Professional Documents
Culture Documents
The Effect of Difference Storaged Time To Quality of Probiotic Feed
The Effect of Difference Storaged Time To Quality of Probiotic Feed
ABSTRACT
Feed had been given probiotics expected can be stored in long periods of time, so
that at the time of granting feed time and energy used more efficiency The addition of
probiotics on feed with the process of a long storage can improve the quality of fish feed
through the solution of ingredients that could not be digested by the body of fish like
cellulose, hemiselulosa into simpler sugars that easily digestible with the help of
microorganisms. The purpose of this research to know the difference a long time storage of
the feed probiotic on the quality of feed. The research had been conducted in Laboratorium
Dasar Perikanan, Departement of Aquaculture, Agriculture Faculty, Sriwijaya University
on January until March 2016. The research method used a Completely Randomized Design
with four treatments and three replications (P1 : pellets probiotics with incubation time 24
hours, P2 : pellets probiotics with incubation time 7 days, P3 : pellets probiotics with
incubation time 14 days, P4 : pellets probiotics with incubation time 21 days). Parameters
that had been observed were physical pellets condition, nutrition pellets composition, lactat
acid bacteria of population, buoyancy feed and destructive power feed. The result showed
that physical feed where the treatment P2 covering texture, color and smell feed still in
good condition. In the nutrition feed the treatment P4 increases nutrition feed of protein
18,14 %, fats 7,55 % and dust 12,04 %. The population of lactat acid bacteria similar
detected between treatment but the population highest in P4 treatment 161,78. In buoyancy
and the destructive power the highest was in treatment P1 which was during 428.18
minutes and 318.12 minutes.
117
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)
Pakan yang telah diberi probiotik biaya produksi. Tingginya harga pakan
diharapkan dapat disimpan dalam jangka dan kualitas nutrisinya yang rendah
waktu yang lama, sehingga pada saat merupakan hambatan dalam proses
pemberian pakan waktu dan tenaga yang budidaya. Oleh karena itu, dibutuhkan
digunakan lebih diefisiensikan (Afrianto, bahan tambahan yang dapat
2010). meningkatkan pertumbuhan ikan dan
Probiotik merupakan bahan efisiensi pakan yang ditambahkan ke
tambahan (feed additive) yang dalam pakan (feed additive), sehingga
mengandung sejumlah bakteri (mikroba) dapat mengurangi biaya produksi (Fajri et
yang memberikan efek yang al., 2016). Untuk mengatasi
menguntungkan kesehatan ikan karena permasalahan tersebut maka salah satu
dapat memperbaiki keseimbangan cara yang dapat dilakukan yaitu dengan
mikroflora intestinal, sehingga dapat menambahkan probiotik dalam pakan.
memberikan keuntungan perlindungan, Dangan demikian tujuan penelitihan ini
proteksi penyakit dan perbaikan daya untuk mengetahui pengaruh perbedaan
cerna pakan (Fajri et al., 2016). Menurut lama waktu penyimpanan pakan
Irianto (2007) dalam Supriyanto (2010), berprobitik terhadap kualitas pakan.
pemberian organisme probiotik dalam
akuakultur dapat diberikan melalui
pakan, air maupun melalui perantaraan BAHAN DAN METODA
pakan hidup seperti rotifera atau artemia.
Pemberian probiotik dalam pakan, Penelitian ini dilakukan di
berpengaruh terhadap kecepatan dalam Laboratorium Dasar Perikanan dan
saluran pencernaan, sehingga akan sangat Laboratorium Mikrobiologi Hasil
membantu proses penyerapan makanan Perikanan Program Studi Budidaya
dalam pencernaan ikan (Sugi, 2005). Perairan dan Teknologi Hasil Perikanan
Ketersediaan pakan yang memadai Fakultas Pertanian, analisa proksimat
secara kualitas dan kuantitas berpengaruh pakan dilakukan di Laborattorium Kimia
terhadap keberhasilan budidaya ikan. dan Mikrobiologi Hasil Pertanian,
Pada umumnya pakan komersial dapat Universitas Sriwijaya. Penelitihan ini
menghabiskan sekitar 60-70% dari total dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2016.
118
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)
119
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)
asam laktat (BAL), daya apung pakan mengasilkan tekstur yang normal dengan
dan daya hancur pakan. warna pakan berwarna coklat, aroma
pakan beraroma pakan dan tidak terdapat
Data populasi bakteri asam laktat yang lembut dengan warna pakan putih
(BAL), daya apung pakan dan daya berjamur dan aroma pakan berbau asam.
hancur pakan dianalisis menggunakan P4 menghasilkan tekstur pakan yang
analisis ragam. Apabila hasil analisis hancur dangan warna pakan putih
menunjukkan perbedaan yang nyata, kehitaman dan aroma pakan yang berbau
maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda tengik. Dari hasil penelitian masa
Nyata Terkecil (BNT) sedangkan penyimpanan pakan berprobiotik yang
masih bisa digunakan pada perlakuan P2
120
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)
dengan lama masa simpan selama 7 hari. sehingga masih bisa diberikan ke ikan.
Hal ini terlihat dari hasil keadaan fisik Mudinah (2007) pakan yang baik adalah
pakan yang menghasilkan tekstur pakan pakan memiliki bau yang khas, pakan
yang kenyal dengan warna pakan berwarna coklat, tekstur pakan lembut
berwarna coklat dan beraroma pakan dan tidak terdapat jamur di pakan.
Adapun kondisi fisik pakan yang disimpan selama penelitan dapat dilihat pada Gambar
4.1.
