Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

26

DENTIN
JURNAL KEDOKTERAN GIGI
Vol V. No 1. April 2021

PENGARUH MANAJEMEN PERILAKU KOMBINASI TELL-SHOW-DO DAN


PENGGUNAAN GAME SMARTPHONE SEBELUM PROSEDUR PERAWATAN GIGI
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL ANAK
(Literature Review)
Sonia Dewi Maharani1, Nurdiana Dewi2, Ika Kusuma Wardani3
1)
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
2)
Departemen Kedokteran Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
3)
Departemen Kesahatan Gigi Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarmasin

ABSTRACT
Background : Anxiety and fear are factors that influence children's emotions so that they are less cooperative during
dental treatment process. Non-pharmacological methods can be used to overcome these problems, such as by tell-
show-do, modeling, enhancing control, voice control, behavior formation, distraction, and magic tricks. Smartphone
game applications are very popular among children since it provides an overview of the dental care experience
through various features available in it. Objective: To determine the effect of tell-show-do combination behavior
management and the use of smartphone games before dental procedures on children's dental anxiety levels. Method:
This research was literature review. Literature searches were performed through PubMed, Science Direct, and
Google Scholar. Results: There are 30 journals that meet the inclusion criteria, that are journals published in 2015-
2020, written in Indonesian and English, using objects of children aged 6-12 years, and available in full text. The
main interventions reviewed in the journal are the used of tell-show-do behavior management and game dentistry in
smart phone. Conslusion: The combination of tell-show-do behavior management and the use of smart phone games
had an effect on reducing children's anxiety levels.

Keywords: Behavior Management, Children Dental Anxiety, Game, Smartphone, Tell-Show-Do

ABSTRAK
Latar Belakang: Rasa cemas dan takut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi emosi anak sehingga kurang
kooperatif selama proses perawatan ketika berkunjung ke dokter gigi. Terdapat metode nonfarmakologi yang dapat
diberikan untuk menangani kecemasan anak, yaitu tell-show-do, modelling, meningkatkan kontrol, kontrol suara,
pembentukan perilaku, distraksi, dan trik sulap. Aplikasi game smartphone sangat disukai anak-anak karena dapat
memberikan gambaran pengalaman perawatan gigi dari berbagai fitur yang tersedia di aplikasi tersebut. Tujuan:
Mengetahui pengaruh manajemen perilaku kombinasi tell-show-do dan penggunaan game smartphone sebelum
prosedur perawatan gigi terhadap tingkat kecemasan dental anak. Metode: Menggunakan metode literature review
atau tinjauan pustaka. Penelusuran literatur dilakukan menggunakan PubMed, Science Direct, dan Google Scholar.
Hasil: Didapatkan 30 jurnal yang memenuhi kriteria inklusi yaitu jurnal yang terbit pada tahun 2015-2020, jurnal
berbahasa Indonesia dan Inggris, jurnal dengan subjek anak-anak usia 6-12 tahun, jurnal tersedia dalam bentuk full
text, intervensi utama yang ditelaah pada jurnal adalah penggunaan manajemen perilaku tell-show-do dan dentist game
smartphone. Kesimpulan: Manajemen perilaku kombinasi tell-show-do dan penggunaan game smartphone
berpengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan anak.

Kata kunci : Game, Kecemasan Dental Anak, Manajemen Perilaku, Smartphone, Tell-Show-Do

Correspondence : Sonia Dewi Maharani; Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Veteran
128B, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia.
E-mail author: [email protected]
27 Dentin (Jur. Ked. Gigi), Vol V. No 1. April 2021 : 26 - 31

