Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 80

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP

KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)


OLEH PT. WIRAKARYA SAKTI DALAM
PENGUATAN EKONOMI LOKAL

Dzul Afifah

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
SUMMARY

DZUL AFIFAH ARIFIN. The Perception and Participation of Community


towards Corporate Social Responsibility Activities by PT. Wirakarya Sakti in
Strengthening Local Economic. Under Supervision of LETI SUNDAWATI.

Private company is one of institution that play a major role in economic


growth. There is a fact indicated a stability of financial aspects company that
cannot guaranteed a sustainable of business. This fact was influenced by pressure
factor against companies which ignored the social responsibility to community
around company area. Corporate social responsibility (CSR) has been
implemented in developed and developing countries, including Indonesia.
This research analyses the implementation of CSR programs in PT.
Wirakarya Sakti ((WKS) as the largest companies that manages forest plantations
in Jambi, measuring the perceptions and level of community participation in
implementation of CSR programs, and also the effect of CSR programs towards
strengthening local economic community around PT. WKS as the largest
companies that manage forest plantations in Jambi. This research was conducted
from April to June 2010 in 8 villages which located as area implementation of
CSR programs PT. WKS. The method of sample area determination by using
purposive sampling to select 60 respondents who can represent the scope of this
research.
In order to face the global competition, PT. WKS was implemented a
commitment towards preservation of production, environmental, and social
function as parts of Sustainable Forest Management (SFM). The result of this
research, shows that community perception was classified in middle category
towards economic aspects the implementation of CSR programs by PT. WKS.
Similarly, community participation base on planning, implementation, result, and
evaluation stage also classified in medium category. Furthermore, the CSR
program of PT. WKS has not given yet significant impact towards strengthening
local economic.

Keywords: CSR, Perception, Participation, local economy


RINGKASAN

DZUL AFIFAH ARIFIN. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap


Kegiatan Corporate Social Responcibility (CSR) oleh PT. Wirakarya Sakti Dalam
Penguatan Ekonomi Lokal . Dibimbing oleh LETI SUNDAWATI.

Perusahaan swasta merupakan salah satu institusi yang saat ini berperan besar
dalam pertumbuhan ekonomi. Saat ini terdapat fakta yang menunjukkan bahwa
kestabilan aspek finansial perusahaan belum dapat menjamin terciptanya usaha
yang berkelanjutan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor tekanan terhadap
perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat yang
berada di sekitar areal perusahaan tersebut. Pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan yang dikenal dengan istilah corporate social responsibility (CSR)
telah berkembang di negara maju serta negara berkembang termasuk Indonesia.
Penelitian ini mengkaji bagaimana penerapan program CSR di PT. Wirakarya
Sakti (WKS) sebagai perusahaan terbesar yang mengelola hutan tanaman di
Propinsi Jambi, mengukur persepsi dan tingkat partisipasi masyarakat dalam
penerapan program CSR, serta melihat pengaruh dari program CSR terhadap
penguatan ekonomi lokal masyarakat di sekitar PT. WKS. Penelitian ini
dilaksanakan di 8 desa di sekitar PT. WKS. Penelitian dilakukan mulai bulan
April sampai bulan Juni 2010. Penentuan daerah contoh menggunakan purposive
sampling dengan memilih 60 responden yang dapat mewakili ruang lingkup
penelitian.
Dalam rangka menghadapi persaingan global, PT. WKS menerapkan
komitmen terhadap kelestarian fungsi produksi, lingkungan, dan sosial yang
menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk menuju Pengelolaan Hutan Tanaman
Lestari (PHTL) atau Sustainable Forest Management (SFM). Hasil penelitian ini,
persepsi masyarakat jika dikaji dari aspek ekonomi penerapan program CSR yang
dilakukan oleh PT. WKS tergolong kategori sedang. Demikian pula halnya
dengan partisipasi masyarakat berdasarkan tahapan perencanaan, pelaksanaan,
menikmati hasil dan evaluasi, secara keseluruhan tergolong sedang. Dalam hal
penguatan ekonomi lokal, program CSR dari PT. WKS belum menunjukkan
dampak peningkatan yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat yang
mengikuti program CSR tersebut.

Kata kunci : CSR, Persepsi, Partisipasi, ekonomi lokal


PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP
KEGIATAN CORPORATE SOCIAL RESPONSBILITY (CSR)
OLEH PT. WIRAKARYA SAKTI DALAM
PENGUATAN EKONOMI LOKAL

Karya Ilmiah
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan
Pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor

DZUL AFIFAH ARIFIN

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ” Persepsi dan
Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Corporate Social Responcibility (CSR)
oleh PT. Wirakarya Sakti Dalam Penguatan Ekonomi Lokal” belum pernah
diajukan pada perguruan tinggi lain atau lembaga lain manapun untuk tujuan
memperoleh gelar akademik tertentu. saya juga menyatakan skripsi ini benar-
benar hasil karya sendiri dan tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh pihak lain kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan
dalam naskah.

Bogor, Juni 2011

Dzul Afifah Arifin

NRP E14063185
Judul skripsi : Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Corporate
Social Responsibility (CSR) oleh PT. Wirakarya Sakti Dalam
Penguatan Ekonomi Lokal.

Nama : Dzul Afifah Arifin

NRP : E14063185

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Leti Sundawati M.Sc


NIP. 19640830 199003 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Manajemen Hutan

Dr. Ir. Didik Suharjito, MS.

NIP : 19630401 199403 1 001

Tanggal Lulus :
i

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala curahan
rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam skripsi ini adalah “Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap
Kegiatan Corporate Social Responcibility (CSR) Oleh Perusahaan Kehutanan
Dalam Penguatan Ekonomi Lokal (Studi Kasus PT. Wirakarya Sakti, Jambi)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penerapan program CSR PT. Wirakarya
Sakti (WKS), menganalisa persepsi dan partisipasi masyarakat dalam program CSR, serta
mengetahui pengaruh dari program CSR terhadap tingkat pendapatan masyarakat dalam
rangka penguatan ekonomi lokal di sekitar PT. WKS. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa CSR yang diterapkan oleh PT. WKS tergolong dalam kategori Philanthropy,
dimana pengelolaan CSR telah dilakukan secara terorganisir dan mencakup masyarakat
luas. Persepsi dan Partisipasi masyarakat dalam kegiatan CSR dari PT. WKS tergolong
sedang, sementara itu program CSR tersebut belum memberikan dampak peningkatan
yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat dalam hal penguatanan ekonomi
lokalmasyarakat disekitar PT. WKS.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi masukan informasi
dalam pengembangan dan implementasi CSR dimasa yang akan datang.

Bogor, Juni 2011

Penulis
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dzul Afifah Arifin, lahir pada tanggal 06 Juli 1988 di
Pekanbaru, Riau. Penulis anak pertama, dari pasangan Bapak (almarhum) Arifin
dan Ibu Helni, BA. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis adalah Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Muslimin di Pekanbaru lulus pada tahun 2000 kemudian
melanjutkan ke Pondok Pesantren Darunnajah di Jakarta Selatan dan lulus dari
MTS pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMA
Negeri 5 Bogor sampai dengan tahun 2006.

Pada tahun 2006 penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih


tinggi yaitu perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa
Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan dengan kurikulum Mayor-
Minor. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif mengikuti beberapa kegiatan
organisasi di kampus, antara lain sebagai Bendahara Scince and Technology
Department International Association of Student in Agricultural and Related
Sciences (IAAS LC-IPB) periode 2007-2008, dan Wakil Direktur International
Forestry Student Association (IFSA LC-IPB) periode 2008-2009, Selain di
organisasi, pada tahun 2009 penulis juga berkesempatan ikut serta dalam acara
Miracle Youth Conference di UPM, Malaysia serta mengikuti XXIII IUFRO
World Congress di Seoul, South Korea pada tahun 2010.

Penulis pernah melakukan praktik Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan


Pendidikan Gunung Walat dan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Wilayah
Tanggeung, Cianjur Selatan, Jawa Barat. Selanjutnya penulis mengikuti Praktik
Kerja Lapang (PKL) di IUPHHK-HT (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
pada Hutan Tanaman) PT. Wirakarya Sakti, Jambi.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis menyusun skripsi yang
berjudul “Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Corporate
Social Responcibility (CSR) oleh PT. Wirakarya Sakti Dalam Penguatan Ekonomi
Lokal” di bawah bimbingan Ibu Dr. Ir. Leti Sundawati M.Sc.
UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Allah SWT yang memberikan segala kemudahan


sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi dan
Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Corporate Social Responcibility (CSR)
oleh PT. Wirakarya Sakti Dalam Penguatan Ekonomi Lokal” dengan lancar.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam menyelesaikan skripsi. Untuk itu, ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Ayah (almarhum), Ibunda tercinta, adik, serta
seluruh keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan doanya kepada
penulis.
2. Ibu Dr. Ir. Leti Sundawati M.Sc yang telah memberikan bimbingan dengan
penuh kesabaran kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
3. Bapak Dr. Ir. Hendrayanto M.Agr selaku Dekan Fakultas Kehutanan IPB,
yang telah banyak meluangkan waktu dan memberi nasehat kepada penulis.
4. Bapak Selamet Iriyanto selaku Direktur CSR PT. WKS, Jambi. Ibu Ernita
Leng, Bapak Iskandar, Bapak Totok, dan Kak Andi yang telah banyak
membantu dalam penelitian sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian
di Jambi dengan lancar.
5. Bapak Dr. Ir. Didik Suharjito, MS. selaku Ketua Departemen Manajemen
Hutan, Staff TU dan AJMP (Pak Syaiful, Pak Edi, Bu Asih, dll.), seluruh
keluarga besar Departemen Manajemen Hutan.
6. Kak B. Singgih Hariyanto yang telah sabar dan setia menemani penulis.
7. Teman-teman di Fahutan IPB, khususnya Departemen Manajemen Hutan
angkatan 43, , IAAS LC-IPB, IFSA LC-IPB, dan teman-teman di Istana 200.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ 6
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 5


2.1 Tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR) ........................................ 5
2.2 Pengembangan Ekonomi masyarakat dan CSR perusahaan ............... 9
2.3 Persepsi............................................................................................. 11
2.4 Partisipasi ........................................................................................... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 15


3.1 Kerangka Pemikiran.......................................................................... 17
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 17
3.3 Alat dan Sasaran Penelitian ............................................................... 17
3.4 Jenis Data.......................................................................................... 17
3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 18
3.6 Metode Pemilihan Responden ............................................................... 18
3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data .................................................... 19
3.8 Definisi Operasional ............................................................................ 25

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN .................................. 26


4.2 Letak Geografis................................................................................. 26
4.3 Tanah dan Geologi ............................................................................ 26
4.4 Iklim ................................................................................................. 27
4.5 Administrasi Pemerintahan................................................................ 27
4.6 Struktur Penduduk............................................................................. 28
4.7 Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat ............................................ 29
iii

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 30


5.1 Program Corporate Social Responcibility PT. WKS.......................... 30
5.2 Karakteristik Responden ................................................................... 32
5.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR PT. WKS ................... 35
5.4 Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR PT.WKS ................. 37
5.5 Kecenderungan hubungan karaktersitik responden dengan persepsi
dan partisipasi pada kegiatan CSR PT. WKS..................................... 43
5.6 Tingkat Pendapatan Masyarakat dan Pengaruh CSR Terhadap
Peningkatan Ekonomi lokal…………………………………..………. 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................


6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 53
6.2 Saran.................................................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 54
iv

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Karakteristik tahap-tahap kedermawanan sosial................................ 9


2. Kategori respon skala likert............................................................... 19
3. Nilai tingkat persepsi responden........................................................ 20
4. Data dan pengolahan.......................................................................... 21
5. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach…................................. 22
6. Kategori partisipasi………................................................................ 23
7. Kriteria peningkatan pendapatan....................................................... 24
8. Definisi operasional........................................................................... 25
9. Desa disekitar PT. Wirakarya Sakti................................................... 27
10. Distribusi penyebaran penduduk........................................................ 28
11. Bentuk penerapan program CSR PT. WKS....................................... 32
12. Karakteristik internal responden........................................................ 33
13. Hasil uji validitas dan reliabilitas persepsi......................................... 35
14. Tingkat persepsi ekonomi.................................................................. 36
15. Tingkat partisipasi pada perencanaan................................................ 38
16. Tingkat partisipasi pada pelaksanaan................................................. 39
17. Tingkat partisipasi pada hasil……..................................................... 39
18. Tingkat partisipasi pada evaluasi....................................................... 40
19. Tingkat partisipasi keseluruhan......................................................... 42
20. Trend pengaruh karakterisitik dengan persepsi dan partisipasi.......... 43
21. Peningkatan nominal pendapatan responden……............................. 50
v

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Pemikiran........................................................................... 16
2. Pertemuan masyarakat dan pihak perusahaan dan rencana
pembentukan kelompok tani. ............................................................. 37
3. Tahap pelaksanaan pembuatan pupuk kompos . ................................. 38
4. Hubungan karakteristik usia dengan persepsi dan partisipasi .............. 44
5. Hubungan karakteristik tingkat pendidikan dengan persepsi dan
partisipasi. ......................................................................................... 44
6. Hubungan karakteristik jumlah keluarga dengan persepsi
dan partisipasi.................................................................................... 45
7. Hubungan karakteristik jenis kelamin dengan persepsi
dan partisipasi . ................................................................................. 46
8. Hubungan karakteristik jenis pekerjaan dengan persepsi dan
partisipasi.......................................................................................... 47
9. Hubungan karakteristik pendapatan dengan persepsi dan
partisipasi. ......................................................................................... 49
vi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Sertifikat PHTL PT. Wirakarya sakti ............................................................... 60