121
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)
a
b c d
122
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)
dengan perlakuan P3 dan P4. Menurut menjadi lembab sehingga pakan lebih
Romadhon at al (2013), semakin lama cepat hancur (Lampiran 5). Pada
daya apung suatu pakan komersil maka perlakuan P2 256,63 detik dilihat dari
menunjukkan pakan tersebut semakin keadaan fisik pakan warna pakan masih
berkualitas. berwarna coklat, aroma pakan masih
Berdasarkan analisis sidik ragam beraroma pakan, tekstur pakan masih
taraf kiritis 5% (Lampiran 3) daya normal sedangkan dilihat dari keadaan
hancur pakan berpengaruh nyata. Hasil kondisi umumnya pakan tidak
uji lanjut BNT taraf 5% pada perlakuan mengumpal dan tidak terapat jamur di
P1 berbeda nyata dengan perlakuan P2, pakan, namun pada perlakuan P2
P3 dan P4. Tabel 4.1 dapat diketahui berbeda nyata dengan perlakuan P3 dan
bahwa daya hancur pakan paling lama P4. Pakan yang mengapung dalam air
terjadi pada perlakuan P1 yaitu sebesar dan tidak hancur selama 2-3 detik akan
318,13 detik diduga karena kondisi lebih baik kualitasnya (Aslamyah,
fisik pakan yang masih kering, keadaan 2009). Kondisi dayaa hancur dan daya
fisik pakan yang masih normal, pakan apung pakan selama penelitan dapat
tidak mngumpal dan tidak terdapat dilihat pada Gambar 4.2. dan Gambar
jamur dipakan, sedangkan daya hancur 4.3.
pakan yang tercepat terjadi pada
perlakuan P4 25,41 detik. Dari keadaan Kandungan Nutrisi Pakan
fisik pakan pada perlakuan P4 dimana Berdasarkan data pada Tabel 4.1,
keadaan warna pakan sudah hitam terlihat bahwa terjadi peningkatan,
berjamur, pakan berbau tengik, pakan protein dan lemak seiring dengan
sudah mudah hancur dilihat dari meningkatnya lama waktu
keadaan kondisi umumnya pakan sudah penyimpanan pakan berprobiotik.
mengumpal dan terdapat jamur Sementara, kandungan karbohidrat
dipakan. mengalami penurunan, demikian pula
Hal ini disebabkan pada kandungan abu juga cenderung naik
perlakuan P4 terjadi peningkatan kadar seiring dengan semakin lama masa
air di pakan karena sudah terjadi penyimpanan pakan berprobiotik.
fermentasi dipakan sehingga pakan
123
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)
a b c d
Gambar 4.2. Kondisi daya apung pakan yang disimpan selama penelitian
Keterangan: a. Pakan yang disimpam selama 1 hari
b. Pakan yang disimpan selama 7 hari
c. Pakan yang disimpan selama 14 hari
d. Pakan yang disimpan selama 21 hari
a b c d
Gambar 4.3. Kondisi daya hancur pakan yang disimpan selama penelitian
Keterangan : a. Pakan yang disimpam selama 1 hari
b. Pakan yang disimpan selama 7 hari
c. Pakan yang disimpan selama 14 hari
d. Pakan yang disimpan selama 21 hari
124
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)
probiotik merupakan salah satu sumber Populasi Bakteri Asam Laktat (BAL)
protein sehingga pemberian bakteri Berdasarkan analisis ragam taraf
dalam pakan mampu meningkatkan kritis 5% (Lampiran 1) lama
protein pakan serta dapat meningkatkan penyimpanan pakan yang diberi
penyerapan nutrisi pakan dalam tubuh probiotik tidak berpengaruh tidak nyata
ikan (Praditia, 2009). terhadap jumlah populasi bakteri asam
Menurut Akbar dan Sudaryanto laktat. Hal ini diduga karena populasi
(2001) pakan yang baik yaitu pakan BAL meningkatkan seiring dengan
yang mengandung gizi yang lama waktu penyimpanan diduga
dibutuhkan untuk ikan, memiliki rasa bakteri mendapatkan nutrien
yang disukai oleh ikan dan mudah mendukung untuk terjadinya
dicerna oleh saluran pencernaan ikan. metabolism didukung juga oleh kondisi
Protein merupakan nutrien yang yang tepat untuk tumbuh bakteri seperti
dibutuhkan dalam jumlah besar pada Lactobacilus yang hidup pada suhu
formulasi pakan ikan. Dengan adanya optimum 300C dalam kondisi anaerob
penambahan probiotik dalam pakan (tidak memerlukan 02 bebas). Populasi
yang diikuti lama waktu penyimpanan pada perlakuan P4 memiliki jumlah
berbeda diduga dapat membantu proses populasi BAL tertinggi hal ini diduga
daya cerna makanan dalam saluran karena dengan lama waktu
pencernaan ikan. Karbohidrat terendah penyimpanan selama 21 hari
pada perlakuan P4 diduga karena menimbulkan terjadi fermentasi pada
karbohidrat dalam pakan digunakan pakan hal dikarena di dalam probiotik
mikroba sebagai energi untuk terhadap juga yeast yang mana proses
berkembang biak. Mikroba merupakan fermentasi dapat mengurai senyam
sel tunggal protein penghasil asam kompleks menjadi senyawa sederhana.
amino sehingga secara tidak langsung Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
dapat meningkatkan nilai protein dalam populasi Bakteri Asam Laktat (BAL)
pakan. yang mengalami peningkatan populasi
seiring dengan lama waktu
penyimpanan pakan berprobiotik dan
125
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)
126
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)
127