PENDAHULUAN Penelusuran literatur dilakukan menggunakan PubMed,


Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun Science Direct, dan Google Scholar dengan
2018 menunjukkan bahwa prevalensi masalah gigi dan menggunakan kata kunci : children dental anxiety, tell-
mulut di Indonesia sebesar 57,6%. Prevalensi anak usia show-do, behavior management tell show do for children
5-9 tahun yang berobat ke dokter gigi sebesar 17,8%. dental anxiety, dentist game for children dental anxiety.
Tingginya angka anak yang tidak berobat ke dokter gigi Artikel dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu, terbitan
salah satunya disebabkan oleh kecemasan dental. dari tahun 2015-2020, jurnal penelitian berbahasa
Prevalensi kecemasan anak terhadap perawatan gigi dan Indonesia dan Inggris dengan subjek anak-anak usia 6-12
mulut di Indonesia mencapai 22%.1,2 tahun, jurnal tersedia dalam bentuk full text, intervensi
Kecemasan dental adalah keadaan tentang rasa takut utama yang ditelaah pada jurnal adalah penggunaan
terhadap perawatan gigi yang terjadi sebelum atau saat manajemen perilaku tell-show-do dan dentist game
dilakukan prosedur perawatan gigi. Kecemasan sering smartphone. Berdasarkan penelusuran literatur yang
terjadi pada kunjungan pertama ke dokter gigi. Rasa telah dilakukan, didapatkan 30 jurnal yang memenuhi
cemas dan takut menjadi salah satu faktor yang kriteria inklusi.
mempengaruhi emosi anak sehingga kurang kooperatif
selama proses perawatan ketika berkunjung ke dokter LITERATUR REVIEW
gigi.2,3
Menurut Allo et al (2016) kecemasan terhadap Kecemasan Dental
perawatan gigi dan mulut pada anak terjadi saat duduk di Kecemasan dental atau kecemasan pada praktik
dental chair, melihat peralatan kedokteran gigi, kedokteran gigi adalah keadaan tentang rasa takut
mendengar suara bur, dan berdasarkan pengalaman dari terhadap perawatan gigi yang terjadi sebelum atau saat
orang lain. Faktor lain yang mempengaruhi kecemasan dilakukan prosedur perawatan gigi. Berdasarkan
terhadap perawatan gigi dan mulut yaitu lingkungan, Marwansyah (2018), disebutkan bahwa anak dengan
operator atau dokter gigi dan peran orangtua. Pada kecemasan dental akan mengalami hambatan dalam
umumnya, anak memiliki tanggapan negatif mengenai perawatan gigi yang diberikan karena cenderung
perawatan gigi berdasarkan pengalaman orang lain menghindar dan menolak untuk dilakukan perawatan
sehingga anak tersugesti dan membawa pengalaman sehingga tidak kooperatif. Rasa cemas terhadap praktik
tersebut hingga dewasa.2,4 kedokteran gigi diekspresikan oleh anak dengan tidak
Anak cenderung tidak kooperatif dalam perawatan sabar, mudah menangis, memberontak, berteriak, dan
gigi dan mulut ketika cemas. Anak yang tidak kooperatif menjerit.3,8
akan menyulitkan dokter gigi dalam memberikan Kecemasan dental anak dipengaruhi oleh beberapa
perawatan, maka dari itu diperlukan suatu metode untuk faktor. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
menangani kecemasan anak. Terdapat metode Sagrang (2017), didapatkan bahwa beberapa faktor
nonfarmakologi yang dapat diberikan untuk menangani penyebab kecemasan dental yaitu pola asuh orang tua,
kecemasan anak, yaitu tell-show-do, modelling, pengalaman orang lain, operator atau dokter gigi, dan
meningkatkan kontrol, kontrol suara, pembentukan kondisi lingkungan praktik. Orang tua merupakan
perilaku, distraksi, dan trik sulap. Aplikasi game landasan pendidikan seorang anak yang menjadi contoh
smartphone sangat disukai anak-anak karena dapat dalam bertingkah laku. Terdapat tiga pola asuh orang tua,
memberikan gambaran pengalaman perawatan gigi dari yaitu demokratis, permisif, dan otoriter. Pola asuh orang
berbagai fitur yang tersedia di aplikasi tersebut. tua dapat menentukan sikap anak terhadap kecemasan
Penelitian Shah et al (2017) di India menggunakan dental, yaitu overprotective attitude, overindulgent
aplikasi game Kid Dentist untuk distraksi ketika attitude, overauthoritative attitude, dan rejecting/under
dilakukan prosedur perawatan gigi. Namun metode ini affectionate attitude.4,9,10
seringkali menimbulkan penurunan konsentrasi anak Faktor penyebab kecemasan selain dari pola asuh
terhadap instruksi dokter gigi saat dilakukan perawatan orang tua yaitu pengalaman orang lain. Kerabat atau
gigi.3,5,6,7 keluarga yang cemas terhadap perawatan gigi dan mulut
Berdasarkan uraian tersebut, masalahnya adalah sebelumnya dapat membuat anak menjadi cemas. Hal ini
kecemasan dental anak yang cukup tinggi, sehingga sering dijadikan sebagai konsekuensi apabila
perlunya penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk mengunjungi dokter gigi sehingga mengubah pola pikir
mengetahui pengaruh manajemen perilaku kombinasi - anak tentang perawatan gigi dan mulut. Penyebab
tell-show-do dan penggunaan game smartphone sebelum kecemasan lainnya adalah operator atau dokter gigi.
prosedur perawatan gigi terhadap tingkat kecemasan Sikap dokter gigi yang berhati-hati, ramah, dan sabar
dental anak. merupakan kunci agar anak tidak mengalami kecemasan
yang tinggi.4
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Manajemen Perilaku
literature review atau tinjauan pustaka. Data yang Menurut Wright and Kupietzy (2014), manajemen
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. perilaku adalah metode yang digunakan untuk mendapat
28

