Melirik Dinamika Cryptocurrency Dengan Pendekatan Ushul Fiqih

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jie
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1682-1688

Melirik Dinamika Cryptocurrency dengan Pendekatan Ushul Fiqih


Prima Dwi Priyatno1*), Isti Nuzulul Atiah2)
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
*Email korespondensi: [email protected]

Abstract
Cryptocurrency is a digital or virtual currency, which does not have a physical form like fiat money. This crypto
currency can only be used through devices such as PCs, laptops, smartphones and other devices that connected
to the internet. There are several advantages in a crypto system that uses blockchain system, such as transaction
security, convenience, speed and can be used across countries and continents, however cryptocurrency which is
currently circulating also still have weaknesses, including there is no supervisory authority, even many countries
have disagreements over the legality of this cryptocurrency. The debate about pro and contra regarding to the
use of cryptocurrency becomes dynamics among the experts including the scholars who have study from Islamic
point of view. This reseach aims to examine the dynamics of using cryptocurrency from ushul fiqh point of view,
where the methods which used in this research are al-qur’an, al-Hadits, Qiyas and Sad-Adzariyah. Basically the
use of cryptocurrency is allowed to meet cetain conditions that is by removing batil elements as in Quran surah
An-Nisa verse 29, those batil elements are gharar and mayshir. Moreover, cryptocurrency must also has clear
legality in a country for security in their use.

Keywords: Cryptocurrency, Ushul Fiqh, Digital, Virtual, Money

Saran sitasi: Priyatno, P. D., & Atiah, I. N. (2021). Melirik Dinamika Cryptocurrency dengan Pendekatan Ushul
Fiqih. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 1682-1688. doi: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i3.3590

