Jurnal Keperawatan Muhammadiyah

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (1) 2021

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah


Alamat Website: http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Strategi Koping Warga Binaan Pemasyarakatan


di Lapas Kelas II B Brebes

Dwi Fijianto 1, Herni Rejeki 1, Dyah Putri Aryati 2


1
Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan,
Jawa Tengah
2
Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ners Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan,
Jawa Tengah
INFORMASI ABSTRACT
Korespondensi: Objective: The number of prisoners in the world is increasing every year and Indonesia
[email protected] ranks fifth in the world. Correctional institutions in Indonesia are largely overloaded
from capacity. This is a stressor for the prisoners. The educational levels of prisoners
very widely, allowing the use of different coping strategies. The purpose of this study was
to analyze the relationship between the level of education and the Coping Strategy of
prisoners.

Methods: The research design used was descriptive correlative study. Determination
of the sample using purposive sampling to prisoners in Class II B Brebes Correctional
institutions. Two instruments were used, namely the demographic data questionnaire
and the Brief COPE questionnaire. Analysis of the frequency distribution for the uni-
variate test and the pearson correlation test for bivariate analysis in order to describe
the description of the relationship between education level and the coping strategy of
prisoners.

Results: The results showed that the level of education with the dimensions of problem
focused coping has a correlation coefficient of 0.226 with a p value = 0.034. The educa-
tion level variable with emotional focused coping has a correlation coefficient of 0.648
with a p value = 0.000, which means that there is a significant correlation between the
prisoners education level variable with the dimensions of problem focused coping and
Keywords: emotional focused coping.
Educational Levels, Prison-
ers, Coping Strategy Conclusion: The conclusion of the study is a significant correlation between the level of
education and the coping strategy of prisoners.

