Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Heru Sri Naryanto: Analisis Risiko Bencana Gempa Di Kabupaten Serang

ANALISIS RISIKO BENCANA GEMPA DI KABUPATEN SERANG

EARTHQUAKE HAZARD RISK ANALYSIS IN SERANG DISTRICT


Heru Sri Naryanto
Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana (PTRRB),
Kedeputian TPSA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Gedung Geostech, Lantai 1, Kompleks Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan
email: [email protected]

ABSTRACT
Serang District is part of the Sunda Strait area, located between two world plates, namely
the Indo-Australian Plate and the Eurasian Plate which produces one of the highest tectonic
and seismic activities. Peak ground acceleration map data is especially important to use in
earthquake hazard analysis. Vulnerability maps are made based on social vulnerability,
namely: population density, gender ratio, poverty ratio, difable ratio, and age group ratio. A
disaster risk map is a thematic map that contains information on the magnitude of losses,
namely loss of life, damage to property, and disruption to economic loss due to a disaster.
The basic concept of disaster risk is a function of the hazards that occur in an area that has
a susceptible condition. The villages that have the widest high-risk areas for earthquakes in
Cinangka District are Bantarwaru Village, Kubang Baros Village, Cikolelet Village, Umbul
Tanjung Village, while Padarincang District is Cibojong Village. Most of the villages with high
risk of earthquakes are in the southwest part which is also included in the high-level
earthquake hazard zone map. Information on the risk of earthquake disasters in Serang
District can be used as a reference in preparing action plans for earthquake risk reduction at
every stage of the condition (prevention, adaptation, mitigation, and preparedness), as well
as a more effective and integrated development planning process in reducing the impact of
casualties both life and property that may occur.

Keywords: erthquake, risk, Serang, disaster risk reduction

ABSTRAK
Kabupaten Serang merupakan bagian dari kawasan Selat Sunda, terletak di antara dua
lempeng dunia yaitu Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia yang menghasilkan
salah satu aktivitas tektonik dan kegempaan yang sangat tinggi. Data peta percepatan
puncak tanah sangat penting digunakan dalam analisis bahaya gempabumi. Peta
kerentanan dibuat berdasarkan kerentanan sosial, yaitu: kepadatan penduduk, rasio jenis
kelamin, rasio kemiskinan, rasio disabilitas dan rasio kelompok umur. Peta risiko bencana
merupakan peta tematik yang berisi informasi terhadap besar kerugian, yaitu kehilangan
nyawa, kerusakan harta benda, dan gangguan pada kegiatan ekonomi akibat suatu
bencana. Konsep dasar risiko bencana merupakan fungsi dari bahaya yang terjadi pada
suatu daerah yang memiliki kondisi rentan. Desa-desa yang mempunyai wilayah berisiko
tinggi gempabumi terluas di Kecamatan Cinangka terdapat di Desa Bantarwaru, Desa
Kubang Baros, Desa Cikolelet, Desa Umbul Tanjung, sedangkan di Kecamatan Padarincang
terdapat di Desa Cibojong. Sebagian besar dari desa-desa yang berisiko tinggi terhadap
gempabumi ada di bagian barat daya yang juga termasuk ke dalam peta zona bahaya
tingkat tinggi gempabumi. Informasi risiko bencana gempabumi di Kabupaten Serang bisa
dijadikan acuan dalam menyusun rencana tindak pengurangan risiko bencana gempabumi
dalam setiap tahapan kondisi (pencegahan, adaptasi, mitigasi, dan kesiapsiagaan), serta
proses perencanaan pembangunan yang lebih efektif dan terintegrasi dalam mengurangi
dampak korban baik jiwa maupun harta yang mungkin terjadi.

