Ri Psikologi Perkembangan Kel 3
Ri Psikologi Perkembangan Kel 3
Skor Nilai :
NAMA MAHASISWA
November 2020
1|Page
ABSTRACT
Media sosial adalah suatu interaksi sosial antara individu dalam berbagi
dan bertukar informasi. Media sosial dapat mencakup berbagai ide, pendapat,
gagasan dan konten dalam komunitas virtual serta mampu menghadirkan dan
mentranslasikan cara berkomunikasi baru dengan teknologi yag sama sekali
berbeda dari media tradisional (Watson, 2009). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini ialah penelitian deskriptif, penelitian ini telah menyajikan
gambaran lengkap tentang isi permasalahan beserta solusi mengenai suatu
kejadian. Anak dibawah umur 17 belum pas dalam penggunaan media sosial dan
akses dalam penggunaan media sosial belum menyediakan platform pembatasan
usia. Sosialisasi dan pengawasan tentang dampak penggunaan sosial belum
diterapkan secara maksimal. Pengguna media sosial di Indonesia pada umumnya
adalah anak dan remaja. Orang tua menganggap bahwa anak yang telah
mengenal dan menggunakan media sosial dalam kesehariannya tidak
membutuhkan lagi pendapat orang tua dalam memecahkan segala persoalan atau
2|Page
kesulitan yang dialami anak dalam proses belajarnya. Sebagai orang tua ataupun
pendidik sehatrusnya dapat memberikan pemahaman tentang dampak
penggunaan media sosial, orang tua juga dapat meningkatkan komuniasi bersama
anak agar anak tidak selalu berfokus pada media sosial.
3|Page
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan nikmat
karunianya yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan serta kelapangan
waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Penyusun,
4|Page
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ................................................................... 1
ABSTAK ................................................................... 2
KATA PENGANTAR....................................................... 4
A. Kesimpulan ....................................................... 17
B. Rekomendasi ..................................................... 18
5|Page
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan rekayasa ide ini ialah untuk memberikan
argument atau pendapat yang bisa dijadikan solusi dalam pemecahan masalah
yang diangkat yaitu untuk permasalahan dari dampak penyalahgunaan media
sosial pada anak tanpa pengawasan dari orang tua.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan rekayasa ide ini ialah mendapatkan
argument atau pendapat sebagai solusi dari permasalahan yang diangkat yaitu
permasalahan dari dampak penyalahgunaan media sosial pada anak tanpa
pengawasan dari orang tua.
6|Page
BAB II
INDENTIFIKASI PERMASALAHAN
A. PERMASALAHAN UMUM
7|Page
AKSES ANAK DAN REMAJA PADA MEDIA SOSIAL
Di Rumah
Anak dan remaja mengakses media sosial di luar jam pelajaran sekolah. Anak-
anak yang berusia 7-13 tahun masih mengikuti aturan orang tua dan sekolah.
Mereka hanya mengakes media sosial melalui telepon pintar sebelum sekolah,
setelah sekolah dan di hari libur seperti Sabtu dan Minggu. Umumnya anak-anak
SD tidak diperkenankan utuk membawa telepon selular ke sekolah, sehingga
mereka hanya mengakses internet melalui telepon pintar setelah tiba di rumah.
Ada pula beberapa sekolah yang memperbolehkan murid SD membawa telepon
selular, tetapi murid wajib menitipkannya pada wali kelas. Anak-anak yang lebih
dewasa yaitu usia SMP dan SMU Mereka mengakses media sosial baik melalui
telepon pintar, laptop maupun desktop. Waktu akses media sosial anak SMP dan
SMU beraneka ragam. Tetapi umumnya sebelum berangkat sekolah, sepulang
sekolah dan setelah jam 11 malam.
Di Sekolah
Anak usia sekolah dasar sama sekali tidak menggunakan media sosial di sekolah.
Hal ini diseabkan mereka dillarang untuk membawa perangkat HP ke sekolah.