31
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (1) 2021

PEDAHULUAN dan kekerasan (Rocheleau, 2014). WBP harus


Angka Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di mempunyai kemampuan untuk mengontrol emosi
dunia menunjukkan jumlah yang tinggi. World Prison dan menyelesaikan masalah yang dialaminya tersebut
Population List (2015) mengungkapkan lebih dari 2,2 dengan menggunakan koping yang adaptif agar
juta WBP di Amerika Serikat, lebih dari 1,65 juta kehidupan di Lapas tidak menjadi beban.
di Tiongkok, 640.000 di Federasi Rusia, 607.000 Studi pendahuluan di Lapas Kelas II B Brebes dilakukan
di Brasil, 418.000 di India , 311.000 di Thailand, dengan dengan metode screening menggunakan
255.000 di Meksiko, 225.000 di Iran, dan 161.692 instrumen koping dan wawancara kepada petugas
WBP di Indonesia (Gurwood & Kabat, 2014). Lapas. Hasil yang didapatkan melalui wawancara
Data (Direktorat Pembinaan Dan Narapidana Kerja adalah sebagian WBP melakukan strategi koping yang
Latihan, 2018) menyebutkan bahwa di Indonesia maldaptif dengan marah-marah, gelisah, menyendiri
ada kenaikan jumlah WBP setiap tahunnya. Tahun ketika menghadapi masalah/ stress di Lapas. Sebagian
2016 terdapat 150.064 WBP, tahun 2017 mengalami WBP juga melakukan strategi koping yang adaptif
penurunan menjadi 129.166 WBP, namun sampai dengan olahraga, mengikuti pengajian, dan mengikuti
dengan September 2018 WBP ada kenaikan jumlah berbagai kegiatan di Lapas. Tingkat pendidikan
menjadi 165.392 orang. Angka terbesar WBP pada WBP di Lapas sangat bervariasi. Pemahaman dan
tahun 2018 terdapat pada Kanwil Sumatera utara, kemampuan menghadapi terhadap stressor berbeda
Jawa timur, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Kanwil setiap WBP.
Jawa Tengah. Kanwil Jawa Tengah menempati urutan Strategi koping yang dilakukan WBP untuk
terbesar ke 5 di Indonesia dengan jumlah 9.493 WBP, mempertahankan kondisi psikologis terhadap masa
dan Lapas Kelas II Brebes menempati urutan 15 besar lalu dan bertahan di Lapas. Strategi koping yang
di Jawa tengah. dilakukan untuk mempertahankan kondisi psikologis
Angka tersebut menunjukkan angka yang tinggi dan tersebut terdiri dari domain fisik, kognitif, emosional,
menjadi stressor bagi WBP. Keadaan yang dialami WBP sosial, dan spiritual (Maschi, Viola, & Koskinen,
tersebut menjadi sebuah stresor yang menimbulkan 2015).
stres bagi sebagian besar WBP. Dampak stress pada Masalah psikososial yang di alami WBP sering tidak
WBP yang menjalani hukuman pidana di Lapas menjadi perhatian perawat yang ada di Lapas. WBP
selalu memiliki dampak fisik dan psikologis. Frankl lebih sering mengungkapkan masalah kesehatan
menyatakan bahwa dampak fisik dan psikologis yang fisiknya yang mengganggu. Tingkat pendidikan WBP
terjadi pada WBP menyebabkan seorang WBP merasa dapat mempengaruhi masalah psikologis. Oleh sebab
bahwa dirinya tidak berguna (meaningless), perasaan itu gambaran mengenai hubungan antara tingkat
tidak berguna ditandai dengan perasaan hampa, pendidikan dengan strategi koping ini perlu diteliti.
gersang, bosan, dan putus asa. Dampak psikologis
lain yang terjadi pada WBP perasaan sedih, menyesal, METODE
khawatir, tertekan, merasa terbatasi, rindu keluarga, Penelitian tentang hubungan tingkat pendidikan
jenuh dan perasaan tidak mengenakkan lainnya dengan strategi koping Warga Binaan Pemasyarakatan
muncul dalam diri (Anggraini, 2015). dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B
WBP lebih sering menggunakan kemarahan sebagai Brebes. Penelitian merupakan penelitian deskriptif
strategi koping mengatasi masalah di lembaga dengan desain penelitian yang digunakan adalah
pemasyarakatan dibandingkan dengan WBP study deskriptif Corelatif. Penelitian menggunakan
perempuan. Jelas bahwa ada perbedaan gender dalam pendekatan cross-sectional dengan pelaksanaan
cara-cara yang dihadapi laki-laki dan perempuan. dilakukan dengan satu kali waktu pengambilan
Perempuan berbeda dari laki-laki dalam bereaksi data (Nursalam, 2013). Penentuan sampel akan
terhadap suatu situasi karena perbedaan dalam menggunakan purposive sampling pada WBP yang
perkembangan, pendidikan, dan sosialisasi (Chahal, ada di Lapas Kelas II B Brebes. Jumlah sampel yang
Rana, & Singh, 2016). didapatkan dalam penelitian berjumlah 115 WBp.
WBP menggunakan berbagai variasi dalam metode Sampel yang diambil sesuai dengan kriteria inklusi
strategi koping. WBP mempunyai tahapan koping yaitu WBP yang berusia 17-55 Tahun, WBP yang
yang melibatkan respon yang berfokus pada emosi kooperatif, WBP yang bisa membaca, WBP yang dalam
dan berfokus pada masalah. Respon tersebut lebih keadaan sehat. Kriteria eksklusi dalam pengambilan
cenderung mendorong WBP dalam perilaku yang sampel adalah WBP yang sedang menjalani kurve dan
negatif seperti melakukan kerusuhan di Lapas WBP yang menjalani perawatan di Klinik Kesehatan
32
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (1) 2021