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i3.3590

1. PENDAHULUAN memanfaatkan teknologi digital tersebut untuk


Dunia digital saat ini berkembang sangat cepat, membuat suatu sistem alat tukar digital atau yang
masyarakat global merasakan perkembangannya sekarang dikenal sebagai uang elektronik (emoney).
begitu masif. Fenomena perkembangan teknologi Secara umum, persyaratan uang dalam
informasi membawa kebermanfaatan dan tentu pemenuhan sebagai alat dalam bertransaksi agar dapat
mempengaruhi dinamika kehidupan sosial diterima yaitu, mempunyai fungsi sebagai alat tukar
bermasyarakat, seperti dalam mendapatkan informasi (medium of change), sebagai alat satuan hitung (unit
dan berinteraksi, aktivitas perekonomian juga menjadi of account) dan memiliki fungsi sebagai alat
semakin dinamis, seperti traksaksi secara daring, penyimpanan nilai (Valuta) (Firmansyah &
aktivitas jual beli dan sewa menyewa produk atau jasa Dacholfany, 2018). Dengan peningkatan penggunaan
melalu daring. Alat transaksi yang digunakanpun manfaat teknologi digital sebagai alat transaksi,
mengalami perubahan yang dinamis, penggunaan alat Sebagian masyarakat menilai, sistem uang fiat sebagai
tukar dimulai dengan sistem barter, dimana alat tukar dalam bertransaksi yang digunakan saat ini
masyarakat saling menukarkan barang komoditas masih dibatasi oleh aturan regulasi suatu negara dan
yang mereka miliki, namun kelemahan dalam sistem keterbatasan privasi, pembebanan biaya transaksi,
barter ini adalah kesulitan dalam menentukan harga terdampak inflasi dan keterbatasan-keterbatasan
barang. Pergeseran alat tukar dalam transaksi adalah lainnya, beberapa orang menangkap keterbatasan
penggunaan logam mulia seperti emas dan perak, sebagai keresahan yang akhirnya muncul suatu ide
kedua logam mulia tersebut digunakan juga sebagai gagasan, yaitu menciptakan mata uang baru dengan
alat ukur keagamaan dalam Islam seperti nishab zakat harapan dapat mengatasi keterbatasan dari sistem
dan kafarat, perubahan selanjutnya masyarakat mulai uang fiat, agar masyarakat dapat bertransaksi tanpa
mengenal uang yang hingga saat ini masih campur tangan pihak ke tiga atas privasinya, hingga
dipergunakan, yaitu jenis uang kartal dan giral, sejalan akhirnya muncul mata uang berbasis cryptography
dengan perkembangan teknologi, masyarakat (Wijaya, 2018).
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1683
Cryptography adalah salah satu cabang ilmu memperingatkan masyarakat yang menggunakan
campuran berdasarkan penghitungan matematika, ahli Bitcoin sebagai alat transaksi pembayaran berpotensi
komputer dan matematika menemukan potensi tindak kejatahan seperti tindakan terorisme dan
cryptography dan memanfaatkanya untuk aktivitas pencucian uang. Di Indonesia sendiri, mata uang
ekonomi bermasyarakat, khususnya dalam transaksi kripto belum mempunyai legalitas yang dikeluarkan
jual beli dan sebagai mata uang digital berbasis oleh pemerintah, sehingga menjadi dinamika pro dan
cryptocurrency. Mata uang kripto merupakan uang kontra (Azizah, 2020).
digital yang dirancang menggunakan kemaamanan Dinamika pro dan kontra juga terjadi pada
teknologi cryptography, hal tersebut menjadikan uang pandangan diantara para ahli ekonomi juga ulama
kripto menjadi sulit untuk dipaluskan dan memiliki dalam menggunakan cryptocurrency sebgai alat
keuanggulan privasi mutlak, skema penggunaannya transaksi bisnis, hal ini karena cryptocurrency belum
tidak memerlukan perantara sebagai pihak ke tiga dari memenuhi kriteria dan beberapa unsur sebagai mata
