Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(2) :117-127 (2016) ISSN : 2303-2960

PENGARUH PERBEDAAN LAMA WAKTU PENYIMPANAN PAKAN


BERPROBIOTIK TERHADAP KUALITAS PAKAN

The Effect of Difference Storaged Time to Quality of Probiotic Feed

Diko Khairil Harianto1, Ade Dwi Sasanti1*, Mirna Fitrani1


1
PS.Akuakultur Fakultas Pertanian UNSRI
Kampus Indralaya Jl. Raya Palembang Prabumulih KM 32 Ogan Ilir Telp. 0711 7728874
*
Korespondensi email : [email protected]

ABSTRACT
Feed had been given probiotics expected can be stored in long periods of time, so
that at the time of granting feed time and energy used more efficiency The addition of
probiotics on feed with the process of a long storage can improve the quality of fish feed
through the solution of ingredients that could not be digested by the body of fish like
cellulose, hemiselulosa into simpler sugars that easily digestible with the help of
microorganisms. The purpose of this research to know the difference a long time storage of
the feed probiotic on the quality of feed. The research had been conducted in Laboratorium
Dasar Perikanan, Departement of Aquaculture, Agriculture Faculty, Sriwijaya University
on January until March 2016. The research method used a Completely Randomized Design
with four treatments and three replications (P1 : pellets probiotics with incubation time 24
hours, P2 : pellets probiotics with incubation time 7 days, P3 : pellets probiotics with
incubation time 14 days, P4 : pellets probiotics with incubation time 21 days). Parameters
that had been observed were physical pellets condition, nutrition pellets composition, lactat
acid bacteria of population, buoyancy feed and destructive power feed. The result showed
that physical feed where the treatment P2 covering texture, color and smell feed still in
good condition. In the nutrition feed the treatment P4 increases nutrition feed of protein
18,14 %, fats 7,55 % and dust 12,04 %. The population of lactat acid bacteria similar
detected between treatment but the population highest in P4 treatment 161,78. In buoyancy
and the destructive power the highest was in treatment P1 which was during 428.18
minutes and 318.12 minutes.

Key words : Probiotic, Feed , Lactat Acid Bacteri

PENDAHULUAN pakan ikan melalui pemecahan bahan-


bahan yang tidak dapat dicerna oleh
Penambahan probiotik pada pakan tubuh ikan seperti selulosa, hemiselulosa
dengan proses lama penyimpanan yang menjadi gula sederhana yang mudah
dilakukan dapat meningkatkan kualitas dicerna dengan bantuan mikroorganisme

117
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)

Pakan yang telah diberi probiotik biaya produksi. Tingginya harga pakan
diharapkan dapat disimpan dalam jangka dan kualitas nutrisinya yang rendah
waktu yang lama, sehingga pada saat merupakan hambatan dalam proses
pemberian pakan waktu dan tenaga yang budidaya. Oleh karena itu, dibutuhkan
digunakan lebih diefisiensikan (Afrianto, bahan tambahan yang dapat
2010). meningkatkan pertumbuhan ikan dan
Probiotik merupakan bahan efisiensi pakan yang ditambahkan ke
tambahan (feed additive) yang dalam pakan (feed additive), sehingga
mengandung sejumlah bakteri (mikroba) dapat mengurangi biaya produksi (Fajri et
yang memberikan efek yang al., 2016). Untuk mengatasi
menguntungkan kesehatan ikan karena permasalahan tersebut maka salah satu
dapat memperbaiki keseimbangan cara yang dapat dilakukan yaitu dengan
mikroflora intestinal, sehingga dapat menambahkan probiotik dalam pakan.
memberikan keuntungan perlindungan, Dangan demikian tujuan penelitihan ini
proteksi penyakit dan perbaikan daya untuk mengetahui pengaruh perbedaan
cerna pakan (Fajri et al., 2016). Menurut lama waktu penyimpanan pakan
Irianto (2007) dalam Supriyanto (2010), berprobitik terhadap kualitas pakan.
pemberian organisme probiotik dalam
akuakultur dapat diberikan melalui
pakan, air maupun melalui perantaraan BAHAN DAN METODA
pakan hidup seperti rotifera atau artemia.
Pemberian probiotik dalam pakan, Penelitian ini dilakukan di
berpengaruh terhadap kecepatan dalam Laboratorium Dasar Perikanan dan
saluran pencernaan, sehingga akan sangat Laboratorium Mikrobiologi Hasil
membantu proses penyerapan makanan Perikanan Program Studi Budidaya
dalam pencernaan ikan (Sugi, 2005). Perairan dan Teknologi Hasil Perikanan
Ketersediaan pakan yang memadai Fakultas Pertanian, analisa proksimat
secara kualitas dan kuantitas berpengaruh pakan dilakukan di Laborattorium Kimia
terhadap keberhasilan budidaya ikan. dan Mikrobiologi Hasil Pertanian,
Pada umumnya pakan komersial dapat Universitas Sriwijaya. Penelitihan ini
menghabiskan sekitar 60-70% dari total dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2016.