Lapas. Pengambilan sampel dilakukan dalam satu kali koping berfokus pada masalah merupakan koping
waktu pengambilan data. yang digunakan untuk memecahkan masalah. Total
Instrumen yang digunakan ada dua yaitu kuisioner pernyataan pada dimensi ini sebanyak 14 item. Hasil
data demografi dan kuesioner strategi koping Brief Problem focused coping WBP adalah mean 0,92,
COPE. Kuisioner data demografi meliputi usia, jenis median 0,83, standar deviasi 0,66, nilai minimum
kelamin, dan tingkat pendidikan. Kuesioner brief -0,44 dan nilai maksimum 1,98. Hasil Problem focused
COPE merupakan instrument baku yang sudah coping dapat dilihat pada Tabel 2. di bawah ini:
digunakan oleh beberapa peneliti untuk menilai
Strategi koping. Uji validitas dan reliabilitas yang Tabel 2. Distribusi Deskriptif Problem Focused
dilakukan pada kuesioner Brief COPE dalam bahasa Coping (N=115)
Indonesia sebelumnya telah dilakukan dan didapatkan No Pengukuran Nilai
hasil nilai cronbach alfa 0,694 sehingga kuesioner 1 Mean 0,92
ini valid.(Anggraieni & Subandi, 2014) Peniliti lain
menyebutkan bahwa kuesioner Brief COPE yang 2 Median 0,83
terdiri dari 28 pertanyaan dinyatakan valid dengan 3 Standar deviasi 0,66
rhitung (0,366 – 0,826) ≥ rtabel (0,361) (Apriska, 4 Nilai Minimum -0,44
2016). 5 Nilai Maximum 1,98
Hasil data dari penelitian ini diolah dengan
menggunakan program komputer dengan 2. Data Deskriptif Emotional Focused Coping
menggunakan distribusi frekuensi untuk analisis Emotional focused coping merupakan dimensi yang
univariat, dan menggunakan uji pearson correlation terdapat dalam variabel strategi koping. dengan
untuk analisis bivariat guna menggambarkan deskripsi jumlah 14 item pernyataan. Koping yang dilakukan
hubungan tingkat pendidikan dengan strategi koping dengan mengalihkan perhatian dari masalah,
WBP di Lapas Kelas II B Brebes. melakukan relaksasi, atau mencari rasa nyaman
dan orang lain. Hasil penelitian dimensi Emotional
HASIL DAN PEMBABASAN focused coping WBP memiliki mean 1,02, median
0,96, standar deviasi 0,42, nilai minimum -0,22 dan
Hasil Analisis univariat nilai maksimum 2,36. Data Emotional focused coping
1. Gambaran Tingkat Pendidikan WBP WBP dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut:
Hasil penelitian didapatkan tingkat pendidikan WBP
adalah sebagian besar 32,17% berpendidikan SD, Tabel 3. Distribusi Deskriptif Emotional Focused
berpendidikan SMP sebanyak 26,96%, berpendidikan Coping (N=115)
SMA sebanyak 21,74%, Tidak Tamat SD 12,17%,
No Pengukuran Nilai
dan berpendidikan lulus Perguruan Tinggi sebanyak
6,96%. Pendidikan responden dapat dilihat pada 1 Mean 1,02
tabel di bawah ini: 2 Median 0,96
3 Standar deviasi 0,42
Tabel 1. Tingkat Pendidikan WBP 4 Nilai Minimum -0,22
No Pendidikan Jumlah Presentase 5 Nilai Maximum 2,36
1 Tidak tamat SD 14 12.17%
2 SD 37 32.17% Hasil Analisis Bivariat
3 SMP 31 26.96%
Hasil penelitian didapatkan dengan uji korelasi
4 SMA 25 21.74%
pearson correlation menggunakan program SPSS
5 PT 8 6.96% 19.0. Keputusan hasil uji yang digunakan untuk
To- mengetahui hubungan kedua variabel adalah dengan
115 100%
tal nilai kepercayaan α 0,05. Hasil uji korelasi dapat dilihat
pada tabel 4 berikut ini:
1. Data Deskriptif Problem Focused Coping
Problem focused coping merupakan dimensi yang
terdapat dalam variabel strategi koping. Strategi