penerimaan anak terhadap perawatan pada dental chair. anak yang menghambat proses perawatan gigi tanpa efek
Manajemen perilaku merupakan metode non negatif jangka panjang. Meskipun terbukti efektif,
farmakologi. Pada manajemen perilaku, pengantar atau ekspresi wajah juga disarankan sebagai komponen
penjelasan mengenai perawatan yang akan dilakukan penting dari teknik ini.3
harus disampaikan dengan lembut dan dengan fasilitas
terbaik. Bagian terakhir dari manajemen perilaku adalah Modelling
menciptakan sikap positif pada anak.11 Modelling merupakan teknik mengamati perilaku
Manajemen perilaku adalah salah satu aspek dari orang lain yang mempelajari lingkungan terlebih dahulu
manajemen anak. Manajemen anak dapat dilakukan sebelum mengalaminya sendiri. Modelling dapat
dengan beberapa cara, yaitu mengamati anak-anak, digunakan dengan permodelan langsung atau dengan
berinteraksi dengan anak-anak, membaca buku tentang menonton model yang telah direkam sebelumnya.
manajemen perilaku, psikologi anak, metode praktis Permodelan langsung dapat dilakukan oleh keluarga
untuk berhubungan dengan anak-anak, saling berbagi pasien anak seperti ibu, ayah, atau saudaranya. 3
pengalaman klinis dengan orang-orang yang
mempraktikkan manajemen anak dalam kedokteran gigi, Pembentukan Perilaku dan Penguatan Positif
mengamati pekerjaan klinis dokter gigi anak/dokter gigi Campbell (2017) menyebutkan bahwa pembentukan
yang mahir dalam manajemen anak.11 perilaku adalah serangkaian langkah yang telah
ditentukan untuk mencapai perilaku yang diinginkan.
Tell-Show-Do Penguatan adalah suatu dorongan dari pola perilaku yang
Menurut Srivastava (2011), disebutkan bahwa diinginkan, sehingga meningkatkan kemungkinan
komunikasi kepada anak dalam perawatan gigi harus perilaku tersebut diulangi di masa depan. Penguatan
dengan bahasa yang dapat dimengerti dan lembut. Tell- paling positif yang dapat digunakan adalah rangsangan
show-do merupakan metode memperkenalkan prosedur sosial, misalnya ekspresi wajah, pujian, dan pelukan.3
perawatan gigi yang sangat efektif untuk membentuk
perilaku anak dan mengkondisikannya untuk menerima Distraksi
perawatan. Penting untuk menggunakan istilah yang Distraksi adalah suatu teknik untuk mengalihkan
tidak akan membuat anak menjadi takut. Anak harus tahu perhatian pasien anak dari perawatan yang sedang
hal yang diharapkan selama dilakukan perawatan.9 diberikan. Distraksi biasanya diberikan pada saat anak
Tell-show-do diawali dengan tell yaitu deskripsi sedang menjalani perawatan gigi sehingga membuat anak
singkat mengenai perawatan yang akan diberikan, mengalihkan perhatian anak. Misalnya distraksi visual-
misalnya topikal aplikasi fluor. Show adalah audio seperti menonton kartun. Contoh lain dari distraksi
mendemonstrasikan perawatan atau alat yang akan yaitu distraksi audio seperti musik atau buku audio.3
digunakan pada topikal aplikasi fluor. Do yaitu
melaksanakan perawatan. Tell-show-do efektif dalam Guided Imagery
mengurangi kecemasan anak usia 6-15 tahun dan anak Pada teknik ini, dokter gigi membantu pasien anak
yang baru pertama kali ke dokter gigi.3 memiliki lamunan untuk menciptakan keadaan relaksasi
atau tentang hal yang disukai anak dengan tiga tahap
Meningkatkan Kontrol yaitu: relaksasi, visualisasi, dan sugesti positif. Pasien
Berdasarkan Campbell (2017), disebutkan bahwa anak dapat memilih lamunan mereka sendiri atau
meningkatkan kontrol dapat dilakukan dengan dipandu oleh dokter.3
memberitahu pasien contoh sebuah sinyal yang
memungkinkan mereka untuk mengontrol situasi. Penguatan Negatif
Misalnya mengangkat tangan sebagai sinyal untuk Berdasarkan Campbell (2017), disebutkan bahwa
berhenti. Dokter gigi harus merespon cepat setiap kali penguatan negatif merupakkan penguatan perilaku
sinyal ini diberikan. Teknik ini dapat dilakukan untuk dengan menghilangkan rangsangan yang menurut pasien
mengurangi rasa sakit saat perawatan gigi, termasuk tidak menyenangkan. Contoh paling umum adalah ketika
penyuntikan. Ada sesi istirahat pada saat dilakukan anak mulai menunjukkan perilaku negatif, orang tua atau
perawatan gigi, terutama pada anak yang kurang pengasuh diminta untuk meninggalkan ruang perawatan.
kooperatif. Cara ini efektif untuk mengurangi perilaku Apabila perilaku anak sudah sesuai harapan maka orang
anak yang mengganggu pada perawatan restoratif.3 tua atau pengasuh diminta kembali ke ruang perawatan.
Orang tua atau pengasuh berada dalam jarak
Kontrol Suara pendengaran dari ruang perawatan tetapi tidak terlihat
Menurut Campbell (2017), teknik manajemen oleh anak. Hal ini diperlukan diskusi dan persetujuan
perilaku ini melibatkan peran dokter gigi untuk terlebih dahulu dengan orang tua pasien.3
memodifikasi nada, volume atau laju suara. Hal ini
berguna mempengaruhi atau mengarahkan perilaku anak Trik Sulap
dengan meningkatkan perhatian dan kepatuhannya. Selain manajemen perilaku yang telah dijelaskan di
Teknik ini telah digunakan untuk mengurangi perilaku atas, terdapat manajemen perilaku lainnya yaitu trik
29 Dentin (Jur. Ked. Gigi), Vol V. No 1. April 2021 : 26 - 31

