Professional Documents
Culture Documents
Laporan Minyak Nabati
Laporan Minyak Nabati
ID : 1713440004
Group : III
It has been checked and consult by assistant and assistant coordinator this report
has been accepted
Known by
Responsibility Lecturer
20,32 gr
25,7 mL
0,8 gr/mL
Rendement
20,32 gr
50 gr
X100% = 40%
F. DISCUSSION
Ekstraksi kontinyu minyak nabati ini bertujuan untuk mengekstrak
minyak nabati dari biji kemiri dengan menggunakan soxhlet dan menentukan
kadar minyak dari sampel biji kemiri dengan cara destilasi. Dimana ekstraksi
kontinyu merupakan salah satu metode pemisahan komponen zat dalam
sampel yang memiliki perbedaan distribusi yang relatif kecil, sehingga untuk
pemisahan dilakukan proses ekstraksi berulang-ulang dengan perantaraan
panas oleh setiap tahapan ekstraksi dengan pemanasan (Khopkar, 1990: 107).
Pemanasan pada percobaan ini merupakan perantaraan untuk menguapkan zat
pelarut.
Percobaan dimulai dengan menggerus biji kemiri yang berfungsi
untuk memudahkan pelarut dalam mengikat ekstrak minyak nabati yang
terkandung dalam sampel karena seluruh bagian sampel terendam oleh
pelarut dengan kata lain luas permukaan yang semakin besar menyebabkan
tumbukan yang terjadi semakin banyak sehingga sampel kemiri terekstrak
secara maksimal. Kemudian ditimbang dan dibungkus dengan kertas saring
biasa agar pada saat sokletasi sampel kemiri tidak terhambur, dan juga kertas
saring biasa dipilih karena memiliki pori-pori yang besar sehingga kemiri
dapat terekstraksi dengna baik. Kemudian kemiri yang dibungkus diikat agar
kertas saring yang dijadikan pembungkus tidak terlepas.
Kamiri yang telah dibungkus kemudian dimasukkan ke dalam soxhlet.
Kemudian memasukkan batu mendidih ke dalam labu bundar, batu didih
berfungsi untuk meratakan panas dan mengurangi ledakan karena batu didih
memiliki pori-pori yang dapat menyerap panas. Kemudian ditambahkan eter
melalui bagian atas soxhlet. Eter dipilih sebagai pelarut karena menurut
Anwar dkk (2016, 85) eter adalah pelarut yang relative non-polar, dimana
minyak nabati juga memiliki sifat non-polar sehingga merupakan pelarut
yang baik untuk minyak nabati karena memiliki kepolaran yang sama. Selain
itu, eter juga memiliki titik didih rendah yaitu 40-60°C (MSDS, 2017: 1)
sehingga dapat dengan mudah menguap dan mempercepat ekstraksi.
Kemudian dilakukan pemanasan dan ekstraksi. Dalam praktikum ini
ekstraksi kontinyu yang dilakukan adalah sokletasi. Menurut Leba (2017: 4-
5) sokletasi adalah salah satu jenis ekstraksi menggunakan soxhlet. Ekstraksi
dilakukan dengan memanaskan pelarut dalam hal ini ialah eter, uap pelarut
yang dihasilkan terhubung dengan pendinginan dalam kondensor dan terus
menerus akan membasahi sampel dan secara teratur pelarut dimasukkan
kembali ke dalam labu dengan membawa analit, proses ini berlangsung terus
menerus.
Prinsip dasar dari percobaan ini adalah ekstraksi kontinyu
menggunakan perantara panas, sedangkan prinsip kerjanya adalah pemisahan
zat dalam sampel menggunakan pelarut berulang. Sirkulasi dilakukan tiga
kali yang berfungsi agar ektraksi minyak nabati dari kemiri ini menghasilkan
hasil yang banyak.
Setelah melakukan ektraksi dengn soxhlet, larutan pada labu bundar
kemudian dipindahkan ke labu destilasi untuk melakukan destilasi. Distilasi
adalah istilah sederhana, penguapan diikuti oleh kondensasi. Ini adalah
metode pemisahan komponen solusi yang relatif mudah
menguap (Thakore and Bharat, 2007: 378). Tujuan dari destilasi ini ialah
untuk memisahkan minyak nabati dari hasil ektraksi tersebut dengan
pelarutnya yaitu eter berdasarkan perbedaan titik didihnya. Prinsip dasar
destilasi ialah pemisahan dua zat cari berdasarkan titik didihnya, adapun
prinsip kerja destilasi adalah pemanasan, penguapan dan pengembunan dari
suatu zat cair pada tekanan dan suhu tertentu. Proses destilasi dilakukan
sampai potreleum eter telah terpisah secara sempurna yang ditandai dengan
destilat berwarna bening dan ekstrak minyak nabati pada labu destilasi
berwarna kuning. Pada destilasi ini larutan yang terlebih dahulu keluar ialah
eter karena memiliki titik didih yang lebih rendah.
Setelah warna residu pada abu destilasi berubah warna menjadi
kuning, kemudian dilakukan lagi penguapan, penguapan dilakukan agar eter
benar-benar menguap dan tidak terkandung dalam minyak nabati lagi dan
minyak nabati yang didapat murni. Penguapan dilakukan hingga bau eter
tidak tercium lagi. Setelah dilakukan pengupan maka minyak nabati dari
kemiri telah didapatkan, kemudian minyak nabati tersebut dihitung berapa
volumenya dan dilakukan perhitungan rendamen. Dari hasil percobaan,
diperoleh residu berwarna kuning dengan berat 20,32 gram dengan volume
25,7 mL. Kemudian dari hasil analisis data massa jenis minyak nabati sebesar
0,8 g/mL selain itu diperoleh kadar minyak dalam sampel sebesar 40%.
Rendamaen yang dihasilkan kurang dan hal tidak sesuai dengan teori dimana
menurut (Suwarto dkk, 2014: 78) minyak rendemen yang diperoleh biasanya
30-65% .
G. CONCLUSION
Based on this experiment, we can conclude that:
1. Vegetable oil can be obtained by extraction using Soxhlet and
distillation apparatus with ether solvents
2. The oil content in the sample was 40%
BIBLIOGRAPHY
Tim Dosen Kimia Analitik. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Analitik II.
Makassar: FMIPA Universitas Negeri Makassar