2. Validasi dan Reabilitas persepsi ekonomi ........................................................ 61

3. Persepsi responden ........................................................................................... 62

4. Partisipasi responden......................................................................................... 64

5. Pendapatan responden ...................................................................................... 66


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang dikenal dengan istilah
corporate social responsibility (CSR) telah berkembang di negara maju serta
negara berkembang termasuk Indonesia. Saat ini konsep CSR telah diterima
secara luas baik oleh perusahaan skala besar maupun perusahaan skala kecil.
Sebagai konsep yang relatif baru, CSR masih menimbulkan perdebatan
dikalangan pebisnis maupun akademisi. Kelompok yang menolak mengajuan
argumen bahwa perusahaan adalah organisasi pencari laba dan bukan organisasi
sosial. Perusahaan telah membayar pajak pada negara maka tanggung jawab untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat telah diambil alih oleh pemerintah.
Kelompok yang mendukung menyatakan bahwa masyarakat tidak dapat
dipisahkan dari individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik, karyawan,
stakeholder-nya maka perusahaan harus memiliki kepekaan dan kepedulian
terhadap masyarakat (Satrio, 2002).
Kondisi masyarakat dan politik Indonesia yang terus berkembang seperti
otonomi daerah, peningkatan jumlah penduduk, peningkatan kesadaran dalam
pengelolaan lingkungan, melahirkan paradigma baru dalam pembangunan dari
pertumbuhan ekonomi kearah pembangunan yang berkelanjutan (Lesmana, 2007).
Sektor industri sebagai salah satu penggerak pembangunan Indonesia harus dapat
berkontribusi terhadap lingkungannnya agar menjadi perusahaan yang baik
dengan perumusan dan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan corporate
social responsibility (CSR).
Konsep CSR ingin mewujudkan interaksi antara perusahaan dengan
stakeholder melalui pembinaan hubungan yang harmonis sehigga keberadaan
perusahaan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat sekitar.
Di Indonesia, kegiatan CSR dinyatakan dalam Undang-Undang Perseroan
Terbatas (PT) No. 40 Tahun 2007 yang disahkan DPR. Pada pasal 74 ayat 1
disebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang yang bersangkutan
dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
Bagi perusahaan yang bergerak dalam usaha pengelolaan sumber daya
alam salah satunya perusahaan yang memiliki hak pengolahan hutan, sering
menuai dampak penolakan terutama dari masyarakat sekitar dan para pemerhati
lingkungan. Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan CSR ini
menjadi trend global seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat
global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan
memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-prinsip hak azasi manusia
(HAM). Pada perusahaan kehutanan, CSR merupakan asas perencanaan
implementasi dan evaluasi kegiatan Community Development. Hal ini mengacu
kepada implementasi dari kriteria sosial seperti yang tercantum dalam SK
Menteri Kehutanan No. 177/Kpts-II/2003 mengenai PHTL.
Penerapan CSR di perusahaan akan menciptakan iklim saling percaya di
dalamnya, yang akan menaikkan motivasi dan komitmen karyawan. Pihak
konsumen, investor, pemasok, dan stakeholders yang lain juga telah terbukti lebih
mendukung perusahaan yang dinilai bertanggung jawab sosial, sehingga
meningkatkan peluang pasar dan keunggulan kompetitifnya. Dengan segala
kelebihan itu, perusahaan yang menerapkan CSR akan menunjukkan kinerja yang
lebih baik serta keuntungan dan pertumbuhan yang meningkat.
Saat ini belum tersedia formula yang dapat memperlihatkan hubungan
praktik CSR terhadap keuntungan perusahaan sehingga banyak kalangan dunia
usaha yang bersikap skeptis dan menganggap CSR tidak memberi dampak atas
prestasi usaha, karena mereka memandang bahwa CSR hanya merupakan
komponen biaya yang mengurangi keuntungan. Praktek CSR akan berdampak
positif jika dipandang sebagai pihak konsumen, investor, pemasok, dan
stakeholders yang lain juga telah terbukti lebih mendukung perusahaan yang
dinilai bertanggung jawab sosial. Karena dengan melakukan praktek CSR yang
berkelanjutan, perusahaan akan mendapat tempat di hati dan ijin operasional dari
masyarakat, bahkan mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan
berkelanjutan.
Perusahaan swasta merupakan salah satu institusi yang saat ini berperan
besar dalam pertumbuhan ekonomi. Kemampuan perusahaan swasta untuk
menciptakan lapangan pekerjaan juga merupakan salah satu faktor pendorong agar
teciptanya masyarakat yang lebih sejahtera. Selain itu, saat ini terdapat fakta yang
menunjukkan bahwa kestabilan aspek finansial perusahaan tidak dapat menjamin
terciptanya usaha yang berkelanjutan. Dalam hal ini dipengaruhi oleh adanya
tekanan dari masyarakat terhadap perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab
sosial terhadap masyarakat yang berada disekitar areal perusahaan.
PT. Wirakarya Sakti (PT. WKS) sebagai perusahaan terbesar yang
mengelola hutan tanaman di Propinsi Jambi menerapkan tanggung jawab sosial
terhadap masyarakat di sekitar perusahaan atau dikenal dengan istilah CSR yang
merupakan salah satu social license dengan harapan dapat mewujudkan
keharmonisan hubungan yang terjalin dengan masyarakat di sekitar perusahaan.
Dalam rangka menghadapi persaingan global, komitmen terhadap kelestarian
fungsi produksi, kelestarian fungsi lingkungan dan fungsi sosial menjadi bagian
yang tidak terpisahkan untuk menuju Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL)
atau Sustainable Forest Management (SFM).
Penelitian ini mengkaji bagaimana penerapan program CSR di PT. WKS,
mengukur persepsi dan tingkat partisipasi masyarakat dalam penerapan program
CSR, serta melihat pengaruh dari program CSR terhadap penguatan ekonomi
lokal masyarakat di sekitar perusahaan.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Mempelajari penerapan program CSR di PT. WKS
2. Menganalisis persepsi dan partisipasi dengan karakteristik masyarakat pada
penerapan program CSR yang dilakukan oleh PT. WKS
3. Mengetahui pengaruh dari program CSR terhadap tingkat pendapatan
masyarakat dalam rangka penguatan ekonomi lokal di sekitar PT. WKS
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap perusahaan,
penulis, maupun pembaca. Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan dan informasi dalam pengembangan dan implementasi CSR
di masa yang akan datang, untuk memberikan nilai tambah perusahaan kepada
semua stakeholder. Bagi peneliti diharapkan dapat memberikan pengalaman dan
menambah pengetahuan, serta mengaplikasikan ilmu yang telah di peroleh selama
di bangku perkuliahan, serta bagi pembaca penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang bermanfaat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
2.1.1 Pengertian CSR
Definisi CSR merupakan komitmen dari bisnis atau perusahaan yang
berprilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal dan masyarakat luas (World Business Council on Sustainable
Development (WBCSD). Dengan demikian CSR berarti bahwa perusahaan
mampu bertanggung jawab terhada semua kegiatannya yang berpengaruh
terhadap manusia, komunitas, dan lingkungan. Hal tersebut berdampak pada
kesejahteraan masyarakat. Sehingga perusahaan hendaknya tidak mementingkan
keuntungan secara financial namun memperhitungkan keuntungan social untuk
keberlangsungan perusahaan jangka panjang.
Kotler dan Lee (2005) menyebutkan bahwa CSR merupakan instrumen
penting untuk menunjang strategi perusahaan, yaitu membangun citra perusahaan
sekaligus meningkatkan profit jangka panjang. Dalam buku tersebut disebutkan
ada 6 cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan program
CSR yaitu:
1. Cause Promotion yaitu dengan menjadi sponsor kegiatan yang sedang
menjadi perhatian masyarakat
2. Cause Related Marketing yaitu dengan mengalokasikan sekian persen
pendapatan untuk kegiatan sosial
3. Corporate Social Marketing dengan mengadakan kampanye untuk
merubah perilaku masyarakat
4. Corporate Philanthropy dengan memberikan donasi atau sumbangan
kepada masyarakat
5. Community Volunteering dengan mengerahkan karyawan untuk kegiatan
sosial
6. Social Responsible Business Practises dengan praktek produksi
menyesuaikan dengan isu sosial.
Menurut Kotler dan Lee (2005), CSR merupakan komitmen untuk
menigkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penerapan praktek bisnis yang
baik dan sumbangsih sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Senada dengan
definisi CSR yang digunakan Indonesia Business Links (IBL) menyatakan bahwa
strategi bisnis yag melihat bahwa kepentingan bisnis jangka panjang dicapai
dengan laba dan pertumbuhan, sejalan dengan kesejahteraan masyarakat,
perlindungan lingkunagn dan peningkatan hidup manusia.
CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun
hubungan harmonis dengan masyarakat tempatan. Secara teoretik, CSR dapat
didefinisikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para
strategi stakeholdersnya,terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah
kerja danoperasinya. CSR memandang perusahaan sebagai agen moral. Dengan
atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas.
Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah
pengedepankan prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, tanpa
merugikan kelompok masyarakat lainnya.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka penulis lebih cenderung
mengacu pada definisi CSR dari WBCSD karena mencakup lebih spesifik.
Definisi dari penulis sendiri yaitu “suatu bentuk upaya yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mendapatkan dampak positif akan keberadaan suatu komponen
bisnis ditengah-tengah lingkungan masyarakat sekitarnya”.
Corporate Social Responsibility (CSR) mulai dikenal sejak awal 1970-an,
yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang
berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hokum,
penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk
berkontribusi dalam pembangun, bekerja dengan para karyawan perusahaan,
keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat (lokal) dan
komunitas secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan
(WBCSD 2009). Konsep CSR merupakan konsep yang berkembang di dunia
usaha sebagai bentuk kepedulian dan peran serta perusahaan sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.
Komitmen duna usaha dalam menerapkan konsep pembangunan
berkelanjutan dapat dilakukan kedalam bentuk program CSR. Apabila perusahaan
melakukan program-program CSR diharapkan keberlanjutan perusahaan akan
terjamin dengan baik dan membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat
yang lebih sejahtera dan mandiri. Oleh karena itu, program- program CSR lebih
tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari
suatu perusahaan.

2.1.2 Jenis-jenis CSR


Menurut Lantos (1998) dalam Paryanti (2006) CSR dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu: 1) Ethical corporate social responsibility
mengungkapkan perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menghindari
terjadinya kerusakan lingkungan atau social masyarakat akibat kegiatan bisnis
perusahaan; 2) Altroistik corporate social responsibility adalah aktifitas
perusahaan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat tanpa terkait langsung dengan keputusan perusahaan; 3) Strategic
corporate social responsibility adalah aktifitas sosial perusahaan yang
ditunjukkan untuk meningkatkan citra perusahaan target pasarnya serta
meningkatkan pedapatan perusahaan.

2.1.3 Motif Pelaksanaan CSR


Menurut Steiner dan Miner (1997) CSR didasarkan dua motif sekaligus,
yakni: motivasi untuk menyenagkan untuk membahagiakan orang lain (altruism)
pada satu sisi, dan pada saat yang bersamaan terjadi pula bias kepentingan
perusahaan disisi lain. Tipologi kedermawanan CSR terbagi menjadi lima
kategori, yaitu charity (amal/derma), image building ( promosi), facility (insentif
pajak), security prosperity (ketahanan hidup atau peningkatan kesejahteraan ), dan
money laundering (manipulasi). Untuk memahami beragam motivasi tersebut,
maka penting untu melihat persfektif etis agar tujuan normatif kedermawanan
social dalam rangka pemberdayaan masyarakat tidak terdistorsi dan dimanipulasi
kepentingan yang tidak sehat.
Ada beberapa alasan penting industry melakukan CSR atau terkadang juga
disebut community development yaitu; 1) untuk mendapatkan izin dalam
menciptakan harmonisasi kegiatan usaha dengan komunitas lokal. 2) mengatur
dan menciptakan strategi ke depan yang dilakukan dengan bersama-sama dengan
anggota masyarakat dalam rangka mengembangkan kemandirian masyarakat. 3)
community development mempunyai potensi untuk meningkatkan nilai usaha
perusahaan, dalam hal ini terkait dengan good corporate government (Osmaili,
(2005) dalam Arisyono (2008)
Secara umum faktor yang mendorong untuk mengimplementasikan CSR
dibedakan menjadi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal terutama
berkaikatan dengan kritik organisasi masyarakat sipil terhadap kinerja sosial dan
lingkungan perusahaan. Sejarah hubungan antara perusahaan dan masyarakat
mencatat banyak peristiwa tragis yang disebabkan operasi perusahaan. Organisasi
masyarakat sipil banyak melakukan protes kinerja buruk perusahaan, yang
kemudian ditanggapi perusahaan. Tanggapan defensif serta kamuflase hijau
memperumit masalah, sedang yang positif menghasilkan perkembangan CSR.
Insitusi pembiayaan yang semakin kritis menanamkan investasi memperkuat
kecenderungan CSR. Demikian pula konsumen yang bersedia membayar green
premium untuk produk-produk yang dihasilkan perusahaan berkinerja social dan
lingkuna baik. Terakhir, pasar tenaga kerja yang menunjukkan adanya pergeseran
pilihan dengan mempertimbangkan reputasi perusahaan.
Gabungan faktor-faktor eksternal itu membuat perusahaan yang
menjalankan CSR dengan sungguh-sungguh lebih memungkinkan bertahan
ditengah kompetitifnya dunia usaha saat ini. Faktor internal, sperti kepemimpinan
puncak manajemen perusahaan yang melihat CSR merupakan sumber peluang
memperoleh keunggulan kompetitif. Banyak pengamat yang mengatakan bahwa
faktor internal dapat dijadikan sebagai pendorong CSR semakin kuat berperan
dimasa yang akan datang.
2.2 Pengembangan Ekonomi Masyarakat dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR)

Menurut Saidi (2003) dari upaya pengembangan konsep kedermawanan


sosial perusahaan berorientasi pada keberlanjutan kegiatan sosial itu sendiri
sehingga mendorong kegiatan bersedekah, kepada pengembangan, dan akhirnya
pemberdayaan masyarakat. Tahapan kedermawanan sosial perusahaan diawali
dengan bentuk charity yang kemudian mengarah pada philantrophy dan akhirnya
menuju corporate citizenship dengan menggunakan karakteristik seperti motivasi,
misi, pengelolaan, pengorganisasian, penerima manfaat, kontribusi serta inspirasi.

Tabel 1 Karakteristik tahap-tahap kedermawanan sosial


Tahapan Charity Philantrophy Corporate Citizenship
Motivasi Agama, Tradisi, Norma, etika, dan hukum Pencerahan diri dan
Adat universal.redistribusi Rekonsiliasi dengan
kekayaan ketertiban sosial
Misi Mengatasi masalah Mencari dan mengatasi akar Memberikan kontribusi
sesaat masalah kepada masyarakat

Pengelolaan Jangka pendek Terencana dan Terorganisir Terinternalisasi dlam


menyelesaikan serta terprogram kebijakan perusahaan
masalah besar

pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ Dana abadi: Keterlibatan baik dana


profesionalitas maupun sumber dana
lain.

Penerima Orang miskin Masyarakat luas Masyarakat luas dan


Perusahaan

Manfaat/
Kontribusi Hibah sosial Hibah pembangunan Hibah(sosial maupun
pembangunan)
keterlibatan sosial.

Inspirasi Kewajiban Kepentingan Bersama


Sumber: Zam Saidi (2003) “Sumbangan Sosial perusahaan” Profil dan pola distribusinya di Indonesia:
Survei 226 Perusahaan di 10 kota oleh PIRAC. Ford Foundation. Hal 130
Dilihat dari Tabel 1, menurut sifatnya sumbangan dapat dibagi atas dua
dimensi. Pertama karitas (charity) yakni memberi bantuan untuk kebutuhan dan
kendala yang sifatnya sesaat dan mendesak. Kedua filantropi yaitu sumbangan
atau berupa hibah yang ditujukan untuk kegiatan investasi sosial atau kegiatan
yang diarahkan pada penguatan kemandirian masyarakat dan umumnya
membutuhkan pengelolaan yang sistematis dan terencana (Saidi, 2003).
Definisi mengenai corporate philantrophy sifatnya lebih eksternal dan
kurang melihat aspek internal perusahaan serta pada prinsipnya lebih di
asosiasikan dengan cash donation atau sumbangan dalam bentuk tunai. Sementara
dalam konteks CSR tidak hanya melihat aspek eksternal, tetapi juga melihat aspek
internal perusahaan dan cakupannya jauh lebih luas dari sekedar cash donation.
Tahap-tahap dalam penerapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan pada
umumnya yaitu:
1. Tahap perencanaan: tahap ini berdiri atas 3 langkah utama yaitu
Awareness Building, CSR Manual Building.
2. Tahap Implementasi: tahap ini terdiri atas 3 langkah utama yaitu
sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi.
3. Tahap evaluasi: tahap ini perlu dilakukan secara konsisten dari waktu
ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas penerapan CSR.
4. Pelaporan: tahap ini dilakukan untuk membangun sistem informasi,
baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan
keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

Kegiatan CSR secara strategis merencakanakan program yang


menghasilkan dampak atau outcome bukan sekadar hasil atau output, sehingga
program CSR memiliki manfaat jangka panjang baik bagi organisasi maupun
komunitas. Menurut Rogovsky (2000) dalam Wibisono (2007) menunjukkan
manfaat program ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi indvidu karyawan: belajar metode alternatif dalam berbisnis,
menghadapi tantangan pengembangan dan bisa berprestasi dalam
lingkungan baru, mengembangkan keterampilan baru, memperbaiki
pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan member kontribusi bagi
komunitas lokal, dan mendapatkan persepsi baru atas bisnis.
2. Manfaat bagi penerima program: mendapatkan keahlian dan keterampilan
professional yang tidak dimiliki organisasi atau tidak memiliki dana untuk
mengadakannnya, mendapatkan keterampilan manajemen yang membawa
pendekatan yang segar dan kreatif dalam memecahkan masalah, dan
memperoleh pengalaman dari organisasi besar sehingga melahirkan
pengelolaan organisasi seperti menjalankan bisnis.
3. Manfaat bagi perusahaan:memperkaya kapabilitas karyawan yang telah
menyelesaikan tugas kerjasama komunitas:peluang untuk menanamkan
bantuan praktis pada komunitas, meningkatkan pengetahuan tentang
komunitas lokal, meningkatkan citra perusahaan karena para karyawan
menjadi duta besar bagi perusahaan.