sulap. Penggunaan teknik ini telah terbukti sebagai teknik bahwa anak usia 7-8 tahun memiliki kecemasan dental
non farmakologi yang efektif pada anak-anak yang tertinggi.16,17
berkemauan keras sehingga mengurangi waktu anak Secara umum, anak memiliki kecemasan dental yang
untuk duduk di dental chair dan meningkatkan lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Berdasarkan
keberhasilan dalam pemeriksaan radiografi.3 penelitian yang dilakukan oleh Wuisang et al (2015),
didapatkan bahwa kecemasan dental lebih tinggi terjadi
PEMBAHASAN pada anak usia 6-7 tahun dibandingkan anak usia 8-12
Kecemasan dental anak dapat membuat dokter gigi tahun. Usia 6-7 tahun merupakan masa awal pergantian
kesulitan dalam memberikan perawatan gigi. Perubahan gigi sulung dan permanen sehingga anak mendapatkan
denyut nadi dan tekanan darah dapat menjadi indikator pengalaman pertama ke dokter gigi. Anak usia 8-10 tahun
kecemasan dental anak karena keduanya dapat meningkat cenderung dapat mengendalikan perasaan mereka
secara bersamaan apabila anak dalam keadaan cemas. terhadap perawatan gigi bahkan mengekspresikannya,
Berdasarkan penelitian oleh Ghibban et al (2019), sedangkan anak usia 11 - 12 tahun sudah dapat merespon
didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan dan menerima penjelasan dokter gigi dengan baik, serta
yang terlihat pada pengukuran kecemasan menggunakan memikirkan manfaat dari perawatan yang akan
FIS di semua kelompok, namun perbedaan signifikan dijalaninya.3,18
terlihat pada pengukuran kecemasan dengan Terdapat 11 jurnal yang membahas pengaruh tell-
menggunakan denyut nadi. Kecemasan, perasaan takut, show-do terhadap tingkat kecemasan dental anak.
rasa sakit, dan emosi menyebabkan peningkatkan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ghibban et
tekanan darah karena stimulasi saraf simpatis al (2019), didapatkan bahwa tell-show-do secara umum
meningkatkan kerja jantung dan vasokonstriksi arteriol, dapat mengurangi kecemasan dental anak dibandingkan
yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Pada dengan metode lain. Yıldırım et al (2016) menyebutkan
keadaan cemas, medula kelenjar adrenal akan pada hasil penelitiannya bahwa tell-show-do layak
mensekresikan epinefrin dan norepinefrin, kemudian diberikan untuk menurunkan kecemasan dan ketakutan
menyebabkan terjadinya vasokonstriksi. Jika anak pada perawatan gigi. Hasil penelitian Rajeswari et
peningkatan yang terjadi cukup tinggi, maka kebutuhan al (2019) mengatakan bahwa tell-show-do mampu
oksigen dan kerja jantung akan meningkat yang menurunkan kecemasan dental anak dan teknik ini sering
menyebabkan jantung berdebar-debar, peningkatan digunakan sebelum diberikan perawatan gigi (p =
tekanan darah, dan napas pendek.2,12,13 0,001).19,20,21
Pengukuran kecemasan dental menggunakan Facial Berdasarkan penelitian Wuisang (2014), disebutkan