Kata kunci: gempa, risiko, Serang, pengurangan risiko bencana

114 Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635), Vol. 4 No. 2


Heru Sri Naryanto: Analisis Risiko Bencana Gempa Di Kabupaten Serang

I. PENDAHULUAN Sareweh, Formasi Badui, Formasi Cimanceuri,


dan Formasi Cikotok. Secara umum diketahui,
1.1. Latar Belakang Permasalahan bahwa sebagian besar wilayah ini terdiri dari
batuan volkanik dengan endapan permukaan
Kabupaten Serang terletak di bagian barat yang sebagian besar berada di pantai utara dan
laut Provinsi Banten, secara administratif dibagi bagian timur Kabupaten Serang.
menjadi 29 kecamatan dan 326 desa. Luas Gempa merupakan bencana alam yang
wilayah Kabupaten Serang adalah 1.467,35 masih sangat sulit dan kompleks untuk
2
km , berada pada ketinggian 0 sampai 1.778 m diprediksi sampai sekarang ini, kapan tepatnya
dpl, dan pada umumnya didominasi oleh bencana tersebut akan terjadi. Berkaca dari
morfologi yang relatif datar hingga sedikit pengalaman kejadian gempa-gempa besar yang
bergelombang (BPS Kab. Serang, 2018; melanda di Indonesia akhir-akhir ini, memberi
Pemerintah Kab. Serang, 2019). pembelajaran bahwa upaya mitigasi, adaptasi,
Kabupaten Serang terletak di kawasan dan kesiapsiagaan harus dilakukan lebih baik
Selat Sunda. Selat Sunda merupakan bagian lagi sehingga dampak dari korban baik jiwa
dari kepulauan Indonesia yang memiliki kondisi maupun harta bisa diminimalkan (Naryanto,
geologi yang unik, terletak di antara dua 2008).
lempengan besar yaitu Lempeng Indo-Australia Risiko bencana gempa sangat ditentukan
di selatan dan Lempeng Eurasia di utara. oleh kepadatan penduduk dan infrastruktur yang
Penunjaman antara kedua lempeng tersebut telah dibangun pada suatu wilayah yang telah
menghasilkan salah satu aktivitas kegempaan dinyatakan rawan terhadap bahaya gempa
paling aktif di dunia (Candra et al., 2017). Kondisi (Soehaimi, 2008). Kabupaten Serang termasuk
tektonik di kawasan Selat Sunda sangat aktif salah satu wilayah yang mempunyai
dan banyak kejadian gempa yang bersumber di infrastruktur dan penduduk padat yang berada
kawasan tersebut. Lempeng Indo-Australia yang pada zona potensi bahaya gempa.
bertumbukan dan menunjam masuk ke dalam Menurut UU No 24 Tahun 2007, diharapkan
Lempeng Eurasia membentuk zona penunjaman penanggulangan bencana dapat dilakukan
antar lempeng (subduksi) dan patahan-patahan dengan lebih terarah, menyeluruh, efisien,
aktif. Keberadaan zona subduksi serta patahan terpadu, serta terkoordinasi dengan baik
aktif yang terbentuk terjadi kawasan Selat dengan dibentuknya BNPB di tingkat pusat dan
Sunda, bisa berfungsi sebagai sumber gempa BPBD di daerah. Dengan mengoptimalkan
yang menyebabkan banyak gempa terjadi di peran BPBD, maka sangat dibutuhkan data
kawasan tersebut (Handayani & Harjono, 2008; kajian terhadap aspek kebencanaan dalam
Naryanto, 2008). setiap rencana pembangunan mulai dari yang
Hampir setiap saat gempa terjadi di bersifat makro-politis sampai dengan yang
Indonesia bagian barat, baik yang dirasakan bersifat mikro-teknis (Naryanto, 2017; Naryanto,
manusia maupun yang tercatat oleh instrumen 2019a, 2019b). Dalam tulisan ini dikaji risiko
pencatat gempa. Gempa yang dianggap bencana gempabumi di Kabupaten Serang,
merusak sering terjadi dengan besaran lebih sebagai data dan informasi yang diharapkan
dari 5 Skala Richter (SR). Sampai pada dekade menjadi acuan dalam proses perencanaan
awal abad 21, di Indonesia bagian barat telah pembangunan serta kegiatan pengurangan
banyak sekali terjadi gempa merusak yang risiko bencana yang lebih efektif dan
sebagian diantaranya bahkan diikuti oleh terintegrasi untuk mengurangi dampak korban
gelombang tsunami yang dahsyat (Naryanto, jiwa maupun harta yang mungkin terjadi.
2003; Naryanto, 2008).
Menurut Rusmana dkk. (1991), bagian II. BAHAN DAN METODE
selatan Kabupaten Serang terdiri atas batuan
sedimen, batuan gunungapi, batuan terobosan 2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
dan endapan aluvium yang berumur mulai
Miosen awal hingga Resen, dengan satuan Penelitian kegiatan dilakukan di Kabupaten
tertua daerah ini adalah Formasi Bayah yang Serang, Provinsi Banten. Penelitian dilakukan
berumur Eosen. Formasi Bayah terdiri dari tiga selama 8 bulan, dari bulan Maret sampai
anggota yaitu anggota konglomerat, November 2017.
batulempung, dan batugamping. Selanjutnya
adalah Formasi Cicarureup, Formasi Cijengkol,
Formasi Citarate, Formasi Cimapang, Formasi

Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635), Vol. 4 No. 2 115


Heru Sri Naryanto: Analisis Risiko Bencana Gempa Di Kabupaten Serang

2.2. Metode Pengumpulan Data mengenai potensi bahaya gempabumi di


Kabupaten Serang dituangkan ke dalam peta
Metode pengumpulan data di Kabupaten potensi bahaya gempabumi, dengan dasar
Serang dilaksanakan sebagai berikut: utama menggunakan data peta puncak
a. Koordinasi dengan instansi terkait, percepatan tanah (peak ground
b. Pengumpulan data sekunder dan referensi acceleration/PGA) yang dikeluarkan oleh
terkait, Kementerian PU (2017). Pertimbangan
c. Pengumpulan data primer langsung di berbagai parameter lain dalam menentukan
lapangan, zonasi gempabumi tersebut adalah sebagai
d. Pengolahan dan analisis data secara berikut:
spasial, kualitatif, dan kuantitatif, a. DEM SRTM 90 meter,
e. Validasi data, b. Data seismisitas NEIC USGS (kekuatan
f. Penyusunan dokumen peta bahaya, atau energi, jarak episentrum, interval,
kerentanan, dan risiko gempabumi, kondisi bawah tanah),
g. Evaluasi data, c. Peta geologi dari Badan Geologi skala
h. Penyelesaian data, 1:250.000,
i. Penyusunan rencana tindak. d. Data kegempaan dari BMKG,
e. Zona lempeng tektonik,
2.3. Metode Analisis Data f. Sejarah kegempaan,
g. Kondisi patahan-patahan sekunder yang
Metodologi yang digunakan analisis terdapat di Kabupaten Serang,
risiko bencana gempabumi di Kabupaten h. Survei lapangan,
Serang dilakukan melalui analisis teknis dengan i. Analisis data.
menggunakan bantuan perangkat lunak
extension spatial analyst pada software ArcGIS Kerentanan adalah suatu kondisi dari
10.6. Analisis peta dengan melakukan pengolahan suatu komunitas atau masyarakat yang
data kontur rupabumi BIG Skala 1: 25.000 melalui mengarah atau menyebabkan
software Global Mapper. ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman
bencana. Kerentanan objek yang terancam
2.4. Metode Pembuatan Peta Bahaya, bencana dihitung berdasarkan kerentanan
Kerentanan, dan Risiko Bencana sosial. Kerentanan sosial terbentuk dari
Gempabumi parameter kepadatan penduduk dan kelompok
rentan. Kelompok rentan meliputi: rasio jenis
Sebagai dasar utama dalam menentukan kelamin, rasio kelompok umur rentan, rasio
zonasi bahaya, kerentanan, dan risiko penduduk miskin, serta rasio penduduk cacat
bencana gempabumi secara umum adalah (BNPB, 2016) (Tabel 1). Analisis secara
dengan menggunakan Peraturan Kepala BNPB spasial, masing-masing nilai parameter
No. 02 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum didistribusikan dalam wilayah permukiman per
Pengkajian Risiko Bencana (BNPB, 2012) dan desa dalam bentuk grid raster (piksel)
peta risiko bencana (BNPB, 2016). Metodologi berdasarkan data kependudukan yang ada.

Tabel 1. Tabel Skoring Kerentanan Sosial (BNPB, 2016).

Kelas
Parameter Bobot
Rendah Sedang Tinggi
5 – 10 > 10
Kepadatan Penduduk 60 < 5 jiwa/ha
jiwa/ha jiwa/ha
Kelompok Rentan
Rasio Jenis Kelamin (10%) >40 20 – 40 <20
Rasio Kelompok Umur Rentan (10%)
40
Rasio Penduduk Miskin (10%) <20 20 – 40 >40
Rasio Penduduk Cacat (10%)