Perwujudan CSR terhadap masyarakat sekitarnya adalah dengan membuat


berbagai program pengembangan masyarakat. Program ini dibuat dengan
melibatkan masyarakat bukan sebagai objek tetapi subjek dari pembangunan.

2.3 Persepsi
2.3.1 Pengertian Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
(Rakhmat 2005). Leavitt (1978) menyatakan pengertian persepsi (perception)
dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu,
sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Hal tersebut juga berarti bahwa
setiap orang menggunakan kacamata sendiri-sendiri dalam memandang dunianya.
Berdasarkan pengertian persepsi di atas, maka dapat diketahui bahwa
proses pembentukkan persepsi merupakan proses yang terjadi pada diri individu.
Persepsi masyarakat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah persepsi
beberapa individu yang dianggap dapat mewakili masyarakat lainnya dalam
wilayah yang sama.
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Krech dan
Cruthfield dalam Rakhmat (2005) menyebutnya faktor fungsional dan faktor
struktural. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a.Faktor Fungsional: Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman
masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk dalam faktor-faktor personal.
Persepsi tidak ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi
karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut.
b. Faktor Struktural: Faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan
efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.

Selain faktor kebutuhan di atas, Leavitt (1978) juga menyatakan bahwa cara
individu melihat dunia adalah berasal dari kelompoknya serta keanggotaannya
dalam masyarakat. Artinya, terdapat pengaruh lingkungan terhadap cara individu
melihat dunia yang dapat dikatakan sebagai tekanan-tekanan sosial.

2.4 Partisipasi
2.4.1 Pengertian Partisipasi
Definisi partisipasi sangat beragam. Menurut Nasdian (2003), partisipasi
adalah proses aktif dimana inisiatif diambil oleh masyarakat sendiri, dibimbing
oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses
(lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat melakukan control efektif.
Definisi ini member pengertian bahwa masyarakat diberi kemampuan untuk
mengelola potensi yang dimiliki secara mandiri. Partisipasi komunitas dalam
pengembangan masyarakat adalah suatu proses bertingkat dari pendistribusian
kekuasaan pada komunitas sehingga mereka memperoleh control lebih besar pada
hidup mereka sendiri.
Menurut Cohen dan Uphoff (1980) dalam Nasdian (2003), keterlibatan
masyarakat dimulai dari tahap pembuatan keputusan, penerapan keputusan, dan
penikmatan hasil.
2.4.2 Jenis Partisipasi
Cohen dan Uphoff (1977) dalam Nasdian (2003) membagi bentuk
keterlibatan masyarakat yang menunjukkan adanya partisipasi dalam
pembangunan, yaitu sebagai berikut:
1. Partisipasi dalam pembuatan keputusan, yaitu masyarakat terlibat dalam
memutuskan program/ proyek apa yag cocok/ bermanfaat untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
2. Partisipasi dalam penerapan kegiatan, yaitu masyarakat ikut serta
melaksanakan program/ proyek yang sudah ditetapkan oleh mereka
sendiri
3. Partisipasi dalam menikmati hasil, yaitu masyarakat ikut memanfaatkan
hasil-hasil proyek yang telah mereka kerjakan.
4. Partisipasi dalam evaluasi, yaitu masyarakat ikut mengevaluasi dan
menilai berhasil tidaknya sebuah program/proyek yangmereka kerjakan.

Berdasarkan pernyataan diatas, tipe-tipe partisipasi didasarkan atas tahap-


tahap kegiatan, yang dapat digolongkan antara lain tahap
perencanaan,pelaksanaan, menikmati hasil, dan evaluasi. Bentuk sumbangan
dapat digolongkan, antara lain pikiran, tenaga, waktu, dan modal.

2.4.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi


Beberapa faktor yag mempengaruhi partisipasi masyarakat menurut
Pangestu (1995) adalah sebagai berikut:
1. Faktor internal, yaitu mencakup karakteristik individu yang dapat
mempengaruhi individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu
kegiatan. Karakteristik individu mencakup umur, tingkat pendidikan
jumlah beban keluarga, jumlah pendapatan, dan pengalaman berkelompok.
2. Faktor eksternal, meliputi hubungan yang terjalin antara pihak mengelola
proyek dengan sasaran dapat mempengaruhi partisipasi karena sasaran
akan dengan sukarela terlibat dalam suatu proyek jika sambutan pihak
pengelola positif dan mengutungkan mereka. Bila didukung dengan
pelayanan pengelola kegiatan yang positif dan tepat dibutuhkan oleh
sasaran, maka sasaran itu ragu-ragu berpartisipasi dalam proyek tersebut.
Menurut Silaen (1998), semakin tua umur seseorang maka penerimaannya
terhadap hal-hal baru semakin rendah. Hal ini karena orang yang masuk dalam
golongan tua cenderung selalu bertahan dengan nilai-nilai lama sehingga
diperkirakan sulit menerima hal- hal yang bersifat baru. Faktor jumlah beban
keluarga, menurut Ajiswarman (1996), menunjukkan bahwa semakin besar
jumlah beban kelurga menyebabkan waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan
akan berkurang karena sebagian besar waktunya digunakan untuk mencari nafkah
demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Murray dan Lappin (1976) menyatakan bahwa lama tinggal adalah faktor
internal yang mempengaruhi partisipasi. Semakin lama tinggal di suatu tempat,
semakin besar rasa memiliki dan perasaan dirinya sebagai bagian dari lingkungan,
sehingga timbul keinginan untuk selalu menjaga dan memelihara lingkungan
dimana dia tinggal.
Selain faktor pendorong terdapat pula faktor-faktor penghambat partisipasi
antara lain adalah masalah struktural. Menurut Nasdian (2003) masalah struktural
mengalahkan lapisan bawah terhadap interest pribadi aparatur pemerintah yang
lebih kuat. Selain masalah struktural, faktor lain yang menghambat partisipasi
masyarakat adalah budaya yang tumbuh dalam masyarakat, yaitu sikap
masyarakat yang pasrah terhadap nasib dan terlalu lama tergantung kepada
pemimpin sehingga masyarakat kurang kreatif. Budaya tersebut secara langsung
dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran


Penerapan CSR oleh perusahaan dapat diwujudkan dengan bentuk
program charity, philantrophy, dan pengembangan masyarakat. Untuk melihat
keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan CSR, dapat dilakukan analisis
terhadap persepsi yang diberikan oleh masyarakat dan tingkat partisipatif
masyarakat dalam mengikuti program CSR yang diadakan oleh perusahaan
tersebut. Persepsi masyarakat, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Leavit
(1978), sebenarnya merupakan pandangan terhadap suatu hal yang dialami
masing-masing individu. Persepsi individu tersebut dipengaruhi oleh faktor dari
dalam dirinya (faktor individu) dan faktor yang berasal dari luar dirinya atau
lingkungannya (faktor lingkungan). Faktor individu yang akan dikaji dalam
penelitian ini antara lain kebutuhan, karakteristik sosial ekonomi. Adapun faktor
lingkungannya antara lain kelompok sosial, dampak aktivitas perusahaan (sosial,
ekonomi).
Dalam analisis tingkat pertisipasi masyarakat dilihat dari peran serta
masyarakat dalam tahapan pelaksanaan CSR, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaaatan hasil,dan evaluasi. Terdapat faktor yang mempengaruhi seseorang
atau kelompok untuk berperan serta dalam kegiatan tersebut yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor internal merupakan karakteristik individu yang
mempengaruhi partisipasi meliputi usia, tingkat pendidikan,pendapatan, dan lama
tinggal. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi yaitu faktor
yang terdapat di luar responden yang dapat memotivasi atau mendorong
responden untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan CSR yang diadakan. Yaitu
metode pelaksanaan, serta pelayanan yang diberikan dari pelaksanaan kegiatan
CSR yang diadakan perusahaan.
Kegiatan CSR yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan berdampak
pada perusahaan itu sendiri dan pada masyarakat yang tinggal di lokasi
pelaksanaan CSR. Dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat diantaranya
adalah peningkatan taraf hidup dan kelembagaan berkelanjutan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat akan dilihat dari peningkatan
pendapatan setelah diadakannya kegiatan CSR. Sedangkan dampak yang akan
dirasakan oleh perusahaan adalah peningkatan citra perusahaan di mata
masyarakat (Gambar 1).

HUTAN

PERUSAHAAN
HTI
(PT WKS)

Faktor
Internal/karakterist PARTISIPASI
CSR: PERSEPSI Faktor
ik Individu Internal/karakteristik
MASYARAKAT MASYARAKAT
Individu
 Jenis kelamin
 Jenis kelamin
 Usia
 Usia
 Lama Bersekolah
 Lama Bersekolah
 Tingkat
Pendidikan  Tingkat
Tingkat Partisipasi Pendidikan
 Jumalah anggota  Partisipasi
keluarga  Jumalah anggota
dalam keluarga
 Pekerjaan
perencaaan  Pekerjaan
 Pendapatan
 Partisipasi  pendapatan
dalam
pelaksaaan
 Partisipasi
dalam
pemanfaatan
hasil
 Partisipasi
dalam evaluasi

PENGUATAN
(TINGKAT PENDAPATAN) EKONOMI
 Pendapatan Sebelum LOKAL
diadakannya kegiatan CSR
 Pendapatan Setelah diadakannya
kegiatan CSR

Dampak Bagi
Perusahaan: Dampak Bagi
 Kegiatan CSR dinilai Masyarakat:
Berhasil  Peningkatan taraf
 Peningkatan citra hidup
Perusahaan

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional penelitian


3.2 Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa desa yang merupakan lokasi
penerapan program CSR PT.WKS, Jambi. Pelaksanaannya dilakukan mulai bulan
April sampai bulan Juni 2010. Penentuan daerah contoh menggunakan purposive
sampling dengan memilih responden yang dapat mewakili ruang lingkup
penelitian. Sehingga daerah contoh pengambilan responden adalah daerah yang
merupakan tempat pelaksanaan program corporate social responcibility. Desa
yang menjadi daerah contoh yaitu Desa Tebing Tinggi, Kuala Dasal, Dusun
Mudo,Pematang Lumut, Rawa panjang, Senyerang, Mendahara Ulu, dan Lubuk
Mandarsah.

3.3 Alat dan Sasaran Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain:
1. Kuesioner
2. Peta wilayah penelitian
3. Data statistik lokasi penelitian
4. Alat tulis
5. Kamera
6. Unit komputer dengan program Microsoft Office Word 2007,
Microsoft Office Excel 2007, dan SPSS 16.0 for Windows
Sasaran penelitian ini adalah masyarakat sekitar PT. WKS yang terlibat
dalam program CSR perusahaan tersebut.

3.4 Jenis Data


Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari
masyarakat langsung yang dijadikan objek penelitian sedangkan data sekunder
diperoleh dari perusahaan berupa dokumen tentang kebijakan, rencana dan
realisasi CSR. Data sekunder juga dapat diperoleh melalui buku, majalah, internet,
surat kabar dan instansi-instansi yang relevan dengan penelitian ini.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur, pengisian
kuisioner dan wawancara, serta pengumpulan data-data statistik yang turut
membantu dalam penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada pihak perusahaan dan masyarakat yang
berpartisipasi dalam program CSR. Data primer diperoleh melalui wawancara
mendalam pada responden dan informan. Kuisioner berisikan sejumlah
pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi, tingkat partisipasi dan dampak yang
diperoleh setelah diadakannya kegiatan CSR. Pegumpulan data primer juga
dilengkapi dengan wawancara mendalam menggunakan panduan pertanyaan pada
informan.

3.6 Metode Pemilihan Responden


Subyek dalam penelitian ini akan dibedakan menjadi responden dan
informan. Responden adalah masyarakat yang berperan dan berpartisipasi
terhadap program CSR yang diadakan oleh PT.WKS. Pemilihan responden
dilakukan dengan metode purposive (kesengajaan), yakni dengan menetapkan
masyarakat yang telah ikut serta dalam program CSR lebih dari dua tahun. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan agar responden dapat mempresentasikan kejadian
yang ada di lapang.
Purposive sampling mempunyai suatu tujuan atau dilakukan dengan
sengaja. Cara pengambilan sampel dilakukan diantara populasi sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya
(Mardalis 2004). Dalam menentukan jumlah sampel Roscoe (1975) menyatakan
bahwa untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang
ketat, ukuran sampel bisa antara 10-20 elemen. Sebagian besar uji statistik selalu
menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata lain, uji-uji statistik yang
ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30-60 atau
dari 120-250. Namun jika sampelnya di atas 500, tidak direkomendasikan untuk
menerapkan uji statistik (Champion 1981).
Jumlah responden yang diambil adalah 60 responden dengan standar minimal
penelitian survey adalah sebanyak 30 orang (Singarimbun dan Effendi 1995).
Sedangkan informan adalah pihak PT. WKS sebagai perusahaan yang
menjalankan CSR dan juga pihak-pihak lain yang terkait. Jumlah informan tidak
dibatasi guna menambah gambaran yang lebih mendalam. Data sekunder yang
digunakan yaitu gambaran umum perusahaan dari kebijakan CSR yang
dilaksanakan perusahaan yang meliputi landasan, kebijakan, pengorganisasian,
rencana, serta realisasi CSR.

3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data


3.7.1 Pengukuran pengetahuan responden.
Tingkat pengetahuan responden terhadap keberadaan perusahaan
kehutanan dan kegiatan CSR yang diadakan oleh perusahaan. Hal diketahui dari
kemampuan responden menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner.
Kuisioner pengukuran pengetahuan terdiri atas beberapa pertanyaan semi terbuka
dan dianalisis secara deskriptif.

3.7.2 Persepsi masyarakat dibidang ekonomi.

Persepsi responden terpilih terhadap peningkatan ekonomi lokal diukur melalui


kuesioner dengan mengajukan sejumlah pernyataan mengenai penilaian subjektif
tentang kegiatan corporate social responsibility. Persepsi diukur dengan
menggunakan skala Likert (Allen dan Seaman 2007) dan dikategorikan menjadi
tiga kelompok besar, yaitu baik, sedang, dan buruk berdasarkan standar deviasi
pada table 2.

Tabel 2 Kategori repon skala Likert (Allen dan Seaman 2007)


Skala 1 2 3 4 5
tidak pernah jarang kadang-kadang sering Selalu
sangat setuju setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju
paling penting penting netral tidak penting sangat tidak penting
Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, atau persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu variable,
konsep, gejala, atau fenomena. Skala Likert terdiri dari pernyataan positif yang
menjadi indikasi positif dan sebaliknya bentuk pernyataan negatif menjadi
indikasi negatif. Setiap pernyataan disediakan lima alternatif pilihan dengan skor
berurutan, yaitu sangat setuju (5) sampai sangat tidak setuju (1) untuk pernyataan
positif dan sangat setuju (1) sampai sangat tidak setuju (5) untuk pernyataan
negatif (Djaali dan Muljono 2004).
Data karakteristik dianalisis berdasarkan selang yang dihitung menurut
sebaran contoh, sedangkan tingkat persepsi dianalisis dengan menggunakan
standar deviasi. Penggolongan kategori dilakukan berdasarkan total skor yang
diperoleh responden untuk setiap aspek yang diajukan pada kuesioner. Skor dari
setiap aspek dikategorikan berdasarkan perhitungan standar deviasi menggunakan
rumus berikut dan selanjutnya disajikan pada Tabel 3.