Image Scale (FIS) terdiri dari gambar lima wajah mulai bahwa manajemen perilaku penting dilakukan agar
dari 'sangat bahagia' (1) hingga 'sangat tidak bahagia' (5). mendapatkan pemahaman tentang perkembangan
Dua wajah pertama; respon nomor 1 dan 2 adalah positif, kognitif, emosional, dan sosial anak yang bertujuan
yaitu tanpa tanda-tanda kecemasan. Setiap pasien diminta untuk mengembangkan komunikasi antara anak, dokter
untuk memilih salah satu dari gambar wajah-wajah ini gigi, dan orang tua sehingga anak menjadi kooperatif
yang paling mewakili perasaannya di awal dan akhir terhadap perawatan gigi. Manajemen perilaku
setiap kunjungan. Nomor respon (1) adalah penilaian konvensional atau tell-show-do adalah teknik standar
gambar wajah yang paling positif (tidak ada yang paling umum digunakan untuk menurunkan tingkat
ketidaknyamanan) dan nomor respon (5) mewakili kecemasan dental anak dan sering diberikan pada
penilaian wajah dengan pengaruh paling negatif kunjungan pertama anak ke dokter gigi. Pasien
(ketidaksetujuan dan sangat tidak nyaman). 14 diperkenalkan dengan perawatan melalui prosedur
Menurut Khotani (2016), pengukuran kecemasan bertahap. Dalam fase ‘tell’, pasien mendapat informasi
dental menggunakan Venham Picture Test (VPT) terdiri tentang berbagai langkah prosedur perawatan. Pada fase
dari delapan kartu, dengan penilaian dua angka di setiap 'show', pasien mengetahui armamentarium perawatan,
kartu, satu angka ‘cemas’ dan satu angka ‘tidak cemas’. dengan melihat atau menyentuhnya secara nyata.
Skor 1 diberikan untuk angka cemas dan skor 0 pada Selanjutnya, pada fase 'do', dokter gigi memulai
angka tidak cemas. Skor dijumlahkan untuk memberikan perawatan, tanpa mengubah penjelasan dan demonstrasi
skor akhir (skor minimum 0; skor maksimum 8). Pasien sebelumnya.18,22,23,24
diminta untuk menunjuk pada gambar yang paling Anthonappa (2017) menjelaskan dalam penelitiannya
mereka sukai pada saat itu.14,15 bahwa melalui tell-show-do, anak belajar asosiasi
Terdapat dua jurnal yang menjelaskan usia anak stimulus-respon, sehingga memungkinkan dokter gigi
berpengaruh terhadap kecemasan dental anak. Achmad et untuk menyelesaikan prosedur dengan benar serta
al (2019) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa anak memberikan pengalaman yang memuaskan bagi dokter
usia 6-8 tahun memiliki kecemasan dental yang tinggi gigi dan anak. Tell-show-do berfungsi karena
dilihat berdasarkan denyut nadi, diikuti usia 8-10 tahun, menghindari rasa takut akan hal yang tidak diketahui,
dan tingkat kecemasan dental terendah pada usia 10-12 tetapi faktor lain yang benar-benar membuatnya efektif
tahun. Hasil penelitian Alnamankany (2019) melaporkan adalah konsistensi dalam meyakinkan anak bahwa
perawatan yang akan diberikan tidak menyakitkan. 25
30