33
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (1) 2021

Tabel 4. Hasil Uji pearson correlation yang dimiliki untuk menyelesaikan masalahnya. Hal
Variabel r p α ini sesuai dengan penelitian yang mengungkapkan
Tingkat pendidikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara stress
dan strategi koping yang digunakan (Aris, Sarfika,
dengan problem focused 0,226 0,034 0,05
& Erwina, 2019)kelas reguler program A genap,
coping
dan kelas reguler program A ganjil sebanyak 122
Tingkat pendidikan den- orang. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara
gan Emotional focused 0,648 0,000 0,05 terpimpin dengan menggunakan kuesioner Perceived
coping Stress Scale-14 (PSS-14.
Hasil uji korelasi variabel tingkat pendidikan dengan
problem focused coping didapatkan koefisien korelasi 2. Analisis Deskriptif Strategi koping WBP
0,226 dengan nilai p = 0,034. Variabel tingkat Strategi koping merupakan perilaku sangat penting
pendidikan dengan dimensi emotional focused coping bagi WBP yang harus belajar untuk beradaptasi
didapatkan koefisien korelasi 0,648 dengan nilai p = dengan lingkungan baru yang penuh stress dan secara
0,000. Hasil penelitian dapat diartikan ada hubungan fundamental berbeda dari kehidupan di luar lembaga
yang signifikan antara variabel tingkat pendidikan pemasyarakatan (Chahal et al., 2016). Strategi coping
WBP dengan dimensi problem focused coping dan terbagi ke dalam problem focused coping dan emotion
emotional focused coping. focused coping (Yarkin, 2013).
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai p value lebih Hasil penelitian menunjukkan strategi coping jenis
kecil dari nilai α, sehingga hipotesis alternatif (Ha) emotion-focused coping pada WBP lebih tinggi
diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hasil dibandingkan dengan problem-focused coping. Hasil ini
penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan menunjukkan bahwa responden penelitian memiliki
yang signifikan antara tingkat pendidikan WBP strategi coping jenis emotion- focused coping yang tinggi
dengan Strategi Koping WBP. dalam upaya penyelesaian masalahnya. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa WBP dalam menyelesaikan
Pembahasan masalah dan stress dengan melakukan kegiatan
1. Analisis Deskriptif Tingkat Pendidikan dukungan dari orang lain, berfikir lebih matang
Pada WBP untuk menyelesaikan masalah, dan untuk mencari
Tingkat Pendidikan mencakup semua pengalaman, ketenangan jiwa. WBP meyakini bahwa masalah akan
pengetahuan dan perilaku yang diperoleh dari terselesaikan ketika dapat mengontrol emosi dengan
generasi yang legih tua kepada generasi yang lebih baik dengan penuh pertimbangan.
muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ingkat Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
pendidikan WBP berada dalam kategori menengah menjelaskan bahwa emotion focused coping berpengaruh
dimana tingkat pendidikan responden terbanyak terhadap adanya kecendurangan depresi pada
dengan pendidikan SD-SMA. seseorang sebesar 19% (Tuasikal & Retnowati, 2019).
Berdasarkan penelitian tersebut, WBP yang memiliki Pendapat lain mengatakan bahwa seseorang dalam
tingkat pendidikan lebih tinggi akan mampu menyelesaikan masalah menggunakan strategi koping,
menghadapi permasalahan dan stress yang dialami oleh strategi yang digunakan berupa problem-focused coping,
WBP. Karena WBP dengan tingkat pendidikan yang maupun emotion focused coping. Penggunaan strategi
lebih tinggi akan berpengaruh terhadap kecerdasan koping seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa hal
emosinya, sehingga akan lebih mampu beradaptasi diantaranya sumber daya seseorang itu sendiri, berupa
terhadap masalah yang dihadapi sumber internal dan eksternal, dan tidak berhubungan
Hasil penelitian sejalan dengan Penelitian (Rofiah, terhadap usia (Aji & Ambarini, 2014).
2015) menjelaskan bahwa strategi koping mempunyai WBP lebih menggunakan emotion focused coping
hubungan signifikan dengan kecerasan emosi. Keadaan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi selama
tersebut menunjukkan bahwa WBP yang memiliki di lembaga Pemasyarakatan karena hal tersebut
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan dapat dilakukan WBP dengan menyesuaikan keadaan dan
memiliki strategi koping yang lebih baik. kehidupan yang ada di lapas. emotion focused coping
WBP yang memiliki pengetahuan dan pengalaman merupakan koping yang berupa reaksi mengurangi
yang lebih akan menghadapi stress lebih mudah emosional negatif terhadap stres. Kegiatan yang ada
menyelesaikan stressor. Strategi koping pada WBP yang dalam emotion focused coping berupa mengalihkan
muncul sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman perhatian dari masalah, melakukan relaksasi, atau
34
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (1) 2021