Anak-anak yang lebih dewasa mulai memiliki aturan dan strategi sendiri dalam
mengakses media sosial. Walaupun ada kewajiban untuk menitipkan telepon
selular pada wali kelas selama waktu sekolah, anak-anak usia SMP dan SMU
menyembunyikan perangkat mereka (di jendela, di ruang OSIS) yang mereka
gunakan ketika sedang berada di mushola atau kamar kecil.
Di Tempat Lain
Anak dan remaja di usia sekolah menengah pertama dan sekolah menengah
umum juga mengakses media sosial di tempat lain, selama ada koneksi internet.
Mereka mengakes so-sial media di mana saja dan kapan saja, selama ada
sambungan internet, baik di hari sekolah, di hari libur, pada jam sekolah
maupun jam di luar jam sekolah
8|Page
DAMPAK MEDIA SOSIAL PADA ANAK DAN REMAJA
Dampak negatif media sosial yang lain adalah menciptakan jarak antara
anak dan keluarga. Anak dan remaja menggunakan istilah: strategi dekat tetapi
jauh, dan jauh tetapi dekat. Hal ini dapat digambarkan bagaimana anak dan
remaja terlihat ada disekitar orang tua dan keluarga, namun secara intens
menggunakan sosial media. Sebaliknya, mereka justru mem-iliki relasi yang lebih
dekat dengan teman-teman atau orang-orang di media sosial ketika ada
dilingkungan privat/keluarga.
Dampak negative sosial media yang lain adalah pada kesehatan anak dan
remaja. Hal ini terutama disebabkan oleh penggunaan media sosial yang
berlebihan. Dalam studi yang kami lakukan, kami menemukan kasus
berkurangnya penglihatan anak secara signifikan karena konsumsi media sosial
yang berlebihan.
9|Page
B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN YANG SESUAI DENGAN TEMA YANG
DIBAHAS
1. Permasalahan B1
10 | P a g e
sarkas, menggunakan katakata kasar yang ditepat di bagikan di jejaring media
sosial karena masih banyak anak di bawah umur yang menggunakan media sosial.
Apalagi yang tengah populer dikalangan anak serta remaja Indonesia yaitu
penggunaan media sosial seperti tiktok dan Instagram yang sering membagikan
video dan musik yang banyak menggunakan bahasa yang kasar dan tidak sopan
yang mudah sekali mempengaruhi bahasa dan kata-kata anak.
2. Permasalahan B2
Media Sosial mempengaruhi pendidikan anak.
1. Berkurangnya waktu belajar, karena keasyikan menggunakan sosial
media seperti terlalu lama ketika facebookkan dan ini akan mengurangi
jatah waktu belajar;
2. Mengganggu konsentrasi belajar di sekolah, ketika siswa sudah mulai
bosan dengan cara pembelajaran guru, mereka akan mengakses sosial
media semaunya;
3. Menghabiskan uang jajan, untuk mengakses internet dan untuk
membuka facebook jelas berpengaruh terhadap kondisi keuangan
(terlebih kalau akses dari warnet) sama halnya mengakses facebook dari
handphone;
4. mengganggu kesehatan, terlalu banyak menatap layar handphone
maupun komputer atau laptop dapat mengganggu kesehatan mata.
3. Permasalahan B3
11 | P a g e
harganya mahal, serta pergi ke suatu tempat yang membutuhkan uang yang tidak
sedikit hanya untuk berfoto dan dibagikan di media sosial. Tujuannya agar foto
profilnya terlihat bagus dan disukai oleh semua orang serta menjadi
perbincangan hangat di media sosial. Perilaku tersebut apabila dipupuk terus
menerus cenderung membuat remaja menjadi materialistis. Terobsesi akan
suatu kesempurnaan dan kebahagiaan yang menggunakan ukuran sosial media
bukan ukuran diri sendiri. Keempat, munculnya budaya popularitas.