118
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)

Bahan yang digunakan dalam hingga homogen dan didiamkan ± 5


penelitian ini yaitu pelet komersil, menit. Setelah semua bahan homogen
probiotik Probio 7, MRS (de Mann lalu disemprotkan ke dalam 2500 g
Rogosa Sharpe) dan Aquadest. Alat yang pakan dengan menggunakan botol spray
digunakan dalam penelitian ini yaitu secara merata (sesuai dengan takaran
erlenmeyer, cawan petri, toples, batang pada label probiotik komersil) lalu
penyebar, tabung microtube dan dikering anginkan selama 15 menit
aluminium foil. kemudian disimpan dalam wadah tertutup
(toples) pada suhu ruang 250C sesuai
Rancangan Percobaan dengan perlakuan. Pakan yang telah
Penelitian dilakukan dengan dicampur probiotik kemudian dianalisa
menggunakan Rancangan Acak Lengkap proksimat untuk mengetahui kandungan
(RAL) sebanyak empat perlakuan dan nutrisinya, uji proksimat dilakukan pada
tiga ulangan. Perlakuan digunakan pada saat pakan belum diberi probiotik dan
penelitian ini yaitu : pakan yang sudah disimpan.
P1 : Pakan yang diberi probiotik
dengan lama penyimpanan 1 hari Pembuatan Media Agar
P2 : Pakan yang diberi probiotik Media agar yang akan digunakan
dengan lama penyimpanan 7 hari dalam penelitian ini adalah media MRS
P3 : Pakan yang diberi probiotik (deMann Rogosa Sharpe) sebagai media
dengan lama penyimpanan 14 hari kultur untuk menghitung bakteri asam
P4 : Pakan yang diberi probiotik laktat. Adapun prosedur pembuatan
dengan lama penyimpanan 21 hari media MRS adalah sebagai berikut :
MRS ditimbang sebanyak 6,2 g,
Cara Kerja selanjutnya dituangkan ke dalam
Persiapan Pakan dengan Probiotik erlemenyer dan ditambahkan akuadest
Pencampuran probiotik komersil ke 100 ml sambil diaduk-aduk sampai larut
dalam pakan dilakukan dengan cara sempurna lalu dihomogenisasi dengan
penyemprotan. Probiotik komersil magnetic strirrer di atas hot plate,
sebanyak 10 ml ditambahkan 500 ml kemudian setelah dingin larutan yang
akuades dan 8 g gula pasir dicampurkan telah homogen dituangkan ke dalam

119
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)

cawan petri sebanyak 15 ml dan keadaan fisik pakan dan kandungan


tunggu hingga mengeras. nutrisi pakan dianalisa secara deskriptif.