116 Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635), Vol. 4 No. 2


Heru Sri Naryanto: Analisis Risiko Bencana Gempa Di Kabupaten Serang

Peta risiko bencana adalah peta tematik berkisar 6-7 cm/tahun. Bentuk geometri
yang berisi informasi mengenai besar kerugian Sumatra dan Jawa, menunjukkan penunjaman
(kerusakan harta benda, kehilangan nyawa, berarah normal terhadap Pulau Jawa dan
serta gangguan terhadap kegiatan ekonomi berarah miring terhadap Pulau Sumatra.
yang diderita akibat suatu bencana). Potensi Gempa di zona subduksi terjadi oleh
bahaya yang ada pada suatu daerah tidak tegasan yang terakumulasi akibat kontak
harus menimbulkan risiko bencana. Konsep gesekan antara kedua lempeng tektonik. Pada
dari risiko bencana adalah fungsi dari bahaya patahan slip selama terjadinya gempa, tegasan
(hazard) yang terjadi pada suatu daerah yang yang terakumulasi pada batas lempeng di
mempunyai kondisi rentan (vulnerable). dalam zona rupture akan terlepaskan
Kerentanan adalah kondisi ketidakmampuan seluruhnya atau sebagian (Yudicara dan
dalam menghadapi bahaya seperti keadaan Budiono, 2008). Gempa yang berasal dari
sosial masyarakat, kerapuhan ekonomi, kegiatan penunjaman terkonsentrasi di wilayah
infrastruktur, dan keadaan lingkungan. sebelah barat daya Selat Sunda dengan
Sedangkan kapasitas merupakan kekuatan kekuatan mulai dari yang bersifat mikro hingga
atau sumberdaya dalam menghadapi bencana makro (<3 Mw sampai >6 Mw), kedalaman
(budaya sadar bencana, kesiapan masyarakat, yang bervariasi: dangkal (<50 km), hingga
dan kebijakan) (BNPB, 2012; BNPB, 2016). menengah (120 km), dan dalam (>120 km).
Fungsi dari risiko bencana dapat Sementara itu, untuk gempa tektonik yang
digambarkan sebagai berikut: berasal dari patahan aktif biasanya
mempunyai kedalaman dangkal (<30 km) dan
Risiko = Bahaya x Kerentanan berkekuatan <6 SR (Soehaimi et al., 2019).
Kapasitas Data sejarah kegempaan dianalisis dari
situs USGS (United States Geological Survey)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN bagian National Earthquake Information Center
(NEIC) (USGS, 2017). Hasil analisis tersebut
3.1. Analisis Kegempaan di Kabupaten dapat memberikan informasi berupa sejarah
Serang dan Sekitarnya gempa dalam radius yang diinginkan untuk
satu lokasi. Dengan memasukkan data sekitar
Gempa sering terjadi di wilayah Kabupaten Serang yang berupa gempa
Kabupaten Serang, disebabkan karena wilayah dengan kekuatan 4 sampai 7 SR selama 20
tersebut terletak pada zona batas dua lempeng tahun terakhir dari tahun 1997-2017, hasilnya
besar, yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng bisa dilihat pada Gambar 1.
Indo-Australia. Pergerakan tektonik
antarlempeng bumi ini menyebabkan
deformasi pada batas lempeng, pembentukan
patahan-patahan aktif baik di wilayah daratan
maupun di dasar lautan. Batas lempeng dan
patahan-patahan aktif ini menjadi sumber dari
gempa-gempa tektonik yang dapat
menimbulkan bencana terhadap masyarakat di
kawasan tersebut (Naryanto, 2008; Candra et
al., 2017).
Pendapat tersebut telah diperkuat oleh
Harjono et al. (1991), yang memberikan bukti-
bukti bahwa dua dari tiga zona kegempaan Gambar 1. Gempa dengan Kekuatan 4-7 SR di
dikerak bagian atas mengelompok di bawah Sekitar Kabupaten Serang Selama 20 Tahun
kompleks Krakatau dan Graben Semangko. Terakhir dari Tahun 1997-2017 (Sumber: NEIC
Zona tersebut bersifat tektonik dan dapat Earthquake Search Results, USGS Earthquake
dihubungkan dengan tarikan di dalam Selat Data Base)
Sunda. Hasil analisis stress tensor oleh
Wilson et al. (1998), menunjukkan tarikan ke Berdasarkan peta percepatan puncak di
arah N130°E, searah dengan zona Sesar batuan dasar SB untuk probabilitas 10%
Sumatra. Sementara Lempeng Indo-Australia di terlampaui dalam 50 tahun yang dikeluarkan
sekitar Palung Sunda bergerak kurang lebih ke oleh Kementerian PU (2017), Kabupaten
arah utara (N3°E) dengan kecepatan relatif Serang sebagian besar mempunyai harga PGA

Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635), Vol. 4 No. 2 117


Heru Sri Naryanto: Analisis Risiko Bencana Gempa Di Kabupaten Serang

antara 0,2-0,4 g dan sebagian kecil di daerah terjadi kerusakan yang cukup berarti pada
selatan termasuk dalam skala 0,4-0,5 g. bangunan yang didirikan dengan desain buruk,
Menurut klasifikasi dari USGS, skala 0,2-0,4 g beberapa cerobong rusak, dirasakan oleh
termasuk moderate (sedang) sampai sedang- orang yang sedang mengendarai motor.
tinggi setara dengan skala MMI VII-VIII, Sedangkan skala sedang sampai tinggi
sedangkan skala 0,4-0,5 g termasuk klasifikasi mempunyai besaran MMI sekitar skala VIII.
sedang-tinggi (skala MMI VIII) (Gambar 2 dan Pada besaran skala VIII MMI, gambaran
3). kerusakan yang mungkin terjadi adalah
terjadinya sedikit kerusakan pada struktur yang
didesain khusus. Beberapa bagian dari
bangunan (dengan kualitas rata-rata) roboh.
Kerusakan hebat pada bangunan berstruktur
buruk, sementara cerobong, tumpukan barang,
monumen, dinding roboh.
Besaran tingkatan kegempaan tergantung
jarak terhadap sumber gempa dan kondisi
batuan setempat. Batuan yang kuat
mempunyai daya tahan terhadap goncangan
gempabumi yang mengenai wilayah tersebut.
Sumber gempa yang bisa menyebabkan
goncangan di Kabupaten Serang berasal dari
gesekan pada zona subduksi di Kawasan Selat
Sunda, selatan Jawa maupun barat Sumatra.
Patahan-patahan aktif juga banyak terjadi di
Gambar 2. Kabupaten Serang Sebagian Besar sekitar Kabupaten Serang. Banyaknya
Mempunyai Harga PGA antara 0,2-0,4 g patahan-patahan aktif yang berada di zona
Berdasarkan Peta Percepatan Puncak yang subduksi tersebut serta patahan aktif yang
Dikeluarkan oleh Kementerian PU (2017) terdapat di sekitar akan bisa memicu terjadinya
goncangan dan kerusakan yang lebih tinggi.
Berdasarkan klasifikasi besar getaran Selain gempabumi, Kabupaten Serang
gempabumi dari Skala Intensitas Mercalli juga berpotensi terhadap tsunami, yaitu
Modifikasi (Modified Mercalli Intensity/MMI) Kecamatan Anyar dan Kecamatan Cinangka
dan USGS, maka tingkat bahaya goncangan yang berhadapan langsung dengan Selat
gempabumi dapat dilakukan klasifikasi. Pada Sunda. Sementara di wilayah pantai utara
skala Intensitas Mercalli Modifikasi, terlihat meliputi kecamatan-kecamatan: Pulo Ampel,
bahwa skala VI MMI merupakan batas Bojonegara, Kramatwatu, Pontang, Tirtayasa,
permulaan dari adanya kerusakan (kecil). dan Tanara (Naryanto, 2019).
Disebutkan bahwa goncangan dalam skala VI
MMI dapat dirasakan oleh semua orang, 3.2. Peta Bahaya Gempabumi
sebagian besar ketakutan dan lari keluar,
susah berdiri tegap, jendela dan beberapa Dari hasil analisis bahaya gempabumi yang
perkakas gelas pecah, rak buku dan perkakas telah dilakukan, diketahui bahwa zona bahaya
lain terguling dan sedikit plester tembok mulai gempabumi tinggi di Kabupaten Serang terdapat
terkelupas. Klasifikasi VI MMI ini ekuivalen di bagian barat daya, yaitu di sebagian
dengan besar percepatan tanah puncak di kecamatan-kecamatan Cinangka, Padarincang,
permukaan sebesar 9,2 –18 %g (0,092–0,18 g) Ciomas, Mancak dan Anyar. Sedangkan zona
dan diklasifikasikan oleh USGS ke dalam bahaya gempabumi sedang terdapat hampir
tingkat kerusakan ringan. menyeluruh pada kecamatan di Kabupaten
Pada besaran skala VII MMI menurut Serang. Daerah zona bahaya gempabumi tinggi
klasifikasi skala Intensitas Mercalli Modifikasi, mempunyai luas 20.408 ha, dan daerah bahaya
gambaran kerusakan yang mungkin terjadi sedang mempunyai luas 125.787 ha. Bila dilihat
adalah bangunan sulit berdiri, furniture rusak, pada tingkatan kecamatan, diketahui bahwa dari
kerusakan sedikit pada bangunan dengan 29 kecamatan yang ada di Kabupaten Serang,
desain dan konstruksi yang baik, terjadi ternyata hanya ada 5 kecamatan yang
kerusakan ringan sampai sedang untuk rata- mempunyai area berbahaya tinggi. Adapun ke 5
rata bangunan yang dibangun secara baik, kecamatan tersebut, dimulai dari luasan

118 Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635), Vol. 4 No. 2


Heru Sri Naryanto: Analisis Risiko Bencana Gempa Di Kabupaten Serang

terbesar adalah Kecamatan Cinangka dengan Kecamatan Anyar seluas 845 ha (Gambar 4)
area berzona bahaya tinggi seluas 11.221 ha, (BPPT-BPBD Kab. Serang, 2017; Naryanto &
Padarincang 6.046 ha, Kecamatan Ciomas Zahro, 2017).
2.812 ha, Kecamatan Mancak 324 ha, dan

Gambar 3. Skala Besaran PGA (g) Kesetaraannya dengan Besaran Intensitas (MMI), Kabupaten Serang
Termasuk Skala VII-VIII (Sumber: USGS, 2017)

Gambar 4. Peta Bahaya Gempabumi Kabupaten Serang (Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017)