mencari rasa nyaman dan orang lain (Lazarus, 1984). pada peran kunci dari proses kognitif dalam mengatasi
Pendapat berbeda di ungkapkan oleh Hardiyanti dan stres dan pentingnya strategi coping dalam menentukan
Permana (2019) yang mengatakan bahwa seorang kualitas dan intensitas reaksi emosional terhadap
lebih menggunakan problem focused coping dalam stres. Proses yang terjadi adalah individu mencoba
menyelesaikan masalah karena dapat berpikir logis mengelola jarak yang ada antara beberapa tuntutan,
dan berusaha menyelesaikan masalah dengan positif. berupa tuntutan yang berasal dari individu maupun
Penggunaaan problem focused coping ini dipengaruhi tuntutan yang berasal dari lingkungan (Lazarus,
oleh konsep diri, status sosial ekonomi, dukungan 1984).
sosial, pengalaman keterampilan dan karakteristik Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan
kepribadian (Hardiyanti & Permana, 2019). Hal pada WBP tergolong sedang. Hal ini berarti bahwa
ini dapat terjadi karena adanya perbedaan kondisi WBP cukup memiliki kemampuan mengenali
kehidupan sosial WBP dalam lingkungannya maupun diri, kemampuan mengeloala emosi, kemampuan
masyarakat, sehingga strategi koping yang digunakan memotivasi diri sendiri, kemampuuan mengenali
juga terdapat perbedaan. emosi orang lain, serta kemampuan membina
hubungan dengan orang lain di Lapas..
3. Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang tinggi diikuti oleh
dengan Strategi Coping WBP pengetahuan dan pengalaman yang tinggi pula,
Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan karena dalam proses pendidikan seseorang akan
positif antara tingkat pendidikan dengan strategi banyak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
coping pada WBP. Hal ini menujukkan bahwa Penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang
semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin mengungkapkan bahwa ada hubungan yang bermakna
tepat pemilihan strategi copingnya, semakin rendah antara pengetahuan dengan mekanisme koping yang
tingkat pendidikan, maka semakin tidak tepat pula digunakan oleh seseorang. Penelitian menjelaskan
pemilihan strategi copingnya. bahwa pengetahuan tetang stress yang lebih tinggi
Strategi coping berkaitan dengan tinggi rendahnya akan melakukan mekanisme koping yang lebih adaptif
tingkat pendidikan. WBP yang memiliki tingkat (Rachmah & Rahmawati, 2019).
pendidikan yang tinggi mempunyai kemampuan Penelitian sejalan dengan pendapat ahli Goleman
mengenali diri, kemampuan mengelola emosi, (2001) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan
kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan seseorang mempengaruhi kecerdasan emosional.
mengenali emosi orang lain, dan kemampuan Kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri,
membina hubungan yang tinggi. Strategi coping semangat, ketekunan, kemampuan memotivasi diri
pada WBP jenis emotion focused coping digunakan sendiri, serta berempati (Goleman, 2001).
dalam penyelesaian masalah. Hal ini berarti bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
WBP melakukan kegiatan dukungan dari orang hubungan yang signifikan antara variabel tingkat
lain, berfikir lebih matang untuk menyelesaikan pendidikan dengan strategi coping WBP. Nilai
masalah, dan untuk mencari ketenangan jiwa. WBP koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan
meyakini bahwa masalah akan terselesaikan ketika kedua variabel positif, yaitu semakin tinggi tingkat
dapat mengontrol emosi dengan baik dengan penuh pendidikan maka semakin tinggi strategi copingnya.
pertimbangan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
bahwa strategi coping jenis emotion-focused coping KESIMPULAN
dilakukan oleh WBP sebagai upaya adaptasi terhadap Penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara
permasalahan yang timbul. Strategi coping yang tingkat pendidikan dengan strategi coping pada WBP,
banyak digunakan oleh WBP adalah emotion-focused yang berarti semakin tinggi tingkat pendidikan, maka
coping. Emotion-focused coping digunakan oleh semakin tepat pemilihan strategi copingnya, semakin
WBP dalam menyelesaikan permasalahan yang rendah tingkat pendidikan, maka semakin tidak
dihadapi dan beradaptasi dengan segala permasalahan tepat pula pemilihan strategi copingnya. WBP yang
yang ada dalam lapas. Individu yang menggunakan memliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
strategi coping yang baik akan mampu beradaptasi memiliki kemampuan mengelola emosi, memiliki
dengan berbagai situasi lingkungan rasa empati dan mampu membina hubungan yang
Hasil ini sejalan dengan dengan teori yang baik dengan orang lain terutama di lingkungan Lapas.
mengemukakan bahwa strategi coping menekankan Strategi coping yang banyak digunakan oleh WBP
35
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 6 (1) 2021