Dimana s = standar deviasi


n = banyaknya responden
xi = nilai dari responden ke-i
x = nilai rata-rata
Persepsi responden terpilih terhadap peningkatan ekonomi lokal diukur
melalui kuesioner dengan mengajukan sejumlah pernyataan mengenai penilaian
subjektif tentang kegiatan corporate social responcibility.Diukur dengan
menggunakan skala likert berskala lima terhadap sebuah penyataan. Persepsi
diukur dengan menggunakan skala Likert dan dikategorikan menjadi tiga
kelompok besar, yaitu baik, sedang, dan buruk berdasarkan standar deviasi pada
table 3.

Tabel 3 Nilai tingkat persepsi responden


Tingkat Persepsi Nilai Kriteria
Baik > 31
Sedang 24 < x < 31
Buruk <24
Sedangkan untuk penyajian data karakteristik responden yang akan
dianalisis korelasinya dengan tingkat persepsi terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Data dan pengolahan


Karakteristik Sosial Ekonomi Kategori Skala Dasar
pengukuran
1. Jenis kelamin 1. Laki-laki Nominal Sebaran
contoh
2. Perempuan
2. Usia (tahun) 1. 21-30 tahun Nominal Sebaran
contoh
2. 31-40 tahun
3. 41-50 tahun
4. 51-60 tahun
5. >61 tahun
3. Tingkat pendidikan 1. Tidak tamat Sekolah Dasar Nominal Sebaran
contoh
2. Sekolah Dasar
3. Sekolah Menengah Pertama
4. Sekolah Menengah Atas
5. Perguruan Tinggi
4. Jumlah anggota keluarga 1. Kecil (< 4) Nominal Sebaran
(orang) contoh
2. Sedang (5 < x < 7)
3. Besar (> 8)
5. Pekerjaan utama 1. Buruh Nominal Sebaran
contoh
2.Petani
3. Lain-lain
6. Tingkat pendapatan (Rp) 1. < Rp. 5 Juta Nominal Sebaran
contoh
2. Rp. 5 Juta < x < Rp. 10 Juta
3. Rp. 10 Juta < x < Rp. 15 uta
4. Rp. 15 Juta < x < 2Rp. 20 Juta
5. >Rp. 20 Juta

3.7.3 Uji validitas dan reliabilitas persepsi


Uji validitas dilakukan guna mengetahui apakah pernyataan yang diajukan
pada kuesioner sah atau tidak. Dengan kata lain uji validitas dilakukan terkait
keakuratan instrumen penelitian. Pengujian dilakukan melalui pngukuran korelasi
antara item pernyataan dengan skor total variabel.
Instrumen dikatakan valid apabila nilai korelasi (pearson correlation)
adalah positif dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (α)
sebesar 0,05 (selang kepercayaan 95%). Uji reliabilitas sendiri dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana suatu instrumen pengukuran memberikan hasil yang
dapat dipercaya/ diandalkan.
Uji reliabilitas menggunakan metode koefisien Alpha Cronbach pada
software SPSS17.0. Menurut Stanislius dan Uyanto (2009) suatu instrumen
pengukuran (misal kuesioner) dikatakan reliabel (reliable) bila memberikan hasil
skor yang konsisten pada setiap pengukuran. Perlu diperhatikan bahwa suatu
pengukuran mungkin reliabel tapi tidak valid, tetapi suatu pengukuran tidak bisa
dikatakan valid bila tidak reliabel. Ini berarti reliabilitas (reliability) merupakan
syarat perlu tapi tidak cukup (necessary but not sufficicient condition) untuk
validitas (validity). Mengingat perbandingan persepsi responden terhadap kedua
objek dilakukan menurut aspek-aspek yang sama, maka satu pernyataan yang
tidak valid atau memiliki tingkat reliabilitas rendah pada instrumen pengukuran
persepsi terhadap objek A akan mengakibatkan pernyataan yang sifatnya sama
pada instrumen pengukuran persepsi terhadap objek B harus dihilangkan.

Tabel 5 Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach


Alpha Tingkat Reliabilitas
0.00 – 0.20 kurang reliabel
> 0.20 – 0.40 agak reliabel
> 0.40 – 0.60 cukup reliabel
> 0.60 – 0.80 Reliabel
> 0.80 – 1.00 sangat reliabel
Sumber: Sugiyono (2007)

3.7.4 Pengolahan dan analisis data


Untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat deskriptif terbatas pada
teknik pengolahan statistika dasar yang meliputi frekuensi distribusi, ukuran
sebaran (rata-rata, standar deviasi, serta nilai minimum dan maksimum), grafik,
dan tabulasi yang kemudian dilakukan penafsiran. Sementara untuk menjawab
tujuan yang sifatnya menganalisis hubungan antarpeubah maka digunakan uji
regresi linier sederhana dengan menggunakan software SPSS 17.0
Sedangkan untuk data dari faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi
masyarakat dikumpulkan, diidentifikasi, dan dianalisis secara deskriptif.
Analisis deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan data-data yang tidak
dapat dihitung yaitu kelompok sosial dan dampak kegiatan CSR (sosial,ekonomi).
Hasil data yang sudah terkumpul kemudian diinterpretasikan ke dalam bentuk teks
naratif.

3.7.5 Partisipasi Masyarakat


Perhitungan tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan CSR
perusahaan dilakukan perhitungan untuk masing-masing tahapan (tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pemanfaatan hasil,dan tahap evaluasi)
digunakan rumus:

X100%

Tabel 6 Kriteria pemberian skor partisipasi untuk masing-masing tahapan (di


hitung untuk setiap tahapan)
Intensitas keikutserataan Kategori
Terlibat 51-100% rangkaian kegiatan Tinggi
Terlibat 25-50% dari rangkaian kegiatan Sedang
Terlibat ≤ 25% kegiatan Rendah

Pada persepsi dan partisipasi selain dilakukan pengujian korelasi


karakteristik masing-masing responden dengan nilai partisipasi dan persepsi, juga
dilakukan analisa deskriptif dari faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat
persepsi dan partisipasi responden.
3.7.6 Peningkatan taraf hidup ( persentase peningkatan pendapatan)
Pendapatan masyarakat yang dilihat yaitu perbandingan antara pendapatan
total sebelum diadakannya kegiatan CSR dengan pendapatan total setelah
diadakannya kegiatan CSR (tabel 21). Untuk mengetahui besarnya peningkatan
pendapatan, masing-masing kategori pendapatan tersebut dijumlahkan dan
dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus yang diadopsi dari rumus
peningkatan pendapatan dari kegiatan PHBM oleh perhutani (Muzakir, 2005).
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

P (X)= X 100%
Dimana:
P(1) = Pendapatan total sebelum kegiatan
P (2)= Pendapatan total setelah kegiatan
P (X)= Persentase perubahan pendapatan
Perhitungan persentase perubahan pendapatan kemudian dikategorikan sesuai
dengan kriteria pada tabel 7.

Tabel 7 Kriteria peningkatan pendapatan


Persentase Perubahan Pendapatan Kategori
> 51% Tinggi
25-50% Sedang
<25% Rendah
3.8 Definisi Operasional
Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan fokus
penelitian. Untuk memahami beberapa istilah tersebut, berikut definisi
operasional ( Tabel 8).
Tabel 8 Definisi operasional
Istilah Definisi
Persepsi merupakan cara pandang beberapa individu yang dianggap dapat mewakili
masyarakat masyarakat lainnya dalam wilayah yang sama terhadap kegiatan CSR.
sekitar
Partisipasi jenjang peran serta masyarakat terhadap implementasi CSR yang dilakukan
masyarakat perusahaan. Tingkat partisipasi akan dilihat dari peran serta masyarakat dalam
sekitar tahapan CSR, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil, dan evaluasi.
Faktor Internal Karakteristik sosial ekonomi (termasuk faktor internal dalam partisipasi) yaitu:

Jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan.


Umur usia responden pada saat dilakukan penelitian yang diukur dalam satuan tahun.
Umur reponden digolongkan menjadi kelompok remaja (< 20 tahun), dewasa
(20-50 tahun), dan tua (> 50 tahun).
Tingkat pendidikan formal yang diselesaikan responden dan digolongkan menjadi lima
pendidikan kelompok berikut: tidak sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi.

Jumlah jumlah anggota keluarga responden yang masih hidup saat dilakukan penelitian
anggota dan hanya meliputi istri/ suami dan anak. Jumlah anggota keluarga responden
keluarga dibedakan menjadi kecil (< 4 orang), sedang (4-7 orang), dan besar (> 7 orang).

Pekerjaan atau kegiatan utama yang dilakukan responden untuk memenuhi kebutuhan hidup.
mata Pekerjaan dibagi kedalam tiga kategori, yakni petani, pengusaha sawit, dan lain-
pencaharian lain.

Faktor faktor yang terdapat di luar responden yang dapa memotivasi atau mendorong
Eksternal responden untuk member persepsi dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan CSR
yang diadakan.

Dampak bagi efek yang terjadi pada perusahaan setelah mengimplementasikan CSR, efek ini
perusahaan meliputi peningkatan citra perusahaan di mata masyarakat.

Dampak bagi efek yang terjadi pada masyarakat setelah dilaksanakannya CSR oleh suatu
masyarakat perusahaan
Peningkatan penambahan taraf hidup masyarakat yang dilihat dari peningkatan pendapatan,
taraf hidup rumah atau papan, kesehatan, pangan dan (sarana) komunikasi.

Peningkatan taraf hidup yang dilihat dari penambahan jumlah penghasilan seseorang.
pendapatan
BAB IV
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Wirakarya Sakti merupakan salah satu perusahaan yang mendapatkan
Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-
HTI) seluas 293.812 Ha (berdasarkan Kep. Menhut No SK 346/ Menhut-II/2004).
Perusahaan ini mengembangkan hutan tanaman industri dengan dengan jenis
tanaman Acacia mangium, Acacia crassicarpa, dan Eucalyptus pellita dengan
sistem silvikultur tebang habis dengan permudaan buatan (THPB). Disamping itu
terdapat pula hutan sekunder yang dialokasikan sebagai kawasan lindung dan
tanaman unggulan, sementara sisanya berupa hutan tidak produktif yang belum
dikonversi menjadi hutan tanaman.

4.2 Letak Geografis


Lokasi Penelitian berada di areal sekitar Perusahan pada 0o45’00” ~
01o30’00” LS dan 102o37’00” - 103o55’00” BT dengan ketinggian 3 – 469 dpl.
Areal perusahaan hutan tanaman ini berada pada 8 (delapan) distrik yang tersebar
di 5 (lima) kabupaten di provinsi Jambi, yakni Tanjung Jabung Barat, Tanjung
Jabung Timur, Batanghari, Muaro Jambi, dan Tebo (PT. Wirakarya Sakti, 2010)

4.3 Tanah dan Geologi


Areal PT. Wirakarya Sakti terdiri dari lahan kering (54,97 %) dan lahan basah
(45,03 %) dengan topografi datar (70,55 %), landai (17,09 %), bergelombang
(11,55 %), serta agak curam (0,81 %). Ultisol, spodosol, inseptisol, dan histosol
merupakan ordo tanah yang mendominasi di areal milik perusahaan. Disamping
itu terdapat pula 10 (sepuluh) jenis batuan, yaitu Qal (Endapan Aluvial), Qs
(Endapan Rawa), Qtk (Formasi Kasai), Tma (Formasi Air Benakat), Tmg
(Formasi Gumai), Tmpm (Formasi Muaraenim), Jrg (Granit), PCg (Formasi
Gangsal), Teol (Formasi Lahat), dan Tomt (PT. Wirakarya Sakti, 2010)
4.4 Iklim
Iklim di lokasi kegiatan Penelitian adalah Tipe Afa (Koppen) atau Tipe A/
sangat basah (Schmidt dan Ferguson) yang berada pada Zona Agroklimat E2
(Oldeman). Sementara curah hujan bulan tertinggi dan bulan terendah masing-
masing 256 mm dan 104 mm (PT. Wirakarya Sakti, 2010)

4.5 Administrasi Pemerintahan


Desa-desa yang berada disekitar wilayah perusahaan PT. Wirakarya Sakti
terdapat sekitar 26 desa binaan yang berada di 4 kabupaten dan 9 kecamatan.

Tabel 9 Desa disekitar PT. Wirakarya Sakti


Kabupaten Kecamatan Desa Areal Perusahaan
Tanjung Jabung Barat Tungkal Ulu 1.Kuala Dasal Distrik-I
2.Purwodadi
3. Tebing Tinggi Distrik-V
4.Suban Distrik-VI
5.Dusun Kebun
6.Tanjung Bojo
Merlung 1.Dusun Mudo Distrik-I
2.Penyambungan Distrik-IV
3.Pulau Pauh
Betara 1.Pematang Lumut Distrik-I
2.Sei Gebar Distrik-II
3.Teluk sialang
4.Betara Kiri
Tungkal Ilir 1.Bram Itam Kiri Distrik-I
Pengabuan 1.Sei rambai Distrik-V
2.Senyerang
3.Teluk Nilau
4.Parit Pudin
Tanjung Jabung Timur Mendahara 1. Mendahara Ulu Distrik-II
2.Mendahara Tengah
Batanghari Pemayung 1.Lubukruso Distrik-III
2.Kuap
3.Olak Rambahan
Muara Jambi Kumpeh Ilir 1.Rukam Distrik-IIA
Marosebo 1.Danau lamo
2.Sekumbung
Sumber: PT. Wirakarya Sakti, Hasil Studi Diagnostik (2009)
.
4.6 Struktur Penduduk
Jumlah penduduk di 26 desa binaan PT. Wirakarya sakti sangat bervariasi.
Jumlah penduduk terbanyak yaitu desa Tebing Tinggi sebanyak 15.248 orang.
Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berjumlah 690 orang di desa
Sekumbung. Rata-rata jumlah anggota setiap kepala keluarga (KK) sekitar 4 jiwa
(Tabel 10).