lembaga atau institusi, sehingga pemilik dapat uang, khususnya pada prinsip ekonomi Islam. Tujuan
mengatur dan mengelola secara independen, dan dari artikel ini adalah upaya mencari tau bagaimana
transaksi yang dapat dilakukan dengan seketika dan gambaran teknologi cryptocurrency sebagai uang
lintas negara. (Mulyanto, 2015). digital, serta menguraikan hukum penggunaan
Jenis cryptocurrency hingga saat ini sudah ada cryptocurrency sebagai mata uang dengan pendekatan
banyak jenisnya, diantaranya Bitcoin, Ethereum, ushul fiqih.
XRP, Tether, Binance Coin, Cardano, dan lainnya, Penelitian serupa yang membahas kedudukan
jenis cryptocurrency paling umum dikenal oleh hukum penggunaan cryptocurrency dalam pandangan
masyarakat secara global adalah Bitcoin. Jika Islam sudah pernah dilakukan. (1) Penelitian husnul
dibandingkan, Bitcoin lebih dikenal dan mempunyai Fatarib dan Meirison dengan judul “Cryptocurrency
nilai yang cukup besar daripada jenis uang kripto and Digital Money in Islam Is It Legal” diterbitkan
lainnya. Dalam hal tersebut dapat dilihat pada gambar pada Yurisdiksi: Jurnal Hukum dan Syariah, Volume
1, menunjukan market cap Bitcoin berapada pada 11 No. 2 Tahun 2020. Fokus Penelitian ini pada
USD 731.46 B, jauh lebih tinggi dibanding dengan karakteristik dan unsur uang dalam syariat Islam
Ethereum yang memiliki market cap USD 272.99 B. dikaitkan dengan peran emas sebagai nilai intrinsik
Gambar 1 Top Cryptocurrency Prices yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dimana hasil dari
penelitiannya adalah menunjukan mata uang yang
diakui dalam ekonomi Islam adalah mata uang yang
diterbitkan oleh otoritas negara. Bitcoin dan
cryptocurrency lainnya tidak termasuk mata uang
dalam hukum Islam, disebabkan tidakpastian yang
tinggi dan berpotensi merugikan individu maupun
negara (Fatarib & Meirison, 2020). (2) Penelitian
Luqman Nurhisam yang diterbitkan pada jurnal Ar-
Raniry International Journal, Volume 4 No. 1 Tahun
2017, dengan judul artikel “Bitcoin dalam Kacamata
Hukum Islam”. Artikel ini membahas peningkatan
penggunaan Bitcoin oleh masyarakat. Hasil dari
penelitian tersebut menyatakan keharaman
Sumber: blockchain.com, 2021 penggunaan Bitcoin dalam kacamata hukum Islam,
dikarenakan lebih banyak mudharat dibandingkan
Kelebihan lain paling utama yang dimiliki kemaslahatannya (Nurhisam, 2017).
Bitcoin adalah sistem Blokchain. Disamping itu, uang Kebaruan dan perbedaan dari penelitian ini
kripto ini memiliki kelemahan-kelemahan, dengan penelitian sebelumnya, yaitu dari aspek objek
diantaranya adalah tidak didasari pada aset penelitian, pembahasan pada objek penelitian lebih
(underlaying asset), belum adanya sistem kontrol dari menekankan pada teknologi cryptocurrency atau
lembaga yang bertanggung jawab sebagai otoritas, Bitcoin dan pandangannya dari sisi syariah Islam.
dan rawan untuk dijadikan sarana bentuk kejahatan, Nilai kebatuan lainya adalah dalam istinbath hukum
seperti pencucian uang karena tidak disertai nama yang menggunakan instrument ushul fiqih, mulai dari
jelas pemiliknya. Secara legalitas, cryptocurrency al-quran, hadits, qiyas, dan maslahah al-muarsalah,
sendiri banyak ditentang oleh instansi yang serta dilihat juga dari aspek maqashid syariah.
mempunyai otoritas di beberapa negara, seperti di
negara Islandia, Bank Sentral Islandia menyatakan 2. METODE PENELITIAN
bahwa penggunaan mata uang kripto masih dianggap Penelitian ini merupakan jenis penelitian
ilegal. Negara Rusia melalui Bank Sentral kualitatif. Penelitian kualitatif dapat difahami sebuah