adalah kategori emotion-focused coping, sehingga WBP Hardiyanti, R., & Permana, I. (2019). Straregi Coping
juga akan memaknai secara positif permasalahan yang Terhadap Stress Kerja Pada Perawat Di Rumah
ada. Sakit: Literatur Review. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 73–81.
SARAN Lazarus, R. s. & S. F. (1984). Stress, appraisal, and
WBP diharapkan dapat mengatasi masalah dan coping (Vol. 91).
tetap mempertahankan strategi koping yang sudah Maschi, T., Viola, D., & Koskinen, L. (2015). Trauma,
terbangun, dan meningkatkan kemampuan dalam stress, and coping among older adults in prison:
beradaptasi terhadap permasalahan yang ada di Lapas. towards a human rights and intergenerational
Perawat yang ada di lapas juga diharapkan dapat family justice action agenda. Traumatology, 21(3),
membantu WBP dalam membangun koping yang 188–200. https://doi.org/10.1037/trm0000021
adaptif sehingga WBP dapat beradaptasi terhadap Nursalam. (2013). Metodologi penelitian ilmu
masalah yang dihadapi sehingga masalah yang keperawatan, pendekatan praktis. Jakarta: Salemba
dihadapi oleh WBP dapat diselesaikan dengan baik. Medika.
Rachmah, E. rizky N., & Rahmawati, T. (2019).
DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pengetahuan Stress Dengan
Aji, A. B., & Ambarini, T. K. (2014). Coping Stress Mekanisme Koping Remaja. Dinamika Kesehatan
Perawat dalam Menghadapi Agresi Pasien di Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 10(2), 595–
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat 608. https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2.517
Lawang. Jurnal Psikologi Industri Dan Organisasi, Rocheleau, A. M. (2014). Prisoners’ coping skills
3(4). and involvement in serious prison misconduct.
Anggraieni, W. N., & Subandi, S. (2014). Pengaruh Victims and Offenders, 9(2), 149–177. https://doi.
terapi relaksasi zikir untuk menurunkan stres org/10.1080/15564886.2013.866916
pada penderita hipertensi esensial. Jurnal Rofiah, S. (2015). Hubungan antara Kecerdasan Emosi
Intervensi Psikologi (JIP), 6(1), 81–102. https:// dengan Strategi Coping pada Caregiver Formal
doi.org/10.20885/intervensipsikologi.vol6.iss1. Lansia. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
art6 Tuasikal, A. N. A., & Retnowati, S. (2019).
Anggraini, E. (2015). Strategi regulasi emosi dan Kematangan Emosi, Problem-Focused Coping,
perilaku koping religius narapidana wanita dalam Emotion-Focused Coping dan Kecenderungan
masa pembinaan. Jurnal Theologia, 26(2), 284– Depresi pada Mahasiswa Tahun Pertama. Gadjah
311. Retrieved from http://journal.walisongo. Mada Journal of Psychology (GamaJoP), 4(2), 105.
ac.id/index.php/teologia/article/view/435/398 https://doi.org/10.22146/gamajop.46356
Apriska, R. A. D. (2016). Mekanisme koping pada Yarkin, G. (2013). Coping mechanisms and emotions
lansia di unit pelayanan lanjut usia “ Wening of the ex-convicts in diyarbakir prison.
Wardoyo ” Ungaran. Keperawatan Undip.
Aris, Y., Sarfika, R., & Erwina, I. (2019). Stress Pada
Mahasiswa Keperawatan Dan Strategi Koping
Yang Digunakan. NERS Jurnal Keperawatan,
14(2), 81. https://doi.org/10.25077/njk.14.2.81-
91.2018
Chahal, S., Rana, S., & Singh, P. (2016). Impact of
coping on mental health of convicted prisoners,
3(2).
Direktorat Pembinaan Dan Narapidana Kerja Latihan.
(2018). Sistem database pemasyarakatan, kanwil
& ditjenpas.
Goleman, D. (2001). Emotional Intelegences:
Kecerdasan emosional, Mengapa EL lebih penting
daripada IQ. Jakarta: PT. Gramedia.
Gurwood, A. S., & Kabat, A. G. (2014). World prison
population list, eleventh edition, (November
2014), 1–15.
36

You might also like