12 | P a g e
BAB III
13 | P a g e
B. Solusi dan Pembahasan Permasalahan 2
Media Sosial mempengaruhi pendidikan anak, dalam hal ini kami
mendapatkan solusi berupa Teori Humanistik milik Abraham Maslow,
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Menurut teori
humanistik Abraham H. Maslow mengenai (Teori Kebutuhan) tingkat atau
hierarki kebutuhan manusia yang mendorong seseorang untuk melakukan
suatu tindakan atau perilaku adalah: 1) Kebutuhan fisiologikal
physiological needs); 2) Kebutuhan rasa aman (safety needs);3) Kebutuhan
akan kasih sayang (love needs); 4) Kebutuhan akan harga diri (esteem
needs); 5) Aktualisasidiri(self-actualization). Kebutuhan-kebutuhan itu
tidak hanya bersifat fisiologis tetapi juga psikologis. Dalam hal ini dapat
diterapkan teori Motivasi dalam perkembangan peserta didik termasuk
dalam permasalahan ini yaitu masalah pendidikannya, jika anak terus
berada di media sosial tanpa mengenal batasan waktu untuk belajar dan
berpengaruh pada belajarnya maka Guru BK dapat mengatasi dengan
memberikan Layanan Bimbingan Kelompok/Individu didalam kelas atau
ruangan sekolah. Pertama guru BK mendorong ataupun menanyakan
berapa lama waktu yang dilakukan anak saat bermain media sosial, lalu
berikan dampaknya dan lihat menggunakan teori milik Maslow apakah
kebutuhan aktualisasi dirinya dapat terpenuhi jika anak terus bermain
sosial media dan mengabaikan belajarnya. Kedua, berikan motivasi
terhadap anak dengan memperkuat kebutuhan dirinya untuk berkembang
bukan hanya dengan terus melihat media sosial yang hanya membuang
waktu untuk meningkatkan potensi dirinya. Jika motivasi sudah diberikan,
hendaknya anak dibimbing dengan melihat kebutuhan dirinya agar bisa
berkembang sesuai umurnya dan meninggalkan media sosial yang dapat
mengganggu konsetrasi belajarnya dalam pendidikan. Sehingga perilaku
anak dapat menuju perkembangan yang baik hingga ia mendapatkan
potensi dirinya sesuai dengan Teori Maslow.
14 | P a g e
C. Solusi dan Pembahasan Permasalahan 3
Media sosial mengubah kepribadian anak/remaja dan mengganggu
Psikologis serta Privacy anak/remaja, dalam masalah ini kami mendapatkan
solusi berupa Teori Psikososial milik Erik-Erikson pada tahap perkembangan
Industry vs Inferiority (ketekunan vs rasa rendah diri) (6 tahun – 12 tahun)
Pada tahap ini, anak sudah memasuki usia sekolah, kemampuan
akademiknya mulai berkembang. Selain itu, kemampuan sosial anak untuk
berinteraksi di luar anggota keluarganya juga mulai berkembang. Anak akan
belajar berinteraksi dengan teman-temannya maupun dengan gurunya. Jika
cukup rajin, anak-anak akan memperoleh keterampilan sosial dan akademik
untuk merasa percaya diri. Kegagalan untuk memperoleh prestasi-prestasi
penting menyebabkan anak untuk menciptakan citra diri yang negatif. Hal ini
dapat membawa kepada perasaan rendah diri yang dapat menghambat
pembelajaran di masa depan. Pada tahap ini anak juga akan
membandingkan dirinya dengan teman-temannya. seperti “aku tidak cantik,
aku biasa-biasa saja dalam hal prestasi”. Dan Identity vs Role Confusion
(identitas vs kekacauan identitas) (12 tahun -18 tahun) Pada tahap ini anak
sudah memasuki usia remaja dan mulai mencari jati dirinya. Masa ini adalah
masa peralihan antara dunia anak-anak dan dewasa. Secara biologis anak
pada tahap ini sudah mulai memasuki tahap dewasa, namun secara psikis
usia remaja masih belum bisa diberi tanggung jawab yang berat layaknya
orang dewasa. Pertanyaan “Siapa Aku?” menjadi penting pada tahapan ini.