3.3. Peta Kerentanan dengan bobot kepadatan penduduk (60%), dan


kelompok rentan ( rasio jenis kelamin, rasio
Pembuatan peta kerentanan dalam penduduk miskin, dan rasio usia
kegiatan ini digunakan kerentanan sosial. ketergantungan) (40%). Peta kerentanan total
Indikator yang digunakan untuk kerentanan sosial didapatkan dari hasil overlay keempat peta
adalah kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, tersebut yang ditunjukkan pada Gambar 5.
rasio kemiskinan, rasio orang cacat dan rasio
kelompok umur. Sumber informasi yang 3.4. Peta dan Analisis Risiko Gempabumi di
digunakan untuk analisis kerentanan terutama Kabupaten Serang
berasal dari data terkini Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serang Dalam Untuk mengurangi dampak gempabumi ini,
Angka (BPS Kabupaten Serang, 2018) dapat dilakukan dengan melakukan kajian risiko
Peta kerentanan Kabupaten Serang dibuat terhadap daerah yang rawan gempabumi.
dari peta-peta kerentanan kepadatan penduduk, Melalui kajian risiko ini akan diketahui daerah
rasio jenis kelamin, rasio penduduk miskin, dan mana saja yang mempunyai tingkat risiko tinggi,
rasio usia ketergantungan. Peta kerentanan yang nantinya bisa dilakukan prioritas-prioritas
merupakan gabungan dari 4 peta tersebut penanganannya. Dari kajian risiko ini pula akan

Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635), Vol. 4 No. 2 119


Heru Sri Naryanto: Analisis Risiko Bencana Gempa Di Kabupaten Serang

diketahui faktor apa saja yang menyebabkan risiko yang muncul, akan dapat dilakukan
tingginya risiko yang ada. Selanjutnya dengan tindakan penurunan risiko yang ada.
mengetahui faktor utama penyumbang tingginya

Gambar 5. Peta Kerentanan Kabupaten Serang (Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017)

Masalah risiko bencana, biasanya besar dari faktor tingkat bahayanya, sedangkan
melibatkan tiga faktor utama, yaitu bahaya, untuk tingkat risiko sedang yang tersebar di
kerentanan dan kapasitas. Analisis risiko bagian lain adalah akibat dari kontribusi faktor
bencana gempabumi di Kabupaten Serang ini kerentanan sosialnya.
tidak memasukkan parameter kapasitas daerah. Bila dilihat secara lebih detil, berdasarkan
Analisis risiko yang dilakukan di sini hanya akan analisis risiko gempabumi yang telah dibuat,
mempertimbangkan faktor bahaya dan faktor wilayah Kabupaten Serang memiliki daerah
kerentanan terutama kerentanan sosial yang berisiko tinggi seluas 42.142 ha, berisiko sedang
meliputi jumlah penduduk, rasio umur rentan, 80.963 ha dan yang berisiko rendah seluas 22.520
rasio kemiskinan dan lain sebagainya. ha. Kecamatan yang memiliki luasan daerah
Analisis risiko bencana gempabumi berisiko tinggi terbesar adalah Kecamatan
melibatkan parameter bahaya dan kerentanan. Cinangka yaitu seluas 11.201 ha, sedangkan
Dengan memakai prinsip perhitungan, kecamatan yang tidak mempunyai wilayah risiko
ditetapkan nilai risiko yang dihasilkan tinggi ada 2, yaitu Kecamatan Gunungsari dan
diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu tingkat Kecamatan Pontang. Bila diambil 5 urutan
risiko rendah, sedang, dan tinggi dan dituangkan kecamatan yang mempunyai area berisiko tinggi,
dalam bentuk peta risiko bencana gempabumi secara berturutan adalah Kecamatan Cinangka,
(Gambar 6). Kabupaten Serang dengan 29 Padarincang (6.207 ha), Ciomas (2.954 ha), Petir
kecamatan mempunyai luas wilayah 145.623 (2.822 ha) dan yang ke 5 adalah Kecamatan
ha. Persebaran daerah berisiko tinggi hanya Kramatwatu (2.213 ha).
terdapat di bagian barat daya dari wilayah Berdasarkan tingkatan wilayah desa, desa
Kabupaten Serang. Hal ini hampir berhimpit yang mempunyai luas wilayah berisiko tinggi
dengan sebaran zona bahaya tingkat tinggi. terluas adalah Desa Bantarwaru, Kecamatan
Daerah berisiko sedang dan rendah, hampir Cinangka (1.417 ha), Desa Kubang Baros,
tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Serang Kecamatan Cinangka (1.373 ha), Desa
secara sporadis merata. Melihat sebaran ini, Cikolelet, Kecamatan Cinangka (1.176 ha),
menunjukkan bahwa tingginya risiko yang ada di Desa Umbultanjung, Kecamatan Cinangka
sisi bagian barat daya adalah akibat kontribusi (1.143 ha), dan Desa Cibojong, Kecamatan

120 Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635), Vol. 4 No. 2


Heru Sri Naryanto: Analisis Risiko Bencana Gempa Di Kabupaten Serang

Padarincang (1.074 ha). Ternyata sebagian bagian barat daya yang termasuk ke dalam
besar dari kelurahan yang berisiko tinggi ada di zona bahaya tingkat tinggi.

