tingkat pendidikan, maka semakin tidak
dihadapi dan beradaptasi dengan segala permasalahan tepat pula pemilihan strategi copingnya. WBP yang
yang ada dalam lapas. Individu yang menggunakan memliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
strategi coping yang baik akan mampu beradaptasi memiliki kemampuan mengelola emosi, memiliki
dengan berbagai situasi lingkungan rasa empati dan mampu membina hubungan yang
Hasil ini sejalan dengan dengan teori yang baik dengan orang lain terutama di lingkungan Lapas.
mengemukakan bahwa strategi coping menekankan Strategi coping yang banyak digunakan oleh WBP
35
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (1) 2021
adalah kategori emotion-focused coping, sehingga WBP Hardiyanti, R., & Permana, I. (2019). Straregi Coping
juga akan memaknai secara positif permasalahan yang Terhadap Stress Kerja Pada Perawat Di Rumah
ada. Sakit: Literatur Review. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 73–81.
SARAN Lazarus, R. s. & S. F. (1984). Stress, appraisal, and
WBP diharapkan dapat mengatasi masalah dan coping (Vol. 91).
tetap mempertahankan strategi koping yang sudah Maschi, T., Viola, D., & Koskinen, L. (2015). Trauma,
terbangun, dan meningkatkan kemampuan dalam stress, and coping among older adults in prison:
beradaptasi terhadap permasalahan yang ada di Lapas. towards a human rights and intergenerational
Perawat yang ada di lapas juga diharapkan dapat family justice action agenda. Traumatology, 21(3),
membantu WBP dalam membangun koping yang 188–200. https://doi.org/10.1037/trm0000021
adaptif sehingga WBP dapat beradaptasi terhadap Nursalam. (2013). Metodologi penelitian ilmu
masalah yang dihadapi sehingga masalah yang keperawatan, pendekatan praktis. Jakarta: Salemba
dihadapi oleh WBP dapat diselesaikan dengan baik. Medika.
Rachmah, E. rizky N., & Rahmawati, T. (2019).
DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pengetahuan Stress Dengan
Aji, A. B., & Ambarini, T. K. (2014). Coping Stress Mekanisme Koping Remaja. Dinamika Kesehatan
Perawat dalam Menghadapi Agresi Pasien di Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 10(2), 595–
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat 608. https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2.517
Lawang. Jurnal Psikologi Industri Dan Organisasi, Rocheleau, A. M. (2014). Prisoners’ coping skills
3(4). and involvement in serious prison misconduct.
Anggraieni, W. N., & Subandi, S. (2014). Pengaruh Victims and Offenders, 9(2), 149–177. https://doi.
terapi relaksasi zikir untuk menurunkan stres org/10.1080/15564886.2013.866916
pada penderita hipertensi esensial. Jurnal Rofiah, S. (2015). Hubungan antara Kecerdasan Emosi
Intervensi Psikologi (JIP), 6(1), 81–102. https:// dengan Strategi Coping pada Caregiver Formal
doi.org/10.20885/intervensipsikologi.vol6.iss1. Lansia. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
art6 Tuasikal, A. N. A., & Retnowati, S. (2019).
Anggraini, E. (2015). Strategi regulasi emosi dan Kematangan Emosi, Problem-Focused Coping,
perilaku koping religius narapidana wanita dalam Emotion-Focused Coping dan Kecenderungan
masa pembinaan. Jurnal Theologia, 26(2), 284– Depresi pada Mahasiswa Tahun Pertama. Gadjah
311. Retrieved from http://journal.walisongo. Mada Journal of Psychology (GamaJoP), 4(2), 105.
ac.id/index.php/teologia/article/view/435/398 https://doi.org/10.22146/gamajop.46356
Apriska, R. A. D. (2016). Mekanisme koping pada Yarkin, G. (2013). Coping mechanisms and emotions
lansia di unit pelayanan lanjut usia “ Wening of the ex-convicts in diyarbakir prison.
Wardoyo ” Ungaran. Keperawatan Undip.
Aris, Y., Sarfika, R., & Erwina, I. (2019). Stress Pada
Mahasiswa Keperawatan Dan Strategi Koping
Yang Digunakan. NERS Jurnal Keperawatan,
14(2), 81. https://doi.org/10.25077/njk.14.2.81-
91.2018
Chahal, S., Rana, S., & Singh, P. (2016). Impact of
coping on mental health of convicted prisoners,
3(2).
Direktorat Pembinaan Dan Narapidana Kerja Latihan.
(2018). Sistem database pemasyarakatan, kanwil
& ditjenpas.
Goleman, D. (2001). Emotional Intelegences:
Kecerdasan emosional, Mengapa EL lebih penting
daripada IQ. Jakarta: PT. Gramedia.
Gurwood, A. S., & Kabat, A. G. (2014). World prison
population list, eleventh edition, (November
2014), 1–15.
36