Tabel 10 Distribusi penyebaran penduduk desa


Desa Jumlah Jumlah KK Rata-rata/
Penduduk
(Jiwa) Jiwa
Kuala Dasal 1418 163 8.70
Purwodadi 5992 1018 5.89
Tebing Tinggi 15248 2077 7.34
Suban 1763 473 3.73
Dusun Kebun 1765 486 3.63
Tanjung Bojo 844 222 3.80
Dusun Mudo 1596 518 3.08
Penyambungan 722 211 3.42
Pulau Pauh 918 264 3.48
Pematang Lumut 8790 2891 3.04
Sei Gebar 2183 628 3.48
Teluk sialang 12492 3452 3.62
Betara Kiri 4932 1358 3.63
Bram Itam Kiri 5493 1496 3.67
Sei rambai 11397 2651 4.30
Senyerang 12508 2896 4.32
Teluk Nilau 14386 3466 4.15
Parit Pudin 8803 2212 3.98
Mendahara Ulu 9044 2284 3.96
Mendahara Tengah 11682 2808 4.16
Lubukruso 3612 864 4.18
Kuap 1664 481 3.46
Olak Rambahan 902 278 3.24
Rukam 899 317 2.84
Danau lamo 1052 250 4.21
Sekumbung 690 182 3.79
Sumber: Sumber: PT. Wirakarya Sakti, Hasil Studi Diagnostik (2009)
4.7 Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat
Jumlah total penduduk yang berada di sekitar areal IUPHHK PT.
Wirakarya Sakti sebesar 359.942 jiwa. Jumlah anak-anak, angkatan kerja (17 – 54
tahun), dan angkatan tidak produktif masing-masing sebanyak 169.586, 164.844,
dan 25.512 jiwa. Sebanyak 34,30 % penduduk bekerja sebagai petani, sedangkan
yang berprofesi sebagai pedagang dan pekerjaan lainnya masing-masing sebanyak
19,44 % dan 46,25 %. Mayoritas penduduk beragama Islam (99,32 %) dan
sisanya beragama Katholik/ Protestan (0,66 %) serta aliran kepercayaan lainnya
(0,02 %) (PT. Wirakarya Sakti, 2010)
Mata pencaharian penduduk yang berada pada sekitar areal kerja PT.
Wirakarya Sakti adalah petani. Sedangkan diluar mata pencaharian tersebut
terdapat beberapa variasi laiannya yaitu pedagang, nelayan, PNS, dan buruh. Dari
hasil survey studi diagnostik yang dilakukan oleh PT. Wirakarya Sakti besarnya
penduduk yang bermata pencaharian dibidang pertanian (berkebun, berladang,
beternak, tambak, dll) sebesar 60,19%, pedagang 7,12%, nelayan 16,54%, PNS
3,46% dan buruh 12,69%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas
penduduk masih menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian (PT. Wirakarya
Sakti, 2010)
Masyarakat desa sekitar PT. Wirakarya Sakti berada dalam kultur/ budaya
Melayu dan beberapa pendatang yang merupakan transmigran dari pulau Jawa.
Namun pada beberapa desa masih terdapat hukum adat yang mengatur banyak
hal, diantaranya hukum mengenai orang per orang dan kekeluargaan. Hal ini
berhubungan erat dengan sejarah wilayah Jambi yang merupakan pusat Kerajaan
Melayu pada abad ke 15 dan 16 (PT. Wirakarya Sakti, 2010)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. WKS


5.1.1 Sejarah Program CSR Perusahaan
PT. Wirakarya Sakti sebagai perusahaan terbesar yang mengelola hutan
tanaman di Propinsi Jambi menerapkan tanggung jawab sosial terhadap
masyarakat disekitar perusahaan atau dikenal dengan istilah CSR yang merupakan
salah satu social license dengan harapan dapat mewujudkan keharmonisan
hubungan yang terjalin dengan masyarakat disekitar perusahaan. Dalam rangka
menghadapi persaingan global, komitmen terhadap kelestarian fungsi produksi,
kelestarian fungsi lingkungan dan fungsi sosial menjadi bagian yang tidak
terpisahkan untuk menuju Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL) atau
Sustainable Forest Management (SFM).
Untuk itu perusahan telah melakukan upaya dalam rangka mendapatkan
sertifikasi PHTL yang dikeluarkan oleh Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI).
Khusus mengenai kelestarian fungsi sosial PT. WKS telah melaksanakan kegiatan
CSR yang dikembangkan melalui kegiatan Community Development (CD) dan
kepedulian terhadap lingkungan. Dalam hal ini CSR merupakan asas perencanaan
implementasi dan evaluasi kegiatan CD. Hal ini mengacu kepada implementasi
dari kriteria sosial seperti yang tercantum dalam SK Menteri Kehutanan No.
177/Kpts-II/2003 mengenai PHTL.
Kegiatan CD atau Pemberdayaan masyarakat telah dilakukan sejak tahun
1989. Pada awalnya kegiatan ini diberi nama PMDH yang merupakan kewajiban
normatif dari pemerintah yang mengacu kepada SK Menteri Kehutanan. Istilah
pemberdayaan masyarakat sekitar hutan sejak tahun 2004 berubah menjadi istilah
CD sejalan dengan dicabutnya aturan normatif mengenai PMDH.
Program CD PT. WKS diarahkan untuk menjamin terpenuhinya 4 indikator
sosial sebagai berikut :
1. Ketersediaan mekanisme resolusi konflik sosial
2. Ketersediaan mekanisme dan implementasi pendistribusian manfaat
3. Ketersediaan mekanisme dan implementasi partisipasi masyarakat dalam
pemanfaatan hutan tanaman
4. Ketersediaan mekanisme dan implementasi peningkatan ekonomi
masyarakat setempat.

5.1.2 Bentuk penerapan program CSR di PT. Wirakarya Sakti


Beberapa kegiatan digulirkan sebagai bentuk kepedulian dan partisipasi
perusahaan terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan. Kegiatan PT. WKS dalam
mengembangkan Hutan Rakyat sejak tahun 1997 merupakan salah satu contoh
kegiatan CD yang didasari oleh kepedulian perusahaan untuk berperan dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pemanfaaatan lahan yang tidak
produktif. Untuk pengelolaan sosial masyarakat sekitar hutan, PT. WKS telah
menerapkan system manajemen lingkungan dengan standar ISO 140001 dan
memperoleh sertifikat dari Lembaga Ekolabeling Indonesia (LEI) Standard
5000-2 yang merupakan standar untuk SFM (Sustainable Plantation Forest
Management system).
PT. WKS membangun Pusat Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat (CD
Center) yang merupakan salah satu upaya dari perusahaan untuk meningkatkan
kualitas SDM masyarakat sekitar wilayah perusahaan. CD Center dibangun di
areal seluas 16 Ha yang bertujuan untuk menjadi pusat pelatihan pemberdayaan
masyarakat. Selain untuk membangun motivasi bagi masyarakat, fokus
pemberdayaan masyarakat perusahaan juga memberikan beberapa pelatihan dalam
peningkatan kemampuan teknis pertanian umum dan industri kecil. Beberapa unit
pelatihan teknis diantaranya budidaya pertanian, pelatihan pembuatan kompos.
Dalam mengembangkan program CD yang merupakan bentuk kegiatan
CSR dari PT. WKS dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok kegiatan yaitu: (1)
Dukungan Finansial, (2) Proyek Fisik (3) Usaha Produktif. Tabel 11 menyajikan
bentuk-bentuk penerapan program dari ketiga kelompok kegiatan tersebut.
Tabel 11 Bentuk penerapan program CSR di PT. Wirakarya Sakti
Bentuk Dukungan Bidang Penerapan
Dukungan sosial a. Keagamaan Peringatan hari besar
Lomba MTQ
b.Sosial Budaya Keadatan
Kemasyarakatan
Lingkungan
Kepemudaan dan Olahraga
Kesehatan
Pangan
papan
c.Pendidikan Pelatihan dan Penyuluhan
Bantuan dan Subsidi Dana
Proyek Fisik Infrastruktur Sekolah
Tempat Ibadah
Akses Jalan
Pasar
Usaha Produktif Ekonomi Kewirausahaan
Tambak
Peternakan
Pembibitan
Koperasi
Sumber: PT. Wirakarya Sakti, Laporan Tahunan Kegiatan CD 2009

5.2 Karakteristik Responden


Karakteristik sosial ekonomi responden dalam penelitian ini mencakup
kelompok jenis kelamin, usia, lama bersekolah, tingkat pendidikan, jumlah
anggota keluarga, pekerjaan utama, dan tingkat pendapatan (Tabel 12). Deskripsi
karakteristik responden bertujuan memperjelas informasi yang diperoleh penulis.

Jenis kelamin
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden didominasi kelompok
laki-laki sebanyak 54 responden (90%), sementara sisanya adalah perempuan
(Tabel 12). Responden perempuan bukan istri dari reponden laki-laki dan
sebaliknya. Responden perempuan dalam penelitian memiliki sumber penghasilan
sendiri atau memiliki pekerjaan yang berbeda dengan suami.

Tabel 12 Karakteristik internal responden


Karakteristik Sosial Ekonomi Kategori Jumlah Persentase
(%)
(orang)
1. Jenis kelamin 1. Laki-laki 54 90,00
2. Perempuan 6 10,00
Total 60 100,00
2. Usia (tahun) 1. 21-30 tahun 2 3.33
2. 31-40 tahun 22 36.67
3. 41-50 tahun 23 38.33
4. 51-60 tahun 7 11.67
5. >61 tahun 6 10.00
Total 60 100,00
3. Tingkat pendidikan 1. Tidak tamat Sekolah Dasar 2 3,33
2. Sekolah Dasar 38 63,33
3. Sekolah Menengah Pertama 15 25,00
4. Sekolah Menengah Atas 4 6,67
5. Perguruan Tinggi 1 1,67
Total 60 100,00
4. Jumlah anggota keluarga 1. Kecil (< 4) 37 61,67
(orang)
2. Sedang (5 < x < 7) 23 38,33
3. Besar (> 8) 0 0,00
Total 60 100,00
5. Pekerjaan utama 1. Buruh 9 15,00
2.Petani 44 73,30
3. Lain-lain 7 11,70
Total 60 100,00
6. Tingkat pendapatan (Rp) 1. < Rp. 5 Juta 1 1,67
2. Rp.5 Juta < x < Rp. 10 Juta 18 30,00
3. Rp.10 Juta < x < Rp.15 Juta 21 35,00
4. Rp.15 Juta < x <Rp. 20 Juta 7 11,67
5. >Rp. 20 Juta 13 21,67
Total 60.00 100,00

Usia
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 12, Mayoritas responden
berusia diselang 41-50 tahun yaitu sebanyak 36,67% dan responden yang berada
dikategori usia 31-40 tahun sebanyak 38,33%. Dalam hal ini, dapat dikatakan
responden dalam penelitian ini mayoritas masih dalam kategori usia produktif.
Usia produktif merupakan usia 16-64 tahun dan dapat pula disebut usia kerja.

Jumlah anggota keluarga


Jumlah anggota keluarga yang dimiliki responden menunjukkan besarnya
keluarga responden. Mengacu pada Tabel 12 responden didominasi oleh keluarga
kecil dimana jumlah anggota keluarga kurang dari atau sama dengan 4 orang.
Untuk keluarga yang termasuk kategori sedang berjumlah 23 responden (38, 33%)
dan 37 responden (61, 67%) untuk responden yang termasuk keluarga kecil.

Tingkat pendidikan
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 12 memiliki tingkat
pendidikan yang beragam. Seluruh responden pernah mendapat pendidikan di
bangku sekolah formal minimal di bangku Sekolah Dasar. Mayoritas responden
menyelesaikan pendidikannya sampai jenjang Sekolah Dasar (63,33%).
Sementara lulusan perguruan tinggi baik diploma maupun sarjana berjumlah 1
orang. Dari keseluruhan jumlah responden, 50% lebih responden hanya
bersekolah selama 9 tahun. Hal ini menjukkan bahwa tingkat kesadaran
masyarakat akan pendidikan dapat dikatakan masih rendah.

Pekerjaan utama
Responden dan penduduk pada umumnya disekitar areal PT. WKS
didominasi oleh keluarga petani, baik petani sawah, petani tambak, peternak,
buruh tani, buruh sawit dan petani sawit merangkap pengusaha kelapa sawit. 15%
responden memiliki mata pencaharian sebagai buruh baik di PT. WKS maupun
PT. Lontar Papyrus. Sedangkan yang berprofesi sebagai petani sawah, petani
tambak, peternak, buruh tani sebanyak 44 responden (73,30%), dan selebihnya
berprofesi sebagai wiraswasta, guru, supir, dan pengusaha (Tabel 12).

Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan merupakan indikator kesejahteraan individu. Tabel 12
menunjukkan bahwa pendapatan responden cukup tersebar merata. Jumlah
terbanyak yaitu responden yang memiliki pendapatan berkisar antara 10 juta
hingga 15 juta rupiah per tahun atau sekitar satu juta rupiah per bulan.

Sosial ekonomi
Pada saat wawancara mendalam, untuk melihat keadaan sosial ekonomi
secara langsung, kepemilikan lahan dan benda- benda elektronik seperti telepon
selular, televisi dan kondisi rumah yang ditempati maka terlihat bahwa keadaan
perekonomian responden berada pada tingkat menengah kebawah. Demikian juga
dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang mereka manfaatkan masih
menggunakan dukun kampung dan beberapa memanfaatkan pengobatan dari
puskesmas serta pengobatan gratis dari perusahaan.

5.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR PT. Wirakarya Sakti


5.3.1 Validitas dan realibilitas kuesioner
Berdasarkan uji validitas ( Tabel 13) menggunakan software SPSS 17.0
didapatkan pernyataan yang valid sebanyak 7 untuk pengukuran persepsi terhadap
kegiatan CSR PT. WKS dalam bidang ekonomi. Dengan demikian hanya ada 7
pernyataan yang akan digunakan untuk tahap pengolahan selanjutnya, yakni
analisa regresi linier untuk melihat trend pengaruh variabel terhadap persepsi dan
partisipasi. Keseluruhan penyataan valid dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 13 Hasil uji validitas dan reliabilitas berdasarkan metode Alpha


Cronbach instrumen pengukuran persepsi
Pernyataan tentang Persepsi Jumlah Tingkat reliabilitas Cronbach's
Ekonomi Alpha

Penyataan yang valid 7 Sangat Reliabel 0,096

Pernyataan yang dihapus 3


Total Pernyataan 10

5.3.2 Persepsi masyarakat dari aspek ekonomi


Aspek ekonomi menjelaskan bagaimana kegiatan CSR dari PT. WKS
yang dilakukan melalui prinsip Community Development (CD) mempengaruhi
kehidupan sosial masyarakat dari segi ekonomi, baik keuntungan maupun
kerugiannya. Pembahasan persepsi meliputi peluang usaha, pemberdayaan
masyarakat, peningkatan penghasilan, keuntungan dan kerugian dari kegiatan
yang diadakan dan keberadaan perusahaan sendiri.

Tabel 14 memperlihatkan bahwa tingkat persepsi responden terhadap


aspek ekonomi tergolong sedang, terlihat dari jumlah responden yang termasuk
kategori ini sebanyak 66,67 responden yang berpersepsi bahwa kegiatan CSR PT.
WKS melalui program CD belum terlalu memberi dampak terhadap kehidupan
perekonomian mereka atau dapat dikatakan biasa-biasa saja.

Tabel 14 Tingkat persepsi responden dibidang ekonomi terhadap CSR PT. WKS
Kategori persepsi Aspek Ekonomi
N (orang) %
Baik 3 5,00
Sedang 40 66,67
Buruk 17 28,33
Total 60 100,00

Sebanyak 5% responden mengakui bahwa keberadaan program CSR dari


perusahaan sudah cukup baik dan berpengaruh terhadapa perekonomian keluarga
mereka. Mereka mengaku bahwa peluang usaha menjadi terbuka dan memberi
keuntungan yang lebih kepada mereka. Sementara itu responden yang berpersepsi
buruk yaitu sebanyak 28,33%.
Menurut pengakuan beberapa responden yang termasuk kedalam kategori
persepsi buruk, mereka menyatakan kurang puas dan belum dapat merasakan
secara nyata manfaat dengan adanya keberadaan PT. WKS dan kegiatan CSR-nya
yang juga dinilai belum bisa memberi pengaruh yang signifikan terhadap
pendapatan yang tentunya mempengaruhi perekonomian mereka. Adanya
keuntungan atau manfaat dari keberadaan program CSR PT. Wirakarya Sakti
melalui kegiatan CD akan menimbulkan persepsi yang positif dari masyarakat
terhadap program. Sementara persepsi dengan kategori sedang posisinya masih
meragukan. Hal ini disebabkan responden hanya dapat merasakan sebagian
dampak positifnya.
Beberapa responden merasakan keuntungan adanya manfaat ekonomi dari
program tersebut dengan mendapatkan sejumlah nominal secara langsung dengan
kata lain keuntungan riil seperti memperoleh modal usaha, dan sumbangan secara
cuma-cuma. Akibat keterbatasan wawasan dan pengetahuan maka mereka tidak
dapat merasakan manfaat lain yang tidak diperoleh secara langsung.
5.4 Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR PT. Wirakarya Sakti
Bentuk kegiatan yang diamati untuk mengukur tingkat partisipasi
masyarakat terhadap CSR PT. WKS adalah pelatihan motivasi, pembuatan pupuk
kompos, dan pembentukan kelompok tani dan usaha ternak. Tipe partisipasi
didasarkan tahap-tahap kegiatan yang digolongkan berdasarkan tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap menikmati hasil, tahap evaluasi.