Gambar 6. Peta Risiko Bencana Gempabumi di Kabupaten Serang (Sumber: Hasil Pengolahan Data,
2017)

3.5. Rencana Tindak dalam Pencegahan, e. Pengelolaan lingkungan hidup yang


Mitigasi, dan Kesiapsiagaan Bencana berwawasan risiko bencana gempabumi,
Gempabumi di Kabupaten Serang f. Peningkatan aksesibilitas bangunan strategis
dan penting di daerah rawan agar memenuhi
Data dan informasi mengenai peta bahaya, standar kedaruratan bencana gempabumi,
peta kerentanan dan peta risiko bencana g. Menyusun standarisasi keandalan bangunan
gempabumi di Kabupaten Serang bisa untuk gedung yang dapat dijadikan dasar bagi
menjadi acuan dalam upaya pengurangan risiko perizinan bangunan gedung (IMB).
bencana. Berikut adalah beberapa rencana
tindak untuk pengurangan risiko bencana 3.5.2. Kesiapsiagaan
gempabumi dalam setiap tahapan kondisi Pemerintah Kabupaten Serang perlu
(pencegahan, adaptasi, mitigasi, dan melakukan beberapa kegiatan kesiapsiagaan
kesiapsiagaan) yang bisa dilakukan oleh yang antara lain adalah:
Pemerintah Kabupaten Serang. a. Melakukan analisis hasil pengamatan gejala
bencana gempabumi,
3.5.1. Pencegahan, Adaptasi, dan Mitigasi b. Pengambilan keputusan status ancaman
Bencana bencana gempabumi,
Kaitannya dengan pencegahan, adaptasi, c. Penyebarluasan informasi tentang
dan mitigasi bencana, Pemerintah Kabupaten peringatan bencana gempabumi,
Serang perlu melakukan beberapa kegiatan d. Pelaksanaan tindakan terhadap ancaman
yang antara lain adalah: bencana gempabumi,
a. Pengenalan dan pemantauan risiko bencana e. Penyusunan mekanisme kesiapsiagaan dan
gempabumi, penanggulangan bencana gempabumi,
b. Penerapan upaya mitigasi struktural dan non- f. Penyusunan dan uji coba rencana
struktural bencana gempabumi, penanggulangan kedaruratan gempabumi,
c. Penetapan tata ruang dan tata guna lahan g. Penyuluhan, pelatihan, dan gladi mekanisme
berbasis risiko bencana gempabumi, tanggap darurat gempabumi,
d. Pengaturan pembangunan dan tata bangunan h. Pemasangan, sosialisasi, dan pengujian
(building code) berbasis risiko bencana sistem peringatan dini gempabumi,
gempabumi,

Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635), Vol. 4 No. 2 119


Heru Sri Naryanto: Analisis Risiko Bencana Gempa Di Kabupaten Serang

i. Penyiapan lokasi evakuasi dan jalur-jalur BNPB. 2016. Buku Risiko Bencana Indonesia.
evakuasi, BPPT-BPBD Kabupaten Serang. 2017. Master
j. Sosialisasi bencana gempabumi (BPPT- Plan dan Action Plan Kebencanaan
BPBD Kabupaten Serang, 2017). Kabupaten Serang, Laporan, tidak diterbitkan.
BPS Kabupaten Serang. 2018. Kabupaten
Serang Dalam Angka 2018.
IV. KESIMPULAN Candra, A.D., B.J. Santosa, and G. Rachman.
2017. Seismic Anisotropy Analysis Beneath
Kabupaten Serang yang merupakan bagian Sumatra Revealed by Shear-Wave Splitting.
dari kawasan Selat Sunda. Kawasan tersebut Indonesian Journal on Geoscience, 4 (3),
terletak di antara dua lempeng dunia, yaitu p.169-179. DOI: 10.17014/ijog.4.3.169-179;
Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia Handayani, L. dan H. Harjono. 2008.
yang menghasilkan salah satu aktivitas tektonik Perkembangan Tektonik Daerah Busur Muka
dan kegempaan yang sangat tinggi. Selat Sunda dan Hubungannya dengan Zona
Hasil analisis bahaya gempabumi, zona Sesar Sumatra. Jurnal Riset Geologi dan
bahaya gempabumi tinggi di Kabupaten Serang Pertambangan 18(2): 31-40.
terdapat di bagian barat daya, yaitu di sebagian Harjono, H., M. Diament, J. Dubois, M. Larue,
kecamatan-kecamatan Cinangka, Padarincang, M.T. Zen. 1991. Seismicity of the Sunda Strait:
Ciomas, Mancak, dan Anyar. Analisis Evidence for Crustal Extension and
kerentanan dengan menggunakan kerentanan Volcanological Implication, Tectonics 10 (1):17–
sosial, sebagai parameter adalah kepadatan 30.
penduduk, rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, Kementerian Pekerjaan Umum. 2017. Peta
rasio orang cacat, dan rasio kelompok umur. Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun
Analisis risiko bencana gempabumi melibatkan 2017.
parameter bahaya dan kerentanan, Naryanto, H.S. 2003. Mitigasi Kawasan Pantai
diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu tingkat Selatan Kota Bandar Lampung, Propinsi
risiko rendah, sedang, dan tinggi. Lampung Terhadap Bencana Tsunami.
Kecamatan yang mempunyai luas risiko Jurnal Alami. 8(2): 28-32.
tertinggi adalah Kecamatan Cinangka. Naryanto, H.S. 2008. Analisis Potensi Kegempaan
Berdasarkan tingkatan wilayah desa, desa yang dan Tsunami di Kawasan Pantai Barat
mempunyai luas wilayah berisiko tinggi terluas Lampung Kaitannya dengan Mitigasi dan
adalah Desa Bantarwaru, Kecamatan Cinangka Penataan Kawasan, Jurnal Sains dan
(1.417 ha), Desa Kubang Baros, Kecamatan Teknologi Indonesia. 10(2): 71-77.
Cinangka (1.373 ha), Desa Cikolelet, Naryanto, H.S. 2017. Potensi Gempa dan
Kecamatan Cinangka (1.176 ha), Desa Tsunami di Kabupaten Banggai Laut, Provinsi
Umbultanjung, Kecamatan Cinangka (1.143 ha), Sulawesi Tengah. Jurnal Sains dan Teknologi
serta Desa Cibojong, Kecamatan Padarincang Mitigasi Bencana. 12(2): 46-60.
(1.074 ha). Naryanto, H.S. 2019a. Analisis Bahaya
Analisis risiko bencana gempabumi di Kerentanan dan Risiko Bencana Tsunami di
Kabupaten Serang sangat diperlukan dalam Provinsi Papua Barat. Jurnal Alami 3(1): 10-
menyediakan data dan informasi kebencanaan. 20.
Data dan informasi tersebut menjadi acuan Naryanto, H.S. 2019b. Kajian Bahaya Tsunami di
untuk rencana tindak dalam pengurangan risiko Pantai Utara Kabupaten Serang, Jurnal Alami.
bencana gempabumi dalam setiap tahapan 3(2): 112-121
kondisi (pencegahan, adaptasi, mitigasi, dan Naryanto, H.S & Q. Zahro. 2017. Pembuatan Peta
kesiapsiagaan), serta proses perencanaan Bahaya, Kerentanan dan Risiko Bencana
pembangunan yang lebih efektif dan terintegrasi Gempabumi Kabupaten Serang. Laporan, tidak
untuk mengurangi dampak korban jiwa maupun dipublikasikan.
harta yang mungkin terjadi. Pemerintah Kabupaten Serang. 2019. Perubahan
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun
DAFTAR PUSTAKA 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Tahun 2011-2031.
BNPB. 2012. Peraturan Kepala Badan Nasional Rusmana, E., K. Suwitodirdjo, Suharsono. 1991.
Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun Peta Geologi Lembar Serang Skala
2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian 1:100.000. Pusat Penelitian dan
Risiko Bencana. Pengembangan Geologi, Bandung.

122 Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635), Vol. 4 No. 2


Heru Sri Naryanto: Analisis Risiko Bencana Gempa Di Kabupaten Serang

Soehaimi, A. 2008. Seismotektonik dan Potensi


Kegempaan Wilayah Jawa. Jurnal Geologi
Indonesia, 3(4): 227-240
Soehaimi, A., Y. Sopyan, R.M. Wahyudiono dan
R. Isnu Sulistyawan. 2019. Seismotektonik
dan Potensi Bencana Gempabumi Selat
Sunda dan Sekitarnya, dalam Moch.
Wachyudi Memed, M.W., A. Soehaimi, H.
Gunawan. 2019. Dinamika Geologi Selat
Sunda Dalam Pembangunan
Berkelanjutan.pp 135-153.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana.
USGS, NEIC. 2017. Seismic Hazard of Western
Indonesia, Map Prepare by United State of
Geology Survey, URL
http://earthquake.usgs.gov/research/hazmap/
product_data/
Wilson, P., J. Rais, C. Reigber, E. Reinhart,
Ambrosius, B. a. C., Le Pichon, X., Kasser,
M., P. Suharto, D. A. Majid, D.P.A.H.O.B.H.
Yaakub, R. Almeda and C. Boonphakdee.
1998. Study Provides Data on Active Plate
Tectonics inSoutheast Asia Region.
Transactions American Geophysical Union,
79(45), p.545-549. DOI: 10.1029/98EO00398.
Yudhicara dan K. Budiono. 2008. Tsunamigenik
di Selat Sunda, Kajian Terhadap Katalog
Tsunami Soloviev. Jurnal Geologi Indonesia
3(4): 241-251.

Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635), Vol. 4 No. 2 123

You might also like