Perhitungan Total Bakteri Asam laktat


Perhitungan total bakteri akan HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan cara mengambil sempel
sebanyak 1 g lalu ditambahkan larutan Data hasil penelitian tentang
NaCl 0,9% sebanyak 9 ml dilarutkan pengaruh perbedaan lama waktu
hingga homogen. Kemudian suspensi penyimpanan pakan berprobiotik
pakan dimasukkan ke dalam cawan petri terhadap kualitas pakan disajikan pada
lalu dibungkus dengan aluminium foil Tabel 4.1.
dan disimpan selama 24 jam. Dilakukan
perhitungan jumlah koloni dengan Keadaan Fisik Pakan
menggunakan colony counter. Berdasarkan data pada Tabel 4.1
terjadi perubahan pada keadaan fisik

Parameter yang Diamati pakan untuk perlakuan P1 menghasilkan


Selama penelitian parameter yang tekstur pakan yang normal dengan warna
diamati meliputi keadaan fisik pakan, pakan berwarna coklat dan bau pakan
kandungan nutrisi pakan, populasi bakteri yang berbau wangi pakan. P2

asam laktat (BAL), daya apung pakan mengasilkan tekstur yang normal dengan
dan daya hancur pakan. warna pakan berwarna coklat, aroma
pakan beraroma pakan dan tidak terdapat

Analisis Data jamur. P3 menghasilkan tekstur pakan

Data populasi bakteri asam laktat yang lembut dengan warna pakan putih
(BAL), daya apung pakan dan daya berjamur dan aroma pakan berbau asam.
hancur pakan dianalisis menggunakan P4 menghasilkan tekstur pakan yang
analisis ragam. Apabila hasil analisis hancur dangan warna pakan putih

menunjukkan perbedaan yang nyata, kehitaman dan aroma pakan yang berbau
maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda tengik. Dari hasil penelitian masa
Nyata Terkecil (BNT) sedangkan penyimpanan pakan berprobiotik yang
masih bisa digunakan pada perlakuan P2

120
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)

dengan lama masa simpan selama 7 hari. sehingga masih bisa diberikan ke ikan.
Hal ini terlihat dari hasil keadaan fisik Mudinah (2007) pakan yang baik adalah
pakan yang menghasilkan tekstur pakan pakan memiliki bau yang khas, pakan
yang kenyal dengan warna pakan berwarna coklat, tekstur pakan lembut
berwarna coklat dan beraroma pakan dan tidak terdapat jamur di pakan.

Tabel 4.1. Hasil penelitian

Parameter / Perlakuan / Lama


Karakteristik
Indikator P1 P2 P3 P4
Warna Coklat Coklat Putih Hitam
Berjamur berjamur
Aroma Aroma Pakan Aroma Pakan Bau Asam Bau Tengik
Tekstur Normal Normal Lembut Hancur
Kondisi Umum Tidak Tidak Menggumpal Menggumpal
Menggumpal Menggumpal terdapat terdapat
jamur jamur
Daya Apung (detik) 428,18d 256,63c 78,39b 49,52a
Daya Hancur (detik) 318,12d 140,50c 45,33b 25,41a
Kandungan Nutrisi
Pakan (%)
- Abu 7,20 9,42 10,79 12,04
- Protein 13,22 14,04 16,84 18,14
- Lemak 6,11 6,90 5,08 7,55
- Karbohidrat 73,44 70,32 67,27 62,25
Rataan Populasi 146,93 151,48 150,27 161,78
Bakteri Asam Laktat
(x 105 CFU.mL-1)
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf superskrip yang berbeda menunjukkan
perbedaan yang nyata pada uji taraf kritis 5%.

Adapun kondisi fisik pakan yang disimpan selama penelitan dapat dilihat pada Gambar
4.1.

121
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)

a
b c d

Gambar 4.1. Kondisi pakan yang disimpan selama penelitian


Keterangan : a. Pakan yang disimpam selama 1 hari
b. Pakan yang disimpan selama 7 hari
c. Pakan yang disimpan selama 14 hari
d. Pakan yang disimpan selama 21 hari