5.4.1 Partisipasi Tingkat Perencanaaan

Tingkat partisipasi pada tahap perencanaan meliputi sosialisasi


pelaksanaan kepada masyarakat setempat, dan rapat rencana persiapan selama
kegiatan berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara semi terbuka yang dilakukan,
mayoritas responden menyatakan mengetahui informasi mengenai kegiatan yang
akan dilaksanakan didapatkan dari aparat pemerintah setempat seperti RT, RW,
dan Kelurahan. Pertemuan yang dilakukan pada tahap perencanaan bertujuan
untuk membahas program kerja kegiatan (Gambar 2).

Gambar 2 Pertemuan masyarakat dan perusahaan dalam rangka perencanaan


pembentukan kelompok tani dan pelatihan

Tabel 15 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi responden untuk tahap


perencanaan masih terbilang rendah. Dari 60 responden yang diwawancara, hanya
17 orang atau 28,33 % dari jumlah responden yang mengikuti pertemuan
perencanaan kegiatan yang berjumlah 2 kali. Sementara yang mengikuti 1 kali
pertemuan berjumlah 20 orang atau sebanyak 33,33%. Dan yang tidak terlibat
sama sekali dalam pertemuan tahap perencanaan kegiatan sebanyak 23 orang atau
sebesar 38,33% dari jumlah responden yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, proses sosialisasi yang
dilakukan oleh pihak perusahaan juga dilakukan melalui pertemuan-pertemuan
kegiatan RT setempat. Namun mayoritas responden mengatakan bahwa
pertemuan yang dilaksanakan terbatas hanya dikalangan perangkat desa setempat.
Oleh karena itu beberapa responden yang tidak mengikuti pertemuan tersebut
menyatakan kurang begitu penting untuk ikut serta. Sementara itu, responden
yang mengikuti kegiatan mengakui mereka diberi kebebasan untuk bertanya dan
memberikan sedikit usulan untuk kegiatan yang akan dilaksanakan.

Tabel 15 Partisipasi responden pada tahap perencanaan kegiatan


Kategori Intensitas Jumlah Responden Persentase Responden
(%) (Orang) (%)
Rendah 0 23 38,33
Sedang 50 20 33,33
Tinggi 100 17 28,33
Total 60 100,00

5.4.2 Partisipasi Tingkat Pelaksanaan

Pada Tabel 16 terlihat bahwa tingkat partisipasi masyarakat masih


tergolong rendah pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan dalam rangka penerapan dari CD oleh perusahaan. Kegiatan pelatihan
pembuatan pupuk kompos sekaligus pembentukan kelompok tani dan usaha
ternak masih belum terlalu menarik minat partisipasi masyarakat disekitar
perusahaan. Hal ini terlihat dari jumlah kegiatan yang berlangsung sebanyak 3
kali pelaksanaan namun jumlah responden yang mengikuti seluruh kegiatan hanya
sebanyak 28,33 % dari jumlah keseluruhan responden. Gambar 3 memperlihatkan
proses pelaksanaan pelatihan pembuatan pupuk kompos di Desa Sukamaju,
Mendahara hilir.

Gambar 3 Tahap pelaksanaan pembuatan pupuk kompos


Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan responden, terdapat
kecenderungan minat partisipasi responden lebih memilih mengikuti kegiatan
yang bersifat charity (kegiatan derma) dibanding kegiatan yang bertujuan untuk
menambah wawasan dan keterampilan masyarakat.

Tabel 16 Partisipasi responden pada tingkat pelaksanaan kegiatan


Kategori Intensitas Jumlah Responden Persentase Responden
(%) (Orang) (%)
Tidak terlibat 0,00 7 11,66
Rendah 33,33 25 41,66
Sedang 66,67 11 18,33
Tinggi 100,00 17 28,33
Total 60 100,00

5.4.3 Partisipasi Tingkat Hasil


Partisipasi masyarakat pada tahap menikmati hasil yaitu keikutsertaan
responden dalam merasakan manfaaat dari program pelatihan pembuatan pupuk
kompos sekaligus pembentukan kelompok tani. Partisipasi pada tahap ini diukur
berdasarkan kehadiran dan keikutsertaan pada kegiatan pemanfaatan hasil serta
wawancara mendalam bagaimana responden tersebut dalam menerapkan
keterampilan dalam kehidupannya.

Pada tahap ini keikutsertaan warga tampak cukup tinggi. Hal ini terlihat
responden yang ikut terlibat pada tahap menikmati hasil dengan tingkat partisipasi
yang tinggi sebesar 43, 33% atau 26 orang dari jumlah responden keseluruhan.
Sedangkan responden yang hanya berpartisipasi dengan intensitas 50% dari total
kegiatan yang diadakan selama 2 kali berjumlah sebanyak 29 responden atau 48
% dari jumlah responden.

Tabel 17 Partisipasi responden pada tingkat hasil


Kategori Intensitas Jumlah Responden Persentase Responden
(%) (Orang) (%)
Rendah 0 5 8,33
Sedang 50 29 48,33
Tinggi 100 26 43,33
Total 60 100

Pada tahap menikmati hasil dari kegiatan yang dilaksanakan yaitu meliputi
keikutsertaaan warga dalam menikmati hasil seperti pupuk kompos yang telah
berhasil dijadikan sumber pupuk alternatif bagi tanaman di kebun warga dan juga
pembagian bibit tanaman seperti kacang kedelai, jagung, jeruk, matoa, dll. Serta
penyerahan beberapa ekor ternak kambing dan sapi. Selain itu perusahaan juga
mengadakan pembagian bibit pohon jabon, meranti, akasia, dan eucalyptus untuk
ditanam di pinggir jalan sepanjang . Pada tahap ini keikutsertaan warga tampak
cukup tinggi. Hal ini terlihat responden yang ikut terlibat pada tahap menikmati
hasil dengan tingkat partisipasi yang tinggi sebesar 43,33% atau 26 orang dari
jumlah responden keseluruhan. Sedangkan responden yang tidak terlibat sama
sekali hanya sebesar 8,33 % atau berjumlah 5 orang dari jumlah keseluruhan
responden.
Sebagian besar responden mengaku setelah adanya program yang
diadakan oleh CD dari PT. WKS mereka mendapatkan banyak pengetahuan mulai
dari pentingnya pemanfaatan limbah hasil rumah tangga untuk pembuatan pupuk
kompos dan juga mendatangkan keuntungan secara ekonomi melalui
pembentukan kelompok tani yang disertai dengan pemberian bibit tanaman.
Dilain pihak, tidak hanya responden yang mengikuti kegiatan saja yang dapat
menikmati hasil dari adanya program-program yang diselenggarakan oleh PT.
WKS melainkan responden yang tidak ikut pada tahap pelaksanaan kegiatan juga
mengaku dapat merasakan manfaatnya.

5.4.4 Partisipasi Tingkat Evaluasi


Partisipasi masyarakat pada tahap evaluasi yaitu keikutsertaan responden
dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan melalui program CD dari PT.
Wirakarya Sakti. Partisipasi Warga diukur melalui keikutsertaan mereka dalam
pelaporan dan evaluasi program yang diadakan perusahaan.
Secara keseluruhan, partisipasi responden pada tahap ini tergolong
kategori rendah yang yaitu sebanyak 56,67 % atau 34 orang dari jumlah
responden tidak terlibat. Sedangkan yang terlibat atau termasuk kedalam kategori
tinggi hanya berjumlah 43,33% atau 26 orang (tabel 18).

Tabel 18 Partisipasi responden pada tingkat evaluasi


Kategori Intensitas Jumlah Responden Persentase Responden
(%) (Orang) (%)
Rendah 0 34 56,67

Tinggi 100 26 43,33

Total 60 100

Berdasarkan wawancara dengan responden yang berpartisipasi rendah


(dalam hal ini tidak terlibat) mengatakan alasan ketidakikutsertaan mereka dalam
tahapan evaluasi karena beranggapan bahwa yang melakukan evaluasi hanyak
pihak-pihak yang berasal dari tokoh masyarakat dan yang mengetahui dengan
jelas tentang program yang diadakan PT. Wirakarya Sakti.

5.4.5 Tingkat partisipasi secara keseluruhan tahapan


Partisipasi merupakan keterlibatan seseorang secara aktif dalam mengikuti
suatu kegiatan. Bentuk partisipasi warga yang di wakili oleh responden pada
penelitian ini adalah dalam kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos dan
pembentukan kelompok tani mulai dari tahap perencanaan samapai denga proses
evaluasi dari kegiatan tersebut.
Indikator partisipasi masyarakat program ini dinilai berdasarkan peranan
dan keikutsertaannya dalam tahapan partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1977)
dalam Nasdian (2003) yang meliputi tahapan pengambilan keputusan ikut serta
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi.
Pada penelitian ini secara umum terlihat bahwa tingkat partisipasi secara
keseluruhan masyarakat masuk dalam kategori sedang. Dari total responden
sebanyak 60 orang, didapat 21 orang (41, 67%) yang berpartisipasi tinggi,
sedangkan sebanyak 28 orang atau (56,67%) termasuk kategori sedang (Tabel
19). Ukuran yang menyatakan tingkat partisipasi masyarakat adalah dengan
menjumlahkan skor total pada tahap- tahap partisipasi yang diperoleh dari
masing-masing responden.

Tabel 19 Partisipasi responden pada keseluruhan kegiatan


Kategori Intensitas Jumlah Responden Persentase Responden
(%) (Orang) (%)
Rendah 24% 11 35
Sedang 25 % -50% 28 46,67
Tinggi 51%-100% 21 18,33
Total 60 100

Secara keseluruhan tingkat partisipasi masyarakat yang diwakili oleh


responden pada penelitian ini termasuk kategori sedang dikarenakan belum semua
warga mau ikut berpartisipasi secara aktif, Setelah diadakan wawancara
mendalam pada warga sekitar yang tidak ikut serta dalam kegiatan atau yang tidak
terlibat secara keseluruhan member alasan bahwa mereka harus bekerjandemi
memenuhi kebutuhan keluarga yang tentunya mereka lebih anggap penting
disbanding untuk ikut serta pada kegiatan ini. Selain itu, rata- rata kondisi
ekonomi warga disekitar perusahaan tergolong pada kategori menengah kebawah.
Juga mempengaruhi tingkat partisipasi responden.
Responden yang berpartisipasi tinggi adalah warga yang aktif dalam setiap
tahapan kegiatan mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil,
hingga evaluasi. Pada tahap perencanaan mereka ikut serta hadir pada pertemuan
sosialisasi dan mereka bertanya maupun member usul/ pendapat. Pada tahap
pelaksanaan, mereka aktif mengikuti pengarahan, mencari alat dan bahan untuk
kegiatan, dan ikut melakukan praktek pembuatan pupuk dan menanam benih
tumbuhan yang diberikan pada kelompok tani yang juga dibentuk oleh
perusahaan.
Pada tahap menikmati hasil mereka mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan, serta hasil dari tanaman yang mereka tanam dari bibit yang
diberikan perusahaan. Meski usaha ternak belum menunjukkan hasil yang nyata,
tapi mereka mengaku senang dengan hasil yang didapat. Pada tahap evaluasi,
meski semua warga tampak ikut serta dalam kegiatan ini, namun warga yang
berpartisipasi terbilang tinggi pada tahapan ini. Mereka menyatakan memiliki
kesempatan untuk menyampaikan keluhan, dan pandangan mereka setelah
diadakannya kegiatan.

5.5 Kecenderungan hubungan karakteristik responden dengan persepsi


dan partisipasi pada kegiatan CSR PT. WKS

Untuk melihat kecenderungan hubungan karakteristik terhadap persepsi,


dilihat melalui kurva estimasi linier oleh masing-masing karakteristik terhadap
persepsi dan partisipasi masyarakat.

Tabel 20 Kecenderungan hubungan karakteristik responden dengan persepsi


Karakteristik responden Kecenderungan hubungan Kecenderungan hubungan
dengan persepsi dengan partisipasi
Usia Positif Positif
Tingkat pendidikan Positif Negatif
Jumlah anggota keluarga Positif Negatif
Jenis kelamin Negatif Negatif
Jenis pekerjaan Positif Negatif
Pendapatan Positif Negatif

5.5.1 Hubungan karakteristik usia dengan persepsi dan partisipasi responden

Pengaruh karakteristik usia terhadap persepsi masyarakat dalam aspek


ekonomi dan tingkat partisipasi pada pelaksanaan kegiatan CSR oleh perusahaan
menunjukkan hubungan kecenderungan positif, yakni terdapat pengaruh nyata
dengan semakin tinggi usia responden, maka persepsi dan partisipasi terhadap
kegiatan CSR dalam semakin baik. Dalam hal ini, responden yang rata-rata
berusia di kategori dewasa, lebih banyak memberikan persepsi baik dan tingkat
partisipasi yang cukup tinggi , hal ini juga terkait dengan jumlah responden
dilapangan yang mayoritas berada di kategori dewasa (20-50 tahun) sebanyak
83,33 % dari jumlah responden. Untuk tingkat persepsi masyarakat, kurva
menunjukkan usia mempengaruhi persepsi hingga tingkat sedang, sedangkan
untuk tingkat partisipasi masyarakat, pengaruh usia terhadap partisipasi mendekati
tingkat partisipasi tinggi.

Persepsi Partisipasi
Kelompok
Usia:
1.21- 30 tahun
2. 31-40 tahun
3. 41-50 tahun
4.51-60 tahun
5.>61 tahun
o: penyebaran
responden

Kelompok
Kelompok 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 Usia
Usia

(a) (b)

Gambar 4 Hubungan karakteristik usia dengan (a) persepsi dan (b) partisipasi

5.5.2 Hubungan karakteristik tingkat pendidikan responden dengan persepsi dan


partisipasi responden

Karakteristik pendidikan menunjukkan hubungan positif dengan persepsi


masyarakat, yakni terdapat pengaruh dengan semakin tingginya tingkat
pendidikan responden, akan memberikan persepsi yang semakin baik dalam aspek
ekonomi terhadap kegiatan CSR perusahaan. Untuk penilaian tingkat partisipasi
masyarakat, pengaruh pendidikan cenderung negatif, yakni terdapat pengaruh
nyata negatif dengan semakin tingginya tingkat pendidikan responden, akan
memberikan partisipasi yang semakin rendah terhadap kegiatan CSR perusahaan.