Pada tahap ini, seorang remaja akan mencoba banyak hal untuk mengetahui
jati diri mereka yang sebenarnya. Biasanya mereka akan melaluinya dengan
teman-teman yang mempunyai kesamaan komitmen dalam sebuah
kelompokErikson (dalam Shaffer, 2005) percaya bahwa individu tanpa
identitas yang jelas akhirnya akan menjadi tertekan dan kurang percaya diri
ketika mereka tidak memiliki tujuan. Dengan tetap membentuk
kepribadiannya menggunakan tahap menemukan rasa percaya diri atau
Pengenalan Diri. Guru BK dapat menjelaskan masalah ini kepada siswa
dengan menggunakan Layanan Bimbingan dan Konseling kelompok/Individu
15 | P a g e
dikelas atau ruangan. Pertama, dengan menanyakan apa yang kamu ketahui
dari dirimu, lalu menjelaskan mengapa harus iri atau rendah diri terhadap diri
sendiri dan ingin selalu mendapatkan pujian. Disini sebagai guru BK dapat
membimbing anak untuk bisa self-love pada dirinya sendiri tanpa melihat
orang lain selain itu menjelaskan bahwa diri setiap orang unik, maka dari itu
jika anak tidak ingin kepercayaan dirinya hilang bimbing anak untuk melihat
bahwa inilah akibat jika menggunakan media sosial yang dapat
mempengaruhi kepribadiannya yang baik dan unik. Bimbing anak untuk
melakukan penghindara “toxic” media sosial yang berdampak pada
perkembangannya, sehingga kepribadaian, psikologis dan rasa amannya
dapat stabil dan berkembang layaknya anak seusianya. Guru BK juga dapat
memberikan solusi berupa Motivasi seperti solusi permasalahan no,2 untuk
anak mendapatkan aktualisasi dirinya dan privacynya/ rasa aman yang
seharusnya dimiliki olehnya.
16 | P a g e
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak dan Remaja yang memiliki resiko terhadap penggunaan media
sosial yang berdampak pada perkembangannya ini. Walaupun penggunaan
media sosial dibatasi untuk usia 13 tahun namun anak dan remaja tetap
bisa mengaksesnya. Sehingga, banyak resiko dan dampak negatif yang bisa
didapatkan oleh anak dan remaja. Masalah itu bisa berupa memperoleh
informasi mengenai kekerasan (melalui iklan game, melalui berita,
melalui film yang muncul pada time line), pornografi (melalui iklan game,
melalui berita, melalui film) dan ujaran kebencian (melalui postingan
teman/keluarga/temannya teman yang masuk pada timeline mereka).
Banyak sekali permasalahan yang bisa mengganggu perkembangannya,
terutama perkembangan moralnya. Media sosial yang bersifat sebagai
informasi mengenai kehidupan banyak memberikan dampak negatif jika
penggunanya tidak bisa mengendalikan dirinya, terutama pada anak dan
remaja. Maka dari itu kami menemukan solusinya dengan menggunkan
konsep teori perkembangan yang telah dipelajari. Solusi yang dapat kami
terapkan yaitu pada permasalahan Media Sosial dapat menyebarkan
Pornografi, mengubah pandangan Budaya Anak, mempengaruhi bahasa
anak. Pada permasalahan ini anak dan remaja dapat terpengaruh oleh
perkembangan moralnya, maka solusi yang dapat kami berikan
berdasarkan Teori Behavioristik, berupa guru BK dapat memberikan
stimulus atau input. Masalah Media Sosial mempengaruhi pendidikan
anak, dalam hal ini kami mendapatkan solusi berupa Teori Humanistik
milik Abraham Maslow berupa Motivasi dan Media sosial mengubah
kepribadian anak/remaja dan mengganggu Psikologis serta Privacy
anak/remaja, dalam masalah ini kami mendapatkan solusi berupa Teori
Psikososial milik Erik-Erikson berupa guru BK membentuk kepribadiannya
menggunakan tahap menemukan rasa percaya diri atau Pengenalan Diri.
17 | P a g e
Sehingga dengan solusi/ide ini semoga permasalahan yang kami temukan
pada media sosial yang berdampak pada anak dan remaja, bisa membantu
anak dan remaja menjalankan perkembangan dirinya yang baik.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, dengan demikian hasil rekayasa ide
ini bisa membantu guru BK menerapkan solusi dalam permasalahan media
sosial pada anak dan remaja menggunakan Layanan Bimbingan Konseling
yang ada. Dan juga sebagai bahan referensi atau bacaan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan.
18 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
19 | P a g e