Daya Apung Pakan dan Daya kondisi umumnya pakan sudah


Hancur Pakan mengumpal dan terdapat jamur
Berdasarkan analisis sidik ragam dipakan.
taraf kiritis 5% (Lampiran 2) daya Hal ini disebabkan terjadi
apung pakan berpengaruh nyata. Hasil peningkatan kadar air yang
uji lanjut BNT taraf 5% pada perlakuan mengakibatkan pakan menjadi lembab
P1 berbeda nyata dengan perlakuan P2, dimana dilihat pori-pori pakan lebih
P3 dan P4. Lamanya daya apung yang besar dan daya serap terhadap air lebih
terjadi pada perlakuan P1 428,18 detik cepat sehingga pakan lebih mudah
diduga karena kondisi fisik pakan yang tenggelam (Lampiran 5). Pada
masih kering, keadaan fisik pakan perlakuan P2 256,63 detik dilihat dari
masih normal, pakan tidak mengumpal keadaan fisik pakan warna pakan masih
dan tidak terdapat jamur di pakan, berwarna coklat, aroma pakan masih
sedangkan perlakuan P4 49,52 detik beraroma pakan, tekstur pakan masih
dari keadaan fisik pakan keadaan normal sedangkan dilihat dari keadaan
warna pakan sudah hitam berjamur, kondisi umumnya pakan tidak
pakan berbau tengik, pakan sudah mengumpal dan tidak terapat jamur di
mudah hancur, dilihat dari keadaan pakan. Perlakuan P2 berbeda nyata

122
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)

dengan perlakuan P3 dan P4. Menurut menjadi lembab sehingga pakan lebih
Romadhon at al (2013), semakin lama cepat hancur (Lampiran 5). Pada
daya apung suatu pakan komersil maka perlakuan P2 256,63 detik dilihat dari
menunjukkan pakan tersebut semakin keadaan fisik pakan warna pakan masih
berkualitas. berwarna coklat, aroma pakan masih
Berdasarkan analisis sidik ragam beraroma pakan, tekstur pakan masih
taraf kiritis 5% (Lampiran 3) daya normal sedangkan dilihat dari keadaan
hancur pakan berpengaruh nyata. Hasil kondisi umumnya pakan tidak
uji lanjut BNT taraf 5% pada perlakuan mengumpal dan tidak terapat jamur di
P1 berbeda nyata dengan perlakuan P2, pakan, namun pada perlakuan P2
P3 dan P4. Tabel 4.1 dapat diketahui berbeda nyata dengan perlakuan P3 dan
bahwa daya hancur pakan paling lama P4. Pakan yang mengapung dalam air
terjadi pada perlakuan P1 yaitu sebesar dan tidak hancur selama 2-3 detik akan
318,13 detik diduga karena kondisi lebih baik kualitasnya (Aslamyah,
fisik pakan yang masih kering, keadaan 2009). Kondisi dayaa hancur dan daya
fisik pakan yang masih normal, pakan apung pakan selama penelitan dapat
tidak mngumpal dan tidak terdapat dilihat pada Gambar 4.2. dan Gambar
jamur dipakan, sedangkan daya hancur 4.3.
pakan yang tercepat terjadi pada
perlakuan P4 25,41 detik. Dari keadaan Kandungan Nutrisi Pakan
fisik pakan pada perlakuan P4 dimana Berdasarkan data pada Tabel 4.1,
keadaan warna pakan sudah hitam terlihat bahwa terjadi peningkatan,
berjamur, pakan berbau tengik, pakan protein dan lemak seiring dengan
sudah mudah hancur dilihat dari meningkatnya lama waktu
keadaan kondisi umumnya pakan sudah penyimpanan pakan berprobiotik.
mengumpal dan terdapat jamur Sementara, kandungan karbohidrat
dipakan. mengalami penurunan, demikian pula
Hal ini disebabkan pada kandungan abu juga cenderung naik
perlakuan P4 terjadi peningkatan kadar seiring dengan semakin lama masa
air di pakan karena sudah terjadi penyimpanan pakan berprobiotik.
fermentasi dipakan sehingga pakan

123
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)

a b c d

Gambar 4.2. Kondisi daya apung pakan yang disimpan selama penelitian
Keterangan: a. Pakan yang disimpam selama 1 hari
b. Pakan yang disimpan selama 7 hari
c. Pakan yang disimpan selama 14 hari
d. Pakan yang disimpan selama 21 hari

a b c d

Gambar 4.3. Kondisi daya hancur pakan yang disimpan selama penelitian
Keterangan : a. Pakan yang disimpam selama 1 hari
b. Pakan yang disimpan selama 7 hari
c. Pakan yang disimpan selama 14 hari
d. Pakan yang disimpan selama 21 hari