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1684
prosedur penelitian yang memanfaatkan data setiap transaksi-transksi baru dilakukan akan
deskriptif. Tujuan dari penelitian kualitaitf ini untuk disebarkan pada seluruh node secara dua arah (peer to
menguraikan dan menganalisis peristiwa, dinamika peer), selanjutnya node mengumpulkan keseluruhan
sosial, fenomena dan sikap persepsi individu maupun transaksi baru yang dilakukan ke dalam blok, proses
kelompok terhadap sesuatu. ketiga, keseluruhan node memvalidasi transaksi
Pendekatan penelitian ini menggunakan tersebut terhadap bloknya, ketika proses validasi
pendekatan normatif syar’i, yaitu melakukan berhasil dan terdapat bukti kerja, blok menyiarkan
penelitian dengan penelaahan kajian studi syariat kesemua node, lalu bukti yang diterima node bahwa
Islam. Tujuan pendekatan ini adalah mengetahui uang kripto tersbut belum pernah digunakan (tidak ada
kesimpulan dari aspek-aspek yang diteliti merujuk pengeluaran ganda), selanjutnya node menerima blok
pada hukum Islam. Pendekatan normatif syar’i pada transasksi tersebut, yang kemudian terciptanya blok
penelitian ini adalah menggunakan pendekatan ushul baru (Satoshi, 2016).
fiqih sebagai metode istinbath dalam penetapan 3.3 Sistem Transaksi
hukum cryptocurrency sebagai alat transaksi. Sistem mekanisme transaksi cryptocurrency ini
bisa dikatakan sangat menarik, dimana mata uang
3. Hasil dan Pembahasan kripto ini dapat dilakukan dengan fleksibelitas cukup
3.1 Teknologi cryptocurrency tinggi, transaksi dapat dilakukan disetiap waktu
Mata uang kripto merupakan mata uang berjenis kapapnpun, dimanapun dan kemanapun ke seleuruh
digital atau virtual, dimana tansaksi yang dilakukan dunia. Alat yang dibutuhkan dalam transaksi adalah
hanya melalui jaringan (internet). Berbeda dari mata PC atau smartphone yang mempunyai akses jaringan
uang berjenis fiat yang dicetak seperti kertas dan koin, (internet).
cryptocurrency dirancang berbasis cryptography Penggunaan mata uang kripto atau
dengan memecahkan soal matematika (Tejosusilo, cryptocurrency, konsep dasarnya adalah pencatatan
2019). Teknologi cryptography membantu mata uang terhadap seluruh histori transaksi yang berjalan,
kripto tidak dapat dengan mudah digandakan atau termasuk nilai transaksi dan tujuannya. Ketika
dipidah tangankan pada pihak lain yang tidak dapat seseorang akan mengirimkan uang kepada penerima,
mengakses dan bukan pemiliknya. maka setiap informasi akan diberikan pada kedua
Cryptocurrency dapat dikatakan merupakan aset belah pihak, hal ini dilengkapi dengan private key
digital dengan disain untuk dapat digunakan sebagai untuk pengamanan berupa tanda tangan digital
media pertukaran berbasis kriptographi melalui (Hamin, 2020).
enkripsi algoritma untuk pengamanan transaksi Cryptocurrency biasanya diatur oleh protokol
keuangan, pengontrolan unit baru tabamahan, serta yang ditetapkan yang menentukan berapa banyak koin
memvalidasi dan memverivikasi aktivitas transfer yang dapat dibuat, bagaimana mereka dibuat dan
aset. bagaimana integritas buku besar dilindungi. Protokol
Pengontrolan desentralisasi pada setiap jenis ini dimaksudkan agar setara dengan peraturan dan
cryptocurrency bekerja dengan teknologi buku besar undang-undang pemerintah yang mendukung uang
yang terdistribusi (ledger distributed), melalui sistem kertas, dan kekuatannya akan memengaruhi
blockchain yang barfungsi sebgai database dalam kepercayaan pada mata uang digital, dan oleh karena
transaksi keuangan publik. itu, penawaran dan permintaannya, biasanya
3.2 Sistem Blockchain blockchain cryptocurrency diatur sedemikian rupa
Pada dasarnya, blokchain adalah sistem data sehingga sulit atau tidak mungkin untuk mengubah
virtual berbasis desentralisasi. Skema pencatatan protokol operasinya (Siswantoro et al., 2020).
transaksi digital terdiri pada banyak server, dalam 3.4 Penambangan
artian data tidak disimpat di satu tempat, namun Istilah penambangan (mining) sering didengar
tersebar ke seluruh node, oleh karenanya hal tersebut dalam dunia cryptocurrency. aktivitas penambangan
secara normatif sebagai resistensi dari modifikasi ini merupakan aktivitas dalam pencarian mata uang
data. Blokchain merupakan buku besar yang kripto. Berbeda dengan perbankan, segala transaksi
terdistribusi (ledger) secara terbuka, dan pencatatan yang beredar akan dicatat secara langsung, mata uang
transaksi yang dilakukan secara efisien dan kripto tidak melalui pihak ketiga sebagai perantara
terverifikasi permanen. Sistem blockchain adalah yang dapat memverivikasi dan mencatat semua
sebuah mesin kepercayaan dalam bertransaksi, transaksi. Disinilah aktivitas penambangan dilakukan,
dimana beruguna ketika lembaga dan perantara yaitu upaya dalam menemukan blok-blok baru dengan
bermasalah, atau dapat mengatasi kesenjangan memecahkan rumus-rumus algoritma matematika.
kepercayaan antar organisasi yang bertransaksi Penambang yang berhasil pertama kali
(Cukier, 2018). memvalidasi aktivitas transaksi akan mendapatkan
Nakamoto menjelaskan pola kerja blockchain sejumlah uang kripto baru sebagai hadiah yang telah
yang terdapat pada Bitcoin sebagai barikut. pertama disiapkan untuk penambang. Hadiah yang telah