Persepsi Partisipasi
Tingkat
pendidikan:

1.TT SD
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. PT

o: penyebaran
responden

Kelompok Kelompok
Tingkat Tingkat
Pendidikan Pendidikan

(a) (b)
Gambar 5 Hubungan karakteristik tingkat pendidikan dengan (a) persepsi dan (b)
partisipasi

Responden yang berpendidikan lebih rendah memberikan persepsi yang


kurang baik terhadap kegiatan CSR namun tetap berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan yang diadakan dari pihak perusahaan terkait dengan penerapan CSR
didaerah tersebut. Sementara itu, responden yang berpendidikan lebih tinggi
dalam hal ini kategori SMA hingga Perguruan Tinggi memberikan persepsi yang
cukup baik terhadap kegiatan CSR meski dalam penerapan kegiatan tersebut
mereka kurang berpartisipasi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
mempengaruhi cara berfikir dan cara pandang seseorang dalam menilai terhadap
suatu objek secara rasional. Sementara terkait partisipasi yang semakin rendah
seiring dengan meningkatnya pendidikan responden, data dilapangan
menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi secara tidak langsung
terkait dengan pekerjaan yang dijalani lebih menuntut kesibukan yang lebih,
sehingga memberikan dampak kepada tingkat partisipasi yang lebih rendah.

5.5.3 Hubungan karakteristik jumlah anggota keluarga dengan persepsi dan


partisipasi responden

Pengaruh jumlah anggota keluarga responden dengan persepsi terhadap


manfaat ekonomi dari kegiatan CSR oleh perusahaan menunjukkan hubungan
yang positif. Dalam hal ini terdapat pengaruh dengan semakin banyaknya anggota
keluarga responden maka persepsi yang diberikan oleh responden tersebut akan
bertambah baik.
Persepsi Partisipasi

Jumlah anggota
keluarga (orang):
1. Kecil (< 4)
2. Sedang
(5 < x < 7)
3. Besar (> 8)

o: penyebaran
responden

Kelompok
Kelompok jumlah
2 3 jumlah 2 3
2 3 anggota
anggota keluarga
keluarga
(a) (b)

Gambar 6 Hubungan karakteristik jumlah anggota keluarga dengan (a) persepsi


dan (b) partisipasi

Sementara itu, pengaruh jumlah anggota keluarga responden terhadap


tingkat partisipasi dalam kegiatan CSR oleh perusahaan menunjukkan trend
negatif lemah. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat sedikit pengaruh dengan
semakin sedikit anggota keluarga responden maka partisipasi yang diberikan oleh
responden tersebut akan semakin baik.
Sesuai dengan fakta dilapangan bahwa responden yang memiliki anggota
keluarga lebih sedikit lebih banyak ikut serta dalam kegiatan CSR PT. WKS
dibandingkan dengan responden yang memiliki anggota keluarga yang lebih
banyak. Hal ini menurut Ajiswarman (1996) yang menyatakan bahwa semakin
besar beban keluarga menyebabkan waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan
akan berkurang, karena sebagian besar waktunya digunakan untuk mencari nafkah
demi memenuhi kebutuhan keluarga.

5.5.4 Hubungan karakteristik jenis kelamin dengan persepsi dan partisipasi


responden

Pengaruh jenis kelamin responden dengan persepsi dalam aspek ekonomi


terhadap kegiatan CSR perusahaan menunjukan hubungan negatif, yakni terdapat
pengaruh yang terlihat dalam hubungan antara jenis kelamin laki-laki lebih
memberikan persepsi baik dibandingkan jenis kelamin perempuan.
Persepsi Partisipasi
Kategori
Jenis kelamin:
1. Laki-laki
2. Perempuan
o: penyebaran
responden

Kelompok Kelompok
Jenis jenis kelamin
kelamin
(a) (b)

Gambar 7 Hubungan jenis kelamin dengan (a) persepsi dan (b) partisipasi

Begitu pula halnya dengan pengaruh jenis kelamin responden dalam


keikutsertaan dan partisipasi terhadap kegiatan CSR perusahaan menunjukan
hubungan negatif kuat, yakni terdapat sedikit pengaruh yang terlihat dalam
hubungan antara jenis kelamin perempuan lebih memberikan partisipasi baik
dibandingkan jenis kelamin laki-laki. Namun hal ini tidak dapat dijadikan
patokan, karena dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dimana
tidak dibatasinya jumlah responden baik dari jenis kelamin laki-laki maupun
perempuan.

Hal ini juga terkait dengan perspektif masyarakat mengenai peran gender
dan posisi sosial masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat pedesaan masih
memegang kepercayaan istri hanya berada dirumah dan mengurusi pekerjaan
rumah sedangkan suami bekerja mencari nafkah dan memiliki kegiatan diluar
rumah dengan porsi lebih banyak dibandingkan wanita.

5.5.5 Hubungan karakteristik jenis pekerjaan dengan persepsi dan partisipasi


responden

Pengaruh karakteristik jenis pekerjaan dengan persepsi masyarakat dalam


aspek ekonomi pada pelaksanaan kegiatan CSR oleh perusahaan menunnjukkan
hubungan positif, yakni terdapat pengaruh dengan semakin tinggi kode
karakteristik jenis pekerjaan dalam hal ini yaitu kategori lain-lain (guru,
pengusaha), maka persepsinya terhadap kegiatan CSR dalam aspek ekonomi akan
semakin baik.
Persepsi Partisipasi
Jenis
pekerjaan:
1. Buruh
2.Petani
3. Lain-
lain
o: penyebaran
responden

Kelompok Kelompok
jenis jenis
pekerjaan pekerjaan
(a) (b)
Gambar 8 Hubungan karakteristik jenis pekerjaan dengan (a) persepsi dan (b)
partisipasi

Demikian pula halnya dengan pengaruh karakteristik jenis pekerjaan


terhadap partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan CSR oleh perusahaan
adalah hubungan negatif, yakni terdapat pengaruh dengan semakin rendahnya
kode karakteristik jenis pekerjaan dalam hal ini yaitu kategori buruh, maka
partisipasinya terhadap kegiatan CSR semakin baik. Data dilapangan memang
menunjukkan bahwa responden yang memiliki pekerjaan selain bertani ban
menjadi buru yaitu pekerjaan lain-lain meliputi: guru, pengusaha, pegawai,
karyawan memiliki persepsi terhadap aspek ekonomi yang cukup baik dari
kegiatan CSR yang diadakan.
Menurut pengakuan beberapa responden yang berprofesi sebagai
pengusaha bibit menyatakan, justru lapangan pekerjaan lebih tersedia dengan
adanya kegiatan CSR yang melakukan kerjasama dengan usaha pembibitan yang
dijalankannya. Sementara itu, memang untuk partisipasi dalam kegiatan CSR
lainnya yang juga diadakan oleh PT. WKS, responden yang memiliki pekerjaan
sebagai buruh dan petani yang justru lebih banyak ikut serta. Hal ini terkait
dengan ketersediaan waktu yang mereka miliki lebih fleksibel dibandingkan
dengan responden yang berprofesi lainnya seperti guru, dan karyawan.

5.5.6 Hubungan karakteristik tingkat pendapatan dengan persepsi dan partisipasi


responden

Faktor karakteristik pendapatan juga terkait erat dengan jenis pekerjaan


responden. Seperti yang telah dibahas di bagian pengaruh karakteristik jenis
pekerjaan responden terhadap persepsi dan partisipasi dalam kegiatan CSR.
Hubungan pengaruh jumlah pendapatan responden dengan persepsi dalam aspek
ekonomi menunjukkan hubungan yang positif. Hal ini mengindikasikan bahwa
terdapat sedikit pengaruh dengan semakin tingginya tingkat pendapatan, maka
akan semakin baik persepsi yang diberikan oleh responden terhadap kegiatan CSR
oleh perusahaan.

Persepsi Partisipasi
Tingkat
pendapatan:

1. < 5 Juta
2. 5 < x < 10 Juta
3. 10 < x < 15 Juta
4. 15 < x < 20 Juta
5. > 20 Juta

o: penyebaran
responden
Kelompok
Kelompok
tingkat
tingkat
pendapatan
pendapatan
(a) (b)

Gambar 8 Hubungan karakteristik pendapatan dengan (a) persepsi dan


(b) partisipasi

Sementara itu pengaruh jumlah pendapatan responden terhadap partisipasi


menunjukkan hubungan yang negatif. Dengan semakin tinggi tingkat pendapatan,
maka akan rendah partisipasi yang diberikan oleh responden teerhadap kegiatan
CSR oleh perusahaan. Faktor pendapatan juga mempengaruhi status sosial
seseorang dalam masyarakat, data dilapangan menunjukkan respoonden yang
memiliki pendapatan yang lebih tinggi memberikan persepsi yang baik karena
mereka berpendapat bahwa kegiatan CSR PT. WKS telah member pengaruh yang
cukup baik kepada pendapatan mereka meski tidak signifikan, meski mereka tidak
berpartisipasi aktif dalam kegiatan CSR lain yang diadakan perusahaan.

5.6 Tingkat Pendapatan Masyarakat dan Pengaruh CSR Terhadap


Peningkatan Ekonomi Lokal

Pengaruh kegiatan CSR oleh PT. WKS yang dilakukan melalui kegiatan
Community Development (CD), terhadap peningkatan perekonomian lokal
(masyarakat disekitar areal perusahaan ) dihitung dengan menggunakan rumus
yang diadopsi dari rumus peningkatan pendapatan dari kegiatan PHBM oleh
perhutani (Muzakir, 2005).
Pada Tabel 21 terlihat bahwa dari segi nominal terdapat beberapa
peningkatan pendapatan masyarakat yang menunjukkan adanya pengaruh CSR
terhadap peningkatan perekonomian lokal masyarakat di sekitar perusahaan.

Tabel 21 Peningkatan pendapatan responden


Tingkat Pendapatan Jumlah Pendapatan Rata-rata Kenaikan
Responden Responden (Rp/Tahun)
(Orang) Sebelum CSR Setelah CSR (%)
1. < Rp 5 Juta 1.00 4.200.000.00 4.800.000.00 14.29
2. Rp 5 < x < Rp 10 Juta 18.00 8.020.000.00 8.337.000.00 3.95
3. Rp 10 < x < Rp 15 Juta 21.00 11.977.000.00 12.022.000.00 0.38
4. Rp 15 < x < Rp 20 Juta 7.00 16.714.000.00 16.843.000.00 0.77
5. >Rp 20 Juta 13.00 33.738.500.00 34.061.500.00 0.96
Total 60.00 74.649.500.00 76.063.500.00 20.35

Pengaruh CSR terhadap peningkatan ekonomi lokal yang dilihat dari


persentase selisih pendapatan antara pendapatan sebelum mengikuti program dan
sesudah mengikuti program. Merujuk pada Tabel 21, terdapat peningkatan secara
nominal pada pendapatan rata-rata responden yaitu sebesar 1% - 14% per tahun.
Namun hal ini belum menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada tingkat
pendapatan secara keseluruhan dari tahun 2007 hingga tahun 2010 yang
diindikasikan terjadinya kenaikan pendapatan minimal 25 % per tahun.

Berdasarkan hasil wawancara yang mendalam dengan responden dan


informan dari perusahaan, tidak terdapatnya perbedaan yang nyata tingkat
pendapatan ini jika dilihat dari program CSR yang telah dilaksanakan,
dipengaruhi oleh faktor masih rendahnya keinginan masyarakat untuk
menjalankan program-program yang diberikan perusahaan, terutama dalam
bidang ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
tersebut.
Terdapat beberapa fakta dilapangan, yang diakui beberapa responden
bahwa bibit yang diberikan oleh perusahaan tidak segera ditanam, sehingga
terbuang sia-sia, selain itu hewan ternak yang diberikan, akhirnya dijual murah
sebelum sempat dikembang biakkan, karena terjangkit penyakit. Ada juga
responden yang mengakui bahwa program yang ditawarkan oleh perusahaan
hanya sebagai usaha sampingan yang diikuti jika masih memiliki waktu luang
disamping pekerjaan utama sebagai prioritas.

Menurut Hikmat (2004), kunci pengembangan masyarakat (Community


Development) adalah selalu bersumber pada kswadayaan lokal. Pengembangan
masyarakat mengandung unsur partisipasi sebagai konsep utamadari kemandirian
para warga. Berkaitan dengan proses pelaksanaan pengembangan masyarakat,
yaitu : (1) komunitas dilibatkan (partisipasi) dalam setiap proses pengambilan
keputusan; (2) mensinergikan strategi komprehensif pemerintah, pihak-pihak
terkait (related parties); (3) membuka akses warga atas bantuan profesional,
teknis, fasilitas, serta insentif lainnya agar meningkatkan partisipasi warga; (4)
pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi perhatian dan tidak
dapat dipisahkan. Dalam organisasi, pemberdayaan akan berlangusng baik jika
didukung partisipasi yang baik dari pihak manajemen maupun masyarakat.
Pemberdayaan dan partisipasi merupakan strategi yang potensial dalam
rangka meningkatkan ekonomi, sosial, dan transformasi budaya. Merujuk hal
diatas, jika dilihat dari pembahasan bagian 5.4 secara umum, tingkat partispasi
masyarakat dalam mengikuti kegiatan CD tergolong sedang. Kecenderungan
masyarakat yang memiliki pola pikiran ingin diberi bantuan secara terus juga
mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu program yang bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan secara nyata. Hal ini juga diakui oleh sebagian
responden yang menyatakan bahwa sebaiknya perusahaan lebih sering
mengadakan program yang bersifat charity atau aksi-aksi sosial karena hal
tersebut sangat bermanfaat secara nyata. Selain itu dari pihak perusahan
tampaknya juga belum menjalin kerjasama secara maksimal dengan pihak-pihak
pemerintah seperti penyuluh dari dinas pertanian dan peternakan serta instansi
lainnya.
Sementara itu, insentif lain yang menjadi faktor yang juga mempengaruhi
pemberdayaan masyarakat seperti bantuan profesional, teknis, sudah dijalankan
dengan baik oleh perusahaan. Hal ini terlihat dari program CSR lainnya (Tabel
11) dan sertifikat yang diperoleh dari Lembaga Ekolabeling Indonesia (LEI)
Standard 5000-2 yang merupakan standar untuk SFM (Sustainable Plantation
Forest Management system) dan ISO14001.

Penerapan program CSR oleh PT. WKS dalam hal penguatan ekonomi
lokal, dampak yang dirasakan oleh masyarakat belum menunjukkan hasil yang
memuaskan. Sedangkan dampak yang dirasakan oleh perusahaan dalam hal
peningkatan citra dinilai cukup berhasil. Hal ini didapatkan dari beberapa hasil
wawancara mendalam terhadap responden maupun masyarakat diluar responden
yang menyatakan bahwa tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
sosial sekitar yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan sudah cukup baik,
meski dari aspek penguatan perekonomian masyarakat dinilai belum memuaskan.
Berdasarkan tahap kedermawanan sosial menurut Saidi (2003) PT.
Wirakarya Sakti telah menerapkan Corporate Social Responcibility pada tahap
philantropy, dimana pengelolaan CSR telah dilakukan secara terorganisir,
terencana, dan terprogram dengan baik, dengan motivasi atas dasar norma, etika,
dan hukum yang berlaku,dan manfaatnya mencakup masyarakat secara luas.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.2 Kesimpulan

1. PT. Wirakarya Sakti sebagai pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu di Hutan Tanaman (IUPHHK-HTI) telah mengelola program CSR
dengan baik. Bentuk-bentuk penerapan program CSR di perusahaan ini
terbagi kedalam 3 kelompok kegiatan yaitu dukungan finansial yang bersifat
charity, proyek fisik, dan usaha produktif.
2. Persepsi masyarakat jika dilihat dari aspek ekonomi penerapan program CSR
yang dilakukan oleh PT. Wirakarya Sakti, tergolong kategori sedang.
Demikian pula halnya dengan partisipasi masyarakat berdasarkan tahapan
perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi, secara keseluruhan
tergolong sedang.
3. Dalam hal penguatan ekonomi lokal, program CSR dari PT. Wirakarya Sakti
belum memberikan dampak peningkatan yang signifikan terhadap pendapatan
masyarakat yang mengikuti program tersebut.