Pakan berprobiotik yang Hal ini diduga karena adanya peranann


disimpan selama 21 hari (perlakuan P4) bakteri probiotik dalam pakan dengan
menghasilkan persentase protein, abu lama waktu penyimpanan pakan
dan lemak tertinggi, sementara berprobiotik berbeda dapat
persentase karbohidrat paling rendah. memperbaiki kualitas pakan. Bakteri

124
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)

probiotik merupakan salah satu sumber Populasi Bakteri Asam Laktat (BAL)
protein sehingga pemberian bakteri Berdasarkan analisis ragam taraf
dalam pakan mampu meningkatkan kritis 5% (Lampiran 1) lama
protein pakan serta dapat meningkatkan penyimpanan pakan yang diberi
penyerapan nutrisi pakan dalam tubuh probiotik tidak berpengaruh tidak nyata
ikan (Praditia, 2009). terhadap jumlah populasi bakteri asam
Menurut Akbar dan Sudaryanto laktat. Hal ini diduga karena populasi
(2001) pakan yang baik yaitu pakan BAL meningkatkan seiring dengan
yang mengandung gizi yang lama waktu penyimpanan diduga
dibutuhkan untuk ikan, memiliki rasa bakteri mendapatkan nutrien
yang disukai oleh ikan dan mudah mendukung untuk terjadinya
dicerna oleh saluran pencernaan ikan. metabolism didukung juga oleh kondisi
Protein merupakan nutrien yang yang tepat untuk tumbuh bakteri seperti
dibutuhkan dalam jumlah besar pada Lactobacilus yang hidup pada suhu
formulasi pakan ikan. Dengan adanya optimum 300C dalam kondisi anaerob
penambahan probiotik dalam pakan (tidak memerlukan 02 bebas). Populasi
yang diikuti lama waktu penyimpanan pada perlakuan P4 memiliki jumlah
berbeda diduga dapat membantu proses populasi BAL tertinggi hal ini diduga
daya cerna makanan dalam saluran karena dengan lama waktu
pencernaan ikan. Karbohidrat terendah penyimpanan selama 21 hari
pada perlakuan P4 diduga karena menimbulkan terjadi fermentasi pada
karbohidrat dalam pakan digunakan pakan hal dikarena di dalam probiotik
mikroba sebagai energi untuk terhadap juga yeast yang mana proses
berkembang biak. Mikroba merupakan fermentasi dapat mengurai senyam
sel tunggal protein penghasil asam kompleks menjadi senyawa sederhana.
amino sehingga secara tidak langsung Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
dapat meningkatkan nilai protein dalam populasi Bakteri Asam Laktat (BAL)
pakan. yang mengalami peningkatan populasi
seiring dengan lama waktu
penyimpanan pakan berprobiotik dan

125
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)