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1685
disiapkan tersebut, bukan dari uang kripto yang sudah Panyung hukum penggunaan mata uang kripto
ada. Contohnya algoritma Bitcoin uang telah sebagai aset investasi dan perdagangan, dikeluarkan di
dirancang hanya berjumlah 21 juta Bitcoin. Fee yang bulan Mei tahun 2018 oleh BAPPEBTI (Badan
dibayarkan sebagai hadiah bagi penambang, seiring Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
berjalannya penambangan akan terus berkurang Indonesia), yaitu Peraturan nomor 5 tahun 2018
sampai pada titik nol, hal tersebut juga merupakan tentang perubahan atas peraturan BAPPEBTI nomor
cara agar Bitcoin langka, penguranga imbalan bagi 99 tahun 2012 tentang Penerimaan Nasabah Secara
penambang Bitcoin ini merupakan mekanisme Elektronik On-Line di Bidang Perdanggangan
Halving, hal pengurangan imbalan terjadi pada tiap Berjangka Komoditi.
210.000 blok atau rata-rata setara dengan 4 tahun 3.6 cryptocurrency dalam hukum Islam
(Saujana, 2020). Dalam meenentukan ataupun menetapkan hukum
3.5 Penggunaan cryptocurrency cryprocurrency, Islam mempunyai metode dan
Penggunaan mata uang kripto tidak hanya sumber rujukannya sendiri, baik dari sumber primer
digunakan sebagai sarana atau alat pembayaran, yaitu al-Quran dan al-Hadits, kedua sumber tersebut
namun juga nyatanya digunakan untuk investasi dan dianalisis sebagai rujukan dalam menetapkan hukum
perdagangan cryptocurrency. oleh para mujtahid, selain itu para mujtahid juga
Penggunaan mata uang kripto sebgai alat mgenal metode lain dalam menetapkan hukum, seperti
transaksi pertama kali yang tercatat adalah pembelian qiyas, maslahah mursalah ad-zariah dan lainnya.
dua pizza Papa John yang dilakukan oleh Laszlo Metode dalam menetapkan hukum syar’i tersebut
Hanyecz, ia menukarkan Bitcoin sejumlah 10 ribu dikenal sebagai ilmu ushul fiqih.
Bitcoin dengan membeli dua loyang pizza Papa John a. Al-Quran
berukuran besar . Setelah itu sampai sekarang banyak Ayat al-quran yang merepresentasikan tentang
situs-situs atau pengusaha yang memperkenankan kegiatan atau aktivitas ekonomi secara umum,
pembayaran seperti amazon, namecheap, wordpress termasuk dalam cryptocurrency bisa didapatkan pada
dan beberapa brand ternama menggunakan mata uang Quran surat an-Nisa ayat 29:
kripto sebagai alat transaksinya. ‫اط ِل اََِّلا اَ ْن تَ ُك ْو َن ِِتَ َارًة‬
ِ ‫ٓاٰيَيُّها الَّ ِذين آمنُوا ََل ََتْ ُكلُاوا اَموالَ ُكم ب ي نَ ُكم ِِبلْب‬
َ ْ َْ ْ َ ْ ْ ْ َ َْ َ
Walau demikian, status legalitas mata uang
ِ
٢٩ - ‫اّللَ َكا َن بِ ُك ْم َرحْي ًما‬ ِ ِ ٍ ‫عن تَر‬
kripto sendiri masih bervariasi dan masih beruabah- ٰٓ ‫اض ٰمْن ُك ْم ۗ َوََل تَ ْقتُلُْاوا اَنْ ُف َس ُك ْم ۗ ا َّن‬َ َْ
ubah di berbagai negara, terdapat beberapa negara Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah
yang secara jelas mengizinkan dan ada beberapa kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
negara yang secara terang-terangan melarang atau yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan
membatasi penggunaan mata uang kripto ini. Dalam yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara
Library if Congress tahun 2018, setidaknya ada kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
delapan negara yang melarang secara absolut terhadap Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. (QS.
penggunaan mata uang crypto, diantaranya Aljazair, An-Nisa 4: 29)
Mesir, Maroko, Bolivia, Nepal, Uni Emirat Arab dan Ayat diatas menjelaskan terkait setiap aktivitas
Pakistan. Sedangkan secara implisit diberbagai negara transaksi harus terhidar dari batil. Kata batil sendiri
lainnya, seperti Bangladesh, Bahrain, Kolombia, Iran mempunyai makna yang luas dalam memahaminya,
dan termasuk Indonesia (The Law Library if seperti setiap transaksi yang dilakukan harus sesuai
Congress, 2018). dengan nilai-nilai ajaran Islam, atau tidak melanggar
Di Indonesia, penggunaan mata uang kripto ajaran islam.
sebagai alat pembayaran dalam negeri dianggap tidak Kata batil sendiri memiliki makna fasad yang
sah. Undang-Undang No. 7 tahun 2011 tentang Mata berarti rusak, sia-sia, tidak berguna dan palsu, yang
Uang pada Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan bahwa alat berasal dari asal kata bathala-yabthulu-bathlan. Secara
pembayaran yang diterima dan dianggap sah di terminology batil diartikan sebagai antonim dari
Indonesia hanya mata uang Rupiah. Larangan tersebut sesuatu yang haqq (kebenaran), yaitu sesuatu yang
juga dipertegas melalui PBI (Peraturan Bank tidak memiliki manfaat yang baik (sia-sia) baik di
Indonesia No. 18/40/PBI/2016 tentang dunia atau di akhirat (Al-Asfahani, 2012). Dalam
Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran. Tafsir al-Munir cara batil adalah cara yang
Namun demikian, keberadaan cryptocurrency di diharamkan dalam syariat islam, seperti transaksi
Indonesia bukan barang yang ilegal, Pemerintah ribawi, maysir (unsur judi), gharar dan lain
melalui Bank Indonesia mempersilahkan penggunaan sebagainya. Konsekuensi dari batil sendiri adalah
cryptocurrency untuk disimpan atau dijual belikan akad tersebut rusak dan batal (Zuhaly, 1998).
sebagai aset dengan risiko ditanggung masing-masing. Kaitannya dalam penggunaan mata uang kripto,
Hal tersebut dibuktikan dengan dikeluarkannya izin saat ini para pengguna mata uang kripto lebih banyak
pendirian Bitcoin Indonesia yang kini dikenal menggunakannya untuk alat berspekulasi dan trading.
Indonesia Digital Asset Exchange (Indodax). Hal tersebut bertujuan untuk meraih keuntungan dari