Penggunaan tell-show-do dapat dikombinasikan DAFTAR PUSTAKA


dengan metode atau manajemen perilaku lainnya seperti 1. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
modeling, penguatan, distraksi, kontrol suara, kehadiran Jakarta: Balitbang; 2018. p.204.
orang tua pada saat perawatan, hand-over-mouth dan 2. Allo CBB, Lampus BS, Gunawan PN. Hubungan
game smartphone. Hasil penelitian Radhakrishna et al Perasaan Takut Anak Terhadap Perawatan Gigi
(2019), kombinasi tell-show-do dan penggunaan game dengan Kebersihan Gigi dan Mulut di RSGM
smartphone bernama dentist game for kids dapat Unsrat Manado. Jurnal e-Gigi (eG). 2016; 4(2):
menurunkan tingkat kecemasan dental anak (p = 0,02).26 167.
Game smartphone berupa dentist game, seperti yang 3. Campbell C. Dental Fear and Anxiety In Pediatric
bernama dentist game for kids pada penelitian Patients. Switzerland: Springer; 2017. p.3-108.
Radhakrishna (2019) merupakan sebuah aplikasi 4. Sagrang PS, Wowor VNS, Mintjelungan CN.
permainan yang interaktif, terdiri dari partisipasi aktif Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Tingkat
anak yang mensimulasikan prosedur gigi yang harus Kecemasan Anak Sebelum Menjalani Perawatan
dijalaninya. Penggunaan game smartphone masuk dalam Penambalan Gigi Di RSGM Unsrat. Jurnal e-Gigi
fase ‘tell’ pada manajemen perilaku tell-show-do yang (eG). 2017; 5(1): 25.
merupakan pemberian penjelasan kepada anak tentang 5. Hamidah N, Aspriyanto D, Cholil. Peranan
alat, bahan, dan prosedur perawatan. Game smartphone Penyuluhan Demonstrasi Terhadap Rasa Takut dan
diberikan pada fase ‘tell’ bertujuan agar konsentrasi anak Cemas Anak Selama Perawatan Gigi di Puskesmas
saat dilakukan perawatan tidak terganggu. Pemberian Cempaka Putih Banjarmasin. Dentino Jurnal
informasi secara virtual dengan game smartphone Kedokteran Gigi. 2014; 2(1): 34-38.
membuat anak lebih senang dan mudah memahami 6. Shah HA, Swamy NKV, Kulkarni S, Choubey S.
perawatan yang akan diterima, sehingga menanamkan Evaluation of Dental Anxiety and Hemodynamic
perilaku positif dalam diri anak. Hal tersebut dapat Changes (Sympatho-Adrenal Response) During
berfungsi untuk mengurangi kecemasan dan Various Dental Procedures Using Smartphone
membiasakan anak dengan peralatan gigi yang akan Applications v/s Traditional Behaviour
digunakan saat dilakukan perawatan.7,27 Management Techniques in Pediatric Patients.
Menurut penelitian Meshki (2018), disebutkan bahwa International Journal of Applied Research. 2017;