6.2 Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat diberikan oleh penulis setelah
melakukan penelitian:

1. Pihak perusahaan lebih meningkatkan pengawasan terhadap masyarakat


binaan yang telah diberi bantuan, kegiatan perencanaan dan evaluasi
sebaiknya diadakan lebih intensif.
2. Pihak perusahaan melakukan survey langsung dan analisa kelayakan suatu
kegiatan pada sebuah desa agar penyebaran bantuan dan binaan bisa lebih
merata.
3. Pihak perusahaan perlu lebih banyak melakukan koordinasi dan bekerja sama
dengan instansi terkait dalam pelaksanaan bantuan dan binaan pada suatu
desa baik dengan perusahaan lain yang juga melakukan kegiatan CSR,
petugas penyuluh dan aparatur desa setempat.
DAFTAR PUSTAKA

Allen IE, Seaman CA. 2007. Likert Scale and Data Analyses.
http://www.asq.org/quality-progress/2007/07/statistics/likert-scales-and-
data-analyses.html [10 Jan 2010]

Ajiswarman. 1996. Partisipasi Perantau Minang dalam pembangunan Pedesaan


(Studi Kasus: Kelompok Tani Subur Jaya, Desa Ciherang, Kecamatan
Dramaga, kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Departemen Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Arisyono. 2008. Strategi Implementasi Corporate Social Responsibility untuk


Mendukung Pengembangan Agribisnis Karet Rakyat ( Kasus PT PAMA
Distrik Adaro, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan). Skripsi.
Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi.
Bogor

Calhoun A. 1990. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan.


Edisi ke-3. IKIP. Semarang: Semarang Press

Champion D J. 1981. Basic Statistic for Social Research. Ed ke-2. New York:
Mac Millar Publishing Co, Inc

Djaali H, Muljono P. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Program


Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Hikmat J. 2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora


Utama Press

Ife J. 2002. Community Development: Community- Based Alternatives in an Age


of Globalisation. Australia: Longman

Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks

Kotler P, Lee N. 2005. Corporate Social Responsibility, Doing the Most


Good for Your Company and Your Cause. New Jersey: John Wiley&Sons

Leavitt HJ. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga

Mardalis 2004. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Ed ke-1,


Cetatakan ke- 7. Jakarta: Bumi Aksara
Meita NR .2009. Tingkat partisipasi masyarakat dalam Program Corporate Social
Responcibility (CSR) PT. Unilever Indonesia (Studi Kasus Program
Jakarta Green and Clean (JGC) 2007). Skripsi. . Studi Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia IPB. Bogor

Mugniesyah S. 2006. Penyuluhan Pertanian Bagian I. Bogor: Departemen


Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Fakultas Ekologi
Manusia IPB

Mulyadi D. 2007. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social


Responsibility) dalam Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus PT
Telkom, Jakarta). Skripsi. Studi Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia IPB. Bogor

Murray R, Lappin BW. 1967. Community Organization: Theory, Priciples and


Practice, 2nd Eds. New York : Harper and Row Publisher

Muzakir Y. 2005. Partisipasi Masyarakat dan Keberhasilan Tanaman Pada


Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (Studi
Kasus di RPH Babakan Madang, BKPH Bogor, KPH Bogor). Skripsi.
Studi Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor

Nasdian FT. 2003. Materi Kuliah Pengembangan Masyarakat. Program Studi


Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia
IPB. Bogor

Pambudi TS. 2006. Perusahaan-Perusahaan Dermawan. Swa Sembada. No.


26/XXI/19

Pangestu MHT. 1995. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Kegiatan


Perhutanan Sosial (Studi Kasus KPH Cianjur, Jawa Barat). Thesis. Bogor:
Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor

Paryanti E. 2006. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Dunia Bisnis:


Penerapan dan Persepsi Konsumen. Jakarta : Atmajaya

Prasetyo B, Lina MJ. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Prasetyo I. 2009. Aspek Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi PPIP di Desa


Tonjong Kecamatan Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi ( Kajian
dengan Metode Integratif). Tesis. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php [ 10 Des
2009]
PT. Wirakarya Sakti. 2010. Rancangan Karya Usaha. Jambi: PT. WKS

_______. 2009. Laporan tahunan kegiatan CD PT. WKS. Jambi : PT. WKS

_______. 2009. Hasil Studi Diagnostik PT. WKS. Jambi: PT. WKS

Rakhmat J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Roscoe JT. 1975. Fundamental Research Statistic for the Behavioral Sciences. Ed
ke-2. New York: HOH Rinehart & Winston

Sahidu, A. 1998. Partisipasi Masyarakat Tani Pengguna Lahan Sawah dalam


Pembangunan Pertanian Daerah Lombok, Nusa Tenggara Timur.
Disertasi. Bogor : Program PAsca Sarjana, Institut Pertanian Bogor

Saidi Z. 2003. Sumbangan Sosial Perusahaan, Profil dan Pola Distribusinya di


Indonesia: Survey 226 Perusahaan di 10 Kota oleh PIRAC. Ford
Foundation

Satrio HB. 2002. Evaluasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Swasta (Corporate
Social Responsibility) Sebagai Alat Komunikasi Perusahaan. Tesis. UI.
Jakarta

Setianingrum IP. 2007. Analisis Community Development sebagai Bentuk


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ( Studi Kasus PT ISM Bogasari,
Jakarta). Skripsi. Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.
Fakultas Pertanian. Bogor

Singarimbun M, Sofian E. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3S.


Indonesia

Uyanto S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yoyakarta: Graha Ilmu

Steiner GA, Jhon BM. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen. Jakarta:
Erlangga

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Suharto E. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat; Kajian


Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.
Bandung: Refika Aditama.

Lesmana T. 2007. Program CSR yang Berkelanjutan. www.csrindonesia.com.


30/11/2009 [29 Nov 2009]
Wahyuni ES, Pudji M. 2007. Metode Penelitian Sosial. Bogor: Departemen
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor

Wibisono Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Corporate Social


Responcibility). Gresik : Fascho Publishing

Zaleha S. 2008. Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi
PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosio ekonomi Masyarakat
Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir. Thesis
http://library.usu.ac.id [10 Februari 2011]
LAMPIRAN
Lampiran 1 Sertifikat PHTL PT. Wirakarya Sakti
Lampiran 2 Validasi dan Reliabilitas pertanyaan persepsi ekonomi

Correlations
pertanyaan1 Pearson Correlation .334**
Sig. (2-tailed) .009
N 60
pertanyaan2 Pearson Correlation .208
Sig. (2-tailed) .111
N 60
pertanyaan3 Pearson Correlation .411**
Sig. (2-tailed) .001
N 60
pertanyaan4 Pearson Correlation .386**
Sig. (2-tailed) .002
N 60
pertanyaan5 Pearson Correlation .316*
Sig. (2-tailed) .014
N 60

pertanyaan6 Pearson Correlation .a


Sig. (2-tailed) .
N 60
pertanyaan7 Pearson Correlation .362**
Sig. (2-tailed) .005
N 60
pertanyaan8 Pearson Correlation .175
Sig. (2-tailed) .180
N 60
pertanyaan9 Pearson Correlation .349**
Sig. (2-tailed) .006
N 60
pertanyaan10 Pearson Correlation .463**
Sig. (2-tailed) .000
N 60
Total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 60

Reliabilitas

Reliability Statistics Case Processing Summary N %


Cases Valid 60 100
Cronbach's Alpha N of Items Excludeda 0 0
0.096 7 Total 60 100
Lampiran 3 Persepsi Responden
Responden Pertanyaan (*) Jumlah nilai jawaban responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 4 4 2 3 4 2 22
2 4 4 4 3 3 4 3 25
3 4 4 4 4 2 3 3 24
4 5 5 4 4 4 4 5 31
5 3 4 4 3 4 4 3 25
6 4 4 4 4 3 4 5 28
7 2 4 4 3 3 4 3 23
8 4 4 4 4 3 4 3 26
9 4 3 4 4 3 4 1 23
10 2 5 4 2 4 4 3 24
11 4 5 4 2 3 4 3 25
12 3 3 4 3 4 4 3 24
13 4 5 4 3 3 3 3 25
14 4 5 4 2 3 3 3 24
15 4 5 4 3 3 4 3 26
16 2 5 4 4 4 4 3 26
17 4 5 4 4 3 3 3 26
18 2 5 4 3 3 4 3 24
19 4 5 4 3 3 3 3 25
20 4 4 4 4 4 4 4 28
21 4 5 4 3 3 4 3 26
22 3 5 4 3 3 4 3 25
23 4 5 4 3 3 4 3 26
24 2 4 4 3 3 3 3 22
25 2 5 4 3 3 4 4 25
26 2 5 4 3 3 4 3 24
27 4 5 4 3 3 3 3 25
28 5 5 4 5 4 4 4 31
29 4 4 4 5 3 3 3 26
30 4 4 4 3 3 4 3 25
31 4 4 4 3 3 4 3 25
32 4 4 4 2 4 4 1 23
33 4 5 3 2 3 3 3 23
34 2 5 4 2 3 4 3 23
35 4 4 4 3 3 3 1 22
36 4 4 3 3 3 4 3 24
37 4 5 4 3 3 4 3 26
38 4 4 4 3 3 4 1 23
39 2 4 3 3 3 4 3 22
40 4 4 4 3 3 3 1 22

*) Lampiran pertanyaan halaman 62


Lanjutan lampiran 4 Persepsi Responden
41 4 4 4 3 3 4 3 25
42 2 4 2 3 3 4 3 21
43 2 4 3 3 3 4 3 22
44 4 5 4 2 3 4 4 26
45 4 5 4 3 3 3 3 25
46 4 4 3 2 4 4 3 24
47 5 5 4 3 4 5 5 31
48 4 4 4 4 3 4 3 26
49 2 4 4 4 3 4 2 23
50 4 3 4 2 4 4 3 24
51 4 5 4 3 3 4 1 24
52 4 5 4 2 3 4 3 25
53 4 5 4 3 3 4 3 26
54 2 5 4 4 3 4 1 23
55 3 4 4 2 3 4 3 23
56 4 5 4 3 3 4 3 26
57 2 5 4 4 3 4 3 25
58 4 5 4 3 3 4 3 26
59 4 5 4 3 3 4 3 26
60 2 5 4 2 3 4 3 23
Lampiran 4 Partisipasi Responden
Responden Tahapan Partisipasi Total
Perencanaan % Pelaksanaan % Hasil % Evaluasi % Pertemuan
( 2 pertemuan) ( 3 pertemuan) (2 pertemuan) (1 pertemuan) (8)
1 1 50 3 100.00 1 50 1 100 6
2 0 0 1 33.33 1 50 0 0 2
3 1 50 1 33.33 1 50 1 100 4
4 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8
5 0 0 1 33.33 1 50 1 100 3
6 1 50 0 0.00 0 0 1 100 2
7 0 0 1 33.33 1 50 1 100 3
8 0 0 1 33.33 1 50 0 0 2
9 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8
10 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8
11 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8
12 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8
13 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8
14 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8
15 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8
16 2 100 3 100.00 2 100 0 0 7
17 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8
18 2 100 3 100.00 2 100 0 0 7
19 2 100 3 100.00 2 100 0 0 7
20 2 100 3 100.00 2 100 0 0 7
21 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3
22 1 50 1 33.33 0 0 0 0 2
23 1 50 3 100.00 1 50 0 0 5
24 0 0 1 33.33 1 50 0 0 2
25 0 0 0 0.00 1 50 0 0 1
26 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3
27 1 50 0 0.00 1 50 1 100 3
28 2 100 2 66.67 2 100 1 100 7
29 1 50 1 33.33 0 0 1 100 3
30 2 100 2 66.67 2 100 1 100 7
31 1 50 1 33.33 1 50 1 100 4
32 1 50 1 33.33 1 50 1 100 4
33 1 50 0 0.00 1 50 0 0 2
34 1 50 1 33.33 1 50 1 100 4
35 2 100 0 0.00 2 100 0 0 4
36 2 100 2 66.67 2 100 0 0 6
37 1 50 1 33.33 1 50 1 100 4
38 0 0 1 33.33 1 50 1 100 3
39 0 0 2 66.67 1 50 1 100 4
Lanjutan lampiran 5 Partisipasi Responden
40 0 0 1 33.33 1 50 1 100 3
41 0 0 2 66.67 2 100 0 0 4
42 0 0 1 33.33 1 50 0 0 2
43 0 0 2 66.67 2 100 0 0 4
44 0 0 1 33.33 1 50 0 0 2
45 0 0 2 66.67 2 100 0 0 4
46 0 0 3 100.00 1 50 0 0 4
47 1 50 2 66.67 2 100 0 0 5
48 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3
49 0 0 2 66.67 2 100 0 0 4
50 1 50 1 0.00 1 50 0 0 3
51 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3
52 2 100 2 66.67 2 100 0 0 6
53 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3
54 1 50 3 100.00 2 100 0 0 6
55 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3
56 0 0 3 100.00 2 100 0 0 5
57 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3
58 1 50 1 33.33 0 0 0 0 2
59 0 0 2 66.67 2 100 0 0 4
60 0 0 1 33.33 0 0 1 100 2
Lampiran 5 Pendapatan Responden
Responden Pendapatan sesudah 2007 (P2) Pendapatan Sebelum 2007 (P1) P2-P1 Persentase
(Rupiah/ Tahun) (Rupiah/ Tahun) Peningkatan(%)
1 5700000 5400000 300000 5.56
2 16200000 15600000 600000 3.85
3 18300000 18000000 300000 1.67
4 66000000 62400000 3600000 5.77
5 24000000 24000000 0 0
6 42000000 42000000 0 0
7 6600000 5400000 1200000 22.22
8 6000000 5400000 600000 11.11
9 12000000 12000000 0 0
10 9840000 9600000 240000 2.5
11 18000000 18000000 0 0
12 13200000 13200000 0 0
13 9960000 9600000 360000 3.75
14 9720000 9120000 600000 6.58
15 11040000 11040000 0 0
16 11040000 11040000 0 0
17 11280000 11280000 0 0
18 11040000 10800000 240000 2.22
19 14880000 14880000 0 0
20 12600000 12480000 120000 0.96
21 6000000 6000000 0 0
22 28200000 27600000 600000 2.17
23 12000000 11400000 600000 5.26
24 22200000 22200000 0 0
25 4800000 4200000 600000 14.29
26 9600000 9000000 600000 6.67
27 10200000 10200000 0 0
28 14400000 14400000 0 0
29 15000000 15000000 0 0
30 16800000 16800000 0 0
31 12000000 12000000 0 0
32 42000000 42000000 0 0
33 9000000 9000000 0 0
34 9000000 9000000 0 0
35 8640000 8640000 0 0
36 9600000 9600000 0 0
37 9000000 9000000 0 0
38 10800000 10800000 0 0
39 10800000 10800000 0 0
Lanjutan lampiran 6 Pendapatan Responden

40 8400000 8400000 0 0
41 14400000 14400000 0 0
42 12000000 12000000 0 0
43 24000000 24000000 0 0
44 14400000 14400000 0 0
45 10800000 10800000 0 0
46 10800000 10800000 0 0
47 9000000 9000000 0 0
48 9600000 7800000 1800000 23.08
49 30000000 30000000 0 0
50 30000000 30000000 0 0
51 36000000 36000000 0 0
52 36000000 36000000 0 0
53 7200000 7200000 0 0
54 16800000 16800000 0 0
55 16800000 16800000 0 0
56 32400000 32400000 0 0
57 30000000 30000000 0 0
58 12000000 12000000 0 0
59 10800000 10800000 0 0
60 7200000 7200000 0 0

You might also like