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1686
aktivitas investasi dan trading dengan spekulasi. Hal dan resmi (Mansur, 2009). Cryptocurrency masih
ini dalam islam mengandung unsur gharar, maysir dan menjadi perdebatan dalam penggunaannya di berbagai
riba. Dalam Quran surat al-Maidah ayat 50 dijelaskan. negara, Indonesia sendiri belum atau bahkan melarang
‫س ِٰم ْن‬ ِ
ٌ ‫اب َو ْاَلَْزََل ُم ر ْج‬
ُ ‫ص‬
ِ
َ ْ‫اْلَ ْم ُر َوالْ َمْيس ُر َو ْاَلَن‬ ْ ‫ٓاٰيَيُّ َها الَّ ِذيْ َن آ َمنُْاوا اََِّّنَا‬ penggunaan mata uang kripto tersebut sebagai alat
transaksi pembayaran yang sah. Sehingga dalam hal
‫اجتَنِبُ ْوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح ْو َن‬
ْ َ‫َع َم ِل الشَّْي ٓط ِن ف‬ ini, penggunaan mata uang kripto sebagai mata uang
Wahai orang-orang yang beriman! dan alat transaksi pembayaran tidak diperbolehkan
Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban dalam sudut pandang syariah, karena agama Islam
untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak sendiri menekankan untuk mematuhi perintah atau
panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan aturan dari ulil amri, dalam hal ini adalah pemerintah.
setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar Namun kemudian, mata uang kripto ini belum
kamu beruntung (QS. Al-Maidah 5: 50). mempunyai kejelasan dan tidak dapat terlihat
Mata uang kripto saat ini masih mengandung berbentuk fisiknya, serta belum ada kepastian hukum
voltalitas harga tinggi, dan ketidak stabilan hingga secara legalitas baik di Indonesia sendiri atau
fluktuasi nilai yang sangat tinggi, hal ini identik kesepakatan global, oleh karenanya hal tersebut masih
dengan spekulasi pada selisih harga. Sehingga dapat disebut abu-abu dan gharar, terlebih
timbulnya niat mendapatkan hasil atau keuntungan penggunaannya dalam investasi dan trading, yang
dari selisih harga tersebut tergolong dalam unsur menjadikan mata uang kripto ini tidak lepas dari
gharar dan maysir jika digunakan untuk investasi dan spekulasi harga yang sangat fluktuatif dan
trading crypro currency. penggunannya hanya sebagai alat untung dan rugi,
b. Hadits maka mengandung unsur maysir.
Konsep mata uang kripto sebagai alat transaksi Syariat Islam melarang transaksi yang
jual beli dapat ditinjau pada hadits Ubadah bin Shamit mengandung unsur gharar dan maysir hadits nabi saw.
r.a. yang diriwayatkan abu Hurairah:
‫صاةِ َو َع ْن بَْي ِع الْغََرِر‬ ْ ‫اّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َع ْن بَْي ِع‬
َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬
‫ضةُ ِِبلْ ِفض َِّة َوالْ ُُبُّ ِِبلْ ُُِبٰ َوالشَّعِريُ ِِبلشَّعِ ِري َوالت َّْم ُر‬
َّ ‫ب َوالْ ِف‬ِ ‫الذ َهب ِِب َّلذ َه‬
ُ َّ َ َ‫اْل‬ َ ‫اّلل‬ ُ ‫ََنَى َر ُس‬
ٍ ٍ ِِ ِ ِ ِ “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
‫ت‬ْ ‫اختَ لَ َف‬ْ ‫ِِبلت َّْم ِر َوالْملْ ُح ِِبلْملْ ِح مثْالً ِبثْ ٍل َس َواءً بِ َس َواء يَ ًدا بِيَد فَِإ َذا‬ melarang jual beli al-hashah dan jual beli gharar”
‫ف ِشْئ تُ ْم إِ َذا َكا َن يَ ًدا بِيَ ٍد‬ َ ‫اف فَبِيعُوا َكْي‬
ُ َ‫َصن‬ ِِ
ْ ‫َهذه األ‬
(HR. Muslim: 1513)
c. Qiyas
“Jika emas dijual dengan emas, perak dijual Qiyas merupakan salah satu metode ijtihad
dengan perak, gandum dijual dengan gandum, sya’ir dalam penetapan hukum terkait dengan syariat Islam.
(salah satu jenis gandum) dijual dengan sya’ir, kurma Qias memiliki arti taqdiru assyay’i bi ghairihi yang
dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan berarti mengukur suatu benda dengan sesuatu yang
garam, maka jumlah (takaran atau timbangan) harus universal dan memiliki karakteristik yang sesuai
sama dan dibayar kontan (tunai). Jika jenis barang dengan benda tersebut (Hasan, 2001). Imam al-
tadi berbeda, maka silakan engkau membarterkannya Ghazali menjelaskan makna qiyas adalah penentuan
sesukamu, namun harus dilakukan secara kontan hukum pada kasus dasar bagi kasus-kasus yang serupa
(tunai).” (HR. Muslim no. 1587). dengan didasari proses keseuaian atau kesamaan pada
Pada hadits tersebut terdapat dua kata kunci illat (sebab hukum) diantara keduanya (Al-Ghazali,
dalam melakukan transaksi, yaitu pertukaran yang 1993).
dilakukan harus sama nilai atau takarannya dan Rukun dalam penetapan hukum dengan metode
transaksi tersebut harus dilakukan secara tunai. Mata qiyas ini harus memenuhi empat unsur, pertama
uang kripto dianalogikan pada pertukaran emas adalah ashl (dasar) yaitu sesuatu yang terdapat dalam
dengan emas dan perak dengan perak. Pertukaran nash dan menjadi ukuran dalam penetapan hukum.
mata uang kripto dapat ditukarkan dengan mata uang Kedua adalah far’un (cabang) adalah sesuatu yang
lain seperti dolar dan rupiah, dalam ilmu fiqih tidak terseurat dalam nash dan penetapan hukumnya
pertukaran mata uang ini disebut dengan sharf. disesuaikan kepada ashl, ketiga hukmul al-ashl
Imam Ibn Taymiyah dalam Majmu’ Fatawa (hukum dasar), yaitu hukum dasar yang tersurat dalam
menerangkan bahwa uang merupakan suatu benda nash yang akan dirujuk hukumnya untuk far’un, dan
yang telah disepakati para pengguna untuk dijadikan yang keempat adalah illat (motif hukum) merupakan
alat tukar, walaupun dari sebongkah batu atau keadaan tertentu yang digunakan sebagai dasar
sepotong kayu. Artinya, penggunaan mata uang kripto penggambilan hukum ashl (Mufid, 2018). Dalam
hingga titik ini dibolehkan, akan tetapi imam Al- penetapan hukum cryptocurrency, dapat diqiyaskan
Gazali mensyaratkan penggunaan mata uang harus dengan hadits Imam Malik.
dikeluarkan dan diedarkan oleh otoritas dari
pemerintahan serta pemerintah telah menyatakan uang
tersebut adalah alat transaksi pembayaran yang sah