bermain game dapat memberikan pengalaman dari 3(5): 429-433.
berbagai fitur yang tersedia dan terdapat hadiah interaktif 7. Fatmawati L, Syaiful Y, and Ratnawati D.
yang biasanya menarik bagi anak. Melalui game Pengaruh Audiovisual Menonton Film Kartun
smartphone, anak akan teredukasi mengenai prosedur terhadap Tingkat Kecemasan saat Prosedur Injeksi
perawatan gigi dan memudahkan komunikasi antara pada Anak Prasekolah. Journal of Health Sciences.
dokter gigi dan anak. Hal tersebut berdasarkan teori 2019; 12(02): 15-29.
pembelajaran sosial dan model elaborasi yang mencakup 8. Marwansyah, Mahata IBE, Elianoa D. Tingkat
perhatian, retensi, reproduksi, dan motivasi. Teori Kecemasan Pada Anak dengan Metode Corah’s
pembelajaran sosial menyatakan bahwa perubahan Dental Anxiety Scale (CDAS) di Rumah Sakit Gigi
perilaku yang besar dimungkinkan dengan memberikan dan Mulut Baiturrahmah Padang. Jurnal B-Dent.
keterampilan dan kepercayaan diri untuk melakukan 2018; 5(1): 21.
perilaku baru. Game smartphone memberikan 9. Pujiana D and Anggraini S. Hubungan Pola Asuh
keterampilan dan kepercayaan diri ini dengan unsur Orang Tua dengan Penentuan Kebutuhan Dasar
kesenangan, sehingga mengurangi kecemasan dan Personal Hygiene Anak Usia 6-7 Tahun. Jurnal
memberikan perubahan perilaku melalui peningkatan ‘Aisyiyah Medika. 2019; 3(2): 139-146.
motivasi. Selain itu, penggunaan game smartphone jauh
lebih nyaman dan mudah didapat.28,29,30 10. Srivastava VK. Modern Pediatric Dentistry. New
Dapat disimpulkan bahwa manajemen perilaku Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2011.
kombinasi tell-show-do dan penggunaan game p.56-60.
smartphone berpengaruh dalam menurunkan tingkat 11. Wright GZ and Kupietzy A. Behavior Management
kecemasan dental anak. Diperlukan penelitian lebih In Dentistry For Children Second Edition. UK:
lanjut dengan menambahkan variabel lain yang dapat Saunders; 2014. p.6.
dikombinasikan dengan metode untuk menurunkan 12. Arini FA, Adriatmoko W, Novita M. Perubahan
tingkat kecemasan dental anak yaitu audio visual, tell- Tanda Vital Sebagai Gejala Rasa Cemas Sebelum
play-do, dan pemodelan langsung. Melakukan Tindakan Pencabutan Gigi pada
Mahasiswa Profesi Klinik Bedah Mulut RSGM
Universitas Jember (The Alteration of Vital Sign as
Students‘ Anxiety Symptoms before Performing
Tooth Extraction in Oral Surgery Departement
Dentistry University of Jember). E-Jurnal Pustaka
Kesehatan. 2017; 5(2): 324.
31 Dentin (Jur. Ked. Gigi), Vol V. No 1. April 2021 : 26 - 31