sesuai dengan suhu optimalnya bakteri DAFTAR PUSTAKA


tumbuh pada suhu kamar. Menurut
Fardiaz (1988) dalam Chandra (2006) Aslamyah S. 2009. Uji fisik dan
waktu antara masing-masing kimiawi pakan buatan untuk
udang windu Penaeus monodon
pembelahan sel mikroba berkisar antara Fab. yang menggunakan
10-60 menit. Menurut Surono (2004) berbagai jenis rumput laut
sebagai bahan perekat. J.
suhu optimum untuk pertumbuhan Kelautan dan Perikanan.
bakteri asam laktat beragam pada 19(2):107–115.
setiap strain. Bakteri asam laktat yaitu Afrianto E. 2010. Penggunaan
Saccharomyces Cerevicea Pada
Bacillus subtilis termasuk golongan Fermentasi Pakan Buatan Untuk
bakteri mesofilik yang suhu optimum Meningkatkan Pertumbuhan
Ikan Nila Merah (Oreochromis
pertumbuhannya 250C dan suhu Niloticus). Prosiding Forum
maksimumnya 400C. Inovasi Akuakultur. Hal 791-
794.
Chandra JI. 2006. Isolasi dan
KESIMPULAN Karakterisasi Bakteri Asam
Perbedaan lama waktu Laktat Dari Produk Bekasam
Ikan Bandeng (Chanos chanos),
penyimpanan pakan berprobiotik Skripsi S1 (Tidak
berpengaruh terhadap daya apung, daya dipublikasikan). Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
hancur, namun tidak berpengaruh Institut Pertanian Bogor, Bogor.
terhadap pertumbuhan bakteri. Masa Damongilala LJ. 2009. Kadar air dan
simpan yang baik untuk keadaan fisik total bakteri pada ikan roa
(Hemirhampus sp) asap dengan
pakan adalah pada perlakuan P2 yaitu metode pencucian bahan baku
dengan masa simpan selama 7 hari. berbeda. J. Ilmiah Sains.
9(2):187-198.
Fajri MA., Adelina dan Aryani N.
SARAN 2016. Penambahan probiotik
Lama waktu penyimpanan dalam pakan terhadap
pertumbuhan dan efisiensi
pakan berprobiotik maksimun 7 hari. pakan benih ikan baung
(Hemibagrus nemurus). J.
Online Mahasiswa Bidang
Perikanan dan kelautan. 3(1):1-
11.

126
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Harianto, et al. (2016)

Hudayah N. 2015. Pengaruh gouramy Lac.). Skripsi S1


Pemberian Probiotik Bakteri (Tidak dipublikasikan). Jurusan
Asam Laktat (BAL) Perikanan Universitas
Lactobacillus sp. Terhadap Padjadjaran, Bandung.
Kecernaaan dan Efisiensi Supriyanto. 2010. Pengaruh Pemberian
Pakan Juvenil Ikan Bandeng Probiotik Dalam Pelet Terhadap
(Chanos chanos Forsskal), Pertumbuhan Lele Sangkuriang
Skripsi S1 (Tidak (Clarias sp.). Fakultas MIPA
Dipublikasikan). Fakultas Ilmu Universitas Negeri Semarang.
Kelautan dan Perikanan 8(1):17-24.
Universitas Hasanuddin,
Makasar. Surono IS. 2004. Probiotik Susu
Fermentasi dan Kesehatan. Tri
Purwa N., Jumianto dan Titin H. 2012. Cipta Karya, Jakarta.
Karakteristik bakteri Caviar
nilem dalam perendaman Murdinah, 2007. Studi Stabilitas dalam
campuran asam asetat dengan Air dan Daya Pikat Udang
larutan garam pada Berbentuk Pellet, Desertasi S3
penyimpanan suhu rendah (5-10 (Tidak Dipublikasikan).
o Program Pasca Sarjana Institut
C). J. Perikanan dan Kelautan.
3(4):171-175. Pertanian Bogor, Bogor.
Setiawan JE, Tarsim, Adiputra YT dan Romadhon, Irfak Kurnia., N. Komar.,
Hudaidah S. 2013. Pengaruh dan R. Yulianingsih. 2013.
penambahan probiotik pada Desain Optimal Pengolahan
pakan dengan dosis berbeda Sludge Padat Biogas sebagai
terhadap pertumbuhan, Bahan Baku Pelet Pakan Ikan
kelulushidupan, efisiensi pakan Lele. Fakultas Teknologi
dan retensi protein ikan patin Pertanian. Universitas
(Pangasius Hypophthalmus). J. Brawijaya, Malang.
Rekayasa Dan Teknologi
Budidaya Perairan. 1(2):151-
162.
Soeharsono, Adriani L, Safitri R,
Sjofjan O, Abdullah S, Rostika
R, Lengkey HAW dan
Musawwir A. 2010. Probiotik
Basis Ilmiah, Aplikasi dan
Aspek Praktis. Widya
Pandjajaran, Bandung.
Sugi FH. 2005. Pengaruh Penambahan
Probiotik Dalam Pakan
Komersil Terhadap
Pertumbuhan Benih Ikan
Gurame (Osphronemus

127

You might also like