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1687
‫ول‬
َ ‫َن َر ُس‬ َّ ‫اّللِ بْ ِن عُ َمَر أ‬
َّ ‫ َع ْن َعْب ِد‬، ‫ك َع ْن ََنفِ ٍع‬ ٍ ِ‫ َعن مال‬، ‫ح َّدثَِِن ََْيَي‬
َْ َ َ
positif hingga dalam pandangan syariah Islam menjadi
fenomena tersendiri. Voltase fluktuatif harga dan
ِ
‫ َوَكا َن بَْي ًعا‬، ‫اْلَبَ لَة‬ ِ
ْ ‫ ََنَى َع ْن بَْي ِع َحبَ ِل‬: ‫اّللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
َّ ‫صلَّى‬ ِ
َ ‫اّلل‬ َّ ketidakpastian dari mata uang ini yang menjadikan
، ُ‫اْلَُز َور إِ ََل أَ ْن تُْن تَ َج النَّاقَة‬ َّ ‫ َكا َن‬، ‫اهلِيَّ ِة‬
ِ ‫اْل‬ perdebatan.
ْ ُ‫الر ُج ُل يَْب تَاع‬ َْ ‫يَتَ بَايَعُهُ أ َْه ُل‬ Pada dasarnya, syariah Islam memandang
‫ُُثَّ تُْن تَ َج الَِِّت ِِف بَطْنِ َها‬ bahwa segala sesuatu adalah boleh dalam aspek
muamalah, hingga terdapat dalil-dalil yang
“Yahya bercerita kepadaku, dari Malik, dari melarangnya. Para pengguna mata uang kripto di
Nafi’, dari Abdullah ibn Umar bahwa Rasulullah seluruh dunia tidak terbilang sedikit, ini menunjukan
shallallahu ‘alaihi wasallam melarang jual beli hablu bahwa mata uang ini telah diakui oleh masyarakat,
al-hablah. Jual beli ini merupakan praktik jual-beli terkhusus oleh para penggunanya, maka dapat
masyarakat Jahiliyah, dimana seseorang menjual dikatakan bahwa penggunaan mata uang kripto untuk
unta yang akan dilahirkan oleh janin, namun janin itu bertransaksi adalah dibolehkan secara urf, namun
masih ada dalam perut induknya” (al-Muwatha, dibalik kelebihan mata uang kripto ini, tidak bisa
1359). dipandang dari sudut ontologis keberadaanya secara
Hadits diatas menjelaskan larangan jual beli urf saja, namun harus dipandang menyeluruh dari
hablu al-habla, adalah menjual janin unta yang masih banyak aspek.
dalam kandungan induknya. Larangan jual beli ini Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa nilai
dikarenakan jahalah (tidak diketahui) sifat dan mata uang kripto sendiri yang perubahanya sangat
karakternya. Unsur jahalah tersebut mengakibatkan cepat dan fluktuasi yang tinggi, sehingga berdampak
timbulnya unsur gharar dan mysir yang berakibat pada pada kekhawatiran akan terjadinya bubble economic
spekualitf (untung-untungan). dikarenakan spekulasi para penggunanya, disamping
Transaksi cryptocurrency dapat dianalogikan itu mata uang kripto mengandung unsur jahalah
dengan transaksi hablu al-habla dengan ashl-nya jual (ketidak jelasan) dan digunakan sebagai trading yang
beli hablu al-habla. Far’un-nya yaitu jual beli mata memuat unsur maysir dan jatuh pada praktik ribawi,
uang kripto. Hukmul alshl-nya adalah haram jual-beli dimana para trader membeli saat harga rendah dengan
hablu al-habla. Illat atau motif hukumnya adalah harapan dapat dijual disaat harga naik tinggi. Dapat
mempunyai kesamaan akan transaski yang tidak jelas dikatakan mata uang kripto ini hanya digunakan
(jahalah), baik dari sisi kuantitas atau kualitasnya. sebgai alat spekulasi, bukan murni investasi.
Beberapa aspek kemafsadatan dari penggunaan
d. Sadd-adzariah mata uang kripto ini antara lain rentan terhadap risiko
Kata sad memiliki arti menutup sesuatu yang penggelembungan ekonomi (bubble economic),
rusak, cacat, atau berlubang”, sedangkan adzariah sehingga berdampak merugikan masyarakat luas.
berarti “menutup jalan ke suatu tujuan”. Imam al- Selain itu mata uang kripto tidak diterbitkan oleh
Syaitibi mengartikan adzariah yaitu melakukan otoritas pemerintahan pusat, dan tidak ada
sesuatu yang awalnya mengandung kemaslahatan pengawasan atau monitoring dari pemerintah pusat,
namun bertujuan pada suatu kerusakan. Ibn Qayyim sehingga dapat memunculkan kemudharatan yang
al-Jauziyah menambahkan adzariah tidak terbatas besar, baik untuk pencucuian uang, tindak pidana
pada sesuatu yang dilarang (sadd adzariah), akan teroris dan lain sebagainya.
tetapi bisa juga pada sesuatu yang dianjurkan (fath Dengan demikian, jika dilihat dari metode
adzariah) (Al-Jawzi, 1996). Dari penjelasan tersebut adzariah, pengguanaan mata uang kripto ini
dapat diambil kesimpulan bahwa sadd adzariah adalah mengandung sesuatu yang akan berdampak mada
suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang kemafsadatan yang lebih besar (sad adzariah). Dalam
mengandung kemaslahatan, namun berujung pada kaidah fiqih dijelaskan bahwa
‫صالِ ِح‬ ِِ
kemudharatan atau kerusakan.
Imam al-Syaitibi berpandangan bahwa
ِ ْ‫َّم َعلَى َجل‬
َ ‫ب الْ َم‬ ٌ ‫َد ْرءُ الْ َم َفاسد ُم َقد‬
setidaknya ada tiga tolak ukur dalam sadd adzariah “Menolak kemafsadatan lebih diutamakan
dalam melihat perbuatan tersebut menjadi terlarang. daripada mewujudkan kemaslahatan”.
Pertama, perbuatan yang awalnya boleh dilakukan
tersebut mengandung kemafsadatan. Kedua, tingkat 4. KESIMPULAN
kemafsadatan lebih besar daripada kemaslahatan. Keberadaan cryptocurrency sebagai inovasi dan