13. Cassamassimo PS, Fields HW, McTigue DJ, 23. Sharma K, Malik M, Sachdev V. Relative Efficacy
Nowak AJ. Pediatric Dentistry Infancy Through of Tell-Show-Do and Live Modeling Techniques on
Adolescence 5th Ed. St Louis: Elsevier; 2013. Suburban Indian Children During Dental Treatment
p.355.
Based on Heart Rate Values: A Clinical
14. Khotani AA, Bello LA, Christidis N. Effects of
Audiovisual Distraction on Children’s Behaviour Study. Journal of Dental Spesialities. 2016; 4(2):
During Dental Treatment: A Randomized 178-182.
Controlled Clinical Trial. ACTA 24. Sahebalam R, Rafieinezhad R, Boskabady M.
ODONTOLOGICA SCANDINAVICA. 2016; 74(6): Comparison of the Efficacy of Jilo Animation
494. Approach versus Conventional Tell-Show-Do
15. Khandelwal D, Kalra N, Tyagi R, Khatri A, Gupta (TSD) Technique on Cooperation and Anxiety
K. Control Of Anxiety In Pediatric Patients Using
Levels of Children during Dental Practice: A
“Tell Show Do” Method and Audiovisual
Distraction. J Contemp Dent Pract. 2018; 19(9): Randomized Controlled Clinical Trials. Journal of
1058-1064. Dentistry. 2020: 1-8.
16. Achmad MH, et al. Pulse Rate Change After 25. Anthonappa RP, Ashley PF, Bonetti DL, Lombardo
Childhood Anxiety Management with Modeling G, Riley P. Non‐Pharmacological Interventions for
and Reinforcement Technique of Children's Dental Managing Dental Anxiety in Children. The
Cochrane Database of Systematic Reviews. 2017;
Care. Pesquisa Brasileira em Odontopediatria e
(6): 4.
Clínica Integrada. 2019; 19: 1-7. 26. Radhakrishna S, Srinivasan I, Setty JV, Krishna
17. Alnamankany A. Video Modelling And Dental MDR, Melwani A, Hedge KM. Comparison of
Anxiety in Children. A Randomised Clinical Three Behavior Modification Techniques for
Trial. European journal of paediatric dentistry. Management of Anxious Ahildren Aged 4-8 Years.
2019; 20(3): 242-246. J Dent Anesth Pain Med. 2019; 19(1): 34.
18. Wuisang M, Gunawan P, Kandou J. Gambaran 27. Nivedita P and Amar K. Comparison Of Effect Of
Kecemasan Terhadap Penambalan Gigi Pada Anak Interactive Mobile Game IMG With Tell Show Do
Umur 6–12 Tahun di Poli Gigi dan Mulut Technique TSD On Behavior In Six To Twelve
Puskesmas Tuminting Manado. e-GiGi. 2015; 3(1): Year Old Children A Pilot Trial. Journal of Dental
203-209. Health, Oral Disorders & Therapy. 2019; 10(10):
19. Rajeswari SR, Rayala Chandrasekhar CV, Uloopi 241-245.
KS, RojaRamya KS, Ramesh MV. Effectiveness of 28. Meshki R, Basir L, Alidadi F, Behbudi A, Rakhshan
Cognitive Behavioral Play Therapy and V. Effects of Pretreatment Exposure to Dental
Audiovisual Distraction for Management of Practice Using a Smartphone Dental Simulation
Preoperative Anxiety in Children. International Game on Children’s Pain and Anxiety: A
Journal of Clinical Pediatric Dentistry. 2019; Preliminary Double-Blind Randomized Clinical
12(5): 419-422. Trial. Journal of Dentistry Tehran University of
20. Ghibban A, Namnakani A, Omar O. The Effect of Medical Sciences. 2018; 15(4): 253.
29. Varun P, Rekha V, Annamalai S. Effectiveness of
Different Non-Pharmacological Methods in the
Simulation Games in Behaviour Modification of
Management of Pediatric Patients’ Dental Anxiety Children. International Journal of Contemporary
and Behaviour, a Randomized Control Study. EC Dentistry. 2016; 7(1): 1-3.
Dental Science. 2019; 18 (11): 203-211. 30. Chaturvedi S, Walimbe H, Karekar P, Nalawade H,
21. Yıldırım C, Akgün ÖM, Polat GG, Ok .A, Altun C, Nankar M, Nene K. Comparative Evaluation of
Başak F. Assessment of Dental Fear in Turkish Anxiety Level During The Conventional Dental
Children With The Frankl Behavior Rating Scale Procedures With and Without Audiovisual
(FS) and The Sound-Eye-Motor (SEM) Distraction Eyeglasses in Pediatric Dental
Scale. Gulhane Medical Journal. 2016; 58(3): 272- Patients. Journal of International Oral Health.
276. 2016; 8(11): 1016-1022.
22. Vishwakarma AP, Bondarde PA, Patil SB,
Dodamani AS, Vishwakarma PY, Mujawar SA.
Effectiveness of Two Different Behavioral
Modification Techniques Among 5–7-Year-Old
Children: A Randomized Controlled Trial. Journal
of Indian Society of Pedodontics and Preventive
Dentistry. 2017; 35(2): 143-149.

You might also like