ketiga, perbuatan yang dibolehkan lebih banyak perkembangan teknologi yang menggunakan sistem
mengandung unsur kemafsadatannya (Asy-Syaitibi, blockchain memberikan banyak dampak positif
n.d.). seperti kemudahan dan kecepatan dalam melakukan
Mata uang kripto dari awal kemunculannya transaksi, lebih murah dan lebih terjaga kerahasiannya
hingga sekarang, masih menjadi perhatian di kalangan serta dapat digunakan dalam lintas negara dan lintas
masyarakat di berbagai dunia, pro maupun kontra benua.
terkait legalitas penggunaanya, baik dari hukum
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(03), 2021, 1688
Ajaran agama Islam dalam bahasan aspek Firmansyah, & Dacholfany, M. I. (2018). Uang
muamalah mengenal kaidah fiqih “pada dasarnya Elektronik dalam Perspektif Ekonomi Islam. CV
setiap aktivitas muamalah itu dibolehkan sampai ada IQRA.
dalil yang melarangnya”. Pada dasarnya eksistensi Hamin, D. I. (2020). Crypto Currensi dan Pandangan
cryptocurrency sebagai mata uang virtual itu Legalitas Menurut Islam: Sebuah Literatur
dibolehkan, karena sudah diakui oleh berbagai Review. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis,
masyarakat, namun demikian harus dilihat legalitas 3(2), 127–139.
dan pengakuan oleh pemerintah sebagai hak dan Hasan, A. (2001). Analogical Reasoning in Islamic
kewajiban pemerintah. Termasuk dalam penerbitan Yurisprudence, Edisi Bahasa Indonesia, Qiyas
mata uang tersebut, hal ini untuk menghindari Penalaran Analogis dalam Hukum Islam (1st
kemungkinan kemafsadatan yang dapat terjadi. ed.). Pustaka.
Pada praktiknya, saat ini transaksi Mansur, A. (2009). Konsep Uang dalam Perspektif
cryptocurrency lebih banyak digunakan sebagai Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional. Al-
spekulasi yang mengakibatkan unsur gharar dan Qanun, 12(1), 78.
maysir yang termasuk dalam bentuk batil atau unsur Mufid, M. (2018). Ushul Fiqih Ekonomi dan
yang dilarang dalam prinsip ajaran Islam. Transaksi Keuangan Kontemporer dari Teori ke Aplikasi
mata uang kripto diqiyaskan pada jual beli (hablu al (Kedua). Prenada Media.
habla) jual beli janin unta dalam kandungan Mulyanto, F. (2015). Pemanfaatan Cryptocurrency
Penggunaan cryptocurrency sebagai instrument sebagai Penerapan Mata Uang Rupiah ke dalam
investasi mengandung spekulasi tinggi yang bersifat Bentuk Digital Menggunakan Teknologi
untung-untungan. Bitcoin. Indonesian Journal on Networking and
Penggunaan mata uang kripto juga dapat dilihat Security, 4(4).
dengan motode sad adzariah, dengan ketidak jelasan Nurhisam, L. (2017). Bitcoin dalam Kacamata Hukum
dan mengandung unsur gharar dan maysir, terlebih Islam. Ar-Raniry International Journal, 4(1),
tidak jelasnya legalitas dari pemerintah terkati dengan 165–186.
penggunaan cryptocurrency ini, maka akan Satoshi, N. (2016). a peerto- peer electronic cash
menimbulkan dampak negative yang lebih besar system. Retrieved from Www.Bitcoin.Org:
seperti penyelewengan dan penggunaan dana untuk Satoshi Nakamoto Satoshin @
kejahatan seperti terorisme dan pencucian uang. Oleh Gmx.Com.Www.Bitcoin.Org.
karena itu pencegahan kemudharatan atau Saujana, P. (2020). Bitcoin Habis Ditambang? Ini
kemafsadatan lebih diutamakan dibanding dengan Kelak yang Terjadi. Blockchainmedia.Id.
kebermanfaatannya. https://blockchainmedia.id/bitcoin-habis-
ditambang-ini-kelak-yang-terjadi/
5. REFERENSI Siswantoro, D., Handika, R., & Mita, A. F. (2020).
Al-Asfahani. (2012). Al-Mufradat fi Gharib Al- The requirements of cryptocurrency for money,
Quran. Dar ibn Jauzy. an Islamic view. Heliyon.
Al-Ghazali. (1993). al-Mustasfa fi Ilmi al-Ushul. Dar https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.heliyon.
al-Kutub al-’ilmiah. 2020.e03235
Al-Jawzi, I. al-Q. (1996). A’lam al-Muwaqi’in (Juz Tejosusilo, E. O. (2019). Apa Yang Dimaksud Dengan
II). Dar al-Kutub al-’ilmiah. Cryptocurrency (Mata Uang Digital)?
Asy-Syaitibi, I. I. (n.d.). Al-Muwafaqat fi ushul al- Finansialku.
Syariah (Juz II). Dar al-Marifah. The Law Library if Congress. (2018). Regulation of
Azizah, A. S. N. (2020). Fenomena Cryptocurrency Cryptocurrency Around the World. The Law
dalam Prespektif Hukum Islam. Shaoutuna: Library of Congress.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Wijaya, D. A. (2018). Bitcoin Mining dan
Madzhab, 1(1), 62–80. Cryptocurrency Lainnya. Jassacom.
Cukier, K. (2018). The meaning of the blockchain. Zuhaly, W. (1998). Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa
The Economist. al-Syariah wa al-Manhaj. Dar al-Fikri.
Fatarib, H., & Meirison. (2020). Cryptocurrency And
Digital Money In Islam: Is It Legal? Yurisdiksi:
Jurnal Hukum Dan Syariah, 11(2).

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534

You might also like